Jurnal Ekonomi dan Bisnis Nommensen Volume V Januari 2014 40
PENGARUH EKSPOR TERHADAP PENIGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA MEDAN (ANALISIS BASIS EKONOMI)
PROVINSI SUMATERA UTARA (GRDP) city field (analysis of the economic basis) province of North Sumatra. The study was based on an increase in Gross Domestic Product (GDP) of Medan can be an indicator of the rapid economic growth of the city of Medan from year to year. GDP is the total value of goods and services produced within a certain time (one year) in a certain region, in this case the city of Medan.
The purpose of this study was to determine whether the export effect on GDP increase in Medan by using analytical model of the economic base. There are two stages to be conducted to analyze the data. First determine the basic sector and non-sector basis by calculating LQ. Second, analyze the role of exports to GDP by using analysis of the economic base.
Results from this study is the estimation if exports Medan equal to zero, the number of Medan GDP will decline by -1,132,643.791. Exports positive and significant effect on the increase in GDP Medan with a regression coefficient of 1.949. And if additional export amount of Medan equal to zero then the additional amount of Medan GDP amounted to 2,682,932.520. Added export positive and significant effect on the increase in GDP Medan with a regression coefficient of 1.244.
Keywords: export, GRDP,Economic growth, Economic base, Medan
A. PENDAHULUAN Latar Belakang
Indonesia dalam menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, dituntut untuk siap bersaing dengan negara-negara lain. Agar mampu bersaing dengan negara lain, Indonesia harus memantapkan terlebih dahulu perekonomian. Fundamental perekonomian yang kuat akan meningkatkan kesiapan pemerintah dalam menghadapi era globalisasi. Pembangunan ekonomi secara nasional tidak bisa terlepas dari pembangunan ekonomi secara regional.
Menurut Sukirno (2004:423) Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. Namun, pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara, akan tetapi lebih dari itu pembangunan mempunyai perspektif yang lebih luas. Dimensi sosial yang sering diabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi justru mendapat tempat yang strategis dalam pembangunan.
Tahun 1999 yang kemudian diganti dengan UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah dinyatakan bahwa tidak hanya kesiapan aparat pemerintah saja, tetapi juga masyarakat untuk mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah dengan pemanfaatan sumber-sumber daya secara optimal.
Pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan perubahan struktur perekonomian. Transformasi struktural sendiri merupakan proses perubahan struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri, perdagangan dan jasa, di mana masing-masing perekonomian akan mengalami transformasi yang berbeda-beda. Pada umumnya transformasi yang terjadi di negara sedang berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri.
Proses pertumbuhan ekonomi pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya transformasi struktural, yaitu proses pergeseran pertumbuhan sektor produksi dari yang semula mengandalkan sektor primer menuju sektor sekunder. Pergeseran pertumbuhan sektor produksi ini secara langsung juga akan berpengaruh pada perubahan komposisi tenaga kerja bermata pencaharian utama pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Pengangkutan, sektor industri dan Sektor Jasa.
Perkembangan pembangunan perekonomian daerah tergantung dari kondisi dan potensi sumberdaya yang dimiliki masing-masing daerah. Pembangunan daerah lebih memprioritaskan kepada membangun dan memperkuat sektor-sektor dibidang ekonomi dengan mengembangkan, meningkatkan dan mendayagunakan sumberdaya yang ada secara optimal dengan tetap memerhatikan kesinergian antar sektor-sektor perekonomian.
Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan dapat menjadi indikator pesatnya pertumbuhan ekonomi Kota Medan dari tahun ke tahun. PDRB adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu tertentu (satu tahun) di wilayah regional tertentu, dalam kasus ini adalah Kota Medan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga berlaku pada setiap tahun. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. Perkembangan dan pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Kota Medan baik dari segi perubahan besarnya distribusi maupun kontribusi tiap sektor dapat terlihat dengan jelas dalam PDRB Kota Medan. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun
Ateng Piater Sinaga & Elvis F. Purba 42
Tabel 1.1. PDRB Kota Medan Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Periode 2005-2010 (Juta Rupiah)
Lapangan
Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Pertanian 1.306.921,44 1.427.430,11 1.577.838,36 1.837.810,55 2.023.057,29 2.225.319,51 Pertambangan
dan Penggalian
2.596,57 3.283,61 3.089,43 2.886,64 2.981,71 2.945,7
Industri
Pengolahan 7.094.919,38 7.960.595,91 9.029.327,78 10.420.824,81 10.860.498,52 12.475.525,44
Listrik, Gas
dan Air Bersih 917.530,98 1.102.656,52 1.040.734,65 1.142.922,02 1.244.801,65 1.415.443,98
Bangunan 3.502.798,64 4.795.785,16 5.420.082,16 6.233.094,48 6.927.190,35 8.149.938,26 Perdagangan,
Hotel dan Restoran
1.127.1818,27 1.269.2841,73 14.106.166,92 16.917.473,49 19.502.959,16 22.431.933,66
Pengangkutan dan
Komuniasi
7.979.778,29 9.164.618,54 10.548.090,28 12.456.643,15 14.255.715,71 15.786.832,71
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan
6.063.875,99 6.550.498,59 7.833.875,96 9.547.458,3 1.006.2914,3 11.893.128,25
Jasa-Jasa 4652210,64 5.152.234,71 5.893.299,08 6.718.757,83 7.750.089,43 893.3948,52 Sumber : - Badan Pusat Statistik Sumatera Utara,Medan Dalam Angka, Tahun 2005-2008
- Badan Pusat Statistik Sumatera Utara,Medan Dalam Angka, Tahun 2008-2011 Dapat dilihat dari PDRB Kota Medan sektor yang paling dominan dalam penyumbang potensi ekonomi tertinggi dikuasai oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Industri Pengolahan, Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan dan jasa. Jadi sektor perdagangan memberikan konstribusi paling banyak untuk perekonomian di wilayah Kota Medan dibandingkan dengan sektor lainnya.
Ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Kegiatan ekspor yaitu sistem perdagangan dengan cara memperdagangkan barang-barang dan jasa-jasa dari suatu daerah ke daerah lain dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Peningkatan ekspor akan meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan menjadi indikator peningkatan PDRB.
Tabel 1.2. Ekspor Kota Medan Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005 2010 (Juta Rupiah)
Lapangan
Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Listrik, Gas dan Air Bersih
613.999,92 84.1169,72 727.636,06 803.814,44 835.611,94 987.575,35
Bangunan 1.761.758,28 3.057.081,91 3.481.735,92 3.741.468,22 3.854.157,08 4.628.196,65 Perdagangan,
Hotel dan Restoran
5.688.503,64 6.177.998,45 6.540.416,18 7.977.038,62 9.870.452,04 11.366.545,14
Pengangkutan dan
Komuniasi
7.219.930,04 7.782.208,94 9.037.341,53 11.201.618,56 12.864.487,86 13.359.566,07
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan
5.970.477,28 5.932.161,46 7.115.637,34 8.456.229,47 846.2810,10 10.475.818,49
Jasa-Jasa 1.832.281,40 1.753.556,89 2.051.033,58 2.122.129,89 240.5867,49 x Sumber : - BPS Sumatera Utara,Medan Dalam Angka,tahun 2007 (diolah).
- BPS Sumatera Utara,Medan Dalam Angka,tahun 2010 (diolah).
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka perlu pengkajian “Pengaruh Ekspor Terhadap Peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan (Analisis Basis Ekonomi)”.
B. METODE PENELITIAN ANALISIS DATA
Ada dua tahap yang harus dilakukan untuk menganalisis data. Pertama menentukan sektor basis dan sektor non-basis dengan cara menghitung LQ. Kedua, menganalisis peranan ekspor terhadap PDRB dengan menggunakan analisis basis ekonomi.
Location Quentien
Location Quotient (LQ) adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/industri di suatu daerah terhadap besarnya peranan sektor/industri tersebut secara nasional. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi potensi yang dimiliki suatu daerah yaitu sektor-sektor mana yang merupakan sektor basis atau non basis. Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan suatu sektor antara daerah yang diselidiki dengan kemampuan sektor yang sama pada daerah yang lebih luas.
Model Basis Ekonomi
Ateng Piater Sinaga & Elvis F. Purba 44
∆ = + ∆ +
Dimana dan adalah koefisien regresi yang akan ditaksir dengan hipotesa sebagai berikut:
Ho: ≠ 0 , H1: = 0
Karena persamaan di atas adalah dalam bentuk linear, maka koefisien multiplier wilayah harus dihitung melalui :
k = (∆ /∆ ) , k >0
Dimana Y dan E masing-masing adalah PDRB dan ekspor dari daerah yang bersangkutan, sedangkan∆adalah tambahan jumlah masing-masing variabel dalam periode tertentu. Definisi Operasional
1. Ekspor adalah perdagangan antara Medan dengan daerah lainnya termasuk dengan luar negeri dalam satuan Juta Rupiah/tahun.
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi yang ada di Kota Medan dalam kurun waktu 2000-2012.
eks 1,949 ,074 ,992 26,298 ,000
a. Dependent Variable: pdrb
Dari hasil analisis regresi biasa tersebut dengan menggunakan metode OLS, sebagaimana di sajikan di Bab 3 diperoleh hasil estimasi sebagai berikut :
= − . . , + ,
Interpretasi model:
1. Berdasarkan hasil estimasi data dalam model regresi terdapat nilai konstanta dengan koefisien regresi sebesar− 1.132.643,791. Jika ekspor Kota Medan sama dengan nol maka jumlah PDRB Kota Medan akan mengalami penurunan sebesar − 1.132.643,791 2. Ekspor ( ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan PDRB Kota Medan
dengan koefisien regresi sebesar 1,949. Artinya jika ekspor meningkat sebesar sebesar 1 juta maka PDRB Kota Medan akan meningkat sebesar1,949juta.
.
Ekspor Kota Medan Berdasarkan LQ
produk dan mengekspornya ke daerah lain. Pada Tabel 4.7. dapat dilihat bahwa ekspor Kota Medan dari tahun 2000-2012 selalu mengalami peningkatan.
Tabel.4.6. Ekspor Kota Medan Selama Periode 2000-2012 (Juta Rupiah)
Tahun Total ekspor
2000 10.786.993,95
2001 12.089.905,98
2002 14.512.887,24
2003 16.036.615,91
2004 17.750.181,34
2005 23.086.950,56
2006 25.544.177,37
2007 28.953.800,61
2008 34.302.299,20
2009 38.293.386,51
2010 40.817.701,70
2011 46.021.599,08
2012 54.399.638,17
Sumber: -BPS Sumatera Utara,Medan Dalam Angka,Tahun 2004, 2008 dan 2013. (diolah berdasarkan analisis LQ dan Basis Ekonomi).
- BPS Sumatera Utara, Sumatera Utara Dalam Angka, Tahun 2004, 2008 dan 2013. (diolah berdasarkan analisis LQ dan Basis Ekonomi).
Analisis Model Basis Ekonomi
Data di analisis menggunakan alat bantu yaitu program komputer SPSS 20 dan hasil regresinya disajikan di bawah ini :
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 2682932,520 1146099,993 2,341 ,041
Ekspor_Meda
n 1,244 ,276 ,819 4,509 ,001
a. Dependent Variable: PDRB_Medan
Dari hasil analisis regresi biasa tersebut dengan menggunakan metode OLS, sebagaimana di sajikan di Bab 3 diperoleh hasil estimasi sebagai berikut :
∆ = . . , + , ∆
Interpretasi model:
Ateng Piater Sinaga & Elvis F. Purba 46
2 Medan sama dengan nol maka tambahan jumlah PDRB Kota Medan sebesar 2.682.932,520.
3 Pertambahan ekspor (∆ ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan PDRB Kota Medan dengan koefisien regresi sebesar 1,244 Artinya sesuai dengan hipotesis awal dan berpengaruh signifikan. Jadi jika ekspor meningkat sebesar sebesar 1 juta maka PDRB Kota Medan akan meningkat sebesar1,244juta.
Karena hasil persamaan di atas adalah dalam bentuk linear, maka koefisien multiplier wilayah dihitung melalui:
k = (∆ /∆ ) , k >0 Dimana:
k = Pengganda ekspor = Koefisien regresi ekspor
∆ = Tambahan jumlah PDRB dalam periode satu tahun. ∆ = Tambahan jumlah ekspor Kota Medan dalam satu tahun.
Tabel 4.7. Tambahan Jumlah PDRB, Ekspor, Koefisien Regresi dan Pengganda Ekspor Tahun 2001-2012
Tahun ∆Y ∆E k
2001 3.244.199,57 1.302.912,03 1,244 3,10
2002 3.021.735,20 2.422.981,26 1,244 1,55
2003 3.448.388,41 1.523.728,67 1,244 2,82
2004 4.444.444,33 1.713.565,43 1,244 3,23
2005 9.677.103,15 5.336.769,22 1,244 2,26
2006 6.057.494,68 2.457.226,81 1,244 3,07
2007 6.602.559,74 3.409.623,24 1,244 2,41
2008 9.825.366,65 5.348.498,59 1,244 2,29
2009 7.352.336,85 3.991.087,31 1,244 2,29
2010 10.684.807,91 2.524.315,19 1,244 5,27
2011 10.295.741,36 5.203.897,38 1,244 2,46
2012 11.789.684,77 8.378.039,09 1,244 1,75
Sumber : Data diolah.
Dari tabel di atas dapat di jelaskan bahwa peningkatan PDRB Kota Medan sangat ditentukan oleh perkembangan sektor basis yang terdapat di Kota Medan. Dan besar kecilnya pengaruh ekspor tersebut terhadap PDRB Kota Medan dapat dilihat dari nilai multiplier. Dengan demikian, analisis model basis ekonomi menunjukkan bahwa peningkatan PDRB Kota Medan berhubungan positif dengan kegiatan ekspor Kota Medan.
ekspor akan menyebabkan ekonomi suatu suatu wilayah berkembang karena adanya efek pengganda. Jadi ekspor dapat menggerakkan peningkatan PDRB Kota Medan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan antara lain.
1. Berdasarkan analisis LQ yang menjadi sektor basis Kota Medan sepanjang tahun 2000-2012 sektor listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa menjadi sektor basis di Kota Medan selama tahun 2003-20012 lebih besar dari satu. Hal ini menunjukkan bahwa sektor tersebut termasuk sektor basis yang artinya peranan sektor listrik, gas dan air bersih Sektor listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa sangat menonjol dan menjadi tulang punggung perekonomian Kota Medan.
2. Dengan menggunakan OLS bahwa ekspor berpengaruh positif dan sangat nyata mempengaruhi PDRB.
3. Dengan menggunakan analisis basis ekonomi ekspor berpengaruh positif terhadap peningkatan PDRB Kota Medan.
Saran
1. Memberikan perhatian yang lebih pada sektor listrik, gas dan air bersih, bangunan, perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa yang sangat potensial untuk dikembangkan di Kota Medan seperti pemberian izin yang selektif, bantuan permodalan, perbaikan infrastuktur pasar tradisional disertai dengan dukungan dan implementasi regulasi yang lebih nyata di lapangan sebagai upaya untuk meningkatkan PDRB Kota Medan.
2. Memperbaiki infrastruktur jalan dan drainase di Kota Medan agar dapat meningkatkan minat investor untuk melakukan investasi.
3. Peraturan daerah yang dikeluarkan Pemerintah Kota Medan hendaknya perlu sosialisasi agar pelaksanaannya dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat yang optimal meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan menindak dengan tegas pelanggaran-pelanggaran yang terjadi melalui pemberian sanksi yang menimbulkan efek jera.
Ateng Piater Sinaga & Elvis F. Purba 48 DAFTAR PUSTAKA
Almulaibari, Hilal. (2011). Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kota Tegal Tahun 2004-2008, Semarang : Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, jurusan : Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. hal. 14-15 Skripsi S-1 (tidak diterbitkan).
Todaro, Michael P dan Smith, Stephen C. (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Kedelapan, Cetakan Pertama, Jilid 1, Alih Bahasa: Haris Munandar dan Puji A. L, Jakarta: Erlangga.
Jhingan, M.L. (2010). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Penerjemah : D. Gurito, Edisi Ke-1, Cetakan ke-13 Jakarta: Raja Wali Pers.
Putri, Reninta. (2009). Analisis Perekonomian Kota Depok Periode 2003-2007 (Analisis Shift Share dan LQ), Bogor : Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor.. hal. 1. Skripsi S-1 (tidak di terbitkan).
Tarigan, Robinson. (2006). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, Edisi Revisi, Cetakan ke- 3, Jakarta, Bumi Aksara.
Sukirno, Sadono. (2004). Makro Ekonomi : Teori Pengantar, Edisi Ketiga, Cetakan. 15, Jakarta : Rajawali Pers.