• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pengelolaan Sampah dan Partisipasi Pedagang untuk Menciptakan Lingkungan Bersih di Pasar Dwikora Kota Pematangsiantar Tahun 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pengelolaan Sampah dan Partisipasi Pedagang untuk Menciptakan Lingkungan Bersih di Pasar Dwikora Kota Pematangsiantar Tahun 2017"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi manusia saat ini adalah

meningkatnya produksi sampah. Manusia mempunyai berbagai aktivitas untuk

memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi bahan makanan,

minuman, barang dan lainnya dari sumber daya alam yang tersedia. Di sisi lain,

dengan semakin meningkatnya peradaban manusia, tuntutan akan pentingnya

kebersihan juga semakin besar. Salah satu unsur yang secara langsung terkait

dengan kebersihan dan keindahan lingkungan adalah masalah sampah. Menurut

definisi World Health Organization, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan,

tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari

kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Pencemaran yang menjadi ancaman serius di wilayah perkotaan mencakup

limbah manusia dan timbunan sampahnya. Sampah yang dihasilkan perorang

makin besar padahal jumlah penduduk juga bertambah. Sementara itu, pendapatan

kita untuk mengurangi sampah masih terbatas(Soemarwoto, 2001).

Di negara maju yang sangat peka terhadap masalah kesehatan lingkungan,

sampah padat umumnya telah diatur pembuangannya sedemikian rupa, sehingga

hampir setiap jenis sampah padat telah dipisahkan untuk memudahkan

pengelolaannya. Adapun di negara berkembang, umumnya sampah padat masih

dibuang tanpa ada usaha memisah-misahkan lebih dahulu, sehingga wadah-wadah

penampungan sampah masih menampung sampah yang sangat heterogen.

(2)

menyulitkan penanganannya. Sampah padat yang tidak dikelola sebagaimana

mestinya terbukti sering menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan pada

manusia, antara lain dari masalah estetik, tersumbatnya saluran air yang dapat

menyebabkan banjir, bahaya kebakaran, terjadinya pencemaran lingkungan, hingga

meningkatnya penyakit-penyakit yang ditularkan melalui vektor (Sumantri,2010).

Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat menimbulkan efek langsung dan

tidak langsung. Efek langsung adalah efek yang disebabkan karena kontak langsung

dengan sampah tersebut, misalnya sampah beracun, sampah yang korosif terhadap

tubuh, yang karsinogenik, teratogenik, dan lain-lainnya. Selain itu, ada pula sampah

yang mengandung kuman pathogen sehingga dapat menimbulkan penyakit. Sampah

ini berasal dari sampah rumah tangga selain sampah industry. Efek tidak langsung

dapat dirasakan masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran dan pembuangan

sampah (Sumantri, 2010).

Melihat kondisi ini, perlu dilakukan perhatian dan usaha yang maksimal oleh

pemerintah dan masyarakat agar sampah tidak menimbulkan efek berbahaya bagi

kesehatan dan mencemari lingkungan. Keberadaan sampah juga mempengaruhi

kesehatan masyarakat karena sampah merupakan sarana dan sumber penularan

penyakit. Sampah merupakan tempat yang ideal untuk sarang dan tempat

berkembangbiaknya berbagai vektor penularan penyakit khususnya lalat.

Kota Pematangsiantar adalah kota terbesar kedua setelah kota Medan di

(3)

penduduk kota Pematangsiantar mencapai 245.104 jiwa (siantarkota.bps.go.id).

Pertambahan penduduk terus meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan kebutuhan

hidup sehari-hari akan pangan dan sandang juga ikut meningkat. Pemenuhan

kebutuhan sehari-hari penduduk diperoleh dari salah satu pasar tradisional yang ada

di Kota Pematangsiantar, yaitu Pasar Dwikora.

Menurut Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007, Pasar Tradisional adalah

pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN,

BUMD, dan pihak swasta yang tempat usahanya berupa kios, toko, tenda, dan los

yang dimiliki atau dikelola oleh pedagang kecil, menengah, koperasi atau swadaya

masyarakat yang proses jual belinya dilakukan lewat proses tawar-menawar. Jumlah

sampah yang dihasilkan oleh sampah pasar semakin banyak seiring dengan

meningkatnya aktivitas perdagangan dan meningkatnya jumlah pedagang dan

pembeli serta keanekaragaman barang yang diperjualbelikan. Produksi sampah yang

dihasilkan oleh aktivitas perdagangan di pasar-pasar Kota Pematangsiantar per hari

rata-rata adalah sekitar 52 m3. Sebagian besar sampah tersebut adalah sampah

organik yang berasal dari pedagang sayur-mayur dan buah-buahan serta sisa-sisa

makanan. Tentu saja belum termasuk dari para pembeli atau pengunjung yang

membuang sampah sembarangan(Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, 2005).

Pasar Dwikora merupakan Pasar tradisional yang dibangun dan dikelola oleh

Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya. Dari hasil survei pendahuluan yang dilakukan

(4)

Pasar Horas Jaya masih sangat jauh dari yang diharapkan. Keberadaan sampah dan

genangan air lumpur yang bau masih belum bisa dikendalikan secara maksimal. Hal

ini juga didukung oleh tidak adanya tempat sampah yang disediakan oleh pengelola

di lorong-lorong pasar sehingga baik pedagang maupun pembeli atau pengunjung

berpotensi untuk membuang sampah sembarangan. Saat ini, Pasar Dwikora memiliki

satu Tempat Penampungan Sementara(TPS) yang berada di bagian selatan pasar.Hal

tersebut kemungkinan juga diakibatkan oleh luasnya daerah yang harus dilayani,

terbatasnya sarana dan prasarana, dana dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh

pemerintah Kota Pematangsiantar, sehingga terjadi ketidakseimbangan antara

pelayanan dengan volume timbunan sampah akibat dari perkembangan Kota

Pematangsiantar.

Faktor penunjang lainnya adalah perilaku pedagang dalam mengelola sampah.

Perilaku pedagang yang dimaksud diantaranya perlakuan terhadap sampah sebelum

dibuang, penyediaan tempat sampah, dan bahan pewadahan yang digunakan. Menurut

Eviantri (2015) dalam penelitiannya mengenai pelaksanaan pengelelolaan sampah

dan partisipasi pedagang dalam menjaga lingkungan bersih di Pasar Terapung Kec.

Tembilahan Kota Kab. Indragiri Hilir Riau menunjukkan bahwa partisipasi pedagang

masih dalam kategori yang rendah yakni pada penyediaan tempat sampah (62,6%),

pembuangan sampah (72,5%), pembayaran retribusi (71,4%), dan peraturan pasar

(63,7%). Menurut penelitian Zulkarnaini (2009) bahwa tingkat partisipasi pedagang

(5)

Interpretasi skor secara keseluruhan tingkat partisipasi pedagang termasuk kategori

sedang dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi adalah pendidikan,

pendapatan, kepedulian terhadap sampah, peraturan, kondisi lingkungan, dan fasilitas.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Siahaan mengenai Analisa Sistem Pengelolaan

Sampah dan Perilaku Pedagang di Pasar Horas Kota Pematangsiantar, secara umum

pengetahuan pedagang dalam mengelola sampah di Pasar Horas pada kategori baik

57 orang (60,0%) dan sedang 36 orang (37,9%). Sikap pedagang dalam mengelola

sampah di Pasar Horas pada kategori baik 81 orang (85,3%) dan sedang 14 orang

(14,7%). Tindakan pedagang dalam mengelola sampah di Pasar Horas pada kategori

sedang 73 orang (76,8%) dan baik 16 orang (16,8%)

Menurut hasil survei pendahuluan, sebagian besar pedagang di Pasar Dwikora

tidak memiliki tempat penampungan sampah yang memadai. Tempat penampungan

sampah harus memenuhi syarat-syarat tempat sampah yang dianjurkan, seperti:

konstruksinya kuat, tidak mudah bocor, tempat sampah mempunyai tutup, dan mudah

untuk diangkat oleh satu orang. Kebanyakan mereka menggunakan keranjang sampah

yang terbuat dari bambu, kardus dan kantong plastik. Pedagang yang tidak

mempunyai tempat sampah akan membuang sampah di sekitar tempat dagangannya,

sehingga menjadikan tempat tersebut kotor. Untuk itu perlu adanya penelitian dalam

upaya mengkaji sistem pengelolaan sampah yang sesuai, dengan cara menganalisa

sistem pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pedagang di Pasar Dwikora Kota

(6)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan kondisi dan situasi di atas, maka permasalahan sampah di Pasar

Dwikora Kota Pematangsiantar yaitu masih banyaknya sampah yang berserakan di

dalam lingkungan pasar serta perilaku pedagang dalam mengelola sampah masih

kurang, sehingga perlu diketahui bagaimana pengelolaan sampah yang ada di pasar

tersebut.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa sistem pengelolaan sampah di

Pasar Dwikora Kota Pematangsiantar tahun 2017.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis sampah di Pasar Dwikora Kota

Pematangsiantar.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lembaga yang mengelola Pasar

Dwikora Kota Pematangsiantar.

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber pembiayaan kebersihan di

Pasar Dwikora Kota Pematangsiantar.

4. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tempat penyimpanan sampah di Pasar

(7)

5. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pengumpulan sampah di Pasar

Dwikora Kota Pematangsiantar.

6. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pengangkutan sampah di Pasar

Dwikora Kota Pematangsiantar.

7. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuangan sampah sementara

serta pembuangan akhir sampah di Pasar Dwikora Kota Pematangsiantar.

8. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden di Pasar

Dwikora Kota Pematangsiantar.

9. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi pedagang dalam

menciptakan lingkungan bersih di pasar Dwikora Kota Pematangsiantar..

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan masukan bagi Perusahaan Daerah Pasar

Horas Jaya Kota Pematangsiantar dalam upaya penyehatan pengelolaan sampah.

2. Untuk dapat kiranya membantu Perusahaan Daerah Pasar Horas Jaya dan Dinas

Kebersihan Kota Pematangsiantar dalam penanggulangan sampah, khususnya

sampah Pasar Dwikora.

3. Untuk menambah pengetahuan penulis dalam rangka penanggulangan sampah,

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui sistem pengelolaan sampah yang meliputi: penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, dan pengolahan sampah yang dilaksanakan di basement pasar Petisah kota Medan..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan pengelolan sampah organik dan anorganik dari pasar tradisional di kota Bandung dan untuk mengetahui kendala-kendala yang

penduduk diperoleh dari dua pasar yang ada di Kota Pematangsiantar, yaitu Pasar Horas dan Pasar mvikora. Masalah lain ) m g sedang dihadapi oleh Pemeaintah Kota

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa dalam menata pasar tradisional telah ada upaya pemerintah daerah kota Pematangsiantar terutama dalam hal

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui sistem pengelolaan sampah di Pasar Pringgan Kota Medan, (2) Mengetahui perilaku pedagang dalam mengatasi permasalahan sampah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana mekanisme survival atau strategi bertahan yang dilakukan pedagang pasar tradisional yang ada dipasar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dengan partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah di pasar Bauntung Banjarbaru Jenis

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Pengelolaan