BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penulisan skripsi ini bermula dari ketertarikan penulis dengan permasalahan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di Kota Batam, dan kaitannya dengan dengan penataan ruang.
Ruang terbuka (Open Space) merupakan suatu wadah yang dapat menampung kegiatan aktifitas tertentu dari warga lingkungan tersebut baik secara individu atau secara kelompok.1
Contoh ruang terbuka meliputi jalan, taman, pedestrian, plaza, pemakaman,
lapangan olahraga.2 Sedangkan, Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.3
Menurut ketentuan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan disebutkan bahwa pengertian
Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka (open spaces) tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman
secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Dan dalam undang-undang ini disyaratkan luas Ruang Terbuka Hijau minimal 30% dari luas wilayah (negara, provinsi, kota/kabupaten).4
1
Rustam Hakim, Arsitektur Lansekap, Manusia, Alam dan Lingkungan, Jakarta, 2004, hal. 50 2
Ibid 3
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang 4
Kota mempunyai luas dan batas tertentu. Permintaan akan pemanfaatan lahan kota yang terus tumbuh dan bersifat akseleratif untuk pembangunan berbagai fasilitas
perkotaan termasuk kemajuan teknologi, industri dan transportasi mengakibatkan perubahan konfigurasi alami lahan, bentang alam perkotaan juga menyita lahan-lahan tersebut dan berbagai bentukan ruang terbuka lainnya. Masalah perkotaan pada saat ini
telah menjadi masalah yang cukup rumit untuk diatasi. Dalam tahap awal perkembangan kota, sebagian besar lahan merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Namun, adanya
kebutuhan ruang untuk menampung penduduk dan aktifitasnya, Ruang Terbuka Hijau (RTH) tersebut cenderung mengalami konversi guna lahan menjadi kawasan terbangun. Sebagian besar permukaannya, terutama di pusat kota, tertutup oleh jalan, bangunan dan
lain-lain dengan karakter yang sangat kompleks dan berbeda dengan karakter Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kota Batam dikenal sebagai Kota Industri dimana banyak
perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang industri, dan juga banyak bergerak di bidang perkapalan karena Kota Batam terletak ditengah laut. Oleh karena itu, luas wilayah Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Batam belum memenuhi syarat seharusnya
yang terdapat dalam UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang yaitu 30%.5
Namun, terbatasnya lahan menjadi salah satu kendala pembuatan Ruang Terbuka
Hijau.6
5 Ibid 6
http://m.batamtoday.com/detail2.php?id=39009-Pembuatan-Ruang-Terbuka-Hijau-di-Batam-Terkendala-Lahan Selain kendala lahan, hal tersebut diperburuk oleh lemahnya penegakan hukum dan penyadaran masyarakat terhadap aspek penataan ruang kota sehingga menyebabkan munculnya pemukiman kumuh di beberapa ruang kota dan menimbulkan masalah
Ruang-ruang kota yang ditata terkait dan saling berkesinambungan mempunyai berbagai pendekatan dalam perencanaan dan pembangunannya. Dalam perkembangan
selanjutnya, konsep ruang kota selain dikaitkan dengan permasalahan utama perkotaan yang akan dicari solusinya juga dikaitkan dengan pencapaian tujuan akhir dari suatu penataan ruang yaitu untuk kesejahteraan, kenyamanan serta kesehatan warga dan
kotanya.
B. Permasalahan
Dengan mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka dapat diturunkan beberapa permasalahan yang menjadi dasar kajian dalam pengerjaan skripsi, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan ruang terbuka hijau menurut Undang-undang yang berlaku?
2. Bagaimana Pelaksanaan Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kota Batam dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan?
3. Bagaimana Peran Pemerintah Kota Batam dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau? C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini,
yakni:
1. Untuk mengetahui pengertian dari ruang terbuka hijau menurut Undang-undang yang berlaku.
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penataan ruang terbuka hijau di Kota Batam dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan.
D. Manfaat Penulisan
Dalam penelitian ini diharapkan ada 2 (dua) manfaat yang dapat dihasilkan yaitu yang
bersifat teoritis dan bersifat praktis, yaitu:
a) Bersifat teoritis, yakni hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk melahirkan berbagai konsep kajian yang dapat memberikan andil bagi
peningkatan pengetahuan dalam disiplin Ilmu Hukum khususnya dalam hal pelaksanaan penataan ruang terbuka hijau yang dilakukan oleh pemerintah dan jika
dilakukan menurut peraturan perundang-undangan.
b) Bersifat praktis, yakni hasil penelitian ditujukan untuk mengembangkan pola piker dan mengetahui kemampuan saya untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh, dan
juga memberikan kegunaan praktis baik bagi masyarakat maupun pemerintah sebagai acuan untuk mewujudkan kesejahteraan social dalam keterlibatan masyarakat dalam
hal penataan ruang terbuka hijau.
E. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian guna menemukan dan mengembangkan kejelasan dari sebuah
pengetahuan maka diperlukan metode penelitian. Karena dengan menggunakan metode penelitian akan memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan dari penelitian, maka
penulis menggunakan metode penelitian, yaitu:
1. Jenis Penelitian
Dalam suatu penelitian guna untuk membahas permasalahan dalam skripsi ini maka
membahas doktrin-doktrin atau asas-asas dalam ilmu7 adalah pendekatan masalah dengan melihat, menelaah dan menginterpretasikan hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut
asas-asas hukum yang berkonsepsi, peraturan perundang-undangan, pandangan, doktrin hokum dan system hukum yang berkaitan.Jenis penelitian yang diterapkan adalah memakai penelitian dengan metode penulisan dengan yuridis normatif (penelitian hukum normatif)8
2. Sumber Data Penelitian
,
yaitu penelitian yang mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pijakan normatif.
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data
dapat diperoleh.9
a) Bahan hukum primer
Pada penelitian yang berupa yuridis normatif, maka sumber-sumber data yang dikumpulkan berasal dari data kepustakaan yang dibedakan atas:
Yaitu dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang
berwenang. Perundang-undangan di bidang hukum yang digunakan oleh penulis dalam skripsi diantaranya adalah Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA), Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 21 Tahun 2001 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batam dan peraturan
lainnya.
b) Bahan hukum sekunder,
7
H. Zainuddin Ali.M.A, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Sinar Grafika, 2010, hal. 24 8
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : PT. Raja Grafindo Perkasa, 2013, hal. 163
9
Yaitu, semua dokumen yang merupakan buku-buku, makalah, jurnal, surat kabar, karya tulis, internet dan sebagainya yang berkaitan dengan permasalahan skripsi
ini.
c) Bahan hukum tersier
Yaitu, semua dokumen yang berisi tentang konsep-konsep, keterangan-keterangan
yang mendukung bahan hukum primer dan bahan sekunder, seperti kamus, ensiklopedia dan sebagainya.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data diperoleh untuk memperoleh suatu kebenaran ilmiah dalam penulisan skripsi, maka digunakan teknik pengumpulan data dengan cara: Studi
Kepustakaan (library research). Yaitu dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisis yang berkaitan dengan topik penelitian, sumber-sumber kepustakaan dapat
diperoleh dari buku-buku, surat kabar, makalah ilmiah, majalah, internet, peraturan perundang-undangan dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan materi yang dibahas dalam skripsi ini.
4. Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dari hasil penelusuran kepustakaan, dokumen, jurnal
kemudian diolah dan dianalisa dengan mempergunakan teknik analisa data kualitatif, yaitu dengan menguraikan semua data menurut mutu, sifat gejala dan peristiwa hukumnya melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut
yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif, yakni kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.10
F. Keaslian Penulisan
Dalam rangka meningkatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis, maka penulis menuangkannya dalam sebuah skripsi yang berjudul “TINJAUAN ATAS
RUANG TERBUKA HIJAU DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DI KOTA BATAM”
Untuk mengetahui keaslian penulisan, dilakukan penelusuran terhadap berbagai judul skrispi yang tercatat pada katalog skripsi Program Kekhususan Hukum Agraria Fakultas Hukum USU, dan tidak ditemukan judul yang sama. Melalui surat tertanggal 15
Maret 2017 yang dikeluarkan oleh Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara / Pusat Dokumentasi dan Informasi Hukum Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa tidak ada judul yang sama ditemukan dalam Arsip Perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Dengan demikian dapat disimpulkan judul skripsi ini belum pernah ditulis sebelumnya, maka tulisan ini asli hasil karya penulis dan tidak meniru dari kepunyaan
orang lain. Dengan demikian, keaslian skripsi ini dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.
G. Sistematika Penulisan
Dalam memudahkan serta memahami pembahasan dalam penulisan skripsi ini
dibuatlah rancangan sistematika yang memuat tentang beberapa pokok bahasan yang 10
kemudian diuraikan menjadi beberapa bagian yang lebih khusus (sub-sub pokok bahasan). Penulisan skripsi ini dibagi ke dalam 5 (lima) bab, dimana masing-masing bab
terbagi atas beberapa sub bab. Urutan bab tersebut tersusun secara sistematik, dan saling berkaitan antara satu sama lain. Urutan singkat atas bab dan sub bab tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian latar belakang urgensi pengangkatan judul
dan mengapa penulis tertarik mengangkat judul penelitian tentang Tinjauan Atas Ruang Terbuka Hijau Kota Batam.Karena
ketertarikan penulis dengan permasalahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di Kota Batam, dan kaitannya dengan dengan penataan ruang. Selain latar belakang, bab ini juga mencakup
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU
Bab ini berisi tentang pengertian Ruang Terbuka Hijau, Dasar Hukum Ruang Terbuka Hijau, Tujuan dan Fungsi Ruang Terbuka
Hijau serta Karakter dan Jenis Ruang Terbuka Hijau.
BAB III PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI PERKOTAAN
Bab ini berisi tentang Peran Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan,
Peraturan Perundang-undangan, Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan.
BAB IV PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA BATAM
Di bab ini berisi tentang seperti apa konsep Ruang Terbuka Hijau di Kota Batam, bagaimana penataan Ruang Terbuka Hijau di Kota
Batam dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan, bagaimana peran Pemerintah Kota Batam dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau dan juga hambatan dan upaya
penanggulangan Ruang Terbuka Hijau di Kota Batam.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.Kesimpulan merupakan
rangkuman dari jawaban rumusan masalah yang telah diurai dalam Bab II, Bab III dan Bab IV dan saran merupakan rekomendasi dari