• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Peran Institusi Pendidikan Agama Islam sebagai Dharma Pendidikan Terhadap Pembangunan Pemuda Dalam Masyarkat Ekonomi Asean Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Peran Institusi Pendidikan Agama Islam sebagai Dharma Pendidikan Terhadap Pembangunan Pemuda Dalam Masyarkat Ekonomi Asean Chapter III V"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, waktu penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yakni bulan Juni sampai dengan Agustus 2016. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive, berdasarkan pertimbangan bahwa, penulis adalah alumni Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara merupakan salah satu universitas islam terbesar dan negeri yang ada di Provinsi Sumatera Utara dengan mahasiswa pendidikan agama islam terbanyak.

Tabel 3.1. Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Jurusan Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan tahun 2015.

No Jurusan Total Mahasiswa/Populasi

1 Pendidikan Agama Islam 1029

2 Pendidikan Matematika 942

3 Pendidikan Bahasa Inggris 965

4 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 713

5 Pendidikan Gura Raudhatul Athfal 184

6 Pendidikan Bahasa Arab 432

7 Manajemen Pendidikan Islam 414

8 Bimbingan Konseling Islam 674

Jumlah/total 5353

Sumber : diolah dari Statistik UIN SU. 2016

3.2 Metode Penelitian

(2)

29

sebuah penelitian. Metode deskriptif korelasional digunakan karena penelitian ini berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara dua variabel. Dalam hal ini menggambarkan pengaruh antara peran institusi Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan pemuda dalam Masyarakat Ekonomi Asean.

Penelitian deskriptif korelasional sesuai dengan penelitian ini, karena penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu (Arikunto, 2005:247).

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2006) populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan. Seorang peneliti dapat mengambil sebagian saja dari populasi.

Jumlah mahasiswa yang ada di jurusan Pendidikan Agama Isam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara ada 1029 mahasiswa terdiri dari semester II sebanyak 279 mahasiswa, kelas IV sebanyak 315 mahasiswa, semester VI sebanyak 204 mahasiswa, dan semester VIII sebanyak 231 mahasiswa.

Tabel 3.2 Populasi Mahasiswa PAI Berdasarkan Tingkatan

Semester II IV VI VIII Total

Jumlah 279 315 204 231 1029

(3)

Dalam penelitian ini yang dipilih menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa semester VIII jurusan Pendidikan Agama Islam sebanyak 231 mahasiswa. Peneliti hanya menggunakan semester VIII mahasiswa karena pada masa-masa itulah siswa dirasa sudah cukup mapan dalam beradaptasi dengan teman ataupun lingkungan sekitarnya.

Tabel 3.3 Populasi Mahasiswa PAI Semester VIII Berdasarkan Ruangan

No Semester/Ruangan Jumlah siswa

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono; 2006). Dalam pengambilan sampel sebaiknya menggunakan cara-cara yang lebih dapat di pertanggung jawabkan secara ilmiah. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik random sampling atau pengambilan sampel secara acak. Untuk menentukan besarnya jumlah responden atau sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin (Prasetyo; 2005) yaitu sebagai berikut:

(4)

31

Keterangan : n = Sampel N = Populasi

e = Tingkat kesalahan penarikan sampel 10% dan tingkat kepercayaan 90%. Sehingga berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka jumlah sampel yaitu:

n = 231

1 + 231(0.1) n = 231

3.31 n = 70

(5)

Semester PAI 8 = 25

231 x 70 = 7 Mahasiswa

Semester PAI 9 = 26

231 x 70 = 9 Mahasiswa

Tabel 3.4 Sampel penelitian Proposional Stratified Sampling

Semester VIII Populasi Proporsi 10 %

I 25 7

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga nantinya dapat diperoleh informasi tentang hal tersebut, hingga nantinya ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008:38).

Variabel penelitian sendiri dalam penelitian kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2008), penjelasan dari variabel tersebut adalah:

(6)

33

2) Bahasa Inggris/Asing 3) Kepribadian

4) Kegiatan ko- dan ekstra-kurikuler 5) Karya tulis ilmiah

2) Variabel terikat atau Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah Pembangunan Pemuda dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (variabel Y) dengan indikator penelitian sebagai berikut:

6) Kepemimpinan 7) Kewirausahaan 8) Kepeloporan

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian tentunya diperlukan adanya sebuah teknik pengumpulan data. Hal ini agar nantinya agar dapat diperoleh data sesuai dengan kebutuhan penelitian. Selain itu hal ini juga diperlukan agar nantinya mempermudah peneliti memperoleh data dan juga terutama agar data yang diperoleh bersifat ilmiah. Berdasarkan hal tersebut, maka teknik pengumpulan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

(7)

sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrument penelitian. Dan yang kedua adalah observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan (Arikunto 2006:157).

Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapat data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checking atau pembukuan terhadap informasi/keterangan yang diperoleh sebelumnya. Dalam penelitian ini metode observasi dilakukan oleh peneliti sebagai pengamatan awal tentang keadaan yang ada pada mahasiswa semester VIII di jurusan Pendidikan Agama Islam UIN SU, sehingga dapat digunakan untuk menentukan langkah awal yang harus peneliti tempuh sebelum melakukan penelitian ini. Kegiatan observasi tersebut dilakukan dengan pengamatan terhadap situasi dan kondisi belajar mahasiswa, apa kurikulum yang dipelajari, keaktifan organisasi mahasiswa, aktivitas mahasiswa sehari-hari diluar ruangan belajar, dan lain sebagainya. Pada tahap observasi ini peneliti juga mengumpulkan data tentang profil jurusan Pendidikan Agama Islam yang dibutuhkan. Data yang diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan hanya digunakan sebagai pelengkap data saja.

b. Kuesioner

(8)

35

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Arikunto, 1996:139).

Teknik ini dipilih peneliti agar didapat data valid mengenai analisis peran Pendidikan Agama Islam sebagai dharma pendidikan terhadap pembangunan pemuda dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN dari pertanyaan yang dijawab oleh responden. Kuesioner dalam penelitian ini dibagikan kepada 70 responden dalam hal ini adalah mahasiswa semester VIII UIN SU. Kuesioner ini diberikan kepada responden dengan cara penulis mendatangi jurusan PAI UINSU.

Jenis kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner berbentuk angket pilihan ganda yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab dalam hal ini telah disediakan alternatif jawabannya, sehingga responden hanya tinggal memberi tanda silang (X). Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh peran Pendidikan Agama Islam sebagai dharma pendidikan terhadap pembangunan pemuda dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. Data yang diperoleh peneliti merupakan data ordinal. Data ini berasal dari hasil observasi atau angket dari suatu variabel. Data ini juga berasal dari konversi data kualitatif, dimana bilangan konservasinya menunjukkan urutan menurut tingkatan dari jawaban yang telah disusun oleh peneliti.

(9)

Dalam penelitian ini, skala pengukurannya menggunakan skala likert. Menurut Istijanto (2009), skala ini meminta responden menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidak setujuannya terhadap serangkaian pernyataan tentang suatu objek. Skala Likert secara umum menggunakan peringkat lima angka penilaian, yaitu:

Tabel 3.5 Nilai Jawaban dari Pembobotan

Skor Jawaban

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel X yaitu peran Institusi Pendidikan Agama Islam dengan variabel Y yaitu terhadap Pembangunan Pemuda dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN, digunakan pedoman yang tertera sebagai berikut:

Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

(10)

37

sebagai dharma pendidikan dan variabel Y yaitu pembangunan pemuda dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Kisi-kisi instrumen dengan empat macam alternatif jawaban yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel. 3.7 Kisi-kisi Instrumen

(11)

mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Teknik uji validitas yang digunakan dengan rumus product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

rxy = N∑XY−(∑X)(∑ ) N∑X − (∑ ) N∑Y − (∑Y)

Keterangan:

rxy = validitas soal N = jumlah peserta tes

∑ x = jumlah skor butir soal

∑ y = jumlah skor total

∑ xy = jumlah perkalian skor butir soal dengan skor total

∑ x2 = jumlah kuadrat skor butir soal

∑ y2 = jumlah kuadrat skor total

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Untuk menghitung reliabilitas instrument menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:

=

−1 1−

(12)

39

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = jumlah varians butir

Σσ2t = varians total 3.7 Metode Analisis Data 1. Analisis deskriptif

Peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif persentase. Teknik analisis deskriptif persentase bertujuan untuk mengetahui persentase variabel independen terhadap variabel dependen yaitu:

Untuk menjawab pertanyaan peneliti yang pertama yaitu apakah peran institusi Pendidikan Agama Islam sebagai dharma pendidikan terhadap pembangunan pemuda menurut Undang-Undang nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan. Teknik analisis deskriptif ini digunakan untuk menghitung besarnya persentase tiap butir pertanyaan kemudian menghitung besarnya persentase tiap indikator dan terakhir menghitung besarnya persentase tiap variabel.

Teknik ini digunakan untuk mengetahui besarnya persentase variable X dan Y dan kemudian digunakan untuk mendeskripsikan analisis peran institusi Pendidikan Agama Islam sebagai dharma pendidikan terhadap Pembangunan Pemuda dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN. yang di sajikan melalui persentase.

(13)

peran institusi Pendidikan Agama Islam dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah pembangunan pemuda dari 70 responden. Teknik deskriptif ini dilakukan dengan menghitung besarnya persentase tiap butir pertanyaan kemudian menghitung persentase tiap indikator dan terakhir menghitung persentase tiap variabel.

2. Regresi linier sederhana

Dalam menganalisis data pada pertanyaan peneliti yang kedua ini dilakukan dengan menggunakan Regresi linier sederhana, karena dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat kelinieran data penelitian dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Peneliti memilih analisis regresi sederhana ini sebab hanya ada satu variabel bebas yang digunakan untuk meramalkan atau memprediksi variabel terikat dari penelitian ini. Variabel independen dalam penelitian ini adalah peran Institusi Pendidikan Agama Islam sebagai dharma pendidikan sedangkan variabel dependennya adalah pembangunan pemuda dalam masyarakat ekonomi ASEAN regresi linier sederhana dapat dilakukan dengan rumus:

Y1,2,3 = a + bx. e

Keterangan:

Y : variabel pembangunan pemuda a : bilangan konstanta

b : koefisien arah regresi linier

(14)

41

3. Uji hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis nol (H0) diterima atau ditolak. Suatu hipotesis nol diterima apabila probabilitas > 0,05 dan hipotesis akan ditolak jika probabilitasnya < 0,05. Pengujian hipotesis dilakukan dengan SPSS dengan melihat hasil perhitungan uji – f dan uji - t. Uji – f dan uji - t merupakan metode untuk menguji hubungan antara suatu variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah peran Pendidikan Agama Islam dan variabel dependennya pembangunan pemuda.

3.8 Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.8.1 Defenisi

1. Pendidikan Agama Islam adalah salah satu jurusan yang berada dalam lingkup fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

2. Tridharma Perguruan Tinggi terdiri dari pendidikan, penelitian dan pengabdian. Adapun yang menjadi fokus penelitiannya dilakukan pada dharma pendidikan sebagai syarat persiapan pendidikan pemuda dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN.

(15)

4. Pemuda adalah pemuda indonesia yang berumur 16 sampai dengan 30 tahun yang ada di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatra Utara

5. Pembangunan pemuda menurut Undang-Undang Pemuda Nomor 40 tahun 2009 adalah pengembangan kepemimpinan pemuda, pengembangan kewirausahaan pemuda, dan kepeloporan pemuda.

3.8.2 Batasan operasional

1. Daerah penelitian adalah Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

2. Sampel penelitian adalah mahasiswa semester VIII Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

(16)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN

4.1.1 Gambaran Umum Pendidikan Agama Islam UIN SU 4.1.1.1 Sejarah Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

UIN SU didirikan pada tahun 1973 di Medan, dilatarbelakangi dan didukung oleh beberapa faktor pertimbangan objektif. Pertama, Perguruan Tinggi Islam yang berstatus Negeri pada saat itu belum ada di Provinsi Sumatera Utara, walaupun Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta memang sudah ada. Kedua, pertumbuhan pesantren, madrasah dam perguruan-perguruan agama yang sederajat dengan SLTA di daerah Sumatera Utara tumbuh dan berkembang dengan pesatnya, yang sudah tentu memerlukan adanya pendidikan lanjutan yang sesuai, yakni adanya Perguruan Tinggi Agama Islam yang berstatus Negeri.

IAIN SU sejak berdiri pertama kali terdiri dari dua fakultas, yaitu Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Syari’ah. Keduanya merupakan cabang dari Perguruan Tinggi Agama Islam UIN Ar-Raniry Banda Aceh sekarang. Dideklarasikan di Aula Fakultas Hukum USU pada tahun 12 Oktober 1968. Di hadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, pembesar sipil dan militer serta Rektor IAIN Ar-Raniry Banda Aceh kala itu.

(17)

Utara yang diresmikan oleh Menteri Agama Prof. Dr. Mukti Ali, MA. Sementara Fakultas Ushuluddin yang semula berdomisili di Padang Sidimpuan dipindahkan ke Medan yang dilaksanakan pada tahun 1974 berdasarkan keputusan Menteri Agama RI Nomor 9 Tahun 1974 tanggal 18 Februari 1974.

Kemudian setelah empat belas (14) tahun dibuka fakultas baru, yaitu Fakultas Dakwah. Akhirnya IAIN SU memiliki lima fakultas, yakni Fakultas Tarbiyah, Fakultas Syari’ah, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Dakwah di Medan, dan Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara cabang Padang Sidimpuan.

Sejak Oktober 2014, secara kelembagaan IAIN SU beralih status menjadi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU). Dalam konteks kelembagaan, UIN SU kini telah memiliki delapan fakultas, yaitu 1) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), 2) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), 3) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), 4) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), 5) Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam (FUSI), 6) Fakultas Sains dan Teknologi (F-Saintek), 7) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)), dan 8) Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Disamping delapan fakultas tersebut, UIN SU juga memiliki Program Pascasarjana yang memiliki enam Program Studi Strata Dua (S2) dan enam Program Studi Strata Tiga (S3).

4.1.1.2 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 1. Visi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Menjadikan Fakultas Unggul dalam Membina Guru dan Tenaga Kependidikan Profesional dan Berkarakter Islam untuk Mewujudkan Masyarakat Belajar di Indonesia pada Tahun 2025.

(18)

45

1) Menyelenggarakan Pendidikan Islam Terpadu dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat.

2) Mengmbangkan program studi yang unggul dalam bidang Pendidikan dan Keguruan untuk meningkatkan SDM Bangsa.

3) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan guru serta tenaga kependidikan secara profesional dalam pemenuhan Standar Nasional Pendidikan.

4) Melaksanakan penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis pendidikan.

5) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam mempercepat kemajuan pendidikan nasional.

4.1.1.3 Visi dan Misi Jurusan Pendidikan Agama Islam 1. Visi Jurusan Pendidikan Agama Islam

Menjadi Prodi Unggul dan terpercaya dalam menyiapkan guru PAI yang profesional dan berkarakter Islam dalam pengembangan dan penerapan pendidikan agama Islam pada sekolah dan madrasah di Sumatera Tahun 2025.

2. Misi Jurusan Pendidikan Agama Islam

1) Melaksanakan pendidikan dan pembelajaran dalam bidang Pendidikan Agama Islam (Al-Qur’an, Hadis, Fikih, Akidah Akhlak, dan Sejarah Kebudayaan Islam) secara profesional, kompetitif, dan integratif.

(19)

3) Melaksanakan pengabdian pada masyarakat untuk memajukan pendidikan agama Islam dan masyarakat belajar.

4) Melaksanakan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan dan menyiapkan tenaga pendidik bidang pendidikan agama Islam pada sekolah dan madrasah.

4.1.1.4 Tujuan Pendidikan Agama Islam

1. Menghasilkan Sarjana Pendidikan Islam yang memiliki kemampuan profesional dan berkarakter Islam.

2. Menghasilkan Sarjana Pendidikan Islam yang memiliki kemampuan mengembangkan Pendidikan Agama Islam pada sekolah, madrasah dan masyarakat.

3. Menghasilkan Sarjana Pendidikan Islam yang memiliki kemampuan memecahkan masalah-masalah Pendidikan Agama Islam pada sekolah, madrasah dan masyarakat.

4. Menghasilkan Sarjana Pendidikan Islam yang memiliki kemampuan mendorong masyarakat menjadi masyarakat Islam yang cerdas dan terdidik.

(20)

47

4.1.1.5 Struktur Organisasi Jurusan Pendidikan Agama Islam

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Jurusan Pendidikan Agama Islam, 2016

4.1.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas dan reliabilitas dengan menggunakan software statistik, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid.

4.1.2.1 Uji validitas dan uji reliabilitas variabel peran Institusi Pendidikan Agama Islam

Data angket penelitian yang dibagikan kepada 70 responden di Mahasiswa PAI Semester VIII Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SU, penulis mendapatkan data sebagai berikut:

Ketua Jurusan

Drs. H. Abd. Halim Nasution, M.Ag

Sekretaris Jurusan Dr. H. Hasan Matsum, M.A

STAF I Drs. AS’AD, M.A

STAF II

Zulkifli Nasution, S.PdI, M.A

STAF III Safri Fadilah, M.Pd

KELOMPOK DOSEN Himpunan Mahasiswa Jurusan

(HMJ) PAI

(21)

Tabel 4. 1 Uji validitas dan uji reliabilitas instrumen peran PAI

Pernyataan R hitung R tabel Validitas cronbach α Reliabilitas R hitung >R tabel cronbach α >R tabel

1 0.616 0.2319 Valid

10 0.670 0.2319 Valid 0.935 Reliabel

11 0.772 0.2319 Valid

Sumber: Data penelitian yang diolah, 2016

(22)

49

4.1.2.2 Uji validitas dan uji reliabilitas variabel pembangunan pemuda

Data angket penelitian yang dibagikan kepada 70 responden di Mahasiswa PAI Semester VIII Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SU, penulis mendapatkan data sebagai berikut:

Tabel 4. 2 Uji validitas dan uji reliabilitas instrumen pembangunan pemuda Pernyataan Rhitung Rtabel Validitas cronbach α Reliabilitas

R hitung>R tabel cronbach α >R tabel

1.Kepemimpinan

1 0.440 0.2319 Valid

2 0.946 0.2319 Valid 0.911 Reliabel

3 0.879 0.2319 Valid

2.Kewirausahaan

1 0.840 0.2319 Valid

2 0.825 0.2319 Valid 0.740 Reliabel

3 0.805 0.2319 Valid

3.Kepeloporan

1 0.790 0.2319 Valid

2 0.809 0.2319 Valid 0.762 Reliabel

3 0.769 0.2319 Valid

4 0.687 0.2319 Valid

Sumber: Data yang diolah, 2016

(23)

4.1.3 Peran Pendidikan Agama Islam sebagai dharma pendidikan terhadap pembangunan pemuda dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN

Pendidikan merupakan harapan semua umat untuk pembangunan generasi muda yang lebih baik. Generasi muda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan menjaga persatuan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara yang maju dan berperadaban dilihat dari seberapa baik kualitas pendidikan yang dimiliki masa itu. Semakin baik kualitas pendidikannya, peradaban juga semakin lama hidupnya.

Pendidikan Agama Islam salah satu institusi yang menyiapkan generasi muda untuk memimpin bangsa, serta membawa bangsa kearah yang maju dan berperadaban. Generasi muda yang menjadi pelopor dalam kependidikan, generasi muda yang memiliki jiwa kepempinan untuk menebar rahmat bagi seluruh alam, dan generasi muda yang sehat dan mandiri tidak menjadi beban bahkan memberi solusi bagi perbaikan bangsa dan mewujudkan kemandirian masyarakat melaui kewirausahaan. Pemuda mampu bergaul dengan pemuda-pemuda dari berbagai negara. Pemuda yang memiliki jiwa yang integritas antara agama dan bangsa.

(24)

51

Tabel 4.3 Skor peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan pemuda dalam masyarakat ekonomi ASEAN

No Peran PAI Sebagai Dharma Pendidikan Rataan Skor

1 IPK 4.3

2 Mampu berbahasa Asing 3.9

3 Kepribadian yang Bermoral 4.2

4 Memiliki Karya Tulis Ilmiah 3.7

5 Aktif kegiatan Ko & Ekstra Kurikuler 3.7 6 Aktif dalam Kegiatan Penunjang Pendidikan Lainnya 4.1

Rataan Skor Semua Aspek 3.9

Sumber: Di olah dari data primer, 2016

Interpretasi terhadap skor dari setiap indikator dharma pendidikan adalah dengan melihat skor rata-rata dan selanjutnya nilai tersebut diinterpretasikan dengan beracuan pada tabel di atas untuk menyatakan apakah seluruh indikator variabel dharma pendidikan berada pada daerah yang telah ditentukan pada tabel dibawah berikut ini.

Tabel 4.4 Dasar interpretasi skor item kuisioner pada variabel peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan pemuda dalam masyarakat ekonomi ASEAN

No Nilai Skor Interpretasi

1 0< NS <1 Daerah Sangat Negatif

2 1< NS <2 Daerah Negatif

3 2< NS <3 Daerah Tengah-tengah

4 3< NS <4 Daerah positif

5 4< NS <5 Daerah sangat positif Sumber: Arikunto, 1989.

(25)

dikatakan bahwa secara umum indikator dari variabel dharma pendidikan sebagai Indeks Prestasi Kumulatif, Mampu Berbahasa Asing, Kepribadian yang bermoral, Karya Tulis Ilmiah, Ko dan Ekstra Kurikuler, dan Kegiatan Penunjang Pendidikan lainnya merupakan faktor penting yang berperan dalam pembangunan pendidikan di institusi Pendidikan Agama Islam.

4.1.4 Metode Analisis Data Peran PAI terhadap Pembangunan Pemuda Aspek Kepemimpinan

4.1.4.1 Analisis Regresi Sederhana

Berdasarkan pada tujuan penelitian ini sebagai mana telah dikemukakan sebelumnya maka yang kedua akan di analisis adalah untuk mengetahui seberapa besar peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kepemimpinan pemuda dalam masyarakat ekonomi ASEAN, maka digunakan analisis statistik yaitu model analisis regresi linear sederhana. Untuk memudahkan perhitungan model analisis tersebut digunakan program SPSS 21.0 for Windows dengan pendekatan/prosedur full Model Regression.

Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan program komputer SPSS 21.0 for Windows, maka hasil dari data di atas yang diperoleh dimasukkan kedalam model persamaan sebagai berikut:

Tabel 4.5 Koefisien Regresi Peran PAI Terhadap Kepemimpinan Pemuda Coefficientsa

PAI .081 .016 .523 5.056 .000

(26)

53

Sehingga diperoleh model persamaan regresi berdasarkan hasil perhitungan sebagai berikut: Y = 6,491 + 0,081X, Dimana a = (6,491) artinya secara rata-rata jika tidak ada pertambahan pada Pendidikan Agama Islam, maka pembangunan kepemimpinan pemuda = 6,491.

B = 0,081 artinya jika Pendidikan Agama Islam mengalami peningkatan sebesar 10 %, maka Pembangunan Kepemimpinan Pemuda akan mengalami peningkatan sebesar 0,81%.

4.1.4.2 Analisis Korelasi dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Korelasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi yang dapat lihat dari nilai R Square. Untuk mengetahui hubungan peran Pendidikan Agama Islam sebagai dharma pendidikan terhadap pembangunan pemuda dalam aspek kepemimpinan.

Dari hasil analisis regresi diatas dapat dilihat bahwa variabel peran Pendidikan Agama Islam merupakan variabel yang mempengaruhi pembangunan kepemimpinan pemuda. Tabel dibawah ini juga menjelaskan hubungan variabel.

Tabel.4.6 Koefisien Determinasi (R2) analisis peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kepemimpinan pemuda.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

(27)

variabel dependen sebesar 0,273. Angka ini berarti 27,3% perolehan pembangunan kepemimpinan pemuda merupakan konstribusi dari Pendidikan Agama Islam, sisanya 72,7% dipengaruhi oleh variabel lain. Jadi terdapat peran yang tidak erat antara peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kepemimpinan pemuda, hal ini dilihat berdasarkan tabel interperetasi koefisien korelasi.

Maka dari keseluruhan penelitian ditemukan bahwa peran Pendidikan Agama Islam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembangunan kepemimpinan pemuda, besar kecilnya peran Pendidikan Agama Islam mempengaruhi pembangunan kepemimpinan pemuda pada institusi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Tabel 4.7 Hubungan antar Variabel Peran PAI Terhadap Kepemimpinan Pemuda

Nilai Interpretasi

0.0 – 0.19 Sangat Tidak Erat

0.2 – 0.39 Tidak Erat

0.4 – 0.59 Cukup Erat

0.6 – 0.79 Erat

0.8 – 0.99 Sangat Erat

Sumber: Arikunto, 1989 2. Pengujian Hipotesis

(28)

55

a. Hasil Uji Hipotesis (Uji-F)

Uji peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kepemimpinan pemuda dalam masyarakat ekonomi ASEAN dapat ditentukan dengan langkah-langkah uji-F sebagai berikut :

Ho : p = 0 (Tidak ada peran antara Institusi Pendidikan Agama terhadap pembangunan kepemimpinan pemuda).

Ha : p ≠ 0 (Ada peran antara Institusi Pendidikan Agama terhadap pembangunan kepemimpinan pemuda).

Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis dapat diketahui dari besarnya signifikansi pada tabel uji – F. Hasil uji simultan pada penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 4.8 Uji Simultan (Uji – F) Peran PAI Terhadap Pembangunan Kepemimpinan ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 60.190 1 60.190 25.563 .000b

(29)

Islam terhadap pembangunan kepemimpinan pemuda pada Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Hasil dari regresi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima dimana peran institusi Pendidikan Agama Islam memiliki hubungan yang positif dan pengaruh yang signifikan terhadap pembangunan kepemimpinan pemuda pada Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

4.1.5Metode Analisis Data Peran PAI terhadap Pembangunan Pemuda Aspek

Kewirausahaan

4.1.5.1 Analisis Regresi Sederhana

Berdasarkan pada tujuan penelitian ini sebagai mana telah dikemukakan sebelumnya maka yang kedua akan di analisis adalah untuk mengetahui seberapa besar peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kewirausahaan pemuda dalam masyarakat ekonomi ASEAN, maka digunakan analisis statistik yaitu model analisis regresi linear sederhana. Untuk memudahkan perhitungan model analisis tersebut digunakan program SPSS 21.0 for Windows dengan pendekatan/prosedur full Model Regression.

Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan program komputer SPSS 21.0 for Windows, maka hasil dari data di atas yang diperoleh dimasukkan kedalam model persamaan sebagai berikut:

Tabel 4.9 Koefisien Regresi Peran PAI Terhadap Kewirausahaan Pemuda Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.645 1.280 6.753 .000

PAI .051 .015 .370 3.289 .002

(30)

57

Sehingga diperoleh model persamaan regeresi berdasarkan hasil perhitungan sebagai berikut: Y = 8,645 + 0,051X, Dimana a = (8,645) artinya secara rata-rata jika tidak ada pertambahan pada Pendidikan Agama Islam, maka pembangunan kewirausahaan pemuda = 8,645.

B = 0,051 artinya jika Pendidikan Agama Islam mengalami peningkatan sebesar 10 %, maka Pembangunan Kewirausahaan Pemuda akan mengalami peningkatan sebesar 0,51%.

4.1.5.2 Analisis Korelasi dan Pengujian Hipotesis 4.1.5.2.1Analisis Korelasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi yang dapat lihat dari nilai R Square. Untuk mengetahui hubungan peran Pendidikan Agama Islam sebagai dharma pendidikan terhadap pembangunan pemuda dalam aspek kewirausahaan.

Dari hasil analisis regresi diatas dapat dilihat bahwa variabel peran Pendidikan Agama Islam merupakan variabel yang mempengaruhi pembangunan kewirausahaan pemuda. Tabel dibawah ini juga menjelaskan hubungan variabel.

Tabel.4.10 Hasil Pengujian koefisien determinasi (R2) analisis peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kewirausahaan pemuda.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .370a .137 .125 1.54833

a. Predictors: (Constant), PAI b. Dependent Variable: KWR

Sumber: Hasil olahan SPSS

(31)

variabel dependen sebesar 0,137. Angka ini berarti 13,7% perolehan pembangunan kewirausahaan pemuda merupakan konstribusi dari Pendidikan Agama Islam, sisanya 86,3% dipengaruhi oleh variabel lain. Jadi terdapat hubungan yang sangat tidak erat antara peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kewirausahaan pemuda, hal ini dilihat berdasarkan tabel interperetasi koefisien korelasi.

Maka dari keseluruhan penelitian ditemukan bahwa peran Pendidikan Agama Islam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembangunan kewirausahaan pemuda, besar kecilnya peran Pendidikan Agama Islam mempengaruhi pembangunan kepemimpinan pemuda pada institusi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Tabel 4.11 Hubungan antar Variabel Peran PAI Terhadap Kewirausahaan Pemuda

Nilai Interpretasi

0.0 – 0.19 Sangat Tidak Erat

0.2 – 0.39 Tidak Erat

0.4 – 0.59 Cukup Erat

0.6 – 0.79 Erat

0.8 – 0.99 Sangat Erat

Sumber: Arikunto, 1989 4.1.5.2.2Pengujian Hipotesis

(32)

59

a. Hasil Uji Hipotesis (Uji-F)

Uji peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kewirausahaan pemuda dalam masyarakat ekonomi ASEAN dapat ditentukan dengan langkah-langkah uji-F sebagai berikut :

Ho : p = 0 (Tidak ada peran antara Institusi Pendidikan Agama terhadap pembangunan kewirausahaan pemuda).

Ha : p ≠ 0 (Ada peran antara Institusi Pendidikan Agama terhadap pembangunan kewirausahaan pemuda).

Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis dapat diketahui daribesarnya signifikansi pada tabel uji – F. Hasil uji simultan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12 Uji Simultan (Uji-F) Peran PAI Terhadap Pembangunan Kewirausahaan ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 23.956 1 23.956 10.815 .002b

Residual 150.629 68 2.215

Total 174.586 69

a. Dependent Variable: KWR b. Predictors: (Constant), PAI

Sumber : Hasil Olahan SPSS

(33)

Islam terhadap pembangunan kewirausahaan pemuda pada Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Hasil dari regresi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima dimana peran institusi Pendidikan Agama Islam memiliki hubungan yang positif dan pengaruh yang signifikan terhadap pembangunan kewirausahaan pemuda pada Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

2.1.1Metode Analisis Data Peran PAI terhadap Pembangunan Pemuda Aspek

Kepeloporan

2.1.1.1 Analisis Regresi Sederhana

Berdasarkan pada tujuan penelitian ini sebagai mana telah dikemukakan sebelumnya maka yang kedua akan dianalisis adalah untuk mengetahui seberapa besar peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kepeloporan pemuda dalam masyarakat ekonomi ASEAN, maka digunakan analisis statistik yaitu model analisis regresi linear sederhana. Untuk memudahkan perhitungan model analisis tersebut digunakan program SPSS 21.0 for Windows dengan pendekatan/prosedur full Model Regression.

Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan program komputer SPSS 21.0 for Windows, maka hasil dari data di atas yang diperoleh dimasukkan kedalam model persamaan sebagai berikut:

Tabel 4.13 Koefisien regresi Peran PAI Terhadap Kepeloporan Pemuda Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 7.767 1.373 5.658 .000

PAI .112 .017 .635 6.771 .000

Dependent Variable: KPL

(34)

61

Sehingga diperoleh model persamaan regeresi berdasarkan hasil perhitungan sebagai berikut: Y = 7,767 + 0,112X, Dimana a = 7,767, artinya secara rata-rata jika tidak ada pertambahan pada Pendidikan Agama Islam, maka pembangunan kepeloporan pemuda = 7,767.

B = 0,112 artinya jika Pendidikan Agama Islam mengalami peningkatan sebesar 10 %, maka Pembangunan Kepemimpinan Pemuda akan mengalami peningkatan sebesar 1,12%.

2.1.1.2 Analisis Korelasi dan Pengujian Hipotesis 1. Analisis Korelasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi yang dapat lihat dari nilai R Square. Untuk mengetahui hubungan peran Pendidikan Agama Islam sebagai dharma pendidikan terhadap pembangunan kepeloporan pemuda.

Dari hasil analisis regresi diatas dapat dilihat bahwa variabel peran Pendidikan Agama Islam merupakan variabel yang mempengaruhi pembangunan kepeloporan pemuda. Tabel dibawah ini juga menjelaskan hubungan variabel.

Tabel.4.14 Koefisien Determinasi (R2) analisis peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kepeloporan pemuda.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

(35)

variabel dependen sebesar 0,403. Angka ini berarti 40,3% perolehan pembangunan kepeloporan pemuda merupakan konstribusi dari Pendidikan Agama Islam, sisanya 59,7% dipengaruhi oleh variabel lain. Jadi terdapat hubungan yang cukup erat antara peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kepeloporan pemuda, hal ini dilihat berdasarkan tabel interperetasi koefisien korelasi.

Maka dari keseluruhan penelitian ditemukan bahwa peran Pendidikan Agama Islam memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembangunan kepeloporan pemuda, besar kecilnya peran Pendidikan Agama Islam mempengaruhi pembangunan kepeloporan pemuda pada institusi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Tabel 4.15 Hubungan antar Variabel Peran PAI Terhadap Kepeloporan Pemuda

Nilai Interpretasi

0.0 – 0.19 Sangat Tidak Erat

0.2 – 0.39 Tidak Erat

0.4 – 0.59 Cukup Erat

0.6 – 0.79 Erat

0.8 – 0.99 Sangat Erat

Sumber: Arikunto, 1989 2. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui model diatas layak digunakan atau tidak, hal ini dapat diketahui melalui tingkat signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat baik secara individual maupun secara keseluruhan, maka digunakan statistik uji-F.

a. Hasil Uji Hipotesis (Uji-F)

(36)

langkah-63

Ho : p = 0 (Tidak ada peran antara Institusi Pendidikan Agama terhadap pembangunan kepeloporan pemuda).

Ha : p ≠ 0 (Ada peran antara Institusi Pendidikan Agama terhadap pembangunan kepeloporan pemuda).

Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis dapat diketahui dari besarnya signifikansi pada tabel uji – F. Hasil uji simultan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.16 Uji Simultan (Uji-F) Peran PAI Terhadap Pembangunan Kepeloporan ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 116.766 1 116.766 45.850 .000b

Residual 173.177 68 2.547 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05) adalah 3.98. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung > F tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0.05, menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen (Pendidikan Agama Islam) berpengaruh sangat signifikan terhadap variabel dependen (pembangunan kepeloporan pemuda). Maka dapat dikatakan bahwa secara serempak terdapat peran antara institusi Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kepeloporan pemuda pada Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

(37)

positif dan pengaruh yang signifikan terhadap pembangunan kepeloporan pemuda pada Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

2.2 PEMBAHASAN

1. Apakah Peran Institusi Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan pemuda?

Institusi pendidikan merupakan hal yang paling utama dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara. Masalah-masalah yang sedang terjadi pada dunia pendidikan berdampak besar terhadap kelangsungan bangsa dan negara. Jika bangsa rusak, masih ada harapan untuk membangunnya kembali dalam waktu singkat. Namun jika institusi pendidikannya yang rusak dalam suatu negara, untuk membangunnya kembali butuh waktu separuh perjalanan kehidupan umat manusia yang hidup dalam suatu wilayah tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan pada mahasiswa semester VIII di institusi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SU.

Pada dasarnya hakikat pendidikan adalah proses menyiapkan generasi umat manusia untuk menghadapi dunia nyata. Institusi pendidikan merupakan sarana yang efektif untuk melakukannya. Dalam dunia pendidikan, segala hal yang bersifat kebaikan di ajarkan dan segala yang bersifat keburukan disampaikan, agar calon generasi manusia tidak mengalami hal yang serupa dengan generasi pendahulunya.

(38)

65

untuk melaksanakan pembangunan pemuda. Dalam Undang-Undang Nomor 40. Tahun 2009 tentang kepemudaan, yang dimaksud pembangunan pemuda ialah mencakup tiga aspek, yakni; Kepemimpinan Pemuda, Kewirausahaan Pemuda dan Kepeloporan Pemuda.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa peran Pendidikan Agama Islam berpengaruh positif terhadap pembangunan pemuda dalam masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk variabel bebas dari penelitian ini adalah peran Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari indikator indeks prestasi kumulatif dengan skor 4.3, kemampuan berbahasa asing dengan skor 3.9, kepribadian yang bermoral dengan skor 4.2, penulisan karya ilmiah dengan skor 3.7, kegiatan ko dan ekstra kurikuler dengan skor 3.7 serta kegiatan penunjang pendidikan lainnya 4.1. Pengaruhnya dapat dilihat dari hasil perhitungan masing-masing variabel yaitu dari rataan skor semua aspek sebesar 3,9. Dasar interpretasi rataan skor semua aspek tersebut menunjukkan pada daerah yang positif.

Dari hasil diatas, maka indikator- indikator variabel peran Pendidikan Agama Islam danvariabel pembangunan pemuda tidak dapat berdiri sendiri dan saling berhubungan satu sama lain. Bila satu komponen indikator dalam variabel tersebut tidak seimbang maka akan mempengaruhi indikator lain, maka dapat dinyatakan bahwa apabila X (peran Pendidikan Agama Islam) mengalami perubahan maka Y (pembangunan pemuda) juga akan mengalami perubahan.

(39)

memenuhi kebutuhan dengan baik. Masing-masing indikator dalam setiap variabel merupakan suatu sistem yang terstruktur dan akan berpengaruh satu sama lain apabila terdapat satu bagian yang tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Besarnya pengaruh peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan pemuda dalam masyarakat ekonomi ASEAN menunjukkan bahwa peran Pendidikan Agama Islam memiliki peranan penting dalam pembangunan pemuda di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN SU. Sedangkan untuk variabel pembangunan pemuda dapat dilihat melalui indikator kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan.

2. Seberapa besar pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan Pemuda dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN?

Hakim (2013), populasi muslim Asia Tenggara yang berjumlah lebih dari 240 juta jiwa (atau sekitar 41% dari jumlah semua populasi masyarakat di Asia Tenggara) menjadi hal yang sangat penting untuk dijadikan pertimbangan utama, bahwasanya masyarakat muslim Asia Tenggara harus berusaha untuk menjadi subjek dalam keberadaan Komunitas ASEAN kedepan. Oleh karena itu, strategi peningkatan kerjasama, khususnya dibidang pendidikan Islam harus dikembangkan bersama. Pertukaran pelajar, mahasiswa dan berbagai program capacity building lainnya sangat diharapkan muncul dalam pendidikan Islam di kawasan. Pendidikan Islam harus mampu merespon tantangan yang berkembang di tingkat regional.

(40)

67

Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa hubungan variabel X (Pendidikan Agama Islam) terhadap variabel Y pertama (pembangunan pemuda aspek kepemimpinan) adalah positif. Dan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen menunjukkan bahwa pengaruhnya sebesar 27,3%, artinya variabel pembangunan kepemimpinan pemuda dapat dijelaskan oleh Pendidikan Agama Islam, sedangkan sisanya 72,7% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. Sedangkan dalam pengujian hipotesisnya peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kepemimpinan pemuda, setelah melakukan uji – F menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan sebesar 25,563 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05) adalah 3.98. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung > F tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0.05 pada uji-F.

Dengan demikian bahwa Pendidikan Agama Islam telah melakukan peningkatan kualitas pendidikan terhadap pembangunan pemuda aspek kepemimpinan. Namun barang kali perlu lebih ditingkatkan apa yang menjadi harapan pemerintah dan masyarakat agar lulusan Pendidikan Agama Islam mampu beradaptasi dengan komunitas ASEAN ini. Dengan persamaan regresi: kepemimpinan pemuda (Y1)= 6,491 + 0,081x, artinya jika Pendidikan Agama Islam mengalami peningkatan sebesar 10 %, maka Pembangunan Kepemimpinan Pemuda akan mengalami peningkatan sebesar 0,81%.

(41)

kepentingan yang berbeda. Oleh karenanya, institusi Pendidikan Agama Islam terus mendorong jiwa kepemimpinan mahasiswanya agar semakin baik kapasitasnya. Sebab sifat dasar yang dimiliki oleh seorang pendidik ialah sifat kepemimpinan. Kepemimpinan erat kaitannya dengan pertanggung jawaban. Semakin baik tanggung jawab seseorang, semakin baik kepemimpinannya. Dan semakin baik kepemimpinannya, semakin baik pula kependidikannya.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, jiwa kepemimpinan mahasiswa Pendidikan Agama Islam tergolong rendah. Dari sampel penelitiannya yang mewakili populasi bahwa peran Institusi Pendidikan Agama Islam untuk menciptakan jiwa kepemimpinan mahasiswanya sekitar 27,3%. Lebih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan jiwa kepemimpinan mahasiswa PAI. Pengembangan jiwa kepemimpinan mahasiswa Pendidikan Agama Islam tidak hanya berguna untuk dunia sekolah, tapi juga berlaku dalam bingkai sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Polanya kuliah, masyarakat, negara-bangsa, barulah agama. Kampus adalah miniaturnya negara. Oleh sebab itu, Institusi Pendidikan Agama Islam harusnya terus menghidupkan budaya demokrasi dalam institusi tersebut, sehingga melahirkan mahasiwa PAI yang berjiwa pemimpin.

(42)

69

evaluasi dan perubahan sistem pembelajaran dari teori kepada praktek. Artinya khusus untuk materi aplikatif yang berkaitan dengan kependidikan dan kepemimpinan sekitar 60% teori, 40% pada saat mahasiswa melakukan Praktek Pengalaman Lapangan. Kemudian Bapak Drs. H.Abdul Halim Nst, M.Ag ketua jurusan Pendidikan Agama Islam, dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN juga telah membangun komunikasi dan koordinasi dengan organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam untuk terus memacunya, agar mahasiswa memiliki jiwa kepemimpinan lebih baik dari mahasiswa lainnya.

b. Peran PAI terhadap pembangunan pemuda dalam aspek kewirausahaan menurut Undang-Undang No 40 tahun 2009 tentang kepemudaan

(43)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa hubungan variabel X (Pendidikan Agama Islam) terhadap variabel Y kedua (pembangunan kewirausahaan pemuda) adalah positif. Dan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen menunjukkan bahwa pengaruhnya sebesar 13,7%, artinya variabel pembangunan kewirausahaan pemuda dapat dijelaskan oleh Pendidikan Agama Islam, sedangkan sisanya 86,3% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. Sedangkan dalam pengujian hipotesisnya peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kewirausahaan pemuda, setelah melakukan uji t dan uji F menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan sebesar 10,815 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05) adalah 3.98. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung > F tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0.05 pada uji-F.

Dengan demikian bahwa Pendidikan Agama Islam telah melakukan peningkatan kualitas pendidikan terhadap pembangunan kewirausahaan pemuda. Namun barang kali perlu lebih ditingkatkan apa yang menjadi harapan pemerintah dan masyarakat agar lulusan Pendidikan Agama Islam mampu beradaptasi dengan komunitas ASEAN ini. Dengan persamaan regresi: kepeloporan pemuda (Y2) = 8,645 + 0,051x, artinya jika Pendidikan Agama Islam mengalami peningkatan sebesar 10 %, maka Pembangunan Kewirausahaan Pemuda akan mengalami peningkatan sebesar 0,51%.

(44)

71

guru akan berperan maksimal dalam melakukan pendidikan di sekolah-sekolah. Kemudian mahasiswa Pendidikan Agama Islam setelah menyelesaikan studinya tidak perlu merasa khawatir untuk mencari pekerjaan, karena telah dibekali berbagai disiplin ilmu. Tidak ada kecanggungan bagi institusi Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan materi kewirausahaan.

Sebab Hakim (2013) menambahkan,di UIN Sunan Ampel Surabaya, konsepkewirausahaan sudah dikenalkan kepada mahasiswa sebagai mata kuliahpilihan (bisa diambil dan bisa juga tidak). Tidak berhenti disitu, pihak kampus juga mencoba memfasilitasi implementasi konsep dan materi kewirausahaantersebut dengan melakukan berbagai pendampingan bagi mahasiswa. Dasar pemikiran dari penerapan materi dan aksi kewirausahaan kepada mahasiswa ini sangat memungkinkan. Pasalnya, dengan adanya revolusi teknologi (ICT), aksi wirausaha tidak lagi konvensional seperti dulu, yangmengharuskan antara penjual dan pembeli berinteraksi secara fisik dan haruspada suatu tempat tertentu. Sekarang, dengan adanya teknologi internet,masyarakat bisa bertransaksi secara online, kapan saja dan dimana saja dengan biaya murah, karena calon wirausahawan tidak wajib membeli toko yangharganya sangat mahal. Dengan materi kewirausahaan mahasiswa dilatih dan dituntut untuk mengembangkan daya kreatifitasnya, disamping kreatifitas dan keahlian pada bidang ilmu yang dipelajarinya secara formal di kelas. Dengan persamaan regresi: kewirausahaan pemuda = 8,645 + 0,051x, artinya jika ditingkatkan Pendidikan Agama Islam sebesar 10% akan meningkatkan kewirausahaan pemuda sebesar 0,51%.

(45)

jurusan Pendidikan Agama Islam dimulai semester I – semester VIII hanya sekali mendapatkan mata kuliah kewirausahaan pada semester VI. Selebihnya yang menunjang pengetahuan, minat dan bakat kewirausahaan mahasiswa ialah yang diadakan oleh institusi sendiri serta organisasi intra kampus dan ekstra kampus. Namun untuk menjawab tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN, perlu kiranya insitusi Pendidikan Agama Islam melakukan inovasi kembali terhadap materi pembelajaran mahasiswa Pendidikan Agama Islam. Supaya minat masyarakat umum bertambah kuat dan berlomba-lomba untuk menempatkan anaknya pada jurusan Pendidikan Agama Islam, karena disamping menghasilkan pemuda (guru) yang kreatif dan inovatif, anaknya juga telah mandiri dalam hal finansial. Jadi untuk biaya kehidupannya sehari-hari tidak perlu lagi berharap pada anak-anak didiknya yang sedang bersekolah.

Kegiatan yang akan dilakukan oleh Institusi Pendidikan Agama Islam khususnya untuk materi kewirausahaan sebenarnya tidak perlu menekankan pada teori, materi ini harusnya lebih ditekankan pada praktek. Karena lebih berdampak terhadap psikologis mahasiswanya dibanding hanya mendapatkan teori saja. Karena sifatnya dunia kewirausahaan merasuk kedalam pengetahuan mahasiswa melalui pengalaman di lapangan.

c. Peran PAI terhadap pembangunan pemuda dalam aspek kepeloporan menurut Undang-Undang No 40 tahun 2009 tentang kepemudaan

(46)

73

Agama Islam) terhadap variabel Y ketiga (pembangunan kepeloporan pemuda) adalah positif. Dan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen menunjukkan bahwa pengaruhnya sebesar 40,3%, artinya variabel pembangunan kepeloporan pemuda dapat dijelaskan oleh Pendidikan Agama Islam, sedangkan sisanya 59,7% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. Sedangkan dalam pengujian hipotesisnya peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kepeloporan pemuda, setelah melakukan uji t dan uji F menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan sebesar 45,850 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05) adalah 3.98. Oleh karena pada kedua perhitungan yaitu F hitung > F tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0.05 pada uji-F.

Dengan demikian bahwa Pendidikan Agama Islam telah melakukan peningkatan kualitas pendidikan terhadap pembangunan kepeloporan pemuda. Namun barang kali perlu lebih ditingkatkan apa yang menjadi harapan pemerintah dan masyarakat agar lulusan Pendidikan Agama Islam mampu beradaptasi dengan komunitas ASEAN ini. Dengan persamaan regresi: kepeloporan pemuda (Y3) = 7,767 + 0,112x, artinya jika Pendidikan Agama Islam mengalami peningkatan sebesar 10 %, maka Pembangunan Kepeloporan Pemuda akan mengalami peningkatan sebesar 1,12%.

(47)

Perubahan sumber daya manusia dasar yang utama untuk melakukan perbaikan yang signifikan. Dan perubahan tersebut dilakukan dengan pendidikan. Mahasiswa Pendidikan Agama Islam merupakan pemuda-pemudi bangsa yang akan membantu tugas-tugas bangsa dan negara.

Mahasiswa Pendidikan Agama Islam yang memiliki kemampuan khusus terkait ditengah-tengah masyarakat komunitas ASEAN sanggup berkompetisi dari berbagai mahasiswa dari universitas dalam dan luar negeri. Kemampuan berbahasa asing yang paling menjadi tolak ukurnya. Karena dengan kemampuan berbahasa mahasiswa bisa melakukan komunikasi lintas bangsa dan negara. Serta menjadi peluang besar bagi mahasiswa Pendidikan Agama Islam untuk mendapatkan pekerjaan dengan mudah.

(48)

75

Dari hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan undang-undang bahwa Pendidikan Agama Islam lebih berpengaruh signifikan terhadap pembangunan pemuda aspek kepeloporan. Dengan nilai signifikansi 40,3% mempengaruhi pembangunan pemuda. Sebab menurut Bapak Drs. H.Abdul Halim Nst, M.Ag ketua jurusan Pendidikan Agama Islam, dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN, sistem pembelajaran mahasiswa PAI untuk materi yang aplikatif seperti Perencanaan pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Media Pembelajaran serta Evaluasi Pembelajaran, lebih dilaksanakan di lapangan dan tidak lagi berfokus pada teori. Kemudian, prodi PAI menambahkan Praktikum Pekerja Lapangan (PPL) mahasiswa PAI menjadi 3 kali PPL agar mahasiswa mengetahui proses belajar mengajar disekolah yang lebih nyata, (sumber, hasil wawancara 2016).

Pemuda pelopor yang dimaksud kali ini terhadap mahasiswa Pendidikan Agama Islam semester VIII dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN tidak hanya sebatas merintis jalan dengan mendirikan sekolah yang lebih baik, tidak hanya mempunyai potensi melakukan terobosan dalam melakukan inovasi pendidikan, tidak hanya mampu menjawab tantangan dalam negeri, dan tidak hanya bisa memberikan solusi terhadap pelbagai masalah yang ada. Tetapi juga harusnya institusi Pendidikan Agama Islam menyiapkan mahasiswanya agar mampu bersaing dalam era globalisasi atau Masyarakat Ekonomi ASEAN khususnya.

(49)

d. Peran Institusi Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan pemuda dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN

Dalam era globalisasi khususnya masyarakat ekonomi ASEAN, kelihatan yang lebih menonjol adalah pertarungan ekonomi. Tetapi yang sebenarnya tidaklah demikian. Karena ekonomi suatu masyarakat dan negara tidak akan pernah membaik tanpa didasari oleh pengembangan sumber daya manusianya. Dan pengembangan sumber daya manusianya dilakukan dengan menggunakan sarana pendidikan.

Sarana yang paling tepat dan paling dekat dan bersentuhan langsung dengan masyarakat ekonomi ASEAN, adalah Perguruan Tinggi. Karena melahirkan para kompetitor disegala bidang dalam masyarakat ekonomi ASEAN. Perguruan Tinggi memiliki tantangan yang besar untuk menghasilkan lulusan yang berkompeten. Tanggung jawab keberlangsungan bernegara, interaksi dan komunikasi antar negara, berada dalam genggaman Perguruan Tinggi. Generasi bangsa secara spontan tidak lahir dari pembangunan oleh pemerintah sebelum melalui proses pendidikan. Oleh karena itu, Perguruan Tinggi harus menjawab tantangan ini dengan baik dan penuh dengan kepercayaan. Sehingga lulusan Perguruan Tinggi memiliki daya saing yang baik guna menjawab tantangan masyarakat ekonomi ASEAN.

(50)

77

melahirkan para kompetitor. Karena hakikatnya tujuan dari Perguruan Tinggi menyiapkan peserta didik disegala bidang.

Sasaran utama masyarakat ekonomi ASEAN dari berbagai lapisan masyarakat, ialah para pemuda Asia Tenggara. Masyarakat ekonomi ASEAN bisa menjadi ancaman dan sekaligus bahaya yang besar jika para pemudanya tidak disiapkan dan dibentuk dalam menghadapinya. Menghadapi dengan maksud membenahi lembaga pendidikan yang ada serta merubah kebijakan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan keadaan saat ini.

Institusi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan secara implisit berbicara tentang pembangunan. Lebih jelasnya pembangunan yang dimaksud adalah sebuah proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana, yaitu pembangunan sumber daya manusia kearah yang lebih baik. Pembangunan merupakan pilar utama dalam pemerintahan. Tanpa adanya pembangunan, masyarakat pasti merasakan kegundahan. Dan menimbulkan polemik dalam suatu negara.

(51)

perbedaan dasar antara institusi pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan institusi Pendidikan Agama Islamialah, jika lembaga pendidikan lebih kepada bentuk menyadarkan dan mendidik sumber daya manusia. Pemerintah lebih mengarah kepada bentuk pemberdayaan dan penggerakan pemuda setelah adanya proses penyadaran.

Kali ini institusi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan menyesuaikan melalui kebijakan berbagai kementerian yang ada dengan menganggarkan untuk kegiatan pendidikan. Pembangunan para generasi bangsa menjadi lokomotif utamanya. Dan pelaksana yang demikian terutama dari berbagai kementerian ialah, Kementerian Pemuda dan Olahraga.Pembangunan yang dimaksud berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan yaitu, pembangunan kepemimpinan pemuda, pembangunan kewirausahaan pemuda, dan pembangunan kepeloporan pemuda. Pemuda adalah komunitas penduduk yang berusia 17 sampai dengan 30 tahun yang mempunyai pemikiran-pemikiran yang cemerlang, kreatif dan inovatif. Harapan dicita-cita bangsa ini banyak terletak ditangan pemuda.

(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Berdasarkan rataan skor semua aspek yaitu 3.9, bahwa ada pengaruh yang positif antara peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan pemuda menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan baik aspek kepemimpinan, aspek kewirausahaan, dan juga aspek kepeloporan.

b. Untuk mengetahui seberapa besar peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan pemuda (mahasiswa semester VIII PAI) dalam masyarakat ekonomi ASEAN maka dilakukan uji regresi linear sederhana. Dari análisis data menggunakan aplikasi SPSS diperoleh hasil:

(53)

b) Kewirausahaan pemuda menunjukkan, Pendidikan Agama Islam memiliki hubungan yang positif, dan nilai R2 (R Square) = 0,137 ini berarti peran Pendidikan Agama Islam mempengaruhi pembangunan kewirausahaan sebesar 13,7%. Ditemukan juga model persamaan sebagai berikut: (Y2) = 8,645 + 0,051x, artinya jika Pendidikan Agama Islam mengalami peningkatan sebesar 10 %, maka Pembangunan Kewirausahaan Pemuda akan mengalami peningkatan sebesar 0,51%. Dan hasil pengujian hipotesis F hitung > F tabel, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kepemimpinan pemuda.

c) Kepeloporan pemuda menunjukkan, Pendidikan Agama Islam memiliki hubungan yang positif, dan nilai R2 (R Square) = 0,403 ini berarti peran Pendidikan Agama Islam mempengaruhi pembangunan kepeloporan sebesar 40.3%. Ditemukan juga model persamaan sebagai berikut: (Y3) = 7,767 + 0,112x, artinya jika Pendidikan Agama Islam mengalami peningkatan sebesar 10 %, maka Pembangunan Kepeloporan Pemuda akan mengalami peningkatan sebesar 1,12%. Dan hasil pengujian hipotesis F hitung > F tabel, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan peran Pendidikan Agama Islam terhadap pembangunan kepemimpinan pemuda.

5.2 Saran

(54)

81

a. Bagi institusi Pendidikan Agama Islam hendaknya selalu memberikan perhatian terhadap pengembangan kualitas kurikulum pendidikan dan menjaga kurikulum yang sekarang untuk peningkatan kualitas lulusan dimasa yang akan datang.

Gambar

Tabel 3.1. Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Jurusan Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan tahun 2015.
Tabel 3.3 Populasi Mahasiswa PAI Semester VIII Berdasarkan Ruangan
Tabel 3.4 Sampel penelitian Proposional Stratified Sampling
Tabel 3.5 Nilai Jawaban dari Pembobotan
+7

Referensi

Dokumen terkait

penyelenggaraan kegiatan perpustakaan yang dilakukan di perpustakaan adalah perencanaan pengelolaan perpustakaan 72 % Sebagian besar 16 Kegiatan pengelolaan perpustakaan

Dalam mengkategorikan tingkat pengetahuan rendah dan tingkat pengetahuan tinggi, peneliti menggunakan cara nilai tengah (median) sehingga kriteria dalam pengkategorian

Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional. Pustakawan dan

H UMUR 21 TAHUN G2P0A1 DARI KEHAMILAN DENGAN SUSPECT LETAK LINTANG, PERSALINAN DENGAN SUSPECT CPD, MASA NIFAS, BAYI BARU LAHIR, DAN KELUARGA BERENCANA DI

“ Menimbang bahwa pengakuan atas martabat yang melekat dan hak-hak yang sama serta tak terasingkan dari semua anggota masyarakat merupakan dasar untuk

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi Kualifikasi dan formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penaw aran paket pekerjaan tersebut diatas, dengan ini kami

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN (ISTRI) KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH

Berdasarkan uji statistik dan analisis data yang dilakukan, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: terdapat pengaruh yang berarti pada latihan senam