• Tidak ada hasil yang ditemukan

REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

I. TUJUAN PERCOBAAN

1. Memahami reaksi identifikasi untuk kation dan anion. 2. Memahami prinsip kisetimbangan senyawa sukar larut.

II. DASAR TEORI

Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komponen-komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif, sedangkan langkah estimasinya adalah langkah kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dikatakan lebih sederhana, sedangkan analisis kuantitatif agak lebih rumit. Analisis kualitatif bertujuan mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran-campuran

zat, atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusunnya bergabung antara yang satu dengan yang lain. Sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan banyaknya penyusun-penyusun suatu zat atau persenyawaan.

Biasanya identifikasi zat dilakukan dengan penambahan zat lain yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi perubahan (reaksi kimia). Zat yang susunannya telah diketahui dan yang menyebabkan terjadinya reaksi disebut pereaksi (reagen).

Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Cara kering biasanya digunakan pada zat padat, sedangkan cara basah digunakan pada zat cair (larutan) yang kebanyakan menggunakan pelarut air. Cara kering hanya menyediakan informasi yang diperlukan dan informasi tersebut bersifat jangka pendek. Sedangkan cara basah dapat digunakan untuk analisis makro, semimakro, dan mikro sehingga banyak keuntungan yang didapat, misalnya reaksi terjadi dengan cepat dan mudah dikerjakan. Perubahan yang terjadi pada cara basah adalah terjadinya endapan, perubahan warna larutan, dan timbulnya gas.

Penambahan suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis ke dalam larutan jenuh suatu garam akan menurunkan kelarutan garam tersebut karena konsentrasi ion bertambah dan kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan garamnya.

Untuk mempermudah dalam reaksi identifikasi kation-anion, maka digunakan metode analisis kualitatif sistematik.metode ini merupakan pengklasifikasian

(2)

Penggolongan kation-kation ini didasarkan pada produk hasil reaksi dengan suatu reagensia. Reagen yang umum digunakan adalah HCl, H2S, (NH4)2S, (NH4)2CO3. Kation biasanya bereaksi dengan reagen tertentu yang ditandai dengan terbentuknya endapan atau tdak. Jadi, bisa dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut. Klasifikasi sebagai berikut

a. Golongan I

Kation golongan ini membentuk endapan-endapan dengan asam klorida encer. Kation pada golongan ini adalah timbal (Pb), merkuri (Hg+) dan perak (Ag).

b. Golongan II

Kation golongan II akan memberikan endapan jika direaksikan dengan hidrogen sulfida, dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan II masih dibedakan menjadi:

o Kation yang dapat larut dalam polisulfida, yaitu: timah (III), arsenik (III), arsenik (V), timah (II), stibium (III), stibium (V), dan timah (IV).

o Kation yang tidak dapat larut dalam polisulfida, yaitu: bismuth, tembaga, merkuri (Hg2+), dan kadmium (Cd2+).

c. Golongan III

Kation golongan III akan membentuk endapan jika direaksikan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral/amoniak. Kation golongan III tidak dapat bereaksi dengan H2S atau HCl encer. Kation golongan III adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), kromium (III), alumunium, seng dan mangan.

d. Golongan IV

Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium dan barium.

e. Golongan V

Kation golongan V tidak bereaksi dengan reagen golongan I, II, III, dan IV. Kation yang termasuk dalam golongan ini adalah magnesium, natrium, kalium, ammonium, litium, dan hidrogen.

(3)

Hasil kali kelarutan (Ksp)

Telah diketahui bahwa untuk elektrolit-elektrolit biner yang sukar larut (M < 10 -3) maka pada suhu tetap hasil kali konsentrasi ion-ionnya adalah tetap. Hasil kali ion-ion

inilah yang disebut hasil kali kelarutan.

Dalam larutan jenuh, suatu elektrolit biner sukar larut mengandung kelebihan zat

padatnya sehingga terjadi kesetimbangan : A+B- A+ + B

(4)
(5)
(6)

IV. PROSEDUR KERJA

+ Na2CO3 (aq) endapan putih Hg2CO3

+ Na2S (aq) mula-mula terbentuk end. putih, kuning, coklat dan akhirnya hitam

endapan kuning

(7)

7. Alumunium (Al3+)

+ NH3 (aq) Al(OH)3 berupa koloid

setelah dipanaskan, terbentuk

end. hijau dari garam basa yang larut dalam pereaksi berlebih end. hijau Ni(OH)2

+ Na2CO3 (aq)

+ NaOH (aq) end. biru dari garam basa Co(OH)2

end. merah dari garam basa

+ Na2SO4 (aq)

+ KOH (aq) end. putih Zn(OH)2 yang larut dalam pereaksi berlebih

end. tersier zink sulfat yang larut dalam amonia & asam

(8)

13. Barium (Ba2+)

+ PbCl2 (aq) end. putih yang tidak larut dalam HNO3 encer

+ AgNO3 (aq) endapan

larut

tak larut + H2SO4 encer

+ K2CrO4 (aq) end. kuning BaCrO4

end. putih BaSO4

+ (NH4)2CO3 (aq)

+ NaOH (aq) end. putih Mg(OH)2

end. putih dari garam basa

+ Hg2(NO3)2 (aq) terbentuk HBr dan Br2

uap kuning

+ AgNO3 (aq)

+ H2SO4 pekat terbentuk I2

(9)

6. Tiosianat (CNS-)

+ FeCl3 larutan coklat end. ferri asetat + FeCl3 (aq)

+ AgNO3 (aq) end. putih AgCNS

larutan merah Fe(CNS)3

+ HCl encer

+ AgNO3 (aq) end. hitam Ag2S

H2S (g)

+ AgNO3 (aq) end. putih Ag2C2O4

(10)

13. Tiosulfat (S2O32-)

14. Sulfat (SO42-)

V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Tabel hasil percobaan

No Ion Reaktan Hasil pengamatan

1 Hg22+ Na2CO3 Warna agak keruh, tidak terbentuk endapan. NaOH Tidak terbentuk endapan, larutan jernih.

2 Pb2+

HCl Larutan bening, ada endapan putih.

KI

Larutan kuning, ada endapan kuning-mengkilat. Saat dipanaskan larutan menjadi bening sedangkan endapan tidak berubah.

3 Hg2+ Na2S Terbentuk endapan putih, lalu kuning. NaOH Terbentuk endapan kuning agak orange.

4 Cu2+

KOH

Larutan berubah dari biru muda menjadi biru tua (cepat) dengan endapan biru. Saat dipanaskan endapan menjadi hitam.

KI Larutan berubah dari biru muda menjadi kuning pucat dengan endapan putih (cepat).

5 Cd2+

(NH4)2CO3 Setelah ditambah (NH4)2CO3 dan dipanaskan, terbentuk endapan putih.

NaOH Setelah ditambah NaOH dan dipanaskan, terbentuk endapan putih-kuning.

6 Sn2+ KOH Larutan tetap bening, tidak ada endapan. NH3 + Na2CO3 Larutan tetap bening, tidak ada endapan.

7 Al3+

NH3 Tidak terbentuk koloid, larutan jernih.

CH3COONa Setelah ditambah CH3COONa dan dipanaskan, terbentuk endapan putih.

8 Mn2+ KOH + udara Endapan putih menjadi berwarna coklat. Na2CO3 Terbentuk endapan putih.

9 Ni2+

NaOH Larutan berubah dari hijau muda menjadi hijau keruh dengan endapan hijau-putih.

(NH4)2CO3 Larutan berubah dari hijau muda menjadi hijau Larutan Na2SO4

Larutan Na2S2O3

+ BaCl2 end. putih BaSO4 + AgNO3 (aq)

+ H2SO4 (aq) end. sulfur + gas berbau rangsang

(11)

keruh dengan endapan hijau-putih (lebih keruh).

10 Co2+ NaOH Larutan berwarna biru, terbentuk endapan biru. Na2CO3 Larutan berwarna merah muda.

11 Zn2+ KOH

(NH4)2C2O4 Tidak ada endapan, larutan jernih.

13 Ba2+

K2CrO4 Larutan berubah dari bening menjadi agak keruh dengan endapan agak kuning.

H2SO4 encer Larutan berubah dari bening menjadi agak keruh dengan endapan putih.

14 Mg2+ NaOH Endapan putih.

(NH4)2CO3 Tidak terbentuk endapan.

15 Cl

-AgNO3 Terbentuk endapan berwarna putih. Saat ditambah amonia, endapan larut.

Hg2(NO3)2 Larutan berubah dari bening menjadi putih agak keruh. Ada sedikit endapan.

16 Br- H2SO4 pekat Setelah dipanaskan larutan berwarna coklat jernih dan muncul uap kuning.

17 I- H2SO4 pekat

Larutan berubah dari sedikit coklat bening menjadi coklat. Ada endapan coklat. Tabung reaksi terasa panas.

AgNO3 Terbentuk endapan putih-kuning.

18 Fe(CN6)4- PbCl2 Endapan putih dan tidak larut dalam HNO3. Larutannya berwarna kuning.

19 Fe(CN6)3- AgNO3 Tetap bening. Saat ditambah HNO3 tetap bening.

20 CNS- AgNO3 Endapan putih.

FeCl3 Larutan berwarna merah. 21 NO2

-Garam fero + H2SO4 encer

Saat ditambah garam fero, larutan menjadi kuning. Saat ditambah H2SO4 encer larutan berwarna lebih kuning. Setelah dipanaskan timbul gelembung gas. Saat ditambah garam fero lagi tidak terjadi perubahan.

22 S2- AgNO3 Endapan hitam yang larut dalam HNO3 panas. HCl encer Tidak timbul gas H2S

23 CH3COO

-FeCl3 Setelah ditambah FeCl3 larutan berwarna coklat setelah dipanaskan terbentuk endapan.

24 CO32- H2SO4 encer Tidak timbul gas, larutan jernih.

BaCl2 Endapan putih yang larut dalam HCl encer.

(12)

Terbentuk endapan putih yang larut dalam NH3.

BaCl2

Larutan berubah dari bening menjadi keruh (walau lebih keruh larutan dengan AgNO3). Terbentuk endapan putih.

26 PO43- KO3 Larutan keruh.

FeCl3 Larutan berwarna kuning.

27 S2O3

2-H2SO4 encer Larutan menjadi putih keruh dan terbentuk endapan putih.

AgNO3 Terbentuk endapan putih yang berubah warna menjadi kuning, kemudian coklat hitam.

28 SO42- BaCl2 Terbentuk endapan putih.

Pembahasan

Identifikasi kation 1. Merkuro (Hg22+)

Menurut teori, setelah direaksikan dengan larutan alkali karbonat (Na2CO3), akan terbentuk endapan putih merkuro karbonat. Dari hasil percobaan didapat larutan berubah menjadi agak keruh walau tidak terbentuk endapan. Reaksi yang terjadi adalah :

Hg2(NO3)2 (aq) + Na2CO3 (aq) Hg2CO3 ( ) + 2NaNO3 (aq)

Jika larutan Hg2(NO3)2 direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan hitam. Dari hasil percobaan tidak terjadi perubahan yang teramati. Larutan tetap jernih serta tidak ada endapan yang terbentuk. Hal ini dimungkinkan karena penambahan NaOH yang berlebih. Reaksi yang mungkin terjadi adalah :

Hg2+2 (aq) + 2 OH- (aq) Hg2O ( ) + H2O (l) 2. Timbal (Pb2+)

Jika ion Pb2+ direaksikan dengan larutan HCl, akan terbentuk endapan yang berwarna putih. Dari hasil percobaan didapati endapan berwarna putih dengan larutan yang tidak

berwarna/ bening. Endapan ini dapat terbentuk karena larutan sudah lewat jenuh, konsentrasi ion-ion PbCl2 sudah melebihi harga Ksp-nya (Ksp PbCl2 = 2,4 x 10-9). Reaksi yang terjadi adalah :

Pb(NO3)2 (aq) + 2HCl (aq) PbCl2 (s) + 2HNO3 (aq)

Jika ion Pb2+ direaksikan dengan larutan KI, akan terbentuk endapan kuning PbI2. Dari hasil percobaan didapati endapan kuning mengkilat dengan larutan yang berwarna kuning. Setelah dipanaskan, larutan berubah menjadi jernih sedangkan endapan tidak berubah sama sekali. Larutan menjadi jernih karena PbI2 yang berupa koloid dalam larutan larut kembali. Reaksi yang terjadi adalah :

(13)

3. Merkuri (Hg2+)

Jika ion Hg2+ direaksikan dengan larutan Na2S, akan terbentuk endapan putih yang kemudian berubah menjadi kuning lalu coklat dan akhirnya hitam. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang berubah menjadi kuning. Reaksi yang terjadi adalah :

HgCl2 (aq) + Na2S (aq) HgS (s) + 2NaCl (aq)

Jika ion Hg2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan kuning Hg(OH)2. Dari hasil percobaan, didapati endapan kuning-orange. Reaksi yang terjadi adalah :

HgCl2 (aq) + 2NaOH (aq) HgO (s) + 2NaCl (aq) + H2O (l) 4. Kupri (Cu2+)

Jika ion Cu2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan biru Cu(OH)2 yang jika dipanasi berubah menjadi hitam (CuO). Dari hasil percobaan, didapati endapan biru yang berubah menjadi hitam saat dipanaskan. Reaksi yang terjadi adalah :

CuSO4 (aq) + 2KOH (aq) Cu(OH)2 (s) + K2SO4 (aq) Cu(OH)2 (s) dipanaskan CuO (s) + H2O (l)

Jika ion Cu2+ direaksikan dengan larutan KI, akan terbentuk endapan putih CuI2 dengan warna larutan agak kuning dikarenakan ada I2 yang dibebaskan. Dari hasil percobaan

didapati warna larutan berubah dari biru muda menjadi kuning pucat dengan endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :

CuSO4 (aq) + 2KI (aq) CuI2 (s) + K2SO4 (aq) 2CuI2 (s) 2CuI (s) + I2 (g) atau

2CuSO4 (aq) + 4KI (aq) 2CuI (s) + 2K2SO4 (aq) + I2 (g) 5. Kadmium (Cd2+)

Jika ion Cd2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan putih basa karbonat yang tidak larut dalam (NH4)2CO3 berlebih. Agar diperoleh endapan sempurna, saat proses reaksi dilakukuan, larutan dipanaskan. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :

CdI2 + (NH4)2CO3 CdCO3 ( ) + 2NH4I

Jika ion Cd2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan putih Cd(OH)2. Dari hasil percobaan didapati endapan putih-kuning. Reaksi yang terjadi adalah :

(14)

Jika ion Sn2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih Sn(OH)2 yang larut dalam KOH berlebih. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat teramati. Ini dimungkinkan karena penggunaan KOH yang berlebih. Reaksi yang mungkin terjadi adalah :

Sn2+ (aq) + 2OH- (aq) Sn(OH)2 (s) Sn(OH)2 (s) + 2OH- (aq) [Sn(OH)4]

2-Jika ion Sn2+ direaksikan dengan larutan NH3 ditambah Na2CO3, akan terbentuk endapan putih Sn(OH)2 yang tidak larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat teramati. Reaksi yang mungkin terjadi :

Sn2+ + CO32- + NH3 + H2O Sn(OH)2 ( ) + (NH4)2CO3 7. Alumunium (Al3+)

Jika ion Al3+ direaksikan dengan larutan NH3, akan terbentuk Al(OH)3 yang berupa koloid. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat teramati. Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya konsentrasi reagen atau pH yang kurang mendukung. Larutan tetap jernih seperti semula. Reaksi yang mungkin terjadi adalah :

Al3+ + 3NH3 + 3H2O Al(OH)3 + 3 NH4+

Jika ion Al3+ direaksikan dengan larutan NaCH3COO dan dipanaskan, akan terbentuk

endapan putih. Dari hasil percobaan didapati adanya endapan putih. Reaksi yang mungkin terjadi adalah :

Al3+ + 3CH3COO- + 2H2O Al(OH)2COO ( ) + 2CH3COOH 8. Mangan (Mn2+)

Jika ion Mn2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih Mn(OH)2 yang karena pengaruh udara berubah menjadi coklat. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang kemudian berubah menjadi coklat. Reaksi yang terjadi adalah :

Mn2+ + 2OH- Mn(OH)2 ( ) saat kontak dengan udara terjadi reaksi :

Mn(OH)2 ( ) + O2 + H2O MnO(OH)2 ( ) + 2OH

-Jika ion Mn2+ direaksikan dengan larutan Na2CO3, akan terbentuk endapan putih MnCO3. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :

Mn2+ + CO32- MnCO3 ( ) 9. Nikel (Ni2+)

Jika ion Ni2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan hijau Ni(OH)2. Dari hasil percobaan didapati endapan hijau-putih. Reaksi yang terjadi adalah :

(15)

Jika ion Ni2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan hijau dari garam basa yang larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan didapati endapan hijau-putih. Reaksi yang terjadi adalah :

Ni2+ + CO32- NiCO3 ( ) 10. Kobalt (Co2+)

Jika ion Co2+ direaksikan dengan larutan NaOH dalam keadaan dingin, akan terbentuk endapan biru dari garam basa. Jika dipanasi akan terbentuk kobalt hidroksida.Dari hasil percobaan didapati endapan biru. Reaksi yang terjadi adalah :

Co2+ + OH- + NO3- Co(OH)NO3 ( )

Dalam reagen berlebih dan dipanaskan akan tombul endapan merah jambu. Reaksi : Co(OH)NO3 ( ) + OH- Co(OH)2 ( ) + NO3

-Jika ion Co2+ direaksikan dengan larutan Na2CO3, akan terbentuk endapan merah dari garam basa. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna merah muda dan tidak ada endapan. Hal ini mungkin dikarenakan konsentrasi reagen yang kurang karena warna larutan sudah berwarna merah muda yang mengindikasikan hasil kali ion-ionnya sudah lebih besar daripada harga Ksp-nya.

Reaksi yang mungkin terjadi :

Co2+ + CO32- CoCO3 ( ) 11. Seng (Zn2+)

Jika ion Zn2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih Zn(OH)2 yang larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan didapati larutan berubah dari bening menjadi agak keruh dengan sedikit endapan. Hal ini mungkin dikarenakan konsentrasi reagen yang kurang karena warna larutan sudah berwarna agak keruh yang mengindikasikan hasil kali ion-ionnya sudah lebih besar daripada harga Ksp-nya atau reagen yang berlebih sehingga endapan yang terbentuk larut kembali. Reaksi yang mungkin terjadi :

Zn2+ + 2OH- Zn(OH)2 ( ) Dalam reagen berlebih terjadi reaksi :

Zn(OH)2 ( ) + 2OH- [Zn(OH)4]

2-Jika ion Zn2+ direaksikan dengan larutan Na2SO4, akan terbentuk endapan tersier zink sulfat yang larut dalam amonia dan asam. Dari hasil percobaan didapati larutan tetap bening. Tidak ada perubahan yang dapat teramati. Ini mungkin dikarenakan kurangnya konsentrasi reagen atau kesalahan dalam percobaan. Reaksi yang mungkin terjadi adalah

(16)

12. Kalsium (Ca2+)

Jika ion Ca2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan CaCO3 yang jika dipanasi akan menjadi kristalin. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Setelah dipanaskan tidak terbentuk kristal. Ini mungkin dikarenakan pemanasan yang dilakukan kurang. Reaksi yang terjadi :

Ca2+ + SO32- CaCO3 ( )

Jika ion Ca2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2C2O4, dalam larutan yang dibuat alkalis akan terbentuk endapan CaC2O4. Dari hasil percobaan didapati larutan tetap jernih dan tidak ada endapan yang terbentuk. Ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan atau zat yang digunakan sudah tidak valid lagi. Reaksi yang mungkin terjadi :

Ca2+ + C2O42- CaC2O4 ( ) 13. Barium (Ba2+)

Jika ion Ba2+ direaksikan dengan larutan K2CrO4, akan terbentuk endapan kuning BaCrO4. Dari hasil percobaan didapati endapan kuning. Reaksi yang terjadi adalah :

Ba2+ + CrO42- BaCrO4 ( )

Jika ion Ba2+ direaksikan dengan larutan H2SO4 encer, akan terbentuk endapan putih BaSO4. Dari hasil percobaan didapati endapan putih.

Ba2+ + SO42- BaSO4 ( ) 14. Magnesium (Mg2+)

Jika ion Mg2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan putih Mg(OH)2. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :

Mg2+ + 2OH- Mg(OH)2 ( )

Jika ion Mg2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan putih dari garam basa. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat diamati. Hal ini mungkin dikarenakan terjadi kesetimbangan sehingga tidak terbentuk endapan. Reaksi yang mungkin terjadi :

5Mg2+ + 6 CO32- + 7 H2O 4 MgCO3.Mg(OH)2.5H2O ( ) + 2 HCO3 -Karena adanya garam-garam amonium, tidak terjadi pengendapan karena terbentuk kesetimbangan. Reaksi kesetimbangannya :

NH4+ + CO32- NH3 + HCO3 -Reaksi identifikasi anion

(17)

Jika ion Cl- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih AgCl yang larut dalam NH3. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Setelah ditambah NH3, endapan larut. Reaksi yang terjadi adalah :

Ag+ + Cl- AgCl ( )

Jika ion Cl- direaksikan dengan larutan Hg2(NO3)2, akan terbentuk endapan putih Hg2Cl2. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna putih keruh dengan sedikit endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :

Hg22+ + 2Cl- Hg2Cl2 ( ) 2. Bromida (Br-)

Jika ion Br- direaksikan dengan larutan H2SO4 pekat, akan terbentuk HBr dan Br2 sehingga larutan berwarna coklat. Setelah dipanasi akan muncul uap kuning-coklat. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna coklat jernih dan muncul uap kuning. Reaksi yang terjadi adalah :

NaBr + H2SO4 HBr + Na+ + HSO4- (larutan coklat)

2NaBr + 2H2SO4 dipanaskan Br2 ( ) + SO2 ( ) + SO42- + 2Na+ + 2H2O

3. Yodida (I-)

Jika ion I- direaksikan dengan larutan H2SO4 pekat dingin, yodium dan yodida akan terbebaskan. Dari hasil percobaan didapati larutan berubah dari sedikit coklat menjadi coklat dan ada endapan coklat yang terbentuk. Tabung reaksi terasa panas. Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks :

2 I- + 2H2SO4 I2 ( ) + SO42- + 2H2O

Jika ion I- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan kuning AgI. Ksp AgI = 0,9 x 10-16. Dari hasil percobaan didapati endapan putih-kuning. Reaksi yang terjadi adalah :

I- + AgNO3 AgI ( ) 4. Ferrosianida ([Fe(CN)6]4-)

Jika ion [Fe(CN)6]4- direaksikan dengan larutan PbCl2, akan terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam HNO3 encer. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Setelah ditambah HNO3 encer, endapan tidak larut. Reaksi yang terjadi adalah :

(18)

3-Jika ion [Fe(CN)6]3- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan yang larut dalam NH3 tetapi tidak larut dalam HNO3. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat diamati. Larutan tetap bening seperti semula. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan atau zat yang digunakan sudah tidak valid. Reaksi yang mungkin terjadi :

[Fe(CN)6]3- + AgNO3 Ag3[Fe(CN)6] ( )

Pada saat penambahan NH3, endapan larut menjadi ion-ion. Reaksinya : Ag3[Fe(CN)6] ( ) + NH3 Ag3[Fe(CN)6]+ + Ag3[Fe(CN)6]3+ 6. Tiosianat (CNS-)

Jika ion CNS- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih AgCNS. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :

CNS- + Ag+ AgCNS ( )

Jika ion CNS- direaksikan dengan larutan FeCl3, akan terbentuk larutan merah Fe(CNS)3. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna merah. Reaksi yang terjadi :

3 CNS- + Fe3+ Fe(CNS)3 (larutan merah) 7. Nitrit (NO2-)

Jika ion NO2- direaksikan dengan larutan garam fero ditambah H2SO4 encer, akan timbul

gas NO yang larut dalam air pada suhu dingin. Jika gas NO ini direaksikan dengan garam fero, akan terbentuk warna coklat. Dari hasil percobaan setelah larutan dipanaskan timbul gelembung gas. Saat ditambah garam fero lagi larutan tetap seperti semula. Ini mungkin disebabkan gas NO yang akan bereaksi dengan garam fero sudah tidak ada (telah dilepaskan) sehingga warna larutan tetap seperti semula. Reaksi yang terjadi adalah :

NO2- + H+ HNO2

3 HNO2 HNO3 + H2O + NO

Saat ditambah garam fero (misal FeSO4) terjadi reaksi : NO + FeSO4 [Fe,NO]SO4

8. Sulfida (S2-)

Jika ion S2- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan hitam Ag2S yang larut dalam HNO3 panas. Dari hasil percobaan didapati endapan hitam yang larut dalam HNO3 panas. Reaksi yang terjadi adalah :

S2- + 2Ag+ Ag2S ( )

(19)

Jika ion S2- direaksikan dengan larutan HCl encer, akan terbentuk gas H2S yang dapat menghitamkan kertas saring yang ditetesi Pb(COO)2. Dari hasil percobaan tidak ada gas yang timbul/ teramati. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan atau zat yang tidak valid lagi. Reaksi yang mungkin terjadi :

S2- + 2H+ H2S (bau khas) Reaksi dengan ion Pb :

H2S + 2Pb2+ PbS + H2 (bau khas) 9. Asetat (CH3COO-)

Jika ion CH3COO- direaksikan dengan larutan FeCl3 encer, akan terbentuk larutan berwarna coklat. Jika dipanaskan akan terbentuk endapan. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna agak coklat. Setelah larutan ini dipanaskan, terbentuk endapan.

3 CH3COO- + Fe3+ Fe(CH3COO)3 Saat dipanaskan terjadi reaksi :

Fe(CH3COO)3 + 2H2O Fe(OH)2. CH3COO ( ) + 2 CH3COOH (Vogel, 1953) 10. Karbonat (CO32-)

Jika ion CO32- direaksikan dengan larutan H2SO4 encer, akan terbentuk gas. Dari hasil

percobaan tidak ada gas yang timbul dan warna larutan tetap jernih. Ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan karena gas yang timbul adalah gas CO2 yang tidak berbau sehingga susah dideteksi. Reaksi yang terjadi adalah :

CO32- + 2H+ CO2 ( ) + H2O

Jika ion CO32- direaksikan dengan larutan BaCl2, akan terbentuk endapan putih BaCO3 yang larut dalam HCl encer. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang larut dalam HCl encer. Reaksi yang terjadi adalah :

CO32- + Ba2+ BaCO3 ( ) Saat ditambah dengan HCl :

BaCO3 ( ) + 2HCl BaCl2 + CO2 + H2O 11. Oksalat (C2O42-)

Jika ion C2O42- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih Ag2C2O4 yang larut dalam NH3 dan HNO3 encer. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang larut dalam NH3. Reaksi yang terjadi :

C2O42- + Ag+ Ag2C2O4 ( )

(20)

Jika ion C2O42- direaksikan dengan larutan BaCl2, akan terbentuk endapan putih BaC2O4 yang larut dalam asam asetat. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :

C2O42- + Ba2+ BaC2O4 ( ) 12. Fosfat (PO43-)

Jika ion PO43- direaksikan dengan larutan KO3, akan terbentuk endapan putih. Dari hasil percobaan didapati warna larutan menjadi keruh walau tidak terbentuk endapan. Ini mungkin dikarenakan hasil kali konsentrasi ion-ionnya hanya sedikit melebihi Ksp. Reaksi yang terjadi :

PO43- + 2K+ K2PO4 ( )

Jika ion PO43- direaksikan dengan larutan FeCl3, akan terbentuk endapan putih-kuning FePO4. Dari hasil percobaan didapati warna larutan menjadi kuning walau tidak terbentuk endapan. Ini mungkin dikarenakan hasil kali konsentrasi ion-ionnya hanya sedikit melebihi Ksp. Reaksi yang terjadi :

PO43- + Fe3+ FePO4 ( ) 13. Tiosulfat (S2O32-)

Jika ion S2O32- direaksikan dengan larutan H2SO4 encer, akan terbentuk gas yang berbau

rangsang dan endapan sulfur. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksinya : S2O32- + 2H+ S ( ) + SO2 ( ) + H2O

Jika ion S2O32- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih yang berubah menjadi kuning-coklat dan akhirnya hitam. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang berubah menjadi kuning dan akhirnya coklat-hitam. Reaksinya :

S2O32- + 2Ag+ Ag2S2O3 ( ) (putih)

Ag+ + 2S2O32- [Ag2(S2O3)2] ( ) (kuning-coklat) Ag2S2O3 ( ) + H2O Ag2S ( ) + 2H+ + SO42- (hitam)

14. Sulfat (SO42-)

Jika ion SO42- direaksikan dengan larutan BaCl2, akan terbentuk endapan putih BaSO4. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksinya :

SO42- + Ba2+ BaSO4 ( )

VI.KESIMPULAN

(21)

2. Reaksi kimia yang terjadi ditandai dengan timbulnya gas dan endapan serta terjadinya sistem koloid, perubahan warna dan suhu (pada beberapa reaksi).

3. Endapan dapat terbentuk karena hasil kali konsentrasi ion-ion penyusun senyawa tersebut telah melampau harga Ksp-nya.

4. Pemanasan menyebabkan kelarutan lebih besar.

5. Pada beberapa endapan, jika ditambah reagen berlebih atau kontak dengan udara bebas, endapan akan bereaksi membentuk senyawa baru yang ditandai perubahan warna/ endapan (larut kembali).

VII. DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, Sayid & Mudjiran. 1994. Diktat Kuliah Kimia Analitik. FMIPA UGM : Yogyakarta

Brady, James E. 1999. Kimia Universitas, Asas dan Struktur Jilid 1, edisi kelima. Bina Rupa Aksara : Jakarta

Cotton, Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI Press : Jakarta

Vogel, A. I. 1953. Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. Longman Group Limited : London

Yogyakarta, 18 September 2007

Praktikan Asisten

Gambar

Tabel hasil percobaan

Referensi

Dokumen terkait

Reaksi selanjutnya yaitu reaksi antara K2Cr2O7 +HCl+air menghasilkan larutan yang berwarna kuning oil dan menimbulkan gas yang berbau tidak sedap!. Warna kuning oil

Pada warna larutan kumur JD 2 (50% ekstrak siwak : 20% ekstrak jeruk nipis) didapatkan hasil warna bening, hal ini disebabkan kombinasi antara ekstrak siwak yang berwarna agak

dan C tidak memberikan perubahan warna menjadi merah ketika ditambahkan reagen Millon dan dilakukan pemanasan dikarenakan tidak terdapat gugus fenol pada struktur asam

Penerimaan keseluruhan yang disukai oleh panelis yaitu warna kembang kol yang sudah berwarna kuning keputihan dengan tekstur yang agak lembek dan rasa yang

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,