• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKR 0909198 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKR 0909198 Chapter3"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DESAIN PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini didapat dari variabel-variabel yang diteliti dari bab 2

yaitu variabel model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division dan variabel minat belajar siswa. Variabel model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division merupakan variabel bebas

dan variabel minat belajar siswa merupakan variabel terikat, adapun yang

dijadikan responden atau objek dalam penelitian ini adalah siswa yang berada di

sekolah SMK Pasundan 1 Cimahi kelas XII administrasi perkantoran.

Penelitian ini menggunakan metode The One Group pretest post test yang

dirancang guna menunjang keberhasilan dari tujuan penelitian dan akan diteliti di

SMK Pasundan 1 Cimahi yang beralamatkan di jalan Encep Kartawiria No. 97/A

Cimahi.

3.1.1. Karakteristik Objek Penelitian

Responden dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XII pada kompetensi

keahlian administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi yang berjumlah 30

orang. Untuk menunjang penelitian maka dibutuhkan karakteristik para siswa,

berikut ini akan diuraikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan

(2)

A. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa jumlah siswa perempuan

lebih dominan dibandingkan dengan siswa laki-laki dikelas XII kompetensi

keahlian administrasi perkantoran. Untuk mengetahui lebih jelas jumlah dan

presentasenya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. 1

Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Frekuensi Presentase

1 Perempuan 30 100%

2 Laki-Laki 0 0%

Total 30 100%

Sumber: Data Hasil Penyebaran Angket

Hasil pengolahan data populasi dari 30 orang siswa kelas XII di SMK

Pasundan 1 Cimahi, tidak terdapat siswa jenis kelamin laki-laki. Keseluruhan 30

orang berjenis kelamin perempuan dengan presentasi 100%.

B. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari penyebaran

angket/kuesioner, diperoleh karakteristik siswa berdasarkan usia. Dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

Tabel 3. 2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Presentase

1 15 Tahun 2 7%

2 16 Tahun 8 27%

3 17 Tahun 20 67%

Total 30 100%

(3)

Rekapitulasi hasi penyebaran angket kepada responden, dapat terlihat pada

diagram lingkaran dibawah ini:

Sumber: Data Hasil Penyebaran Angket Gambar 3. 1

Karakteristik Kelas Berdasarkan Usia.

Hasil pengolahan data karakteristik responden berdasarkan usia

menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada kelompok usia 17 tahun

yang berjumlah 20 orang dari 30 orang siswa dengan presentase 66%.

3.2. Metode Penelitian

Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode rancangan

pre-eksperimen, karena penulis menimbulkannya satu kejadian atau keadaan,

kemudian diteliti bagaimana akibatnya.

Arikunto (2010:9) menyebutkan bahwa:

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang menggangu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.

Desain penelitian ini, penulis menggunakan kelas tunggal atau tanpa kelas

pembanding. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (The 7%

27% 66%

Karakteristik Kelas Berdasarkan Usia

(4)

One Group pre-test post-test) karena pengukurannya dilakukan dua kali, yaitu

sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan setelah diberi perlakuan (post-test).

Tujuannya adalah untuk menentukan apakah perlakuan mempunyai efek pada

minat belajar siswa tanpa adanya kelompok pembanding. Untuk lebih jelasnya

rancangan desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Suharsimi Arikunto (2010:124)

Keterangan:

O1 : Pemberian Pre-test

X : Pemberian perlakuan

O2 : Pemberian Pos-test.

3.3. Operasional Variabel

Kesalahan atau perbedaan persepsi tentang definisi atau istilah-istilah

variable yang dipakai dalam penelitian ini mungkin saja dapat terjadi, untuk

menghindari hal tersebut maka penulis menggangap perlu menjelaskan makna

variabel-variabel tersebut. Penelitian ini terdiri atas variabel model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions dan minat belajar siswa,

operasional masing- masing variable tersebut diuraikan sebagai berikut.

3.3.1. Operasional Variabel Model Pembelajaran

Variable (X) yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams

Achievement Divisions. “STAD adalah model pembelaran kooperatif yang

memiliki kemampuan dalam memenuhi tahap penyajian materi, tahap kerja

(5)

kelompok, tahap tes individu, tahap perhitungan skor perkembangan individu dan

tahap penghargaan kelompok” Slavin (2009) dalam Taniredja et al. (2012:55).

Variabel ini yang akan diterapkan di dalam kelas selama kegiatan berlangsung.

3.3.2. Operasional Variabel Minat Belajar Siswa (Y)

Minat merupakan motif yang dipelajari dan yang mendorong individu untuk

aktif dalam kegiatan tertentu. Maka indikator minat dapat dilihat dengan

menganalisis kegiatan yang dilakukan individu atau objek yang disenanginya.

Hilgard dalam Slameto (2003:32) mengatakan bahwa “Interest is persisting

tendency to pay attention to end enjoy some activities or contents (minat adalah

kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menyenangi beberapa

kegiatan atau isi)”.

Secara rinci operasional variabel minat belajar siswa pada program

pembelajaran kewirausahaan dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut.

Tabel 3. 3

Operasional Variabel Minat Belajar siswa

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

No.

untuk mempelajari materi Interval 1,2

Tingkat keingintahuan siswa

dalam mempelajari materi. Interval 3,4

Tingkat antusiasme siswa

dalam mempelajari materi. Interval 5,6

Perhatian dalam belajar

Tingkat ketekunan dalam

belajar. Interval 7,8

Tingkat konsentrasi dalam

mempelajari materi. Interval 9

Tingkat ketepatan waktu

dalam menyelesaikan tugas. Interval 10,11

Tingkat perhatian siswa

(6)

beberapa

kegiatan atau isi)”.

(Hilgard

(dalam Slameto, 2003:32)).

Tingkat pemahaman siswa dalam mempelajari materi yang diajarkan.

Interval 13

Sumber: Hilga rd (da la m Sla meto, 2003:32), diola h ulang oleh peneliti.

3.4. Prosedur Penelitian

Berikut adalah langkah-langkah atau proses yang dilakukan dalam

penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Pre-test diberikan sebelum penerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh siswa

memahami manfaat model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam

mengajar dikelas.

2. Treatment dilakukan sebanyak delapan kali pertemuan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu guru

menentukan siswa dalam setiap kelompok yang terdiri dari empat sampai

enam orang. Dalam setiap kelompok siswa dituntut untuk saling berdiskusi

mengenai tugas yang diberikan oleh guru dan dapat berkerja sama dengan

teman kelompoknya.

3. Post-test diberikan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami

pembelajaran yang diberikan oleh guru dalam mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini

(7)

STAD memberikan dampak yang positif atau negatif dalam proses

pembelajaran dikelas.

3.5. Sumber Data

Data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer

dan data sekunder:

1. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil

pre-test dan post-test, tentang model pembelajaran kooperaif tipe Student

Teams Achievement Division dan minat belajar siswa pada kelas XII

AP1 (Administrasi Perkantoran), yang dilengkapi oleh hasil observasi.

2. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder didapat

melalui bahan-bahan kepustakaan sebagai data referensi, seperti:

buku-buku yang berhubungan dengan sarana pembelajaran dikelas, dan

karya ilmiah seperti skripsi dan tesis yang berhubungan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dan

minat belajar siswa.

3.6. Populasi Penelitian

Kegiatan pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam

sebuah penelitian karena dengan adanya pengumpulan data karakteristik

elemen-elemen yang menjadi subjek dari penelitian dapat diketahui. Hal tersebut senada

dengan yang diungkapkan oleh Muhidin (2010:1) yang mengemukakan bahwa

(8)

atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai

objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan)”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah

siswa kelas XII pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK

Pasundan 1 Cimahi yang berjumlah 30 responden.

3.7. Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data ditunjukkan untuk memperoleh data kemudian data

tersebut diolah, hasilnya digunakan untuk pengujian hipotesis atau pengambilan

keputusan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian

yaitu:

1. Angket

Pengumpulan data dilakukan juga dengan mengunakan angket/kuesioner,

angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi siswa, atau hal-hal

yang siswa ketahui menurut Arikunto (2010:268). Tujuan membagikan angket

adalah untuk mengetahui apakah minat belajar siswa lebih tinggi menggunakan

model pembelajaran STAD dalam persiapan pendirian usaha. Angket diberikan

peneliti terhadap siswa yaitu angket tertutup. yakni jawaban sudah disediakan

sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia dengan cara

memberikan lingkaran (O) pada masing-masing jawaban yang dianggap tepat.

Angket tersebut berisi pernyataan-pernyataan mengenai pengaruh variabel X

(model pembelajaran kooperatif tipe STAD) terhadap variabel Y (minat belajar

(9)

Tabel 3. 4

Skala Penelitian Jawaban Angket

No Alternatif Jawaban Pernyataan (Item)

Positif

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-ragu 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Akan tetapi, sebelum angket disebarkan kepada responden, angket tersebut

harus diuji kelayakannya dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

2. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang mempunyai

ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain. Teknik pengumpulan data

dengan observasi digunakan bila penelitian berkenan dengan perilaku manusia,

proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu

besar (Sugiono, 2008:203). Observasi dilakukan terhadap rancangan

pembelajaran, kegiatan guru, dan siswa. Observasi terhadap guru dan siswa

dilakukan sebanyak delapan kali dalam proses pembelajaran persiapan pendirian

usaha pada mata pelajaran kewirausahaan dengan menggunakan model STAD.

3.8. Pengujian Instrumen Penelitian

3.8.1. Uji Validitas

Instrument penelitian dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

(10)

tepat. Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product

moment yang dikemukakan oleh person sebagai berikut:

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian validitas instrument

angket (Uep dan Sambas, 2011:117-121) antara lain:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya. 2. Mengumpulkan data dari hasil uji coba

3. Memeriksa data untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan angket. 4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item

dilakukan untuk mempermudah perhitungan data selanjutnya.

Tabel 3. 5

Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas

No.

5. Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor

6. Menghitung nilai koefisien korelasi Product Moment untuk setiap bulir atau item angket dari data observasi yang diperoleh dengan tabel:

Tabel 3. 6

Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi

No

Responden X Y XY

(11)

7. Menentukan titik kritis atau nilai tabel t, pada derajat bebas (db=N-2) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05

8. membuat kesimpulan dangan kriteria uji:

Jika > , maka instrument dinyatakan valid.

a. Hasil Uji Validitas Variabel Y Minat Belajar Siswa (Pre-test)

Uji validitas yang penulis gunakan untuk variabel Y (minat belajar siswa)

yang terdiri atas dua indikator, yaitu ketertarikan (kesenangan) dalam belajar dan

perhatian dalam belajar. Kedua indikator tersebut kemudian diuraikan menjadi 13

butir pernyataan angket.

Rekapitulasi perhitungan uji validitas variabel Y (minat belajar siswa)

dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2010, dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 3. 7

Hasil Uji Validitas Variabel Y Minat Belajar Siswa (Pre-test).

(12)

10 0.701 0.444 V

11 0.785 0.444 V

12 0.584 0.444 V

13 0.538 0.444 V

Sumber: Hasil Uji Coba Angket

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa semua item dalam instrumen

penelitian ini valid sehingga layak untuk dijadikan alat ukur penelitian

selanjutnya.

b. Hasil Uji Validitas Variabel Y Minat Belajar Siswa (Post-test).

Adapun hasil uji validitas variabel Y minat belajar siswa sesudah penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Yang terdiri dari dua indikator

diantaranya yaitu ketertarikan (kesenangan) dalam mengikuti pembelajaran dan

perhatian dalam belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3. 8

Hasil Uji Validitas Variabel Y Minat Belajar Siswa (Post-test)

No.

Item r hitung r tabe l Ket

1 0.501 0.444 V

2 0.516 0.444 V

3 0.566 0.444 V

4 0.632 0.444 V

5 0.474 0.444 V

6 0.451 0.444 V

7 0.658 0.444 V

8 0.507 0.444 V

9 0.487 0.444 V

10 0.692 0.444 V

11 0.618 0.444 V

12 0.614 0.444 V

13 0.564 0.444 V

(13)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 13 item angket untuk variabel

minat belajar siswa sesudah penerapan, secara keseluruhan dinyatakan valid dan

dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data selanjutnya.

Setelah t hitung diperoleh, kemudian dibandingkan dengan t ta bel dengan taraf

kepercayaan 95% atau α=0,05 dengan dk=n-2 (dk=20-2=18), jika t hitung> t ta bel

maka item tersebut dinyatakan valid. Perhitungan dilakukan melalui bantuan

microsoft Excel 2010 sebagaimana terlampir. Berikut rekapitulasi hasil

perhitungannya.

3.8.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat dalam mengukur

apa yang diukur. Artinya, kapanpun alat ukur tersebut digunakan memberikan

hasil ukur yang sama (Arikunto 2010:221). Pengukuran yang memiliki reabilitas

tinggi adalah pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya.

Tinggi rendahnya reabilitas, secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang

disebut koefisien reabilitas.

Dalam konteks ini, koefisien reliabilitas yang mendekati nilai satu,

menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan, kehandalan atau tingkat konsistensi

dari instrumen penelitian dalam mengukur apa yang hendak diukur. Pada

penelitian ini tingkat reliabilitas akan dicari dengan rumus Alpha atau Cronbach’s

Alfa (). Koefisien Alfa Cronbach dihitung dengan menggunakan rumus

disarankan oleh Arikunto dalam Sontani dan Muhidin (2011:123) sebagai berikut:

(14)

Keterangan:

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menguji reliabilitas

instrumen (Sontani dan Muhidin, 2011:124-129) adalah sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya 2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen

3. Memeriksa kelengkapan data untuk memastikan lengkap tidaknya data yang terkumpul, termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan angket. 4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang

diperoleh. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses perhitungan. 5. Memberikan skor terhadap item-item yang sudah diisikan pada tabel

pembantu.

6. Menghitung nilai varians masing- masing item dan varians total.

Format Tabel Perhitungan Varians dan Varians Total

No. Responden X

7. Menghitung nilai koefisien Alfa

]

8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas bebas (db) = n-2

9. Membuat kesimpulan dengan membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r, dengan tingkat signifikasi 0,05

(15)

Jika r hitung ≤ r tabel, maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel

Berdasakan bantuan Microsoft Excel sebagaimana terlampir, diperoleh hasil

Uji Reliabilitas. Rekapitulasi hasil Uji Reliabilitas tampak pada tabel berikut:

Tabel 3. 10

Rekapitulasi Hasil Uji Reabilitas (Pre-test dan Post-test).

No Variabel r hitung r T abel Ket

1 Minat Belajar siswa Pre-test 0.867290 0.444 Reliabel 2 Minat Belajar siswa Post-test 0.811139 0.444 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data Uji Coba Angket

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada tabel variabel minat belajar

dengan model pembelajaran sebelum STAD diperoleh rhitung = 0.867290 dan tabel

r product moment diperoleh r ta bel dengan n= 20 dan taraf 95% atau α=0,05

sebesar r tabel = 0.444. Hal ini berarti r hitung lebih besar dari r ta bel (0.867290>0.444)

dengan demikian angket untuk variabel minat belajar siswa sebelum penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dinyatakan reliabel.

Pada variabel minat belajar siswa sesudah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD diperoleh r hitung = 0.811139 dan tabel r product moment

diperoleh nilai r tabel dengan n =20 dan taraf 95% atau α=0.05 sebesar r ta bel=

0.444. Hal ini berarti r Hitung lebih besar dari r Ta bel (0.811139>0,444) dengan

demikian angket untuk variabel minat belajar siswa sesudah penerapan model

(16)

3.9. Pengujian Persyaratan Analisis Data

3.9.1. Uji Normalitas

Ide awal yang menjadi landasan dilakukannya pengujian normalitas adalah

untuk mengetahui apakah suatu distribusi data normal atau tidak. Suatu data yang

normal biasanya dimiliki oleh jenis data yang bersifat numerik, yaitu interval dan

ratio. Berdasarkan hal tersebut maka pengujian normalitas perlu dilakukan jika

data yang dikumpulkan berasal dari kategori (Muhidin, 2010:93).

Dalam penelitian ini penguji melakukan pengujian normalitas dengan

menggunkan uji Liliefors (Muhidin, 2010: 93). Kelebihan dari Liliefors test adalah

penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan

ukuran sampel kecil.

Adapun langkah-langkah dalam proses pengujian Liliefors test adalah

sebagai berikut:

1) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada

beberapa data.

2) Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus

ditulis).

3) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.

4) Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).

Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn(xi) = fki : n

5) Hitung nilai z untuk mengetahui theoretical proportion pada tabel z.

(17)

Dimana: dan √

6) Menghitung theoretical proportion. Theoritical Proportion (tabel z): Proporsi

Kumulatif Luas Kurva Normal Baku.

7) Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian

carilah selisih terbesar titik observasinya.

8) Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak H0 jika D < D(n,α).

Berdasarkan rumusan tersebut, diperoleh hasil uji normalitas dengan

menggunakan perhitungan dan bantuan Software Microsoft Office Excel 2010

diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut:

1) Uji Normalitas variabel minat belajar siswa (Pre-test).

Tabel 3. 11

Hasil Pengolahan Uji Normalitas Variabel Minat Belajar Siswa (Pre-test).

(18)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai r pada variabel minat belajar siswa

sebelum penerapan, diperoleh nilai D = 0.1369, dan nilai tabel D pada α = 0.05

sebesar D=0.162. Dengan demikian nilai hitung D< nilai tabel atau 0.1369<0.162,

maka h0 diterima. Hasil ini menunjukkan data variabel minat belajar siswa

sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD masuk dalam

kategori distribusi normal.

2) Uji Normalitas variabel Minat Belajar Siswa (Post-test)

Tabel 3. 12

Hasil Pengolahan Uji Normalitas Variabel Minat Belajar Siswa (Post-test)

No. Urut

Suber: Data Hasil Penelitian

Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai r pada variabel minat belajar

siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, diperoleh

nilai D = 0.1266, dan nilai tabel D pada α = 0.05 sebesar D = 0.162. Dengan

demikian nilai hitung D < nilai tabel D atau 0.1266 < 0.162, maka H0 diterima.

(19)

model pembelajaran kooperatif tipe STAD masuk dalam kategori distribusi

normal.

3.9.2. Uji Homogenitas

Peneliti menggunakan uji homogenitas untuk mengasumsikan bahwa skor

setiap variabel memiliki varians yang homogen. Untuk menguji homogenitas

suatu data maka penulis menggunakan uji burlett.

Nilai hitung diperoleh dengan rumus:

X² = (ln10)[B-(∑db . logSı²)]

Keterangan:

Sì² = Varians tiap kelompok data

Db = n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett = (log S² gab) (∑dbì)

S² gab = Varians gabungan = S² gab =

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas

varians menurut Ating dan Sambas Ali Muhidin (2010: 97)

1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 3. 13 Model Tabel Uji Barlett

Sampel db=n-1 Sì² Log Sì² Db. Log Sì² Db. Sì² 1

2

3. Menghitung varians gabungan. Dengan rumus : S² = 4. Menghitung Log dari varians gabungan

(20)

6. Menghitung nilai X²

7. Menentukan nilai dan titik kritis pada α =0.05 dan db = k-1, dimana k adalah banyaknya indikator

8. Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:

 Nilai X² hitung < nilai X² tabel, Ho diterima (varians data dinyatakan homogeny)

 Nilai X² hitung ≥ nilai X² tabel, Ho ditolak (varians data dinyatakan tidak homogeny).

Tabel 3. 14

Data Hasil Uji Homogenitas

Data N FHitung FT abel Keterangan

Minat belajar siswa Pre-test

30

-19.890

19.675

Homogen

Minat belajar siswa Post-test -9.921

Sumber: Data Hasil Penelitian

Dari hasil uji homogenitas diatas data sebelum dan sesudah penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat diketahui, bahwa Fhitung lebih

kecil dari pada Ftabel sehingga dapat disimpulkan kedua data tersebut bersifat

homogen.

3.9.3.. Uji N-Gain

N-Gain adalah normalisasi gain, perhitungan N-Gain dilakukan untuk

melihat peningkatan hasil belajar siswa, pada mata pelajaran kewirausahaan. Hal

ini dilakukan pada kelas sebelum dan setelah perlakuan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dengan menggunakan persamaan Hake (dalam Ati Pratiwi,

2011:64).

Selanjutnya, perolehan normalisasi gain diklasifikasikan menjadi tiga

(21)

Tabel 3. 15

Klasifikasi Nilai N-Gain

Rentang Nilai Klasifikasi

g> 0.70 Tinggi

0.30 ≥(g) <0.70 Sedang

g<0.30 Rendah

3.10. Uji Hipotesis

Langkah terakhir dalam kegiatan analisis data adalah dengan melakukan uji

hipotesis. Menurut Sontani dan Muhidin (2011:78), “Hipotesis merupakan

pernyataan (jawaban) sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan”.

Hipotesis bersifat sementara, maka harus dilakukan pengujian untuk mendapatkan

kesimpulan apakah hipotesis ini diterima atau ditolak. Tujuan dari pengujian

hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang cukup

signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap minat

belajar siswa di SMK Pasundan 1 Cimahi. Pada bagian ini diuraikan mengenai

hasil uji hipotesis terhadap hipotesis statistik dan penelitian. Seluruh pengolahan

data untuk pengujian hipotesis menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010.

Untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe (STAD)

terhadap minat belajar siswa, penulis melakukan uji hipotesis yang dilakukan

dengan langkah- langkah sebagai berikut:

3.10.1. Uji Hipotesis Statistik

H0 : ρ = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)

terhadap minat belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran

(22)

Pasundan 1 Cimahi.

H1 :ρ ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap minat belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran kewirausahaan

keahlian administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi.

Dengan ketentuan:

 Jika ditolak dan diterima, apabila dinyatakan

signifikan (diterima).

 Jika di terima dan ditolak, apabila dinyatakan

tidak signifikan (ditolak).

Rumus yang digunakan penulis untuk menguji hipotesis yaitu uji F.

Adapun perhitungannya adalah ⁄

dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Menghitung jumlah kuadrat regresi ( )

98958

Menghitung jumlah kuadrat regresi | | |

⁄ ∑

maka:

⁄ ∑

⁄ 25.176

2. Menghitung jumlah kuadrat residu

(23)

176.19

3. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a ( )

98958

4. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a ( )

( ) ⁄ 25.176

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu

5.873

6. Sehingga nilai hitung F dapat diperoleh:

( )

4.29

7. Menentukan nilai kritis (α = 0,05), dengan derajat kebebasan untuk

dkregb/a = 1 dan dkres = n-2, yaitu:

Cara mencari Ftabel:

dkreg b/a = 1 sebagai angka pembilang

dkres = 28 sebagai angka penyebut

Sehingga diperoleh Ftabel = 4.20

1) Membandingkan nilai Fhitung > Ftabel dengan kriteria :

Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya signifikan

(24)

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, ternyata Fhitung > Ftabel atau

4.29>4.20 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2) Kesimpulan :

Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara model

pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division terhadap minat

belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran kewirausahaan pada keahlian

(25)

Gambar

Tabel 3. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Gambar 3. 1 Karakteristik Kelas Berdasarkan Usia.
Tabel 3. 4 Skala Penelitian Jawaban Angket
Tabel 3. 6 Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel diatas, maka nilai kemampuan siswa dalam pembelajaran cerpen pada tes siklus III dapat diketahui bahwa nilai rata-rata dari 36 siswa adalah 7,38

Untuk itu kami meminta kepada saudara untuk menunjukan asli dokumen yang sah dan masih berlaku ( beserta copynya ), sebagaimana yang terlampir dalam daftar

Sehubungan dengan penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga), dan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga untuk penawaran paket

Kwh meter atau dalam dunia PLN disebut Alat Pembatas dan alat Pengukur (APP) adalah Alat milik PT PLN (Persero) yang berfungsi untuk membatasi daya listrik yang dipakai serta

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi dokumen penawaran paket pekerjaan Peningkatan Jalan Dengan Konstruksi HRS-Base dalam kawasan Perumahan RSS Oesapa dan

“Pengaruh Value Added Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Pasar Perusahaan Khususnya Di Industri Perdagangan Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Skripsi yang berjudul “ Konfigurasi Modal Sosial Etnis Jawa dalam mendukung keberhasilan pembangunan desa (studi deskriptif Desa Sena, kacamatan Batang Kuis,..

Bagi para pengusaha kecil dan menengah yang memiliki keterbatasan dalam modal usaha untuk promosi dan menjual produk dapat memanfaatkan teknologi e-Commece ini, karena tidak