BAB III
DESAIN PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini didapat dari variabel-variabel yang diteliti dari bab 2
yaitu variabel model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division dan variabel minat belajar siswa. Variabel model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division merupakan variabel bebas
dan variabel minat belajar siswa merupakan variabel terikat, adapun yang
dijadikan responden atau objek dalam penelitian ini adalah siswa yang berada di
sekolah SMK Pasundan 1 Cimahi kelas XII administrasi perkantoran.
Penelitian ini menggunakan metode The One Group pretest post test yang
dirancang guna menunjang keberhasilan dari tujuan penelitian dan akan diteliti di
SMK Pasundan 1 Cimahi yang beralamatkan di jalan Encep Kartawiria No. 97/A
Cimahi.
3.1.1. Karakteristik Objek Penelitian
Responden dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XII pada kompetensi
keahlian administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi yang berjumlah 30
orang. Untuk menunjang penelitian maka dibutuhkan karakteristik para siswa,
berikut ini akan diuraikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan
A. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa jumlah siswa perempuan
lebih dominan dibandingkan dengan siswa laki-laki dikelas XII kompetensi
keahlian administrasi perkantoran. Untuk mengetahui lebih jelas jumlah dan
presentasenya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. 1
Karakteristik Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Frekuensi Presentase
1 Perempuan 30 100%
2 Laki-Laki 0 0%
Total 30 100%
Sumber: Data Hasil Penyebaran Angket
Hasil pengolahan data populasi dari 30 orang siswa kelas XII di SMK
Pasundan 1 Cimahi, tidak terdapat siswa jenis kelamin laki-laki. Keseluruhan 30
orang berjenis kelamin perempuan dengan presentasi 100%.
B. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari penyebaran
angket/kuesioner, diperoleh karakteristik siswa berdasarkan usia. Dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi Presentase
1 15 Tahun 2 7%
2 16 Tahun 8 27%
3 17 Tahun 20 67%
Total 30 100%
Rekapitulasi hasi penyebaran angket kepada responden, dapat terlihat pada
diagram lingkaran dibawah ini:
Sumber: Data Hasil Penyebaran Angket Gambar 3. 1
Karakteristik Kelas Berdasarkan Usia.
Hasil pengolahan data karakteristik responden berdasarkan usia
menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada kelompok usia 17 tahun
yang berjumlah 20 orang dari 30 orang siswa dengan presentase 66%.
3.2. Metode Penelitian
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode rancangan
pre-eksperimen, karena penulis menimbulkannya satu kejadian atau keadaan,
kemudian diteliti bagaimana akibatnya.
Arikunto (2010:9) menyebutkan bahwa:
Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang menggangu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan.
Desain penelitian ini, penulis menggunakan kelas tunggal atau tanpa kelas
pembanding. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (The 7%
27% 66%
Karakteristik Kelas Berdasarkan Usia
One Group pre-test post-test) karena pengukurannya dilakukan dua kali, yaitu
sebelum diberi perlakuan (pre-test) dan setelah diberi perlakuan (post-test).
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah perlakuan mempunyai efek pada
minat belajar siswa tanpa adanya kelompok pembanding. Untuk lebih jelasnya
rancangan desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Sumber: Suharsimi Arikunto (2010:124)
Keterangan:
O1 : Pemberian Pre-test
X : Pemberian perlakuan
O2 : Pemberian Pos-test.
3.3. Operasional Variabel
Kesalahan atau perbedaan persepsi tentang definisi atau istilah-istilah
variable yang dipakai dalam penelitian ini mungkin saja dapat terjadi, untuk
menghindari hal tersebut maka penulis menggangap perlu menjelaskan makna
variabel-variabel tersebut. Penelitian ini terdiri atas variabel model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions dan minat belajar siswa,
operasional masing- masing variable tersebut diuraikan sebagai berikut.
3.3.1. Operasional Variabel Model Pembelajaran
Variable (X) yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions. “STAD adalah model pembelaran kooperatif yang
memiliki kemampuan dalam memenuhi tahap penyajian materi, tahap kerja
kelompok, tahap tes individu, tahap perhitungan skor perkembangan individu dan
tahap penghargaan kelompok” Slavin (2009) dalam Taniredja et al. (2012:55).
Variabel ini yang akan diterapkan di dalam kelas selama kegiatan berlangsung.
3.3.2. Operasional Variabel Minat Belajar Siswa (Y)
Minat merupakan motif yang dipelajari dan yang mendorong individu untuk
aktif dalam kegiatan tertentu. Maka indikator minat dapat dilihat dengan
menganalisis kegiatan yang dilakukan individu atau objek yang disenanginya.
Hilgard dalam Slameto (2003:32) mengatakan bahwa “Interest is persisting
tendency to pay attention to end enjoy some activities or contents (minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menyenangi beberapa
kegiatan atau isi)”.
Secara rinci operasional variabel minat belajar siswa pada program
pembelajaran kewirausahaan dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3. 3
Operasional Variabel Minat Belajar siswa
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
No.
untuk mempelajari materi Interval 1,2
Tingkat keingintahuan siswa
dalam mempelajari materi. Interval 3,4
Tingkat antusiasme siswa
dalam mempelajari materi. Interval 5,6
Perhatian dalam belajar
Tingkat ketekunan dalam
belajar. Interval 7,8
Tingkat konsentrasi dalam
mempelajari materi. Interval 9
Tingkat ketepatan waktu
dalam menyelesaikan tugas. Interval 10,11
Tingkat perhatian siswa
beberapa
kegiatan atau isi)”.
(Hilgard
(dalam Slameto, 2003:32)).
Tingkat pemahaman siswa dalam mempelajari materi yang diajarkan.
Interval 13
Sumber: Hilga rd (da la m Sla meto, 2003:32), diola h ulang oleh peneliti.
3.4. Prosedur Penelitian
Berikut adalah langkah-langkah atau proses yang dilakukan dalam
penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Pre-test diberikan sebelum penerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh siswa
memahami manfaat model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam
mengajar dikelas.
2. Treatment dilakukan sebanyak delapan kali pertemuan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu guru
menentukan siswa dalam setiap kelompok yang terdiri dari empat sampai
enam orang. Dalam setiap kelompok siswa dituntut untuk saling berdiskusi
mengenai tugas yang diberikan oleh guru dan dapat berkerja sama dengan
teman kelompoknya.
3. Post-test diberikan setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami
pembelajaran yang diberikan oleh guru dalam mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini
STAD memberikan dampak yang positif atau negatif dalam proses
pembelajaran dikelas.
3.5. Sumber Data
Data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer
dan data sekunder:
1. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil
pre-test dan post-test, tentang model pembelajaran kooperaif tipe Student
Teams Achievement Division dan minat belajar siswa pada kelas XII
AP1 (Administrasi Perkantoran), yang dilengkapi oleh hasil observasi.
2. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder didapat
melalui bahan-bahan kepustakaan sebagai data referensi, seperti:
buku-buku yang berhubungan dengan sarana pembelajaran dikelas, dan
karya ilmiah seperti skripsi dan tesis yang berhubungan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dan
minat belajar siswa.
3.6. Populasi Penelitian
Kegiatan pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam
sebuah penelitian karena dengan adanya pengumpulan data karakteristik
elemen-elemen yang menjadi subjek dari penelitian dapat diketahui. Hal tersebut senada
dengan yang diungkapkan oleh Muhidin (2010:1) yang mengemukakan bahwa
atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai
objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan)”.
Berdasarkan pengertian diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XII pada kompetensi keahlian administrasi perkantoran di SMK
Pasundan 1 Cimahi yang berjumlah 30 responden.
3.7. Teknik Pengumpulan Data.
Pengumpulan data ditunjukkan untuk memperoleh data kemudian data
tersebut diolah, hasilnya digunakan untuk pengujian hipotesis atau pengambilan
keputusan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian
yaitu:
1. Angket
Pengumpulan data dilakukan juga dengan mengunakan angket/kuesioner,
angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi siswa, atau hal-hal
yang siswa ketahui menurut Arikunto (2010:268). Tujuan membagikan angket
adalah untuk mengetahui apakah minat belajar siswa lebih tinggi menggunakan
model pembelajaran STAD dalam persiapan pendirian usaha. Angket diberikan
peneliti terhadap siswa yaitu angket tertutup. yakni jawaban sudah disediakan
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia dengan cara
memberikan lingkaran (O) pada masing-masing jawaban yang dianggap tepat.
Angket tersebut berisi pernyataan-pernyataan mengenai pengaruh variabel X
(model pembelajaran kooperatif tipe STAD) terhadap variabel Y (minat belajar
Tabel 3. 4
Skala Penelitian Jawaban Angket
No Alternatif Jawaban Pernyataan (Item)
Positif
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu-ragu 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Akan tetapi, sebelum angket disebarkan kepada responden, angket tersebut
harus diuji kelayakannya dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
2. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang mempunyai
ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain. Teknik pengumpulan data
dengan observasi digunakan bila penelitian berkenan dengan perilaku manusia,
proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu
besar (Sugiono, 2008:203). Observasi dilakukan terhadap rancangan
pembelajaran, kegiatan guru, dan siswa. Observasi terhadap guru dan siswa
dilakukan sebanyak delapan kali dalam proses pembelajaran persiapan pendirian
usaha pada mata pelajaran kewirausahaan dengan menggunakan model STAD.
3.8. Pengujian Instrumen Penelitian
3.8.1. Uji Validitas
Instrument penelitian dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
tepat. Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh person sebagai berikut:
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian validitas instrument
angket (Uep dan Sambas, 2011:117-121) antara lain:
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya. 2. Mengumpulkan data dari hasil uji coba
3. Memeriksa data untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan angket. 4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item
dilakukan untuk mempermudah perhitungan data selanjutnya.
Tabel 3. 5
Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas
No.
5. Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor
6. Menghitung nilai koefisien korelasi Product Moment untuk setiap bulir atau item angket dari data observasi yang diperoleh dengan tabel:
Tabel 3. 6
Contoh Format Tabel Perhitungan Korelasi
No
Responden X Y XY
7. Menentukan titik kritis atau nilai tabel t, pada derajat bebas (db=N-2) dan tingkat signifikansi 95% atau α = 0,05
8. membuat kesimpulan dangan kriteria uji:
Jika > , maka instrument dinyatakan valid.
a. Hasil Uji Validitas Variabel Y Minat Belajar Siswa (Pre-test)
Uji validitas yang penulis gunakan untuk variabel Y (minat belajar siswa)
yang terdiri atas dua indikator, yaitu ketertarikan (kesenangan) dalam belajar dan
perhatian dalam belajar. Kedua indikator tersebut kemudian diuraikan menjadi 13
butir pernyataan angket.
Rekapitulasi perhitungan uji validitas variabel Y (minat belajar siswa)
dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2010, dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3. 7
Hasil Uji Validitas Variabel Y Minat Belajar Siswa (Pre-test).
10 0.701 0.444 V
11 0.785 0.444 V
12 0.584 0.444 V
13 0.538 0.444 V
Sumber: Hasil Uji Coba Angket
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa semua item dalam instrumen
penelitian ini valid sehingga layak untuk dijadikan alat ukur penelitian
selanjutnya.
b. Hasil Uji Validitas Variabel Y Minat Belajar Siswa (Post-test).
Adapun hasil uji validitas variabel Y minat belajar siswa sesudah penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Yang terdiri dari dua indikator
diantaranya yaitu ketertarikan (kesenangan) dalam mengikuti pembelajaran dan
perhatian dalam belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. 8
Hasil Uji Validitas Variabel Y Minat Belajar Siswa (Post-test)
No.
Item r hitung r tabe l Ket
1 0.501 0.444 V
2 0.516 0.444 V
3 0.566 0.444 V
4 0.632 0.444 V
5 0.474 0.444 V
6 0.451 0.444 V
7 0.658 0.444 V
8 0.507 0.444 V
9 0.487 0.444 V
10 0.692 0.444 V
11 0.618 0.444 V
12 0.614 0.444 V
13 0.564 0.444 V
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 13 item angket untuk variabel
minat belajar siswa sesudah penerapan, secara keseluruhan dinyatakan valid dan
dapat digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data selanjutnya.
Setelah t hitung diperoleh, kemudian dibandingkan dengan t ta bel dengan taraf
kepercayaan 95% atau α=0,05 dengan dk=n-2 (dk=20-2=18), jika t hitung> t ta bel
maka item tersebut dinyatakan valid. Perhitungan dilakukan melalui bantuan
microsoft Excel 2010 sebagaimana terlampir. Berikut rekapitulasi hasil
perhitungannya.
3.8.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat dalam mengukur
apa yang diukur. Artinya, kapanpun alat ukur tersebut digunakan memberikan
hasil ukur yang sama (Arikunto 2010:221). Pengukuran yang memiliki reabilitas
tinggi adalah pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya.
Tinggi rendahnya reabilitas, secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang
disebut koefisien reabilitas.
Dalam konteks ini, koefisien reliabilitas yang mendekati nilai satu,
menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan, kehandalan atau tingkat konsistensi
dari instrumen penelitian dalam mengukur apa yang hendak diukur. Pada
penelitian ini tingkat reliabilitas akan dicari dengan rumus Alpha atau Cronbach’s
Alfa (). Koefisien Alfa Cronbach dihitung dengan menggunakan rumus
disarankan oleh Arikunto dalam Sontani dan Muhidin (2011:123) sebagai berikut:
Keterangan:
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menguji reliabilitas
instrumen (Sontani dan Muhidin, 2011:124-129) adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya 2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen
3. Memeriksa kelengkapan data untuk memastikan lengkap tidaknya data yang terkumpul, termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan angket. 4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses perhitungan. 5. Memberikan skor terhadap item-item yang sudah diisikan pada tabel
pembantu.
6. Menghitung nilai varians masing- masing item dan varians total.
Format Tabel Perhitungan Varians dan Varians Total
No. Responden X
7. Menghitung nilai koefisien Alfa
]
8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas bebas (db) = n-2
9. Membuat kesimpulan dengan membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r, dengan tingkat signifikasi 0,05
Jika r hitung ≤ r tabel, maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel
Berdasakan bantuan Microsoft Excel sebagaimana terlampir, diperoleh hasil
Uji Reliabilitas. Rekapitulasi hasil Uji Reliabilitas tampak pada tabel berikut:
Tabel 3. 10
Rekapitulasi Hasil Uji Reabilitas (Pre-test dan Post-test).
No Variabel r hitung r T abel Ket
1 Minat Belajar siswa Pre-test 0.867290 0.444 Reliabel 2 Minat Belajar siswa Post-test 0.811139 0.444 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data Uji Coba Angket
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa pada tabel variabel minat belajar
dengan model pembelajaran sebelum STAD diperoleh rhitung = 0.867290 dan tabel
r product moment diperoleh r ta bel dengan n= 20 dan taraf 95% atau α=0,05
sebesar r tabel = 0.444. Hal ini berarti r hitung lebih besar dari r ta bel (0.867290>0.444)
dengan demikian angket untuk variabel minat belajar siswa sebelum penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dinyatakan reliabel.
Pada variabel minat belajar siswa sesudah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD diperoleh r hitung = 0.811139 dan tabel r product moment
diperoleh nilai r tabel dengan n =20 dan taraf 95% atau α=0.05 sebesar r ta bel=
0.444. Hal ini berarti r Hitung lebih besar dari r Ta bel (0.811139>0,444) dengan
demikian angket untuk variabel minat belajar siswa sesudah penerapan model
3.9. Pengujian Persyaratan Analisis Data
3.9.1. Uji Normalitas
Ide awal yang menjadi landasan dilakukannya pengujian normalitas adalah
untuk mengetahui apakah suatu distribusi data normal atau tidak. Suatu data yang
normal biasanya dimiliki oleh jenis data yang bersifat numerik, yaitu interval dan
ratio. Berdasarkan hal tersebut maka pengujian normalitas perlu dilakukan jika
data yang dikumpulkan berasal dari kategori (Muhidin, 2010:93).
Dalam penelitian ini penguji melakukan pengujian normalitas dengan
menggunkan uji Liliefors (Muhidin, 2010: 93). Kelebihan dari Liliefors test adalah
penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan
ukuran sampel kecil.
Adapun langkah-langkah dalam proses pengujian Liliefors test adalah
sebagai berikut:
1) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada
beberapa data.
2) Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus
ditulis).
3) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4) Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi).
Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn(xi) = fki : n
5) Hitung nilai z untuk mengetahui theoretical proportion pada tabel z.
Dimana: dan √
6) Menghitung theoretical proportion. Theoritical Proportion (tabel z): Proporsi
Kumulatif Luas Kurva Normal Baku.
7) Bandingkan empirical proportion dengan theoritical proportion, kemudian
carilah selisih terbesar titik observasinya.
8) Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak H0 jika D < D(n,α).
Berdasarkan rumusan tersebut, diperoleh hasil uji normalitas dengan
menggunakan perhitungan dan bantuan Software Microsoft Office Excel 2010
diperoleh hasil uji normalitas sebagai berikut:
1) Uji Normalitas variabel minat belajar siswa (Pre-test).
Tabel 3. 11
Hasil Pengolahan Uji Normalitas Variabel Minat Belajar Siswa (Pre-test).
Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai r pada variabel minat belajar siswa
sebelum penerapan, diperoleh nilai D = 0.1369, dan nilai tabel D pada α = 0.05
sebesar D=0.162. Dengan demikian nilai hitung D< nilai tabel atau 0.1369<0.162,
maka h0 diterima. Hasil ini menunjukkan data variabel minat belajar siswa
sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD masuk dalam
kategori distribusi normal.
2) Uji Normalitas variabel Minat Belajar Siswa (Post-test)
Tabel 3. 12
Hasil Pengolahan Uji Normalitas Variabel Minat Belajar Siswa (Post-test)
No. Urut
Suber: Data Hasil Penelitian
Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai r pada variabel minat belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, diperoleh
nilai D = 0.1266, dan nilai tabel D pada α = 0.05 sebesar D = 0.162. Dengan
demikian nilai hitung D < nilai tabel D atau 0.1266 < 0.162, maka H0 diterima.
model pembelajaran kooperatif tipe STAD masuk dalam kategori distribusi
normal.
3.9.2. Uji Homogenitas
Peneliti menggunakan uji homogenitas untuk mengasumsikan bahwa skor
setiap variabel memiliki varians yang homogen. Untuk menguji homogenitas
suatu data maka penulis menggunakan uji burlett.
Nilai hitung diperoleh dengan rumus:
X² = (ln10)[B-(∑db . logSı²)]
Keterangan:
Sì² = Varians tiap kelompok data
Db = n-1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett = (log S² gab) (∑dbì)
S² gab = Varians gabungan = S² gab =
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas
varians menurut Ating dan Sambas Ali Muhidin (2010: 97)
1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel sebagai berikut:
Tabel 3. 13 Model Tabel Uji Barlett
Sampel db=n-1 Sì² Log Sì² Db. Log Sì² Db. Sì² 1
2
3. Menghitung varians gabungan. Dengan rumus : S² = 4. Menghitung Log dari varians gabungan
6. Menghitung nilai X²
7. Menentukan nilai dan titik kritis pada α =0.05 dan db = k-1, dimana k adalah banyaknya indikator
8. Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:
Nilai X² hitung < nilai X² tabel, Ho diterima (varians data dinyatakan homogeny)
Nilai X² hitung ≥ nilai X² tabel, Ho ditolak (varians data dinyatakan tidak homogeny).
Tabel 3. 14
Data Hasil Uji Homogenitas
Data N FHitung FT abel Keterangan
Minat belajar siswa Pre-test
30
-19.890
19.675
Homogen
Minat belajar siswa Post-test -9.921
Sumber: Data Hasil Penelitian
Dari hasil uji homogenitas diatas data sebelum dan sesudah penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat diketahui, bahwa Fhitung lebih
kecil dari pada Ftabel sehingga dapat disimpulkan kedua data tersebut bersifat
homogen.
3.9.3.. Uji N-Gain
N-Gain adalah normalisasi gain, perhitungan N-Gain dilakukan untuk
melihat peningkatan hasil belajar siswa, pada mata pelajaran kewirausahaan. Hal
ini dilakukan pada kelas sebelum dan setelah perlakuan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan menggunakan persamaan Hake (dalam Ati Pratiwi,
2011:64).
Selanjutnya, perolehan normalisasi gain diklasifikasikan menjadi tiga
Tabel 3. 15
Klasifikasi Nilai N-Gain
Rentang Nilai Klasifikasi
g> 0.70 Tinggi
0.30 ≥(g) <0.70 Sedang
g<0.30 Rendah
3.10. Uji Hipotesis
Langkah terakhir dalam kegiatan analisis data adalah dengan melakukan uji
hipotesis. Menurut Sontani dan Muhidin (2011:78), “Hipotesis merupakan
pernyataan (jawaban) sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan”.
Hipotesis bersifat sementara, maka harus dilakukan pengujian untuk mendapatkan
kesimpulan apakah hipotesis ini diterima atau ditolak. Tujuan dari pengujian
hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang cukup
signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap minat
belajar siswa di SMK Pasundan 1 Cimahi. Pada bagian ini diuraikan mengenai
hasil uji hipotesis terhadap hipotesis statistik dan penelitian. Seluruh pengolahan
data untuk pengujian hipotesis menggunakan bantuan Microsoft Excel 2010.
Untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe (STAD)
terhadap minat belajar siswa, penulis melakukan uji hipotesis yang dilakukan
dengan langkah- langkah sebagai berikut:
3.10.1. Uji Hipotesis Statistik
H0 : ρ = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
terhadap minat belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran
Pasundan 1 Cimahi.
H1 :ρ ≠ 0 Artinya terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap minat belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran kewirausahaan
keahlian administrasi perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi.
Dengan ketentuan:
Jika ditolak dan diterima, apabila dinyatakan
signifikan (diterima).
Jika di terima dan ditolak, apabila dinyatakan
tidak signifikan (ditolak).
Rumus yang digunakan penulis untuk menguji hipotesis yaitu uji F.
Adapun perhitungannya adalah ⁄
dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menghitung jumlah kuadrat regresi ( )
98958
Menghitung jumlah kuadrat regresi | | |
⁄ ∑
maka:
⁄ ∑
⁄ 25.176
2. Menghitung jumlah kuadrat residu
176.19
3. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a ( )
98958
4. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a ( )
( ) ⁄ 25.176
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu
5.873
6. Sehingga nilai hitung F dapat diperoleh:
( )
4.29
7. Menentukan nilai kritis (α = 0,05), dengan derajat kebebasan untuk
dkregb/a = 1 dan dkres = n-2, yaitu:
Cara mencari Ftabel:
dkreg b/a = 1 sebagai angka pembilang
dkres = 28 sebagai angka penyebut
Sehingga diperoleh Ftabel = 4.20
1) Membandingkan nilai Fhitung > Ftabel dengan kriteria :
Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, ternyata Fhitung > Ftabel atau
4.29>4.20 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
2) Kesimpulan :
Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division terhadap minat
belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran kewirausahaan pada keahlian