• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dukungan Keluarga dalam Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Medan Deli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dukungan Keluarga dalam Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Medan Deli"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep Posyandu Lansia

2.1.1 Pengertian Posyandu Lansia

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lansia di wilayah

tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan. Posyandu lansia adalah bentuk pelayanan kesehatan bersumber daya

masyarakat atau UKBM yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan inisiatif dan kebutuhan

masyarakat, khususnya pada penduduk lanjut usia.

Sementara menurut Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia, Komisi Nasional

Lanjut Usia (2010) disebutkan bahwa Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah

suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di masyarakat, yang proses pembentukan dan

pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM),

lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan

menitik beratkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Disamping

pelayanan kesehatan, di Posyandu Lanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama,

pendidikan, ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan

para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan

dan kesejahteraan mereka. Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi

diri.

2.1.2 Tujuan Posyandu Lansia

1. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat sehingga

(2)

2. Mendekatkan keterpaduan pelayanan lintas program dan lintas sektor serta

meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan.

3. Mendorong dan memfasilitasi lansia untuk tetap aktif, produktif, dan mandiri serta

meningkatkan komunikasi di antara masyarakat lansia.

2.1.3 Manfaat Posyandu Lansia

Menurut Azizah (2011), manfaat dari posyandu lansia adalah :

1. Meningkatkan status kesehatan lansia

2. Meningkatkan kemandirian pada lansia

3. Memperlambat agingproses.

4. Deteksi dini gangguan kesehatan pada lansia.

5. Meningkatkan usia harapan hidup.

2.1.4 Upaya-upaya yang dilakukan dalam posyandu lansia antara lain :

a. Promotif

Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung untuk

meningkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya promotif juga merupakan

proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional, dan

masyarakat terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial.

Penyampaian 10 perilaku yang baik bagi lansia, baik perorangan maupun kelompok lansia

adalah dengan cara sebagai berikut.

1. Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta meningkatkan rasa percaya

diri dengan melakukan kegiatan sesuai kemampuan.

(3)

4. Olahraga ringan setiap hari.

5. Makan sedikit tapi sering, memilih makanan yang sesuai, dan banyak minum

(sebanyak air putih).

6. Berhenti merokok dan meminum minuman keras.

Menurut Suyono (1997), ada beberapa tindakan yang disampaikan dalam bentuk

pesan “BAHAGIA” yaitu :

1. B-Berat badan berlebihan agar dihindari dan dikurangi 2. A-Aturlah maanan hingga seimbang

3. H-Hindari faktor resiko penyakit degeneratif

4. A-Agar terus berguna dengan mempunyai hobi yang bermanfaat 5. G-Gerak badan teratur agar terus dilakukan

6. I-Iman dan takwa ditingkatkan, hindari dan tangkal situasi yang menegangkan 7. A-Awasi kesehatan dengan memeriksa badan secara periodik

b. Peningkatan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

Meliputi kegiatan peningkatan keagamaan (kegiatan doa bersama). Peningkatan

ketakwaan berupa pengajian rutin satu bulan sekali. Kegiatan ini memberikan kesempatan

mewujudkan keinginan lanjut usia yang selalu berusaha terus memperkokoh iman dan takwa

c. Peningkatan kesehatan dan kebugaran lanjut usia meliputi :

1. Pemberian pelayanan kesehatan melalui klinik lanjut usia Kegiatan pelayanan

kesehatan dengan cara membentuk suatu pertemuan yang diadakan disuatu tempat

tertentu atau cara tertentu misalnya pengajian rutin, arisan pertemuan rutin, mencoba

memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat sederhana dan dini. Sederhana karena

kita menciptakan sistem pelayanan yang diperkirakan bisa dilaksanakan diposyandu

lansia dengan kader yang juga direkrut dari kelompok pra usia lanjut. Bersifat dini

(4)

bagi seluruh lanjut usia baik yang merasa sehat maupun yang merasa adanya

gangguan kesehatan. Selain itu aspek preventif mendapatkan porsi penekanan dalam

pelayanan kesehatan ini.

2. Penyuluhan gizi

3. Penyuluhan tentang tanaman obat keluarga

4. Olah raga

Olah raga adalah suatu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap

tingkat kemampuan fisik seseorang, apabila dilakukan secara baik dan benar.

Manfaat latihan fisik bagi kesehatan adalah sebagai upaya promotif, preventif,

kuratif, rehabilitatif. Ada berbagai jenis kegiatan yang dapat dilakukan, salah satunya

adalah olah raga. Jenis olah raga yang bisa dilakukan dalam kegiatan posyandu lansia

adalah pekerjaan rumah, berjalan-jalan, jogging atau berlari-lari, berenang,

bersepeda, bentuk-bentuk lain seperti tenis meja dan tenis lapangan

5. Rekreasi

d. Peningkatan ketrampilan

Kesenian, hiburan rakyat dan rekreasi merupakan kegiatan yang sangat diminati oleh

lanjut usia. Kegiatan yang selalu bisa mendatangkan rasa gembira tersebut tidak jarang

menjadi obat yang sangat mujarab terutama bagi lansia yang kebetulan anak cucunya

bertempat tinggal jauh darinya atau usia lanjut yang selalu berusaha terus memperkokoh iman

dan takwa. Peningkatan ketrampilan untuk lansia meliputi :

1. Demontrasi ketrampilan lansia membuat kerajinan

2. Membuat kerajinan yang berpeluang untuk dipasarkan

3. Latihan kesenian bagi lansia

e. Upaya pencegahan/prevention masing-masing upaya pencegahan dapat ditunjukkan

(5)

1. Upaya pencegahan primer (primary prevention) ditujukan kepada lanjut

usia yang sehat, mempunyai resiko akan tetapi belum menderita penyakit

2. Upaya pencegahan sekunder (secondary prevention) ditujukan kepada

penderita tanpa gejala, yang mengidap faktor resiko. Upaya ini dilakukan

sejak awal penyakit hingga awal timbulnya gejala atau keluhan

3. Upaya pencegahan tertier (tertiery prevention) ditujukan kepada penderita

penyakit dan penderita cacat yang telah memperlihatkan gejala penyakit.

2.1.5 Tugas Petugas Puskesmas Dalam Pelaksanaan Posyandu lansia

Peran petugas puskesmas pada hari pelaksanaan posyandu :

1. Membimbing kader dalam pelaksanaan posyandu .

2. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai porsinya (biasanya di meja 5).

3. Memberikan penyuluhan dan konseling, terutama untuk masalah kesehatan yang

sering dihadapi lansia, seperti penyakit radang sendi, osteoporosis, depresi, insomnia,

dan lain-lain.

4. Menganalisis hasil posyandu dan melaporkannya kepada puskesmas sebagai bahan

untuk menyusun rencana kerja di masa yang akan datang maupun tindakan

kondisional.

5. Melakukan deteksi dini bahaya yang mengancam lansia, seperti stroke, demensia, dan

lain-lain.

6. Melakukan rujukan ke puskesmas atau rumah sakit untuk kasus-kasus tertentu yang

(6)

2.2 Lansia

2.2.1 Pengertian Lanjut Usia ( lansia )

Menurut Nugroho (2000) dikutip dari Murwani (2010) Proses menua merupakan

proses terus menerus secara alamiah, yang dimulai sejak lahir dan pada umumnya dialami

pada semua makhluk hidup. Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama

cepatnya. Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan

tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh.

Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara

perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan mempertahankan fungsi

normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang

diderita (Constantinides, 1994). Seiring dengan proses menua tersebut, tubuh akan

mengalami berbagai masalah kesehatan yang biasa disebut sebagai penyakit degeneratif.

Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang

dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Usia tua adalah periode

penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode di mana seseorang telah beranjak

jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh

dengan manfaat. Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya yang lanjut

mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan

pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatanya. Oleh karena itu , kesehatan

manusia lanjut usia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan

ditingkatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan

kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan aktif dalam pembangunan (UU Kesehatan

(7)

2.2.2 Batasan Usia Lanjut

Dibawah ini dikemukakan pendapat mengenai batasan umur, menurut organisasi

kesehatan dunia (WHO) lanjut usia meliputi :

1. Usia pertengahan (middle age ), yaitu kelompok usia 45 tahun sampai 59 tahun.

2. Usia lanjut ( elderly ), antara 60-74 tahun.

3. Usia tua (old), antara 75-90 tahun.

4. Usia sangat tua (very old), usia diatas 90 tahun.

2.3 Konsep Dukungan Keluarga

2.3.1 Pengertian dukungan Keluarga

Friedman (1998) dalam Murniasih (2007) menyatakan dukungan keluarga adalah

sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga

memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan

bantuan jika diperlukan.

Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang melindungi

seseorang dari efek stress yang buruk (Kaplan dan Sadock, 2002). Dukungan keluarga

menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota

keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental

dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan

interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga,

sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan.

2.3.2 Bentuk Dukungan Keluarga

Keluarga memiliki beberapa bentuk dukungan (Friedman, 2010) yaitu:

(8)

Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami kejadian depresi

dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat digunakan dalam

menghadapi stressor. Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi

penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak

bicara tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengaharapan positif individu kepada

individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan seseorang dan

perbandingan positif seseorang dengan orang lain, misalnya orang yang kurang mampu.

Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan strategi koping individu dengan

strategi-strategi alternatif berdasarkan pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang positif.

b. Dukungan Instrumental

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan

finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental support material support), suatu

kondisi dimana benda atau jasa akan membantu memecahkan masalah praktis, termasuk di

dalamnya bantuan langsung, seperti saat seseorang memberi atau meminjamkan uang,

membantu pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga

dan merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat membantu memecahkan

masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan mengurangi depresi

individu. Pada dukungan nyata keluarga sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan

tujuan nyata.

c. Dukungan Informasional

Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama,

termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat, pengarahan,

saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh seseorang. Keluarga dapat

menyediakan informasi dengan menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya

(9)

dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan dukungan dari keluarga

dengan menyediakan feed back. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai penghimpun

informasi dan pemberi informasi.

d. Dukungan Emosional

Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara emosional, sedih,

cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan seseorang akan hal yang

dimiliki dan dicintai. Dukungan emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa

dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya,

perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional

ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat.

2.3.3 Dukungan Keluarga Bagi Kesehatan Lansia

Menurut Kuntjoro (2002) dukungan yang diberikan keluarga pada lansia dalam

merawat dan meningkatkan status kesehatan adalah memberikan pelayanan dengan sikap

menerima kondisinya.

Bomar (2004) menjelaskan bahwa dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilaku

melayani yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosi, penghargaan,

informasi dan instrumental. Dukungan sosial keluarga mengacu pada dukungan-dukungan

yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai suatu yang dapat diakses atau diadakan untuk

keluarga. Dukungan bisa atau tidak digunakan tapi anggota keluarga memandang bahwa

orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan. Keluarga merupakan sistem pendukung yang berarti sehingga dapat memberikan

petunjuk tentang kesehatan mental, fisik dan emosi lanjut usia. Dukungan keluarga itu dapat

dibagi menjadi empat aspek yaitu dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan

informasional dan dukungan emosional (Kaplan, 2010).

(10)

Friedman (1998) dikutip dari Setiadi (2008) membagi 5 tugas keluarga dalam

bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu:

1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya. Kesehatan merupakan kebutuhan

keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan

berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana

keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-

perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami

anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab

keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan

terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang

tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga

yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.

Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah

kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai

keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan sekitar keluarga.

3. Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. Perawatan

ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan

tindakan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak

terjadi.

4. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan

kepribadian anggota keluarga. Keluarga memainkan peran yang bersifat mendukung

(11)

baik antara kebutuhan keluarga dan asupan sumber lingkungan bagi pemeliharaan

kesehatan anggota keluarga.

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan

(pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). Hubungan yang sifatnya positif akan

memberi pengaruh yang baik pada keluarga mengenai fasilitas kesehatan.

Diharapkan dengan hubungan yang positif terhadap pelayanan kesehatan akan

merubah setiap perilaku anggota keluarga mengenai sehat sakit.

2.3.5 Tipe Keluarga

Menurut Sussman (1974) dan Macklin (1988) dikutip dari Padila (2012)

menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai berikut :

a. Keluarga tradisional

Keluarga inti (nuclear family), yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga

yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua campuran ataau

orangtua tiri, dan keluarga besar (extended family) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri

saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan

karier tunggal atau karier keduanya.

b. Keluarga non tradisional

Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak, pasangan

yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarakan pada hukum tertentu, keluarga komuni,

keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan monogamy dengan anak-anak secara

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan dan Sikap Perawat Pelaksana Dalam Memberikan Discharge Planning di Ruang Rawat Inap RSUD

lima faktor yang diterapkan dalam memberi pelayanan yaitu.. kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti

Hasil penelitian pengetahuan menunjukkan bahwa sebagian besar perawat pelaksana memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 52 orang (65,8%) dan hasil penelitian sikap menunjukkan

4.2.1.6 Distribusi responden tentang tingkat kepuasan pasien pengguna kartu BPJS terhadap pelayanan rawat jalan di Puskesmas Getasan. Hasil penelitian secara

 Menanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan cara mengidentifikasi kekurangan teks eksplanasi (struktur dan ciri-ciri bahasa) Mengeksplorasikan.  Membaca teks hasil observasi

In addition to the opening mode in which the left and right screen areas change size as the person and Magix take turns, there are modes in which the person has total control

Dalam konteks yang lebih luas, teknologi informasi merangkumi semua aspek yang berhubungan dengan mesin (komputer dan telekomunikasi) dan teknik yang digunakan

Total Aset Gross, Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, FDR dan NPF Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah berdasarkan Propinsi (Total of Gross Assets, Financing, Depositor