• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1003469 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1003469 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah dasar berfungsi mengembangkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, yang terus berkembang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih, guna menciptakan generasi yang mandiri dan sejahtera. Tujuan pembelajaran IPS pada sekolah dasar secara umum untuk menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar berkehidupan dalam masyarakat serta sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitarnya dengan baik.

Sebagaimana tujuan pembelajaran IPS diatas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan hakikat proses pembelajaran yang pada dasarnya adalah untuk mengembangkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Dalam penelitian ini, penulis melakukan observasi terhadap siswa kelas IV semester 2 di SD Negeri Ciburial Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dari hasil observasi tersebut, penulis menemukan permasalahan bahwa tingkat keaktifan siswa kelas IV SDN Ciburial dalam pembelajaran IPS mengenai materi perkembangam teknologi transportasi masih tergolong kurang. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti dan rekan observer, diketahui bahwa kondisi awal rata-rata keaktifan siswa secara keseluruhan dalam pembelajaran sebesar 26,92% atau masuk pada kategori kurang. Dari 26 orang siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran hanya 7 orang siswa yang masuk ke dalam kategori aktif.

(2)

Abdul Azis Arrazy, 2014

pembelajaran IPS menjadi salah satu faktor pemicu rendahnya tingkat keaktifan siswa tersebut.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya keaktifan siswa nyatanya berasal dari guru maupun siswa itu sendiri. Pada saat pembelajaran berlangsung, terlihat bahwa siswa tidak tertarik dengan materi yang disampaikan dalam pembelajaran IPS. Materi-materi dalam pembelajaran IPS cenderung membosankan bagi para siswa, karena materi dalam pembelajaran IPS bersifat teoritis dan terlalu banyak hapalan. Sehingga hal ini berdampak pada rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam mengkuti proses pembelajaran IPS.

Disamping itu, kurangnya budaya kerjasama antar siswa menjadi faktor yang mendasar yang menyebabkan rendahnya tingkat keaktifan siswa tersebut. Mengingat bahwa kerjasama merupakan fondasi bagi keberhasilan suatu proses pembelajaran. Adapun kegiatan kerjasama itu terjalin hanya karena ada rasa ketergantungan siswa di dalam kegiatan kelompok. Siswa yang tingkat kognitifnya rendah sangat berharap terhadap siswa-siswa yang tingkat kognitifnya di atas rata-rata di dalam melakukan tugas-tugas kelompok. Pun demikian dengan siswa-siswa yang biasa dibebankan dengan tanggungan kelompok tersebut, mereka mau bekerjasama karena ada rasa tidak percaya terhadap anggota-anggota yang lain dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Namun terlepas dari permasalahan-permasalahan siswa diatas, pada dasarnya faktor yang paling utama adalah dari guru itu sendiri. Faktanya, pada saat pembelajaran berlangsung guru cenderung menguasai kelas (teacher centered) dan hanya menggunakan metode ceramah yang menyebabkan siswa tidak dapat membangun pengetahuannya sendiri. Guru pun tidak menyertakan pertanyaan/balikan kepada siswa, sehingga tidak diketahui apakah siswa sudah mengerti atau belum akan materi yang sedang diajarkan.

(3)

dan lain-lain, masih menjadi masalah yang mendasar pada saat pemebalajaran berlangsung. Hal ini berdampak pada tidak terselenggaranya proses pembelajaran yang menarik dan interaktif. Pembelajaran cenderung monoton dan berjalan satu arah, akibatnya siswa pun tidak terstimulus untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran yang dilangsungkan.

Berdasarkan penjabaran diatas, dapat diketahui bahwa faktor utama penyebab rendahnya tingkat keaktifan siswa adalah tidak bervariatifnya model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Terdapat beberapa altenatif tindakan untuk mengatasi masalah rendahnya keaktifan siswa tersebut, diantaranya adalah model pembelajaran group investigetion, student teams achievment division (STAD), think pair and share, kooperatif tipe jigsaw,

teams game tournament (TGT), dan problem solving. Model-model pembelajaran tersebut nyatanya dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa, karena berdasarkan prinsip dan fungsinya model-model pembelajaran tersebut dapat menstimulus siswa untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, mengembangkan kemampuan dan daya pemecahan masalah, serta mendorong siswa untuk berpikir kritis, aktif dan kreatif.

Setelah menganalisis faktor penyebab rendahnya keaktifan siswa kelas IV di SD Negeri Ciburial pada mata pelajaran IPS mengenai materi perkembangan teknologi transportasi, serta analisis beberapa alternatif tindakan untuk mengatasi masalah keaktifan siswa maka alternatif tindakan yang diharapkan mampu meningkatkan keaktifan siswa adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Arends, (1997) mengungkapkan bahwa:

(4)

Abdul Azis Arrazy, 2014

Prinsip-prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu kepemimpinan dan tanggung jawab, bentuk kerjasama serta penghargaan kelompok. Secara umum tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah penyajian materi, pembentukan kelompok asal, diskusi kelompok ahli, laporan kelompok asal, evaluasi tentang hasil kerja kelompok dan penghargaan tim.

Penulis memilih model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw karena model pembelajaran tersebut memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuan dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri serta mendorong siswa untuk berpikir kritis, aktif dan kreatif. Selain itu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan kelas, kelompok dan individual.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan kerjasama antar siswa, rasa tanggung jawab, serta kemampuan dalam memecahkan masalah. Selain itu, terjadi proses belajar dan mengajarkan diantara setiap siswa. Tidak hanya harus mempelajari materi yang diterima, tetapi mereka juga harus mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompoknya yang lain.

Mengacu pada prinsip-prinsip dasar, fungsi, serta keunggulan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka diharapkan penerapan model pembelajaran tersebut dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV di SD Negeri Ciburial dalam pembelajaran IPS mengenai materi perkembangan teknologi transportasi. Oleh karena itu, dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengajukan judul: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN

KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI (Penelitian

Tindakan Kelas di SDN Ciburial Kelas IV Semester II Tahun Ajaran

(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi di kelas IV dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?

2. Bagaimanakah peningkatan keaktifan siswa kelas IV setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw?

C. Tujuan Penelitian

Dalam rangka memperoleh data/material riset, maka berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dikemukakan di atas tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi di kelas IV SD Negeri Ciburial.

2. Untuk mendapatkan deskripsi mengenai tingkat keaktifan siswa kelas IV SD Negeri Ciburial setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretik

(6)

Abdul Azis Arrazy, 2014

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga memungkinkan dirinya untuk menguasai materi lebih, serta meningkatkan minat, keberanian dan rasa solidaritas siswa dalam mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan maupun saran. b. Bagi Guru

Memberikan informasi dan wawasan mengenai cara membelajarkan materi perkembangan teknologi transportasi dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw agar kualitas serta kinerja guru dalam mengajar dapat meningkat, dan secara bersamaan hasil belajar siswa pun akan meningkat.

c. Bagi Pihak Lain yang Berkepentingan

Memperoleh ilmu pengetahuan serta pengalaman baru mengenai keterampilan belajar mengajar di sekolah, dansebagai bahan perbandingan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

E. Fokus Penelitian

Dalam fokus penelitian ini terdapat dua variabel yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai variabel bebas dan keaktifan siswa sebagai variabel terikat. Untuk mengarahkan peneliti dalam pengambilan data maka diperlukan adanya batasan operasional dalam penelitian, yang meliputi:

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

(7)

untuk belajar dan/atau memecahkan masalah yang spesifik. Setelah “kelompok ahli” selesai melaksanakan tugas maka anggota “kelompok ahli” kembali ke kelompok asal untuk menerangkan hasil pekerjaan mereka ke anggota kelompok asal.

2. Keaktifan

Keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, seperti memperhatikan (visual activities), mendengarkan (listening activities), mengungkapkan pendapat, berdiskusi, bertanya, menganalisa dan memecahkan soal (mental activities). Keaktifan siswa dapat dilihat dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan: a) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; b) terlibat dalam pemecahan masalah; c) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah; d) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru; e) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. 3. Pembelajaran IPS Di Kelas IV Materi Perkembangan Teknologi

Pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi di kelas IV semester 2 tahun ajaran 2013/2014 adalah pembelajaran yang mempelajari tentang perkembangan teknologi transportasi darat, air dan udara yang terdapat pada Standar Kompetensi (SK) 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi Kompetensi Dasar (KD) 2.3. Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

F. Hipotesis Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

Untuk bangunan rumah tinggal dapat dibuat sistem modular dasar bangunan merupakan modul pembentuk yang diusahakan dengan bilangan bulat agar dapat membentuk ruang

Kelemahan-kelemahan BMT tersebut, pada gilirannya berujung pada sulitnya menumbuhkan kepercayaan masyarakat luas (public trust) terhadap jasa dan pelayanan yang

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat, pertolongan, pendampingan, rahmat, dan kasih karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan

Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah segala sesuatu yang dilakukan karyawan yang memberikan kontribusi bagi organisasi baik positif atau negatif, baik

Hal ini terjadi ketika sebekas sinar laser dilewatkan di atas permukaan pelat yang dipanaskan, sinar laser tersebut akan melewati medium dengan indeks bias yang berbeda secara

Sedangkan klasifikasi trauma okuli berdasarkan mekanisme trauma terbagi atas trauma mekanik (trauma tumpul dan trauma tajam), dan trauma non mekanik yaitu, trauma radiasi

Berita Arab : para pedagang arab telah datang ke Indonesia sejak masa kerajaan sriwijaya (abad ke 7 M) yang menguasai jalur pelayaran perdagangan di wilayah Indonesia bagian