37 Lampiran 1. flowchart penelitian
Tidak
Ya
Pengujian Mata Pisau Mulai
Merancang bentuk Mata Pisau
Menggambar dan menentukan dimensi Mata Pisau
Memotong bahan yang digunakan sesuai dengan
dimensi pada gambar
Merangkai Alat Mengukur bahan yang akan
digunakan Persiapan bahan dan alat
Layak
Pengukuran parameter
38
Data: 1. Kapasitas alat 2. Analisis
ekonomi
Analisis Data/Perhitungan a
39 Lampiran 2. Spesifikasi alat
1. Dimensi
Panjang = 30 cm
Lebar = 30 cm
Tinggi = 107 cm
2. Bahan
Mata pisau = Stainless steel
Batang penopang = besi
Rangka = Besi siku
Alas = politetrafluoroetilen (PTFE)
3. Diameter mata pisau
Mata pisau 1 = 7,5 cm
Mata pisau 2 = 10 cm
Mata pisau 3 = 11 cm
40 Lampiran 3. Analisis ekonomi
1. Unsur produksi
1. Biaya pembuatan alat (P) = Rp. 3.000.000
2. Perhitungan biaya produksi
a. Biaya tetap (BT)
1. Biaya penyusutan (D)
Dn= (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, n-1)
dimana:
Dn = Biaya penyusutan pada tahun ke-n (Rp/tahun)
P = Harga awal (Rp)
S = Harga akhir, 10% dari harga awal (Rp)
N = Perkiraan umur ekonomis (tahun)
n = Tahun ke-n
41
Tabel perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund Akhir
2. Bunga modal dan asuransi (I)
Bunga modal pada bulan Februari7,5% dan Asuransi 2%
I = i(P)(n+1) 2n
dimana:
i = Tingkat bunga modal dan asuransi (7,5% pertahun)
P = Harga awal (Rp)
N = Perkiraan umur ekonomis (tahun)
42
Tabel perhitungan biaya tetap tiap tahun
Tahun Dt
b. Biaya tidak tetap (BTT)
1. Biaya perbaikan alat (reparasi)
Biaya reparasi = 1,2%(P−S) 100
=
1,2%(Rp .3.000.000−Rp .300.000)100 jam
= Rp. 324/jam
2. Biaya operator
Diperkirakan upah operator untuk mengupas nanas per 50 buah adalah
sebesar Rp. 4.000. Sehingga diperoleh biaya operator:
Jumlah produksi per hari = 722,85buah
Biaya operator per hari = 722,85 buah
50 buah x Rp. 4.000
= Rp. 57.828/hari
= Rp. 11.565,6/jam
43
Maka, untuk menghitung biaya total yaitu:
Biaya Total = Biaya Tetap (Rp/tahun) + Biaya tidak tetap (Rp/tahun)
Tabel perhitungan biaya total tiap tahun
Tahun Biaya tetap (Rp)/tahun
c. Biaya pengupasan nanas
Biaya pokok = [ BT
Tabel perhitungan biaya pokok tiap tahun
44 Lampiran 4. Break even point
S = FC + P SP - VC
dimana:
S = Sales variabel (produksi) (Kg)
FC = Fix cash (biaya tetap) per tahun (Rp)
P = Profit (keuntungan) (Rp) dianggap nol untuk mendapat titik impas.
VC = Variabel cash (biaya tidak tetap) per unit produksi (Rp)
SP = Selling per unit (penerimaan dari tiap unit produksi) (Rp)
Biaya tidak tetap = Rp. 11.781,5/jam
Kapasitas produksi = 146,74 kg/jam
Maka, VC =Rp. 11.781,5/jam: 146,74 kg/jam
= 80,288/kg
SP = Rp.15.000/kg(asumsi buah nenas tanpa kulit di lapangan)
Tabel Perhitungan BEP
Tahun FC
Produksi mengalami titik impas (break even point) saat mesin menghasilkan
45 Lampiran 5. Net present value
NPV = PWB - PWC
dimana:
PWB = Present worth of benefit
PWC = Present worth of cost
NPV > 0 artinya investasi akan menguntungkanatau layak
NPV < 0 artinya investasi tidak menguntungkan
Maka,
Investasi = Rp. 3.000.000
Nilai akhir = Rp. 300.000
Keuntungan dari suku bunga bank = 7,5%
Keuntungan dari suku bunga coba-coba = 9,5%
Umur alat = 5 tahun
Penerimaan dari tiap Kg = Rp. 15.000/kg
Kapasitas alat = 146,74 kg/jam
Penerimaan = 146,74 kg/jam x Rp. 15.000/Kg
= Rp. 2.201.100/jam
Pendapatan = Penerimaan×jam kerja
= Rp.2.201.100/jam x 1500 jam/tahun
= Rp. 3.301.650.000/tahun
Pembiayaan = BTT x Jam kerja per tahun
= Rp. 11.781,5/jam x 1500 jam/tahun
46
PWB (present worth of benefit) 7,5%
Pendapatan = Rp. 3.301.650.000/tahun (P/A, 7,5%, 5)
=Rp. 3.301.650.000/tahun (4,0459)
=Rp. 13.358.145.735
Nilai akhir = Rp. 300.000 (P/F, 7,5%, 5)
=Rp. 300.000 (0,6966)
=Rp. 208.980
PWB = Rp. 13.358.145.735 + Rp. 208.980
= Rp. 13.358.354.715
PWC (present worth of cost)7,5%
Pembiayaan = Rp. 17.672.250/tahun (P/A, 7,5%, 5)
=Rp. 17.672.250/tahun (4,0459)
= Rp. 71.500.156,28
PWC = Rp. 3.000.000+ Rp. 71.500.156,28
= Rp. 74.500.156,28
NPV 7,5% = PWB - PWC
= Rp. 13.358.354.715 – Rp. 74.500.156,28
= Rp. 13.283.854.558,72
PWB (present worth of benefit) 9,5%
Pendapatan = Rp. 3.301.650.000/tahun (P/A, 9,5%, 5)
=Rp. 3.301.650.000/tahun (3,8397)
=Rp. 12.677.345.505/tahun
Nilai akhir = Rp. 300.000 (P/F, 9,5%, 5)
47
=Rp. 190.560/tahun
PWB = Rp. 12.677.345.505/tahun + Rp. 190.560/tahun
= Rp. 12.677.536.065/tahun
PWC (present worth of cost) 9,5%
Investasi = Rp. 3.000.000
Pembiayaan = Rp. 17.672.250/tahun (P/A, 9,5%, 5)
=Rp. 17.672.250/tahun(3,8397)
=Rp. 67.856.138,33/tahun
PWC = Rp. 3.000.000 + Rp. 67.856.138,33
= Rp. 70.856.138,33
NPV 9,5% = PWB - PWC
= Rp. 12.677.536.065- Rp. 70.856.138,33
= Rp. 12.606.679.927
Jadi, besarnya NPV 7,5% adalah Rp. 13.283.854.558,72 dan NPV 9,5% adalah
Rp. 12.606.679.927 Jadi nilai NPV dari alat ini ≥ 0 maka usaha ini layak untuk
48 Lampiran 6. Internal rate of return
Berdasarkan harga dari NPV = X (positif) atau NPV= Y (positif) dan NPV
= X (positif) atau NPV = Y (negatif), dihitunglah harga IRR dengan
menggunakan rumus berikut :
IRR = p% + X
Discount rate diharapkan (p) = 7,5%
Discount rate diprediksi (q) = 9,5%
Karena keduanya positif, maka digunakan persamaan
49
Lampiran 7. Hasil Pengukuran Diameter Nenas di Lapangan
- Mata Pisau Diameter 7,5 cm Ulanga
n
Berat Awal Berat Akhir Diameter Keliling
(gr) (gr) (cm) (cm)
Ulangan Berat Awal Berat Akhir Diameter Keliling
50
- Mata Pisau Diameter 11 cm
Ulangan Berat Awal Berat Akhir Diameter Keliling
51 Lampiaran 8. Gambar buah nanas
Buah nanas sebelum dikupas
Buah nanas setelah kedua ujung dipotong sebelum dikupas
52
Buah nanas setelah dikupas
Kulit nanas hasil pengupasan
53
Lampiran 9. Gambar alat pengupas kulit dan buah nanas sistem press manual
Tampak depan
Tampak samping kanan
54
Tampak belakang
Tampak atas