MARKETING RESEARCH
Disusun untuk memenuhi tugas semester 2 mata kuliah Manajemen
Pemasaran jurusan Manajemen Bisnis
Disusun oleh
ANUGRAHA NOVANA
4134045
PROGRAM DIPLOMA IV MANAJEMEN BISNIS
POLITEKNIK POS INDONESIA
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji serta syukur kepada Tuhan YME atas segala
rahmat dan hidayah-Nya, dan juga tidak lupa shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya dan kita sebagai umatnya. Berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “MARKETING RESEARCH”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas semester 2 mata kuliah
Manajemen Pemasaran.
Dalam makalah ini penulis mencoba untuk lebih mengetahui konsep
Marketing Research. Suka duka telah dilalui oleh penulis, namun berkat
dorongan moril dan materil dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikannya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
membantu penulis untuk menyelesaikan makalah.
Penulis berharap makalah ini dapat menjadi sumber informasi yang
berguna bagi pembaca, namun penulis menyadari bahwa pembuatan makalah
ini masih jauh dapat dikatakann sempurna. Oleh karena kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca.
Bandung, 1 April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... ii
BAB 1 PEMBAHASAN... 1
1.1 SISTEM RISET PEMASARAN... 1
1.2 PROSES RISET PEMASARAN... 2
1.3 MENGATASI HALANGAN DALAM PENGGUNAAN RISET PEMASARAN. 8
BAB 2 PENUTUP... 9
2.1 SIMPULAN... 9
2.2 SARAN... 9
BAB 1
PEMBAHASAN
1.1 SISTEM RISET PEMASARAN
Manajer pemasaran sering melaksanakan studi pemasaran formal tentang berbagai masalah dan peluang tertentu. Mereka dapat meminta survei pasar, uji preferensi produk, peramalan penjualan berdasarkan wilayah, atau penilaian iklan. Tugas periset pemasaran adalah membuat pandangana tentang sikap dan perilaku pembelian pelanggan. Pemahaman atau gagasan pemasaran memberikan informasi diagnostiik tentang bagaimana dan mengapa kita meneliti pengaruh tertentu di pasar, dan apa arti hal tesebut bagi pemasar. Kita mendefinisikan riset pemasaran sebagai perancangan, pengumpulan , analisis, dan pelaporan data sistematis serta temuan yang relevan terhadap situasi pemasaran tertentu yang dihadapi perusahaan.
Perusahaan biasanya menentukan anggaran riset pemasaran sebesar 1% sampai 2% dari penualan perusahaan. Persentase besar dari anggaran itu dihabiskan untuk jasa diluar perusahaan. Perusahaan riset pemasaran dapat dibagi dalam tiga kategori :
1. Perusahaan riset yang tersindikasi dengan jasa – perusahaan ini mengumpulkan informasi konsumen dan perdaganagan, yang mereka jual untuk mendapatkan imbalan. Misalnya Nielsen Media Research 2. Perusahaan riset pemasaran sesuai pesanan – Perusahaan ini
dipekerjakan untuk melaksanakan proyek khusus. Mereka merancang studi dan melaporkan temuan.
3. Perusahaan riset pemasaran spesialis lini – Perusahaan ini memberikan layanan riset yang terspesialisasi. Contoh terbaiknya adalah perusahaan layanan lapangan yang menual jasa wawancara di lapangan kepada perusahaan lain.
Perusahaan kecil dapat menyewa jasa dari perusahaan riset pemasaran atau mengadakan riset dalam cara yang kreatif dan terjangkau seperti :
1. Melibatkan mahasiswa atau profesor untuk merancang dan melaksanakan proyek
2. Menggunakan internet 3. Memeriksa pesaing
Mengembangkan rencana riset
Mengumpulkan informasi
Menganalisis Informasi
Mempresentasikan temuan
Mengambil keputusan
[image:5.595.225.372.128.594.2]Riset pemasaran yang efektif mengikuti enam langkah yang diperlihatkan dalam gambar dibawah.
Langkah 1 : Mendefinisikan Masalah, Alternatif Keputusan, dan
Tujuan Riset
Manajer pemasaran harus berhati – hati untuk tidak mendefinisikan masalah terlalu luas atau terlalu sempit untuk periset pemasaran. Tidak semua proyek riset selalu spesifik terkadang beberapa riset bersifat eksploratif tujuannya adalah memperjelas sifat masalah sebenarnya dan menyarankan kemungkinan solusi atau ide baru. Beberapa riset juga bersifat deskriptif yang bertujuan menghitung permintaan seperti berapa banyak penumpang kelas satu yang akan membeli layanan Internet dalam penerbangan harga $25. Beberapa riset lagi ada yang bersifat kasual tujuannya adalah menguji hubungan sebab – akibat.
Langkah 2 : Mengembangkan Rencana Riset
Tahap kedua riset pemasaran adalah di mana kita mengembangkan rencana paling efektif untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan dan berapa biayanya. Untuk merancang rencana riset kita harus mengambil keputusan tentang sumber data, pendekatan riset, intsrumen riset, rencana pengambilan sampel dan metode kontak.
1. Sumber Data periset dapat mengumpulkan data sekunder, data primer atau data keduanya. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk tujuan lain dan sudah ada di tempat. Data primer adalah data baru yang dikumpulkan untuk tujuan tertentu atau untuk proyek riset tertentu.
Periset biasanya memulai penyelidikan mereka dengan mempelajari beragam data sekunder yang rendah biayanya dan sudah tersedia, untuk melihat apakah mereka dapat menyelesaikan sebagian atau seluruh masalah tanpa mengumpulkan data primer yang mahal.
2. Pendekatan Riset, pemasar mengumpulkan data primer dengan lima
cara
melalui observasi, kelompok fokus, survei, data perilaku, dan
pengalaman.
Riset observasi
Riset Etnografi
Pendekatan riset observasi tertentu yang menggunakan konsep alat dari ilmu antropologi dan disiplin ilmu sosial lain untuk memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana orang hidup dan bekerja. Tujuannya agar periset dapat melayani kehidupan seseorang untuk mengungkap keinginan terpendam yang mungkin tidak terungkap dalam bentuk riset lain.
Riset Kelompok Fokus
Sebuah perkumpulan yang terdiri dari 6 sampai 10 orang yang dipilih secara teliti oleh periset berdasarkan pertimbangan demografis, psikografis atau pertimbangan lain dan dipersatukan untuk mendiskusikan berbagai topik minat dalam waktu yang panjang.
“Gagasan Pemasaran : Mengadakan Kelompok Fokus yang Informatif” memberikan beberapa tips praktis untuk meningkatkan kualitas kelompok fokus.
Riset Survei
Perusahaan melaksanakn survei untuk mempelajari pengetahuan, kepercayaan, preferensi, dan kepuasan masyarakat dan mengukur berbagai besaran ini dalam populasi umum.
Banyak pemasar melakukan survei online di mana mereka dapat mengembangkan, mengatur, dan mengumpulkan kuesioner berbasis Web dan e-mail dengan mudah
Data perilaku
Pelanggan meninggalkan jejak perilaku pembelian mereka di data pemindai toko, pembelian katalog, dan database pelanggan. Pemasar dapat belajar banyak dengan menganalisis data ini. Pembelian aktual mencerminkan preferensi konsumen dan sering kali lebih dapat diandalkan daripada kenyataan yang mereka berikan kepada periset pasar.
Riset Eksperimen
Periset pemasaran mempunyai tiga pilihan instrumen riset utama dalam mengumpulkan data primer : kuesioner, pengukuran kualitatif dan peralatan teknologi
Kuesioner
Terdiri dari sekelompok pertanyaan yang diajukan kepada responden. Berkat fleksibelitasnya, sejauh ini kuesioner menjadi instrumen paling umum yang digunakan untuk mengumpulkan data primer.
Bentuk, kata – kata, dan urutan pertanyaan akan mempengaruhi respons.
Pertanyaan tertutup menspesifikasikan semua kemungkinan jawaban dan memberikan awaban yang lebih mudah diintrepetasikan dan dihitung.
Pertanyaan terbuka memungkinkan responden untuk menjawab pertanyaan dengan kata – kata sendiri dan sering kali lebih mengungkapkan cara berpikir seseorang.
Pengukuran Kualitatif
Beberapa pemasar lebih menyukai metode kualitatif dalam mengukur pendapat konsumen karena tindakan konsumen tidak selalu sesuai dengan jawaban mereka terhadap pertanyaan survei. Secara relatif, teknik riset kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang relatif tidak terstruktur, yang memperbolehkan adanya rentang kemungkinan respons. Keragaman ini hanya dibatasi oleh kreativitas peneliti pemasaran.
Peralatan Teknologi
Peralatan terkadang berguna dalam riset pemasaran. Galvanometer dapat mengukur minat atau emosi yang timbul akibat paparan iklan atau gambar tertentu. Tachitoskop memancarkan sebuah iklan kepada subjek dengan interval paparan yang dapat berkisar dari seperseratus detik atau kurang sampai beberapa detik. Setelah setiap paparan, responden menggambarkan semua yang ia ingat. Kamera mata mempelajari gerakan mata responden untuk melihat di mana mata mereka menatap pertama kali, berapa lama mereka memandang barang tertentu, dan seterusnya.
Setelah memutuskan pendekatan dan instrumen riset, periset
pemasaran harus merancang rencana pengambilan sampel. Hal ini
memerlukan tiga keputusan :
Unit pengambilan sampel : siapa yang harus kita survei?
Ukuran sampel : Berapa banyak orang yang harus kita survei?
Prosedur pengambilan survei : Bagaimana kita harus memilih
responden?
5. Metode Kontak
Sekarang periset pasar harus memutuskan bagaimana ia akan
menghubungi subjek : lewat surat, telepon, tatap muka, atau online.
Kuesioner Surat
Cara terbaik untuk menjangkau orang tidak mau memberikan
wawancara pribadi atau orang yang responnya mungking bias atau
terdistorsi oleh pewawancara.
Wawancara Telepon
Metode terbaik untuk mengumpulkan informasi dengan cepat,
pewawancara juga dapat mengklarifikasi pertanyaan jika
responden kurang mengerti. Wawancara harus singkat dan tidak
terlalu pribadi.
Wawancara Pribadi
Metode yang paling fleksibel. Pewawancara dapat mengajukan
banyak pertanyaan dan mencatat observasi tambahan tentang
responden. Namun wawancara pribadi adalah metode paling
mahal, sekaligus mengandung bias pewawancara dan memerlukan
lebih banyak perencanaan dan pengawasan administratif.
Wawancara Online
Langkah 3 : Mengumpulkan Informasi
Fase pengumpulan data riset pemasaran biasanya adalah fase termahal da paling cenderung mengandung kesalahan. Ada empat masalah utama yang timbul dalam survei. Beberapa responden tidak pernah ada di rumah. Responden lain menolak bekerja sama. Responden lainnya akan memberikan jawaban yang tidak jujur. Terakhir pewawancara mungkin tidak jujur.
Langkah 4 : Menganalisis Informasi
Satu langkah sebelum langkah terakhir adalah penyimpulan temuan dengan mentabulasikan data dan mengembangkan distribusi frekuensi. Sekarang periset menghitung rata – rata dan mengukur dispersi variabel – variabel utama dan menerapkan beberapa teknik statistik canggih dan model keputusan dengan harapan menemukan temuan tambahan.
Langkah 5 : Mempresentasikan Temuan
Sebagai langkah terakhir, periset mempersentasikan temuan yang relevan dengan keputusan pemasaran utama yang dihadapi manajemen. Periset dituntut untuk memainkan peran konsultan yang lebih proaktif dalam menerjemahkan data dan informasi menjadi pandangan dan rekomendasi. Mereka juga harus mempertimbangkan cara untuk mempresentasikan temuan riset dalam cara yang sebisa mungkin dapat dipahami dan mendorong.
Langkah 6 : Mengambil Keputusan
Manajer yang memerintahkan dilakukannya riset harus mempertimbangkan bukti. Jika kepercayaan mereka terhadap temuan rendah, mereka mungkin memutuskan menolak. Jika mereka telah terpengaruh untuk meluncurkan temuan yang didapat itu akan mendorong preferensi mereka. Bahkan, mereka dapat memutuskan untuk mempelajari masalah ini lebih lanjut dan melakukan lebih banyak riset. Keputusan ada ditangan mereka, riset yang dilakukan secara cermat memberikan pandangan bagi mereka terhadap masalah tersebut.
Disamping pertumbuhan riset pemasaran yang pesat, banyak perusahaan masih gagal menggunakan riset pemasaran secara memuaskan atau tepat, untuk beberapa alasan sbb :
Konsepsi sempit tentang riset
Banyak manajer melihat riset pemasaran sebagai operasi penemuan fakta. Ketika penemuan fakta tidak bermanfaat, ide manajemen tentang penggunaan riset pemasaran yang terbatas menjadi lebih kuat.
Kaliber periset yang tidak seimbang
Beberapa manajer memandang riset pemasaran tidak lebih sekedar kegiatan administratif dan memperlakukannya seperti itu. Mereka cenderung mempekerjakan periset yang tidak kompeten, yang menyebabkan hasil yang tidak impresif. Hasil yang mengecewakan mendorong kecurigaan manajemen terhadap riset pemasaran.
Penentuan kerangka masalah yang buruk
Kegagalan New Coke yang terkenal sebagian besar akibat dari kegagalan menetapkan masalah riset dengan benar dari perspektif pemasaran. Isu sebenarnya adalah apa yang dirasakan konsumen tentang Coca Cola sebagai merek, bukan tentang rasa minumannya semata.
Temuan yang terlambat dan terkadang salah
Manajer menginginkan hasil riset yang akurat dan konklusif. Mereka mungkin mengiginkan hasil riset secepatnya. Namun riset yang baik membutuhkan uang dan waktu.
Perbedaan kepribadian dan presentasional
Perbedaan antara gaya manajer lini dan periset pemasaran sering menghalangi hubungan yang produktif. Dalam perusahaan yang lebih progresif, periset pemasaran dimasukkan sebagai anggota tim manajemen produk, dan pengaruh mereka terhadap strategi pemasaran pun semakin meningkat.
BAB 2
2.1 SIMPULAN
Dalam riset pemasaran kita harus membuat dulu sistem riset pemasaran yang baik setelah itu pada proses riset pemasaran ada 6 langkah yang harus dilalui dengan teliti agar menghasilkan hasil yang impresif, agar kegiatan riset pemasaran lancar kita harus mengatasi berbagai halangan dalam penggunaan riset pemasaran.
2.2 SARAN
Dalam riset pemasaran banyak hal yang harus kita pahami. Mulai dari sistemnya prosesnya dan hasilnya. Namun dalam kita jangan hanya fokus pada sistem dan prosesnya saja kita juga harus mempelajari cara mengatasi berbagai halangan yang akan dihadapi dalam kegiatan riset pemasarn.
Daftar Pustaka