Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan NaOH 0,1 N Data Larutan Baku NaOH
No. Berat K.Biftalat Titrasi yang diperoleh
1. 0,501 25,5
2. 0,500 25,1
3. 0,500 25,3
Perhitungan:
Normalitas NaOH = G. K. Biftalat 0,2042 × ml NaOH
Normalitas rata-rata (Nr) dan Persen Deviasi (% d)
Nr1 = N1 + N2 2 = 0,0962+ 0,09762 = 0,0969 N
Lampiran 2. Identifikasi Sampel
Gambar 1. Pembakuan NaOH 0,1 N
Gambar 2. Sebelum dan sesudah titrasi pada sampel
Lampiran 3. Bagan alir proses pembuatan larutan sampel Telur
Ditambahkan 20 ml akuades
Ditambahkan 0,4 ml larutan K-Oksalat jenuh
Ditambahkan 2 ml formaldehid 40% (Larutan berwarna putih)
Didiamkan selama 2 menit Dipisahkan kuning dan putihnya Dikeringkan
Sampel yang telah diperoleh (100 ml)
Dititrasi dengan NaOH sampai tercapai warna merah jambu
Diambil bagian putihnya Dibersihkan cangkangnya
Dipipet 10 ml
Dimasukkan kedalam erlemeyer 125 ml
Ditambahkan 1 ml indikator fenolftalein 1%
Hasil
Lampiran 4. Hasil analisis kualitatif protein
Gambar 3. Hasil analisis kualitatif dengan larutan pereaksi biuret
Lampiran 5. Perhitungan kadar protein dalam sampel Data perhitungan % protein pada Sampel Telur Ayam Ras
1. % Protein = 0,0965
0,1 �4,3- 0,4�×1,83 = 6,89%
2. % Protein = 0,0965
0,1 �4,2- 0,4�×1,83 = 6,71%
3. % Protein = 0,0965
0,1 �4,3- 0,4�×1,83 = 6,89%
4. % Protein = 0,0965
0,1 � 4,4- 0,4�×1,83 = 7,06%
5. % Protein = 0,0965
0,1 �4,3- 0,4�×1,83 = 6,89%
6. % Protein = 0,0965
0,1 �4,3- 0,4�×1,83 = 6,89%
Dengan cara yang sama di lakukan selanjutnya pengerjaan terhadap
sampel putih telur ayam buras, telur itik, telur puyuh dan telur penyu, sehingga
Lampiran 6. Perhitungan statistik kadar protein Data Perhitungan Telur Ayam Ras
% protein (𝑿𝒊− 𝑿�) (𝑿𝒊− 𝑿�)𝟐
distribusi t diperoleh nilat t tabel = 4,0321. Data diterima jika t-hitung < t-tabel
𝑡 − ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= �X−X
karena nilai t-hitung < t-tabel, maka data yang dipakai adalah keseluruhan data
1,2,3,4,5 dan 6
= 6,89 ± (4,0321 x 0,1107 / √6 )
= 6,89 ± 0,1822
Dengan cara yang sama dilakukan selanjutnya pengerjaan terhadap
sampel putih telur ayam buras, putih telur itik, putih telur puyuh dan putih telur
penyu, sehingga didapat nilai masing–masing seperti tertera pada tabel
dibawah ini:
Sampel Nilai % Protein Nilai t-hitung Hipotesis
Kadar Rata-rata
6,18 2,2388 Diterima
6,18 2,2388 Diterima
6,36 2,2388 Diterima
8,12 1,6713 Diterima
8,12 1,6713 Diterima
8,12 1,6713 Diterima
Putih
9,01 0,5555 Diterima
9,01 0,5555 Diterima
Lampiran 7. Pengujian Beda Nilai Rata-rata Kadar Protein Pada Sampel
Dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui apakah
variasi kedua populasi sama (σ1 = σ2) atau berbeda (σ1 ≠σ2)
1. Ho : (σ1= σ2)
H1 : (σ1≠σ2)
2. dk data 1 = 5 dan dk data 2 = 5
Nilai Fkritis yang di peroleh dari Ftabel (F(0,05/2)(5,5) adalah 7,15
Daerah kritis penolakan: jika Fo≥ 7,15
3. Fo = 𝑆1
2
𝑆22 = 0,11072
0,09852 = 1,2680
4. Dari hasil ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak sehingga
disimpulkan bahwa (σ1 = σ2) kemudian dilanjutkan dengan uji beda
rata-rata menggunakan distribusi t. Karena ragam populasi sama (σ1=
σ2), maka simpangan bakunya adalah:
Sp = �(𝑛1−1)𝑆12 + (𝑛2−1)𝑆22
𝑛1+𝑛2−2
= �(6−1)0,11072 + (6−1)0,0985 2
1. Ho : (µ1= µ2)
H1 : (µ1≠ µ2)
2. Dengan menggunakan taraf kepercayaan α = 5 %
T 0,05/2 = ± 2,2281
Untuk df = 6 + 6 - 2 = 10
3. Daerah kritis penerimaan: -2,2281 ≤ to≥ 2,2281
Daerah kritis penolakan: to < -2,2281 dan to >2,2281
4. Pengujian statistik
to = (𝑋1− 𝑋2)
𝑆𝑝�1/𝑛1+1/𝑛2
= (6,96 – 6,34)
0,1065�1/6+1/6
= 10,2310
5. Karena to 10,0813 > 2,2281 maka hipotesis ditolak. Berarti terdapat
perbedaan signifikan rata-rata kadar protein antara putih telur ayam ras
dengan putih telur ayam buras.
Selanjutnya dilakukan pengerjaan yang sama terhadap sampel lain, sehingga
Tabel 5. Hasil Pengujian Beda Rata-rata Nilai Kadar protein Terhadap Kelima Sampel
Sampel F0 SP t0 Hipotesis
S1 terhadap S2 1,2680 0,1049 10,2310 Ditolak
S1 terhadap S3 1,5974 0,1000 -20,2667 Ditolak
S1 terhadap S4 0,7028 0,1221 -29,6454 Ditolak
S1 terhadap S5 1,2680 0,1049 106,4356 Ditolak
S2 terhadap S3 1,2597 0,0933 -32,2096 Ditolak
S2 terhadap S4 0,5543 0,1166 -40,2675 Ditolak
S2 terhadap S5 1,0000 0,0985 102,4604 Ditolak
S3 terhadap S4 0,4406 0,1000 -15,9363 Ditolak
S3 terhadap S5 0,7938 0,0933 141,4498 Ditolak
S4 terhadap S5 1,8041 0,1166 126,8945 Ditolak
Keterangan : S1 = Sampel Telur Ayam Ras S2 = Sampel Telur Ayam Buras S3 = Sampel Telur Itik