• Tidak ada hasil yang ditemukan

Literature Review Hubungan Pendidikan Ka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Literature Review Hubungan Pendidikan Ka"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Literature Review : Hubungan Pendidikan Karakter Dengan

Pengetahuan Yang Implementasi-nya Melalui Digital-Age

Literacy Di Sekolah Dasar Dalam Menyongsong Pendidikan

Abad 21

Abstrak : Dewasa ini sekolah-sekolah memiliki berbagai tantangan bukan hanya menyelenggarakan aktifitas dalam mencerdaskan anak bangsa namun juga dalam melaksanakan pengembangan karakter peserta didik sebagai penerus bangsa. Pendidikan karakter sangat penting sebagai pendukung pengembangan nilai dan kecerdasan di sekolah untuk mencapai prestasi yang diharapkan. Dalam mendukung kecerdasan anak sebagai tujuan pencapaian prestasi diperlukan teknologi Perkembangan teknologi informasi menuntut perubahan paradigma dalam sistem pendidikan nasional. Sejak diterbitkannya dokumen BNSP tahun 2010 tentang paradigma pendidikan abad 21,Selain itu, karakter anak bangsa dan kecerdasaran anak bangsa menentukan karakter masa depan bangsa sesuai dengan amanah UU Sisdiknas Pasal 1 Tahun 2003. Berdasarkan hasil dari literatur review ini, diharapkan pembaca bisa memahami bagaimana hubungan Pendidikan karakter dengan prestasi melalui implementasi digital-age literacy pada sekolah dasar.

Kata Kunci : Abad 21, Digital-Age Literacy, Karakter, Pendidikan, Prestasi

I. Pendahuluan

(2)

pada abad 21 memanfaatkan teknologi informasi sebagai ilmu pengetahuan yang berkembang sangat pesat. Disamping itu, selain pemanfaatan teknologi, sebagai informasi ilmu pengetahuan, dibutuhkan pula pengembangan karakter peserta didik dalam setiap pelaksanaan pendidikan sebagai pendukung kecerdasan peserta didik. Dapat dikatakan, dalam pendidikan abad 21 ini, sejak munculnya teknologi kabel optik dan web browser, arus informasi yang tersebar semakin banyak dan menyebabkan mudahnya dan mengakses informasi bahan ajar karena kemajuan teknologi. Di tengah ketatnya ketidakpastian dan tantangan yang dihadapi setiap orang inilah, maka dibutuhkan perubahan dalam sistem pendidikan yang harus dapat menyediakan seperangkat keterampilan abad 21 yang dibutuhkan oleh peserta didik guna menghadapi setiap aspek kehidupan global (Soh, Arsad & Osman, 2010). Perubahan yang dimaksud bukanlah menyangkut perubahan konten kurikulum, melainkan perubahan pedagogi, yaitu perubahan dalam bertindak dari simple action ke arah comprehensive action dan peralihan dominasi pengajaran tradisional menuju pengajaran berbasis teknologi yang

dapat menunjang prestasi siswa.

(3)

tepat melalui pendidikan karakter sesuai dengan kapasitasnya dalam sekolah menurut (Muyasa, 2007: 17).

II. Masalah Penelitian

Di abad 21, pendidikan tidak hanya sebatas kecerdasan dalam pengetahuan kemampuan literasi yaitu hanya terbatas pada kemampuan membaca, mendengar, menulis dan berbicara secara lisan, namun lebih daripada itu, ditekankan pada kemampuan literasi yang terkoneksi satu dengan lainnya di era digital seperti saat ini. Selain itu, pendidikan pada abad 21 juga mengedepankan pengembangan moral yang menunjang prestasi dengan memanfaatkan teknologi sebagai informasi ilmu pengetahuan. Tidaklah berlebihan bila dikatakan kemajuan ilmu dipicu oleh lahirnya sains dan

teknologi komputer. Dengan piranti mana kemajuan sains dan teknologi

terutama dalam bidang cognitive science, bio-molecular, information technology dan nano-science kemudian menjadi penunjang yang dapat menyongsong pendidikan abad XXI.

Implementasi pendidikan Karakter di Sekolah Dasar

Kegiatan dalam melaksanakan pendidikan karakter, dapat dilakukan melalui

kegiatan pembelajaran, yaitu dengan menerapkan model-model

pembelajaran yang inovatif misalnya, model pembelajaran kontekstual.

Penerapan pendidikan karakter dengan model kontekstual sangat cocok,

karena pembelajaran kontekstual mengajak atau menghubungkan materi

yang dipelajari dengan dunia nyata. Misalnya guru mengajarkan kompetensi

dasar tentang lingkungan sekitar, dapat dikaitkan dengan nilai-nilai yang

terkandung di dalam Kompetensi Dasar (KD) tersebut dan dikaitkan dengan

kehidupan riil di masyarakat. Contoh, nilai yang terkandung pada KD

tersebut adalah tanggung jawab memelihara lingkungan alam. Hal ini dapat

dikaitkan dengan fenomena yang terjadi secara riil tentang buruknya

lingkungan alam pada saat ini. Siswa diajak untuk melihat keadaan

(4)

membandingkan lingkungan yang sehat dan yang tidak. Melalui

pembelajaran kontekstual peserta didik dapat menemukan konsep dan

membangun pengetahuan sendiri melalui bimbingan guru. Melalui

pembelajaran kontekstual juga, peserta didik lebih memperoleh hasil yang

komprehensif tidak hanya pada aspek kognitif, tetapi pada aspek afektif dan

psikomotor. Beberapa kegiatan yang dapat diterapkan di sekolah dan di

dalam kelas dalam rangka

mengembangkan pendidikan karakter adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan pembiasaan dalam halkedisiplinan dapat dilakukan dengan

kegiatan upacara pada hari Senin, hari besar kenegaraan dan dengan

melaksanakan piket kelas serta pemeriksaan kesehatan secara rutin

oleh lembaga yang berkompeten

2. Keteladanan, menanamkan sikap ―menjadi contoh‖ Sikap menjadi

teladan merupakan contoh perilaku dan sikap guru, karyawan dan siswa

serta warga sekolah lainnya melalui

3. tindakan konkrit dan menjadi panutan peserta didik (Puskur:2011) Mis

guru memberi contoh pribadi yang bersih, rapi, ramah, dan supel.

4. Pengkondisian, pengkondisian berkaitan dengan upaya sekolah untuk

menata lingkungan fisik misalnya mengkondisikan toilet yang bersih,

halaman tertata rapi, lingkungan yang hijau, poster-poster untuk

memotivasi peserta didik yang dipajang di dinding-dinding sekolah

5. Kegiatan ko-kurikuler atau kegiatan ekstra kurikuler, merupakan kegiatan

di luar kegiatan pembelajaran. Guru dapat mengintegrasikan dalam

pembelajaran dengan perencanaan yang matang dan baik. Misalnya

kegiatan pramuka, pembinaan pembuatan majalah dinding, kegiatan

seni tari dan drama dll

6. Kegiatan melalui pembelajaran, merupakan kegiatan memasukkan nilai

karakter ke dalam materi masing-masing mata pelajaran. Sebagai

contoh mengajarkan nilai bertanggung jawab, kegiatan yang dapat

(5)

evaluation kepada peserta didik untuk mengawali pembelajaran dengan judul “apakah kamu seorang yang bertanggungjawab?”

Pertanyaan/permasalahan di atas merupakan salah satu cara

membimbing peserta didik untuk berfikir kritis sehingga dapat memahami

arti dan makna tanggungjawab yang sesungguhnya. Dibandingkan

hanya menjelaskan secara teoritis arti tanggung jawab sekalipun disertai

dengan contoh dari guru. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam

diskusi kelompok dan mempresentasikan hasil diskusi merupakan salah

satu cara untuk membangun nilai-nilai karakter menghargai, saling

tolong menolong dan tanggung jawab. Sehingga hal ini sangat baik

dilakukan dalam proses pembelajaran dengan dimodifikasi dengan

model-model pembelajaran yang inovatif.

Implementasi Digital-Age Literacy dalam Pendidikan Abad 21 di Indonesia

Dengan era globalisasi setiap orang dituntut agar dapat menghadapi persaingan bebas. Untuk dapat bersaing di era globalisasi seperti saat

ini, seorang ekonom Alan Bidder (dalam Levy & Murnane, 2004), mengungkapkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, kemampuan membuat keputusan, dan kemampun untuk berkomunikasi menjadi kunci agar kebal terhadap berkembangnya otomatisasi dan globalisasi. Konsekuensi logisnya adalah bahwa keberadaan sumber daya manusia yang unggul dan memadai di masa yang mendatang menempati posisi yang sangat penting dan strategis.

Dalam implimentasinya, untuk memudahkan dalam mencapai kompetesi digital-age literacy, perlu dirumuskan peta indikator pembelajaran yang

(6)

informasi yang tepat dari sumber-sumber informasi yang valid dan reliable.

III. Pembahasan

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan bahwa “tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab”. Hal ini berarti bahwa pendidikan nasional di Indonesia diarahkan pada membentuk insan yang memiliki kecakapan yang diperlukan dalam mempertahankan budaya dan jati diri bangsa di tengah-tengah gencarnya gempuran beragam budaya dan peradaban bangsa lain di era globalisasi (BNSP, 2010).

Secara umum, literatur review ini diharapkan dapat memberi

gambaran umum bagaimana karakteristik abad 21 yang tengah menjadi perbincangan hangat oleh sejumlah praktisi dan pendidik di

(7)

jamak, dan dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.

Dalam hal ini, hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada penelitan dalam jurnal bahwa hubungan antara pendidikan karakter dengan pengetahuan akademik adalah jika pembiasaan pendidikan karakter yang terencana dengan baik, maka pengetahuan yang diperoleh pun lebih tinggi dan akan mencapai tujuan yaitu prestasi, yang mana pembelajaran nya diimplementasikan dengan menggunakan teknologi sebagai informasi pengetahuan.

IV.

Albertus, Doni Koesoema, (2010). Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta: PT. Grasindo, h. 5.

Berkowitz, M. (1998). Obstacles to teacher training in character education. Action in Teacher Educa- tion, 20(Winter), 1-10.

Gunawan Heri. (2003). Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

NCREL & Metiri Group. (2003). enGauge 21st century skills: digital literacy for digital age. Napierville, IL and Los Angeles, CA: NCREL and Metiri.

T. Ramli. (2003). Pendidikan Karakter. Bandung: Angkasa

(8)

Grey Tiffany. (2009). Character Education in Schools. Article ESSAI, Vol. 7 [2009] Published by DigitalCommons@C.O.D., 2009.

http://dc.cod.edu/cgi/viewcontent.cgi?article= 1116&context=essai

Soh, T., Arsad, N., & Osman, K. (2010). The relationship of 21st century skills on students’ attitude and perception towards physics. Procedia Social and Behavioral Sciences, 7(C), 546–554

Suyanto. (2 Juni 2010). Urgensi Pendidikan Karakter.

http://waskitamandiribk. wordpress. com/2010/06/02/urgensipendidikankarakter/

Referensi

Dokumen terkait

bahwa kompetensi pedagogik guru merupakan kecakapan mendidik anak melalui pemahaman terhadap peserta didik, landasan pendidikan, pengembangan kurikulum/silabus,

Hasil dari postes tersebut adalah 33 siswa dinilai telah memahami langkah – langkah penyelesaian soal hitung campur, dan 27 diantaranya mengalami ketuntasan dalam nilai

Untuk pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat darurat, pengkajian dilakukan setiap 15 menit / lebih bila perlu.Setiap pengkajian ulang harus

penuh/sempurna dari Tuhan. Beberapa masalah pertumbuhan Iman tersebut juga di dapati dalam kehidupan Pemuda-pemudi GJAI sektor VI. Bahkan secara kualitas dapat dikatakan

terapan yang luas adalah aljabar Boolean dua- nilai (two-valued Boolean algebra)..  Kaidah untuk operator biner dan

Proses-proses diatas adalah proses yang terjadi dalam aplikasi SMS Gateway ini, dimana NPC sebagai penyedia layanan memberikan data-data perpajakan yang dapat diakses oleh

Mengundang jemaat untuk hadir dalam Kebaktian Kenaikan Tuhan Yesus yang diadakan pada Kamis, 10 Mei 2018 Pk.. di Ruang Kebaktian Utama Tema: “Mengapa Engkau berdiri

Rata-rata umur petani pola swadaya yang tergabung dalam Koperasi Unit Bersama (KUB) di Desa Pulau Sarak Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar adalah 49 tahun.