• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peluang dan Tantangan Perdagangan Internasional Khusus Sektor Pertanian Sub Sektor Hortikultura: Studi Kasus Kelompok Tani Tranggulasi, Dusun Selongisor dengan CV. Global Resources S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peluang dan Tantangan Perdagangan Internasional Khusus Sektor Pertanian Sub Sektor Hortikultura: Studi Kasus Kelompok Tani Tranggulasi, Dusun Selongisor dengan CV. Global Resources S"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

21

BAB IV

GAMBARAN UMUM MENGENAI PERTANIAN

HORTIKULTURA ORGANIK

4.1 Sektor Pertanian Hortikultura Organik

Dalam pertanian ada yang dikenal dengan pertanian organik yang di mana pertanian organik ini dikenal dengan kegiatan bercocok tanam yang ramah lingkungan. Menurut Firmanto, pertanian organik adalah kegiatan bercocok tanam yang ramah atau akrab dengan lingkungan dengan cara berusaha meminimalkan dampak negatif bagi alam sekitar dengan ciri utama pertanian organik yaitu menggunakan varietas domestik, pupuk, dan pestisida organik dengan tujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Definisi lain datang dari International Federation of Organic Argiculture Movement (IFOAM) yang mendefenisikan pertanian organik sebagai sistem

produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan. Pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversitas, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah.

(2)

22 Dari beberapa tujuan yang dimiliki oleh sistem pertanian organik sehingga lebih baik digunakan para petani dalam mengembangkan produk-produk pertanian mereka karena pertanian organik mengarah pada ramah lingkungan. Dengan ramah lingkungan banyak keuntungan yang dapat diperoleh di mana keuntungan bagi alam, masyarakat maupun perekonomian karena tidak merusak bagian-bagian lain yang juga mampu menopang perekonomian dalam skala besar yaitu negara.

4.2 Sektor Pertanian Hortikultura Organik Dunia

Hortikultura menjadi salah satu sektor yang berkembang pesat tidak hanya di Indonesia namun juga di negara-negara seperti Amerika, Jerman, Kanada, Inggris, Itali, Switzerland, Austria, Swedia dan Tiongkok dan beberapa negara lainnya. Kini, pengembangan hortikultura sudah sangat lebih baik hal tersebut dikarenakan permintaan konsumen yang tinggi dengan tuntutan hasil produksi yang dipasarkan harus segar, sehat, aman, cita rasa, dan ketersediaan pangan.

Dengan adanya permintaan konsumen yang begitu tinggi mulai dari keamanan hingga ketersediaan pangan maka hal tersebut merupakan tuntutan terhadap petani hortikultura. Maka dari itu petani hortikultura harus benar-benar memperhatikan hal-hal penting seperti penggunaan pestisida, racun dan bebas dari kandungan zat-zat berbahaya seperti sianida, Hg, Pb, tidak menggunakan pengawet dan pewarna yang tidak boleh digunakan untuk pangan, Sanitary dan Phytosanitary Measure.

(3)

23 Menurut data dari Institusi Pertanian Bogor bahwa permintaan terhadap produk hortikultur sangat besar. Untuk permintaan buah dari para konsumen di tingkat dunia sebesar 69.09 kg, oleh karena permintaan yang tinggi sehingga produksi tingkat dunia juga tinggi dari tahun 2007 hingga pada tahun 2010 terus mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tahun 2006 mencapai 553.828.294, tahun 2007 mecapai 561.595.843, tahun 2008 mencapai 583.166.906, tahun 2009 mencapai 595. 638. 151 dan pada tahun 2010 mencapai 609. 213. 512 dalam hitungan ton.

Sedangkan untuk permintaan sayur pada tahun 2007 mencapai 119.53, namun untuk sayur terjadi sedikit penurunan yang dilihat dari tahun 2006 hingga pada tahun 2007. Pada tahun 2006 mencapai 834.714.097, tahun 2007 mencapai 866.272. 943, tahun 2008 mencapai 897. 900. 952, tahun 2009 mencapai 914. 607. 753 dan pada tahun 2010 mencapai 876. 645. 719 dalam hitungan ton.

Tidak hanya itu, survey pada tahun 2015 dan menghasilkan data dari FIBL-IFOAM-SOEL menyatakan bahwa pertumbuhan permintaan dalam sektor pertanian sub sektor hortikultura semakin banyak sehingga penjualan yang dilakukan juga meningkat seperti yang digambarkan dalam data berkut: (1) Amerika Serikat sebesar 24.347, (2) Jerman sebesar 7.550, (3) Prancis sebesar 4.380, (4) China sebesar 2.430, (5) Kanada sebesar 2.375, (6) Inggris sebesar 2.065, (7) Italy sebesar 2.020, (8) Switzerland sebesar 1.669, (9) Austria sebesar 1.065 dan (10) Swedia sebesar 1.018), jumlah penjualan tersebut diukur dengan menggunakan million Euros.

Besarnya permintaan dan tingkat konsumsi membuat hortikultura organik diperhitungkan di tingkat dunia. Oleh sebab itu negara-negara besar maupun berkembang terus mengembangkan sistem hortikultura organik karena mampu meningkatkan perekonomian baik negara maupun para petani yang terlibat dalam memproduksi hortikultura organik tersebut.

(4)

24 Amerika Latin sebesar 6.7m ha, Asia sebesar 4.0m ha, Amerika sebesar 3.0m ha dan Afrika sebesar 1.7m ha dengan jumlah keseluruhan negara dari ke lima benua sebesar 179 negara. Namun penggunaan lahan tersebesar adalah negara Austria sebesar 22.7m ha disusul Argentina sebesar 3.1 m ha dan Amerika 2.0m ha. Tetapi yang menjadi penghasilan hortikultura organik terbesar pertama adalah India dengan jumlah 585.000 dan negara kedua adalah Etopia dengan jumlah sebesar 203.602 kemudian negara ketiga adalah Meksiko dengan jumlah 200.039 dan data tersebut diperoleh pada survey 2015.

Namun dalam perkembangannya negara-negara yang mengembangkan produk pertanian hortikultura organik ini harus saling bersaing karena setiap negara menawarkan berbagai macam hasil produk hortikultura pertanian yang baik jika dikonsumsi oleh para konsumen. Maka dari itu setiap petani harus memiliki inovasi-inovasi baru untuk dikembangkan bagi pertanian hortikultura organik karena hal tersebut sangat penting mengingat besarnya permintaan konsumen atau pasar.

4.3 Sektor Pertanian Hortikultura Organik Di Indonesia

Seperti yang diketahui bahwa negara Indonesia merupakan negara agraris yang artinya bahwa sektor pertanian memegang peranan penting dari perekonomian nasional. Hal tersebut dapat ditunjukan dengan banyaknya penduduk Indonesia dan tenaga kerja yang bekerja dalam sektor pertanian.

(5)

25 karena memiliki permintaan konsumen atau pasar yang tinggi, oleh sebab itu petani organik dari Indonesia harus menawarkan hal-hal yang tidak merugikan masyarakat, seperti lebih ramah lingkuangan sehingga tidak berdampak pada kehidupan manusia sehari-hari terutama dalam aspek kesehatan, dengan demikian permintaan konsumen terhadap hasil pertanian hortikultura organik tetap stabil atau bahkan menjadi lebih naik.

Dalam pengembangan hortikultura organik memiliki hasil yang baik, hasil yang baik ini dapat dilihat dari data dalam neraca perdagangan yang ada melalui ekspor pada tahun 2010 hingga 2014 dalam hitungan juta US$. Melalui data dari menteri pertanian bahwa pada tahun 2010 sebayak 391, tahun 2011 sebanyak 491, tahun 2012 sebanyak 505, tahun 2013 sebanyak 784 dan tahun 2014 sebanyak 752. (Kementrian Pertanian. 2015. Rencana strategis Kementrian Pertanian Tahun 2015-2019)

Dari data yang ada dapat dilihat bahwa setiap tahun mengalami perubahan ke arah yang lebih baik untuk ekspor hasil hortikultura dikarenakan ada peningkatan yang signifikan terjadi dalam kegiatan ekspor hortikultura tersebut, walaupun pada tahun 2014 mengalami penurunan namun penurunan tersebut tidak terlalu besar.

(6)

26 Hal tersebut menunjukan bahwa perkembangan hortikultura di Indonesia juga sangat baik maka dari itu pentingnya untuk pemerintah melihat hal ini sebagai peluang agar dapat membantu perekonomian negara. Maka dari itu pemerintah dalam negeri tepatnya Direktorat Jenderal Hortikultura juga membuat kebijakan yang di mana memiliki tujuan untuk membantu para petani atau mempermudah akses agar petani dapat memperluas usaha dan aktivitasnya seperti melakukan hubungan dagang dan lainya.

Arah kebijakan pengembangan hortikultura mengacu pada arah kebijakan pengembangan pertanian yang diselaraskan dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Hortikultura. Adapun arah kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan produksi, produktifitas dan mutu produk hortikultura untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri (konsumsi, industri, dan substitusi impor) dan meingkatkan ekspor melalui penerapan GAP/SOP, penerapan PHT, GHP, perbaikan kebun, penerapan teknologi maju, penggunaan benih bermutu varietas unggul.

2. Peningkatan kualitas dan kuantitas produk hortikultura melalui perbaikan dan pengembangan infrastruktur serta sarana budidaya dan pasca panen hortikultura.

3. Penguatan kelembagaan perbenihan hortikultura melalui revitalisasi Balai Benih, penguatan kelembagaan penangkar, penataan BF dan BPMT, meningkatkan kapasitas kelembagaan pengawasan dan sertifikasi benih hortikultura.

4. Peningkatan peran swasta dalam membangun industri perbenihan. 5. Pemberdayaan petani/pelaku usaha hortikultura melalui bantuan sarana,

sekolah lapang, magang, studi banding dan pendampingan.

(7)

27 genetik, nano teknologi dan teknologi pasca panen serta pengolahan hasil.

7. Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap pasar modern, pasar ekspor melalui pembenahan manajemen rantai pasokan, pembenahan rantai pendingin, kemitraan usaha.

8. Penguatan akses petani/pelaku usaha hortikultura terhadap permodalan bunga rendah seperti PKBL/CSR, Skim kredit bersubsidi (KKPE), Skim kredit penjaminan (KUR) serta bantuan social seperti PUAP, LM3, PMD.

9. Mendorong investasi hortikultura melalui fasilitasi investasi terpadu baik di dalam maupun di luar negeri dan dukungan iklim usaha yang kondusif melalui pengembangan dan penyempurnaan regulasi.

10.Pembangunan dan pengutuhan kawasan hortikultura yang direncanakan dan dikembangkan secara terintegrasi dengan instansi terkait.

11.Promosi dan kampanye meningkatkan konsumsi buah dan sayur dalam rangka mendukung diversifikasi pangan serta mendorong upaya pencapaian standar konsumsi perkapita yang ditetapkan oleh FAO. 12.Peningkatan keseimbangan ekosistem dan pengendalian hama penyakit

tumbuhan secara terpadu melalui pengembangan SLPHT, pengembangan agen hayati, mitigasi dampak iklim.

13.Peningkatan perlindungan dan pendayagunaan plasma-nutfah nasional melalui konservasi, domestikasi dan komersialisasi. Penanganan pasca panen yang berbasis kelompok tani, pelaku usaha dan industri untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing.

(8)

28 15.Peningkatan promosi citra petani dan pertanian guna menumbuhkan

minat generasi muda menjadi wirausahawan agribisnis hortikultura. 16.Pengembangan kelembagaan yang dapat membantu petani/pelaku usaha

dalam mengakselerasikan pertumbuhan agribisnis hortikultura.

17.Peningkatan dan penerapan maanajemen pembangunan pertanian yang akuntabel, transparansi, disiplin anggaran, efisien dan efektif, pencapaian indikator kinerja secara optimal.

4.4 Pertanian Hortikultura Organik Kelompok Tani Tranggulasi

(9)

29 Gambar 2: Peta Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang – Jawa Tengah

Sumber: https://fajarpunya.files.wordpress.com/2008/06/batur1.jpg

(10)

30 Adapun kelompok tani Tranggulasi memiliki struktur yang di dalamnya terdapat ketua, sekretaris, bendahara dan anggota kelompok. Struktur keanggotaan kelompok tani Tranggulasi sudah sangat rapi sehingga bagian kerjanya dapat dilaksanakan dengan baik.

Gambar 3: Struktur Organisasi Kelompok Tani

(11)

31 Dari bagan struktur organisasi kelompok tani Tranggulasi di atas dapat dilihat bahwa semua bagian saling mendukung agar dalam pekerjaan dapat terorganisir dengan baik. Pembagian ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil ini dibuat untuk mempermudah semua kegiatan yang dilakukan dari kelompok tani Tranggulasi, mulai dari proses persiapan, penanaman bibit hingga proses pemasaran baik dalam domestik maupun luar negeri.

Kelompok tani Tranggulasi membagi beberapa orang ke dalam kelompok kecil agar dapat mengontrol setiap pekerjaan yang dilakukan dengan baik. Dari penasehat, ketua satu, ketua dua, sekretaris satu, sekretaris dua, bendahara satu, bendahara dua, bagian produksi, bagian pemberdayaan, bagian humas, bagian peternakan dan bagian usaha.

Kelomok tani Tranggulasi membuat berbagai struktur yang ada secara umum dan secara internal yang di mana bagian pada struktur umum lebih membahas pada kelompok tani khsus tentang kelompok tani yang dilakukan secara umum namun untuk struktur internal melibatkan beberapa kelompok dari luar yang di mana kelompok-kelompok tersebut menjalin hubunngan kerja sama dengan kelompok tani Tranggulasi.

Kelompok tani Tranggulasi dengan memiliki struktur organisasi yang dijelaskan sebelumnya tetapi kelompok tani Tranggulasi juga memiliki struktur organisasi yang disebut Internal Control System (ICS) yang di mana tidak sama dengan struktur kelompok tani Tranggulasi sebelumnnya atau struktur internal.

(12)

32 Gambar 4: Struktur Kelompok Tani Tranggulasi Internal Control System (ICS)

(13)

33 Kegiatan perdagangan yang dilakukan oleh kelompok tani Tranggulasi untuk beberapa komuditas baik di tingkat domestik maupun di tinggkat internasional yaitu ke CV. Global Resources Singapura. Dalam hubungan kerja sama yang dilakukan untuk kegiatan ekspor barang antara kelompok tani Tranggulasi dengan CV. Global Resources tentunya ada permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Permasalaha ini ada yang sangat krusial dan permasalahan-permasalahan yang biasa saja, untuk permasalahan-permasalahan krusial seperti harga dollar yang tidak stabil, bahasa, keuangan dan surat izin untuk beberapa komoditas seperti binjai, kentang, umbi-ubian dan jahe. Sedangkan permasalahan yang biasa saja seperti cuaca yang kemudian mempengaruhi keadaan tanah. (Wawancara dengan ketua kelompok tani Tranggulasi, pak Pitoyo. Pada tanggal 15 Desember 2016)

4.5Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats)

Seperti yang sudah dijelaskan dalam bab sebelumnya menganai analisis SWOT. Analisis SWOT adalah perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka (Start dan Hovland). (Dewi Utami, (n.d))

(14)

34 Tabel 4.1: Pembagian Peluang dan Tantangan Dalam Analisis

Dari hasil temuan peneliti di lapangan yang telah di tempatkan pada masing-masing dalam analisis SWOT di atas dapat dilihat bagaimana perkembangan kelompok tani Tranggulasi kedepan, dengan berbagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman maka kelompok tani Tranggulasi harus lebih berhati-hati dalam mengelolah agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan kelompok tani Tranggulasi itu sendiri.

Strengths Weaknesses

1. Terstruktur 2. Kualitas baik

1. Bahasa 2. Perizinan

3. Sistem pembayaran yang buruk

Opportunities Threats

1. Potensi komoditas 2. Market share yang luas 3. Kualitas produksi

4. Dapat meningkatkan hubungan kerja sama dengan negara lain 5. Nama kelompok tani Tranggulasi

semakin dikenal

Gambar

Gambar 2: Peta Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang – Jawa Tengah
Gambar 3: Struktur Organisasi Kelompok Tani
Gambar 4: Struktur Kelompok Tani Tranggulasi Internal Control System (ICS)
Tabel 4.1: Pembagian Peluang dan Tantangan Dalam Analisis

Referensi

Dokumen terkait

perintah Crosstabs digunakan untuk memperoleh jumlah pada nilai-nilai lebih dari satu variabel. • Pada Crosstabs, setiap nilai pada variabel

Selain itu, strategi yang paling sering digunakan untuk menerjemahkan kolokasi adalah dengan menggunakan arti yang sama karena bahasa target memiliki item leksikal

Sel skuamosa merupakan neoplasma ganas pada keratinosid yang berasal dari sel epidermis yang lebih berdiferensiasi (keratinosid). Secara khas, tumor timbul di atas kulit yang

Ayat (3) Pasal di atas menegaskan bahwa “Untuk mengu- mumkan atau memperbanyak ciptaan ter- sebut pada Ayat (2) orang yang bukan Warga Negara Indonesia harus terlebih

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.. PAGE

ekspektasi laba dari capital goods sehingga akan tercapai keseimbangan secara simultan di dua pasar faktor tersebut.  Human resources juga memiliki pilihan menjadi HFP

Berdasarkan hasil analisis kualitas lingkungan maka dapat disimpulkan berdasarkan hasil analisis kualitatif beberapa komponen resiko yang memiliki resiko tinggi yaitu pencemaran air

Proses koagulasi melalui elektrolisis dapat menurunkan nilai COD, BOD, kekeruhan dan pH limbah cair pabrik kelapa sawit yang berasal dari kolam akhir. Semakin besar arus