• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Perusahaanasuransi Atas Jaminan Dalam Perjanjian Pemborongan (Studi Penelitian Pada Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Perusahaanasuransi Atas Jaminan Dalam Perjanjian Pemborongan (Studi Penelitian Pada Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Dalam pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Dasar (selanjutnya disebut UUD) Tahun 1945 menyebutkan bahwa “negara Indonesia adalah negara hukum”. Hukum adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan hidup suatu masyarakat yang bersifat mengendalikan, mencegah, mengikat, dan memaksa, sedangkan tujuan hukum itu sendiri adalah mengabdi pada tujuan negara, yang pada pokoknya tujuan Negara Republik Indonesia yang telah diamanahkan dalam pembukaan UUD Tahun 1945 alinea IV yakni “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum guna mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Salah satu bentuk realisasi tujuan memajukan kesejahteraan umum adalah melakukan pembangunan karena pembangunan adalah upaya-upaya yang diarahkan untuk memperoleh hidup yang lebih baik. Pembangunan juga adalah usaha pemerintah dan segenap lapisan masyarakat yang ditujukan guna mencapai kesejahteraan bagi

masyarakat, bangsa, dan negara. Pembangunan yang dapat dilaksanakan adalah berupa proyek-proyek sarana, prasarana, yang berwujudpembangunan dan rehabilitasi jalan-jalan, jembatan, pelabuhan, irigasi, saluran-saluran air, perumahan rakyat maupun perkantoran-perkantoran dan sebagainya.1

Langkah pergerakan pembangunan di Indonesia dikontrol dalam hukum bangunan yang tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUH Perdata), Undang-Undang Khusus dan Peraturan

1

(2)

Perundang-undangan lainnya. Bagian peraturan yang juga tergolong hukum bangunan ialah perjanjian pemborongan. Perjanjian pemborongan bangunan para pihak yaitu yang memborongkan (obligee) dan pemborong(principal) lazim dibuat dalam bentuk perjanjian baku (standar)yang menyangkut persyaratan teknis dan juga persyaratan administratif (ketentuan-ketentuan yuridisnya). Perjanjian pemborongan berlaku bagi pekerjaan umum yang diborongkan baik oleh instansi pemerintah juga bagi pemborongan bangunan oleh pihak swasta.

Pemberlakuan perjanjian pemborongan baik oleh karena perluasaan asas kebebasan berkontrak sebagaimana diatur dalam pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata harus juga memperhatikan ketentuan-ketentuan perjanjian dalam KUH Perdata. Perjanjian pemborongan sebagai salah satu aneka perjanjian dalam hukum hukum perdata diuraikan sebagai perjanjian untuk melakukan pekerjaan sebagaimana diutarakan dalam pasal 1601 KUH Perdata, oleh karena itu, perjanjian pemborngan tersebut harus memenuhi syarat-sayarat sahnya suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 1320 KUH Perdata, yaitu : sepakat mereka yang mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perikatan, adanya suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal.

(3)

pekerjaan tersebut. 2 Disamping itu dalam perjanjian pemborongan diwajibkan adanya jaminan-jaminan yang harus dipenuhi pada fase penawaran, pelaksanaan, pembayaran uang muka, dan fase pemeliharaan baik penanggungan oleh bank (bank garansi) maupun oleh perusahaan asuransi (Surety bond).3

Mariam Darus Badrulzaman merumuskan jaminan adalah suatu tanggungan yang diberikan oleh seorang debitur dan/atau pihak ketiga kepada kreditur untuk menjamin kewajibannya dalam suatu perikatan,4artinya bahwa ketika ada jaminan maka ada penanggungan.Penanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan si berpiutang, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si berutang, manakala orang ini sendiri tidak meemenuhinya.5Penanggungan ini berkaitan dengan pernyataan yang diuraikan dalam pasal 1131 KUH Perdata bahwa “segala kebendaan seseorang, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada dikemudian hari menjadi tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan”.6

Tiada penanggungan jika tidak ada suatu perikatan pokok yang sah. Ketentuan tersebut menunjukkan bahwa penanggungan itu adalah suatu perjanjian accesoirsehingga eksistensi atau adanya penanggungan itu tergantung dari adanya

suatu perjanjian pokok.7

2

R. subekti, 1995, Aneka Perjanjian, PT Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 65.

3

Sri Soedewi Masjchun, 1982, Hukum Bangunan, Perjanjian Pemborongan Bangunan,

Liberty, Yogyakarta, hlm. 5.

4

Mariam Darus Badrulzaman, 1994, Aneka Hukum Bisnis, Alumni, Bandung, hlm.73.

5

Periksa pasal 1820 KUH perdata

6

Periksa pasal 1131 KUH perdata

7

R. Subekti, Op.cit., hlm.164.

(4)

Dalam perjanjian pemborongan yang bertindak sebagai penanggung adalah lembaga keuangan yaitu dapat dilakukan oleh bank maupun non bank seperti perusahaan asuransi. Produk yang dihasilkan oleh bank adalah bank garansi sedangkan produk yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi adalah surety bond.

Perusahaan asuransi sebagai penanggung atas jaminan dalam perjanjian pemborongan (surety bond) mempunyai segi mekanisme dan sifat-sifat yang berbeda dengan sistem bank yang juga bertindak sebagai penanggung atas bank garansi yang diterbitkan.Perbedaan tersebut seperti dalam hal syarat memperoleh bank garansi diperlukan setoran jaminan dalam jumlah tertentu (jumlah setoran tersebut sekurang-kurangnya sama dengan jumlah uang yang ditetapkan sebagai jaminan yang tercantum dalam surety bond), sehingga dana yang dipergunakan untuk membayar klaim kepada obligee adalah kekayaan milik nasabah itu sendiri yang dipegang oleh bank. Sementara itu, untuk memperoleh surety bond tidak diperlukan adanya setoran jaminan (deposit)sehingga dana untuk membayar klaim kepada obligee sementara akan menggunakan kekayaan milik perusahaan asuransi, kemudian berdasarkan hak subrogasi maka perusahaan asuransi akan meminta kembali penggantian dana tersebut dari principal. Berdasarkan perbedaan segi mekanisme dan sifat-sifat diatas dapat dinyatakan bahwa surety bond sebagai suatu produk perusahaan asuransi memberikan kesempatan kepada principal yang memiliki kemampuan teknis yang baik tetapi memiliki kekurangan

(5)

Perusahaan asuransi yang bersedia bertindak sebagai penanggung/penjamin berarti bersdia menanggung risiko apabila principal atau yang terjamin melakukan wanprestasi.8

Kedudukan perusahaan asuransi yang bertindak sebagai penanggung risikoapabila principal melakukan wanpresatasi semakin tahun semakin berkembang. Perkembangan perusahaan asuransi sebagai surety company

Dalam hal pihak principal melakukan wanprestasi maka akan timbul klaim dari pihak penanggung (dalam hal ini perusahaan asuransi). Pengajuan klaim akan berdampak terhadap penerbitan ganti kerugiaan oleh perusahaan asuransi atas pembayaran klaim kepada obligee apabila segala sesuatunya telah dipenuhi seperti pengajuan surat klaim, dokumen yang diperlukan, syarat pembuktian kelalaian principal oleh obligee, serta jangka waktu pengajuan klaim.

9

8

Bentuk-bentuk wanprestasi dapat terwujud dalam beberapa bentuk yaitu (1) tidak memenuhi prestasi (kewajibannya) sama sekali, (2) tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana mestinya/melaksanakan kewajibannya tetapi tidak sebagaimana semestinya, (3) tidak melaksanakan kewajibannya pada waktunya, (4) melaksanakan sesuatu yang tidak diperbolehkan. (Gunawan Widjaja & Kartini Muljadi, 2004, Perikatan Pada Umumnya, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm.70

9Surety company

adalah perusahaan asuransi yang diizinkan menerbitkan jaminan dalam bentuk surety bond kepada principal; terhadap kemungkinan principal lalai atau gagal melaksanakan pekerjaan yang diterimanya dari obligee sehingga dalam hal ini surety berkewajiban memberikan ganti rugi kepada obligee maksimum sampai batas jumlah jaminannya (Uyung Adithia, 2010, Surety Bond Sebagai Alternatif Jaminan Dalam Pembangunan Infrastruktur Di Indonesia (Tesis)).

(6)

KEP-632/KM.10/2012 Terdapat 42 perusahaan asuransi dalam daftar perusahaan asuransi umum yang dapat memasarkan produk suretybond konstruksi dan sebanyak 37 perusahaan asuransi dalam daftar perusahaan asuransi umum yang dapat memasarkan produk surety bondnon konstruksi. Termasuk objek penelitian penulis yaitu Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan.

Perusahaan asuransi yang mempunyai hubungan hukum dengan principal akan meletakkan hak pada satu pihak dan melekatkan kewajiban pada pihak lain, oleh karena adanya perjanjian accesoir yang mengikat kedua belah pihak. 10

B. Rumusan Masalah

Sebagai lembaga penanggung/penjamin, perusahaan asuransi akan membuat syarat-syarat yang harus dipenuhi nasabah(principal)dan juga mekanisme memperoleh surety bond serta akan berdampak pada akibat hukum dan risiko yang mungkin timbul. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis mempelajari, meneliti dan membuat skripsi perihal “Tinjauan Yuridis Terhadap Perusahaan Asuransi Atas Jaminan Dalam Perjanjian Pemborongan (Studi

Penelitian Pada Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan)”.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah :

1. Bagaimanakah kedudukan perusahaan asuransi sebagai surety companydalam perjanjian pemborongan?

10

(7)

2. Bagaimana prosedur dan syarat mendapatkan surat jaminan (surety bond) di Perusahaan Asuransi Intra Medan?

3. Apa sajakah tanggung jawab para pihak bila timbul risiko dalam surety bond ?

4. Kapankah berakhirnya surat jaminan (surety bond) di Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui jaminan dalam perjanjian pemborongan.

2. Untuk mengetahui kedudukan perusahaan asuransi sebagai surety company. 3. Untuk mengetahui prosedur dan syarat mendapatkan surat jaminan di

Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan.

4. Untuk mengetahui tanggung jawab para pihak jika timbul risiko dalam surety bond.

5. Untuk mengetahui berakhirnya surat jaminan di Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan.

D. Manfaat Penulisan

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu :

(8)

a. Dengan adanya surety bond sebagai suatu bentuk penjaminan yang biasanya pihak obligee 11 meminta surat jaminan atau suretybond dari principal12

b. Untuk memperluas wawasan berpikir bagi penulis dan menambah pengetahuan dalam bidang ilmu hukum perdata, khususnya tentang letak hukum jaminan dalam perjanjian pemborongan pekerjaan.

dengan maksud untuk menyatakan kesungguhan principal dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai kontrak/perjanjian yang telah disepakati. Maka dapat diketahui bahwa surat jaminan yang diberikan tersebut mengikat dan dijadikan sebagai pegangan kepada pihak obligee sebagai kuasa dari penggunaan anggaran.

2. Praktis

a. Penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada praktisi, civitas akademika dan pemerintah Indonesia dalam upaya mengantisipasi terjadinya wanprestasi di dalam perjanjian pemborongan.

E. Metode Penelitian

Metode dapat diartikan sebagai suatu cara untuk memperoleh sesuatu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode diartikan sebagai cara yang telah teratur yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan agar sesuai dengan yang

11Oblige

e didefinisikan sebagai pihak yang memberikan pekerjaan kepada principal. Hal ini dituangkan dalam suatu perjanjian yang disebut perjanjian pokok/kontrak kerja (underlying contract). Dalam Ibid.

12Principal

(9)

dikehendaki. 13 Cara menyelidikiSoerjono Soekanto berpendapat menurut kebiasaan, metode dirumuskan dengan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:14

1. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian. 2. Suatu teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan.

3. Cara tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis berusaha semaksimal mungkin untuk mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan atau mencari data-data yang terdapat dalam praktak. Metode-metode pengumpulan bahan ini antara lain :

a. Metode pendekatan

Metode pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan yuridis normatifyaitu dimana penelitian terutama dilakukan untuk meneliti hukum

dalam pengertian ilmu hukum sebagai ilmu tentang kaidah atau apabila hukum dipandang sebagai sebuah kaidah yang perumusannya secara otonomi tanpa dikaitkan dengan masyarakat, yang kemudian didukung dengan data-data sekunder yang diperoleh dari buku-buku, hasil-hasil penelitian, artikel, dan sebagainya. Disamping itu digunakan juga pendekatan yuridis empiris, yaitu penelitian dilakukan dengan mempelajari hukum sebagai gejala sosial biasa, sama dengan gejala sosial lainnya, yang kemudian didukung dengan data primer yang diperoleh dari wawancara dengan bapak Laba Sihombing,

13

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Yufid Inc November 2014

14

(10)

S.E.sebagai Marketing diperusahaan asuransi yang bersangkutan (P.T. Asuransi Intra Asia Medan).

b. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan yang beralamat di Jalan H. Adam Malik Nomor. 20, Medan.

c. Sumber data

Sumber data penelitian pada umumnya dibedakan antara data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat atau disebut sebagai data primer dan dari bahan-bahan pustaka yang disebut dengan data sekunder.15Data sekunder tersebut terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.Adapun data sekunder adalah sebagai berikut,16

1) Bahan hukum primer yaitu norma atau kaidah dasar seperti Pembukaan UUD Tahun 1945, Peraturan Dasar seperti ketentuan-ketentuan dalam batang tubuh UUD Tahun 1945, Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Peraturan Perundang-undangan seperti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peratura Pemerintah, Peraturan Presiden, dan lain-lain, bahan hukum yang tidak dikodifikasi seperti ketentuan hukum adat, yurisprudensi, traktat dan bahan hukum dari zaman penjajahan yang masih berlaku.

2) Bahan hukum sekunder yaitu Rancangan Undang-Undang, hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum dan lain-lainnya yang memberikan penjelasan tentang bahan hukum primer.

15Ibid. 16

(11)

3) Bahan hukum tersier yaitu kamus, ensklopedia dan lain-lain, bahan hukum yang memberikan penjelasan tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

d. Metode pengumpulan data

Adapun metode dan alat pengumpulan data yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah :

1) Penelitian kepustakaan (library research)

Penelitian yang dilakukan penulis yaitu dengan cara mengadakan studi kepustakaan dengan cara membaca dan mempelajari sumber bahan bacaan berupa buku-buku bacaan, perundang-undangan, literatur-literatur hukum dan juga catatan-catatan kuliah yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi guna memperoleh data-data atau bahan-bahan yang diperlukan dalam penulisan ini.

2) Penelitian lapangan (field research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan yaitu Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan, untuk memperoleh keterangan, informasi dan data-data yang diperlukan seputar jaminan dalam perjanjian pemborongan guna menambah bahan dalam penulisan ini.

e. Analisis Data

(12)

penguraian, menghubungkan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan menghubungkan dengan pendapat pakar hukum, serta hasil yang diperoleh dari analisis ini berbentuk deskripsi.

Sebagai akhir, penarikan kesimpulan dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan metode deduktif, yakni menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan yang bersifat khusus terhadap permasalahan yang konkret dihadapi.17

F. Keaslian Penulisan

Judul yang diambil dalam penulisan skripsi ini yaitu “Tinjauan Yuridis Terhadap Perusahaan Asuransi Atas Jaminan Dalam Perjanjian Pemborongan (Studi Penelitian Pada Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan)”. Belum pernah diteliti dan belum pernah ada pembahasan sebelumnya. Hal ini didasarkan dengan penelusuran Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum/Perpustakaan Universitas cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara melalui surat tertanggal 09 Oktober 2014 menyatakan bahwa “tidak ada judul yang sama”.

Oleh karena itu tulisan ini bukan merupakan hasil penggandaan dari karya tulis orang lain dan keaslian penelitian ini terjamin adanya. Kalaupun ada pendapat orang lain atau kutipan dalam penulisan skripsi ini semata-mata adalah sebagai faktor pendukung dan pelengkap, karena hal tersebut memang sangat dibutuhkan untuk melengkapi tulisan ini.

17

(13)

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab, dimana setiap bab nya terbagi dalam beberapa sub-sub bab, yang menguraikan masalahnya secara tersendiri, namun masih dalam konteks yang saling berkaitan satu sama lainnya, guna memperoleh gambaran yang sistematis dan mempermudah dalam penguraiannya. Sistematika dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pembukaan dari hal-hal yang umum yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II :TINJAUAN UMUM TENTANG PERUSAHAAN ASURANSI

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang pengertian perusahaan asuransi, ruang lingkup usaha perusahaan peransuransian, syarat-syarat berdirinya perusahaan asuransi, aspek hukum perusahaan asuransi di Indonesia, dan sejarah dan latar belakang berdirinya Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan.

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG LEMBAGA JAMINAN

(14)

dan bentuk jaminan, jaminan dalam perjanjian pemborongan, berakhir atau hapusnya jaminan.

BAB IV :TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERUSAHAAN

ASURANSI ATAS JAMINAN DALAM PERJANJIAN

PEMBORONGAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI INTRA

ASIA MEDAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang kedudukan perusahaan asuransi sebagai surety company dalam perjanjian pemborongan, prosedur dan syarat mendapatkan surat jaminan (surety bond) di Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan, tanggung jawab para pihak bila timbul risiko dalam surety bond, berakhirnya surat jaminan (surety bond) di Perusahaan Asuransi Intra Asia Medan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

AKTIF Teacher Training Program to Increase Teachers' self Efficacy in Teaching chirdren with.. Special

PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SUB TOPIK PROTEIN MENGGUNAKAN KONTEKS TELUR UNTUK MEMBANGUN LITERASI SAINS SISWA SMA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Biasanya secara umum diri yang dipikirkan itu terdiri dari gambaran-gambaran diri ( self image ) baik itu potongan visual (seperti bentuk wajah dan tubuh yang

Nasional: Dilindungi Penuh (Permen LHK 106/2018) 37 Delphinus capensis tropicalis Lumba - lumba moncong panjang Internasional: Apendiks I CITES. Nasional: Dilindungi Penuh

Kemampuan menyesuaikan diri dalam kegiatan yang berulang-ulang atau secara terus menerus melaukan kegiatan yang sama sesuai dengan perangkat prosedur,

Berdasarkan data hasil belajar peserta didik baik yang ada di kelas kontrol maupun kelas ekspeerimen, dapat disimpulkan bahwa: (1)Terdapat pengaruh dari penggunaan metode permainan

dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain.” alasan pemilihan metode eksperimen dalam

Pengembangan Kawasan Wisata Colo ini dimaksudkan sebagai usaha menata kembali unsur-unsur yang sudah ada dan mengembangkannya dengan fasilitas-fasilitas pendukung, sehingga