Drs,Rusdiyantoro ST, MT
Program Studi Teknik Industri
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
` Menguasai pengetahuan dan menerapkan teknik, ketrampilan dan tools di bidang industri.
` Memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya dan terbiasa dengan penggunaan prinsip matematik, fisika, sains, ekonomi teknik dan rekayasa untuk memecahkan persoalan industri.
` Memiliki kemampuan merancang, menanalisis, memperbaiki, mengoperasikan dan menginstalasi sistem integral yang terdiri dari manusia, material, peralatan, informasi dan sumber daya lain.
` Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memformulasi, memecahkan persoalan dan keputusan sistem integral menggunakan alat-alat analitik, komputasional, dan atau eksperimental.
` TUJUAN
Memberikan pengetahuan dasar tentang ruang ruang lingkup bidang garap teknik Industri
` POKOK MATERI
Pengertian Teknlk Industri dan manajemen Industri; Sejarah singkat; Perkembangan serta profesi Teknik Industri; Analisis dan permodelan sistem; Teknik-teknik Produksi; Analisisp Pemilihan lokasi
industri pabrik; perencanaan tata letak dan fasilitas produksi, Perancangan dan pengukuran kerja; Ergonomi dan keselamatan kerja; perencanaan produksi dan pengendalian persedaan; pengendalian kwalitas; analisa tekno ekonomi; penyelidikan operasional; Riset operasi dan analisa sistem skala besar terhadap perkembangan dislplin Teknik Industri ( aliran Modern ) ;
` Pokok Bahasan
1. Pengantar
2. Perancangan sistem Produksi
3. Perancangan dan Pengawasan Operasi 4. Perencanaan dan Perancangan fasilitas 5. Optimasi
6. Analisis Ekonomi Teknik
` .
NO PERTEMUAN MATERI
1. I Penjelasan tentang GBPP dan kontrak Belajar
Sejarah perkembangan disiplin teknik Industri
2. II & III Perancangan Sistem Industri
3. IV & V Perancangan dan Pengawasan Operasi 4. VI & VII Perencanaan & Perancangan Fasilitas 5. VIII UTS
6. IX & X Optimasi
7. XI & XII Analisa Ekonomi Teknik
8. XIII & XIV Pengendalian Kualitas Statistik
1. Hilk, Philip E., 1977,
Introduction to Industrial
Engineering
And
Management
Science
,Mc Graw-Hill Kogukusha, Tokyo.
2. Hari Purnomo, 2004,
Pengantar Teknik Industri
, Graha Ilmu, Yogyakarta.3. I Nyoman Pujawan, 1995,
Ekonomi Teknik
, Guna Widya, Jakarta4. P. Siagian, 1987,
Penelitian
Operasional
, Universitas Indonesia Press, Jakarta.5. Sritomo Wignjosoebroto, 1995,
Pengantar Teknik
Industri
, Guna Widya, Jakarta.Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami
permasalahan
dalam
ruang
lingkup teknik industri yang melibatkan
manusia,
mesin,
energi
dan
informasi
secara efisien dan efektif.
Sub Pokok bahasan :
1.
Definisi
2. Perkembangan teknik industri
3. Peranan disiplin teknik industri
Menurut Engineering Council for Professional
Development (ECPD) :
Aktifitas-aktivitas yg dpt dilakukan disiplin Teknil Industri (menurut
American Institute of Industrial Engineering = AIIE) adalah :
1. Perencanaan dan pemilihan metode kerja dalam proses produksi 2. Pemilihan dan perancangan perkakas kerja serta peralatan yang
dibutuhkan dalam proses produksi
3. Desain fasilitas pabrik, termasuk perencanaan tata letak asilitas produksi, peralatan pemindahan material.
4. Desain dan perbaikan sistem perencanaan dan pengendalian untuk
distribusi barang/jasa, pengendalian persediaan, pengendalian kualitas 5. Pengembangan system pengendalian ongkos produksi (pengendalian
budget, analisa biaya standar produksi, dll). 6. Perancangan dan pengembangan produk.
7. Desain dan pengembangan system pengukuran performans serta standar kerja.
8. Pengembangan dan penerapan system pengupahan dan pemberian insentif
9. Perencanaan dan pengembangan organisasi, prosedur kerja
Analisa lokasi dengan mempertimbangkan pemasaran, bahan baku, suplai TK
Perkembangan dan Organisasi yang mendukung berdirinya disiplin Teknik Industri :
a. American Society of Mechanical Engineering (ASME). Organisasi ini pertama kali mendiskusikan konsep-konsep
teknik industri dan merupakan persemaian dari timbulnya konsep teknik industri.
b. Pada thn 1912 berdiri organisasi bernama. The Efficiency
c. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering (SIE) yang mewadahi para spesialis produksi maupun para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen umum yang telah dikembangkan oleh Taylor.
d. Tahun 1917 berdiri Society of Industrial Engineering (SIE) yang mewadahi para spesialis produksi maupun para manajer sbg pembanding thd filosofi manajemen umum yang telah dikembangkan oleh Taylor.
f. Tahun 1936 The taylor Society dan The Society of Industrial Engineering bergabung menjadi The Society for Advancement Management(SAM).
g. Program studi Teknik Industri pertama kali dibuka pada tahun
1908 di Pennsylvania State University
h. Tahun 1948 berdiri The American Society of Industrial Engineering
dengan didukung sekitar 70 negara AIIE berkembang menjadi organisasi internasional dengan nama Institute of Industrial Engineering (IIE).
i. Pendidikan Teknik Industri di Indonesia diperkenalkan oleh Bapak
Matthias Aroef pada tahun 1958 setelah menyelesaikan studi di
j. Tahun 1960 membuka sub jurusan Teknik Produksi di Jurusan Teknik Mesin, sebagai embrio berdirinya Teknik Industri.
k.Tahun 1971 berdiri Jurusan Teknik Industri yang terpisah dengan Teknik Mesin yang kemudian mengawali pendidikan Teknik Industri di Indonesia.
l. Pada saat ini telah berkembang pendidikan Teknik Industri baik di PTN maupu PTS.
• Analisis dan perancangan kerja.
• Pengawasan operasi.
• Manajemen operasi
Tiga kriteria yang harus dilakukan agar aplikasi TI dapat berhasil yaitu :
•
Kualitas. • Waktu. • BiayaIlmu yang mempelajari tentang keterkaitan orang
dengan lingkungan kerjanya.
Modul II : Perancangan dan Pengukuran Kerja
Kompetensi Pokok Bahasan :
Mampu
melakukan
pengukuran
kerja,
prosedur pengukuran kerja dengan beberapa
metode pengukuran kerja (
Stop Watch
dan
sampling Kerja).
Mampu melakukan evaluasi dan perbaikan
metode kerja.
Mampu melaksanakan perancangan fasilitas
Lima langkah penyederhanaan kerja :
1. Memilih kegiatan kerja : yaitu kegiatan yang tdk efisien atau kegiatan yang penyelesaiannya lambat dan ingin diperbaiki.
2. Pengumpulan dan pencatatan data / fakta Yang berkaitan dengan metode kerja yang selama ini dilaksanakan : informasi yang berkaitan dg urutan kegiatan, gerakan-gerakan kerja, layout dll.
3. Analisa terhadap langkah-langkah kerja. Langkah2 yg tdk efisien dicari sebab-sebabnya.
4. Usulan altrnatif metode kerja yang lebih baik Diusulkan MK yg dianggap efisien dan efektif, sebelum usulan diputuskan terlebih dahulu di uji coba.
5. Aplikasi dan evaluasi metode kerja baru.
MACAM PETA KERJA Peta Proses Operasi
Peta Proses Operasi
Diagram Aliran
Peta Pekerja dan Mesin
Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta Proses Operasi
Diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urut-urutan operasi dan pemeriksaan.
Kegunan peta aliran proses
1. Mengetahui aliran bahan mulai masuk proses sampai aktivitas berakhir.
2. Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama proses berlangsung.
3. Sebagai alat untuk melakukan perbaikan proses atau metode kerja
Perbedaan Peta Aliran Proses dan Peta Proses Operasi.
1. Peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas-aktivitas dasar termasuk transportasi, menunggu dan
penyimpanan. Sedangkan peta proses operasi
terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.
2. Peta aliran proses menganalisa setiap komponen yang diproses secara lebih lengkap dibandingkan peta proses operasi.
3. Peta aliran proses tidak bisa digunakan untuk
menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan.
1.
Suatu aktivitas untuk menentukan waktu
rata-rata yang dibutuhkan oleh seorang operator (yg
memiliki skill rata-rata dan terlatih) dalam
melaksanakan kegiatan kerja dalam kondisi
dan tempo kerja yang normal.
2.
Kriteria pengukuran kerja adalah pengukuran
1.
Pengukuran waktu secara langsung :
`Pengukuran dengan stop watch
`
Sampling kerja
2.
Pengukuran waktu secara tidak langsung
`Data waktu baku
Waktu
Siklus
Waktu Siklus
Rata-rata
Waktu Normal
Waktu Standar
(Baku) Pengujian
Kecukupan data
Pengujian
keseragaman data
Faktor Penyesuaian
Faktor
Uji kecukupan data.
Untuk memastikan bahwa data yang telah
dikumpulkantelah
cukup
secara
obyektif.
•
Derajat ketelitian (
degree of accuracy
)
Menunjukkan
penyimpangan
maksimum
hasil pengukuran dari waktu penyelesaian
sebenarnya.
•
Tingkat keyakinan (
convidence level
)
Menunjukkan
besarnya
keyakinan
Uji kecukupan data digunakan rumus sbb. :
( )
2 2 2 / ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ −∑
∑
∑
X X X N s k N’ = Dengan :k = Tingkat keyakinan
k = 99% = 3
k = 95% = 2
s = Derajat ketelitian
N = Jumlah data pengamatan N’ = Jumlah data teoritis
Jika N’ ≤ N, maka data dianggap cukup, jika N’ > N data
Contoh :
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan sebanyak 15 kali dengan menggunakan stop watch. Bila tingkat keyakinan 95% dan derajat ketelitian 10%, apakah jumlah pengamatan cukup?
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6
ΣX = 107 (ΣX)2 = 11449
ΣX2 = 791
k = 95% = 2
s = 10%
N’ =
( )
2 2 2 / ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ −
∑
∑ ∑
X X X N s k 53 , 14 107 11449 791 15 1 , 0 / 2 2 = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣1
2
−
−
∑
N
X
X
)
Contoh:
Suatu pengukuran elemen kerja dilakukan
sebanyak
15 kali dengan menggunakan
Pengamatan (menit)
Pengamatan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Data Pengamt. 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6
X = 7,13
Σ (X – X)2 = 27,73
σ = 1,4
BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33 BKB = 7,13 – 3 (1,4) = 2,93
• Sering terjadi bahwa operator dalam melakukan pekerjaannya tdk selamanya bekerja dlm kondisi wajar, ketidakwajaran dapat terjadi misalanya tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena terjadi kesulitan-kesulitan sehingga menjadi lamban dalam bekerja.
• Bila terjadi demikian maka pengukur harus mengetahui dan menilai seberapa jauh ketidakwajaran tersebut dan pengukur harus menormalkannya dengan melakukan penyesuaian.
• Penyesuaian dapat dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata dengan faktor penyesuaian (p).
• Tiga kondisi faktor penyesuaian yaitu :
- Bila operator bekerja diatas normal (terlalu cepat), maka harga p nya lebih besar dari satu (p > 1).
- Operator bekerja dibawah normal (terlalu lambat), maka harga p nya lebih kecil dari satu (p< 1).
- Operator bekerja dengan wajar, maka harga p nya sama dengan satu (p = 1).
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Kegiatan yang termasuk kebutuhan pribadi : minum untuk menghilangkan rasa haus, pergi ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan sesama pekerja, dll.
2. Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan (fatigue). Rasa fatigue tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi, bila rasa fatique ini berlangsung terus maka
akan terjadi fatigue total, yaitu anggota badan tdk dapat melakukan gerakan kerja sama sekali. Untuk
¾ Menerima atau meminta petunjuk pada pengawas.
¾ Memperbaiki kemacetan-kemacetan singkat seperti mengganti alat potong (komponen) yang patah, memasang kembali komponen yang lepas dll.
¾ Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus dari gudang.
ALL
−
100
unit menit / 61 , 0 15 100 100 = − unit menit/ 61 , 0 15 100 100 = − Elemen Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ΣX X RF WN
1 Mengambil Kotak Kardus
0,06 0,08 0,07 0,05 0,07 0,06 0,08 0,08 0,07 0,06 0,68 0,07 1,1 0,07
2 Memasukkan Barang
0,15 0,17 0,14 0,14 0,16 0,15 0,17 0,15 0,14 0,16 1,53 0,15 0,9 0,13
3 Menutup Kotak Kardus
0,21 0,23 0,22 0,21 0,25 0,24 0,23 0,26 0,22 0,22 2,29 0,23 1,05 0,24
4 Meletakan Hasil
0,08 0,10 0,09 0,12 0,11 0,08 0,08 0,11 0,12 0,08 0,97 0,09 0,95 0,08
Waktu Normal = 0,52 menit/unit
` Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk dalam kondisi kerja atau menganggur.
` Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah ditentukan secara acak/random.
` Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan random yang dikonversi ke satuan waktu.
` Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali
`
Kecukupan Data
SP
=
N’
=
Dengan :
S
= Derajat ketelitian
p = Prosentase sibuk/produktif
k = Tingkat keyakinan
N’ = Ukuran sample/data
n p p
k (1 − )
Batas kontrol untuk p
BKA =
BKB =
Dengan pengertian sbb:
BKA = Batas kontrol atas BKB = Batas kontrol bawah p = Prosentase sibuk/produktif k = Tingkat keyakinan
n p p k
p+ (1− )
n p p k
p− (1− )
•
Keseragaman DataContoh :
Tgl Pengamatan 1/1 2/1 3/1 4/1 5/1 6/1 7/1 8/1 9/1 10/1
Kondisi idle 5 6 8 10 7 3 4 5 6 4
Kondisi kerja 45 46 42 40 43 47 46 45 44 46
Prosentase idle 0,1 0,12 0,16 0,2 0,16 0,06 0,08 0,1 0,12 0,08
Prosentase kerja 0,9 0,88 0,84 0,8 0,86 0,94 0,92 0,9 0,88 0,92
Prosentase idle = 0,116,
prosentase kerja (p) = 1 –0,016 = 0,884
k = 99% = 3 N = 500
S = 0,05 n = 50
N’ =
Karena N’ < N, maka data dianggap cukup
BKA = BKB = 019 , 1 50 ) 664 , 0 1 ( 884 , 0 3 884 ,
0 + − =
748 , 0 50 ) 664 , 0 1 ( 884 , 0 3 884 ,
0 − − =
` Waktu Baku
Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung dengan menggunakan rumus :
Waktu Normal =
Waktu Baku =
dihasilkan yang produk Jumlah RF Factor Rating x sibuk osentase x waktu
Total Pr ( )
Contoh :
Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari
untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan yang dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila
jumlah surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka
tentukan waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah 115% dan kelonggaran 20%.
surat menit x x menit / 2 , 0 2345 15 , 1 85 , 0 480 = surat menit
x 0,25 /
20 100 100 2 , 0 = − menit surat
Wb 0 ,25 4 / 1
1
Kompetensi Pokok Bahasan :
Mampu
melakukan
peramalan
produksi
dengan
beberapa metode peramalan.
Mampu melakukan perencanaan produksi
berdasarkan hasil peramalan.
Mampu
melakukan
pengawasan
dan
`
Aktivitas utama dalam system produksi
adalah perencanaan dan pengawasan
operasi.
`
Sistem produksi adalah suatu aktivitas
untuk mengatur penggunaan sumber daya
(
resources
) yang ada dalam proses
Produk/ Jasa Bahan
- TK
- Mesin - Fasilitas - Dll.
Proses transformasi atau perubahan
1.
Peramalan
Perkiraan atau estimasi tingkat permintaan suatu produk untuk periode yang akan datang berdasarkan data penjualan masa lampau yang dianalisis dengan cara tertentu.
2
.
Perencanaan Operasi/produksi
• Digunakan untuk mengetahui jumlah barang yang
harus diproduksi dengan didasarkan pada hasil
peramalan dan persediaan yang ada.
• Merupakan pegangan untuk merancang jadual
produksi.
3. Pengawasan dan Perencanaan Persediaan
Persediaan : sumber daya menganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut, berupa kegiatan produksi pada system manufaktur, kegiatan pemasaran pada system distribusi atau kegiatan konsumsi pada system rumah tangga.
4.
Material Requirement Planning
Metode Perencanaan Kebutuhan Material adalah
prosedur logis, aturan keputusan dan teknik pencatatan
terkomputerisasi yang dirancang untuk
menterjemahkan Jadwal I nduk Produksi (Master
Production Schedule) menjadi kebutuhan bersih (net requirement) material untuk semua item komponen produk
.
5.
Line Balancing
(Keseimbangan Lintasan)
Upaya untuk meminimumkan ketidakseimbangan
6. Konsep Just In Time.
1. Peramalan Subyektif.
Menekankan pada keputusan-keputusan hasil diskusi, pendapat pribadi dan institusi.
- Metode Delphi.
peramalan yang didasarkan pada keputusan bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli yang berbeda.
- Metode Penelitian Pasar :
metode ini menganalisa fakta secara sistematis pada bidang yang berhubungan dengan pemasaran. (teknik survei konsumen : kuisioner).
2.Peramalan Obyektif.
Prosedur peramalan yang mengikuti aturan-aturan matematis dan statistik.
`
Metode Intrinsik
Peramalan yang hanya berdasarkan proyeksi permintaan histories tanpa mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang mungkin mempengaruhi besarnya permintaan.
◦ Untuk peramalan jangka pendek, Analisis deret waktu (Time Series)
`
Metode Ekstrinsik
◦ Peramalan jangka panjang, karena dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat (disebut metode kausal), Metode Regresi.
Regresi Linier
Dalam metode regresi linear, pola hubungan antara suatu variabel yang mempengaruhinya dapat dinyatakan dengan suatu garis lurus.
Persamaan regresi linear dapat dinyatakan sbb: Y = a + bx
a = b = Dengan :
Y = Besarnya nilai yang diramal a = Nilai trend pada periode dasar
b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal x = Unit tahun yang dihitung dari periode dasar
Penjualan (Y) Periode (X) X2 XY
45 1 1 45
35 2 4 70
30 3 9 90
50 4 16 200
40 5 25 200
60 6 36 360
30 7 49 210
45 8 64 360
55 9 81 494
65 10 100 650
675 33 10 55 15 2 10
455 − , = ,
∑
=t it Xt 1
∑
+=2 3 ti t Xt
∑
=+1 2t
Bulan Data Rata-rata bergerak Tiga bulanan
Rata-rata bergerak Lima bulanan
1 386 -
-2 340 -
-3 390 -
-4 368 372
-5 425 366
-6 440 394,3 381,8
7 410 411 392,6
8 466 425 406,6
9 330 438,7 421,8
10 350 402 414,2
11 375 382 399,2
12 380 351,7 386,2
PERENCANAAN OPERASI
/
Untuk melakukan perencanaan produksi dapat
dilakukan dengan beberapa strategi :
` Dengan mengendalikan persediaan, (dilakukan
pada saat kapasitas produksi dibawah permintaan dan digunakan pada saat diatas kapasitas
produksi)
` Dengan mengendaliakan jumlah tenaga kerja sesuai dengan laju produksi yang diinginkan.
` Mengadakan subkontrak untuk menaikan kapasitas pada saat perusahaan dalam keadaan sibuk.
` Mempengaruhi permintaan (potongan harga,
pemberian hadiah, layanan-layanan khusus).
Bulan Peramalan Komulatif
1 103 103
2 117 220
3 115 335
4 121 456
5 123 579
6 109 688
7 89 777
8 74 851
9 71 922
10 73 995
11 81 1.076
Bln Perama lan Komu latif Rencana Produksi 1 Rencana Produksi 2 Persediaan Awal Produksi Persediaan Akhir Persedia an Awal Produksi Persediaan Akhir
1 103 103 340 70 307 100 120 117
2 117 220 307 70 260 117 120 120
3 115 335 260 70 215 120 120 125
4 121 456 215 70 164 125 120 124
5 123 579 164 70 111 124 120 121
6 109 688 111 70 72 121 120 132
7 89 777 72 70 53 132 60 103
8 74 851 53 70 49 103 60 89
9 71 922 49 70 48 89 60 78
10 73 995 48 70 45 78 60 65
11 81 1.076 45 70 34 65 60 44
Dari dua rencana produksi tersebut akan dipilih salah satu dari rencana yang ada dengan mempertimbangkan biaya yang terjadi, yaitu biaya terkecil yang akan digunakan
sebagai rencana produksi.
PENGAWASAN DAN
PERENCANAAN PERSEDIAAN
Fungsi utama persediaan yaitu :
- Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi.
Masalah umum persediaan dalam suatu system dapat dibedakan menjadi dua, yaitu masalah kuantitatif dan masalah kualitatif.
2. Masalah kualitatif : Semua hal yang berhubungan dg system pengoperasian persediaan al:
- Jenis bahan/barang apa yang masih ada - Dimana barang tersebut ditempatkan
Komponen biaya dlm rangka penentuan persediaan
1. Biaya pembelian (Purchasing Cost = c
- Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan. - Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli
dari harga satuan.
2. Biaya pengadaan (Procurement Cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu : - Biaya pemesanan (Ordering Cost = k)
Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar.
Biaya penyimpanan (Holding Cost = h)
Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang, meliputi : - Biaya modal
- Biaya gudang
- Biaya asuransi
- Biaya administrasi
- Biaya kadaluarsa
` Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil dari jumlah yang diperlukan.
` Metode Pengendalian Persediaan
◦ Metode Tradisional
◦ Metode perencanaan kebutuhan material (MRP)
◦ Metode Kanban
Metode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQ
Dalam metode ini pada dasarnya mencari jawaban optimal dalam menentukan :
- Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ) - Titik pemesanan kembali (RO)
x Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan
x Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui
x Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia
x Waktu ancang-ancang (lead time) bersifat konstan
x Setiap pesanan dikirim dan langsung digunakan
x Tidak ada pesanan ulang (back order)
x Tidak ada diskon
Tujuan model ini adalah menentukan jumlah ekonomis setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga total biaya
Biaya Total Persediaan = Ordering cost + Holding cost + Purchasing cost.
Parameter yang dipakai adalah :
D : jumlah kebutuhan barang selama satu periode k : ordering cost sekali pesan
h : holding cost persatuan nilai persediaan
persatuan waktu
c : purchasing cost persatuan nilai persediaan t : waktu antara satu pesanan ke pesanan
Titik saat pemesanan diterima (order point)
Rata-rata persediaan = Q/2
Waktu ( t ) t = Q/D
Model Persediaan EOQ
a). Biaya pesan =
k : biaya pesan setiap kali pesan D : permintaan per periode
Q : jumlah pemesanan optimal
b). Biaya simpan =
h : biaya simpan per unit per periode Q : jumlah pemesanan optimal
c). Biaya pembelian = c
Rumus persediaan model Q (EOQ) adalah sbb :
Q (EOQ) =
D
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami aspek-aspek yang berkaitan
dengan penetapan lokasi fasilitas/pabrik
Memahami teknik dan mampu melakukan
perancangan tata letak fasilitas produksi
Memahami permasalahan yang berkaitan
dengan
pemindahan
bahan
(
material
handling
).
Memahami macam/type tata letak fasilitas
Penentuan Lokasi Pabrik/Fasilitas :
Lokasi pabrik yang ideal adalah terletak pada tempat yang akan mampu memberikan total biaya dari proses produksi dan distribusi yang rendah serta harga dan volume penjualan produk yang mampu memberikan keuntungan yang maksimal.
Soal Latihan :
Sebuah perusahaan Elektronik bermaksud
mendirikan pabrik baru, berdasarkan hasil studi kelayakan diperoleh alternatif dan jarak koordinat lokasi (dalam satuan puluhan kilometer) sebagai berikut :
` Alternatif lokasi P (-10, 7) ` Alternatif lokasi Q (5, -30) ` Alternatif lokasi R (10, 0)
Daerah pemasaran yang harus dipenuhi
Aplikasi metode transportasi digunakan untuk
menentukan pola distribusi yang terbaik dari
lokasi pabrik ke daerah pemasaran tertentu.
Keputusan yang dipilih didasarkan pada lokasi
yang memberikan total biaya terkecil.
Dalam menyelesaikan masalah trensportasi
ada
beberapa
cara/metode
yang
dapat
digunakan
yaitu : cara/metode
heuristics,
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18 20 25 15 650
Bandung 40 45 30 42 600
Surabaya 55 50 60 55 tak terbatas
Malang 58 55 62 60 tak terbatas
Demand (ton/mgg)
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg) Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18 20 25 15 650
Bandung 40 45 30 42 600
Surabaya 55 50 60 55 400
Demand (ton/mgg)
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang Semarang 18
200
20 25 15
450 650 Bandung 40 200 45 100 30 300 42 600
Surabaya 55 50
400
60 55
400
Demand
From To Shipment Cost/profit Oport. Cost
Semarang Jogja 200 18 0
Semarang Solo 0 20 -3
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 200 40 0
Bandung Solo 100 45 0
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Surabaya Jogja 0 55 10
Surabaya Solo 400 50 0
Surabaya P Kerto 0 60 25
Surabaya Magelang 0 55 13
18 40 45 18 40 45 30 55 50 60
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18 100 20 100 25 15 450 650 Bandung 40 300 45 30 300 30 600
Surabaya 50 50
400
60 55
400
Demand
From To Shipment Cost/profit Oport. Cost
Semarang Jogja 100 18 0
Semarang Solo 100 20 0
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 300 40 0
Bandung Solo 0 45 3
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Surabaya Jogja 0 55 7
Surabaya Solo 400 50 0
Surabaya P Kerto 0 60 22
Surabaya Magelang 0 55 10
18 40 58
Lokasi Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18 20 25 15 650
Bandung 40 45 30 42 600
Malang 58 55 62 60 400
Demand
18 40 45 58
Lokasi
Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18
200
20 25 15
450 650 Bandung 40 200 45 100 30 300 42 600
Malang 58 55
400
62 60
400
Demand
From To Shipment Cost/profit Oport. Cost
Semarang Jogja 200 18 0
Semarang Solo 0 20 -3
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 200 40 0
Bandung Solo 100 45 0
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 3
Malang Jogja 0 58 8
Malang Solo 400 55 0
Malang P Kerto 0 62 19
Malang Magelang 0 60 13
Lokasi
Daerah Pemasaran Kapasitas (ton/mgg)
Jogja Solo P Kerto Mg-lang
Semarang 18 100 20 100 25 15 450 650 Bandung 40 300 45 30 300 42 600
Malang 58 55
400
62 60
400
Demand
From To Shipment Cost/profit Oport. Cost
Semarang Jogja 100 18 0
Semarang Solo 100 20 0
Semarang P Kerto 0 25 17
Semarang Magelang 450 15 0
Bandung Jogja 300 40 0
Bandung Solo 0 45 3
Bandung P Kerto 300 30 0
Bandung Magelang 0 42 5
Malang Jogja 0 58 5
Malang Solo 400 55 0
Malang P Kerto 0 62 19
Malang Magelang 0 60 10
`
Tata Letak Produk
(
Product Lay Out
= Aliran produk).
`
Tata Letak Proses
(
Process Lay Out
= Aliran proses).
`
Tata Letak Posisi Tetap
(
Fixed Position Lay Out
).
`
Tata Letak Kelompok Produk
(
Product Famili/Group Teknologi
)
` Semua fasilitas produksi diatur/ditempatkan dalam satu departemen khusus.
` Diaplikasikan untuk industri skala besar dan
proses produksinya berlangsung secara kontinyu.
` Industri Gula, semen, kertas, perakitan (mobil,
elektronik).
Pertimbangan atas dasar Tata Letak Produk :
1. Produk yang dibuat hanya satu atau beberapa
produk standar.
2. Produk dibuat dalam jumlah/volume besar untuk
jangka waktu relatif lama.
4. Satu mesin hanya digunakan unt satu macam
proses kerja.
5. Aktivitas inspeksi selama proses produksi relatif
sedikit.
6. Aktivitas MH dari satu SK ke SK yang lain dapat
A Bahan Baku Gudang Bahan Baku
SK-1 SK-2 SK-3 SK-4
Gudang Produk Jadi Produk Jadi A Press A B B 1 1 2 3 1
2 3 4
4
2
Bubut Drill
Penge-pakan
Gerinda Frais Bubut
Penge-pakan
Keuntungan :
1. MHC rendah sebagai akibat Lay Out disusun
berdasarkan urutan operasi, shg jarak perpindahan bahan minimum.
2. Total waktu yang dipergunakan untuk produksi
relatif singkat.
3. Work In Procces jarang terjadi karena lintasan
produksi sudah seimbang. Output satu proses langsung dipergunakan sebagai input proses berikutnya.
4. Tiap unit produksi atau SK memerlukan luas area
Kerugian :
1. Breakdown dari satu mesin menyebabkan terhentinya
seluruh aliran produksi.
2. Jika terjadi perubahan terhadap desain produk, maka akan
merubah aliran produk dan lay out.
3. Kelancaran proses produksi akan ditentukan oleh proses
mesin yang paling lambat.
4. Memerlukan investasi mesin tinggi (Special Purpose
Machine).
Tata Letak Proses :
` Denaturant dan penempatan mesin/fasilitas produksi yang semacam dalam satu departemen.
` Semua fasilitas produksi yang memiliki ciri/fungsi kerja yang sama diletakan dalam satu departemen.
1. Produk yang dibuat berbagai macam model/type
dan tiap model dibuat dalam jumlah kecil serta jangka waktu yang relatif singkat.
2. Aktivitas berubah-ubah sehingga studi waktu dan
gerak untuk menentukan metode dan waktu standar sulit dilakukan.
3. Sulit mengatur line balanchng antar operator dan
mesin.
4. Memerlukan pengawasan yang ekstra selama
proses operasi.
5. Satu jenis mesin dapat melakukan bebagai
macam produk (General Purpose).
6. Banyak menggunakan peralatan berat untuk
A
Bahan Baku
Gudang Bahan
Baku SK-1 SK-2 SK-3 SK-4
Gudang Produk Jadi Produk Jadi A A B B Bubut
Press Drill Gerinda
1 1 1 3 2 3 4 2 4 4 4 2 Penge-coran Frais Pengepakan
1. Investasi mesin dan fasilitas produksi rendah, karena mesin
yang digunakan mesin-mesin type umum (General Purpose).
2. Jika terjadi breakdown mesin mudah diatasi, yaitu dengan
memindahkan ke mesin lain.
3. Karena ada spesialisasi kerja, aktivitas supervisi lebih baik
dan efisien. Kerugian :
1. Karenna lintasan produksi lebih panjang, MHC lebih mahal. 2. Total waktu produksi lebih lama, WIP lebih banyak dijumpai
karena waktu operasi sulit diseimbangkan.
3. Karena diversifikasi produk adalah job order, maka
x Material dan komponen dari produk utama akan ditempatkan pada posisi tetap, sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponen-komponen kecil akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama.
x Diaplikasikan pada industri yang menghasilkan produk-produk skala ukuran besar : Industri pesawat, kapal dll.
Mesin-2
Mesin-2 Mesin-2
Tata Letak Fixed Position Produk
1. Karena posisi material dan komponen produk
utama tetap, maka MH dapat dikurangi.
2. Fleksibilitas kerja tinggi, karena fasilitas produksi
dapat diakomodasikan untuk mengantisipasi perubahan dalam rancangan produk.
Kerugian :
1. Adanya peningkatan frekuensi pemindahan fasilitas produksi atau operato pada saat proses operasi.
2. Memerlukan operator dengan skill tinggi.
3. Membutuhkan space area yang luas untuk peralatan kerja dan WIP.
Keuntungan :
` Dengan pengelompokan produk sesuai dengan proses pembuatannya, maka pendayagunaan mesin akan diperoleh secara maksimal.
` Jarak perpindahan material lebih pendek sehingga lintasan aliran lebih lancar.
` Memiliki keuntungan yang bisa diperoleh dari produk lay out dan proses lay out.
` Umumnya menggunakan mesin-mesin general purpose sehingga investasinya juga lebih rendah.
Product Family (Group Tecnology) :
Didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen yang akan dibuat.
Pada dasarnya merupakan kombinasi dari product lay out dan procces lay out.
A Bubut Bor Gerinda Perakitan
Milling Perakitan Bor Finising
B C
Press Bubut Bor Press Perakitan
Gerinda Bor Perakitan Bor Gerinda
Kerugian :
1. Diperlukan TK dengan skill tinggi.
2. Kelancaran kerja sangat tergantung pada kegiatan
pengendalian produksi terutama aliran kerja.
3. Jika keseimbangan aliran sulit dicapai maka
diperlukan WIP Storage.
4. Beberapa kerugian dari product dan procces lay
out juga akan dijumpai.
5. Kesempatan untuk mengaplikasikan faslitas
Kompetensi Pokok Bahasan :
Mampu
melakukan
penilaian/evaluasi,
membandingkan dan menjaring berbagai
pilihan
jawaban,
sehingga
dapat
mengambil keputusan yang terbaik.
Mampu
menyelesaikan
` Program Dinamis
Suatu teknik optimasi untuk menyelesaikan masalah yang melibatkan sekumpulan pengambilan keputusan yang saling berhubungan, dengan tujuan agar secara keseluruhan mencapai keefektifan.
` Prinsip Optimasi Bellman :
Menyatakan bahwa suatu kebijakan menyeluruh yang optimal harus dibentuk oleh sub-sub kebijakan yang optimal pula.
Penggunaan Program Dinamis :
1. Pemilihan route/jalur terpendek.
- Seseorang yang akan pergi kesuatu tujuan. - Pembuatan jaringan pipa/listrik dll.
2. Permasalah Produksi. - Pemesanan persediaan. - Perencanaan produksi.
- Penjadwalan perbaikan mesin dll.
Keputusan mendatang Keputuam saat ini
Keputusan saat ini Keputusan kemarin
G H I C B A E 3 3 7 10 10 8
Stage 1 Stage 2
State Keputusan Keputusan Optimum
Waktu tercepat ke I (menit) I
H 10 I 10
Tahap 3 :
` Dari tahap 3, terdapat tiga route submasalah, yaitu dari state G, E, C. Route manakah yang tercepat
apabila tujuannya ke I.
` Untuk mencapai ke I harus terlebih dahulu
melewati D atau H. Berarti hanya tersedia dua
keputusan. Jika keputusannya adalah route G-H waktu yang ditempuh adalah 8 menit. Dengan demikian total waktu yang ditempuh adalah 18 menit (tercepat).
` Jika route yang ditempuh adalah E-H, maka waktu yang dempuh untuk mencapai I adalah 7 menit
ditambah jarak dari H ke I (10 menit), sehingga total waktu yang ditempuh adalah 17 menit.
` Jika route yang ditempuh adalah E-D, maka waktu yang ditempuh 7 menit ditambah 11 menit,
sehingga total 18 menit.
` Jika dimulai route C-D, maka waktu yang ditempuh
State Keputusan Keputusan Optimum
Waktu tercepat ke I (menit)
H D
G 18 - H 18
E 17 18 H 17
C - 20 D 20
State Keputusan Keputusan
Optimum
Waktu tercepat ke I (menit)
G E C
F 21 26 - G 21
State Keputusan Keputusan Optimum
Waktu tercepat ke I (menit)
F B
A 31 30 B 30
Dari tabel tahap 1, dapat disimpulkan bahwa apabila kita mengambil route A-F, maka waktu yang harus ditempuh menuju ke I adalah 31 menit.
Apabila kita mengambil route A-B, maka waktu yang harus ditempuh untuk menuju ke I adalah 30 menit.
C
A B
F E D
G H I
3
8
9
7
5
7
11
9
8 10
` Pelanggan menunggu pelayanan didepan kasir.
` Mahasiswa menunggu untuk regristrasi dan pembayaran uang kuliah.
` Para penumpang Kereta Api menunggu pelayanan loket penjualan karcis.
` Para pengendara kendaraan menunggu untuk
men-dapatkan pelayanan pengisian bahan bakar.
Struktur Sistem Antrian
Model antrian memiliki dua komponen utama yaitu :
◦ Garis tunggu atau antrian (queue).
◦ Fasilitas pelayanan (service facility)
Pelanggan atau konsumen menunggu untuk mendapat-kan pelayanan : menunggu giliran memasuki fasilitas pelayanan, menerima
Pelanggan masuk ke dalam sistem antrian
Garis tunggu
atau antrian Pelanggan keluar dari sistem
Fasilitas pelayanan
1
2
Langkah-langkah dalam analisa antrian
1. Tentukan sistem antrian apa yang harus dipelajari. 2. Tentukan model antrian yg cocok dlm
menggambakan sistem.
3. Gunakan formulasi matematik atau metode
simulasi untuk menganalisa model antrian.
Sistem Antrian memiliki beberapa komponen sbb:
` Populasi masukan (input population) ~ banyaknya pelanggan potensial yang dapat memasuki system antrian.
` Distribusi kedatangan (arrival distribution) ~ Menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan memasuki system.
` Para pelanggan datang setiap lima menit (constan
` Disiplin pelayanan ~ menunjukkan pelanggan yang
mana yang akan dilayani lebih dulu.
` FCFS (first come, first served) atau LCFS (last come, first served).
` Fasilitas pelayanan ~ mengelompokan fasilitas pelayanan menurut jumlah yang tersedia.
Sistem single channel = satu saluran untuk
memasuki sistem pelayanan dengan satu fasilitas pelayanan.
Kedatangan Fasilitas pelayanan Keberangkatan
Antrian
Pelanggan masuk dalam sistem antrian
Pelanggan keluar dari sistem
Konsumen antri
dalam garis tunggu Fasilitas
pelayanan
1
2
3
` Kapasitas sistem pelayanan ~ memaksimumkan
jumlah pelanggan yang diperbolehkan masuk dalam sistem.
` Notasi dalam Sistem Antrian
N = Jumlah pelanggan dalam sistem.
Pn = Probabilitas kepastian n pelanggan dalam sistem.
= Jumlah rata-rata pelanggan yg datang per satuan waktu.
µ = Jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per satuan waktu.
Po = Probabilitas tdk ada pelanggan dalam system.
P = Tingkat intensitas fasilitas pelayanan.
L = Jumlah rata-rata pelanggan yang diharapkan dalam sistem.
W = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama dalam sistem.
Wq = Waktu yang diharapkan oleh pelanggan selama menunggu dalam antrian.
1/µ = Waktu rata-rata pelayanan. 1/ = Waktu rata-rata antar kedatangan. S = Jumlah fasilitas pelayanan.
` Populasi input tak terbatas yaitu jumlah
kedatangan pelanggan tak terbatas.
` Distribusi pelanggan potensial mengikuti distribusi
poison. Rata-rata jumlah kedatangan pelanggan per satuan waktu adalah variable random. Dalam notasi “ M/M/1” M pertama menunjukkan rata-rata kedatangan yang mengikuti distribusi probabilitas poison. M yang kedua menunjukkan tingkat pelayanan yang mengikuti distribusi probabilitas poison. Angka 1 (satu) menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan dalam sistem atau saluran (one channel).
` Disiplin pelayanan mengikuti pedoman FCFS. ` Fasilitas terdiri dari saluran tunggal.
` Jumlah rata-rata kedatangan pelanggan per satuan
waktu lebih kecil dari rata-rata jumlah pelanggan yang dilayani per satuan waktu (< µ).
` Kapasitas system diasumsikan tak terbatas.
μ λ = P ) 1 ( P P
Pn = n −
λ μλ− = − = P P L 1 P P Lq − = − = 1 ) ( 2 2 λ μ μ λ λ μ − = 1 W ) (μ λ μ λ− = q W
Persamaan yang digunakan dalam system (M/M/1) :
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami konsep nilai uang terhadap
perubahan waktu
Memahami konsep bunga dan mampu
menghitung
bunga
dengan
metode-metode perhitungan bunga.
Memahami
berbagai
teknik
ekivalensi
untuk berbagai pola cash flow.
Memahami
dan
mampu
mengitung
Difinisi Ekonomi Teknik :
Adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis ekonomi untuk pekerjaan teknik dengan kriteria efisiensi ekonomi agar diperoleh suatu keputusan yang baik secara ekonomi.
` Tujuan mempelajari ekonomi teknik secara garis besar
adalah untuk memberikan dasar-dasar pemikiran
tentang pengambilan keputusan dalam investasi yang
dilakukan dengan kriteria efisiensi ekonomi.
` Dua investasi : investasi finansial dan investasi nyata.
` Proses pengambilan keputusan pada Ekonomi Teknik
terjadi karena (1) setiap investasi/proyek bias
dikerjakan lebih dari satu cara, shg harus ada proses pemilihan, (2) karena sd yang tersedia untuk melakukan investasi selalu terbatas, shg tidak semua alternatif bias
dikerjakan, namun harus dipilih yang paling
menguntungkan.
` Ada tiga sudut pandang yang berbeda dalam kaitannya
Konsep Nilai Uang dari Waktu
Kesempatan untuk mendapatkan bunga
$ 1 + bunga $ 1
` Tahun sekarang, harga suatu barang x rp, lima thn yang akan datang menjadi y rp (nilai uang berubah turun dengan berjalannya waktu) “Inflasi”
` lima thn yang lalu, investasi uang, x rp, saat ini akan dating menjadi [x + i(bunga)] rp (uang x rp pada lima thn yang lalu scr finansial sama dengan (x + I) pada saat ini.
` Kesamaan nilai finansial “Ekivalensi”
Bunga (interest) dapat didifinisikan sebagai :
` Sejumlah uang yang diterima sebagai hasil dari
menanam modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai keuntungan (profit).
` Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kewajiban karena meminjam modal. Bunga dalam hal ini disebut sebagai biaya (cost).
Tingkat suku bunga (interest rate)
Atau perbandingan antara jumlah uang yang jarus dibayarkan untuk penggunaan modal dengan modal yang digunakan tersebut. Bunga 20 %, berarti tingkat suku bunga 20 % per tahun.
Cara Pembayaran Hutang
` Hutang dapat dibayar kembali dalam berbagai cara, sesuai dengan perjanjian antara yang berhutang dan yang berpiutang.
` Seperti diketahui bahwa nilai uang sangat
dipengaruhi oleh waktu, dengan demikian jumlah bunga yang harus dibayar dalam berhutang juga sangat dipengaruhi oleh lamanya/ waktu peminjaman. Oleh karena itu perlu dipahami pengertian bunga sederhana (simple interest) dan bunga majemuk (compound interest).
Bunga Sederhana
Cara I : Bunga dibayar setiap tahun, tetapi modal/
hutang pokok dibayar pada periode terakhir. Cara II : Dalam setiap akhir periode , selain dibayar
bunga hutang pokok diangsur secara sistematis dengan jumlah yang sama. Cara III: Dalam setiap akhir periode besarnya
angsuran dibuat seragam. Pembayaran bunga ditambah angsuran hutang pokok pada setiap periode besarnya sama.
Cara IV:Hutang pokok dan bunga dibayar serentak pada periode yang paling akhir.
Terdapat beberapa cara pembayaran hutang yang umum dilakukan :
Cara Thn. Bunga pada awal tahun.
(Rp)
Jumlah hutang se-belum pembayaran akhir tahun. (Rp) Pembayaran akhir tahun. (Rp)
` Suku bunga nominal dan efektif dipertimbangkan
apabila periode pembungaan kurang dari satu tahun.
` Misal suku bunga 24% per tahun, jika dibayarkan setiap bulan menjadi 24% : 12 = 2% per bulan. Suku bunga yang bernilai 2% per bulan disebut “suku bunga nominal “.
` “Suku bunga efektif” yaitu suku bunga yang
diterima sebenarnya yang besarnya lebih besar dari suku bunga per tahun.
` Misal uang Rp 25.000 ditabung di sebuah bank
F = P ( 1 + i )n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.12 )1 = Rp
112.000,-Jika suku bunga tersebut dibayarkan setiap 6 bulan sekali, maka suku bunga menjadi 12% : 2 = 6% per bulan, maka nilai uang satu tahun (12 bulan)
kemudian menjadi : F = P ( 1 + i )n
= Rp 100.000,- ( 1 + 0.06 )2 = Rp 112.360,-Jadi suku bunga efektif = 12,360
- Dari perhitungan diatas dapat diketahui hubungan antara tingkat suku bunga nominal dan efektif
sebagai berikut :
( 1 + i ) = ( 1 + r/t ) t
i = ( 1 + r/t ) t – 1
Dimana : i = suku bunga efektif
r = suku bunga nominal
•0 1 2 3 n-2 n-1 n •0 1 2 3 n-2 n-1 n
•0 1 2 3 n-2 n-1 n •0 1 2 3 n-2 n-1 n
P
P
F
F
P : Selalu terjadi pada awal tahun pertama (titik 0).
A : Selalu terjadi pada setiap akhir tahun, mulai tahun ke-1 sampai tahun ke-n, dengan besar yang sama.
F : Selalu terjadi pada akhir tahun terakhir yg ditinjau (titik n).
Berdasarkan cara pembayarannya, rumus-rumus bunga majemuk dapat dikelompokkan menjadi :
A. Pembayaran Tunggal (
Single Payment
)1.
Compoun Amount Factor
(Mencari F bila diketahui P)2.
Present Wort Factor
(Mencari P bila diketahui F) B. Deret Seragam (Uniform Series
)1.
Sinking Fund Factor
(Mencari A bila diketahui F) 2.Compound Amount Factor
(Mencari F bila3. Capital Recovery Factor (Mencari A bila diketahui P)
4. Present Wort Factor (Mencari P bila diketahui A)
A. Pembayaran Tunggal
Single payment, yaitu pembayaran dan penerimaan uang masing-masing dibayarkan sekaligus pada awal atau akhir dari suatu periode.
1. Mencari F bila diketahui P
Rumus : F = P ( 1 + i ) n
atau F = P ( F/P, i, n )
P
F
/ /
O 1 2 3 .... n-2 n-1 n
Cash flow diagram
Contoh :
Seseorang menginvestasikan uang di sebuah Bank
sebesar Rp 20.000.000,00 dengan tingkat bunga 6% per tahun. Berapa jumlah uang setelah diinvestasikan
Contoh :
Seseorang memperhitungkan bahwa 15 tahun yang akan datang anaknya yang sulung akan masuk perguruan tinggi, untuk itu diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp
35.000.000,00. Bila tingkat bunga adalah 5 %, maka berapa ia harus menabungkan uangnya sekarang ?
Penyelesaian :
F = Rp 35.000.000,00 ; i = 5% ; n = 15 P = (Rp 35.000.000,00) (P/F, 5 , 15)
B. Deret Seragam (Uniform Series )
1. Sinking Factor (Mencari A bila diketahui F)
Agar pada akhir periode n dapat diperoleh
uang sejumlah F rupiah, maka berapa A
rupiah yg harus dibayarkan pada setiap
akhir
periode dengan tingkat bunga i% ?
/ /
•0 1 2 3 4 n-2 n-1 n
A A A A A A A
F
Contoh :
Tuan Sastro ingin mengumpulkan uang untuk membeli rumah setelah dia pensiun. Diperkirakan 10 tahun lagi dia pensiun. Jumlah uang yang diperlukan Rp 225.000.000,00. Tingkat bunga 12 % setahun. Berapa jumlah yang harus ditabung setiap tahunnya ?
Penyelesaian :
F = Rp 225.000.000,00 ; i = 12% ; n = 10 A = (Rp 225.000.000,00)(A/F, 12% , 10)
= (Rp 225.000.000,00)( 0,0570) = Rp 12.825.000,00.
Rumus: F = A { (1 + i) n - 1} / i
atau F = A ( F/A, i , n )
Contoh :
Rumus : P = A { ( 1 + i ) n – 1} / { i ( 1 + i ) n }
Rumus
: A = A1 + A2
A2 = G [ 1/i - n/(1 + i)
n– 1]
= G (A/G, i , n)
Keterangan :
A = pembayaran per periode dengan
jumlah
yang sama
/ /
A+(n-1)G
A1+(n-2)G A1+2G
A1+G
A1
Keterangan : A = pembayaran per periode dengan jumlah yang sama
A1 = pembayaran pada akhir peroide pertama
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11.8 11.6
11.4 11.2
11 10.8
10.6 10.4
0 1 2 3 4 5
Rp 6.000
Rp 10.000
Rp 3.000
Rp 12.000
Rp 8.000
Untuk memperoleh nilai P dari keseluruhan diagram, maka dilakukan konversi pada setiap ada aliran kas ke nilai
0 1 2 3 4 5 6 7 8
( + )
( - )
$ 3.000
$ 3.000 $ 2.000 $ 4.000 $ 2.000
4. Berapa nilai cash flow diatas pada akhir periode ke 8 ?
5. Pada awal tahun 2000, seorang investor menyimpan uang sebesar 50 juta, dan sebesar 30 juta pada awal tahun 2004. Mulai tahun 2000 s/d 2005 setiap akhir tahun dia selalu meminjam dari Bank yang sama masing-masing Rp 10 juta /tahun.
7. Seorang investor menyimpan uang di Bank sebesar Rp 40 juta pada awal tahun 2000. Kemudian dari tahun 2002 s/ d 2006 dia meminjam uang dari Bank yang sama yang besarnya adalah sebagai berikut :
Akhir tahun Pinjaman
2002 10 juta
2002 10 juta
2003 30 juta
2004 20 juta
I nvestor tersebut bermaksud melihat apakah masih ada sisa atau bahkan berhutang pada bank yang sama pada akhir tahun 2008. Berapakah sisa uang atau hutang tersebut
Karena depresiasi merupakan penurunan nilai,
maka
perrlu
didefinisikan
arti
nilai
yang
Jenis depresiasi :
1. Depresiasi Fisis :
2
.
Depresiasi Fungsional :
Permintaan
suatu
produk
yang
meningkat
dan
tidak
simbang
dengan
kapasitas
produksinya, sehingga perusahaan tidak dapat
lagi sepenuhnya melakukan fungsi pemilikan
atas permintaan.
3
.
Depresiasi Teknologi :
Adanya
penemuan
baru
mengakibatkan
peralatan yang
Metode-metode Depresiasi
Banyak metode yang bisa digunakan untuk
menentukan beban depresiasi tahunan dari suatu
aset. Diantara metode tersebut yang sering
digunakan adalah :
1. Metode garis lurus
(straight line = SL).
2. Metode jumlah anka tahun
(sum of year
digit =
SOYD).
3. Metode keseimbangan menurun
(declining balance = DB).
4. Metode dana sinking
(sinking found = SF).
5. Metode unit produksi
(production unit =
1. Metode garis lurus (SL)
Metode ini merupakan metode yang paling
sederhan dan paling mudah dimengerti. Dalam
metode ini ongkos depresiasi merupakan harga
yang konstan (tetap), sehingga nilai buku (book
value) besarnya berkurang secara linier akibat
adanya depresiasi .
P - SV
Dt =
n
BVt = P - t Dt
d
= 1/n
Keterangan :
Dt = nilai depresiasi tahunan
t
= tahun (t = 1,2,3 ...,n)
P
= investasi awal/first cost
n = periode pendapatan (umur depresiasi
yg diharapkan)
Bvt = book value
Akhir tahun ke-t Besarnya penyusutan pada tahun ke-t
Nilai buku pada akhir tahun ke-t
0 1 2 3 4 5 -$ 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 $ 50.000 42.000 34.000 26.000 18.000
n n (n + 1)
S = ∑ j =
j = 1 2
t (n - t/2 + 0.5)
Bvt = P - (P - SV)
S
n - t + 1 dt
Kompetensi Pokok Bahasan :
Memahami
definisi
kualitas
serta
peranannya sebagai salah satu strategi
manajemen.
Memahami konsep pengendalian kualitas
statistik.
Memahami pengendalian proses statistik
Kualitas / Mutu :
Ukuran tingkat kesesuaian barang/ jasa dg
standar/spesifikasi
yang
telah
ditentukan/
ditetapkan.
Pengendalian Kualitas Statistik (PKS) :
Ilmu yang mempelajari tentang teknik /metode
pengendalian
kualitas
berda-sarkan
prinsip/