• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERCOBAAN VI ISOLASI PROTEIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERCOBAAN VI ISOLASI PROTEIN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERCOBAAN VI

Judul : Isolasi Protein (Pembuatan Kaseina) Tujuan : Mengisolasi kasein dari susu sapi segar Hari/Tanggal : Rabu / 13 April 2011

Tempat : Laboratorium Kimia FKIP Unlam Banjarmasin

I. DASAR TEORI

Kasein merupakan salah satu dari contoh protein. Protein adalah produk yang dihasilkan dari ekspresi informasi genetik. Protein merupakan polimer asam amino yang terikat satu sama lainnya melalui ikatan peptida. Protein merupakan molekul yang mirip dengan molekul peptida hanya saja protein merujuk ke molekul dengan rantai asam amino yang sangat besar sehingga ukuran molekul protein jauh lebih besar dangan molekul peptida. Dari namanya protein berarti pertama, molekul ini merupakan makromolekul terbanyak dalam sel, hampir separoh dari berat kering dari sel merupakan protein.

Susu sapi merpakan salah satu sumber protein. Protein yang terdapat dalam susu terdiri dari sebagian besar kasein, sampai mencapai sekitar 80 % dari protein yang ada. Oleh karena itu kasein sering disebut sebagai protein susu. Selanjutnya Lehninger (1982) menjelaskan, bahwa dengan teknik fraksinasi secara klasik dari protein susu yang dijalankan dengan proses sedimentasi, maka macam protein susu yang dihasilkan terdiri dari kasein, laktoglobulin, dan laktalbumin. Namun setelah ditemukan teknik yang baru, ternyata masing-masing komponen tersebut masih terdiri dari fraksi-fraksi yang lain.

(2)

khusus terdapat dalam susu. Dalam keadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang khas. Selanjutnya Buda dkk. (1980) menjelaskan, bahwa kasein dapat diendapkan oleh asam, enzim rennet dan alkohol. Oleh karena itu kasein dalam susu dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh asam yang terbentuk di dalam susu sebagai aktivitas dari mikrobia.

Susu merupakan makanan alami yang paling lengkap kandungan nutrisinya. Susu memiliki struktur yang sangat kompleks (terdiri lebih dari 100.000 molekul yang berbeda). Komposisi yang diperkirakan dalam susu adalah:

a) 87.3% air (sekitar 85,5%-88,7%) b) 3,9% lemak susu (sekitar 2,4%-5,5%)

c) 8,8% padatan bukan lemak (sekitar 7,9%-10,0%), yaitu: protein 3,25% (¾ kasein) laktosa 4,6%

d) mineral 0,65 % yaitu: Ca, sitrat, P, Mg, K, Na, Zn, Cl, Fe, Cu, sulfat, bikarbonat, dan banyak lainnya.

e) asam 0,18% misalnya asam sitrat, format, asetat, laktat, oksalat. f) enzim-enzim, misalnya peroksidase, katalase, fosfatase, lipase. g) gas-gas, misalnya oksigen, nitrogen.

h) vitamin-vitamin, misalnya vitamin A, C, D, tiamin, riboflavin dan lainnya.

(3)

Kasein mengandung S yang terdapat dalam methionin dan cystein. Kasein merupakan campuran tiga jenis protein yaitu : -kasien, (75 %), -kasein (3 %)

dan  -kasein (22%). Kasein dalam susu merupakan partikel kompleks atau

berupa misel yang terdiri atas Ca, P anorganik, Mg, dan sutrat selain protein kasein. Senyawa kompleks ini sering disebut “Kalsium Caseinat Phosphat kompleks”.

Kasein penting dikonsumsi karena mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi asam (pH rendah), kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan (solubility) rendah pada kondisi asam. Susu adalah bahan makanan penting, karena mengandung kasein yang merupakan protein berkualitas juga mudah dicerna (digestible) saluran pencernaan.

Kasein asam (acid casein) sangat ideal digunakan untuk kepentingan medis, nutrisi, dan produk-produk farmasi. Selain sebagai makanan, acid casein digunakan pula dalam industri pelapisan kertas (paper coating), cat, pabrik tekstil, perekat, dan kosmetik. Pemanasan, pemberian enzim proteolitik (rennin), dan pengasaman dapat memisahkan kasein dengan whey protein. Selain itu, sentrifugasi pada susu dapat pula digunakan untuk memisahkan kasein.

(4)

Dalam isolasi, kasein larut dalam air, alkohol dan eter namun tidak larut dalam etanol, senyawa alkali dan beberapa larutan asam.

Setelah kasein dikeluarkan, maka protein lain yang tersisa dalam susu disebut whey protein. Protein serum terdiri dari b-laktoglobulin 50%, a-laktalbumin 20%, albumin, immunoglobulin, laktoferin, trasferin dan sebagian kecil protein dan enzim. Whey tidak mengandung fosfor tapi mengandung asam amino sulfur yang membentuk ikatan disulfide. Jika ikatan rusak maka protein mengalami denaturasi.

Whey protein merupakan protein butiran (globular). Betha-lactoglobulin, alpha-lactalbumin, Immunoglobulin (Ig), dan Bovine Serum Albumin (BSA) adalah contoh dari whey protein. Alpha-lactalbumin merupakan protein penting dalam sintesis laktosa dan keberadaannya juga merupakan pokok dalam sintesis susu.

Dalam whey protein terkandung pula beberapa enzim, hormon, antibodi, faktor pertumbuhan (growth factor), dan pembawa zat gizi (nutrient transporter). Sebagian besar whey protein kurang tercerna dalam usus. Ketika whey protein tidak tercerna secara lengkap dalam usus, maka beberapa protein utuh dapat menstimulasi reaksi kekebalan sistemik. Peristiwa ini dikenal dengan alergi protein susu (milk protein allergy).

II. ALAT DAN BAHAN Alat-alat yang digunakan :

(5)

9) Pipet tetes 2 buah 10) Pompa vakum 1 buah 11) Termometer 1 buah 12) Kain jarang 1 buah

Bahan-bahan yang digunakan: 1) Susu sapi murni 2) Asam asetat glassial 3) Etanol 90 %.

4) Eter

5) Kertas saring 6) Akuades

III. PROSEDUR KERJA

1. Memanaskan 100 mL susu sapi segar dalam penangas air sampai suhu 40 °C.

2. Menambahkan setetes demi setetes asam asetat glasial sambil mengaduknya sehingga semua kasein mengendap.

3. Menyaringnya dengan kain jarang dan memeras air dengan kain. 4. Menyuspensi endapan dengan 50 mL etanol 95%.

5. Mendekantasi larutan.

6. Mensyuspensi kembali dengan 50 mL etanol : eter dengan perbandingan 1:1.

7. Menyaring kasein dengan corong Buchner, dan mencuci endapan dengan 50 mL eter.

8. Mengeringkan endapan pada kaca arloji. 9. Menimbang endapan kasein yang terbentuk. 10. Menghitung persentase hasil kasein.

(6)

No Variabel yang diamati Hasil pengamatan 1 Memanaskan 100 mL susu sapi segar Larutan susu panas (± 40 °C) 2 Larutan susu panas + beberapa tetes

asam asetat glassial, mengaduknya

Terbentuk endapan kasein (gumpalan putih)

3 Menyaring Terbentuk endapan dan filtrat 4 Endapan + 50 mL etanol 90% Terbentuk endapan dan filtrat

(gumpalan memecah)

5 Mendekantasi campuran Larutan terpisah dari gumpalan 6 Mensuspensi endapan dengan 25 mL

etanol + 25 mL eter

Endapan tersuspensi

7 Menyaring endapan dengan corong Buchner

Massa kertas saring = 0, 6 gram

8 Mencuci endapan dengan 50 mL eter kemudian mengeringkannya

Endapan kering

9 Menimbang kasein yang terbentuk Massa (kasein + kertas saring) = 3,88 gram

Massa kasein = 3,28 gram

V. ANALISIS DATA

Pembuatan kasein yang dilakukan dalam percobaan ini dengan menggunakan susu sapi murni. Perlakuan pertama pembuatan kasein dilakukan dengan memanaskan susu sapi murni dalam air panas sampai 40oC. Pemanasan ini bertujuan untuk menurunkan kelarutan protein sehingga dapat mengendapkan protein susu pada kondisi yang sesuai atau pemanasan ini dapat menyebabkan denaturasi rusaknya struktur protein sehingga mempercepat pengendapan protein. Tapi pemanasan pada suhu ini, kasein tidak mengalami pengendapan. Pada dasarnya kasein merupakan protein yang stabil terhadap pemanasan dan tidak mengalami denaturasi apabila air susu dipanaskan. Tapi pemanasan ini akan mengubah stabilitas kasein dan menyebabkan kasein nantinya mudah dilakukan pengendapan.

(7)

berikatan antar muatannya sendiri membentuk lipatan ke dalam sehingga terjadi pengendapan yang relatif cepat.

Penambahan asam cuka (asam asetat glasial) pada susu yang telah dipanaskan berarti menambahkan konsentrasi dari ion H+ yang kemudian akan mengadakan reaksi dengan muatan negatif protein yang berasal dari gugus hiroksil bebasnya. Semakin banyak konsentrasi H+ yang ditambahkan maka semakin banyak pula penurunan pH dari susu sehingga titik isoelektriknya semakin dekat. Apabila pH isoelektrik sudah tercapai maka muatan yang saling berlawanan akan saling menetralkan sehingga akan terbentuk gumpalan. Titik isoelektris kasein pH 4,6 – 5,0 dan pada titik ini kasein mudah sekali mengendap. Dalam kondisi asam atau pH yang rendah, kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan yang rendah pada kondisi asam.

Penambahan asam dapat menghilangkan muatan listrik dari partikel kasein karena asam akan mengikat kalsium dan kalsium kaseinat, sehingga kasein menjadi terlepas dan terbentuk endapan.

Adapun reaksi pengendapan dengan cara pengasaman sebagai berikut : H2NR-COO- + H++H3NR-COO (R, kasein protein)

Kasein misel Kasein asam (pH = 6,6) (pH = 4,6)

Koloid dispersi Partikel tidak larut

Larutan dan endapan yang terbentuk ini disaring dengan menggunakan kain jarang dan memerasnya untuk memisahkan endapannya. Didapatkan endapan kasein yang berwarna putih. Semua cairan juga perlu diperas agar diperoleh kasein yang optimal, hal ini dimungkinkan masih terdapatnya kasein pada cairan tersebut meskipun sangat sedikit.

(8)

serum atau protein whey. Jadi sangat mungkin saat pengendapan dengan asam, protein lain selain kasein ikut mengendap.

Selanjutnya mendekantasi larutan, hal ini bertujuan untuk memisahkan endapan dengan larutannya.

Endapan yang diperoleh disuspensi kembali dengan campuran etanol dan eter dengan perbandingan 1:1. Hal ini bertujuan untuk memisahkan lemak dari endapan kasein di mana lemak akan ikut melarut bersama dengan eter, hal ini karena eter dan lemak memiliki sifat kepolaran yang tidak berbeda jauh. Sedangkan etanol akan melarutkan protein atau senyawa lain selain kasein sedangkan kasein masih berada dalam bentuk endapannya karena kasein tidak larut dalam etanol sehingga akan diperoleh kasein yang lebih murni.

Kemudian memindahkannya ke dalam corong buchner untuk menghisap cairan yang masih ada dalam endapan. Selanjutnya mencuci endapan dengan eter dimaksudkan agar memurnikan endapan kasein yang diperoleh.

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kadar kasein dalam sampel susu

sapi murni yang digunakan sebesar

2

,65 %

Kasein yang diperoleh dari dalam susu sapi berwarna putih. Hal ini hampir sesuai dengan literatur. Berdasarkan literatur, protein dalam susu mencapai 3,25% dan dalam susu sapi 82% protein susu adalah kasein sehingga kadar kasein dalam susu sapi sebesar 2,665%.

VI. KESIMPULAN

1. Kasein dapat diisolasi dari susu sapi murni dengan cara menghangatkannya pada suhu 40 oC kemudian menambahkan asam asetat glasial dan mencuci endapan kasein yang terbentuk dengan etanol, campuran etanol-eter dan eter secara berurutan.

2. Kasein yang diperoleh pada percobaan ini seberat 3,2 g atau dengan kadar 3,168 %.

(9)

VII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Laporan Casein. http://www.x3-prima.com/2009/06/laporan-casein.html. (Online). Diakses pada tanggal 17 April 2011.

Anwar, Chairil, Bambang Purnowo, Harno Dwi Pranowo dan Tutik Dwi Wahyuningsih. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta: Depdikbud.

Baqi , Daniar Nur Aziz. 2007. Memetik Manfaat Susu Sapi.

http://1ggplus.wordpress.com/2007/11/05/memetik-manfaat-susu-sapi/. (Online). Diakses pada tanggal 18 April 2011.

Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.

(10)

LAMPIRAN

PERHITUNGAN KADAR KASEIN

1. Kadar kasein dalam sampel susu sapi murni.

Diketahui : berat susu sapi murni = 100,98 g Berat kasein = 3,639 g

Ditanya : kadar kasein dalam sampel = ….? Jawab :

%hasil=berat susu sapi murni ×berat kasein 100 %

%hasil=100,983,2gg ×100 %

%hasil=3,168 %

Jadi, kadar kasein dari susu sapi murni pada percobaan ini adalah 3,168 %.

2. Kadar kasein menurut teori.

Kadar protein pada susu adalah 3,25 %, jadi kadar protein dari susu sapi tersebut adalah 3,25 % x 100,98 g = 3,28 g. sedangkan kadar kasein adalah ¾ dari kadar protein tersebut, jadi kadar kaseinnya ¾ x 3,28 g = 2,46 g.

%hasil=berat s usu sapi murni ×berat kaseinteori 100 %

%hasil=100,982,46gg ×100 %

%hasil=2,4375 %

(11)

LAMPIRAN

PERTANYAAN DAN JAWABAN

Pertanyaan :

1. Bagaimana anda memisahkan lemak dari protein dalam presipitat kasein ? 2. Jelaskan mengapa presipitat kasein mengendap saat ditambahkan asam asetat ? 3. Dalam isolasi kasein diikuti oleh pengasaman, Anda menghilangkan presipitat

melalui penyaringan dengan kain dan memerasnya. Jika Anda tidak memeras semua cairan, akankah hasil kasein menjadi berbeda ?

4. Mengapa susu dan telur mentah digunakan sebagai penawar racun keracunan ion logam berat ?

Jawaban :

1. Lemak dipisahkan dari protein dalam presipitat kasein dengan cara munyuspensikan kasein yang terbentuk ke dalam larutan etanol kemudian larutan etanol-eter, lalu membuang filtratnya dan langkah akhir mencucinya dengan eter. Karena lemak adalah senyawa nonpolar maka akan larut ketika dicuci dengan eter yang juga nonpolar.

2. Dalam kondisi asam (pH rendah), kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan (solubility) rendah pada kondisi asam. Karena asam asetat adalah larutan asam maka susu akan bersifat asam dan kasein pun mengendap.

3. Jika tidak dilakukan pemerasan pada proses pembuatan kasein maka kasein yang diperoleh tidak akan sama karena kurang sempurna. Tidak dilakukannya pemerasan membuat kasein kurang kering dan akan menimbulkan bau menusuk dari asam. Kemungkinan akan terjadi reaksi lebih lanjut antara kasein dengan asam asetat.

Referensi

Dokumen terkait

Maka dapat dijelaskan bahwa iklan merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menarik perhatian calon konsumen dalam menawarkan produk-produk suatu

Dengan pembelajaran yang berke- sadaran feminis diharapkan siswa pada akhirnya juga memiliki kesadaran kesetaraan gender, yang akan bermanfaat dalam cara memahami

dan tergolong bakteri gram negatif yang diduga merupakan bakteri  Acetobacter xylinum, sedangkan pada pengenceran 10 -6 didapat berbentuk basil dan tergolong bakteri gram

Penelitian pantun daerah Dayak Kanayatn khususnya dalam teks lirik lagu merupakan kajian pertama yang memfokuskan analisis pada struktur dan klasifikasi. Peneliti

Topads merupakan sebuah fitur yang diberikan tokopedia dalam memberikan informasi penggunaan topads yang telah diatur penggunaannya dengan menggunakan fitur data promo,

nilai random kurang dari sama dengan 0,6 maka induk tidak terpilih untuk. melakukan proses

 Reaksi Reversible (reaksi dapat balik), yaitu reaksi yang berlangsung dua arah dimana zat hasil raksi (produk) dapat Reaksi Reversible (reaksi dapat balik),

Karakterisasi sifat feroelektrik lapisan BST 1M dan BNST 1M dilakukan dengan menggunakan alat Radiant Technology 66A ( Charge Version 2.2) dengan tujuan untuk mendapatkan