• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.Isolasi Kasein Susu & Penentuan Kadar Protein

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "3.Isolasi Kasein Susu & Penentuan Kadar Protein"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM

ISOLASI KASEIN SUSU DAN PENENTUAN KADAR PROTEIN

OLEH:

NAMA : AGUNG WIBAWA MAHATVA YODHA STAMBUK : F1C1 08 006

KELOMPOK : III

ASISTEN : ANDI LAILA NUGRAWATI

LABORATORIUM KIMIA JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO

(2)

I. Pendahuluan A. Latar Belakang

Pada umumnya kebanyakan masyarakat memenuhi kebutuhan gizi dengan

cara mengkonsumsi susu. Susu tersebut merupakan produk buatan pabrik yang

dapat berupa susu cair atau dalam bentuk susu bubuk. Selain enak, alasam

masyarakat sering mengkonsumsi susu adalah karena susu merupakan minuman

pelengkap bagi kebutuhan gizi manusia karena mengandung hampir semua zat

gizi yang diperlukan tubuh manusia misalkan karbohidrat, protein, lemak/ lipid,

vitamin dan mineral.

Komponen utama dari susu sebenarnya adalah air, lemak dan protein.

Protein yang terdapat dalam susu terdiri atas kasein dan whey. Protein penting

dalam menyusun komponen sel, terutama dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan. Sekitar 80% dari protein yang terdapat dalam susu adalah kasein.

Olehnya, sering kali dikatakan bahwa kasein juga adalah protein susu.

Protein susu/ kasein merupakan senyawa kompleks dengan partikel yang

besar dan sering disebut sebagai kasein misel (casein micell). Ukuran partikel

tersebut berkisar antara 30 – 300 nm. kasein berwarna putih seperti salju dalam

keadaan normal, selain itu kasein tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang

khas. Kasein dapat diendapkan oleh asam, enzim rannet dan alkohol. Oleh karena

itu kasein dalam susu dapat dikoagulasikan atau digumpalkan oleh asam yang

(3)

B. Permasalahan

Permasalahan dalam praktikum ini yaitu:

1. Bagaimanakah cara mengisolasi kasein dari susu?

2. Bagaimanakah cara menentukan kadar protein dalam susu?

C. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu:

1. Untuk mengisolasi kasein susu.

2. Untuk menentukan kadar protein.

D. Manfaat

Manfaat dari praktikum ini yaitu:

1. Menambah pemahaman khususnya bagi praktikan mengenai metode isolasi

kasein dari susu.

2. Menambah pengetahuan mengenai salah satu metode analisis kadar protein

(4)

II. Tinjauan Pustaka

Susu merupakan makanan pelengkap dalam diet manusia sehari-hari dan

merupakan makanan utama bagi bayi. Ditinjau dari komposisi kimianya, susu

merupakan minuman bergizi tinggi karena mengandung hampir semua zat gizi

yang diperlukan tubuh manusia sehingga baik untuk dikonsumsi. Menurut Adnan

(1984), susu merupakan bahan pangan yang tersusun oleh zat-zat makanan yang

seimbang (Wahyudi, 2006).

Protein dalam susu mencapai 3,25%. Struktur primer protein terdiri atas

rantai polipeptida dari asam-asam amino yang disatukan ikatan-ikatan peptida

(peptide linkages). Beberapa protein spesifik menyusun protein susu. Kasein

merupakan komponen protein yang terbesar dalam susu dan sisanya berupa whey

protein. Kadar kasein pada protein susu mencapai 80%. Kasein terdiri atas

beberapa fraksi seperti alpha-casein, betha-casein, dan kappa-casein. Kasein

merupakan salah satu komponen organik yang berlimpah dalam susu bersama

dengan lemak dan laktosa. Kasein penting dikonsumsi karena mengandung

komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Dalam kondisi asam (pH rendah),

kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan (solubility) rendah pada

kondisi asam. Susu adalah bahan makanan penting, karena mengandung kasein

yang merupakan protein berkualitas juga mudah dicerna (digestible) saluran

(5)

Kasein adalah suaatu phospoprotein yang mempunyai kelompok phosphat

yang terikat sebagian besar dengan rantai asam amino. Kasein terdapat sebagian

besar pada gugus hidroksil dan threonin. Sebenarnya kasein adalah suatu

campuran tiga protein serupa yang berbeda berat molekul dan jumlah fosfornya.

Kasein pada susu sebagai garam zat kapur. Garam ini mempunyai struktur

kompleks yang membentuk suatu misicell (Minard, 1990).

Susu merupakan cairan bergizi yang dihasilkan oleh kelenjar susu dari

mamalia betina dan dijadikan sebagai sumber gizi utama bagi bayi sebelum dapat

mencerna makanan padat. Protein susu dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu

kasein yang dapat diendapkan oleh asam dan enzim renin. Kelompok protein

yang kedua yaitu protein whey yang dapat mengalami denaturasi oleh panas.

Kasein adalah protein utama susu. Protein ini bisa mengalami penggumpalan baik

akibat dari enzim, asam, panas dan waktu gelatinisasi (Fitriyah et al, 2008).

Kandungan protein air menyebabkan tingginya nilai gizi air susu. Kadar

protein air susu ini mencapai 3,2 % dan terdiri dari 2,7 % kasein (bahan keju) dan

0,5 % globulin. Dalam protein susu juga ditemukan adanya albumin. Protein air

susu disusun oleh asam-asam amino (17 macam di antaranya asam amino

esensial). Dua protein yang mempunyai susunan asam amino terlengkap yaitu

albumin dan globulin, mempertinggi nilai gizi susu sebagai zat pembangun yang

dibutuhkan manusia. Protein ini baik dipakai dalam proses penggantian sel rusak

(6)

Protein termasuk dalam kelompok senyawa terpenting dalam organisasi

hewan, sesuai dengan perannya ini, kata protein berasal dari kata yunani yaitu

proteios, yang artinya pertama. Protein termasuk poliamida, dan hidrolisis protein

menghasilkan asam-asam amino (Radinal et al, 2008). Oleh karena itu protein

juga disebut sebagai suatu polimer heterogen dari molekul-molekul asam amino

(Septiani et al, 2004).

Banyak sumber makanan lain yang dapat dipakai sebagai sumber gizi

masyarakat. Tetapi susu mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan

makanan lain. Kelebihan ini disebabkan oleh kelengkapan dan juga keseimbangan

zat gizi yang dikandungnya. Air susu merupakan campuran kompleks yang kaya

akan lemak, protein, dan laktose. Campuran ini juga di lengkapi dengan berbagai

mineral dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia (Rasyid, 2010).

Susu yang diasamkan dan di ubah dalam bentuk padat maka dapat disebut

sebagai curd sedangkan jika diubah dalam bentuk cair disebut sebagai whey. Curd

mengandung lemak dan protein yang disebut sebagai kasein. Sedangkan dalam

whey terdapat karbohidrat dan laktosa. Untuk mengetahui adanya protein dalam

susu biasa digunakan tes atau uji biuret (Mohr et al, 2002).

Protein merupakan salah satu zat makanan yang diperlukan oleh manusia

agar bisa bertumbuh kembang dan tetap sehat. Fungsi protein antara lain

(7)

III.Metode Praktikum A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 23 September 2010,

bertempat di Laboratorium Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam.

B. Alat dan Bahan a. Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu gelas beker, pipet ukur,

pipet tetes, gelas ukur, pengaduk, timbangan, corong, spektronik 20, dan kuvet.

b. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan yaitu susu bubuk putih, asam asetat glasial,

kertas saring, protein standar (albumin 10 mg/ml), akuades dan reagen biuret.

C. Rancangan Percobaan a. Isolasi Kasein Susu

Susu bubuk putih

- ditimbang 10 g

- diarutkan dalam 50 ml aquades

Larutan susu

- dipanaskan dalam penangas air 40oC - ditambahkan asam asetat glacial

setetes demi setetes sambil diaduk sampai kasein mengendap

(8)

b. Penentuan Kadar Protein

- diencerkan menjadi konsentrasi 2, 4, 6, dan 8 mg/ml

- diambil masing-masing 1 ml - ditambahkan 4 ml reagen biuret - dikocok

- didiamkan 30 menit pada suhu kamar - dibaca serapannya pada panjang

gelombang 540 nm dengan blanko aquades + 4 ml reagen biuret

Kurva standar

Larutan sampel

- diambil 1 ml

- ditambahkan 4 ml reagen biuret - dikocok

- didiamkan 30 menit pada suhu kamar - dibaca serapannya pada panjang

gelombang 540 nm dengan blanko aquades + 4 ml reagen biuret

- dihitung kadar protein menggunakan kurva standar

(9)

IV. Hasil dan Pembahasan

Komponen utama dari susu adalah air, lemak dan protein. Protein yang

terdapat dalam susu terdiri atas kasein dan whey. Protein penting dalam

menyusun komponen sel, terutama dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan. Kadar protein dalam susu dapat mencapai sekitar 3,25%.

Sedangkan sekitar 80% dari protein yang terdapat dalam susu tersebut adalah

kasein sedangkan 20% sisanya adalah whey. Olehnya, sering kali dikatakan

bahwa kasein juga adalah protein susu karena hampir dari semua protein adalah

kasein.

Kasein merupakan salah satu komponen organik yang berlimpah dalam susu

bersama dengan lemak dan laktosa. Kasein penting dikonsumsi karena

mengandung komposisi asam amino yang dibutuhkan tubuh. Sedangkan whey

protein merupakan protein butiran (globular). Contohnya adalah

Betha-lactoglobulin, alpha-lactalbumin, Immunoglobulin (Ig), dan Bovine Serum

Albumin (BSA).

Untuk memisahkan kasein dengan whey dalam susu, dapat dilakukan

dengan cara sentrifuga. Selain dengan cara tersebut, dalam proses pemanasan,

pemberian enzim rennin, dan penambahan asam yang dilakukan terhadap susu

maka akan dapat dipisahkan antara kasein dengan whey protein. Biasanya kasein

dalam bentuk endapan sedangkan whey dalam bentuk cair. Hal tersebut akan

(10)

Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan contoh susu bubuk. Susu

yang dicampur dengan air bersuhu 40oC diharapkan dapat terlarut hingga

homogen. Alasan menggunakan ukuran suhu tersebut agar diharapkan protein

tidak rusak. Pengasaman dilakukan dengan menggunakan asam asetat glacial.

Penambahan asam tersebut dilakukan agar kasein terkoagulasi (menggumpal) dan

nantinya akan mengendap. Mengendapnya kasein akibat kelarutannya (solubility)

yang rendah pada pH asam (<7). Filtrasi dilakukan dengan menggunakan kertas

saring berukuran pori kecil agar endapan terpisah sempurna dari filtratnya. Kasein

kering yang diperoleh dari percobaan ini adalah 4,33 gram dari 10 gram susu

bubuk sampel, sehingga kadar kasein tersebut dapat diketahui sebesar 43,3%.

Pada penentuan kadar protein susu, dilakukan dengan menggunakan uji

biuret yang diukur pada alat spektrotik 20 D. Pada pengukuran tersebut dibuat

kurva standar mengukur absorbansi larutan standar BSA (Bovine Serum

Albumin) konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 mg/ml pada panjang gelombang 540 nm.

Hasil BSA (Bovine Serum Albumin) + biuret deperlihatkan pada tabel dibawah.

Konsentrasi (mg/ml) Absorbansi

(11)

Dari data pada tabel tersebut, maka dapat dibuat suatu kurva standar untuk

menentukan kadar protein dalam sampel, yaitu sebagai berikut.

Pengukuran absorbansi larutan sampel diperoleh sebesar 0,153, sehingga

dengan menggunakan persamaan garis y = 0,0192x + 0,0111 yang diperoleh pada

kurva standar maka dapat ditentukan kadar proteinnya yaitu 73,9 mg/ml.

V. Penutup A. Simpulan

Simpulan dari percobaan ini yaitu:

1. Kadar kasein dari susu pada percoban ini yaitu 43,3%.

2. Kadar protein dari susu bubuk putih yaitu 73,9 mg/ml.

B. Saran

Saran dari praktikan yaitu pelaksanaan praktikum hendaknya dapat lebih

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Fitriyah, Nadia, Risma, Azizati dan Malik, 2008, Kajian Potensi Kacang Komak sebagai Bahan Baku Pembuatan Susu Nabati, Program kretaivitas Mahasiswa, Institut Pertanian Bogor.

Haryanti T., 2008, ‘Manfaat Susu Sapi’, (1-2), Bandung

Minard, R., 1990, Isolation of Casein, Lactose, and Albumin from Milk, Introduction to Organic Laboratory Techniques.

Mohr, S.C., Griffin,S.F., dan Gensler, W.J., 2002, Isolation of Protein, Carbohydrate and Fat from Milk, Laboratory Manual for Fundamentals of Organic and Biological Chemistry.

Radinal, Indra, dan Marliah, 2008, Protein, Darussalam.

Rasyid Y. G., 2006, ’Susu Sumber Makanan Sempurna’, Kumpulan Tulisan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tepat Guna (17), Yogyakarta

Sumantri, C., Maheswari, Anggraeni, Dwiyanto dan Farajallah, A., 2005, Pengaruh Genotipe Kappa Kasein terhadap Kualitas Susu pada Sapi Perah FH di BPTU Baturraden, Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Septiani, Y., Purwoko, Artini, P., 2004, Kadar Karbohidrat, Lemak, dan Protein pada Kecap dari Tempe, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta,Vol. 1, No. 2.

Setiawan, N., 2010, Daging dan Telur Ayam Sumber Protein Murah.

(13)

Lampiran Perhitungan

 Isolasi Kasein

 Berat kertas saring = 1,013 g

 Berat kasein + kertas = 5,343 g

 Berat kasein = 5,343 g – 1,013 g

= 4,33 g

 Penentuan Kadar Protein

 Kurva Standar

Tabel pengamatan

Konsentrasi (mg/ml) Absorbansi 2

4 6 8 10

(14)

 Penentuan Kadar Protein

Absorbansi sampel = 0,153

y = 0,0192x + 0,0111

0,0192x + 0,0111 = 0,153

0,0192x = 0,153 – 0,0111

0,0192x = 0,1419

x = 7,39

Kadar protein = 7,39 mg/ml x faktor pengenceran

= 7,39 mg/ml x 10

Gambar

Tabel 1. Pengukuran dengan Spektronik 20 D
Tabel pengamatan

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas dan StabiIitas Ernulsi Produk Isolat Protein Susu 150 Pengaruh Interaksi Konsentrasi Protein dan Tingkat Suhu Pemanasan terhadap Aktivitas dan Stabilitas Emulsi

Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis profil protein dan peptida hasil hidrolisis kasein dan whey susu kambing oleh enzim papain, serta menguji sifat

Susu merupakan bahan makanan yang sangat penting untuk kebutuhan manusia, karena mengandung zat yang sangat diperlukan oleh tubuh, seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin

PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA SUSU KAMBING SEGAR DAN SUSU KAMBING BUBUK.. DENGAN

Sedangkan etanol akan melarutkan protein atau senyawa lain selain kasein sedangkan kasein masih berada dalam bentuk endapannya karena kasein tidak larut dalam

Meskipun ditemukan adanya hubungan yang nyata antara frekuensi genotipe κ-kasein dengan produksi susu, mempertimbangkan satu lokus κ-kasein untuk difungsikan sebagai

Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali dan asam pekat, mengendap dalam asam lemak, dan tidak larut dalam air, digunakan dalam

Laporan praktikum tentang evaluasi kadar protein terlarut dalam produk