• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Pempengaruhi Penyalahgunaan Napza pada Residen di Panti Al-Kamal Sibolangit Centre

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor yang Pempengaruhi Penyalahgunaan Napza pada Residen di Panti Al-Kamal Sibolangit Centre"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Individu

2.1.1 Pengertian

Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartono, 2004).

(2)

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Individu Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Individu adalah : a. Faktor Bawaan lahir (Aliran Nativisme)

Aliran yang Nativisme yang dipelopori oleh Schoupen Houer berpendapat bahwa faktor pembawaan lebih kuat dari pada faktor yang datang dari luar. A.Schopenhaver yang menyatakan bahwa pada perkembangan anak, faktor keturunan yang lebih mempengaruhi daripada faktor lingkungan, misalnya seorang bapak yang sifatnya jahat, kemungkinan besar anaknya pasti akan menjadi penjahat walaupun lingkungan tempat mereka tinggal merupakan lingkungan yang tergolong baik.

b. Faktor Lingkungan (Aliran Empirisme)

Aliran emperisme dikemukakan oleh John Locke yang menyatakan bahwa pada perkembangan anak, faktor lingkungan lebih berperan daripada faktor keturunan. Misalnya seorang anak yang memiliki keturunan yang bersifat baik, tetapi lingkungan disekitarnya buruk atau teman-teman yang sering diajaknya bermain berprilaku buruk, pasti si anak akan meniru kebiasaan tersebut, karena pergaulan sangat berpengaruh pada tingkah laku pada anak, khususnya dikalangan remaja. c. Faktor keturunan dan Lingkungan (Aliran konvergensi)

(3)

2.2.Teori Interaksi Sosial 2.2.1.Pengertian

Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok

Iteraksi Sosial menurut adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan

suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap

dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur social

Maryati dan Suryawati, 2003. Diakses pada pukul 14.05 wib. 18 februari 2014.

Menurut Shaw (Ali,2004) merupakan suatu pertukaran antar pribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini, tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu interaksi merupakan stimulus bagi individu lain yang menjadi pasangannya. Berdasarkan definisi yang telah dikembangkan, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.

(4)

2.2.2.Jenis-jenis Interaksi Sosial

Menurut Maryati dan Suryawati interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Interaksi Antara Individu dan Individu

Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif, jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).

2. Interaksi Antara Individu dan Kelompok

Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan kondisinya.

3. Interaksi Sosial Antara Kelompok dan Kelompok

Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan

suatu proyek

februari 2014).

2.2.3. Bentuk Interaksi Sosial

Ada beberapa bent 2004)

a.

Kerja sama ialah suatu bentuk interaksi sosial dimana orangorang atau kelompok-kelompok bekerja sama bantu- membantu untuk mencapai tujuan bersama. Misal, gotong-royong membersihkan halaman sekolah.

(5)

b.

Persaingan adalah suatu bentuk interaksi sosial dimana orangorang atau kelompok- kelompok berlomba meraih tujuan yang sama.

Persaingan

c.

Pertentangan adalah bentuk interaksi sosial yang berupa perjuangan yang langsung dan sadar antara orang dengan orang atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan yang sama.

Pertentangan.

d.

Persesuaian ialah proses penyesuaian dimana orang- orang atau kelompok- kelompok yang sedang bertentangan bersepakat untuk menyudahi pertentangan tersebut atau setuju untuk mencegah pertentangan yang berlarut- larut dengan melakukan interaksi damai baik bersifat sementara maupun bersifat kekal. Selain itu akomodasi juga mempunyai arti yang lebih luas yaitu, penyesuaian antara orang yang satu dengan orang yang lain, antara seseorang dengan kelompok, antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.

Persesuaian

e.

Perpaduan adalah suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara individu atau

Perpaduan

(6)

2.3.Napza ( Narkotika, Psikotropika dan Zat Adikitif ) 2.3.1.Pengertian

a. Pandangan Umum

Semua jenis zat kimia baik alami maupun tidak yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman yang berbentuk sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan perubahan kesadaran dalam sifat, pikiran, perasaan dan sikap perilaku/ karakter manusia. Semua jenis narkoba baik itu resmi maupun tidak resmi apabila disalahgunakan dapat menimbulkan efek yang sangat merugikan baik bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat luas. Penyalahgunaan semua jenis narkoba secara terus menerus akan mengakibatkan kecanduan yang nanti pada akhirnya akan

menjadi suatu ketergantungan dan ketagihan

wib. 20 februari 2014).

b. Badan Dunia

Suatu zat yang apabila dimasukkan ke dalam tubuh akan memengaruhi fungsifisik dan/atau psikologi (kecuali makanan, air dan oksigen), World Health organization (WHO).

c. Kesehatan

(7)

d. Hukum

Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupunsemi sintetis yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,menghilangkan rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan/ adiktif (Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

e. Sosial Kemasyarakatan ).

Napza disebutkan menimbulkan dampak negatif baik bagi pribadi, keluarga, masyarakat maupun bagi bangsa dan negara. Bahaya NAPZA sebagaimana disebutkan di atas menimbulkan dampak negatif baik bagi pribadi, keluarga, sosial, masyarakat maupun bagi bangsa dan negara. Selain penyalahggunaan NAPZA yang melanggar hukum, penggunaan NAPZA juga berlawanan arah dengan ajaran agama. 2.3.2

Jenis-jenis NAPZA dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian.

a. Berdasarkan bahan (natural dan sintesis). yaitu :

b. Berdasarkan efek kerja (merangsang, menekan dan mengacaukan sistem saraf pusat).

c. Berdasarkan cara penggunaan (oral, injeksi, melalui luka, menghirup dan insersi anal).

(8)

2.4. Penyalahgunaan NAPZA 2.4.1.Pengertian

Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan salah satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis, sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial. Ketergatungan adalah keadaan dimana telah terjadi ketergantungan fisik dan psikis, sehingga tubuh memerlukan jumlah NAPZA yang semakin bertambah (toleransi), apabila pemakaiannya dikurangi atau diberhentikan akan timbul gejala putus obat. Penyalahgunaan dalam penggunaan NAPZA adalah pemakain obat-obatan dengan tujuan bukan untuk pengobatan dan penelitian serta digunakan tanpa mengikuti aturan atau dosis yang benar. Dalam kondisi yang sesuai dosis yang dianjurkan dalam kepentingan kedokteran maka penggunaan NAPZA secara terus-menerus akan mengakibatkan ketergantungan, depedensi, adiksi atau kecanduan. Adapun Penyalahgunaan narkoba juga berpengaruh pada tubuh dan mental-emosional pada pemakaianya. Jika semakin sering dikonsumsi, apalagi dalam jumlah berlebih maka akan merusak kesehatan tubuh, kejiwaan dan fungsi sosial di dalam masyarakat (BNN-RI 2009).

2.4.2. Dampak / Bahaya dari Penyalahgunaan NAPZA

Narkoba atau NAPZA sebagaimana disebutkan di atas menimbulkan dampak negatif baik bagi pribadi, keluarga, masyarakat maupun bagi bangsa dan negara. Dampak negatif tersebut adalah sebagai berikut :

a. Bahaya yang bersifat pribadi

(9)

2) Menimbulkan sifat masa bodoh sekalipun terhadap dirinya seperti tidak lagi memperhatikan pakaian, tempat tidur dan sebagainya, hilangnya ingatan, dada nyeri dan dikejar rasa takut.

3) Semangat belajar menurun dan suatu ketika bisa saja si korban bersifat seperti orang gila karena reaksi dari penggunaan narkoba.

4) Tidak lagi ragu untuk mangadakan hubungan seks karena pandangnya terhadap norma-norma masyarakat, adat kebudayaan, serta nilai-nilai agama sangat longgar. Dorongan seksnya menjadi brutal, maka terjadilah kasus-kasus perkosaan.

5) Tidak segan-segan menyiksa diri karena ingin menghilangkan rasa nyeri atau menghilangkan sifat ketergantungan terhadap obat bius, ingin mati bunuh diri.

6) Menjadi pemalas bahkan hidup santai.

7) Bagi anak-anak sekolah, prestasi belajarnya akan menurun karena banyak berkhayal dan berangan-angan sehingga merusak kesehatan dan mental. 8) Memicu timbulnya pemerkosaan dan seks bebas yang akhirnya terjebak

dalam perzinahan dan selanjutnya mengalami penyakit HIV/AIDS. b. Bahaya yang bersifat keluarga

1) Tidak lagi segan untuk mencuri uang dan bahkan menjual barang-barang di rumah untuk mendapatkan uang secara cepat.

2) Tidak menjaga sopan santun di rumah bahkan melawan kepada orang tua. 3) Kurang menghargai harta milik yang ada seperti mengendarai kendaraan

(10)

c. Bahaya yang bersifat sosial

1) Berbuat yang tidak senonoh ( mesum/cabul ) secara bebas, berakibat buruk dan mendapat hukuman masyarakat.

2) Mencuri milik orang lain demi memperoleh uang.

3) Menganggu ketertiban umum, seperti ngebut dijalanan dan lain-lain.

4) Menimbulkan bahaya bagi ketentraman dan keselamatan umum antara lain karena kurangnya rasa sosial manakala berbuat kesalahan.

5) Timbulnya keresahan masyarakat karena gangguan keamanan dan penyakit kelamin lain yang ditimbulkan oleh hubungan seks bebas.

d. Bahaya bagi Bangsa dan Negara

1) Rusaknya pewaris bangsa yang seyogyanya siap untuk menerima tongkat estafet kepemimpinan bangsa.

2) Hilangnya rasa patriotisme atau rasa cinta bangsa yang pada gilirannya mudah untuk di kuasai oleh bangsa asing.

3) Penyelundupan akan meningkat padahal penyelundupan dalam bentuk apapun adalah merugikan negara.

4) Pada akhirnya bangsa dan negara kehilangan identitas yang disebabkan karena perubahan nilai budaya.

2.4.3. Faktor Penyebab dari Penyalahgunaan NAPZA

(11)

1. Faktor Individu

Kebanyakan penyalahgunaan napza dimulai atau terdapat pada masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik, maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan napza. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai resiko yang lebih besar untuk menjadi penyalahguna napza. Ciri-ciri tersebut antara lain :

a. Cenderung membrontak dan menolak otoritas.

b. Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti depresi, cemas, psikotik, dan kepribadian dissosial.

c. Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku.

d. Rasa kurang percaya diri (low self-confidence), rendah diri dan memiliki citra diri negatif (low self-esteem).

e. Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif.

f. Mudah murung, pemalu, pendiam, mudah merasa bosan, dan jenuh.

g. Keingintahuan yang besar untuk mencoba atau penasaran, keinginan untuk bersenang-senang, dan keinginan untuk diterima dalam pergaulan.

h. Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit mengambil keputusan untuk menolak tawaran napza dengan tegas.

i. Kemampuan komunikasi rendah, melarikan diri dari sesuatu, putus sekolah, dan kurang menghayati iman kepercayaannya.

2. Faktor Lingkungan a. Lingkungan Keluarga

(12)

4) Orangtua terlalu sibuk atau tidak acuh.

5) Orangtua yang serba memperbolehkan (permisif). 6) Oarangtua kurang peduli dan tidak tahu dengan napza.

7) Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam keluarga. 8) Orangtua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahguna napza. b. Lingkungan Sekolah

1) Sekolah yang kurang displin.

2) Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual napza.

3) Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif.

4) Adanya murid pengguna napza.

c. Lingkungan Teman Sebaya 1) Berteman dengan penyalahguna.

2) Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar.

d. Lingkungan Masyarakat atau Sosial 1) Lemahnya penegakan hukum.

2) Situasi poltik, sosial, dan ekonomi yang kurang mendukung. 3. Faktor Napza

a. Mudahnya napza didapat dimana-mana dengan harga terjangkau.

b. Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba. c. Khasiat farakologik napza yang menenangkan, menghilangkan nyeri,

menidurkan, membuat euforia/fly/stone dan lain-lain.

(13)

harus dipelajari kasus demi kasus. Faktor individu, lingkungan, keluarga, dan teman sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan napza. Karena faktor pergaulan bisa saja seorang anak yang berasal dari keluarga harmonis dan cukup komunikatif menjadi penyalahguna napza. 2.5. Konsep Rehabilitasi

2.5.1.Pengertian

Rehabilitasi adalah proses perbaikan yang ditujukan pada penderita cacat agar mereka cakap berbuat untuk memiliki seopyimal mungkin kegunaan jasmani, rohani, sosial, pekerjaan dan ekonomi. Rehabilitasi didefinisikan sebagai “satu program holistik dan terpadu atas intervensi-intervensi medis, fisik, psikososial, dan vokasional yang memberdayakan seorang (individu penyandang cacat) untuk meraih pencapaian pribadi kebermaknaan sosial, dan interaksi efektif yang fungsional

dengan dunia Banja,

Istiningtyas, 2012. Diakses pada Pukul 10.15 wib.18 februari 2014).

(14)

2.5.2.Tujuan Rehabilitasi

Dalam undang-undang Nomor 4 tahun 1997 dijelaskan bahwa rehabilitasi diarahkan untuk memfungsikan kembali dan mengembangkan kemampuan fisik, mental dan sosial penyandang cacat agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar sesuai dengan bakat,kemampuan, pendidikan dan pengalaman. Tujuan utama rehabilitasi adalah membantu mencapai kemandirian optimal secara fisik, mental, sosial, vokasional dan ekonomi sesuai dengan kemampuannya. Jadi tujuan rehabilitasi adalah terwujudnya anak atau peserta didik berkelainan yang berguna (http://rianplbuns2012.blogspot.com/2012/10. Rian,2012. Diakses pada Pukul 12.25 wib. 20 februari 2014).

Aspek berguna dapat mencakup self realization, human relationship, economic efficiency, dan civic responsibility. Artinya melalui kegiatan-kegiatan rehabilitasi peserta didik cacat diharapkan :

a. Dapat menyadari kelainannya dan dapat menguasai diri sedemikian rupa, sehingga tidak menggantungkan diri pada orang lain (self realization).

b. Dapat bergaul dan bekerjasama dengan orang lain dalam kelompok, tahu akan perannya, dan dapat menyesuaikan diri dengan perannya di lingkungannya (human relationship).

c. Mempunyai kemampuan dan keterampilan ekonomis produktif tertentu yang dapat menjamin kehidupannya kelak dibidang ekonomi (economic efficiency).

(15)

2.5.3.Sasaran Rehabilitasi

Sasaran rehabilitasi adalah individu sebagai suatu totalitas yang terdiri dari aspek jasmani, kejiwaan dan sebagai anggota masyarakat. Sasaran rehabilitasi cukup luas, karena tidak hanya terfokus pada penderita cacat saja, tetapi juga pada petugas-petugas panti rehabilitasi, orang tua dan keluarga, masyarakat, lembaga-lembaga pemerintah dan swasta serta organisasi sosial yang terkait.

2.5.4.Prinsip Dasar Filosofi Rehabilitasi

Prinsip dasar rehabilitasi adalah sebagai berikut :

a. Setiap orang menganut nilai-nilainya sendiri dan itu harus dihormati.

b. Setiap orang adalah anggota dari masyarakat, dan rehabilitasi seyogyanya memupuk agar orang itu diterima sepenuhnya oleh masyarakatnya.

c. Aset yang terdapat dalam diri individu harus ditekankan, didukung dan dikembangkan.

d. Faktor-faktor realita seyogyanya ditekankan dalam membantu individu menghadapi lingkungannya.

e. Perlakuan yang komprehensif harus melibatkan orang itu seutuhnya karena bidang-bidang kehidupan itu saling ketergantungan.

f. Perlakuan seyogyanya bervariasi dan fleksibel sesuai dengan karakteristik dan pribadi orang.

g. Rehabilitasi merupakan proses berkelanjutan selama masih dibutuhkan.

h. Reaksi psikologis dan personal selalu ada dan sering kali sangat penting

(16)

2.5.5.Fungsi Rehabilitasi

Pada umumnya, rehabilitasi yang diberikan pada peserta didik berkelainan berfungsi untuk pencegahan, penyembuhan atau pemulihan dan pemeliharaan (Surya, 2011).

a. Fungsi pencegahan ,melalui program dan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi peserta didik dapat menghindari hal-hal yang dapat menambah kecacatan yang lebih berat/lebih parah. Misalnya melalui terapi ,penyebaran kecacatan dapat dicegah dan dibatasi.

b. Fungsi penyembuhan/pemulihan, melalui kegiatan rehabilitasi peserta didik dapat sembuh dari sakit, organ tubuh yang semula tidak kuat menjadi kuat, yang tadinya tidak berfungsi menjadi berfungsi, dan sebagainya. Dengan demikian fungsi penyembuhan dapat berarti pemulihan atau pengembalian atau penyegaran kembali.

c. Fungsi pemeliharaan/penjagaan, bagi peserta didik yang pernah memperoleh layanan rehabilitasi tertentu diharapkan kondisi medik, sosial, dan keterampilan organ gerak/keterampilan vokasional tertentu yang sudah dimiliki dapat tetap terpelihara/tetap terjadi melalui kegiatan-kegiatan rehabilitasi yang dilakukan.

Ditinjau dari bidang pelayanan, rehabilitasi memiliki fungsi medik, sosial dan keterampilan :

a. Fungsi medik, kegiatan rehabilitasi yang dilakukan oleh petugas rehabilitasi medik memiliki fungsi untuk mencegah penyakit, menyembukan dan meningkatkan serta memelihara status kesehatan individu/peserta didik.

(17)

Melalui upaya rehabilitasi dapat berfungsi memupuk kemampuan anak dalam bersosialisasi dengan lingkungannya.

c. Fungsi keterampilan, melalui kegiatan rehabilitasi peserta didik akan memiliki dasar-dasar keterampilan kerja yang akan menjadi fondasi dalam memilih dan menekuni keterampilan profesional tertentu di masa depan. 2.5.6.Kode Etik Dalam Layanan Rehabilitasi

Tujuan adanya kode etik adalah mengatur tingkah laku para pendukung profesi dalam rehabilitasi. Kode etik dalam rehabilitasi menyangkut masalah-masalah kewajiban tenaga rehabilitasi terhadap :

a. Individu dan keluarga yang di rehabilitasi.

b. Masyarakat atau pihak yang berkepentingan dalam proses rehabilitasi. c. Teman sejawat antar profesi.

d. Tanggungjawab profesional dan. e. Keterbukaan pribadi.

Ada beberapa syarat sebagai pegangan untuk dijadikan kode etik dalam pelayanan rehabilitasi :

a. Memegang teguh rahasia residen dan rahasia-rahasia lain yang berhubungan dengan residen.

a. Menghormati residen karena residen punya harga diri dan merupakan pribadi yang berbeda dengan pribadi lain.

b. Mengikutsertakan residen dalam masalahnya. c. Menerima residen sebagaimana keadaannya.

(18)

f. Tidak egois, tetap berusaha memahami residennya, kesulitan residen, kelebihan dan kekurangannya.

Dengan demikian pelayanan yang diberikan dalam rehabilitasi bukan berdasarkan atas belas kasihan kepada penyandang cacat dan ketidakmampuannya, tetapi harus berorientasi kepada kemampuan yang masih ada.

2.5.7.Rehabilitasi Napza

Pengertian rehabilitasi narkoba adalah sebuah tindakan represif yang dilakukan bagi pencandu narkoba. Tindakan rehabilitasi ditujukan kepada korban dari penyalahgunaan narkoba untuk memulihkan atau mengembangkan kemampuan fisik, mental, dan sosial penderita yang bersangkutan. Selain untuk memulihkan, rehabilitasi juga sebagai pengobatan atau perawatan bagi para pecandu narkotika, agar para pecandu dapat sembuh dari kecanduannya terhadap narkotika. Bagi pecandu narkoba yang memperoleh keputusan dari hakim untuk menjalani hukuman penjara atau kurungan akan mendapatkan pembinaan maupun pengobatan dalam Lembaga Permasyarakatan. Dengan semakin meningkatnya bahaya narkotika yang meluas keseluruh pelosok dunia, maka timbul bermacam-macam cara pembinaan untuk penyembuhan terhadap korban penyalahgunaan narkotika. Dalam Ketentuan Umum Undang-Undang No. 35 Tahun 2009

1. Rehabilitasi Medis

tentang Narkotika, rehabilitasi dibedakan dua macam, yaitu meliputi:

(19)

proses penyembuhan pecandu narkotika dapat diselenggarakan oleh masyarakat melalui pendekatan keagamaan dan tradisional.

2. Rehabitasi Sosial

Rehabitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik secara fisik, mental maupun sosial agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat. Yang dimaksud dengan bekas pecandu narkotika disini adalah orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap narkotika secara fisik dan psikis. Rehabilitasi sosial bekas pecandu narkotika dapat dilakukan di lembaga rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Menteri Sosial, Yaitu lembaga rehabilitasi sosial yang diselenggarakan baik oleh pemerintah, maupun oleh masyarakat. Tindakan rehabilitasi ini merupakan penanggulangan yang bersifat represif yaitu penanggulangan yang dilakukan setelah terjadinya tindak pidana, dalam hal ini narkotika, yang berupa pembinaan atau pengobatan terhadap para pengguna narkotika. Dengan upaya-upaya pembinaan dan pengobatan tersebut diharapkan nantinya korban penyalahgunaan narkotika dapat kembali normal dan berperilaku baik dalam kehidupan bermasyarakat.

2.6.Kerangka Pikir

Penyalahgunaan Napza merupakan salah satu masalah yang berkaitan dengan

faktor berisiko pada masalah kesehatan dalamnya juga mencakup daya hayat dan

daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan

kebiasaan merokok, serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan

masalah sosial lainnya.

(20)

manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan. Individu dipengaruhi oleh :

a. Faktor Bawaan lahir (Aliran Nativisme). b. Faktor Lingkungan (Aliran Empirisme).

c. Faktor keturunan dan Lingkungan (Aliran konvergensi)

Alvian, 2011.

Diakses pada Pukul 12.45 wib. 18 februari 2014).

Disamping faktor individu, penyalahgunaan Napza juga dipengaruhi oleh lingkungan dalam teori Interaksi Sosial menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok. Salah satunya adalah lingkungan dari individu tersebut, aik itu lingkungan keluargam, masyarakat dan lingkungan sebaya.

(21)

Bagan 2.1 Alir Pikiran Manusia

Interaksi Sosial Individu

Faktor – yang Mempengaruhi Penyalahgunaan Napza

P

Individu

a. Cenderung membrontak dan menolak otoritas.

b. Cenderung memiliki gangguan jiwa lain

(komorbiditas)

c. Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku.

d. Rasa kurang percaya diri

e. Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif.

f. Mudah murung, pemalu, pendiam, mudah merasa bosan, dan jenuh.

g. Keingintahuan yang besar untuk mencoba atau penasaran, keinginan untuk bersenang-senang, dan keinginan untuk diterima dalam pergaulan. h. Tidak siap mental

i. Kemampuan komunikasi rendah

Lingkungan

a. Lingkungan Keluarga

b. Lingkungan Sekolah

c. Lingkungan Teman

Sebaya d. Lingkungan

Masyarakat atau Sosial

Napza

a. Mudahnya napza didapat

dimana-mana dengan harga terjangkau.

b. Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk dicoba.

(22)

2.7.Defenisi Konsep dan Operasional 2.7.1.Defenisi Konsep

Secara umum, konsep dapat diartikan sebagai suatu representasi abstrak dan umum tentang sesuatu. Karena sifatnya yang abstrak dan umum, maka konsep merupakan suatu hal yang bersifat mental. Representasi sesuatu itu terjadi dalam pikiran. Sebuah konsep mempunyai rujukan pada kenyataan. Ada juga yang mengartikan bahwa, pengertian konsep adalah suatu medium yang menguhubungkan subjek penahu dan objek yang diketahui, pikiran, dan kenyataan. Menurut Singarimbun dan Effendi (2009) pengertian konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama.” Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya.

Untuk lebih memahami pengertian mengenai konsep-konsep yang akan digunakan, maka peneliti membatasi konsep yang digunakan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan Napza adalah faktor-faktor yang datang dari luar dan dalam diri sipemakai dalam hal pemakaian obat-obatan atau zat-zat berbahaya dengan tujuan tertentu.

(23)

2.7.2.Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Defenisi operasional bertujuan untuk memudahkan untuk penelitian di lapangan. Maka perlu operasi analisasi dari konsep-konsep untuk menggambarkan yang harus diamati (Silalahi, 2009).

Operasionalisasi konsep berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis. Jika konsep sudah bersifat dinamis, maka akan memungkinkan untuk dioperasikan. Wujud operasionalisasi konsep adalah dalam bentuk sajian yang benar-benar terperinci, sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat dan terbuka (Siagian, 2011).

Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam penelitian ini diukur dari indikator-indikator berikut ini:

1. Faktor Individu adalah karakteristik, dan perilaku dari pelaku penyalahgunaan Napza yang menjadi penghuni Pusat Rehabilitasi

2. Faktor Lingkungan adalah sejauh mana hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku untuk menyalahgunaan Napza, dalam hal ini adalah keluarga, teman seprofesi, teman sebaya.

Sibolangit Center.

Referensi

Dokumen terkait

Red meat consumption is comprised mainly of locally produced fresh meat, imported ready-for-slaughter cattle, imports of frozen buffalo meat from India, and frozen beef

Hubungan antara Rasa Humor dengan Stres Kerja pada Wanita Bekerja.. Surakarta: Universitas Muhammadiyah

Kami memproduksi accessories fashion (Kalung) yang dibuat secara Handmade dengan design yang unik dan menggunakan bahan seperti kain (Batik, Tenun, Doyo, dll), kuningan, tembaga

memiliki interaksi yang baik dengan masyarakat lainnya maka akan membentuk.. suatu harmonisasi sosial dalam suatu masyarakat, dimana masyarakat

10.7 Pemberian Penjelasan mengenai isi Dokumen Pengadaan, pertanyaan dari peserta, jawaban dari Pokja ULP/Panitia Pengadaan, perubahan substansi dokumen, hasil peninjauan

Dasar : Berita Acara Hasil Klarifikasi Teknis dan Negosiasi Biaya Kegiatan Penyusunan Data dan Informasi Kerusakan dan Pencemaran Pekerjaan Penyusunan Data dan

Pada hari ini Rabu tanggal Enam belas bulan Mei tahun Dua Ribu Duabelas (16-05-2012) dimulai pada jam 12.00 WIB, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pengadaan Citra

[r]