• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENELITIAN AKHIR MADRASAH ALIYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENELITIAN AKHIR MADRASAH ALIYAH"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

MINYAK ATSIRI DARI EKSTRAK DAUN CODIAEUM

VARIEGATUM

Laporan Penelitian

Disusun untuk memenuhi persyaratan Mengikuti Ujian Nasional / UjianAkhir Madrasah

Madrasah Aliyah YKUI Maskumambang Gresik Tahun Pelajaran 2014/2015

Jurusan

Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh :

1. Afhami Eka Putri No Induk : 5318 2. Annisa Nuril Fajriyah No Induk : 5325 3. Faizatur Roshifah No Induk : 5342 4. Imelda Rizqiyah No Induk : 5352 5. Miftahul Jannah No Induk : 5378

MADRASAH ALIYAH YKUI

PONDOK PESANTREN MASKUMAMBANG

Jalan Raya Maskumambang Dukun Gresik Telepon (031)3941757 TAHUN 2014

(2)

1. Judul : Minyak Atsiri dari Ekstrak Daun Codiaeum Variegatum 2. Nama Penulis :

a. Afhami Eka Putri NIS : 5318 b. Annisa Nuril Fajriyah NIS : 5325 c. Faizatur Roshifah NIS : 5342 d. Imelda Rizqiyah NIS : 5352 e. Miftahul Jannah NIS : 5378

Telah disetujui dan disahkan untuk memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Nasional Madrasah Aliyah tahun 2014/2015.

Dukun, 15 Januari 2015 Pembimbing paper

Lailatu Najahah, S.Pd

Mengesahkan :

Kepala MA YKUI Pondok Pesantren Maskumambang

Ahmad Sholihan, S.Pd, M.Si

(3)

“Be Great Moslem in Modern era”

“Menjadi Bermanfaat itu Menyenangkan”

iii

(4)

Tidak terhitung jumlah dukungan yang penulis terima dalam penyelesaian paper ini. Oleh sebab itu sekiranya penulis patut untuk menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Jazakumullah Ahsanal Jazaa’ kepada :

1. Bapak KH.Nadjih Ahjad, selaku pemangku YKUI Pondok Pesantren Maskumambang yang secara tidak langsung telah memberi penulis kesempatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui paper ini. 2. Bapak Ahmad Sholihan, S.Pd, M.Si, selaku Kepala Madrasah Aliyah

Maskumambang yang telah memberikan kesempatan menambah wawasan dan daya kritis penulis dalam setiap aktifitas sehari-hari, baik di dalam lembaga pendidikan maupun di luar lembaga pendidikan.

3. Ibu Lailatu Najahah, S.Pd, selaku pembimbing penelitian, yang penuh dengan dedikasinya senantiasa memberikan bimbingan yang sangat bermanfaat guna peyelesaian karya tulis paper ini.

4. Ibu Nashrul Millah, S.Si, selaku Murobbiyah kami yang dengan kerelaanya dan penuh kesabaran memberi arahan pada kami dan motivasi sehingga secara tidak langsung kami dapat menyelesaikan penulisan paper ini.

5. Bapak dan Ibu Guru yang telah membimbing dan mendidik kami selama di Madrasah Aliyah YKUI Maskumambang ini.

6. Orang Tua Penulis yang tiada henti memberi motivasi dan dukungan demi menunjang proses belajar.

7. Semua teman-teman kami di kelas XII D IPA yang selalu kompak dan ceria sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat memberi dukungan dalam penyelesaian paper ini.

Akhirnya harapan penulis, semoga paper ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi pengembangan dan perbaikan di masa mendatang. Aamiin

PENULIS iv

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr, Wb

(5)

“Minyak ATSIRI Dari Ekstrak Daun Codiaeum Variegatum” ini dapat terselesaikan dengan baik.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai revolusioner akbar yang telah membimbing dari jalan yang sesat menuju jalan yang benar.

Paper ini disusun bertujuan untuk memenuhi persyaratan mengikuti Ujian Nasional Madrasah Aliyah tahun 2014/2015 juga untuk memberikan informasi kepada masyarakat umum bahwa Daun Codiaeum Variegatum atau biasa dikenal dengan istilah daun puring dapat dijadikan sebagai produk untuk menyembuhkan beberapa penyakit diantara nya ialah obat sakit perut.

Dalam penulisan paper ini, penulis mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

4. Ustadz Lailatu Najahah, S.Pd selaku guru pembimbing.

5. Kedua Orang tua yang telah memeberikan semangat dan motivasi. 6. Teman-teman yang selalu memberi dukungan.

v

7. Semua pihak yang dengan ikhlas membantu penulis dalam penulisan paper ini.

(6)

Akhir kata penulis ucapkan selamat membaca. Semoga paper ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr, Wb.

Dukun, 05 Januari 2015

Penulis

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..………..…….…………. i

HALAMAN PENGESAHAN………..…… ii

HALAMAN MOTTO ………..……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………... iv

(7)

DAFTAR ISI ………...………... vii

DAFTAR GAMBAR ……….………... ix

DAFTAR TABEL ……….……….. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………...……….. 1

B. Rumusan Masalah …………..………..2

C. Tujuan Penelitian ……….. 2

D. Manfaat Penelitian …………..……….. 2

E. Metode Penelitian …………...……….. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Puring …………... 3

B. Menthol Sebagai Bahan Tambahan ... 6

C. Penyulingan ………... 6

D. Daun Kersen Sebagai Pewarna Alami ... 11

E. Pigmen pada Daun …………... 12

F. Proses Pemisahan Pigmen dari Daun Kersen ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

B. Sasaran Penelitian …………...………. 17

C. Jenis Penelitian ………...………. 18

vii D. Rancangan Penelitian ………... 18

E. Metode Pengumpulan Data ... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………... 24

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Daun Puring……….……….. 3

Gambar 2.2 Daun Kersen……….. 11

Gambar 2.3 Struktur Klorofil a………..13

Gambar 2.4 Struktur Klorofil b……….. 13 Gambar 2.5 Struktur α-karoten …. . ………...……….. 14

Gambar 2.6 Struktur β-karoten ……… ...…………...…….. 14

Gambar 2.7 Struktur xantofil………...…….. 14

Gambar 2.8 Struktur umum antosiasin……….. 15

(9)

Gambar 4.2 Memotong daun kersen………..25

Gambar 4.3 Menambahkan air ke dalam cawan……….. 25

Gambar 4.4 Filtrasi hasil tumbukan kersen……….. 26

Gambar 4.5 Hasil filtrasi……….. 26

Gambar 4.6 Memasukkan sampel hasil distilasi……….. 27

Gambar 4.7 Menambahkan FeCl3…………..……….. 27

Gambar 4.8 Hasil akhir………..27

(10)

x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dalam industri makanan adalah salah satu faktor munculnya berbagai produk instan. Hal ini memicu angka konsumtif semakin tinggi. Kurangnya kewaspadaan konsumen terhadap produk instan tersebut mengakibatkan banyak orang terjangkit berbagai penyakit berat, seperti: Usus buntu, kanker, dan gagal ginjal.

(11)

dapat berakibat fatal bagi manusia sendiri. Untuk itu perlu diimbangi dengan obat-obat yang dapat menyembuhkan penyakit-penyakit tersebut.

Pemikiran manusia yang semakin berkembang membantu mereka untuk menemukan pengobatan yang berasal dari alam sekitanya. Salah satunya yaitu terbuatnya minyak atsiri dari ekstrak daun puring.

Puring adalah sejenis tanaman hias yang kurang mendapat perhatian masyarakat. Mereka beranggapan bahwa puring hanya sebagai pengotor halaman atau hiasan rumah belaka. Hal ini dikarenakan, pertumbuhan puring sangat cepat. Sehingga, daun yang dihasilkan juga sangat banyak. Selain itu, minimnya pengetahuan masyarakat akan beberapa tumbuhan yang ternyata memiliki banyak manfaat.

Oleh karena itu, penulis mencoba untuk melakukan penelitian dari tanaman puring yang dikhususkan pada daunnya dan menjadi minyak atsiri dari ekstrak daun puring ini.

1 B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah daun puring dapat dimanfaatkan sebagai minyak atsiri yang bermanfaat?

2. Bagaimana cara pemanfaatan daun puring menjadi minyak yang bermanfaat untuk banyak penyakit?

3. Apakah daun puring mengandung zat kimia bermanfaat ? C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

(12)

2. Untuk mengetahui cara pemafaatan puring menjadi minyak atsiri yang bermanfaat.

3. Untuk mengetahui zat kimia yang terkandung pada daun puring. D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui manfaat daun puring sebagai bahan pembuatan obat. 2. Mengetahui tata cara pembuatan minyak dari daun puring. 3. Mengetahui kandungan yang ada pada daun puring. E. Metode Penelitian

Metode analisa yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang didasarkan pada pola pikir secara logika dan didukung oleh beberapa penelitian untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat penelitian yang telah dilakukan penulis.

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Puring

Puring ialah tanaman semak hias yang berkayu, mempunyai bentuk daun yang bermacam-macam (lonjong membundar, panjang seperti pita, dan semisalnya). Berwarna merah atau hijau dengan bercak-bercak merah atau kuning. Tanaman ini mempunyai banyak jenis. Terbagi atas 1.600 varietas yang tersebar di Amerika Serikat, Asia Selatan, Indonesia, Pulau Pasifik, dan Kepulauan Fuji. Keberadaan puring sempat diremehkan dan dianggap tidak bernilai ekonomis oleh masyarakat, dan baru mendapat perhatian sekitar tahun 2007.

(13)

Klasifikasi Kingdom : Plantae

Devisi : Magnoliophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas : Magnoliopsida

Secara umum, jenis puring dapat dibedakan berdasarkan: 1. Warna Daun

Berdasarkan warna daunnya, puring dibagi menjadi tiga macam.

 Warna tunggal (monocolor) : hijau, kuning, hitam, atau merah. Seperti pada puring jengkol, yang dominan dengan warna hitam.

 Warna ganda (bicolor) : hijau - kuning, merah - kuning, hitam - kuning, hitam - merah. Seperti puring koi, yang warna daunnya terdiri dari warna hijau - kuning.

 Warna majemuk (multicolor), satu daun terdiri atas berbagai warna. Seperti puring sakura, puring kirana, puring walet.

2. Bentuk Daun

Berdasarkan bentuk daunnya, puring dibagi menjadi dua macam.

 Daun lebar, seperti puring raja dan puring oscar.

 Daun sempit, seperti puring air mancur dan puring Thailand.

Struktur organ anatomi daun puring (Coidaeum variegatum): 1. Epidermis

(14)

Berfungsi melindungi jaringan yang terdapat di bawahnya. Alat-alat tambahan yang terdapat di antara epidermis daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas.

2. Hipodermis

Hipodermis merupakan zona transisisonal di antara kulit dan jaringan di bawahnya yang mengandung sel lemak.

4 3. Parenkim

Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar, karena banyak dijumpai hampir ditiap bagian tumbuhan. Jaringan parenkim pada puring

(Coidaeum variegatum) yaitu parenkim palisade dengan bentuk bulat memanjang/lonjong yang berjajar seperti tiang/pagar dan dalam parenkim palisade ini terdapat sel klorofil (zat hijau daun).

Selain itu terdapat pula parenkim asimilasi, yaitu sebagai pembuat zat makanan bagi tumbuhan yang diproses dari fotosintesis di daun, lalu hasil fotosintesis tersebut disimpan di parenkim penimbun.

Kandungan kimia daun puring (Coidaeum variegatum) adalah saponin dan tannin. Khasiat daun puring dalam bidang kesehatan antara lain: dapat menghilangkan gatal-gatal pada tubuh, menurunkan demam, melancarkan peredaran darah, mengobati cacingan, meningkatan nafsu makan, dan mengobati perut mulas.

Adapun Kandungan pada Puring (Codiaeum Variegatum)

 Dalam sifat KIMIAWI:

Tumbuhan ini kandungan kimianya belum banyak diketahui kecuali getahnya mengandung tanin dan saponin.

(15)

Dalam farmakologi Cina disebutkan tanaman ini memiliki rasa pahit, dingin, beracun.

Melancarkan peredaran darah, peluruh keringat dan pencahar ringan.Akar dan kulit batang mempunyai rasa pedas, yang berkurang bila digodok bersama dengan scutellaria.

5

 Bagian TANAMAN YANG DIGUNAKAN:

Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan daun, ranting muda, akar dan kulit batang.

B. Menthol Sebagai Bahan Tambahan

Menthol (C10H20O) merupakan komponen bahan sintesis organic yang terdapat dalam daun mint dan mint oil.

Menthol atau menthan-3-ol merupakan alcohol yang diperoleh dari bermacam-macam minyak atau sediaan sintetiknya. Levorotary mentol [(-)-menthol] atau bentuk resemiknya [(±)-[(-)-menthol], dapat diproduksi alami maupun sintetiknya. Biasanya menthol dibuat dari minyak peppermint jepang dengan pendinginan (-22ºC), akan terbentuk Kristal. Bagian yang cair dituangkan, Kristal menthol ditekan antara kertas saring, kemudian dimurnikan dengan rekristalisasi. Minyak peppermint jepang diperoleh dengan destilasi uap dari pucuk berbunga Mentha Arensis Linne Var Piperascens. Menthol rasemik buatan dihasilkan dengan hidrognasi dengan Thymol, mentol bisa juga dibuat dari pinen. Menthol yang terjadi tidak berwarna, Kristal segi enam seperti jarum, massa melebur atau serbuk Kristal yang sedap baunya seperti peppermint.

(16)

Pertama kali destilasi dikenalkan oleh seorang kimiawan Babilonia di Mesopotamia pada millennium ke-2 sebelum masehi. Namun untuk industri dibawa oleh kimiwan muslim dalam proses mengisolasi ester untuk membuat parfum. Pada abad ke-8 kimiawan muslim juga berhasil mendapatkan substan kimia yang benar-benar murni melalui proses destilasi. Pada tahun 800-an ahli kimia Persia, Jabir ibnu Hayam menjadi insprasi dalam destilasi skala mikro, karena penemuannya di bidang destilasi yang masih dipakai sampai sekarang.

6

Petroleum pertama kali didisetilasi oleh kimiawan muslim yang bernama Al-Razi pada abad ke-9, untuk destilasi karosin/ minyak tanah pertama ditemukan oleh Avicenna pada awal abad ke-11.

Distilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali menjadi cairan. Unit operasi distilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran dan tergantung pada distribusi komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa air. Semua komponen-komponen tersebut terdapat dalam fasa cairan dan uap. Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui penguapan (evaporasi) pada titik didihnya. Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara distilasi adalah komposisi uap harus berbeda dari komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap. Suhu cairan yang mendidih merupakan titik didih cairan tersebut pada tekanan atmosfer yang digunakan.

(17)

dilakukan dengan destilasi biasa. Suatu cara yang digunakan untuk memperoleh hasil yang lebih baik disebut destilasi bertingkat, yaitu proses dimana komponen-komponennya secara bertingkat diuapkan dan diembunkan. Dalam proses ini campuran didihkan pada kisaran suhu tertentu pada tekanan tetap. Uap yang dilepaskan dalam cairan tidak murni berasal dari salah satu komponen tetapi masih mengandung campuran kedua komponen dengan komposisi yang biasanya berbeda dengan komposisi cairan yang mendidih.

7

Kenyataan umum yang diperoleh adalah bahwa uap lebih banyak mengandung komponen yang mudah menguap (atsiri).

Bila sebagian cairan yang telah didihkan uapnya diembunkan, maka campuran akan terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama terdiri dari uap yang terembunkan disebut destilat, dan mengandung lebih banyak komponen yang atsiri dibandingkan cairan aslinya. Bagian kedua adalah cairan yang tertinggal disebut residu, yang susunannya lebih banyak komponen yang sukar menguap. Bila destilat yang mula-mula diperoleh dipanaskan lagi sampai mendidih, maka uap yang baru akan lebih banyak lagi komponen yang lebih atsiri.

Hal ini dapat diulangi lagi beberapa kali sampai akhirnya diperoleh salah satu komponen murni yang mudah menguap.

(18)

(lebih ringan/mudah menguap) dan arus bawah yang terdiri dari komponen berat.

Teori dasar destilasi yaitu perpindahan panas ke cairan yang sedang mendidih memegang peranan yang penting pada proses evaporasi dan distilasi atau juga pada proses biologi dan proses kimia lain seperti proses petroleum, pengendalian temperatur suatu reaksi kimia, evaporasi suatu bahan pangan dan sebagainya.Cairan yang sedang dididihnya biasanya ditampung dalam bejana

8

dengan panas yang berasal dari pipa-pipa pemanas yang horizontal atau vertikal. Pipa dan plat-plat tersebut dipanaskan dengan listrik, dengan cairan panas atau uap panas pada sisi yang lain. Perbedaan sifat campuran suatu fase dengan campuran dua fase dapat dibedakan secara jelas jika suatu cairan menguap, terutama dalam keadaan mendidih.

Sebagai contoh adalah cairan murni didalam suatu tempat yang tertutup. Pada suhu tertentu molekul-molekul cairan tersebut memiliki energi tertentu dan bergerak bebas secara tetap dan dengan kecepatan tertentu. Tetapi setiap molekul dalam cairan hanya bergerak pada jarak pendek sebelum dipengaruhi oleh molekul-molekul lain, sehingga arah geraknya diubah. Namun setiap molekul pada lapisan permukaan yang bergerak ke arah atas akan meninggalkan permukaan cairan dan akan menjadi molekul uap. Molekul-molekul uap tersebut akan tetap berada dalam gerakan yang konstan, dan kecepatan molekulmolekul dipengaruhi oleh suhu pada saat itu.

Ada 5 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi sederhana, distilasi fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu ada pula distilasi ekstraktif dan distilasi azeotropic homogenous, distilasi dengan menggunakan garam berion, distilasi pressure-swing, serta distilasi reaktif.

1. Destilasi sederhana

(19)

perbedaan titik didih yang jauh. Suatu campuran dapat dipisahkan dengan destilasi biasa ini untuk memperoleh senyawa murninya. Senyawa – senyawa yang terdapat dalam campuran akan menguap pada saat mencapai titik didih masing – masing.

2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat)

Sama prinsipnya dengan dis.sederhana, hanya dis.bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu

9

memisahkan dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk memisahkan dua jenis cairan yang sama sama mudah menguap dapat dilakukan dengan destilasi bertingkat.Destilasi bertingkat sebenarnya adalah suatu proses destilasi berulang.Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional.Kolom fraksional terdiri atas beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan.Uap yang naik plat yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah menguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak dalam kondensat. Contoh destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air (lihat gambar di bawah),titik didih alkohol adalah 78°C dan titik didih air adalah 100°C.Campuran tersebut dicampurkan dalam labu didih.Pada suhu sekitar 78°C alkohol mulai mendidih tetapi sebagian air juga ikut menguap.Oleh karena alkohol lebih mudah menguap,kadar alkohol dalam uap lebih tinggi daripada kadar alkohol dalam campuran semula.Ketika mencapai kolom fraksionasi,uap mengembun dan memanaskan kolom tersebut.Setelah suhu kolom mencapai 78°C,alkohol tak lagi mengembun sehingga uap yang mengandung lebih banyak alkohol naik ke kolom di atasnya,sedangkan sebagian air turun ke dalam labu didih.Proses seperti itu berulang beberapa kali (bergantung pada banyaknya plat dalam kolom),sehingga akhirnya diperoleh alkohol yang lebih murni. Contoh lain dari Destilasi bertingkat adalah pemurnian minyak bumi,yaitu memisahkan gas,bensin,minyak tanah, dan sebagainya dari minyak mentah.

(20)

Untuk memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tsb, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.

10 4. Destilasi Uap

Untuk memurnikan zat/senyawa cair yang tidak larut dalam air, dan titik didihnya cukup tinggi, sedangkan sebelum zat cair tersebut mencapai titik didihnya, zat cair sudah terurai, teroksidasi atau mengalami reaksi pengubahan (rearranagement), maka zat cair tersebut tidak dapat dimurnikan secara destilasi sederhana atau destilasi bertingkat, melainkan harus didestilasi dengan destilasi uap. Destilasi uap adalah istilah yang secara umum digunakan untuk destilasi campuran air dengan senyawa yang tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air ke dalam campuran sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperatur yang lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung. Untuk destilasi uap, labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan labu pembangkit uap (lihat gambar alat destilasi uap). Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang berisi senyawa yang akan dimurnikan, dimaksudkan untuk menurunkan titik didih senyawa tersebut, karena titik didih suatu campuran lebih rendah dari pada titik didih komponen-komponennya.

5. Destilasi vakum

Memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, metode yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi.

(21)

Gambar 2.2 Daun Kersen

11

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan :Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas :Magnoliopsida

Ordo :Malvales

Famili :Muntingiaceae

Genus :MuntingiL.

Spesies :M. calabura

Nama binomial :Muntingia calabura

Kersen atau talok (Muntingia calabura L.) adalah sejenis pohon sekaligus buahnya yang kecil dan manis berwarna merah cerah. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini juga dinamai ceri .Perdu atau pohon, tinggi sampai 12 m, meski umumnya hanya sekitar 3-6 m saja. Hijau abadi dan terus menerus berbunga dan berbuah sepanjang tahun.

E. Pigmen pada Daun

(22)

Daun seringkali mengandung beberapa senyawa yang berwarna (pigmen) antara lain klorofil (hijau), dan xantofil (kuning). Meskipun klorofil mengandung bagian yang polar, akan tetapi secara keseluruhan strukturnya

12

adalah non polar, seperti hidrokarbon, sehingga klorofil mudah larut dalam pelarut non polar seperti eter atau petroleum eter. Ada dua jenis klorofil yaitu klorofil a dan klorofil b, yang membedakan kedua jenis klorofil ini adalah adanya gugus aldehid pada struktur klorofil b yang menyebabkan klorofil b ini bersifat sedikit lebih polar dibandingkan klorofil a. Adapun struktur dari kedua jenis klorofil ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2.3. Struktur klorofil a

Gambar 2.4 Struktur klorofil b

(23)

dan 10 % alpha karoten. Meskipun secara keseluruhan molekul karoten adalah non polar, akan tetapi mempunyai sifat dapat mengubah bidang polarisasi.

13

Karoten juga ada dua jenis yaitu a-karoten dan β-karoten, yang membedakan kedua struktur ini adalah posisi ikatan rangkap pada cincin ujung. Adapun strukturnya adalah sebagai berikut.

Gambar 2.5 Struktur α-karoten

Gambar 2.6 Struktur β-karoten

(24)

Gambar 2.7 Struktur xantofil

14

Selain itu, di dalam daun juga mengandung antosianin yang berwarna merah, biru atau ungu tergantung derajat keasamannya. Untuk mengekstraksi pigmen dari daun, terlebih dahulu dilakukan penggerusan dengan mortar terhadap daun kering sampai halus. Pelarut yang dapat mengekstraksi pigmen secara bertahap dengan urutan kepolaran yaitu petroleum eter, kloroform, etanol, dan metanol. Adapun struktur umum dari antosianin adalah sebagai berikut.

Gambar 2.8 Struktur umum antosianin

F. Proses Pemisahan Pigmen dari Daun Kersen

Daun-daun terletak mendatar, berseling; helaian daun tidak simetris, bundar telur lanset, tepinya bergerigi dan berujung runcing, 1-4 × 4-14 cm, sisi bawah berambut kelabu rapat; bertangkai pendek. Daun penumpu yang sebelah meruncing bentuk benang, lk. 0,5 cm, agak lama lalu mengering dan rontok, sementara sebelah lagi rudimenter.

(25)

dengan bahan tekstil yang biasa digunakan adalah 1: 30. Misalnya berat bahan tekstil yang diproses 100 gram maka kebutuhan larutan zat warna alam

15

adalah 3 liter. Beikut iniadalah langkah-langkah proses ekstraksi untuk mengeksplorasi zat pewarna alam dalam skala laboratorium:

a. Potong menjadi ukuran kecil – kecil bagian tanaman yang diinginkan misalnya: daun, batang , kulit atau buah. Bahan dapat dikeringkan dulu maupun langsung diekstrak. Ambil potongan tersebut seberat 500 gr.

b. Masukkan potongan-potongan tersebut ke dalam panci. Tambahkan air dengan perbandingan 1:10. Contohnya jika berat bahan yang diekstrak 500gr maka airnya 5 liter.

c. Rebus bahan hingga volume air menjadi setengahnya (2,5liter). Jika menghendaki larutan zat warna jadi lebih kental volume sisa perebusan bisa diperkecil misalnya menjadi sepertiganya. Sebagai indikasi bahwa pigmen warna yang ada dalam tumbuhan telah keluar ditunjukkan dengan air setelah perebusan menjadi berwarna. Jika larutan tetap bening berarti tanaman tersebut hampir dipastikan tidak mengandung pigmen warna.

(26)

16 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium MA YKUI PONDOK PESANTREN MASKUMAMBANG tepat pada tanggal 25 September 2014 – 16 Desember 2014.

Reaksi Identifikasi Kimia terhadap Saponin pada Daun Puring

16 Desember 2014, Pukul 09.30

Reaksi Identifikasi Kimia terhadap Tanin pada Daun Puring

16 Desember 2014 Pukul 09.45

Teknik Pencampuran Menthol pada Daun Puring

(27)

B. Sasaran Penelitian

Sasaran penelitian ini meliputi Daun puring yang sudah tua dan mentol sebagai pewarna dan yang menimbulkan efek hangat pada minyak kami.

17 C. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang memanfaatkan daun puring yang sudah tua untuk diolah menjadi minyak yang berguna untuk mengobati beberapa penyakit yang bisa digunakan oleh siapapun dan tanpa batas waktu.

- Dua buah selang berdiameter kecil panjangnya 2,5 m - Gunting

- Gelas ukur - Dua buah timba

- Satu Set Alat Pembakaran  Bahan

- Sepuluh Lembar daun puring yang sudah tua - Aquades 500 ml

b. Langkah Kerja

Adapun langkah kerja dalam penelitian ini antara lain:

 Memotong daun puring menjadi kecil-kecil dengan menggunakan gunting.

 Memasukkan potongan daun puring ke dalam labu distilasi dengan menambah 500 ml aquades.

 Meletakkan alat pembakaran di bawah labu destilasi yang telah diisi daun puring dan aquades.

(28)

 Mengisi salah satu timba dengan air dan membiarkan yang satunya kosong.

 Menghubungkan kedua selang dengan kedua lubang yang ada di alat destilasi

 Meletakkan Selang yang berdekatan dengan labu distilasi yang dipanaskan ke dalam timba yang berisi air tadi. Dan letakkan selang satunya ke dalam timba yang kosong.

 Menyedot selang yang ada di dalam tabung tadi, sampai airnya mengalir ke dalam kondensor.

 Menyalakan alat pembakaran.

 Meletakkan tabung elenmeyer di ujung alat destilasi untuk menampung ekstrak puring.

2. Ekstraksi Pigmen Daun Kersen (Muntingia calabura L.) a. Alat dan Bahan

- Sepuluh Lembar daun puring yang sudah tua - Aquades 500 ml

19 b. Langkah Kerja

(29)

 Menambahkan air secukupnya untuk memudahkan dalam pelumatan daun kersen agar bisa diambil pigmennya.

 Menyaring dengan kasa penyaring larutan hasil proses ekstraksi tersebut untuk memisahkan dengan sisa bahan yang diesktrak (residu). Larutan ekstrak hasil penyaringan ini disebut larutan zat warna alam. Setelah dingin larutan siap digunakan.

3. Reaksi Identifikasi Kimia terhadap Tanin a. Alat dan Bahan

 Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.  Memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi .

 Menambahkan larutan FeCl3 1M ke dalam tabung.  Mengamati, mendokumentasikan dan mencatat hasilnya.

(30)

a.Alat dan Bahan

 Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.  Memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi.

 Menambahkan aquadest kemudian memanaskannya lalu mengocoknya.

 Mengamati jika terdapat busa yang dapat bertahan selama 10 detik.  Mengamati, mendokumentasikan dan mencatat hasilnya.

 Membersihkan alat yang telah digunakan

5. Teknik Pencampuran Menthol pada Daun Puring a. Alat dan Bahan

 Alat

- Sendok teh - Gelas ukur  Bahan

(31)

b. Langkah Kerja

 Memasukkan kristal mentol ke dalam gelas ukur kemudian hancurkan dengan sendok teh

 Lalu, distilat dari daun puring tersebut dicampurkan ke dalam kristal menthol yang telah halus.

 Mengaduk rata, dan distilat tersebut telah menjadi minyak yang mengandung menthol.

22 E. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Observasi , yakni dengan cara melihat dan mencari daun puring yang sudah tua untuk diolah menjadi minyak.

2. Metode Eksperimen , yakni melakukan penyulingan pada daun puring untuk mendapatkan ekstraknya dan melakukan pencampuran antara ekstrak daun puring dengan mentol.

(32)

23 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. HASIL PENYULINGAN

a. Langkah Kerja

Adapun langkah kerja dalam penelitian ini antara lain:

 memotong daun puring menjadi kecil-kecil dengan menggunakan gunting.

 Memasukkan potongan daun puring ke dalam labu distilasi dengan menambah 500 ml aquades.

 Meletakkan alat pembakaran di bawah labu destilasi yang telah diisi daun puring dan aquades.

 Mengisi salah satu timba dengan air dan membiarkan yang satunya kosong.

 Lalu menghubungkan kedua selang dengan kedua lubang yang ada di alat destilasi

(33)

 Lalu, menyedot selang yang ada di dalam tabung tadi, sampai airnya mengalir ke dalam kondensor.

 Menyalakan alat pembakaran.

 Dan meletakkan tabung elenmeyer di ujung alat destilasi untuk menampung ekstrak puring.

24 b. Hasil Observasi

Setelah melakukan observasi penulis menghasilkan 75 ml ekstrak daun puring.

Gambar 4.1 hasil distilasi daun puring 2. HASIL EKSTRAKSI PIGMEN DAUN KERSEN

a. Langkah Kerja

 Memotong menjadi ukuran kecil – kecil bagian tanaman yang diinginkan misalnya: daun, batang , kulit atau buah. Bahan dapat dikeringkan dulu maupun langsung diekstrak. Ambil potongan tersebut seberat 500 gr.

Gambar 4.2 memotong daun kersen

(34)

Gambar 4.3 Menambahkan Air ke dalam cawan 25

 Setelah dihaluskan, menyaring dengan kasa penyaring larutan hasil proses ekstraksi tersebut untuk memisahkan dengan sisa bahan yang diesktrak (residu). Larutan ekstrak hasil penyaringan ini disebut larutan zat warna alam. Setelah dingin larutan siap digunakan.

Gambar 4.4 filtrasi hasil tumbukan Kersen b. Hasil Observasi

Setelah melakukan observasi penulis menghasilkan zat hijau yang diperlukan dalam pencampuran ekstrak daun puring.

Gambar 4.5 hasil filtrasi

3. .HASIL PENGUJIAN KANDUNGAN TANIN PADA EKSTRAK

(35)

 Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.  Memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi .

26

Gambar 4.6 memasukkan sampel hasil distilasi

 Menambahkan larutan FeCl3 1M ke dalam tabung.

Gambar 4.7 menambahkan FeCl3  Mengamati, mendokumentasikan dan mencatat hasilnya.

b. Hasil Observasi

(36)

Gambar 4.8 hasil akhir

27

4. HASIL PENGUJIAN KANDUNGAN SAPONIN PADA EKSTRAK a. Langkah Kerja

 Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.  Memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi.

 Menambahkan aquadest kemudian memanaskannya lalu mengocoknya.

 Mengamati jika terdapat busa yang dapat bertahan selama 10 detik.  Mengamati, mendokumentasikan dan mencatat hasilnya.

 Membersihkan alat yang telah digunakan a. .Hasil Observasi

Setelah melakukan observasi, penulis menghasilkan cairan yang mengandung busa tapi hanya sedikit, sehingga dapat disimpulkan bahwa cairan tersebut mengandung sedikit saponin .

b. HASIL PENCAMPURAN MENTOL a. Langkah Kerja

 Memasukkan kristal menthol kedalam gelas ukur kemudian hancurkan dengan sendok teh

 Lalu, distilat dari daun puring tersebut dicampurkan kedalam kristal menthol yang telah halus.

 Mengaduk rata, dan distilat tersebut telah menjadi minyak yang mengandung menthol.

b. Hasil Observasi

Setelah observasi, penulis menghasilkan cairan yang sudah dicampurkan dengan menthol sesuai dengan takaran yang sudah diukur sebelumnya.

(37)

Puring adalah salah satu tumbuhan yang mengandung zat kimia seperti tanin dan saponim yang berfungsi untuk pengobatan. Dalam hal ini, penulis mampu membuat minyak atsiri dari daun puring melalui beberapa proses, yakni:

1. Distilasi, yang menghasilkan ekstrak daun puring. 2. Ekstraksi pigmen daun kersen sebagai bahan pewarna. 3. Mengidentifikasi tanin dan saponim pada daun puring

4. Mencampurkan mentol pada ekstrak daun puring sebagai bahan tambahan.

Dari berbagai proses penelitian diatas, maka peneliti dapat menghasilkan minyak atsiri yang mengandung zat kimi yang berguna dalam bidang kesehatan antara lain: dapat menghilangkan gatal-gatal pada tubuh, menurunkan demam, melancarkan peredaran darah , mengobati cacingan, meningkatkan nafsu makan dan mengobati perut mulas.

29

(38)

A.Kesimpulan

Berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa:

1. Daun puring dapat diekstrak sehingga menghasilkan minyak atsiri.

2. Minyak atsiri didapat dari daun puring melalui beberapa proses, diantaranya : Destilasi yang menghasilkan ekstrak daun puring, ekstraksi pigmen daun kersen sebagai bahan pewarna, mengidentifikasi tannin dan saponin pada daun puring , dan mencampurkan menthol pada ekstrak daun puring sebagai bahan tambahan.

3. Daun puring mengandung saponin dan tanin yang dapat menghilangkan gatal-gatal pada tubuh, menurunkan demam, melancarkan peredaran darah, mengobati cacingan, meningkatan nafsu makan, dan mengobati perut mulas.

B. Saran

1. Penulis mengharapkan supaya masyarakat dapat memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang mengandung zat-zat bergna bagi tubuh.

2. Hendaknya masyarakat mampu mengubah dan mengolah obat-obatan dari bahan dasar yang jarang digunakan karena terlihat buruk, atau karena alasan lainnya, menjadi obat-obatan yang memiliki manfaat penting bagi tubuh.

3. Diharapkan dengan adanya obat ini, dapat menambah variasi bahan dasar dari pembuatan minyak yang memiliki kandungan yang bermanfaat bagi tubuh tentunya.

30

(39)

Khusnah,mifta.2013.Tanaman Puring [ONLINE].

“http://miftamansari.blogspot.com/ ” . Diakses pada tanggal 25 September 2014.

Kurniawati,angela.2013.Tanaman Puring [ONLINE].

“http://joicepaila.blogspot.com/2013/05/tanaman-puring.html ”. Diakses pada tanggal 25 September 2014.

Sugeng.2013.Jenis-Jenis Puring [ONLINE].

“http://zarnadi.blogspot.com/2011/12/jenis-jenis-puring.html ”. Diakses pada tanggal 25 September 2014.

Srilindawati.ketut.2012.Anatomi Tumbuhan [ONLINE].

“http://ketutsrilindawati16.blogspot.com/ ”. Diakses pada tanggal 25 September 2014.

31

(40)

A. IDENTITAS

Nama : Afhami Eka Putri

Nomor Induk : 5318

Tempat/Tanggal Lahir : Gresik, 19 Mei 1997 Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah : Saiful Anam

Nama Ibu : Endang Nafidhoh

Alamat : Jl. Tambak No.1 RT 02 RW 01 Dukun Anyar, Dukun-Gresik

B. PENDIDIKAN

1. TK ABA 10 Dukun lulus tahun 2002 2. MI YKUI Maskumambang lulus tahun 2009 3. MTs YKUI Maskumambang lulus tahun 2012 4. MA YKUI Maskumambang lulus tahun 2015

C. PENGALAMAN

1. Mengikuti Study Campus di Malang tahun 2014

2. Mengikuti seminar Elfata di Maskumambang tahun 2014

3. Aktif dalam organisasi IPRI MTs YKUI Maskumambang dalam bidang infokom tahun 2011-2012

BIOGRAFI PENULIS (2) A. IDENTITAS

Nama : Anisa Nuril Fajriyah

Nomor Induk : 5325

Tempat/Tanggal lahir : Gresik, 31 Oktober 1997 Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah : Afifur Rohman

Nama Ibu : Mufatiroh

(41)

B. PENDIDIKAN

1. TK ABA 10 Dukun lulus tahun 2002 2. MI YKUI Maskumambang lulus tahun 2009 3. MTs YKUI Maskumambang lulus tahun 2012 4. MA YKUI Maskumambang lulus tahun 2015

C. PENGALAMAN

1. Mengikuti Study Campus di Malang tahun 2014

2. Mengikuti Seminar Elfata di Maskumambang tahun 2014 3. Mengikuti NSPC di UM Malang tahun 2014

4. Mengikuti English Debating Competition di STIKOM Surabaya tahun 2014

5. Mengikuti Olimpiade Biologi di UNESA Surabaya tahun 2014 6. Aktif organisasi IPRI tahun 2013-2014

BIOGRAFI PENULIS (3)

A. IDENTITAS

Nama : Faizatur Roshifah

Nomor Induk : 5342

Tempat/Tanggal lahir : Surabaya, 14 Oktober 1997 Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah : Uza Fachrurozi

Nama Ibu : Mufidah

Alamat : P.Griya Bhayangkara Ds.Masangan kulon, Sukodono-Sidoarjo

B. PENDIDIKAN

(42)

3. MTs YKUI Maskumambang lulus tahun 2012 4. MA YKUI Maskumambang lulus tahun 2015

C. PENGALAMAN

1. Mengikuti Study Campus di Malang tahun 2014

2. Aktif dalam organisasi OPPPM dalam bidang K2H tahun 2013-2014 3. Mengikuti Seminar Elfata di Maskumambang tahun 2014

BIOGRAFI PENULIS (4)

A. IDENTITAS

Nama : Imelda Rizqiyah

Nomor Induk : 5352

Tempat/Tanggal lahir : Gresik, 06 Juni 1997 Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah : Kirom (Alm)

Nama Ibu : Mas’unah

Alamat : PadangBandung Dukun-Gresik

B. PENDIDIKAN

1. TK ABA 07 PadangBandung Dukun-Gresik lulus tahun 2002 2. SDN PadangBandung Dukun Gresik lulus tahun 2009 3. MTs YKUI Maskumambang Dukun Gresik lulus tahun 2012 4. MA YKUI Maskumambang Dukun Gresik lulus tahun 2015

C. PENGALAMAN

1. Mengikuti ESC di SMANSA tahun 2013

2. Mengikuti PORSENI Tingkat Jawa Timur di Madiun-Magetan tahun 2013

3. Mengikuti KSM Fisika tahun 2014

4. Mengikuti olimpiade Biologi UNESA tahun 2014

(43)

6. Mengikuti Seminar Elfata di Maskumambang tahun 2014

7. Mengikuti pelatihan kesehatan di Dinas Kesehatan KAB.Gresik tahun 2014

8. Aktif organisasi IPRI dalam bidang keskretariatan tahun 2013-2014 9. Anggota dari PKPR Puskesmas Dukun tahun 2014

10. Aktif organisasi REMAS PadangBandung tahun 2012-2014

BIOGRAFI PENULIS (5)

A. IDENTITAS

Nama : Miftahul Jannah

Nomor Induk : 5378

Tempat/Tanggal lahir : Gresik, 16 Oktober 1997 Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah : Wajir

Nama Ibu : Kastinik

Alamat : Sukorejo, Sidayu Gresik

B. PENDIDIKAN

1. TK DHARMA WANITA Sukorejo Sidayu-Gresik lulus tahun 2002 2. MI AL FATAH Sukorejo Gresik lulus tahun 2009

3. MTs YKUI Maskumambang Dukun Gresik lulus tahun 2012 4. MA YKUI Maskumambang Dukun Gresik lulus tahun 2015

C. PENGALAMAN

1. Mengikuti English Debating Competition di STIKOM Surabaya tahun 2014

2. Mengikuti Olimpiade Sains Nasional FISIKA se-kabupaten gresik di SMANEMA 2014

3. Mengikuti Olimpiade Sains Nasional FISIKA se-Provinsi jawa timur di SURABAYA 2014

4. Mengikuti Math and Logic Competition di UNAIR 2013

5. Mengikuti Olimpiade Matematika se-Jawa timur di UINSA 2014 6. Mengikuti Olimpiade English Week di UNISDA 2014

7. Aktif organisasi IPRI dalam bidang informasi komunikasi dan hubungan masyarakat tahun 2013-2014

8. Aktif organisasi REMAS Sukorejo tahun 2009-2014 9. Mengikuti Seminar Elfata di Maskumambang tahun 2014

Gambar

gambar alat destilasi uap). Uap air yang dialirkan ke dalam labu yang
Gambar 2.4 Struktur klorofil b
Gambar 2.6 Struktur β-karoten
Gambar 2.8 Struktur umum antosianin
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah secara simultan ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dengan tingkat signifikan 1%,

Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012 5 • Waktu perkecambahan dipersingkat dari satu tahun menjadi 3 bulan.. • Perkecambahan tidak lagi

Sedangkan Vd adalah volume distribusi yaitu volume obat yang terdistribusi dan AUC (Area Under Curva) merupakan nilai yang menggambarkan biovailabilitas obat dari

Kadar Cd dalam ikan ini melebihi Batas Cemaran Logam Berat dalam Makanan berdasarkan Dirjen POM Nomor 03725 tahun 1999; (d)Terdapat kadar Cd dalam darah subyek penelitian

Dipandang dari sisi rasio jalan dengan lahan kota, memang masih perlu membangun jaringan jalan baru, termasuk jembatan layang, namun membangun jaringan jalan kota termasuk jalan

Sesuai de-ngan permasatahan pada alinea kedua, maka per1ulis merar>cang aplikasi yarJg bcrfungsi untuk mcmbantu scmua proses pelaksanaan pembelajaran dan prakti_um kepada

Inilah relevansi antara makna Salib Kristus dan panggilan sebagai katekis; Salib Kristus dan panggilan katekis merupakan rencana dari Allah, Salib Kristus dan panggilan katekis

Penilaian Pra Akreditasi Dilakukan pada Puskesmas yang diusulkan survei, dan dilaksanakan oleh tim pendamping yang telah tersertifikasi pelatihan pendamping akreditasi