BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksplanatori. Eksplanatori merupakan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya
(Sugiyono,2008:11)
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pendapatan Kabupaten TAPTENG
Provinsi Sumatera Utara yang beralamat di Jalan DR. F.L Tobing No. 18 Pandan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dan proses skripsi dilaksanakan sejak pada bulan maret 2014.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas (X)
X
1 : Motivasi
X
2: Kemampuan Pegawai
b. Variabel terikat (Y): Kualitas Pelayanan Publik pada Dinas Pendapatan
Kabupaten TAPTENG Provinsi Sumatera Utara.
3.4 Definisi Operasional
a. Variabel bebas yaitu variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain.
Kemampuan Pegawai. Yang mana motivasi menurut Flippo yang dikutip dari
Hasibuan adalah satu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi
agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan
tujuan organisasi sekaligus tercapai, dan kemampuan pegawai menurut
Handayaningrat (2002:197) adalah berupa pengetahuan, keterampilan serta
sikap perilaku yang memadai, sesuai dengan tuntutan pelayanan dan
pembangunan sekarang ini. Yang mana menurut A.A Prabu (2005:67)
dengan kemampuan abilitypegawai yang terdiri dari kemampuan potensial dan kemampuan Realty (knowledge + skill ).
b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Pada
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kualitas Pelayanan Publik
pada Dispenda TAPTENG . Pelayanan publik merupakan bentuk pelayanan
istimewa yang dilaksanakan oleh aparatur Pemerintah dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Defensi operasional adalah operasionalisasi konsep agar dapat diteliti atau diukur
melalui gejala-gejala yang ada. Defensi operasional yang digunakan dalam penelitian ini
kemudian diuraikan menjadi indikator yang meliputi:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
1.Motivasi
(X1)
Daya pendorong yang menciptakan
kegairahan seseorang baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang yang mendorong agar
mereka mau bekerjasama efektif
dan integrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai tujuan tertentu.
2 a.Kondisi kerja b.Keamanan kerja sikap perilaku yang memadai, sesuai dengan tuntutan pelayanan dan pembangunan
sekarang ini dengan kemampuan ability
sebagai sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan
seseorang melakukan sesuatu yang bersifat mental atau fisik serta keterampilan,
kecakapan yang
berhubungan dengan
1 a.kecerdasan numerik b.pemahaman verbal
2 a.kekuatan dinamis b.stamina dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
2. Reliability
(keandalan)
1 a.Fasilitas pelayanan b.Penampilan
pegawai/petugas
2 a.Kehandalan pegawai dalam
memberikan
informasi pelayanan b.Kehandalan pegawai dalam memudahkan teknis pelayanan
3. Responsiveness
4 a.Jaminan dan kepastian teknis
Sumber: Hasibuan (2007), A.A.Prabu M. (2005), Sampara Lukman (2006), Juliantara (2005) (Data Diolah)
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan Skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. Sugiyono
(2008:132).
Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia,
kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir
sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria pengukurannya adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Pertanyaan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber:Sugiyono(2008:133)
2.6 Populasi dan Sampel
2.6.1 Populasi
Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap dan biasanya berupa orang, objek,
transaksi, atau kejadian Dimana kita tertarik untuk mempelajari atau menjadi objek
penelitian (Kuncoro, 2003:103)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Pendapatan
Kabupaten TapTeng Provinsi Sumatera Utara berjumlah 105 orang, dengan rincian
seperti dalam Tabel 3.4 sebagai berikut:
Tabel 3.3
Data Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara
No Unit Kerja Jumlah ( Orang)
1 Bagian Umum dan Kepegawaian 4
2 Bagian Keuangan 6
3 Bagian Program dan Pelaporan 3
4 Bidang Pendapatan 18
5 Bidang Anggaran 8
6 Bidang Perbendaharaan 16
7 Bidang Aset 10
8 Bidang Akuntansi 10
9 Bidang Unit Pelaksana Teknis dan Kelompok JabatanFungsional
30
Jumlah 105
Sumber: Dispenda kabupaten TAPTENG
2.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dialami oleh populasi
tersebut (Sugiono, 2008: 16).
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian menggunakan rumus Slovin, dengan
𝑛𝑛= 𝑁𝑁 (1 +𝑁𝑁𝑁𝑁2) Di mana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel
Populasi (N) sebanyak 105 orang dan tingkat kesalahan (e) sebanyak 5%, maka
jumlah sampel adalah:
𝑛𝑛 = 105
1 + 105(0,052)= 83,16 84 orang
Dengan demikian sampel dalam penelitian ini berjumlah 84 orang pegawai
Dinas Pendapatan Kabupaten TapTeng Provinsi Sumatera Utara. Teknik penarikan sampel
dilakukan dengan caraprobability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampling (Sugiyono, 2006:74). Untuk
menentukan jumlah sampel yang diambil digunakan rumus slovin dengan tingkat kesalahan
5% (Umar, 2008:108).
ni = (Ni /N) * n
Dimana :
N = Populasi
Ni= Besarnya populasi tiap stratum
n = Jumlah sampel
Penggolongan pengambilan sampel penelitian secara proporsional dengan teknik
pengambilan random sampling berdasarkan jumlah pegawai setiap seksi berdasarkan
rumus dengan rincian seperti dalam Tabel 3.5 sebagai berikut
Tabel 3.4
Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian
No. PegawaiPopulasi (Orang) Jumlah Sampel(Orang)
1. Bagian Umum 4 4/105x84 = 3
dan Kepegawaian
2. Bagian Keuangan 6 6/105x84 = 5
3. Bagian Program 3 3/105x84 = 3
dan Pelaporan
4. Bidang Pendapatan 18 18/105x84 = 14
5. Bidang Anggaran 8 8/105x84 = 6
6. Bidang Perbendaharaan 16 16/105x84 = 13
7. Bidang Aset 10 10/105x84 = 8
8. Bidang Akuntansi 10 10/105x84 = 8 9. Bidang Unit Pelaksana Teknis
dan kelompok Jabatan
Fungsional 30 30/105x84 = 24
Jumlah 105 84
Pada penelitian ini jumlah sampel dibulatkan menjadi 84 orang dengan kriteria
pegawai Dinas Pendapatan Kabupaten TapTeng Provinsi Sumatera Utara.
3.7 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dan sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer yaitu data diperoleh langsung dari daftar pertanyaan yang
disebarkan kepada responden dan wawancara kepada pegawai Dispenda
Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara.
b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dokumen dengan
mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan internet untuk mendukung
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kuesioner
Memberikan daftar pertanyaan kepada pegawai yang telah ditetapkan sebagai
sampel atau responden penelitian.
b. Studi dokumentasi
Dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari data-data yang diperoleh
dari berbagai macam buku, jurnal dan informasi dari internet yang berhubungan
dengan penelitian.
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas
3.9.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk untuk mendapatkan data yang valid, valid diartikan
bahwa instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Sugiyono (2008:172). Jika nilai validitas setiap pertanyaan lebih besar dari nilai
koefisien korelasi (r) 0,30 maka butir pernyataan dianggap sudah valid. Sugiyono
(2005:126). Dalam penelitian ini dilakukan uji validitas pada 30 orang di Kantor Dinas
Pendapatan Kota Sibolga dan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17
Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:
Jika rhitung > tabel maka pertanyaan tersebut valid
Untuk jumlah sampel 30, maka nilai r tabel sebesar 0,361. Untuk itu nila r hitung
pada Corected Item-Total Corelation dibandingkan dengan tebel r (0.361), jika nilai
Corected Item-Total Corelation lebih besar dari 0,361, maka butir dinyatakan valid. Begitu juga sebaliknya.
Tabel 3.5
Uji Validitas Variabel Motivasi (X1)
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Keterangan
Butir1 55.0333 14.378 .627 .776 Valid
Butir2 54.9333 13.857 .706 .768 Valid
Butir3 55.2333 15.151 .363 .796 Valid
Butir4 55.2667 15.926 .197 .808 TidakValid
Butir5 54.8667 14.947 .476 .788 Valid
Butir6 55.0000 14.138 .669 .773 Valid
Butir7 54.8667 16.257 .077 .821 Tidak Valid
Butir8 55.1000 15.541 .244 .806 Tidak Valid
Butir9 55.0667 14.547 .609 .779 Valid
Butir10 55.0000 14.414 .593 .779 Valid
Butir11 54.9333 13.857 .621 .774 Valid
Butir12 55.1333 14.947 .398 .793 Valid
Butir 13 55.2000 16.441 .052 .821 Tidak Valid
Butir 14 54.8333 14.282 .498 .785 Valid
Pada tabel 3.5 terlihat pada pernyataan nomor 4,7,8 dan 13 data tidak valid
dikarenakan r hitung pernyataan tersebut dibawah r tabel yaitu 0.361. Berarti pertanyaan
yang tidak valid harus dibuang, setelah itu dilakukan pengujian kembali. Pernyataan
butir 4 tersebut mengandung indikator pengakuan telah diwakilkan oleh pernyataan butir
5 dan 6. Pernyataan butir 7 dan 8 yang mengandung indikator kondisi kerja telah
diwakilkan oleh pernyataan butir 9 dan10. Sementara Pernyataan butir 13 yang
mengandung indikator hubungan antar sesama rekan kerja, atasan dan bawahan telah
diwakilkan oleh pernyataan butir 14.
Tabel 3.6
Uji Validitas Kemampuan Pegawai (X2)
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Pada tabel 3.6 terlihat pada pernyataan butir 9 dan 11 data tidak valid dikarenakan r
hitung pernyataan tersebut dibawah r tabel yaitu 0.361. Berarti pertanyaan yang tidak
valid harus dibuang, setelah itu dilakukan pengujian kembali. Pernyataan butir 9 tersebut
mengandung indikator pemahaman verbal telah diwakilkan oleh pernyataan butir 5,6,7
dan 8. Pernyataan butir 11 tersebut mengandung indikator kekuatan dinamis telah
diwakilkan oleh pernyataan butir 10 dan 12.
Tabel 3.7
Uji Validitas Pelayanan Publik (Y)
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Butir21 114.1667 131.523 .515 .907 Valid
Butir22 114.2667 135.237 .140 .915 Tidak Valid
Butir23 114.3000 130.286 .504 .907 Valid
Butir24 114.1667 127.109 .626 .905 Valid
Butir25 114.4333 136.944 .035 .920 Tidak Valid
Butir26 114.4667 124.602 .485 .909 Valid
Butir27 113.9667 130.447 .533 .907 Valid
Butir28 113.9000 130.300 .602 .906 Valid
Butir29 114.1000 131.334 .440 .908 Valid
Butir30 113.9667 132.171 .421 .909 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 17 (2014)
Terlihat pada pernyataan nomor 3,18,19,22 dan 25 data tidak valid dikarenakan r
hitung pernyataan tersebut dibawah r tabel yaitu 0.361. Berarti pertanyaan yang tidak
valid harus dibuang, setelah itu dilakukan pengujian kembali. Pernyataan butir 3 tersebut
mengandung indikator fasilitas pelayanan telah diwakilkan oleh pernyataan butir 1 dan 2.
Pernyataan butir 18 yang mengandung indikator kesiapan petugas (pegawai) pelayanan
telah diwakilkan oleh pernyataan butir 16 dan 17. Pernyataan butir 19 yang mengandung
indikator jaminan dan kepastian teknis petugas (pegawai) telah diwakilkan oleh
pernyataan butir 20 dan 21. Sementara Pernyataan butir 22 yang mengandung jaminan
dan 24. Sementara pernyataan butir 25 yang mengandung indikator keramahan
petugas(pegawai) telah diwakilkan oleh pernyataan butir 26 dan 27.
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas II Variabel Motivasi (X1)
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Keterangan
Butir1 38.4000 10.662 .696 .838 Valid
Butir2 38.3000 10.286 .747 .832 Valid
Butir3 38.6000 11.490 .373 .864 Valid
Butir5 38.2333 11.633 .390 .861 Valid
Butir6 38.3667 10.378 .762 .832 Valid
Butir9 38.4333 10.875 .656 .842 Valid
Butir10 38.3667 10.792 .626 .843 Valid
Butir11 38.3000 10.217 .676 .838 Valid
Butir12 38.5000 11.155 .452 .858 Valid
Butir14 38.2000 11.131 .403 .864 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 17 (2014)
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas II Kemampuan Pegawai (X2)
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Keterangan
Butir1 45.7333 36.271 .423 .917 Valid
Butir2 45.5667 33.013 .659 .909 Valid
Butir3 45.6333 31.757 .797 .903 Valid
Butir4 44.9667 35.826 .510 .914 Valid
Butir5 45.4000 35.903 .403 .918 Valid
Butir6 45.6333 35.689 .423 .917 Valid
Butir7 45.5667 31.564 .743 .905 Valid
Butir8 45.6000 30.179 .901 .897 Valid
Butir10 45.6667 32.506 .811 .903 Valid
Butir12 45.6667 31.954 .762 .904 Valid
Butir13 45.6667 31.678 .797 .903 Valid
Butir14 45.5000 36.052 .427 .917 Valid
Butir15 45.4000 33.283 .613 .911 Valid
Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 17 (2014)
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan variabel kemampuan
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas II Pelayanan Publik (Y)
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 17 (2014)
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan variabel Pelayanan
3.9.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan Situmorang (2010:72). Menurut Ghazali
(2005:86) dan Kuncoro (2003:112) dalam Situmorang (2010:80), suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Uji reliabilitas
kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi Software SPSS versi 17.
Uji reliabilitas dilakukan kepada 30 orang responden di luar sampel dengan
menyebarkan ke pegawai Dinas Pendapatan Kota Sibolga Provinsi Sumatera Utara
.
Adapunhasil reliabilitas untuk variabel motivasi (X1)sebagai berikut: Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.803 10
Hasil pengujian reliabilitas jawaban responden terhadap variabel motivasi(X1)pada penelitian ini menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,803. Nilai yang dihasilkan > 0,60sehingga dapat disimpulkan pernyataan adalah reliabel untuk digunakan dalam
penelitian.
Adapun hasil reliabilitas untuk variabel kemampuan pegawai (X2) sebagai berikut: Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
Hasil pengujian reliabilitas jawaban responden terhadap variabel kemampuan
pegawai (X2) pada penelitian ini menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,901. Nilai yang dihasilkan > 0,60 sehingga dapat disimpulkan pernyataan adalah reliabel
untuk digunakan dalam penelitian.
Adapun hasil reliabilitas untuk variabel kualitas pelayanan publik (Y) sebagai berikut:
Tabel 3.13 Hasil Uji Reliabelitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.935 25
Hasil pengujian reliabilitas jawaban responden terhadap variabel Kualitas Pelayanan
Publik (Y) pada penelitian ini menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,935. Nilai
yang dihasilkan > 0,60 sehingga dapat disimpulkan pernyataan adalah reliabel untuk
digunakan dalam penelitian.
3.10.Teknik Analisis
3.10.1. Analisis Deskriptif
Suatu metode analisis dimana data-data yang dikumpulkan, diklasifikasikan,
dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan
gambaran mengenai topik yang akan dibahas.
3.10.2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian ini dilakukan untuk melihat model regresi, apakah variabel dependen
dan independen memiliki distribusi normal atau tidak.
b. Uji Heteroskedastisitas
Digunakan untuk menguji model regresi apakah terjadi ketidaksamaan atau
perbedaan varians dari residual pengamatan yang lain. Jika varians residual dari
suatu pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang paling baik apabila tidak terjadi
heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinieritas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas, jika terdapat korelasi antara variabel bebas maka
dapat dikatakan terdapat masalah multikolinieritas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas.
Uji multikolinieritas menggunakan kriteria Variance Inflation Factor (VIF) dengan
ketentuan:
1. Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinieritas yang serius.
2. Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas yang serius.
3.10.3.Analisis Regresi Linier Berganda
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah:
𝐘𝐘=𝐚𝐚+𝐛𝐛𝟏𝟏𝐗𝐗𝟏𝟏+𝐛𝐛𝟐𝟐𝐗𝐗𝟐𝟐+𝐞𝐞
Dimana:
Y = variabel kualitas pelayanan publik
b1,b2 = koefisien regresi
X
1 = variabel motivasi
X
2 = variabel kemampuan pegawai
e = standar eror
3.10.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu),
maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel
terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan
pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2
semakin mengecil (mendekat nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas
(X) terhadap variabel terikat (Y)semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan
tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat.
3.10.5 Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat.
Kriteria pengujiannya adalah:
H0: b1,b2,b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H0: b1,b2,b3≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%
H 0 ditolak jika Fhitung > Ftabelpada α = 5%.
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap
variabel terikat.
H0 : b1= 0, Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
H a : b1≠ 0, Artinya secara pasrial terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengambilan keputusan:
H0 diterima jika thitung < ttabelpada α = 5%
H a diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah
Pada mulanya urusan Pengelolaan Pendapatan Daerah berada dalam koordinasi
Biro Keuangan (Sekretariat) sebagai bagian pajak dan pendapatan. Berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 102/II/GSU tanggal 6 Maret 1973 tentang
Susunan Organisasi Tata Kerja Setwilda Tingkat I Sumatera Utara, sejak 16 Mei 1973
Biro Keuangan berubah nomenklatur menjadi Direktorat Keuangan. Sebagai
konsekuensi perubahan tersebut maka Bagian Pajak dan Pendapatan mengalami
perubahan menjadi Sub Direktorat Pendapatan Daerah pada Direktorat Keuangan.
21 Maret 1975 Nomor 137/II/GSU (sebagai tindak lanjut Surat Keputusan Menteri
Dalam Negeri R.I. tanggal 7 Nopember 1974 Nomor Finmat 7/15/3/74), sehingga sejak
tanggal 1 April 1975, Sub Direktorat Pendapatan Daerah ditingkatkan statusnya menjadi
Direktorat Pendapatan Daerah. Selanjutnya, melalui SK Mendagri No. KUPD 3/12/43
tertanggal 1 September 1975 tentang “Pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II
seluruh Indonesia”, Direktorat Pendapatan Daerah berubah menjadi Dinas Pendapatan
Daerah. Semula pembentukannya dilakukan berdasarkan SK Gubernur Sumatera Utara
Nomor 143/II/GSU, yang lebih lanjut keberadaannya diperkuat dengan Perda Provinsi
Sumatera Utara Nomor 4 Tahun 1976 (mulai berlaku tanggal 31 Maret 1976). Sebagai
tindak lanjut dari UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengeluarkan
Peraturan Daerah (PerDa) Nomor 3 tanggal 31 Juli 2001 tentang Dinas-Dinas sebagai
institusi teknis, yang membantu pemerintah provinsi dalam melaksanakan tugas
desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Salah satu dinas tersebut adalah
Dinas Pendapatan Daerah Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara.
Peran strategis yang dimiliki Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah antara lain:
1. Mampu meningkatkan PAD secara terus menerus khususnya penerimaan dari Pajak
daerah
2. Mampu mewujudkan Pelayanan Prima dalam pelaksanaan administrasi Pajak Daerah
3. Mampu mengoptimalkan kewenangan di bidang Pajak Daerah
4. Mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola pajak.
Dalam rangka pengelolaan pendapatan daerah agar dikelola dengan baik ; maka
‘Terwujudnya Pelayanan Prima sebagai Bukti Pengabdian Kepada Masyarakat”. Untuk
merealisasikan visi, guna memberikan arah dan tujuan yang fokus terhadap kegiatan
pengelolaan pendapatan daerah maka ditetapkan misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kepada Masyarakat
2. Meningkatkan Pendapatan Daerah dan Negara.
Sesuai dengan tupoksinya adapun wilayah kerja Dinas Pendapatan Kabupaten
Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara meliputi seluruh wilayah Tapanuli Tengah
yang menjadi wilayah objek pajak Untuk mewujudkan daya guna dan hasil guna sejalan
dengan prinsip otonomi, dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :
1. Kepala Dinas Pendapatan, mempunyai tugas:
a. Membantu Bupati dalam penyelenggaraan dibidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah yang menjadi kewenangan daerah.
b. Untuk menyelenggarakan tugasnya, Kepala Unit menyelenggarakan fungsi:
a. Memimpin dan menkoordinasikan kegiatan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan,
dan Aset Daerah;
b. Merumuskan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis sebagai dasar pelaksanaan
tugas Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku;
c. Menetapkan program kerja Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
sesuai dengan rencana strategis Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah;
d. Melaksanakan koordinasi, supervisi, dan fasilitas dalam rangka penyelenggaraan
program Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah sesuai dengan
e. Menghimpun, mengelolah dan menyajikan data dibidang keuangan dalam berbagai
bentuk sesuai dengan keperluannya;
f. Mempersiapkan bahan-bahan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, Perubahan anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Bahan Rencana
Bersama serta Perencanaan Pembangunan Daerah;
g. Menyusun proyeksi arus kas/perencanaan kas;
h. Melaksanakan Penatausahaan Administrasi pengelolaan keuangan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
i. Melaksanakan sebagian fungsi otorisator, yaitu memberikan saran dan pendapat dalam
menetapkan SPD setelah mengesahkan DPA-SKPD;
j. Melaksanakan fungsi ordonatur yaitu menguji perintah membayar dan menerbitkan
Surat Penyediaan Dana (SPD);
k. Menyusun laporan keuangan yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan
arus kas dan cataatan atas laporan keuangan;
l. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas Pemerintah Daerah;
m. Penyelenggaraan koordinasi dan kerja sama dengan segala pihak-pihak terkait untuk
pengembangan bidang pendapatan, keuangan dan aset daerah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
n. Menentukan kebijakan teknis penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan serta
menetapkan pajak dan retribusi yang menjadi wewenang daerah;
o. Menentukan kebijakan teknis pelaksanaan pembukuan dan pelaporan atas pemungutan
dan penyetoran pendapatan daerah;
p. Melakukan koordinasi dengan instansi teknis menyangkut penerimaan dan penyetoran
q. Melakukan pengelolaan unit pelaksana teknis dibidang pendapatan, pengelola
keuangan dan aset daerah;
r. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pendapatan,
pengelola keuangan dan aset daerah;
s. Melakukan pengelolaan administrasi umum yang meliputi kesekretariatan, program,
kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan organisasi;
t. Mendisposisikan surat-surat kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya;
u. Mengendalikan dan mengerahkan pelaksanaan tugas Sekretaris, Bidang-Biang,
Subbagian dan Seksi-seksi;
v. Mempersiapakan rumusan Rencana Peraturan Daerah dan Rancangan Peraturan
Bupati sebagai pedoman dan petunjuk serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan bidang pendapatan, pengelola keuangan dan aset daerah;
w. Melaksanakan Monitoring dan evaluasi terhadap penyelenggaraan tugas dibidang
pendapatan, pengelola keuangan dan aset daerah;
x. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Bupati tentang kebijakan dibidang
pendapatan, pengelola keuangan dan aset daerah;
y. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Bupati.
c. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, Kepala Dinas Pendapatan Tapanuli Tengah
Provinsi Sumatera Utara dibantu oleh :
a. Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Bagian Keuangan
c. Bagian Program dan Pelaporan
e. Bidang Anggaran
f. Bidang Perbendaharaan
g. Bidang Aset
h. Bidang Akuntansi
i. Bidang Unit Pelaksana Teknis dan Kelompok JabatanFungsional
2. Bagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas :
a. Membantu sekretaris dalam memberikan pelayanan teknis administratif kepada
satuan organisasi Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dibidang
administrasi umum dan kepegawaian;
b. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan pedoman pelaksanaan tugas administrasi imun dam Kepegawaian;
c. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
sesuai dengan Rencana Kerja yang ditetapkan;
d. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi dalam berbagai bentuk
sesuai dengan keperluannya;
e. Melaksanakan urusna surat masuk dan keluar, kearsipan, rumah tangga,
perlengkapan dan investars barang, data administrasi kepegawaian serta kenyamanan
kerja;
f. Menghimpun dan mengelola bahan dan data kepegawaian yang meliputi
pengangkatan, pemberhentian, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, absensi,
promosi jabatan, mutasi, cuti, Askes, taspen dan lain-lain;
h. Menghimpun dan mempelajari permasalahan pelaksanaan tugas serta
mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada atasan;
i. Menyiapkan bahan Monitoring, evaluasi dalam pelaksanaan tugas;
j. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai dengan hasil yang
dicapai sengagai pertangungjawaban tugas;
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Sekretaris.
3. Bagian Keuangan, mempunyai tugas :
a. Membantu Sekretaris dalam memberikan pelayanan teknis administratif kepada
satuan organisasi Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dibidang
Keuangan;
b. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, petunjuk
pelaksanan dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan
pedoman pelaksanaan tugas Subbagian Keuangan;
c. Menyusun langkah-langkah kerja/kegiatan Subbagian Keuangan sesuai dengan
Rencana kerja yang ditetapkan;
d. Mengarsipkan dan memelihara dokumen administrasi keuangan dalam berbagai
bentuk sesuai dengan keperluannya;
e. Mempersiapkan bahan penyusunan rencana anggaran rutin, melaksanakan
pembukuan keuangan, menyusun laporan keuangan rutin, memelihara bahan dan
penyelenggaraan dokumen keuangan serta membuat laporan pertanggungjawaban
keuangan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f. Mengkoordinir pengelolaan administrasi keuangan;
h. Mempersiapkan surat perintah tugas bagi pegawai yang akan melaksanakan
perjalanan dinas;
i. Mengumpulkan bahan-bahan dan mempersiapkan RKA, DPA dan dokumen
anggaran lain untuk penyusunan anggaran;
j. Melaksanakan urusan penggajian PNS;
k. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah
dicapai sebagai pelaksanaan tugas;
l. Menyiapkan bahan Monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan tugas;
m Menghimpun dan mempelajari permasalaha pelaksaan tugas serta mempersiapakan
saran pertimbangan pemecahan masalah kepada atasan;
n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Sekretaris.
4. Bagian Program dan Pelaporan, mempunyai tugas :
a. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan
dengan pedoman pelaksanaan tugas program dan pelaporan;
b. Menyusun rencana anggaan, program dan kegiatan dibidang pendapatan, pengelola
keuangan dan aset daerah;
c. Menyusun langkah-langkah kerja/ kegiatan Sub Bagian Program dan Pelaporan
sesuai dengan Rencana Kerja yang ditetapkan;
d. Mengkoordinir pengelolaan administrasi dibidang program dan pelaporan;
e. Menghimpun, mempersiapkan bahan penyusunan dan menyusun Rencana Kerja,
Rencana Strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Indikator
f. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sesuai hasil yang telah
dicapai sebagai pelaksanaan tugas;
g. Menyiapkan bahan Monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
h. Menghimpun dan mempelajari permasalahan pelaksanaan tugas serta
mempersiapkan saran pertimbangan pemecahan masalah kepada atasan;
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Sekretaris
5. Bagian Pendapatan, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas Bidang Pendapatan yang meliputi program objek Pajakk Daerah
dan Retribui Daerah, Pajak Bumi, dan bangunan serta penerimaan lainnya.
6. Bagian Anggaran,mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas penyusunan program kerja dibidang administrasi anggaran,
penyusunan perumusan kebijakan teknis dibidang administrasi anggaran,
melaksanakan kegiatan administrasi dan pengelolaan anggaran.
7. Bagian Perbendaharaan, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas penyusunan program kerja dibidang Perbendaharaan.
8. Bagian Aset, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas Bidang Aset Daerah meliputi perencanaan dan pengadaan, penatausahaan, dan
pemanfaatan, serta inventarisasi dan penghapusan aset.
9. Bagian Akuntansi, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas Bidang Auntansi meliputi program kerja di Bidang Akuntansi,
penyusunan perumusan kebijakan Akuntansi dan melaksanakan Akuntansi Keuangan
Daerah.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah
4.2. Hasil Penelitian 4.2.1Analisis Deskriptip
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar kuesioner. Jumlah
pernyataan seluruhnya adalah 48 butir pernyataan, yakni sepuluh butir pernyataan untuk
variabel motivasi (X1), tiga belas butir pernyataan untuk varibel kemampuan pegawai(X2) dan 25 butir pernyataan untuk variabel pelayanan publik(Y).
4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Kepala Dinas
Sekretariat
Bagian Umum dan Kepegawaian
Bagian keuangan
Bagian Program dan Pelaporan
Bagian Perbendaharaa Bagian
Anggaran Bagian
Pendapata Bagian Aset
Bagian Akuntansi
Berdasarkan data-data pada kuesioner yang telah disebar oleh peneliti kepada 84
orang responden. Jumlah dan persentase karakteristik responden berdasarkan usia dapat
dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1
Crosstab jenis kelamin dan usia
USIA (TAHUN)
Total
25-35 36-45 46-55
J.Kelamin LAKI-LAKI 24 14 10 48
PEREMPUAN 20 13 3 36
Total 44 27 13 84
Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 17 (2014)
Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik umur dari responden yang paling banyak diteliti
adalah 25-35 tahun berjumlah 44 orang. Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa 84
responden yang merupakan pegawai Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli
Tengahdidominasi oleh pegawai berusia 25-35 tahun. Yang berarti bahwa Dinas
Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah lebih banyak menggunakan jasa pegawai
yang masih berusia produktif untuk mendukung Dinas Pendapatan Kabupaten
Tapanuli Tengah dalam mencapai target-target yang telah ditentukan.
Crosstab jenis kelamin dan pendidikan
Pendidikan
Total
D3 S1 S2 SMA
J.Kelamin LAKI-LAKI 3 30 3 12 48
PEREMPUAN 4 17 2 13 36
Total 7 47 5 25 84
Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 17 (2014)
Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan dapat dilihat bahwa 84 responden yang
merupakan pegawai Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengahdidominasi oleh
dalam Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah yang sudah berpendidikan
terakhir S1.
Tabel 4.3
Crosstab jenis kelamin dan lama bekerja
LAMA_BEKERJA (Tahun)
Total
1-10 11-20 21-30 31-40
JENIS_KELAMIN LAKI-LAKI 24 15 8 1 48
PEREMPUAN 21 12 3 0 36
Total 45 27 11 1 84
Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 17 (2014)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa 84 responden yang merupakan pegawai
Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengahdidominasi oleh pegawai yang
memiliki masa kerja kurang dari 10 tahun. Pada tabel sebelumnya dijelaskan bahwa
pegawai Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengahdidominasi oleh karyawan
usia produktif yaitu 25-35 tahun, dimana pada usia tersebut tentunya masih memiliki
masa kerja yang kurang dari 10 tahun.
4.2.1.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Terkait
Setelah mengetahui karakteristik dari responden peneliti, berikut ini akan
ditampilkan olahan data primer yang merupakan gambaran dari hasil penelitian
berdasarkan jawaban responden mengenai pengaruh motivasi dan kemampuan pegawai
terhadap kualitas pelayanan publik.
a. Variabel Motivasi (X1)
Pada tabel 4.4 berikut ini akan ditampilkan distribusi jawaban responden
terhadap variabel Motivasi(X1)
Tabel 4.4
Tanggapan disiplin kerja
5 6.0 42 50 37 44
7.Ruang kerja yang siklus udaranya baik dan nyaman
6 7.1 41 48.8 37 44.0
8.Menerima Jaminan Kerja dan keselamatan Kerja
4 4.8 46 54.8 34 40.4
9.Tersedia tempat parkir yang aman
5 6.0 43 51.2 36 42.9
Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 17 (2014)
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Dari 84 orang responden 92.9% menyatakan cenderung setuju bahwa mereka
(pegawai) diberikan penghargaan bagi yang memperlihatkan hasil kerja yang
baik namun masih ada 7.1% yang menyatakan kurang setuju dengan
pernyataan tersebut. Hal ini berarti penghargaan pada pegawai yang hasil
kerjanya baik sudah diberikan namun masih perlu meninjau kembali apakah
masih adanya sekitar 7.1% pegawai yang masih kurang setuju bahwa atasan
memberian penghargaan kepada pegawai yang memperlihatkan hasil kerja
yang baik.
2. Pada pernyataan yang kedua, 94% responden menyatakan cenderung setuju
bahwa penghargaan yang diberikan oleh pimpinan atas partisipasi dan disiplin
kerja dapat memotivasi mereka namun masih ada 6% responden yang kurang
setuju. Hal ini berarti penghargaan yang diberikan atas partisipasi dan disiplin
telah baik adanya sehingga dapat memotivasi namun perlu diperhatikan
kembali hal apa yang membuat hingga masih ada sekitar 6% responden yang
kujang setuju.
3. Pada pernyataan ketiga, sekitar 88,1% responden setuju bahwa mereka
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan tanpa terbebani
namun masih ada 11,9% responden yang kurang setuju. Hal ini berarti
pegawai telah sadar apa yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya namun
perlu diperhatikan kembali beban tugas dan tanggung jawab Noya tersebut
apa sudah sesuai dengan porsinya melihat masih adanya 11,9% yang kurang
setuju bahwa mereka melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan
tanpa terbebani.
4. Pada pernyataan yang keempat, 95,2% responden setuju bahwa mereka
mampu menyelesaikan tugas hingga mencapai pemenuhan kepuasan dalam
bekerja namun masih ada 4,8% responden yang masih kurang setuju. Hal ini
berarti mereka telah mencapai pemenuhan kepuasan dalam melaksanakan
adanya sekitar 4,8 respon yang masih kurang setuju bahwa mereka mampu
menyelesaikan tugas hingga mencapai pemenuhan kepuasan dalam bekerja.
5. Pada pernyataan yang kelima, 84.6% responden setuju bahwa mereka
bertanggungjawab tanpa diawasi melaksanakan tugas namun masih ada
15.4% yang kurang setuju. Hal ini berarti masih ada pegawai yang perlu
diawasi dalam bekerja yang mengakibatkan 15.4% responden kurang setuju
bahwa mereka bekerja tanpa diawasi.
6. Pada pernyataan yang keenam, 94% responden setuju bahwa pemimpin
mampu menciptakan lingkungan kerja harmonis namun masih ada 6%
responden yang kurang setuju. Hal ini berarti pemimpin diharapkan agar lebih
bersinergi lagi untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis bagi
pegawainya.
7. Pada pernyataan ketujuh, 84,6% responden setuju bahwa mereka berada
dalam ruang kerja yang memiliki siklus udara yang baik dan nyaman namun
masih ada 15,4% yang kurang setuju. Hal ini berarti ruangan kerjanya telah
memiliki siklus udara yang baik dan nyaman namun perlu diperhatikan lagi
yang menyakut siklus udara dan kenyamanan tertentu yang berkaitan yang
menyebabkan 15,4% responden kurang setuju bahwa mereka berada dalam
ruang kerja yang memiliki siklus udara yang baik dan nyaman.
8. Pada pernyataan kedelapan, 94% responden setuju bahwa pegawai
DISPENDA menerima jaminan kesehatan dan keselamatan kerja namun
masih ada 6% yang kurang setuju. Hal ini berarti jaminan kesehatan dan
diperhatikan apakah jaminan kesehatan dan keselamatan kerja tersebut sesuai
dengan yang diharapkan mengingat masih ada 6% yang masih kurang setuju.
9. Pada pernyataan yang kesembilan, 86,9% responden cenderung setuju bahwa
DISPENDA menyediakan tempat parkir yang aman bagi pegawainya, namun
masih ada 13,1% yang masih kurang setuju. Hal ini berarti tempa parkir yang
disediakan DISPENDA bagi pegawainya adalah aman namun perlu
peninjauan kembali menyangkut hal-hal lain yang berhungan dengan tempat
parkir tersebut misalnya penggunaan sisi tv atau hal lainnya mengingat masih
ada 13,1% yang masih kurang setuju.
10.Pada pernyataan yang kesepuluh, 95,2% setuju bahwa pemimpin berinteraksi
dengan baik kepada bawahannya namun masih ada 4,8% responden yang
masih kurang setuju. Hal ini berarti interaksi yang baik terjadi antara atasan
dan bawahan namun perlu diperhatikan lagi hal apa yang membuat hingga
masih ada ada 4,8% responden yang masih kurang setuju bahwa
pemimpinnya berinteraksi dengan baik kepada bawahannya.
Tabel 4.5
5.Komputer
Sumber: Hasil pengolahan data primer SPSS 17 (2014)
1. Pada pernyataan pertama, 84,5% responden setuju bahwa atasan
mengingingkan kecepatan dalam penyampaian laporan namun 15,5%
responden kurang setuju bahwa atasan menginginkan kecepatan dalam
kepada atasannya dengan cepat namun masih perlu dilakukan pengawasan
mengingat masih ada 15,5% responden yang kurang setuju.
2. Pada pernyataan yang kedua, 77,4% responden setuju bahwa mereka
memungut pajak secara cekatan namun masih ada 22,6% yang kurang setuju.
Hal ini berarti pegawai pemungut pajak adalah yang sudah terlatih namun
perlu dilihat langsung kelapangan apa yang menjadi kendala sehingga ada
22,6% responden yang kurang setuju.
3. Pada pernyataan ketiga, 77,4% setuju bahwa nominal wajib pajak yang
dibayarkan dapat dihitung secara cepat dan benar namun masih ada 22,6%
yang kurang setuju. Hal ini berarti para pemungut pajak yang diturunkan
kelapangan adalah yang sudah berpengalaman namun perlu ditingkatkan
kembali mengingat masih adanya 22,6% responden yang masih kurang
setuju.
4. Pada pernyataan keempat, 97,6% setuju bahwa mereka mampu menggunakan
komputer namun masih ada 2,4% yang masih kurang setuju. Hal ini berarti
mereka adalah orang yang mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan
teknologi yang ada, namun perlu dilatih lagi mengingat masih ada sedikit dari
mereka yang kurang mampu menggunakannya.
5. Pada pernyataan kelima, 82,1% setuju bahwa penggunaan komputer dapat
mempermudah pekerjaan namun masih ada 17,9% yang masih kurang setuju.
Hal ini berarti mereka telah mengetahui fungsi-fungsi dari aplikasi yang ada
dalam komputer untuk pekerjaan mereka namun masih perlu ditingkatkan
6. Pada pernyataan yang keenam, 82,1% responden setuju bahwa pegawai
mampu menyesuaikan pekerjaan yang diberikan dengan ketetapan waktu
pulang kerja. Hal ini berarti mereka telah mampu memanfaatkan waktu
dengan semaksimal mungkin namun perlu lebih diperhatikan lagi mengiingat
masih ada sekitar17,9% responden yang masih kurang bisa menyesuaikan
pekerjaan yang diberikan dengan waktu pulang kerja.
7. Pada pernyataan yang ketujuh, 73,8% responden setuju bahwa pegawai mengikuti prosedur kerja tanpa diawasi namun masih ada 26,2responden yang kurang setuju. Hal ini berarti Dispenda harus lebih detail menjelaskan prosedur kerja agar semua pegawai memahami dengan baik yang menjadi prosedur dalam bekerja.
8. Pada pernyataan kedelapan, 80,9% responden setuju bahwa program pelatihan yang diberikan DISPENDA mampu meningkatkan kemampuan mereka namun masih ada 19,1% responden yang masih kurang setuju. Hal ini berarti DISPENDA telah mengadakan pelatihan yang baik untuk meningkatkan kemampuan pegawainya namun perlu ditingkatkan lagi mengingat masih ada sekitar 19,1% yang masih kurang setuju.
9. Pada pernyataan kedelapan, 83,4% responden setuju bahwa petugas selalu mendatangi wajib pajak dikemudian harinya secara berulang-ulang apabila belum bisa ditemui namun masih ada 16,6% responden yang masih kurang setuju. Hal ini berarti petugas selalu berusaha untuk menemui wajib pajak secara berulang-ulang apabila hari itu tidak didapati berada ditempat namun perlu ditingkatkan kembali mengingat masih ada yang kurang setuju.
10.Pada pernyataan kesepuluh, 78,6% responden setuju bahwa semua pegawai adalah yang berbadan sehat namun masih ada 21,4% responden yang masih kurang setuju. Hal ini berarti cenderung semua pegawai adalah berbadan sehat namun masih perlu meningkatkan pola hidup sehat meningat masih adanya 21,4% responden yang masih kurang setuju.
baik namun masih ada 19,1% responden yang kurang setuju. Hal ini berarti daya tahan tubuh petugas pemungut pajak adalah baik namun perlu ditingkatkan mengingat masih ada sekitar 19,1% yang masih kurang setuju. 12.Pada pernyataan yang keduabelas, 76,2% responden setuju bahwa pegawai
datang dan pulang dengan tepat waktu namun masih ada 23,8% responden yang masih datang dan pulang dengan tidak tepat waktu maka Dispenda perlu mengingatkan kembali jam datang dan pulang kerja kepada pegawainya. 13.Pada pernyataan yang ketigabelas, 81,0% responden setuju bahwa pegawai
mengikuti apel pagi dan sore namun masih ada responden 19,1% yang tidak mengikuti apel pagi dan sore untuk itu Dispenda haus mengawasi absensi pegawai agar lebih tertib lagi.
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Pelayanan Publik Tanggapan
3. Memakai pakaian
rapi 14 16.7 56 66.7 14 16.7
4. Memakai pakaian
seragam 9 10,7 61 72,6 14 16,7
5. Memakai logo
khusus 14 16.7 48 57.1 22 26.2
6. Informasi yang jelas terkait nominal pajak
12 14.3 52 61.9 20 23.8
7. Melayangkan surat pemberitahuan jatuh
9. Tingkat kesalahan pemungut pajak
relatif rendah 10.Data pajak yang
diterima sesuai dengan yang ada didata base
17 20.2 52 61.9 15 17.9
11.Nominal yang diterima sama dengan yang tertera disurat pajak
10 11.9 53 63.1 21 25.0
12.Tanggung jawab yang memadai dalam memberikan pelayanan
6 7.1 64 76.2 14 16.7
13.Bertindak adil dalam melayani
8 9.5 53 63.1 23 27.4
14.Mampu
memposisikan diri saat berhadapan dengan wajib pajak
11 13.1 47 56.0 26 31.0
15.Begerak cepat saat dibutuhkan
22 26.2 47 56.0 15 17.9
16.Selalu ada petugas dikantor
15 17.9 54 64.3 15 17.9
17.Mendengar keluhan wajib pajak dengan respons positif
11 13.1 59 70.2 14 16.7
18.Ada prosedur tetap yang ditaati
15 17.9 49 58.3 20 23.8
19.Petugas administrasi mencatat jumlah nominal yang sesuai dengan yang
dibayarkan
12 14.3 49 58.3 23 27.4
20.Petugas administrasi selalu ada pada jam-jam kerja
22.Orang yang sopan
dan ramah 11 13.1 51 60.7 22 26.2
23.Memberikan informasi dengan bahasa yang jelas
11 13.1 57 67.9 16 19.0
24.Memberikan
ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab 25.Pegawai
mengeluhkan sulit dan rumitnnya melayani
13 15.5 49 58.3 22 26.2
Sumber: Hasil pengolahan data primer SPSS 17 (2014)
1. dari 84 orang responden 82,1% setuju bahwa DISPENDA menyediakan
ruang tunggu bagi penerima layanan namun masih ada 13,1% yang masih
kurang setuju. Hal ini berarti DISPENDA telah menyediakan ruang tunggu
bagi penerima layanan namun masih perlu ditingkatkan kualitas atau
kuantitas dari ruang tunggu tersebut mengingat masih ada 13,1% yang masih
kurang setuju.
2. Pada pernyataan kedua, 74,8% responden setuju bahwa DISPENDA
menyediakan fasilitas informasi/visualisasi diruang tunggu namun masih ada
26,2% yang masih kurang setuju. Hal ini berarti di ruang tunggu telah
disediakan informasi/visualisasi hanya saja perlu diberikan penjelasan atau
dilihat kelengkapan informasinya melihat masih ada sekitar 26,2% responden
yang kurang setuju.
3. Pada pernyataan yang ketiga, 83,4% responden setuju bahwa pegawai
memakai pakaian yang rapi saat memungut pajak dilapangan namun masih
ada 16,7 responden yang masih kurang setuju. Hal ini berarti pegawai yang
dilapangan sudah mengenakan pakaian ram hanya saja perlu diingatkan
kembali mengenai cara berpakaian sebelum ke lapangan melihat masih ada
4. Pada pernyataan yang keempat, 80,3% responden setuju bahwa mereka
memakai pakaian seragam yang telah ditetapkan namun masih ada 10,7%
yang masih kurang setuju. Hal ini berarti pegawai DISPENDA telah memakai
pakaian seragam DINAS mereka namun perlu diingatkan selalu agar
senantiasa mengenakan pakaian yang telah diberikan DISPENDA mengingat
masih ada 10,7% yang kurang setuju.
5. Pada pernyataan yang kelima, 83,4% responden setuju bahwa pegawai yang
bertugas memungut pajak memakai pakaian yang berlogo khusus sehingga
memudahkan para wajib pajak untuk mengenalinya dilapangan namun masih
ada 16,7% responden yang kurang setuju. Hal ini berarti DISPENDA telah
memberikan logo khusus untuk digunakan petugas agar mudah dikenali para
wajib pajak namun masih perlu ditingkatkan atau pemberian logo secara
berkala mengingat adanya 16,7% responden yang kurang setuju.
6. Pada pernyataan yang keenam, 85,7% responden setuju bahwa mereka selalu
memberikan informasi yang jelas pada masyarakat wajib pajak terkait
nominal pajak yang harus dibayarkan namun masih ada 14,3% yang kurang
setuju. Hal ini berarti pegawai telah memberikan informasi yang jelas terkait
nominal paja yang memang sudah seharusnya diberikan namun perlu dilatih
lagi pegawainya agar terbiasa mengingat masih ada 14,3% responden yang
kurang setuju.
7. Pada pernyataan yang ketujuh, 85,7% responden setuju semua pegawai selalu
melayangkan surat sebelum jatuh tempo namun masih ada 14,3% yang masih
kurang setuju. Hal ini berarti pegawai melakukanny dengan baik namun perlu
8. Pada pernyataan yang kedelapan, 78,6% responden setuju bahwa semua
pegawai selalu memberikan informasi tepat waktu. namun masih ada 21,4%
yang masih kurang setuju. Hal ini berarti pegawai harus lebih diarahkan lagi
agar lebih aktif lagi mengiingat 21,4% masih kurang setuju.
9. Pada pernyataan yang kesembilan, 90,5% responden setuju bahwa bahwa
tingkat kesalahan yang dilakukan saat memungut pajak relatif rendah namun
masih ada 9,5% yang masih kurang setuju. Hal ini berarti pegawainya
melakukannya dengan teliti namun perlu lebih ditingkatkan lagi melihat
masih ada 9,5% responden yang masih kurang setuju.
10.Pada pernyataan yang kesepuluh, 78,8% responden setuju bahwa data pajak
yang diterima oleh pegawai sesuai dengan data pajak yang ada di data base
penerimaan pajak DISPENDA namun masih ada 20,2% yang kurang setuju.
Hal ini berarti data yang diterima benar adanya. Namun perlu diawasi lagi
melihat masih ada 20,2% responden yang kurang setuju.
11.Pada pernyataan yang kesebelas, 88,1% responden setuju bahwa nominal
yang tertera disurat pajak sama dengan yang diterima pegawai namun masih
ada 11,9% yang kurang setuju. Hal ini berarti keadilan dalam pelayanan telah
diterapkan namun perlu ditingkatkan agar lebih baik lagi melihat masih ada
11,9% yang kurang setuju.
12.Pada pernyataan yang keduabelas, 92,9% responden setuju bahwa mereka
menunjukkan tanggungjawab yang memadai dalam memberikan pelayanan
mereka selalu bergerak cepat saat dibutuhakan namun masih ada 7,1% yang
tanggungjawabnya terhadap pekerjaannya namun ditingkatkan kembali
melihat masih ada 7,1% yang kurang setuju
13.Pada pernyataan yang ketigabelas, 90,5% responden setuju bahwa mereka
bertindak adil dalam memberikan pelayanan namun masih ada 9,5%
responden yang kurang setu. Hal ini berarti kenaikan dalam pelayanan telah
diterapkan namun perlu ditingkatkan kembali melihat masih ada 9,5% yang
kurang setuju
14.Pada pernyataan yang keempatbelas, 87% responden setuju bahwa pegawai
adalah yang mampu memposisikan diri saat berhadapan dengan wajib pajak
masih ada 13,0% yang kurang setuju. Hal ini berarti pegawai adalah orang
yang mampu menyesuaikan diri namun perlu lebih ditingkatkan kembali
mengingat masih ada 13,0% yang kurang setuju
15.Pada pernyataan yang kelimabelas, 73,9% responden setuju bahwa mereka
selalu bergerak cepat saat dibutuhkan namun masih ada 26,1% yang kurang
setuju. Hal ini berarti pegawai dengan baik mendengrkan keluhan wajib pajak
hanya perlu dilihat kembali apakah solusi yang diberikan sudah sesuai dengan
yang diharapkan melihat masih ada 26,2% yang kurang setuju
16.Pada pernyataan yang keenambelas, 82,1% responden setuju bahwa selalu
ada petugas yang sedia dikantor namun masih ada 17,9 yang kurang setuju.
Hal ini berarti dikantor selalu ada petugas yang sedia namun perlu dilakukan
penyisiran mendadak melihat masih ada 17,9% yang kurang setuju.
17.Pada pernyataan yang ketujuhbelas, 86,9% responden setuju bahwa mereka
selalu mendengarkan keluhan wajib pajak dan dapat memberikan solusi bagi
setuju. Hal ini berarti pegawai dengan baik mendengarkan keluhan wajib
pajak hanya perlu dilihat kembali apakah solusi yang diberikan sudah sesuai
dengan yang diharapkan melihat masih ada 13,1% responden yang masih
kurang setuju.
18. Pada pernyataan yang kedelapanbelas, 82,1% responden setuju bahwa ada
prosedur tetap yang ditaati oleh petugas dalam memberikan pelayanan namun
masih ada 17,9 yang kurang setuju. Hal ini berarti pegawai telah mengetahui
prosedur yang harus di taati namun perlu diinformasikan ulang agar diketahui
oleh semua pegawai melihat masih ada 17,9% yang kurang setuju.
19.Pada pernyataan yang kesembilanhbelas, 85,7% responden setuju bahwa
petugas administrasi mencatat jumlah nominal pajak yang sesuai dengan yang
dibayarkan namun masih ada 13,1% yang kurang setuju. Hal ini berarti
pencatatan telah dilakukan dengan baik namun harus lebih ekstra teliti lagi
melihat masih ada 14,3% yang kurang setuju.
20.Pada pernyataan yang keduapuluh, 84,6% responden setuju bahwa petugas
administrasi selalu di kantor saat jam kerja namun masih ada 15,4% yang
masih kurang setuju. Hal ini berarti petugas administrasi selalu siap sedia saat
jam kerja di kantor namun perlu dipantau lagi melihat masih ada 17,9% yang
masih kurang setuju.
21.Pada pernyataan yang keduapuluh satu,79,7% responden setuju bahwa semua
pegawai selalu mengawalinya dengan membuka pembicaraan sebelum
memungut pajak namun masih ada 20,3% responden yang masih kurang
ditingkatkan mutu pelayanan tersebut melihat masih adanya 20,3% yang
kurang setuju
22. Pada pernyataan yang keduapuluh dua, 86,9% responden setuju bahwa
pegawai adalah orang yang sopan dan ramah namun masih ada 13,1% yang
masih kurang setuju. Hal ini berari kesopanan dan keramahan terlihat pada
pegawai namun perlu ditingkatkan kembali melihat masih ada 13,1% yang
masih kurang setuju
23.Pada pernyataan yang keduapuluh tiga, 86,9% responden setuju bahwa
mereka memberikan informasi dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami
namun masih ada 13,1% responden yang masih kurang setuju. Hal ini berarti
pegawai telah terlatih untuk memberikan informasi dengan bahasa yang jelas
sehingga dapat dengan mudah dimengerti namun masih perlu tingkatkan lagi
dan harus banyak berlatih melihat masih ada 20,2% responden yang masih
kurang setuju.
24.Pada pernyataan yang keduapuluh empat, 73,9% responden setuju bahwa
mereka memberikan pelayanan dengan ikhlas dan penuh rasa tanggung jawab
namun masih ada26,1% yang masih kurang setuju. Hal ini berarti pegawai
bertanggungjawab atas tugasnya dengan ikhlas melayani namun masih perlu
ditingkatkat lagi rasa tanggung jawab tersebut melihat masih ada 26,1% yang
masih kurang setuju
25.Pada pernyataan yang keduapuluhlima, 84,5% responden setuju bahwa
pegawai tidak ada yang memberikan keluhan terkait sulitnya melayani
masyarakat yang terdiri dari berbagai kalangan namun 15,5% kurang setuju.
berbagai kalangan namun perlu diarahkan lagi melihat masih adanya 15,5%
yang masih kurang setuju.
4.2.2 Analisis Statistik
4.2.2.1Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan
pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi berganda dapat
digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik
regresi berganda dapat dipergunakan.
1.Uji Normalitas
Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan
pendekatan histogram dan pendekatan grafik.
a. Pendekatan Histogram
Sumber: Hasil pengolahan data primer SPSS 17 (2014)
Gambar 4.2
Berdasarkan gambar 4.2 terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini
ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.
b. Pendekatan Grafik
Sumber: Hasil pengolahan data primer SPSS 17 (2014) Gambar 4.3
Grafik Uji Normalitas
Pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal. Hal
ini berarti berdistribusi normal.
2.Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari suatu variabel pengamatan ke pengamatan lain.
Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
hemoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
Sumber: Hasil pengolahan data primer SPSS 17 (2014) Gambar 4.4
Scatter Plot Uji Heteroskedstisitas
Dari gambar 4.4 Scatterplot terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak
membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah
angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model
regresi sehingga layak dipakai untuk memprediksi Kualitas Pelayanan Publik
berdasarkan masukan variabel independennya.
3.Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah variabel pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel independen. Berikut ini disajikan cara mendeteksi
multikolinearitas dengan menganalisis matriks korelasi antar variabel dan perhitungan.
Tabel 4.7 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 79.054 11.336 6.973 .000
Motivasi .348 .385 .119 .903 .369 .691 1.446
Kemampuan_
Pegawai
.069 .271 .034 .255 .799 .691 1.446
a. Dependent Variable: Kualitas_Pelayanan_Publik
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa :
a. Nilai VIF dari motivasi, kemampuan pegawai, dan kualitas pelayanan publik
adalah lebih kecil atau dibawah 5 (VIF < 5), ini berarti tidak terkena
multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi.
b. Nilai Tolerance motivasi, kemampuan pegawai, dan kualitas pelayanan publik adalah lebih besar dari 0,1 (Tolerance > 0,1), ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antara variabel independen dalam model regresi.
4.2.2.2Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu),
maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel
terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan
pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2
semakin mengecil (mendekat nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas
(X) terhadap variabel terikat (Y)semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan
tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat.
Tabel 4.8
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .838a .702 .690 .76700
a. Predictors: (Constant), Kemampuan_Pegawai, Motivasi
b. Dependent Variable: Kualitas_Pelayanan_Publik
Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,690.
Menunjukkan bahwa sebesar 69% variabel motivasi kinerja (X
1) dan kemampuan
pegawai (X
2), mampu menjelaskan terhadap variabel kualitas pelayanan publik (Y), dan
sisanya sebesar 30,1 % dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti.
4.2.2.3Uji-F
Tabel 4.9 Hasil Uji-F ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5248.725 2 2524.362 169.238 .000a
Residual 1208.227 81 14.916
Total 6256.952 83
a. Predictors: (Constant), Kemampuan_Pegawai, Motivasi
c. Dependent Variable: Kualitas_Pelayanan_Publik
Berdasarkan hasil pengelolaan data yang ditunjukkan pada tabel 4.9 dapat dilihat
bahwa nilai Fhitung adalah sebesar 169,238 dan nilai signifikan adalah 0,000. Pada
tingkat derajat kepercayaan 95% (α=5%) Ftabeladalah sebesar 3,11. Maka
berdasarkan tabel 4.9 nilai Fhitung (169,238) >Ftabel(3,11) dan nilai signifikan 0,000 <
0,05 dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi (X1) dan kemampuan pegawai (X2)
secara serempak atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas
4.2.2.4 Uji t
Tabel 4.10 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 48.892 9.021 5.420 .000
motivasi .682 .246 .275 2.776 .007
kemampuan_pegawai .569 .163 .345 3.482 .001
a. Dependent Variable: pelayanan_publik
Berdasarkan hasil pengolahan data yang ditunjukkan dalam Tabel 4.8
maka diperoleh persamaan hasil regresi linear berganda sebagai berikut
Y = 48,892 +0,682X1 + 0,569X2+ e
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Konstanta (a) = 48,892. Ini mempunyai arti bahwa pengaruh motivasi dan kemampuan pegawai dianggap konstan maka kualitas pelayanan publik(Y)
sebesar 48,892.
b. Koefisien X1 (b1) = 0,682. Variabel motivasi terhadap pelayanan publik
dengan koefisien regresi 0,682. Nilai Thitungvariabel motivasi dengan tingkat
signifikansi 0,007 adalah 2.776dan nilai Ttabel1,9896 maka Thitung > Ttabel(2,776
> 1,9896), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi berpengaruh
positif dan signifikan (0,007 < 0,05) secara parsial terhadap kualitas pelayanan
publik, artinya jika variabel motivasi ditingkatkan maka kualitas pelayanan
c. Koefisien X2(b2) = 0,569. Variabel kemampuan pegawai terhadap kualitas
pelayanan publik dengan koefisien regresi 0,569. Nilai Thitung variabel
kemampuan pegawai dengan tingkat signifikansi 0,001 adalah 3,482 dan nilai
Ttabel 1,9896 maka Thitung > Ttabel (3,482 > 1,9896), sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel kemampuan pegawai berpengaruh positif dan signifikan
(0,001< 0,05) secara parsial terhadap kualitas pelayanan publik, artinya jika
variabel kemampuan pegawai ditingkatkan maka kualitas pelayanan publik (Y)
akan meningkat.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Motivasi (X1) Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Y)
Berdasarkan hasil dari 10 pernyataan kuesioner variabel motivasi terdapat
sekitar 50% dari 84 responden yang merupakan pegawai Dinas Pendapatan
Kabupaten Tapanuli Tengah menyatakan setuju. 5 (lima) variabel teratas yang
mampu memotivasi pegawai adalah penghargaan atas partisipasi dan disiplin
kerja, penyesuaian kemampuan dalam menyelesaikan tugas, adanya lingkungan
yang harmonis, pegawai menerima jaminan kerja dan keselamatan kerja, serta
pemimpin harus berinteraksi dengan baik kepada bawahannya. Dari penelitian ini
dapat dilihat bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas
pelayanan publik. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil perhitungan (terlampir) uji t,
terlihat t hitung untuk variabel motivasi 2,776 dengan probabilitas sebesar 0,007.
Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai probabilitas lebih kecil
dari 0,05. Berarti variabel motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan
pegawai Dinas Pendapatan Kabupaten Tapanuli Tengah maka akan meningkatkan
kualitas pelayanan publik.
Saat hasil kerja pegawai tersebut diberikan penghargaan dan didukung oleh
ruangan yang nyaman untuk bekerja serta adanya interaksi yang baik antara atasan
dan bawahan maka akan semakin memotivasi pegawai. Sehingga tugas dan
tanggung jawab mereka dalam melayani publik akan dapat dilaksanakan sesuai
dengan yang diharapakan.
Hasil penilitian ini didukung oleh pernyataan dari Flippo (2007:143),
motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar
mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan
organisasi sekaligus tercapai.Kotler dalam Sampara Lukaman (2006:82)
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah pengabdian serta pelayana kepada
masyarakat berupa usaha yang dijalankan dan pelayanan itu diberikan dengan
memegang teguh syarat-syarat efisiensi,efektivitas, ekonomis serta manajemen
yang baik dalam pelayanan kepada masyarakat dengan baik dan memuaskan. Dari
kedua pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa adanya hubungan antara motivasi
dan kualitas pelayanan publik.
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penilitian terdahulu (Made
Karepesina,2007), yang menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas pelayanan publik.
4.3.2 Pengaruh Kemampuan Pegawai (X2) Terhadap Kualitas Pelayanan Publik (Y)
Berdasarkan hasil dari 13 pernyataan kuesioner variabel kemampuan
pegawai terdapat sekitar 50% dari 84 responden yang merupakan pegawai Dinas