• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 092009110 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 092009110 BAB III"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

25

Bab Tiga

Raja Ampat dalam Sejarah

Pemekaran, Perkembangan,

dan Tantangannya

Pengantar

Raja Ampat adalah kabupaten dengan gugusan pulau-pulau. Dalam kurun waktu 10 tahun belakangan ini nama Kabupaten Raja Ampat melejit sampai ke kancah internasional. Tidak main-main, julukan yang diberikan oleh dunia internasional justru memperkokoh nama Raja Ampat sebagai salah satu destinasi wisata terbaik di dunia.

The Last Paradise On Earth, adalah julukan yang diberikan bagi Raja Ampat semenjak tahun 2005. Dilambangkan sebagai surga terakhir di bumi, membuat Raja Ampat yang dahulunya sangat terisolir menjadi terbuka bagi siapa saja yang mau datang berkunjung. Pada bab ini penulis akan memaparkan tentang kronologis terbentuknya kabupaten baru yaitu Raja Ampat hadir di Papua Barat dan perkembangannya paska pemekaran :

Berangkat Dari Mimpi Untuk Maju

(2)

26

pembangunan, oleh sebab itu ada semangat maju bersama untuk mengelola rumah sendiri untuk capai kemajuan, karena SDM Raja Ampat sudah dianggap mampu. Berkat pendidikan putera-puteri terbaik mampu mengantarkan Raja

Ampat ke Pentas Dunia” kata mama dengan nada bangga.30

Dengan kondisi geografis yang berkarakter kepulauan, memang tantangan yang paling besar adalah rentang kendali pemerintahan dalam melakukan program-program pembangunan. Tidak heran, ketika masih di bawah pemerintahan kabupaten Sorong, Raja Ampat cenderung terabaikan dalam persoalan pembangunan. Hal ini juga bukan berarti, tidak terjadi aktifitas pembangunan sama sekali di Raja Ampat. Fasilitas-fasilitas umum/sarana publik yang merupakan bagian dari tugas dan tanggungjawab pemerintah di kampung-kampung Raja Ampat sangat minim. Hal ini pula yang sedang digambarkan oleh Mama Nyora Adelheid Omkarsba dalam petikan obrolan di atas. Sebagai seorang Nyora31 yang telah mengikuti sang suami Julius Omkarsba yang bertugas sebagai guru jemaat sejak tahun 1964, dimana guru jemaat Julius Omkarsba melakukan pelayanan dari satu pulau ke pulau yang lain, tentu mama nyora Adelheid sangat paham dengan kondisi Raja Ampat pada masa dahulu. Tergambarkan dengan jelas bagaimana Raja Ampat sangat terisolir sebab jaraknya yang jauh dari Sorong sebagai ibu kota kabupaten saat itu.

Pengalaman sebagai istri seorang guru jemaat ternyata terekam baik dalam ingatan mama nyora. Dalam perjalanan melayani jemaat-jemaat di pedalaman Raja Ampat, seorang guru jemaat-jemaat bukan hanya bertugas melayani peribadahan di gereja-gereja. Mereka adalah aktor yang bermain dalam semua peran. Para guru jemaat ini terkadang juga bertugas untuk menjadi guru di sekolah-sekolah yang berada di kampung-kampung, terkadang juga mereka dituntut menjadi dokter untuk mengobati masyarakat yang sakit. Dalam menjalani tugas

30 “Transisi Politik Raja Ampat 2015” (Pesan seorang Mama Nyora Adelheid... Jangan

pernah lupakan sejarah) disadur dari tulisan Joris Stef Omkarsba.

31 Nyora adalah sebutan yang diberikan kepada seorang istri dari seorang guru jemaat

(3)

27

pelayanannya bersama masyarakat terjadi juga transfer ilmu pengetahuan dan informasi-informasi yang mendidik masyarakat untuk menggunakan kehidupan mereka agar menjadi lebih baik. Sederet nama-nama para guru jemaat ini tersebutkan oleh mama nyora, antara lain : Tete32 Hallatu, Tete Kukurele, Tete Urbinas, Tete Mirino, Tete Wagunu dan beberapa guru jemaat lainnya, adalah orang-orang yang mendedikasikan kehidupan mereka bagi masyarakat Raja Ampat.

Seiring berjalannya waktu, ketika pengetahuan demi pengetahuan yang dimiliki masyarakat kian meningkat, kemajuan demi kemajuan dialami oleh masyarakat Raja Ampat. Para guru jemaat ini menilai masyarakat Raja Ampat sudah mampu mengelola sebuah kabupaten sendiri. Mimpi untuk mewujudkan diri menjadi pemimpin di negeri sendiri mulai muncul didalam benak masyarakat. Mimpi inilah yang menjadi spirit untuk mendorong berdirinya sebuah daerah yang mandiri yaitu kabupaten Raja Ampat.

Tahun 2003 Mimpi Menjadi Nyata

Keinginan dan mimpi untuk memiliki rumah idaman yang disebut dengan Kabupaten Raja Ampat bukanlah isapan jempol belaka. Para guru-guru jemaat bersama dengan beberapa guru-guru sekolah yang melayani dipedalaman Raja Ampat mulai menggagas ide pembentukan Kabupaten baru. Diantaranya Bpk. Lindert Imbir, Bpk. Abner Kaisepo, Bpk. Julius Omkarsba, Bpk. Yosephus Sauyai, Bpk. Keliopas Mambrasar dan beberapa guru-guru yang bertugas di kampung-kampung.33

Langkah awal yang ditempuh adalah memulai pertemuan-pertemuan dari rumah ke rumah untuk merangkai mimpi memiliki rumah sendiri yaitu kabupaten Raja Ampat. Dari setiap gagasan dan ide pemikiran lalu muncul keinginan untuk mengadakan pertemuan yang

32 Tete adalah sebutan untuk seorang pria yang sudah tua usianya. Kalau di bahasa

Indonesia yang baku disebut Kakek.

33 “Transisi Politik Raja Ampat 2015” (Pesan seorang Mama Nyora Adelheid... Jangan

(4)

28

lebih besar untuk membicara mimpi mereka. Ide dan gagasan diwujudkan dalam kerja strategis untuk dapat mensukseskan rencana pembentukan Kabupaten Raja Ampat. Bersama dengan semua stake-holder, dalam rekam informasi yang disampaikan oleh Joris Stef Omkarsba ada beberapa organisasi kepemudaan dan organisasi kemasyarakatan yang bersinergi dalam rangkaian usaha membentuk kabupaten Raja Ampat. Organisasi-organisasi tersebut antara lain: Ikatan Keluarga Raja Ampat (IKRA), Forum Komunikasi Generasi Muda Raja Ampat (FK-GEMURA), dan Mahasiswa Raja Ampat di Jayapura (IPPM-RAS). Akhirnya ide dan keinginan itu terealisasikan dengan diadakannya seminar puncak di Hotel Tanjung yang mengumpulkan para pemuka masyarakat Raja Ampat. Seminar yang berlangsung di Hotel Tanjung Kota Sorong (Irian Beach Hotel) Lido pada tahun 1999 ini membicarakan tentang pemekaran kabupaten Raja Ampat.

Dari hasil seminar ini, forum menghasilkan 2 langkah strategis berupa lobi-lobi politik untuk mempercepat pembentukan Kabupaten Raja Ampat. Lobi politik yang pertama dilakukan oleh IPPM-RAS dan tokoh-tokoh adat Betew di Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia melaui Pdt. Isack Sauyai sebagai anggota DPR-RI dan juga dosen pada Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta. Lobi politik yang kedua dilakukan oleh tokoh-tokoh masyarakat yang tergabung dalam IKRA kepada PEMKAB Sorong. Dengan alasan jika tidak mendapatkan restu dari PEMKAB Sorong akan sangat sulit bagi Raja Ampat untuk dimekarkan menjadi sebuah kabupaten. Beberapa tokoh yang terlibat dalam proses lobi ini diantaranya : Godlif Dimara, Julius Omkarsba, Isack Dimalouw, Abner Kaisepo, Abas Umlati, Lindert Imbir, Manfred Faidiban, Pdt. Frans Mambrasar, Efraim Mayor, SH dan beberapa orang lainnya.

(5)

29

Menteri Dalam Negeri. Dan yang tampil sebagai caretaker Bupati Raja Ampat adalah Drs. Marcus Wanma, M.Si. Beliau dipercayakan oleh masyarakat Raja Ampat untuk mempersiapkan Kabupaten baru yang bernama Raja Ampat tersebut. Masa caretaker adalah masa dimana Bupati caretaker Drs. Marcus Wanma, M.Si mempersiapkan semua sarana dan prasarana pemerintahan baik bangunan fisik sampai pada setiap aparatur pemerintahnya sampai ditentukan sebagai pemerintahan defenitif.

Dibentuklah semua perangkat yang menopang dan mempercepat terlaksananya kerja caretaker untuk menjadikan Raja Ampat sebagai Kabupaten defenitif. Pulau Saonek menjadi tempat yang dipilih oleh Bupati caretaker untuk mempersiapkan semuanya. Pemilihan tempat ini dengan alasan karena pulau ini dirasakan memiliki fasilitas lebih baik dan lengkap untuk menunjang kerja perangkat caretaker. Tentu sambil mempersiapkan Waisai yang menjadi cikal bakal ibu kota kabupaten Raja Ampat. Dengan menempuh perjalanan waktu 2 tahun, tugas dan kerja Bupati caretaker

telah selesai. Tepat pada tanggal 9 Mei 2005, Raja Ampat menjadi Kabupaten defenitif baru yang beribukota di Waisai.

Mengenal Raja Ampat Setelah Pemekaran

Tanggal 9 Mei 2005 merupakan tonggak sejarah dan perjuangan yang baru bagi masyarakat di deretan kepulauan kepala burung cenderawasih. Cita-cita untuk memiliki rumah sendiri yang bernama kabupaten Raja Ampat sudah menjadi kenyataan sejak ditetapkan sebagai kabupaten defenitif dan siap untuk membangun. Di bawah tampu pimpinan yang dipercayakan masyarakat kepada Drs. Marcus Wanma, M.Si sebagai bupati dan Drs. Inda Arfan, M.Ec.Dev sebagai wakil bupati, Raja Ampat mulai membangun masyarakat dan daerah.

(6)

30

Daerah (SKPD), tersedianya rumah bagi para pegawai yang ditempatkan pada Kabupaten baru ini, pembagian wilayah dan ruang RT/RW sehingga pelayanan pemerintahan dapat menjangkau semua daerah sampai pelosok. Dalam pelaksanaannya tentu mengalami kendala seperti halnya bagaimana harus mengganti rugi lahan masyarakat yang akan digunakan untuk membangun fasilitas pemerintah. Untuk membangun dari awal memang tidaklah mudah, butuh sinergisitas yang tinggi dari pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Merupakan sesuatu yang biasa, ketika persoalan ganti rugi tidak menemukan titik temu. Tapi bagi Agus selaku tokoh masyarakat dari Teluk Mayalibit beliau mengatakan:

“Kalau sa secara pribadi selalu terbuka untuk pemerintah

dorang. Kalau dorang mo bangun fasilitas di atas sa pu tanah, yo silahkan saja. Tapi torang ini kan pu aturan adat, bagaimana caranya kalo torang mo minta sesuatu dari orang lain itu ada dia pu cara, tra asal ambil atau bangun di orang

pu tanah to?” 34

Bagi Agus, kepemilikan terhadap hak tanah ulayat haruslah dihormati dan dihargai. Siapapun yang datang dan ingin tinggal di atas tanah mereka haruslah juga menghargai aturan adat yang berlaku di wilayah mereka. Menurut beliau, apalagi ketika yang membutuhkan lahan mereka adalah pemerintah yang ingin membangun fasilitas untuk melayani masyarakat, tidak ada alasan bagi dirinya tidak menopang program pemerintah. Walaupun bagi dirinya tetap ada aturan yang harus dipatuhi bersama.

“Yo apalagi kalo pemerintah dorang yang butuh tanah. Sa secara pribadi pasti kasi, selama fasilitas pemerintah yang dibangun itu untuk kepentingan masyarakat. Biar begitu, aturan adat tetap berlaku to. Mari tong duduk bicara supaya tong sepakat, mo itu torang bicara ganti rugi ka ato apapun dia pu nama. Karena memang pemerintah itu kan kerja buat torang masyarakat” Lugas Agus.35

34 Wawancara dengan Agus, 17 Januari 2015, Pukul 15.00 WIT.

35

(7)

31

Cerita dan sikap yang ditunjukkan Agus mungkin menjadi bagian dari masyarakat Raja Ampat. Dalam pra-penelitian yang ditempuh, penulis pernah sekali menemukan sebuah spanduk terpampang disalah satu jalan yang sedang dipalang oleh warga :

Gambar 3.1. Spanduk protes warga atas ganti rugi lahan

(Sumber A. F. Binter)

Ketika ditelusuri, spanduk tersebut dipasang warga sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang tidak membayarkan biaya ganti rugi (santunan dalam bahasa warga) atas lahan milik warga. Rencananya lahan tersebut akan dibangun pelabuhan kapal feri oleh pemerintah kabupaten Raja Ampat dan pembayaran ganti rugi akan dilakukan bertahap. Tetapi sampai pada saat pembukaan lahan ternyata pemerintah kabupaten belum melunasi pembayaran ganti rugi sesuai dengan tahapan yang sudah disepakati bersama. Peristiwa diatas adalah riak-riak kecil dalam pembangunan Raja Ampat diawal pemekaran.

Raja Ampat pun terus membangun disegala bidang. Penataan ruang wilayah pemerintahan yang tergambar dari tata ruang kabupaten Raja Ampat, dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan. Misalnya pada tahun 2009, tercatat bahwa di kabupaten Raja Ampat terdapat 17 kecamatan dengan besaran wilayah adalah 6.084,50 Km².36 Bandingkan dengan data tahun 2013, tercatat di kabupaten Raja

36 BAPPEDA Kab. Raja Ampat dan BPS Kab.Raja Ampat, 2009. Kabupaten Raja

(8)

32

Ampat kini memiliki 24 kecamatan dengan besaran wilayah adalah 71.605,69 Km² (berdasarkan UU RI 26 Tahun 2002).37

Tabel 3.1

Luas Wilayah Kabupaten Raja Ampat Menurut Kecamatan Tahun 2012

Kecamatan Luas Wilayah Total (Km²)

Darat (Km²) Laut (Km²)

10. Batanta Selatan 151,92 1.715,41 1.867,33

11. Batanta Utara 234,02 1.156,81 1.390,83

12. Waigeo Selatan 193,26 597,47 790,73

13. Kota Waisai 98,09 1.021,93 1.120,02

14. Teluk Mayalibit 500,56 416,49 917,05

15. Tiplol Mayalibit 161,38 137,50 298,88

16. Meosmansar 176,16 1.323,48 1.499,58

17. Waigeo Barat 614,63 8.841,43 9.456,06

18. Waigeo Barat Kep. 83,14 8.356,05 8.439,19

19. Waigeo Utara 120,39 1.750,33 1.870,72

20. Warwabomi 239,31 1.674,85 1.914,16

21. Supnin 189,00 661,22 850,22

22. Kepulauan Ayau 10,18 6.477,66 6.487,84

23. Ayau 4,77 6.952,43 6.957,20

24. Waigeo Timur 447,02 1.422,23 1.869,25

Jumlah 6.084,50 65.521,19 71.605,69

Sumber : Badan Pusat Statistik Raja Ampat

Berdasarkan tabel diatas, terjadi penambahan jumlah distrik jika dibandingkan data pada tahun 2009. Dengan karakterisik sebagai wilayah kepulauan tantangan paling terbesar secara geografis adalah rentang kendali. Dan untuk memperkecil rentang kendali tersebut

37 BAPPEDA Kab.Raja Ampat dan BPS Kab. Raja Ampat, 2014. Kabupaten Raja

(9)

33

maka pemekaran kecamatan dilakukan, dengan harapan layanan publik dan program pemerintah dapat langsung dirasakan oleh masyarakat yang berada di pedalaman. Walaupun dalam perbincangan yang dilakukan antara penulis dan beberapa pegawai negeri, ada dugaan pemekaran kecamatan memiliki muatan politis untuk mensukseskan wacana pemekaran kabupaten Raja Ampat menjadi 2 kabupaten.

Secara geografis kabupaten Raja Ampat berposisi pada koordinat 00° 30,33" Lintang Utara - 01° Lintang Selatan dan 124° 30,00 - 131° 30 Bujur Timur. Sebagai wilayah kepulauan, daerah ini memiliki sekitar 610 pulau besar dan kecil, atol dan taka dengan panjang garis pantai 753 km. Sementara ini hanya 34 pulau saja yang berpenghuni. Perbandingan wilayah darat dan laut adalah 1 : 6, dengan wilayah perairan yang lebih dominan.38 Kondisi geografis yang di dominasi oleh wilayah perairan inilah yang justru membuat Raja Ampat tampil dengan keunggulannya maritimnya.

Selain itu secara administratif, batas wilayah kabupaten Raja Ampat sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Republik Federal Palau, Samudera Pasifik.

2. Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan kabupaten Seram Utara, Provinsi Maluku.

3. Sebelah Barat berbatasan langsung dengan kota dan kabupaten Sorong.

4. Sebelah Timur berbatasan langsung dengan kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara.

Batas wilayah ini juga tergambar jelas lewat cerita-cerita legenda masyarakat yang memiliki keterkaitan dengan wilayah sekitar. Seperti halnya cerita tentang ekspansi Kesultanan Tidore dari Halmahera, yang kemudian hidup berbaur bahkan kawin-mawin dengan penduduk asli Raja Ampat. Selain itu pula, pengaruhnya dapat kita temukan pada

(10)

34

budaya-budaya lokal yang dimiliki oleh masyarakat Raja Ampat seperti pada topik pembicaraan kita tentang Sasi yang akan disampaikan pada bab-bab selanjutnya.

Jika dilihat dari pulau-pulau terbesar, Raja Ampat terdiri dari 4 pulau besar, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Batanta, Pulau Salawati dan Pulau Misool. Masing-masing pulau ini memiliki karakteristik topografi yang berbeda-beda :

1. Pulau Waigeo merupakan pulau yang sebagian besar topografinya bergunung dan berbukit pada bagian poros tengah sampai ke daerah pesisir. Selain itu juga terdiri dari pasir dan karang-karang batu. Selain itu Pulau Waigeo dikelilingi pulau-pulau sedang dan kecil yang sebagian besar telah dihuni oleh penduduk. Bagian Barat dan Selatan Pulau Waigeo lebih banyak dikelilingi oleh pulau-pulau lain apabila dibandingkan dengan bagian Timur dan Utara. 2. Pulau Batanta sebagian besar topografinya terdiri dari pegunungan

dan perbukitan yang memanjang dari bagian tengah sampai ke bagian pesisir. Pada bagian pesisir pantai jarang ditemukan pasir putih. Pulau ini hanya dikelilingi oleh 8 pulau kecil.

3. Pulau Salawati dikelilingi oleh pulau-pulau kecil terutama pada bagian Selatan dan Timur. Dari bagian tengah sampai dengan pesisir dikelilingi oleh gunung dan perbukitan yang membujur ke semua arah.

4. Pulau Misool memiliki topografi yang hampir sama dengan ketiga pulau besar lainnya. Pada bagian Barat dan Selatan dikelilingi oleh pulau-pulau kecil. Sedangkan bagian Utara terbentang pulau-pulau kecil yang membujur dari arah Timur ke Barat yang jarak tempuhnya dari Misool lebih dari satu jam. Bagian tengah terdapat pegunungan dan pada bagian pesisir terdapat bukit-bukit berbatuan terutama pada bagian Barat dan Selatan Pulau Misool.

(11)

35

tersebut hanya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan dan tidak bisa bercocok tanam seperti penduduk di pulau-pulau yang menjadi bagian dari Distrik Kepulauan Ayau.

Potensi Darat dan Laut di Raja Ampat

Deburan hantaman air laut di badan kapal cepat Marina, menghempaskan aroma asin semerbak di hidung. Aroma yang sudah sekian lama tidak pernah tercium oleh penulis semenjak melakukan studi di Salatiga. Memang bukanlah hal yang baru soal aromanya, yang baru justru apa yang dilihat oleh mata penulis. Hamparan pepohonan menyambut kedatangan setiap orang yang akan berkunjung ke Raja Ampat. Wajar saja, masih terlihat gugusan pepohonan di pesisir kota Waisai yang adalah ibu kota kabupaten Raja Ampat. Baru 6 tahun semenjak pemekaran, Raja Ampat mulai membangun. Raja Ampat

(Piece of Paradise), begitu bunyi rentetan huruf disebuah plang yang menandakan penulis telah sampai di pelabuhan Kota Waisai, Raja Ampat.

Raja Ampat terus menarik perhatian dunia dengan keindahan alam yang dimilikinya. Dalam jangka waktu 10 tahun saja, Raja Ampat telah tampil di pentas dunia sebagai salah satu destinasi wisata dunia populer. Wisatawan dari seluruh penjuru dunia berbondong-bondong datang ke Raja Ampat untuk menikmati keindahan laut dan alamnya. Ini terlihat oleh penulis ketika berada dalam kapal cepat Marina, wisatawan asing pun datang silih berganti dari berbagai belahan dunia. Bahkan Pangeran Belanda, Willem Alexander pernah mengunjungi Raja Ampat pada tahun 2008 untuk berlibur bersama keluarga di Papua Diving Resort.39 Dari tahun ke tahun kunjungan wisatawan semakin meningkat. Peningkatan tersebut dapat kita lihat melalui tabel di bawah ini :

39 Sumber perbincangan dengan Ibu Erma Pandin Oei Tono, headchef di Papua

(12)

36

Tabel 3.2

Jumlah Wisatawan Yang Datang di Kabupaten Raja Ampat per Bulan40

Tahun 2010 – 2013

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat

Dari tabel diatas, dapat terlihat bahwa semenjak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 peningkatan kunjungan wisatawan ke kabupaten Raja Ampat meningkat signifikan. Ada beberapa dugaan yang memungkinkan peningkatan ini terjadi secara signifikan. Yang pertama adalah arus informasi lewat jejaring sosial media. Dimana jejaring ini justru menjadi promosi wisata yang paling ampuh untuk menunjukkan betapa Raja Ampat memang menjadi tempat populer wisatawan. Yang kedua adalah promosi yang dilakukan olek SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang berkaitan dengan bidang ini, tentunya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Yang ketiga adalah event nasional internasional yang dilakukan di Raja Ampat antara lain : Festival Bahari Raja Ampat yang diselenggarakan setiap tahun, Sail Raja Ampat yang diselenggarakan tahun 2014. Tak tanggung-tanggung, Raja Ampat pernah menjadi lokasi syuting pada tahun 2011 dari

sebuah reality show “Koh-Lanta” yang merupakan program unggulan sebuah stasiun televisi swasta Perancis. Dengan segala bentuk media,

40 BAPPEDA Kab.Raja Ampat dan BPS Kab. Raja Ampat, 2014. Kabupaten Raja

(13)

37

Raja Ampat diperkenalkan di kancah nasional maupun internasional dan menjadi daya tarik tersendiri.

Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Raja Ampat41

Tahun 2012

Nama ODTW Jenis Wisata Lokasi

1. Pantai WTC Wisata Artificial/Buatan Kota Waisai

2. Air Terjun Warsambin Wisata Alam Warsambin, Teluk

Mayalibit

3. Pantai Waiwo Wisata Pantai dan Selam Waiwo, Waigeo

Selatan

4. Pantai Saleo Wisata Pantai Saleo, Waigeo

Selatan

5. Pulau Manswar Wisata Selam Kepulauan

Manswar, Meosmansar 6. Kampung Wisata

Sawinggrai

Wisata Alam dan Budaya Kampung

Sawinggrai, Meosmansar 7. Kampung Wisata

Sawandarek

Wisata Alam dan Budaya Kampung

Sawandarek,

10. Gugusan Pulau Wayag Wisata Geopark dan Selam Kepulauan Wayag,

Waigeo Barat Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat

41 BAPPEDA Kab.Raja Ampat dan BPS Kab. Raja Ampat, 2013. Kabupaten Raja

(14)

38

Gambar 3.2. Pantai WTC Kota Waisai

(Sumber A. F. Binter)

Gambar 3.3. Air Terjun Warengkris Warsambin

(Sumber A. F. Binter)

Gambar 3.4. Pantai Waiwo

(15)

39

Gambar 3.5.Pantai Saleo

(Sumber KURNIAWAN)

Gambar 3.6. Kampung Wisata Sawinggrai

(Sumber KURNIAWAN)

Gambar 3.7.Kampung Wisata Sawandarek

(16)

40

Gambar 3.8. Kampung Wisata Arborek

(Sumber KURNIAWAN)

Gambar 3.9. Pantai Jetty Yenbuba

(Sumber KURNIAWAN)

Gambar 3.10. Pulau Agusta

(17)

41

Gambar 3.11. Teluk Kabui

(Sumber KURNIAWAN)

Gambar 3.12. Pulau Wayag

(Sumber KURNIAWAN)

Setelah kita melihat keindahan alam dan panorama laut yang dimiliki kabupaten Raja Ampat sebagai salah satu destinasi wisata dunia. Sekarang kita akan melihat bagaimana sumber daya alam yang dimiliki oleh kabupaten Raja Ampat.

(18)

42

dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Raja Ampat tidak memuat informasi tersebut. Namun jika dilihat dari rasio penyebaran penduduk pada 4 pulau besar di Raja Ampat didominasi oleh wilayah-wilayah perkampungan pesisir maka tentu nelayan lebih mendominasi presentasi mata pencaharian penduduk kabupaten Raja Ampat.

Berdasarkan data dari BPS kabupaten Raja Ampat tahun 201342, sumber daya alam dari pertanian cuma terdapat beberapa komoditi yang nampak. Komoditi tersebut antara lain : padi, jagung, kacang kedelai, kacang tanah, keladi, ubi kayu, ubi jalar dan kacang hijau. Pada sektor pertanian ini komoditi yang unggul dalam jumlah produksi adalah padi, jagung dan ubi kayu. Dimana masing-masing komoditi ini pada tahun 2013 menghasilkan produksi sebagai berikut : Padi 1.800 ton, Jagung 1.143,25 ton, Ubi Kayu 1.165,5 ton, Ubi Jalar 1.070,15 ton, Keladi 770,8 ton, Kacang Tanah 602 ton.43 Sedangkan untuk buah-buahan hasil produksinya pada tahun 2013 didominasi oleh buah Pisang 57 ton, Jeruk 12 ton dan Sukun 10 ton.44 Untuk komoditi sayuran hasil produksi tahun 2013 didominasi oleh 4 sayuran : Tomat 31,8 ton, Kacang Panjang dan Kangkung masing-masing 24,5 ton, terakhir Sawi 18,5 ton.45 Begitu juga ketika melihat data pada tahun yang sama untuk tanaman perkebunan ada 6 komoditi yang tercatat antara lain : Kelapa 9.445 ton, Sagu 8.519 ton, Kakao 1.003 ton, Pinang 12 ton, Jarak 2 ton, Jambu Mete 0,5 ton.46

Selain dari sektor pertanian dan perkebunan, Raja Ampat juga memiliki potensi dari hasil hutan. Sebelum kita melihat berapa besaran hasil dari produksi hutan, sebaiknya kita melihat dulu bagaimana berapa luas hutan yang dimiliki oleh Raja Ampat menurut BPS kabupaten Raja Ampat. Hutan di kabupaten Raja Ampat terbagi menjadi 3 yaitu Hutan Produksi, Hutan Lindung dan Hutan Cagar Alam. Namun dalam data BPS tidak termuat berapa luasan hutan

42 BAPPEDA Kab. Raja Ampat dan BPS Kab. Raja Ampat, 2014. Kabupaten Raja

Ampat Dalam Angka 2014, Hal 169, Raja Ampat.

(19)

43

produksi yang dimiliki Kabupaten Raja Ampat, yang ada hanya berapa besaran hasil produksi dalan jenis hasil hutan.

Tabel 3.4

Luas Area dan Dasar Hukum Kawasan Cagar Alam47

Tahun 2013

Kawasan Cagar Alam Luas Area

(Ha)

4.993,75 251/KPTS-II/1996, 3 Juni

1996

891/KPTS-II/1999, 14

Oktober 1999

4. Selat Sagawin 16.500,00 891/KPTS-II/1999, 14

Oktober 1999

5. Salawati Utara 62.000,00 14/KPTS/UMUM/1/1982, 4

Januari 1982

6. Kofiau 5.937,50 891/KPTS-II/1999, 14

Oktober 1999

Jumlah 415.431,25

Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Raja Ampat

Tabel 3.5

Luas Area dan Lokasi Kawasan Hutan Lindung48

Tahun 2013

Kawasan Hutan Luas Area

(Ha)

Lokasi

1. Pulau Mapele 31.292,00 -

2. Pulau Batang Pele 2.031,25 Waigeo Barat Kepulauan

3. Pulau Majet 6.2500,00 -

4. Pulau Gam 15.625,00 Meosmansar,Waigeo

Selatan

5. Pulau Manswar 1.250,00 Meosmansar

6. Kepulauan Fam 1.562,50 Waigeo Barat Kepulauan

7. Pulau Batanta Timur 24.609,38 Selat Sagawin

(20)

44

9. Kepulauan Bo 1.500,00 Kofiau

10. Pulau Misool Utara 41.015,63 Misool

11. Pulau Kenari 1.500,00 Misool

Jumlah 128.979,51

Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Raja Ampat

Dengan melihat kedua tabel diatas menandakan bahwa hutan di kabupaten Raja Ampat didominasi oleh hutan non-produksi yang dilindungi atau bisa dikatakan hutan konservasi. Data BPS memang tidak menyajikan luasan hutan produksi, namun tercantum berapa besar produksi hasil hutan menurut jenis hasil hutan.

Tabel 3.6

Produksi Hasil Hutan Menurut Jenis Hasil Hutan49

Tahun 2010 – 2013

Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Raja Ampat

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil produksi dari hutan di Kabupaten Raja Ampat hanya berbentuk industri hulu. Dimana hasil hutan dalam bentuk kayu gergaji langsung dijual ke pasar tanpa melalui pengolahan untuk mendapatkan nilai tambah (value added). Berdasarkan tabel ini pula kita dapat melihat bahwa hasil produksi yang terdaftar di pemerintahan cukup rendah sebab memang hutan di Raja Ampat lebih banyak masuk dalam hutan lindung dan cagar alam.

Selain, pertanian, perkebunan dan hasil hutan, dalam data yang sajikan BPS Kabupaten Raja Ampat, salah satu potensi sumber daya alam lainnya yaitu pertambangan. Namun data dari hasil produksi

(21)

45

tambang tidak diuraikan secara lengkap dalam data tersebut. Berdasarkan data BPS Kabupaten Raja Ampat dari sektor tambang, kabupaten Raja Ampat hanya memiliki hasil produksi Nikel. Data BPS kabupaten Raja Ampat untuk hasil produksi nikel dalam kurun waktu 2011-2013 sebagai berikut : 849,708 (2011), 902,412 (2012), 888,402 (2013).50 Apakah Nikel adalah satu-satunya hasil tambang yang dimiliki Kabupaten Raja Ampat? Tentu tidak! Ada beberapa potensi pertambangan yang ditemukan di Raja Ampat tetapi tidak bisa dilakukan eksplorasi oleh karena mendapat penolakan dari warga.

Bagaimana dengan sumber daya alam yang berasal dari laut? Pada awal dari sub-bab ini, penulis telah menjelaskan tentang potensi laut yang kemudian dikelola sebagai potensi pariwisata. Lalu bagaimana produksi hasil laut sendiri? Sebelum sampai pada produksi hasil laut Kabupaten Raja Ampat, kita akan melihat apa seperti apakah perairan Raja Ampat itu.

Raja Ampat merupakan asset penting di kawasan Segitiga Karang Dunia, sebuah kawasan yang membentang di enam negara termasuk Indonesia. Segitiga karang didefinisikan sebagai wilayah ekoregion laut yang memiliki 500 atau lebih jenis karang. Hasil pendugaan ekologi secara cepat (Rapid Ecological Assessment) pada tahun 2001 dan 2002 menunjukkan keanekaragaman hayati laut yang tinggi di Kepulauan Raja Ampat. Raja Ampat dan Bentang Laut Kepala Burung (BLKB) Papua merupakan prioritas pertama konservasi laut di Indonesia (Huffard et al., 2012).

Raja Ampat menjadi rumah bagi 69,21% spesies karang dunia, dimana ditemukan 553 jenis karang dan dua diantaranya merupakan jenis endemik Raja Ampat dari keluarga Acroporidae yaitu Montipora delacatula dan Montipora verruculosus. Selain itu ditemukan setidaknya 41 jenis dari 90 genus karang lunak Alcyonacean dari 14 Famili. Di wilayah ini juga ditemukan 699 jenis moluska dan menjadi rumah bagi 5 jenis penyu , setidaknya 1.505 jenis ikan karang dan rumah bagi 15 jenis mamalia laut yang terdiri dari 14 jenis cetacean (13

(22)

46

jenis paus dan lumba-lumba) dan 1 jenis duyung (Dugong dugon). Salah satu pemicu keanekaragaman yang luar biasa ini adalah tingginya keragaman habitat mulai dari lamun, mangrove, terumbu karang di perairan dangkal (termasuk terumbu karang tepi, penghalang, patch dan atoll) hingga celah dalam antar pulau-pulau kecil utama. Dengan tingkat keragaman hayati yang begitu tinggi, para ilmuwan menyebut kepulauan Raja Ampat sebagai jantung Segitiga Karang Dunia.51

Lalu bagaimanakan hasil produksi dari sektor perikanan? Data BPS pada Raja Ampat Dalam Angka 2014, hanya menyajikan data berupa volume dan nilai produksi hasil perikanan secara umum. Namun mengenai jenis ikan apa saja yang menjadi bagian dari hasil produksi tidak tercantumkan. Begitu juga ketika melihat hasil produksi per-kecamatan tidak tercantumkan. Tetapi data disajikan secara umum sesuai dengan masukan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Raja Ampat. Berikut data yang penulis maksudkan :

Tabel 3.7

Volume dan Nilai Produksi Hasil Perikanan52

Tahun 2009 – 2013

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Raja Ampat

Kerusakan Lingkungan dan Eksploitasi, Tantangan Raja

Ampat Kini

Dengan ketersediaan sumber daya alam yang sangat melimpah dan situasi Raja Ampat yang sedang membangun sebagai Kabupaten

51 UPTD Taman Pulau-pulau Kecil Daerah & Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Raja Ampat, 2012. “Rencana Pengelolaan Taman Pulau-Pulau Kecil

(23)

47

baru, maka ancaman yang paling serius adalah kerusakan lingkungan hidup karena perilaku eksploitatif. Raja Ampat tentu membutuhkan sumber daya alam dalam bentuk konsumsi untuk membangun. Dimulai dari penebangan hutan untuk pembukaan lahan dalam membangun fasilitas/sarana pra-sarana pemerintah dan juga oleh masyarakat, sampai pada konsumsi kayu untuk pembangunan tersebut. Selain itu tentu sebagai daerah kabupaten baru tentu Raja Ampat akan mengalami pertambahan penduduk. Dan pertambahan penduduk ini berbanding lurus dengan tingkat konsumsi sumber daya alam. Itu artinya kondisi sumber daya alam yang ada akan terpakai untuk konsumsi masyarakat, dan pada akhirnya ancaman terhadap ketahanan pangan sekaligus kerusakan lingkungan hidup adalah ancaman yang serius.

Sesuai dengan tema penelitian ini yang berkaitan dengan sumber daya alam kelautan, maka penulis membatasi untuk melihat pada potensi kerusakan lingkungan laut dan ancaman eksploitasinya. Tentu sebagai wilayah yang didominasi oleh laut Raja Ampat punya 2 sektor unggulan yaitu Pariwisata dan Perikanan. Kita telah melihat diatas bahwa Raja Ampat sangat terkenal dengan keindahan paronama lautnya, baik keindahan pantai, biota ikan dan karang.

Setelah dimekarkan sebagai Kabupaten baru, Raja Ampat menghadapi tantangan yang sebenarnya.Terlebih ketika menghadapi persoalan maritim tentang pengelolaan laut serta hasilnya, serta bagaimana memproteksi segala potensi yang ada dalam laut Raja Ampat.

(24)

48

pengetahuan lokal, budaya, sejarah dan aspirasi dari masyarakat Raja Ampat.”53

Otoritas terkait dalam hal ini adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat pun menyadari akan ancaman kerusakan lingkungan laut dan eksploitasi sumber daya laut. Hal yang sama pun diungkapkan oleh Bambang54 yang pada saat itu bekerja di Conservation International, dalam wawancara dengan penulis beliau menyampaikan :

“Torang tidak melarang masyarakat untuk mengambil di dorang

pu laut, tapi torang cuma mengatur bagaimana cara tangkapnya saja. Selain itu juga ada nelayan-nelayan luar yang menangkap ikan dengan alat-alat modern yang tidak ramah dengan lingkungan. Coba ade bayangkan, kalo masyarakat dorang tangkap ikan deng akar bore atau bom ikan? Itu pasti karang-karang rusak. Trus kalo karang-karang rusak ikan dong hidup bagaimana? Lain lagi deng nelayan dari luar yang tangkap deng jaring pukat harimau. Itu semua ikan mo kecil ka, besar ka, yang tra bertelur ka, yang bertelur ka, semua tarangka abis. Kalau begini lama-lama

tong pu karang rusak, dan tong pu ikan habis”

(Kita tidak melarang masyarakat untuk mengambil di laut milik mereka, tapi kita cuma mengatur bagaimana cara tangkapnya saja. Selain itu juga ada nelayan-nelayan luar yang menangkap ikan dengan alat-alat modern yang tidak ramah dengan lingkungan. Coba adek bayangkan kalau mereka masyarakat tangkap ikan dengan akar bore55 atau bom ikan56? Itu pasti karang-karang rusak. Lalu kalau

53

UPTD Taman Pulau-Pulau Kecil Daerah & Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Raja Ampat, 2012. Rencana Pengelolaan Taman Pulau-pulau Kecil Daerah Raja Ampat, Hal 2, Raja Ampat,.

54

Bambang adalah salah satu tokoh masyarakat suku Maya di Teluk Mayalibit yang bekerja di lembaga Conservation International. Wawancara berlangsung pada pra-penelitian penulis di akhir Agustus 2011.

55

Akar bore adalah sejenis tumbuhan yang sering digunakan sebagai bahan dasar oleh masyarakat lokal untuk menangkap ikan. Tumbuhan ini kemudian diolah menjadi cairan dan berfungsi seperi racun. Akar bore belakangan ini dilarang untuk digunakan sebab efek penggunaan tumbuhan ini dalam penangkapan ikan dapat membuat karang-karang juga mati.

56

(25)

49

karang-karang rusak semua ikan hidup bagaimana? Lain lagi dengan nelayan dari luar yang menangkap ikan dengan jaring pukat harimau57. Itu semua ikan yang kecil, yang besar, yang tidak bertelur, yang bertelur, semua terjaring. Kalau begini terus, kita punya karang rusak dan kita punya ikan habis).

Gambar 3.13. Tumbuhan Akar Bore

(Sumber alamanah.org)

Gambar 3.14. Bom Ikan (Potas)

(Sumber cintailahindonesia.blogspot.com)

meledak karang menghancurkan karang di dasar laut akan mengakibatkan karang mati, dan ikan yang ada disekitarnya pun mati. Ketika ikan muncul dipermukaan lalu diambil oleh nelayan.

57

(26)

50

Gambar 3.15. Pukat Harimau

(Sumber wikipedia.org)

Sumber daya alam laut yang melimpah dan aktifitas menangkap ikan yang tidak ramah lingkungan adalah sebuah paradoks. Inilah tantangan yang terbentang nyata didepan mata Raja Ampat kedepan. Apakah aktifitas penangkapan itu dilakukan oleh nelayan lokal (dari Raja Ampat) ataupun dari luar (dari pulau-pulau sekitar Raja Ampat), ini adalah ancaman serius bagi kelestarian laut serta sumber daya laut yang dimiliki oleh Raja Ampat. Setiap stake-holder, baik itu pemerintah, lembaga swadaya masyarakat bahkan masyarakat Raja Ampat harus bahu-membahu untuk menjawab tantangan dan sekaligus ancaman ini bersama-sama.

Gambar

Gambar 3.1. Spanduk protes warga atas ganti rugi lahan
Tabel 3.1
Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Raja AmpatTabel 3.3 41
Gambar 3.2. Pantai WTC Kota Waisai
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan masalah empiris, Bungin (2009) mengatakan bahwa metode pengumpulan data kualitatif yang paling idependent terhadap semua metode pengumpulan data dan

Skala ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang paling kuat. memengaruhi religiusitas warga jemaat GMIM Zebaoh

Konteks Lingkungan program Latar belakang penyelengaraa n program Latar belakang penyelengaraan program inklusi Wawancara Guru, Kepsek dan Komite 2 Tujuan pelaksanaan

Peneliti memilih populasi pengguna jasa keuangan di DKI Jakarta, karena selain merupakan pusat pemerintahan dan pusat bisnis negara Indonesia, pemerintah provinsi

yaitu stasion 1 dermaga Saonek dengan kondisi pantai.. berpasir berkarang, stasion 2 sebelah barat Pulau

Namun perlu diperhatikan juga kondisi geografis Kepulauan Riau yang berbatasan langsung dengan negara lain, membuat Provinsi Kepulauan Riau harus seksama dalam menyikapi dan

Tantangan pembangunan kesehatan daerah tertinggal berkaitan dengan berbagai faktor, yang antara lain meliputi kondisi geografis dimana fasilitas pelayanan kesehatan tidak bisa

Dari data yang sudah dijelaskan, dapat dilihat bahwa pemerintahan Mauricio Macri mewarisi kondisi ekonomi yang tidak baik, transisi yang dihadapi Mauricio Macri menjadi tantangan