• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam cita-cita luhur bersama dalam wujud konstitusi. Di antara tujuan luhur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dalam cita-cita luhur bersama dalam wujud konstitusi. Di antara tujuan luhur"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Negara merupakan perwujudan dari suatu masyarakat yang memiliki tujuan tertentu sesuai kesepakatan yang dicapai antara para pendirinya atau komponen kenegaraan dimaksud. Tujuan bernegara pada dasarnya akan tertuang dalam cita-cita luhur bersama dalam wujud konstitusi. Di antara tujuan luhur bernegara adalah sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (selanjutnya disebut UUD 1945) pada alinea keempat antara lain memajukan

kesejahteraan umum1. Dengan demikian, pembentukan suatu negara juga

dibarengi dengan tanggung jawab sosial pada negara itu yakni untuk dapat memberikan kesejahteraan dalam bentuk kehidupan yang lebih baik bagi masyarakatnya. Kesejahteraan masyarakat merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi oleh negara dimana kesejahteraan tersebut harus tersirat secara langsung

dalam norma dan prinsip dari negara itu sendiri.2

Awal tahun 2009, usaha pemerintah Indonesia untuk mengembangkan kawasan khusus dilanjutkan dengan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (selanjutnya disebut KEK). KEK didefinisikan sebagai kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (selanjutnya disebut NKRI) yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian

1 Undang-Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia, alinea keempat.

2 I Dewa Gede Palguna.Mahkamah Konstitusi, Judicial Review, dan Welfare State. (Jakarta: Konstitusi Press, 2008), hlm 182.

(2)

dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK akan menjadi basis bagi kegiatan industri, ekspor, impor, dan aktivitas lainnya dengan nilai ekonomi tinggi, untuk menunjang daya saing nasional. KEK terdiri atas satu atau lebih dari zona-zona berikut ini: pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, energi, dan zona ekonomi lainnya. Saat ini, telah ada delapan kawasan yang

ditetapkan sebagai KEK.3

Dalam rangka mempercepat pertumbuhan industri baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor, serta untuk mendukung agenda pembangunan, pemerintah pada tahun 1974 melalui Permendagri Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Penyediaan dan Pemberian Tanah Untuk Keperluan Perusahaan,mengantisipasipembentukan kawasan-kawasan industri di Indonesia. Pada era tersebut, kawasan industri dimiliki dan dikelola oleh perusahaan milik pemerintah(BUMN/BUMD). Selanjutnya, hal ini diperbarui melalui Keppres Nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri dan pada tahun 1996 pemerintah merevisi Keppres Nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri dengan Keppres Nomor 41 Tahun 1996 yang membuka kesempatan bagi pihak swasta nasional dan asing untuk menjadi pengusaha kawasan industri. Peran pemerintah pada periode ini lebih banyak pada pengawasan dan pengendalian. Selanjutnya, sejak 2009 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri, pemerintah berusaha untuk terus memperbaiki strategi industri dengan mewajibkan industri untuk berlokasi di kawasan industri. Sejak saat itu, strategi industri pemerintah

3

Yose Rizal Damuri, dkk. Kawasan EKonomi Khusus dan Strategis di Indonesia (Yogyakarta: Kanisius, 2015), hlm. 17.

(3)

Indonesia menjadi lebih difokuskan pada pengembangan industri terpadu yang didukung oleh fasilitas infrastruktur terpadu dalam kawasan.

Menurut data Kementerian Perindustrianhingga tahun 2012 terdapat setidaknya 96 Kawasan Industri yang tersebar di seluruh Indonesia. Himpunan Kawasan Industri mencatat 65 anggota Kawasan Industri hingga 2014. Dari jumlah tersebut, Kawasan Industri lebih banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa (72%). Hingga 2012, sektor otomotif masih mendominasi kegiatan usaha di Kawasan Industri di Indonesia, terutama di Jawa, dengan 54,8%. Selain otomotif, beberapa sektor yang mendukung kegiatan usaha Kawasan Industri di Indonesia adalah industri baja (9,5%), logistik (4,8%), industri bahan bangunan (4,9%), dan industri makanan dan minuman (4,2%).Isu strategis yang selama ini dihadapi dalam pengembangan Kawasan Industri di Jawa antara lain mencakup keterbatasan lahan untuk pembangunan/pengembangan, keterbatasan daya dukung (sumber daya air), serta masalah lingkungan & sosial. Sementara untuk di luar Jawa, isu strategis dalam pengembangan Kawasan Industri mencakup kurangnya ketersediaan infrastruktur dasar, rendahnya kualitas SDM untuk bekerja di sektor industri, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang belum siap, serta kurangnya

minat investor swasta untuk mengembangkan kawasan industri.4

Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja ekspor, menarik investasi baik domestik maupun asing, serta mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah Indonesia mencanangkan pembangunan berupa kawasan strategis. Pembangunan ini bermula dengan pendirian Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas

4

http://www.kemenperin.go.id/artikel/3825/Kebutuhan-Lahan-Industri-Tinggi (diakses tanggal 26 Mei 2016).

(4)

(selanjutnya disebut KPBPB) pada tahun 1970 yang kemudian terus mengalami perkembangan sampai pada tahun 2009 dengan dibentuknya KEK. Pemerintah menargetkan pengembangan KEK sebagai salah satu alternatif solusi untuk masalah-masalah yang terkait dengan iklim investasi dan bisnis di Indonesia, akan tetapi, terdapat sejumlah tantangan kunci dalam upaya pemerintah mencapai agenda pembangunan melalui pengembangan KEK, termasuk masalah kelembagaan, infrastruktur dan payung hukum. Tantangan ini perlu diantisipasi

dengan baik agar investor asing tertarik untuk berinvestasi di KEK.5

Bea Cukai merupakan institusi global yang hampir semua negara di dunia memilikinya.

Model pembangunan dewasa ini yang hangat dibicarakan di Indonesia dan mulaimasuk dalam tahap implementasi adalah pembangunan KEK.Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) merupakan suatu kawasan dengan batas tertentu yang ditetapkanuntuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Fasilitas-fasilitastertentu ini terkait dengan kemudahan-kemudahan yang diberikan kepada investordalam melakukan kegiatan perdagangan dan investasi, dengan demikian akan mendorongmasuknya investasi dalam jumlah besar ke dalam kawasan tersebut.

6

Di forum internasional, institusi Bea Cukai menggunakan sebutan Administrasi Pabean (Customs Administration) yang ruang lingkup tugasnya

meliputi kepabeanan saja.7

5

Ibid., hlm 7.

6Andrian Sutedi. Aspek Hukum Kepabeanan (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm 86. 7

Ibid.

Lembaga Bea Cukai setelah Indonesia merdeka dibentuk pada tanggal 1 Oktober 1945 dengan nama Pejabatan Bea dan Cukai,

(5)

yangkemudian pada tahun 1948 berubah menjadi Jawatan Bea dan Cukai sampai tahun 1965. Setelah tahun 1965 hingga sekarang, nama lembaganya berubah menjadi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (selanjutnya disebut DJBC). DJBC merupakan uniteselon I di bawah Departemen Keuangan yang dipimpin oleh

Direktur Jenderal.8

Berbagai masalah yang timbul memangbukan hanya dikarenakan oleh satu pihak saja, mulai dari instansi pemerintah hingga ke pengguna jasa, bahkan juga pihak asing, seakan ikut meramaikan permasalahan di pelabuhan.Indonesia memang tidak menerapkan sistem CIQ (Customs, Immigration, Quarantine) di seluruh pelabuhannya, di mana hanya tiga instansi yaitu Direktorat Jenderal Bea Cukai, Balai Karantina dan Direktorat Jenderal Imigrasiyang berada dalam

Khusus bagi pelaku usaha importir maupun eksportir yang mengharapkan keuntungan yang besar tidak jarang melakukan atau melanggar peraturan dengan berbagai cara atau modus misalnya, memalsukan dokumen, memalsukan isi dari kontainer dan berbagai bentuk yang lain. Hal ini akan merugikan negara, untuk itu tugas dan fungsi Dirjen Bea dan Cukai sebagai pemegang kewenangan atau institusi guna mencegah terjadinya penyelundupan barang-barang khususnya senjata melalui kepabeanan, maka Dirjen Bea dan Cukai dapat bertindak melaksanakan pengawasan pabean antara lain penelitian dokumen, pemeriksaan fisik dan audit pasca impor, serta perlunya informasi yang mencukupi dari asal barang yang dikirim termasuk alamat, baik yang mengimpor maupun yang mengekspor barang tersebut.

8

(6)

pelabuhan. Akibat banyaknya pihak yang berada di pelabuhan, membuat pelabuhan semakin tidak menentu baik dalam hal biaya maupun dalam hal keamanan dan ketertiban. Tak heran kalau pelabuhan di Indonesia dikenal cukup mahal di seluruh dunia. Dengan semakin melambungnya biaya di pelabuhan yang juga dikarenakan semakin maraknya pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu membuat para pengguna jasa semakin terjepit dan mereka menjerit karena sudah tidak dapat berbuat banyak lagi. Sementara usaha yang mereka jalani juga semakin sulit, sesulit usaha mereka meminta pemerintah untuk menertibkan pelabuhan.Dalam pengawasan kepabeanan meliputi seluruh pelaksanaan wewenang yang dimiliki oleh petugas pabean, yang dalam undang-undangnya, yaitu memeriksa kapal, barang, penumpang, dokumen pembukuan, melakukan penyitaan, penangkapan, penyegelan dan lain-lain, sehingga dalam hal ini untuk menjaga dan memastikan agar semua yang disebutkan di atas mematuhi

semua ketentuan kepabeanan.9

Pesatnya perkembangan industri dan perdagangan dalam era globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas saat ini menimbulkan tuntutan masyarakat agar pemerintah dapat memberikan kepastian hukum dalam dunia usaha. Pemerintah, khususnya Dirjen Bea dan Cukai (DJBC) bertugas mengamankan kebijaksanaan pemerintah berkaitan dengan lalulintas barang yang masuk dan keluar daerah pabean dan pemungutan bea masuk dan cukai serta pungutan negara lainnya

berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.10

9Ibid., hlm 61

Hubungan Bea dan Cukai

10

http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/HKK6004/document/Gambaran_umum_kepabea nan_dan_cukai.pdf (diakses tanggal 21 Juni 2016).

(7)

dengan KEK yaitu Bea dan Cukai bahwa Bea Cukai itu melayani perdagangan internasional dengan memberikan fasilitas fasilitas guna menunjang perdagangan. Misalnya mengatur barang yang di keluar masuk dari atau ke dalam negeri yang di perdagangkan.

Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, penulis mengkaji dan meneliti secara mendalam yang hasilnya dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Yuridis Tehadap Fungsi Pengawasan Direktorat Bea dan Cukai dalam Kawasan Ekonomi Khusus”

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagaimana penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 dan peraturan pelaksananya?

2. Bagaimana aspek hukum pengawasan terhadap penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus?

3. Bagaimana fungsi pengawasan Direktorat Beadan Cukai terhadap penyelengaraan kawasan ekonomi khusus?

C. Tujuandan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

(8)

a. Untuk mengetahui penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 dan peraturan pelaksananya.

b. Untuk mengetahui aspek hukum pengawasan terhadap penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus.

c. Untuk mengetahui fungsi pengawasan Direktorat Bea dan Cukai Terhadap Penyelengaraan Kawasan Ekonomi Khusus.

D. KeaslianPenelitian

Keaslian penelitian skripsi ini benar merupakan hasil dari pemikiran sendiri dengan mengambil panduan dari buku-buku, dan sumber lain yang berkaitan dengan judul skripsianalisis yuridis tehadap fungsi pengawasan direktorat bea dan cukai dalam kawasan ekonomi khusus.Adapun judul skripsi yang mirip ada diperpustakaan Universitas Sumatera Utara, yaitu:

Dwi Susilawati (2014), dengan judul penelitian Analisis Hukum Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus.Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus?

2. Bagaimana Kewajiban Badan Usaha Pengelola dalam mengelola Kawasan Ekonomi Khusus?

(9)

3. Bagaiman Hubungan Badan Usaha Pengelola dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus?

Romauli Purba (2015), dengan judul penelitian Analisis Yuridis Penerapan Prinsip Keseimbangan Kemajuan dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta Peraturan Pelaksananya. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus berdasarkan

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 dan peraturan pelaksananya? 2. Bagaimanakah pengaturan kegiatan penanaman modal di dalam kawasan

ekonomi khusus?

3. Bagaimanakah penerapan prinsip keseimbangan kemajuan dalam Penanaman Modal berdasarkan Undang-Undang Nomor 39Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus beserta peraturan pelaksanaanya.

Dilihat dari permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan skripsi ini, maka dapat dikatakan bahwa skripsi ini merupakan karya sendiri dan bukan jiplakan dari skripsi orang lain, dimana diperoleh melalui pemikiran para pakar dan praktisi, referensi, buku-buku, bahan seminar, makalah, media cetak seperti koran, media elektronik seperti internet, serta bantuan dari berbagai pihak, berdasarkan kepada asas-asas keilmuan yang jujur, rasional, dan terbuka,terhadap hal diatas penulis bertanggungjawab secara akademik dan ilmiah.

(10)

E. TinjauanKepustakaan 1. Bea dan Cukai

Penerimaan pendapatan negara dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk diantaranya adalah melalui bea cukai. Dalam merealisasikan pajak-pajak negara, di Indonesia dikenal lembaga pelaksana pajak yang terdiri dari Direktorat Jenderal Pajak dan Direktur Jenderal Bea dan Cukai yang keduanya merupakan bagian dari Kementerian Keuangan. Keberadaan kedua lembaga tersebut sangat berhubungan erat terkait dengan upayapengelolaan sumber penerimaan negara. Namun perlu diketahui, Meskipun kedua lembaga tersebut berada dibawah Kementerian Keuangan, namun secara umum pengaturan dilakukan secara terpisah.

Pengertian Bea dalam prosedur Bea Cukai adalah bea masuk dan bea keluar daerah pabean. Bea masuk adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang ini (kepabeanan) yang dikenakan terhadap barang yang diimpor. Bea keluar adalah pungutan negara berdasrkan undang-undang ini (kepabeanan) yang dikenakan terhadap barang ekspor. Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang

ditetapkan dalam undang-undang”.11

2. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Menurut Kementerian Perindustrian pengertian KEK ialah kawasan industri yang diberikan fasilitas kemudahan dan insentif serta infrastruktur yang

11

Burhanuddin. Prosedur Hukum Pengurusan Bea & Cukai(Yogyakarta: Yustisia, 2013), hlm .9.

(11)

memadai.12 Pada dasarnya KEK dan Kawasan Industri ialah hal yang sama, yaitu berisi sekumpulan perusahaan yang relatif sejenis. Sehingga dalam konteks ini KEK tidak berbeda dengan kawasan industri tradisional, kawasan berikat, kawasan ekonomi terpadu, kawasan industri estate, free economic zones, dan free trade zones.Kawasan industri didefinisikan sebagai pembangunan sarana baru yang diperuntukkan untuk industri tertentu (sesuai dengan keunggulan daerah) yang mampu menyediakan infrastruktur untuk membantu pengembangan operasional dan industri serta fasilitas pendukung yang berperan mendorong

perkembangan indutri tersebut.13

Perlakuan khusus tersebut diberlakukan di bidang kepabeaan (custom and

excise), perpajakan, perizinan (licensing one stop service), keimigrasian serta

ketenagakerjaan. Perlakuan khusus ini juga berbeda terhadap wilayah lain yang tidak termasuk dalam zona KEK. Sedangkan menurut UU KEK pengertian KEK adalah kawasan dengan batas tertentu yang dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi

perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.14 Menurut Joubert B. Maramis,

KEK diartikan sebagai sebuah kawasan industri khusus, dikatakan aspek khusus karena KEK pada hal ini diberikan berbagai fasilitas kemudahan, insentif, dan

infrastruktur yang lebih lengkap.15

3. Pengawasan

12

Sejarah,defenisi,”Keuntungan,danKelemahanKEK”,https://joubertbmaramis. academia.com (diakses pada 23 Mei 2016).

13

Ibid.

14 Pasal 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus, L.N. No. 147 Tahun 2009, T.L.N. No. 5066.

15

(12)

Adanya berbagai jenis kegiatan pembangunan dilingkungan pemerintahan menurut penanganan yang lebih serius agar tidak terjadi pemborosan dan penyelewengan yang dapat mengakibatkan kerugian pada negara.Untuk menghindari hal tersebut maka diperlukan suatu system pengawasan yang tepat.Ini bertujuan untuk menjaga kemungkinan agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

Pengawas mempunyai peranan yang penting dalam manajemen kepegawaian. Pengawas mempunyai hubungan yang terdekat dengan pegawai-pegawai perseorangan secara langsung dan baik buruknya pegawai-pegawai bekerja sebagian besar akan tergantung kepada betapa efektifnya ia bergaul dengan mereka.

Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu dilakukan perbaikan-perbaikan, sehingga

pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar.16

Pengawasan sebagai suatu tindakan atau aktivitas untuk menjamin agar rencana yang telah di tetapkan berjalan sesuai dengan rencana. Tujuan utama dari pengawasan bukan untuk mencari kesalahan, melainkan mengarahkan pelaksanaan aktivitas agar rencana yang telah di tetapkan dapat terlaksana secara optimal. Konsep pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasan yang merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada

16Fahmi Irfan, Manajemen KepemimpinanTeori dan Aplikasi(Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 138-139.

(13)

pihak di bawahnya. Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai

tahapan terakhir dari fungsi manajemen.17

F. MetodePenelitian

Berdasarkan keterangan di atas pengawasan dapat didefinisikan sebagai cara suatu organisasi mewujudkan kinerja yang efektif dan efisien, serta lebih jauh mendukung terwujudnya visi dan misi organisasi.

1. Spesifikasi penelitian a. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah hukum normatif. Penelitian hukum normatif adalah metode penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan tersebut antara lain: Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang-Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan danPeraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 Tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. Peraturan Presiden Nomor 27

Tahun 2009 Tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu.18

b. Sifat penelitian

17 Arian Sutedi, Hukum Keuangan Negara (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 171. 18

Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif (Surabaya: Bayu Media Publishing, 2005), hlm. 46.

(14)

Penelitian ini bersifat deskriptif. Deskriptif berarti bahwa penelitian ini menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia terkait fungsi pengawasan Direktorat Bea dan Cukai dalam kawasan ekonomi khusus.

c. Pendekatan penelitian

Pendekatan undang–undang (statute approach) dilakukan dengan menelaah semua undang–undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan fungsi

pengawasan Direktorat Jenderal Bea Cukai dalam Kawasan Ekonomi Khusus.19

2. Data penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terbagi atas:

a. Bahan hukum primer yaitu berbagai bahan hukum yang bersifat mengikat yang terdiri dari: Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Kawasan Ekonomi Khusus. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan danPeraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2015 Tentang Fasilitas dan Kemudahan di Kawasan Ekonomi Khusus.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus.Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

b. Bahan hukum sekunder yaitu berbagai bahan kepustakaan berupa buku, jurnal, bahan kuliah, hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini.

19

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum (Jakarta : Prenanda Media Group, 2013), hlm 7.

(15)

c. Bahan hukum tertier yaitu berbagai bahan yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti Kamus Hukum, Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris, serta pencarian pada website-website yang relevan.

3. Tehnik pengumpulan data

Jenis data dalam penelitian ini meliputi data sekunder. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi kepustakaan. Studi kepustakaan dilakukan untuk mengumpulkan data melalui pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, literatur, tulisan-tulisan para pakar hukum, bahan kuliah, putusan-putusan hakim yang berkaitan dengan penelitian ini.

4. Analisis data

Analisis data yang dilakukan secara kualitatif yakni pemilihan teori-teori, asas-asas, norma-norma, doktrin dan pasal-pasal di dalam perundang-undangan terpenting yang relevan dengan permasalahan. Membuat sistematika dari data-data tersebut sehingga akan menghasilkan klasifikasi tertentu sesuai dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Data yang dianalisis secara kualitatif akan dikemukakan dalam bentuk uraian secara sistematis pula, selanjutnya semua data diseleksi, diolah kemudian dinyatakan secara deskriptif sehingga dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang dimaksud.

(16)

G. SistematikaPenelitian

Bab I, merupakan bab pendahuluan. Bab ini dibagi menjadi sub bab, yaitu latar belakang penulisan skripsi, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BabII, penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2009 dan peraturan pelaksananya berisikan Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia.Pengertian Kawasan Ekonomi Khusus Tujuan Dan Manfaat Pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus. Persyaratan Kawasan Ekonomi Khusus dan Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus yang terdiri dari Dewan Nasional. Dewan Kawasan. Administrator Kawasan. Badan Usaha Pengelola. Pelaku Usaha. Aspek Hukum Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus. Aspek Hukum Pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus.

Bab III, aspek hukum pengawasan terhadap penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus, berisikan Pengertian dan Tujuan Pengawasan Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus. Peran Pemerintah Pusat Dalam Pengawasan Kawasan Ekonmi Khusus, Peran Daerah Pusat dalam Pengawasan Kawasan Ekonmi Khusus dan Pengawasan Oleh DewanNasional, Dewan Kawasan, Administrator Kawasan Ekonomi Khusus Dan Badan Usaha Pengelolaserta Pengawasan OLEH Direktorat Bea Dan Cukai.

Bab IV,fungsi pengawasan direktorat bea dan cukai terhadap penyelengaraan kawasan ekonomi khusus, berisikan tugas dan kewenangan direktorat bea dan cukai, kedudukan direktorat bea dan cukai dalam kawasan

(17)

ekonomi khusus oleh pemerintah dan pengawasan direktorat bea dan cukai kawasan ekonomi khusus.

Bab V, kesimpulan dan saran. Bab ini akan ditarik suatu kesimpulan setelah dilakukan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, untuk kemudian diberikan saran-saran yang diharapkan dapat lebih membangun.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaiman penegasan Tuan, Siregar dalam Naing.N (2011) menunjukkan bahwa manusia merupakan gambaran kosmos, hal yang sama pada konsep Komunitas local (Kaili) dan

• Sistem telah mampu menghasilkan nilai yang tepat sama dengan 1 untuk dokumen yang sama dengan dokumen COBIT, nilai 0 untuk dokumen yang berbeda dengan dokumen COBIT, dan nilai

Jumlah rumah tangga usaha pertanian kelompok umur kurang dari 15 tahun dengan petani utama laki-laki tercatat sebesar 96 rumah tangga, lebih tinggi daripada

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Tugas akhir ini merupakan tugas yang harus diselesaikan oleh setiap individu sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Teknik Kimia,

Berdasarkan definisi pemilihan kepala daerah oleh beberapa ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pemilihan kepala daerah merupakan proses pemilihan secara

Kepala sekolah bersama guru sudah mengembangkan nilai-nilai yang merupakan budaya yang ada di sekolah dalam membentuk karakter siswa seperti nilai kejujuran disiplin,

[r]