BAB I
PENDAHULUAN
A. Pentingnya AMDAL
Penyusunan Dokumen AMDAL Merupakan salah satu tanggung jawab pihak Pembangun dalam melaksakan kegiatan Operasionalnya, Dokumen AMDAL memuat data data penting dalam penyusunannya, Penyusunan AMDAL haruslah dengan baik dan benar agar tidak menimbulkan masalah kedepannya. AMDAL merupakan salah satu Dokumen wajib yang harus dibuat sesuai dengan Peraturan Mentri Lingkungan Hidup.
B. Tujuan Pembahasan AMDAL
Pembahasan AMDAL ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam capaian standar kompetisi seperti yang sudah ditetapkan dalam indicator capaian mahasiswa.
.
C. Manfaat Pembahasan AMDAL
BAB II
DISKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Kegiatan pembangunan dipastikan akan mempengaruhi kondisi komponen lingkungan hidup di sekitarnya. Namun tidak semua komponen lingkungan akan dikaji dengan analisis secara mendalam, tetapi hanya dilakukan pada komponen lingkungan yang diduga dapat mengalami perubahan mendasar atau berpotensi terkena dampak penting atau dapat menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan lainnya disekitar lokasi kegiatan pembangunan.
Komponen komponen tersebut dapat di uraikan sebagai berikut :
2.1 komponen lingkungan yang terkena dampak
2.1.1. Geo fisik kimia
Geo fisik kimia merupakan salah satu komponen lingkungan yang akan menerima dampak langsung dari kegiatan, khususnya kegiatan pada tahap kontruksi dan kegiatan operasi.
A. GEOGRAFI WILAYAH
Kota medan terletak antara 02029’30’’ LU dan 98039’0’’- 98047’36’’ BT. Dengan luas wilayah mencapai 265,1 km2. Adapun lokasi rencana kegiatan berada pada koordinat 3040’2.61’’ LU dan 98039’58.06’’BT.
B. IKLIM
1. CURAH HUJAN
Data curah hujan merupakan data primer yang dipkai untuk menentukan besarnya debit air dalam suatu kawasan tertentu. Data curah hujan di peroleh dari BBMKG dengan melakukan studi selama 5 tahun terakhir.
Berdasarkan data yang di peroleh dapat di ketahui bahwa curah hujan rata-rata tertinggi dalam 5 tahun terakhir sebesar 565 mm pada tahun 2012. Sedangkan curah hujan terendah sebesar 19,8 mm pada tahun 2014.
2. ARAH DAN KECEPATAN ANGIN
Berdasarkan data pengukuran arah dan kecepatan angin yang telah di ambil dalam 5 tahun terakhir dapat di ketahui kecepatan angina rata-rata wilayah studi antara 2,7 meter/detik dengan arah angina yang dominan bertiup dari arah utara menuju ke selatan.
Menurut Cameron (1982) propinsi Sumatra utara di bagi atas 7 satuan fisografi yaitu : Satuan Dataran Rendah Bagian Timur ( Eastern Lowlands ), Satuan Kaki Bukit Pantai Timur ( East Coast Foothills ), Wilayah Barisan Bagian Timur ( Eastern
Barisan Range ) Dan Satuan Daratan Tinggi ( High Lands ).
Kota medan masuk dalam satuan Daratan Rendah Bagian Timur yang memiliki satuan Eastern Lowlands membentang mulai dari pantai timur Belawan menuju selatan kota Medan dan menaik hingga dataran Tinggi beras tagi yaitu ketinggian 2,5-37,5 m diatas permukaan laut dengan sebagian besar daerahnya merupakan dataran rendah.
C. GEOLOGI
Berdasarkan peta geologi medan tidak dijumpai struktur geologi berupa kekar ( join ) maupun sesar ( fault ) sehingga pembangunan proyek aman dari gejala struktur geologi.
D. KUALITAS UDARA
1. KUALITAS UDARA AMBIEM
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa kualitas udara pada daerah
pemukiman penduduk pada saat pabrik beroperasitidak melebihi nilai baku mutu menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambient Nasional.
2. KEBISINGAN
Dari data yang di peroleh menunjukkan tingkat kebisingan yang berada pada 3 wilayah saat pabrik yang sedang beroperasi telah melebihi baku mutu tingkat kebisingan menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.PER.13/MEN/X/2011.
3. KUALITAS UDARA EMISI
Berdasarkan data pengukuran genset yang di peroleh, semua parameter emisi genset total dari 5 lokasi tidak melebihi nilai baku emisi menurut Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup nomor 13/MENLH/3/1995.
Berdasarkan data pengukuran emisi cerobong batu bara yang di peroleh, seluruh parameter di cerobong batu bara tidak melebihi nilai baku mutu menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor : 13/MENLH/3/1995.
E. HIDROLOGI
1. KUALITAS AIR LIMBAH
2.1.1 Sosial Ekonomi dan Budaya
Masyarakat yang bermukim disekitar lokasi rencana usaha dan kegiatan mengacu pada keputusan kepala bipedal nomor 299 tahun 1996 tentang pedoman teknis kajian aspek social dalam penyusun analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
Sumber data mengenai gambar rona social ekonomi budaya di lokasi studi diambil dari data sekunder, yakni dari data kecamatan medan deli dalam angka tahun 2014 ( bps, 2014) dan profil kelurahan.
1. Demografi ( potensi sumber daya penduduk )
Data demografi di wilayah studi dapat dipergunakan sebagai informasi untuk memprakirakan jumlah manusia yang terkena dampak dari rencana usaha dan atau/ kegiatan dan juga untuk melihat wilayah persebaran dampak.
a. Struktur Penduduk
Struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin di wilayah studi, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara penduduk berjenis kelami laki-laki dan perempuan.
Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur
Berdasarkan kelompok umur dapat terinformasi angka beban ketergantungan atau beban ekonomi yang harus ditanggung penduduk usia produktif terhadap penduduk usia tidak produktif, dimana semakin kecil angka ketergantungan, maka semakin kecil pula beban ekonomi yang akan ditanggung.
Struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian
Menurut data kecamatan medan labuhan dan kecamatan medan deli dalam angka tahun 2014, secara mayoritas penduduk baik di kelurahan kota abangun maupun mabar bermata pencaharian sebagai pegawai swasta.
b. Kepadatan penduduk
Berdasarkan data diketahui kepadatan penduduk di kelurahan kota bangun sebanyak 4.387 jiwa/km2 dan di kelurahan mabar sebanyak 7.359 jiwa/km2. Dengan demikian menurut chafid fandeli (2004) untuk kepdatan penduduk diwilayah studi masuk pada kriteria baik, yang berarti masih dalam batas toleransi.
c. Tenaga Kerja
Ketersediaan jumlah tenaga kerja di wilayah studi cukup memadai di wilayah tersebut.
2. Gambaran Ekonomi ( potensi ekonomi ) 1) Ekonomi rumah tangga
2) Perekonomian local dan regional
a. Kesempatan kerja dan peluang berusaha
Kesempatan kerja mencakup lapangan pekerjaan yang masih kosong. b. Failitas umum dan social
Sarana pendidikan 3. Gambaran potensi budaya
1) Kebudayaan (Adat istiadat/latar belakang suku/ etnis ) 2) Proses sosial
a. Proses asosiatif ( kerja sama )
b. Proses disosiatif ( konflik social yang pernah terjadi ) 3) Kekuasaan dan kewenangan
Kekuasaan dan kewenangan diwilayah mereka sepenuhnya berada pada pemerintah setempat yakni pihak kelurahan dan kecamatan.
4) Sikap dan persepsi masyarakat terhadap kegiatan PT. GSI
2.1.3. Komponen kesehatan masyarakat
Data kesehatan masyarakat diperoleh dari badan pusat statistic kota medan, puskesamas medan deli, kantor camat medan deli dan kelurahan mabar dan kota bangun.
A. Jenis penyakit B. Fasilitas kesehatan
C. Kondidi sanitasi lingakungan Rumah sehat
Akses terhadap air bersih Sarana sanitasi dasar D. Vektor penyakit E. Status gizi masyarakat
F. Kesehatan dan keselamatan kerja a. Alat pelindung diri (APD) b. Jenis jenis APD
1. APD pelindung kepala 2. APD kaki
3. APD tangan G. Bahaya kebakaran
a. Jalur evakuasi
b. Perencanaan tapak untuk proteksi kebakaran
2.1.4. komponen transportasi
Pergerakan Keluar Masuk areal kegiatan pabrik PT. Growth Sumatera Industry dilakukan dengan system single Gate melalui jalan K.L Yos Sudarso
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
3.1 KUALITAS UDARA
3.1.1. Tahap Operasional
A. Kegiatan Operasional Utama 1.) Besaran Dampak
Besarnya jumlah emisi yang dihasilkan dari kegiatan ini sangat
bergantung pada bahan bakar. Berdasarkan data pencemaran yang ada, kebutuhan / konsumsi bahan bakar adalah sebesar 140 ton / hari. 2.) Sifat Penting Dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak.
Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
B. Transportasi Pengangkutan Bahan baku dan Bahan hasil produksi 1.) Besaran Dampak
Besaran dampak perubahan kualitas udara akibat kegiatan transportasi pengangkutan bahan baku dan bahan hasil produksi dilakukan dengan pendekatan model matematik.
2.) Sifat Penting Dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak.
Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
3.2. PENINGKATAN KEBISINGAN 3.2.1 Tahap Konstruksi
Berdasarkan pertimbangan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 maka dampak peningkatan kebisingan akibat kegiatan ini dapat dikategorikan besaran dampak negative besar.
2.) Sifat Penting Dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak.
Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
B. Transportasi Pengangkutan Bahan Baku dan Bahan Hasil Produksi 1.) Besaran Dampak
Berdasarkan pertimbangan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 maka dampak peningkatan kebisingan akibat kegiatan ini dapat dikategorikan besaran dampak negative besar.
3.) Sifat Penting Dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak.
Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
3.3 AIR LARIAN / RUN OFF
3.3.1 Kegiatan Operasional Utama 1.) Besaran Dampak
Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa dampak air larian / run off akibat adanya kegiatan industry Besi dan Baja PT. Growth Sumatra Industry Ltd merupakan dampak Negatif besar.
2.) Sifat Penting Dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak.
Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
3.4 LIMBAH CAIR
3.4.1 Tahap Operasional
A. Kegiatan Operasional Utama 1.) Besaran Dampak
Berdasarkan Pemantauan Semester II Tahun 2015 analisa laboratorium kualitas air limbah dibawah baku mutu yang ditetapkan PerMen LH No. 5 tahun 2014 tentang baku mutu air limbah lampiran XLVII, dapat disimpulkan bahwa Industri Besi dan Baja PT. Growth Sumatra Industry Ltd merupakan dampak kecil.
2.) Sifat Penting Dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak.
Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
3.5 LIMBAH PADAT
3.5.1 Tahap Operasional
B. Kegiatan Operasional Utama 1.) Besaran Dampak
Berdasarkan hasil uji TCLP,Terak Besi tidak melebihi Baku Mutu Lingkungan menurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan limbah B3 dapat disimpulkan bahwa Industri Besi dan Baja PT. Growth Sumatra Industry Ltd merupakan dampak kecil.
2.) Sifat Penting Dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
B. Kegiatan Oprasional Penunjang
1.) Besaran Dampak
Dampak konflik social merupakan dampak turunan dengan tidak dikelolanya dampak sikap dan persepsi yang mengarah pada persepsi negative. Dengan demikian dampak konflik social dapat dikategorikan dampak negative besar.
2.) Sifat Penting Dampak
Penentuan sifat penting dampak konflik social dalam masyarakat terhadap kegiatan operasional utama mengacu pada keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman mengenai dampak penting.
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak. Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
B. Pengelolaan Limbah
1.) Besaran Dampak
Dampak konflik social merupakan dampak turunan dengan tidak dikelolanya dampak sikap dan persepsi yang mengarah pada persepsi negative. Dengan demikian dampak konflik social dapat dikategorikan dampak negative besar.
2.) Sifat Penting Dampak
Penentuan sifat penting dampak konflik social dalam masyarakat terhadap kegiatan operasional utama mengacu pada keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman mengenai dampak penting.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak. Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
3.9 KONFLIK SOSIAL 3.9.1 Tahap Operasional
A. Kegiatan Operasional Utama ( Pabrik ) 1.) Besaran Dampak
Dampak konflik social merupakan dampak turunan dengan tidak dikelolanya dampak sikap dan persepsi yang mengarah pada persepsi negative. Dengan demikian dampak konflik social dapat dikategorikan dampak negative besar.
2.) Sifat Penting Dampak
Penentuan sifat penting dampak konflik social dalam masyarakat terhadap kegiatan operasional utama mengacu pada keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman mengenai dampak penting.
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak.
Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
B. Pengelolaan Limbah 1.) Besaran Dampak
2.) Sifat Penting Dampak
Penentuan sifat penting dampak konflik social dalam masyarakat terhadap kegiatan operasional utama mengacu pada keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 56 Tahun 1994 tentang Pedoman mengenai dampak penting.
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak.
Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
3.10 PERUBAHAN POLA PENYAKIT 3.10.1 Tahap Operasional
C. Kegiatan Operasional Utama ( Pabrik ) 1.) Besaran Dampak
Perubahan Pola penyakit merupakan dampak turunan dari komponen fisik kimia. Kegiatan Operasional utama memberikan dampak terhadap kualitas udara, kebisingan limbah padat dan cair. Dampak pola penyakit
merupakan dampak negative besar.
2.) Sifat Penting Dampak.
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak.
Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
B. Kegiatan Oprasional Penunjang
1.) Besaran Dampak
Perubahan Pola penyakit merupakan dampak turunan dari komponen fisik kimia. Kegiatan Operasional utama memberikan dampak terhadap kualitas udara, kebisingan limbah padat dan cair. Dampak pola penyakit merupakan dampak negative besar.
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak. Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
C. Kegiatan Transportasi Pengangkutan Bahan Baku dan Bahan hasil produksi.
1.) Besaran Dampak
Kegiatan Transportasi pengangkutan bahan baku dan bahan hasil produksi berpotensi terhadap kualitas udara dan peningkatan kebisingan. Bila terjadinya perubahan atau peningkatan pola penyakit, maka akan menurunkan derajat kesehatan masyarakat sekitar. Dampak pola penyakit merupakan dampak negative kecil.
2.) Sifat Penting Dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak. Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
3.11 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA 3.11.1 Tahap Konstruksi
A. Pembangunan dan penggantian Peralatan 1.) Besaran Dampak
Perubahan Pola penyakit merupakan dampak turunan dari komponen fisik kimia. Kegiatan Operasional utama memberikan dampak terhadap kualitas udara, kebisingan limbah padat dan cair. Dampak pola penyakit
merupakan dampak negative besar.
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak.
Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
B. Kegiatan Oprasional Penunjang
1.) Besaran Dampak
Dampak dari kegiatan operasional utama beresiko terjadinnya kebakaran. Dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat sekitar. Lamanya dampak, Jumlah manusia yang terkena dampak dan luas persebaran wilayah dinilai penting. Maka kegiatan operasional terhadap kesehatan dan keselamatan kerja dinillai sebagai salah satu aspek kesehatan masyarakat yang dikategorikan sebagai dampak negative besar
2.) Sifat Penting Dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak. Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
3.12 BANGKITAN LALU LINTAS 3.12.1 Tahap Operasional
A. Transportasi Pengangkutan Bahan baku dan bahan hasil Produksi 1. Besaran Dampak
Adanya Aktifitas transportasi pengangkutan bahan baku dan bahan hasil produksi maka berpotensi menyebabkan penambahan volume lalu lintas Yos sudarso, maka dampak bangkitan lalu lintas akibat kegiatan
transportasi dikategorikan dampak negative besar.
2. Sifat Penting Dampak.
Luas wilayah persebaran dampak. Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak.
Sifat kumulatif dampak.
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
B. Kegiatan Oprasional Penunjang
1.) Besaran Dampak
Dampak dari kegiatan operasional utama beresiko terjadinnya kebakaran. Dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat sekitar. Lamanya dampak, Jumlah manusia yang terkena dampak dan luas persebaran wilayah dinilai penting. Maka kegiatan operasional terhadap kesehatan dan keselamatan kerja dinillai sebagai salah satu aspek kesehatan masyarakat yang dikategorikan sebagai dampak negative besar
2.) Sifat Penting Dampak
Jumlah manusia yang akan terkena dampak. Luas wilayah persebaran dampak.
Lamanya dampak berlangsung. Intensitas dampak.
Banyaknya komponen Lingkungan hidup yang lain akan terkena dampak. Sifat kumulatif dampak.
BAB.II. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DAMPAK LINGKUNGAN DAN SUMBER DAMPAK
1. Tahap konstruksi
A. Komponen Geofisik Kimia meliputi dampak dampak :
Dampak peningkatan kebisingan akibat kegiatan pembanguna dan pengantian peralatan.
B. Komponen Kesehatan masyarakat meliputi dampak :
Dampak kesehatan dan keselamatan kerja bersumber dari pembangunan dan penggantian alat.
2. Tahap Operasional
A. Komponen Geofisik Kimia meliputi dampak : Dampak kualitas udara.
Dampak peningkatan kebisingan. Dampak air larian / run off. Dampak limbah cair. Dampak limbah padat.
B. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya meliputi dampak Dampak kesempatan kerja
Dampak peningkatan pendapatan masyarakat. Dampak sikap dan Persepsi masyarakat. C. Komponen Kesehatan Masyarakat meliputi dampak :
Dampak Pola penyakit.
Dampak kesehatan dan keselamatan kerja. D. Komponen Transportasi
Dampak Lingkungan
TAHAP
KONSTRUKSI
Komponen Fisik Kimia
1 Tingkat kebisingan Pembangunan dan penggantian Peralatan
Melakukan perawatan secara periodic terhadap alat alat kerja
Mengatur jam kerja dengan menghindari waktu kerja saat istirahat.
Komponen Kesehatan Masyarakat 2 Kesehatan dan
keselamatan kerja Kegiatan yang menimbulkan dampak adalah pembangunan dan penggantian alat
Menggunakan alat pelindung diri dan menaati peraturan SOP
Melakukan kampanye dan sosialisasi atas pentingnya k3 Meminta komitmen
pelaksana proyek dan ketegasan pengawas k3 Mengasuransikan para pekerja dalam program asuransi jiwa dan kecelakaan. TAHAP
OPERASIONAL Komponen Fisik Kimia
1 Kualitas Udara Kegiatan Operasional Utama Penghijauan di areal kegiatan industry besi dan baja PT. Growth Sumatra Industri Ltd Membuat rumah genset
kedap suara
Pemasangan cerobong dengan system shower Pemasangan alat pemantau
kualitas udara
Pembersihan dan perbaikan Dust collector
2 Kebisingan Kegiatan Operasional Utama Membuat buffer area yang membatasi lokasi kegiatan . Memasang dinding
penghalang kebisingan. Dinding penghalang
kebisingan dipasang didekat penerima dampak
kebisingan.
Melakukan penghijauan disekitar areal parker. Pemasangan dinding kedap
suara pada ruang genset, 3 Air larian/RKun off Kegiatan operasonal utama Membuat lubang resapan dan
lubang pori-pori di lokasi kegiatan
Melakukan pembersihan
drainase di sekitar lokasi.
Menanam tanaman yang
bersifat menyerap air dise.kitar lokasi
4 Limbah cair Kegiatan operasonal utama Mengalirkan seluruh buangan air/Limbah IPAL Memisahkan saluran hujan
dengan limbah Pemeriksaan hasil
pengolahan IPAL secara rutin
Melakukan pengerukan pada lumpur SPAL secara berkala Memanfaatkan kembali air
hasil pengolahan IPAL
5 Limbah padat Kegiatan Operasional utama Menyediakan ruangan khusus tempat
pengumpulanlimbah b3 Diangkut dengan truk dan
ditempatkan di TPS Komponen social
ekonomi dan budaya
1 Kesempatan kerja dan berusaha
Penerimaan tenaga kerja Penerimaan dan perlakuan tenaga kerja mengacu pada peraturan perundang undangan
setempat
Memberikan informasi secara transparan Melakukan koordinasi
dengan aparat pemerintah Memberikan informasi
tentang peluang usaha 2 Peningkatan
pendapatan masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang jadi terserap menjadi tenaga kerja
Penerimaan tenaga kerja Pemberian pengupahan kepada tenaga kerja Memberikan asuransi
JAMSOSTEK / BPJS kepada tenaga kerja.
3 Sikap dan persepsi masyarakat
Penerimaan tenaga kerja Melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan Menyediakan pos pengaduan Bekerja sama dengan pihak
kelurahan 4 Kesempatan kerja
dan berusaha
Kegiatan Operasional Utama Memberikan informasi terkait kebutuhan bahan baku Menerima bahan baku dari
masyarakat setempat
Bermitra dengan masyarakat setempat yang memiliki usaha jasa angkut
5 Peningkatan pendapatan masyarakat
Kegiatan Operasional Utama Membuat kontrak ataupun MOU
Meneima bahan baku dari masyarakat
Bermitra dengan masyarakat setempat.
6 Sikap dan persepsi masyarakat
Kegiatan Operasional Utama Melakukan upaya pengelolaan lingkungan Memberikan informasi
secara transparan
Menyediakan pos pengaduan Bekerja sama dengan pihak
Lurah
8 Sikap dan persepsi
masyarakat Kegiatan operasional penunjang
Melakukan upaya pengelolaan lingkungan Bekerja sama dengan
Lurah,Mabar dan MUSPIKA Menyediakan pos
pengaduan.
Menanggapi dan merespon langsung apresiasi
masyarakat Sikap dan persepsi
masyarakat
Pengelolaan Limbah Melakukan upaya pengelolaan lingkungan Memberikan informasi secara transparan terkait pengelolaan limbah Bekerja sama dengan
Lurah,Mabar dan MUSPIKA Menyediakan pos
pengaduan.
Menanggapi dan merespon langsung apresiasi
masyarakat 9 Sikap dan persepsi
masyarakat
Transportasi Bahan baku Baku / Penolong dan Hasil Produksi
Melakukan Upaya pengelolaan lingkungan Sesegera mungkin bekerja
sama dengan Lurah Kota Menyediakan Pos pengaduan Menanggapi dan merespon
langsung aspriasi masyarakat 1
0
Sikap dan persepsi Masyarakat
Kegiatan Tanggung jawab social perusahaan
Melaksanakan kegiatan tanggung jawab social Penysunan dan pelaksanaan
dan kegiatan tanggung jawab social.
Memberikan informasi secara transparan terkait pelaksanaan kegiatan CSR Komponen
kesehatan Masyarakat
1 Pola penyakit Kegiatan yang menimbulkan dampak adalah operasional utama, kegiatan operasional penunjang dan transportasi
Pembuatan IPAL dan TPS Melakukan kegiatan promosi
pengangkutan bahan baku
dan bahan hasil produksi menanam pohonMelakukan pemilahan sampah organic
Memberikan masker kepada masyarakat
2 Kesehatan dan keselamatan kerja
Kegiatan yang menimbulkan dampak adalah kegiatan operasional utama
Memiliki standar operasional Prosedur
Memiliki hydrant Memiliki jalur Evakuasi Menginformasikan kepada
masyarakat yang berada dilokasi kegiatan akses jalan darurat bila terjadi kebakaran
Komponen Transportasi
1 Bangkitan Lalu lintas
Transportasi pengangkutan bahan baku dan bahan hasil produksi
Melakukan kajian ANDAL Melakukan pengaturan akses
keluar masuk
Melakukan pengaturan areal parker
Membuat rambu rambu Memberi lampu lampu
penerangan
DAMPAK LINGKUNGAN DAN SUMBER DAMPAK
I. Tahap konstruksi
A. Komponen Geofisik Kimia meliputi dampak dampak :
Dampak peningkatan kebisingan akibat kegiatan pembangunan dan pengantian peralatan.
B. Komponen Kesehatan masyarakat meliputi dampak :
Dampak kesehatan dan keselamatan kerja bersumber dari pembangunan dan penggantian alat.
II. Tahap Operasional
A. Komponen Geofisik Kimia meliputi dampak : Dampak kualitas udara.
Dampak peningkatan kebisingan. Dampak air larian / run off. Dampak limbah cair. Dampak limbah padat.
B. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya meliputi dampak Dampak kesempatan kerja
Dampak peningkatan pendapatan masyarakat. Dampak sikap dan Persepsi masyarakat. C. Komponen Kesehatan Masyarakat meliputi dampak :
Dampak Pola penyakit.
Dampak kesehatan dan keselamatan kerja. D. Komponen Transportasi
Matrik Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Dampak Lingkungan yang dikelola
Sumber Dampak Metode Pengumpulan dan Analisis Data.
TAHAP
Kimia
1 Kebisingan Kegiatan yang menimbulkan dampak terhadap kebisingan adalah : pembangunan dan penggantian peralatan.
Pengukuran tingkat Kebisingan dilakukan sesuai dengan keputusan menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP- 48/MENLH/11/1996. Pengukuran dilakukan dengan parameter kebisingan Leq siang malam menggunakan metode secara langsung yaitu dengan waktu ukur 2 Kesehatan dan
keselamatan kerja
Kegiatan yang menimbulkan dampak adalah pembangunan
dan penggantian alat Metode yang digunakan adalahmetode pengumpulan data dan analisa data yang bekerja sama dan berkoordinasi dengan pemrakarsa, puskesmas setempat dan Dinas Tenaga Kerja. Pengumpulan data sekunder dan Primer dengan wawancara pada tenaga kerja
TAHAP
OPERASIONAL Komponen Fisik Kimia
1 Kualitas Udara Kegiatan Operasional Utama
Data kualitas udara meliputi parameter), sulfur dioksida ( SO2), Nitrogen dioksida (NO2), PM2,5 dan Pb yang diperoleh dari pengukuran langsung dilapangan dan beberapa data hasil analisis laporan.
2 Kebisingan Kegiatan Operasional Utama
dilakukan dengan parameter kebisingan leq siang malam menggunakan metode secara langsung yaitu dengan waktu ukur 24 jam dengan alat Sound Level Meter
Transportasi Pengangkutan Bahan baku dan Bahan Hasil Produksi
Pengukuran Tingkat kebisingan dilakukan sesuai dengan Lampiran II Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP-48/MENLH/11/1996 dan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 13 tahun 2011.Pengukuran
dilakukan dengan waktu ukur 24 jam dengan alat Sound Level meter.
3 Air larian/RKun off Kegiatan operasonal utama
Pengamatan dilapangan dan menghitung debit run off dari hasil survey dilapangan serta beberapa data sekunder, untuk mengetahui koefisien air larian ( run off ) dengan
menggunakan metode rasional ( U.S Soil Conversation Service,1973 )
4 Limbah cair Kegiatan operasonal utama Pengujian kualitas air limbah Dilakukan denan
pengambilan air disaluran inlet/ masuk dan outlet / keluar IPAL. Sampel air tersebut selanjutnya dibawa ke laboratorium dan
dilakukan uji / analisis terhadap parameter – parameter sesuai dengan baku mutu yang telah ditentukan
5 Limbah padat Kegiatan Operasional utama Melakukan pengawasan terhadap penyimpanan, pengangkutan dan
menginventarisasi volume limbah padat.
Komponen social ekonomi dan budaya
1 Kesempatan kerja
dan berusaha Penerimaan tenaga kerja Metode Pengumpulan dan Analisis data :
1. Data sekunder : Penelurusan data sekunder kepada
pemrakarsa kegiatan, berupa data jumlah tenaga kerja yang direkrut, system kerja, dan kontrak kerja, proses perekrutan tenaga kerja, persentase masyarakat yang diterima menjadi tenga kerja 2. Data Primer : Melalui
kegiatan wawancara yang bermukim disekitar lokasi kegiatan difokuskan
masyarakat yang bermukim di lingkungan IV kelurahan kota Bangun dan lingkungan III Kelurahan mabar
kecamatan Medan Deli.
2 Peningkatan pendapatan masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang jadi terserap menjadi tenaga kerja
Penerimaan tenaga kerja
Metode Pengumpulan dan Analisis data :
1. Data sekunder : Penelurusan data sekunder kepada
pemrakarsa kegiatan, dalam hal ini data jumlah tenaga kerja yang direkrut, asal tenaga kerja dan standart upah yang diberikan kepada tenaga kerja, adakah kontrak kerja.
2. Data Primer : Melalui kegiatan wawancara yang direkrut
3 Sikap dan persepsi masyarakat
Penerimaan tenaga kerja
Metode Pengumpulan dan Analisis data :
1. Data primer melalui kegiatan wawancara kepada
III Kelurahan Mabar Kec. Medan Deli
4 Konflik Sosial Kegiatan Operasional Utama dan kegiatan pengelolaan limbah
Data primer melalui kegiatan wawancara kepada
masyarakat yang bermukim disekitar lokasi kegiatan difokuskan masyarakat yang bermukim disekitar lokasi kegiatan.
Komponen kesehatan Masyarakat
1 Pola penyakit Kegiatan yang menimbulkan dampak adalah operasional utama, kegiatan operasional penunjang dan transportasi pengangkutan bahan baku dan bahan hasil produksi
Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data dan analisa data yang bekerja sama dan berkoordinasi dengan puskesmas setempat dan pengumpulan data primer dengan wawancara
2 Kesehatan dan keselamatan kerja
Kegiatan yang menimbulkan dampak adalah kegiatan operasional utama
Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data dan analisa data yang bekerja sama dan berkoordinasi dengan pemrakarsa, Puskesmas setempatdan Dinas Tenaga Kerja.
Komponen Transportasi 1 Bangkitan Lalu
lintas
Transportasi pengangkutan bahan baku dan bahan hasil
produksi Data Geometri jalan dan karakteristik arus lalu lintas di wilayah studi diperoleh dari pengukuran langsung dilapangan. Pengukuran karakteristik arus lalu lintas dilakukan secara terpisah.
PEMBAHASAN
menimbulkan masalah kedepannya, dan berikut kami menemukan beberapa point yang perlu ditambahkan agar AMDAL ini menjadi lebih baik lagi :
A. Pada Komponen Geo Fisik Kimia :
1. Data Periodik Bencana
Data periodic bencana memuat data tentang data data perkiraan kemunculan bencana disekitar lokasi pembangunan, misalnya : Data Periodik Banjir. Data ini perlu
dimasukkan kedalam AMDAL agar sewaktu waktu pekerjaan tidak terhambat karena Faktor ini
2. Pola iklim Pencemaran Pada Kondisi Cuaca Buruk
Data ini perlu dimuat Kedalam AMDAL karena tidak selalu keadaan Iklim disekitar lokasi pembangunan selalu mendukung apalagi cuaca nya sangat tidak mendukung atau kita kategorikan sebagai cuaca buruk, bisa saja sewaktu waktu cuaca sangat tidak bersahabat di daerah lokasi pembangunan maupun sekitarnya.
B. Fisiografi
1. Indikator Lingkungan Hidup yang Berhubungan Dengan Tanah
Data Mengenai Indikator lingkungan Hidup juga perlu dimuat dalam AMDAL karena hal Ini berhubungan dengan Tanah, Jika di daerah lokasi pembangunan terdapat Tolak ukur Lingkungan hidup maka hal ini perlu dan akan di kaji ulang mengenai lokasinya.
C. Hidrologi 1. Resapan Air