• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pra Perlakuan Pemadatan Terhadap Kualitas Kayu Jabon (Anthecephalus cadamba M.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pra Perlakuan Pemadatan Terhadap Kualitas Kayu Jabon (Anthecephalus cadamba M.)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Kayu jabon (Anthocephalus cadamba M.) memiliki berat jenis 0,48 dan

tergolong kayu kelas kuat IV. Berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki dan informasi

penggunaan kayu secara lokal oleh masyarakat, kayu jabon merah berpotensi

digunakan untuk bahan bangunan sebagai komponen struktural dengan beban

ringan (kaso, reng dan rangka dinding/plafon) dan sebagai komponen non

struktural seperti papan pelapis dinding (siding), partisi, plafon (celing) dan lis.

Kayu jabon merah bertekstur agak halus dan merata, arah serat lurus, permukaan

kayu agak mengkilap dan kesan raba agak licin sampai licin, sehingga vinir yang

dihasilkan dari kayu ini dapat digunakan baik untuk vinir tengah maupun vinir

muka pada produk kayu lapis, vinir untuk membuat kotak dan batang korek api

serta tusuk gigi (Lempang, 2014).

Perlakuan perendaman dalam larutan NaOH dimaksudkan untuk

mempercepat proses pelunakan kayu, serta membantu trecapainya fiksasi yang

permanen. Pada kayu jenuh air maupun jenuh NaOH akan melunakkan

hemiselulosa dan lignin sebagai komponen utama kimia kayu sehingga kayu jadi

bersifat plastis dan memungkinkan terjadinya proses fiksasi. Selama proses

pengepresan, lignin yang merupakan polimer akan melunak atau mengalir dan

mengisi ruang matriks di dalam kayu (Onngo dan Astuti, 2005).

Pra perlakuan menggunakan larutan NaOH merupakan metode yang

efisien untuk menghidrolisis selulosa yang terdapat pada kayu, karena jika

selulosa tidak dilarutkan maka dapat mengakibatkan pengembangan setelah

(2)

akan kurang berpengruh, sementara ketika suhu lebih tinggi menjadi 180°C maka

konversi akan meningkat, namun hasil dari pengujian sifat mekanis akan

menurun. Hal tersebut karena glukosa akan menglami degradasi pada suhu tinggi

(Sun dkk. 2017).

Semakin tinggi konsentrasi larutan NaOH maka nilai pengembangan tebal

(Recovery of Set) semakin menurun. Fenomena ini menunjukkan bahwa faktor

NaOH mempunyai pengaruh yang besar terhadap pencapaian fiksasi kayu yang

dipadatkan (Amin dkk, 2007).

Kayu Jabon yang dikukus sebelum dipadatkan memiliki kualitas

permukaan lebih bagus dengan tekstur lebih jelas. Hal ini mungkin karena zat

ekstraktif yang luruh ketika kayu dikukus membuat serat kayu tampak lebih jelas.

Hasil pemadatan kayu jabon memperlihatkan permukaan kayunya mengilap

dengan tekstur halus dan licin. Secara visual (penampilan) kualitas kayu Jabon

yang dipadatkan lebih baik dibandingkan kayu Jabon cepat tumbuh (JCT) yang

dipadatkan (Basri dan Balfas, 2015).

Sampel kayu pra perlakukan dengan uap/pengukusan faktanya akan

meninggkatkan permeabilitas yang nyata pada kelembaban kayu pada saat

pemadatan dibandingkan tanpa perlakuan awal, semakin tinggi suhu perebusan

maka semakin cepat kelembaban kayu turun. Metode penguapan akan lebih

efisien untuk kualitas kayu daripada metode konvensional lainnya dengan

mempertimbangkan waktu yang singkat (Yi-qing, 2012).

Pemadatan kayu dapat dilakukan secara fisika (kompresi), kimia

(impregnasi), maupun kombinasi keduanya. Pemadatan secara fisika dilakukan

(3)

peningkatan densitas (kerapatan) pada struktur kayu. Pemadatan secara kimia

dilakukan dengan memasukkan senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan gugus

hidroksil pada mikrofibril, atau memasukkan bahan resin atau polimer yang dapat

mengisi rongga sel kayu. Pemadatan kombinasi antara fisika dan kimia dilakukan

dengan mengempa kayu yang telah diimpregnasi dengan senyawa kimia atau

bahan resin, atau dikenal dengan istilah kompregnasi (Kollmann et al., 1975

dalam Khalil et al., 2014).

Pemadatan kayu menyebabkan lumen menyempit dan dinding sel semakin

rapat satu dengan lainnya. Selain itu dengan adanya panas dan pengempaan

dengan waktu tertentu menyebabkan bagian dinding sel yang mengandung

selulosa mengalami plastisasi sehingga terjadi perubahan bentuk permanen.

Kondisi ini menyebabkan sifat anatomi dan sifat mekanis kayu bertambah bentuk

permanen. Kondisi ini menyebabkan sifat-sifat mekanis kayu bertambah

(Wardhani, 2005)

Selama proses pengempaan, dinding sel yang menahan berat tekanan akan

mengalami perubahan bentuk, sampai tebal kayu berkurang sesuai target tebal

kayu yang diinginkan. Dengan meningkatnya tekanan secara berangsur-angsur

akan meningkatkan deformasi di mana sel-sel kayu melipat satu-persatu pada

bagian kayu awal yang mempunyai dinding sel yang tipis, dinding sel mulai

bersentuhan dengan dinding sel yang lain. Sel-sel kayu menjadi pipih dan rongga

sel volumenya berkurang. Perubahan struktur sel menjadi lebih padat dan lignin

tidak mengalami kerusakan sehingga meningkatkan kekuatan, mengurangi

kandumgam kadar air dan meningkatkan kestabilan dimensi kayu tersebut

(4)

Pemadatan kayu menyebabkan rongga sel memipih, meningkatkan

kerapatannya dan merubah struktur anatomi kayu. Pemadatan kayu dengan suhu

dan waktu kempa menyebabkan lumen menyempit dan dinding sel semakin rapat

satu dengan lainnya. Selain itu dengan adanya panas dan pengempaan dengan

waktu tertentu menyebabkan bagian dinding sel yang mengandung selulosa

mengalami plastisasi sehingga terjadi perubahan (Wahyuni, 2013).

Menurut Tomme et al. diacuh dalam Sulistyono dan Surjokusumo (2001),

densifikasi kayu dapat meningkatkan kerapatan kayu karena kayu menjadi lebih

padat akibat dikempa. Kerapatan kayu berhubungan linier dengan kekuatan kayu,

yaitu semakin tinggi kerapatan kayu semakin tinggi pula kekuatannya.

Tingginya pengembangan tebal dipengaruhi oleh kerapatan awal kayu dan

terlarutnya zat ekstraktif pada lamanya perendaman dalam air. Apabila ditelaah

lebih lanjut ternyata semakin lama kayu direndam, penyerapan air dan

pengembangan tebal papannya semakin kecil. Zat ekstraktif adalah komponen

kayu yang bukan merupakan komponen struktural dan hampir semuanya

terbentuk dari senyawa ekstraseluler dan berbobot molekul rendah (Panca, 2009).

Pengembangan tebal (Recovery of Set) diduga ada hubungan dengan

absorbsi air, karena semakin banyak air yang diabsorbsi dan memasuki rongga sel

maka semakin banyak pula perubahan dimensi yang dihasilkan, hal tersebut

dibuktikan dengan besarnya nilai pengembangan tebal yang tinggi.

Pengembangan tebal yang tinggi akan mengakibatkan stabilitas dimensi yang

rendah, karena sifat mekanis yang dimilikinya akan segera menurun secara drastis

(5)

Proses modifikasi termal merupakan faktor penting yang mempengaruhi

permukaan kayu dan stabilitas kayu, dimana kayu yang mengalami modifikasi

dengan cara pengempaan/hot press secara visual akan mengakibatkan permukaan

kayu menjadi lebih halus. Nilai kekerasan kayu akan meningkat secara signifikan,

apabila dengan menaikan tekanan kempa ataupun dengan menurunkan suhunya

sesuai kemampuan kayu. Karakteristik perbaikan dari kayu yang dimodifikasi

secara termal menawarkan banyak keunggulan baru yang potensial dan menarik

untuk produk kayu secara industri (Unsala dkk, 2011).

Peningkatan proses pengempaan dengan suhu terlalu tinggi (>150°C)

merusak kandungan kimia dan struktur sel sehingga komponen kimia kayu dan

struktur sel tersebut akan mengalami deformasi yang melebihi kewajaran

sehingga akan menurunkan keelastisan kayu. Sedangkan nilai MOR pada kayu

yang dipadatkan terjadi karena struktur sel kayu menjadi lebih padat dan merata

pada setiap bagian kayu, dan selain itu adanya kristalisasi molekul selulosa dalam

daerah amorf dari mikrofibril. Peningkatan suhu kempa dapat menyebabkan

pemipihan kayu semakin cepat terjadi (Eliezer, 2014).

Pengembangan tebal dengan air dingin meningkat drastis dibanding

dengan perendaman air panas atau larutan kimia lainnya setelah mengalami

pengempaan, karena terjadi saat kayu dipadatkan hanya lapisan permukaan kayu

namun di salah satu sisi bawah kayu menahan beban dari kempa panas. Pengaruh

proses modifikasi kempa panas pada degradasi kimia komponen kayu, seperti

Referensi

Dokumen terkait

Kewenangan negara yang dalam hal ini adalah pemerintah untuk menjamin hak-hak ekonomi, sosial dan budaya di indonesia dirasa tidak memenuhi hasil yang memadai sehingga dapat

Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan perilaku asertif mahasiswa Program Studi BK - FKIP - UKSW Angkatan

Andrain mengemukakan klasifikasi pola perubahan sosial sebagai berikut :Pertama, Golongan revolusioner, mengambil pilihan perubahan sosial secara fundamental dan cepat dengan

Pengujian aplikasi menunjukkan bahwa aplikasi Pengenalan Kerangka dan Organ Tubuh dapat berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan yang telah diusulkan pada

Berdasarkan masalah tersebut penulis tertarik untuk merancang bangun sistem informasi berbasis web guna memudahkan dalam hal mengakses informasi yang berhubungan

Button yang terdapat dalam layer kategori ini ada tiga yaitu Button Kerangka, Button Organ Dalam, Soal yang memiliki keterangan pada setiap masing-masing buttonnya,

Oleh karena itu, penulis ingin mencoba merancang sistem informasi pemesanan tiket bus secara online dan dukungan teknologi berbasis web diharapkan dapat mempermudah

Teks adalah elemen paling awal dan sederhana dalam multimedia.Teks biasanya mengacu pada kata, kalimat, alinea, segala sesuatu yang tertulis atau ditayangkan.Sebagian