• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPM SARPRAS Alat Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RPM SARPRAS Alat Kesehatan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR ……

TENTANG

PENYELENGGARAAN APLIKASI SARANA, PRASARANA DAN ALAT KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas pembinaan dan pengawasan fasilitas pelayanan kesehatan, perlu disusun sistem informasi terkait sarana, prasarana, dan alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan yang teringrasi dalam satu aplikasi elektronik;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan Aplikasi Sarana, Prasarana, Alat Kesehatan;

M e ng in ga t: 1 . Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5542);

(2)

tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1508);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan: PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG

PENYELENGGARAAN APLIKASI SARANA, PRASARANA DAN ALAT KESEHATAN.

BAB 1

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan yang selanjutnya disingkat ASPAK adalah suatu aplikasi barbasis website (on-line) yang menghimpun data dan menyajikan informasi mengenai Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

2. Sarana adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat dan kedudukannya, sebagian atau seluruhnya yang berada di atas tanah/perairan, ataupun di bawah tanah/perairan yang digunakan untuk penyelenggaraan pelayanan.

3. Prasarana adalah utilitas yang terdiri atas alat, jaringan dan sistem yang membuat suatu bangunan Fasilitas Pelayanan Kesehatan bisa berfungsi.

4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.

5. Sistem Informasi adalah suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam melaksanakan manajemen Falitas Pelayanan Kesehatan dalam mencapai sasaran kegiatannya.

6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan

(3)

Pengaturan ASPAK bertujuan untuk terselenggaranya sistem informasi mengenai sarana, prasarana dan peralatan kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan guna:

a. pemetaan sarana, prasarana dan alat kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai dasar penyusunan perencanaan kebutuhan;

b. monitoring dan evaluasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan c. mendukung akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Pasal 3 (1) Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib:

a. menyiapkan hardware dan jaringan internet;

b. melaksanakan input data mengenai sarana, prasarana dan peralatan kesehatan yang ada pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

c. melaksanakan validasi dan update data; d. mengolah data; dan

e. menyajikan informasi.

(2) Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi rumah sakit, puskesmas, klinik dan laboratorium kesehatan.

Pasal 4

(1) ASPAK dapat diakses oleh Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

(2) Akses ASPAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi, serta pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

(3) Untuk dapat mengakses atau melakukan input dan update data ASPAK Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus memiliki login dan password yang diperoleh dari Kementerian Kesehatan.

Pasal 5

Penyelenggaraan ASPAK dapat diintegrasikan dengan aplikasi lain yang ada di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Pasal 6 ASPAK berisikan data:

a. data identitas Fasilitas Pelayanan Kesehatan; b. data sarana;

c. data prasarana;

d. data alat kesehatan; dan

(4)

Pasal 7 (1) Penyajian data ASPAK dapat berbentuk:

a. informasi yang bersifat terbarukan setiap saat (updated), dan; b. informasi yang bersifat periodik.

(2) Informasi yang bersifat terbarukan setiap saat (updated) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a ditetapkan berdasarkan kebutuhan informasi untuk pengembangan program dan kebijakan dalam bidang fasilitas pelayanan kesehatan

(3) Informasi yang bersifat periodik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 8

Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyelenggaraan ASPAK tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 9

(1) Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini sesuai dengan fungsi dan tugasnya masing-masing.

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk menjamin akuntabilitas data ASPAK dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

(3) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui:

a. advokasi, sosialisasi, dan bimbingan teknis;

b. pelatihan dan peningkatan kapabilitas tenaga penyelenggara ASPAK; dan/atau

(5)

Pasal 10

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

NILA FARID MOELEOEK Diundangkan di Jakarta

pada tanggal

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKATJAHJANA

(6)

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR

TENTANG

PENYELENGGARAAN APLIKASI SARANA, PRASARANA DAN ALAT KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Kondisi ini hanya akan terpenuhi bilamana ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan mudah diakses (keterjangkauan tempat, waktu). Pelayanan kesehatan diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan patuh akan standar serta didukung oleh ketersediaan sarana, prasarana, peralatan kesehatan dan alat penunjang medik yang aman dan layak pakai serta ketersediaan farmasi yang memenuhi kebutuhan medis. Ketersediaan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan yang aman dan siap pakai di Fasiltas Pelayanan Kesehatan tidak saja mendukung pelayanan yang berkualitas tapi juga akan mengurangi rujukan yang tidak perlu dengan alasan masalah sarana, prasarana dan peralatan kesehatan. Kondisi ini hanya akan tercapai bilamana pemangku kepentingan memperoleh data dan informasi untuk memonitoring dan menpetakan pemenuhan sarana, prasarana di setiap fasilitas pelayanan kesehatan secara baik.

Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan milik pemeritah pusat, pemerintah daerah, BUMN, TNI, POLRI, Swasta, dan lain-lain, harus memenuhi persyaratan pemenuhan dan ketersediaan bangunan, prasarana dan alat kesehatan sesuai standar. Adapun diantara pemenuhan dan ketersediaan, banguanan, sarana dan alat kesehatan merupakan faktor penting di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan.

(7)

informasi kondisi ketersediaan sarana, prasarana dan alat kesehatan seutuhnya. Hasil dari aplikasi ini dapat diperoleh gambaran dan bila dilakukan analisa maka dapat dimanfaatkan untuk penyusunan rencana tindak lanjut, rencana kebutuhan pengembangan pelayanan, penetapan akreditasi, ijin operasional.

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi bidang kesehatan disebutkan salah satu tujuan strategis adalah upaya penataan manajemen kesehatan di era desentralisasi serta sesuai dengan konsep business strategic yang meliputi consistent national value, coordinated regional strategy, customize local tactic. Salah satu tujuannya adalah mengembangkan serta mendekatkan sub sistem data dan informasi yang akuntabel dan mudah diakses oleh pemengku kepentingan. Hal ini menjadi dasar program pembentukan sistem informasi Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan berupa Aplikasi yang disebut ASPAK.

ASPAK merupakan Aplikasi yang dapat memaparkan atau menyajikan ketersediaan dan pemenuhan terhadap bangunan, prasarana dan alat Kesehatan di Fasilitas pelayanan Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan sesuai standar yang berlaku, baik itu yang bersumber biayaan dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan itu sendiri (BLU), APBN, APBD, Hibah, Kerja Sama Operasional (KSO). Inilah yang membedakan dari aplikasi BMN, dimana tujuannya adalah nilai aset, nilai perolehan yang ada di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan.

B. Tujuan

1. Memberikan panduan bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan pemangku kepentingan dalam menggunakan ASPAK

2. Merupakan panduan dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan ASPAK oleh pemangku kepentingan

3. Sebagai Pedoman dalam pengisian data bangunan, prasarana dan alat kesehatan pada aplikasi ASPAK.

C. Manfaat

Dalam pengembangan pelayanan kesehatan, diperlukan data dasar yang dapat dipertanggungjawabkan, sehingga pengambil kebijakan dapat melakukannya dengan terarah dan terukur.

1. Data dasar dalam pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan dapat diambil melalui ASPAK.

(8)

Beberapa manfaat tersebut diantaranya: 1. Bagi Pemangku Kepentingan

a. Melakukan monitoring dan evaluasi fasilitas pelayanan kesehatan; b. Melakukan audit fasilitas pelayanan kesehatan;

c. Melakukan penilaian dan memberikan perijinan fasilitas pelayanan kesehatan;

d. Memfasilitasi akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan;

e. Melakukan pembinaan dan pengawasan fasilitas pelayanan kesehatan.

2. Bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan

a. Membuat dasar perencanaan untuk pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan;

b. Pelaksanaan;

c. Pertanggungjawaban.

Selain itu data ASPAK dapat digunakan untuk pemanfaatan lain sesuai kebutuhannya.

D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam Pedoman ASPAK ini meliputi data Bangunan, Prasarana dan Peralatan Kesehatan serta data lainnya yang menunjang pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

E. Sasaran

Sasaran dari pedoman ini adalah: 1. Kementerian Kesehatan RI 2. Dinas Kesehatan Propinsi

3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 4. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

(9)

Muatan data di dalam ASPAK, berasal dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang telah teregistrasi di Kementerian Kesehatan. Sampai saat ini Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang teregistrasi tersebut mengacu pada data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Online untuk Rumah Sakit, data dari Komunikasi Data (KOMDAT) Pusdatin untuk Puskesmas dan sistem informasi lain yang diatur dalam peraturan Menteri terkait.

Muatan data yang terdapat dalam ASPAK berupa: A. Data Umum

Data umum meliputi profil fasilitas pelayanan kesehatan yang mencakup data sebagai berikut:

1. Nomor Kode: berupa nomor Fasilitas Pelayanan kesehatan yang bersangkutan pada saat registrasi.

2. Nama: berisi keterangan nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang bersangkutan.

3. Alamat: berisi keterangan mengenai alamat kantor/ tempat Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

4. Jumlah TT: berisi keterangan mengenai jumlah tempat tidur pelayanan yang dimiliki fasilitas pelayanan kesehatan.

5. Masterplan: berisi keterangan mengenai ada atau tidaknya masterplan yang dimiliki fasilitas pelayanan kesehatan.

6. Nomor telepon: berisi keterangan mengenai nomor telepon fasilitas pelayanan kesehatan .

7. Nomer Fax: berisi keterangan mengenai nomor Fax fasilitas pelayanan kesehatan.

8. Jenis Fasilitas: berisi keterangan mengenai jenis Fasilitas, meliputi:  Rumah sakit

Berisi keterangan mengenai rumah sakit sesuai dengan jenisnya sesuai tabel 1.

 Puskesmas

Berisi keterangan mengenai Puskesmas sesuai jenisnya yaitu rawat inap dan non rawat inap.

 Klinik

Berisi keterangan mengenai Klinik sesuai jenisnya: Klinik Utama dan Klinik Pratama.

 Laboratorium Kesehatan

Berisi keterangan mengenai Laboratorium Kesehatan sesuai jenisnya.

(10)

Jenis Rumah Sakit Keterangan

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

9. Kelas/ Tipe; berisi keterangan kelas/ tipe untuk Rumah sakit: Kelas A, Kelas A - Tipe Pendidikan, Kelas B, Kelas B – Tipe Pendidikan, Kelas C, Kelas D dan Kelas D - Pratama

10. BOR (Bed Occupancy Rate); berisi keterangan mengenai rata-rata prosentasi keterisian tempat tidur pelayanan rawat inap

11. Status akreditasi: berisi mengenai keterangan status akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan

12. Kepemilikan; berisi keterangan mengenai status kepemilikan Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Kementerian lain, BUMN, TNI/ POLRI, Swasta.

B. Data Fasilitas

Berisi data Fasilitas Pelayanan Kesehatan meliputi: 1. Data Gedung

Data gedung berisi:

a. Nama gedung: berisi keterangan mengenai nama gedung, misalnya Gedung administrasi, Gedung rawat jalan.

(11)

c. Tahun Pendirian: berisi keterangan mengenai awal tahun pendirian. d. Tahun Renovasi: berisi keterangan mengenai tahun terakhir

renovasi.

e. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB): berisi keterangan mengenai ada/tidak nya kepemilikan IMB.

f. Ijin Penggunaan Bangunan/Sertifikat Laik Fungsi (IPB/SLF): berisi keterangan mengenai ada/tidak nya kepemilikan IPB/SLF.

g. Jumlah lantai; berisi keterangan mengenai jumlah lantai yang dimiliki gedung tersebut.

h. Sumber Anggaran: pilih sumber anggaran yang digunakan untuk membangun gedung tersebut yang meliputi: APBN, APBD, DAK, PNBP, BLU, KSO, Hibah.

2. Data Ruangan

Data berisi tentang ruangan unit pelayanan kesehatan yang dimiliki Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Data mengenai ruangan pelayanan kesehatan tersebut disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.

3. Data Prasarana

Data Prasarana merupakan data utilitas yang terdiri atas alat, jaringan dan sistem yang membuat suatu bangunan berfungsi, mencakup data: a. Sumber listrik

 PLN: berisi keterangan mengenai jumlah meteran dari PLN yang menggambarkan keterangan mengenai kapasitas daya terpasang (KWh) berserta kondisinya (berfungsi/ tidak berfungsi). Jika tidak ada meteran dari PLN, pilih isian “item ini tidak ada”.  Genset: berisi keterangan mengenai jumlah genset yang ada.

Tiap genset yang ada diisi kapasitas dayanya (KVA) serta kondisinya (berfungsi/tidak berfungsi). Jika tidak memiliki genset, pilih isian “item ini tidak ada”.

 Tenaga Air: berisi keterangan mengenai jumlah pembangkit listrik tenaga air yang ada. Tiap pembangkit listrik tenaga air yang ada diisi kapasitas dayanya (KVA) serta kondisinya (berfungsi/ tidak berfungsi). Jika tidak memiliki pembangkit listrik tenaga air, pilih isian “item ini tidak ada”.

 Tenaga Surya; berisi keterangan mengenai jumlah pembangkit tenaga surya yang ada. Tiap pembangkit tenaga surya yang ada diisi kapasitas dayanya (KVA) serta kondisinya (berfungsi/ tidak berfungsi). Jika tidak memiliki pembangkit tenaga surya, pilih isian “item ini tidak ada”.

(12)

serta kondisinya (berfungsi/ tidak berfungsi). Jika tidak memiliki UPS, pilih isian “item ini tidak ada”.

b. Sumber Air

 PDAM; berisi keterangan mengenai jumlah meteran PDAM dan kapasitas pemakaian rata-rata setiap hari (m3) serta kondisinya (berfungsi/ tidak berfungsi). Jika tidak memiliki PDAM, pilih isian “item ini tidak ada”.

 Sumur Dangkal (kedalaman sumur + 15 meter); berisi keterangan mengenai jumlah sumur dangkal yang dimiliki dan kapasitas pemakaian rata-rata setiap hari (m3) serta kondisinya (berfungsi/ tidak berfungsi). Jika tidak memiliki Sumur Dangkal, pilih isian “item ini tidak ada” .

 Sumur Dalam (sumber air dari air artesis); berisi keterangan mengenai jumlah sumur dalam yang dimiliki dan kapasitas pemakaian rata-rata setiap hari (m3) serta kondisinya (berfungsi/ tidak berfungsi). Jika tidak memiliki Sumur Dalam, pilih isian “item ini tidak ada”.

 Air Hujan; berisi keterangan mengenai kapasitas penampungan yang dimiliki dan kapasitas pemakaian rata-rata setiap hari (m3) serta kondisinya (berfungsi/ tidak berfungsi).Jika tidak memiliki sumber Air Hujan, pilih isian “item ini tidak ada”.

 Sungai; berisi keterangan mengenai kapasitas penampungan yang dimiliki dan kapasitas pemakaian rata-rata setiap hari (m3) serta kondisinya (berfungsi/ tidak berfungsi). Jika tidak memiliki sumber air sungai, pilih isian “item ini tidak ada”.

 Mobil tanki air berisi keterangan mengenai kapasitas penampungan yang dimiliki dan kapasitas pemakaian rata-rata setiap hari (m3) serta kondisinya (berfungsi/tidak berfungsi). Jika tidak menggunakan mobil tanki air, pilih isian “item ini tidak pilih isian “item ini tidak ada”.

c. Pengelolaan limbah

 Incenerator; berisi keterangan mengenai jumlah incinerator yang dimiliki, kapasitas (m3), kondisi (berfungsi/tidak berfungsi), status ijin (ada/tidak). Jika tidak memiliki Incenerator, pilih isian “item ini tidak ada”.

(13)

(m3/hari) serta kondisinya (berfungsi/tidak berfungsi), Ijin (Ada/ Tidak Ada) Jika IPAL tidak ada, pilih isian “item ini tidak ada”.  Tempat Penampungan Sementara (TPS) Limbah B3; berisi

keterangan mengenai jumlah TPS limbah B3 yang dimiliki, kapasitas (m3), kondisinya (berfungsi/tidak berfungsi), Ijin (Ada/ Tidak ada). Jika TPS Limbah B3, pilih isian “item ini tidak ada”.  Pengelolaan Limbah B3 Padat Eksternal; Pengelolaan Limbah B3

Padat Eksternal berisi keterangan mengenai jumlah perjanjian kerjasama dengan pihak lain di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang memiliki ijin dari pihak yang berwenang, kapasitas limbah yang dikirim per bulan (Kg), kondisinya (berfungsi/ tidak berfungsi), ijin (ada / tidak ada). Jika tidak ada pengelolaan limbah B3 padat ekternal pilih isian “item ini tidak ada”.

 Pengelolaan Limbah B3 Cair Eksternal; Pengelolaan Limbah B3 Cair Eksternal berisi keterangan mengenai jumlah perjanjian

d. Sentral Gas Medik dan Vakum Medik

 Oksigen (O2); berisi keterangan mengenai jumlah Sentral gas Oksigen (O2) yang dimiliki, kapasitas (Liter), kondisinya (berfungsi/ tidak berfungsi). Jika tidak ada Sentral gas Oksigen (O2). pilih isian “item ini tidak ada”.

 Udara Tekan Medik; berisi keterangan mengenai jumlah sentral udara tekan medik yang dimiliki, kapasitas (bar/psi/atm), Kondisi (Berfungsi/Tidak berfungsi). Jika Tidak ada sentral udara tekan medik, pilih isian ‘item ini tidak ada”.

 Vakum Medik; berisi keterangan mengenai jumlah sentral vakum medik yang dimiliki, kapasitas (bar/psi/atm), Kondisi (Berfungsi/Tidak berfungsi). Jika Tidak ada sentral vakum medik, pilih isian ‘item ini tidak ada”.

e. Penanggulangan Bahaya Kebakaran

 APAR; berisi keterangan mengenai jumlah APAR yang dimiliki, kapasitas (jumlah tabung), kondisi (Berfungsi/Tidak berfungsi). Jika tidak ada APAR, pilih isian ‘item ini tidak ada”.

(14)

 Saluran Sambungan Telepon (SST); berisi keterangan mengenai jumlah SST yang dimiliki, kapasitas (saluran), Kondisi (Berfungsi/Tidak berfungsi). Jika Tidak ada SST, pilih isian ‘item ini tidak ada”. (Berfungsi/Tidak berfungsi). Jika Tidak ada Jaringan internet, pilih isian ‘item ini tidak ada” Definisi jumlah saluran jaringan internet adalah jumlah provider yang bisa di akses oleh Fasilitas Penumpang yang dimiliki, kapasitas (Kg), Kondisi (Berfungsi/Tidak berfungsi). Ijin (Ada/Tidak ada). Jika Tidak ada Lift Penumpang, pilih isian ‘item ini tidak ada”.

 Lift Pasien; berisi keterangan mengenai jumlah Lift pasien yang dimiliki, kapasitas (Kg), Kondisi (Berfungsi/Tidak berfungsi). Ijin (Ada/Tidak ada). Jika Tidak ada Lift pasien, pilih isian ‘item ini tidak ada”.

 Lift Servis; berisi keterangan mengenai jumlah Lift Service yang dimiliki, kapasitas (Kg), Kondisi (Berfungsi/Tidak berfungsi). Ijin pilih isian ‘item ini tidak ada”.

 Ambulan Transport double gardan; berisi keterangan mengenai jumlah Ambulan Transport double gardan yang dimiliki, kondisi (Berfungsi/Tidak berfungsi). Jika Tidak ada Ambulan Transport, pilih isian ‘item ini tidak ada”.

(15)

(Berfungsi/Tidak berfungsi). Jika Tidak ada Ambulan Gawat darurat, pilih isian ‘item ini tidak ada”.

 Kereta Jenazah; berisi keterangan mengenai jumlah Kereta jenazah yang dimiliki, kondisi (Berfungsi/Tidak berfungsi). Jika Tidak ada Kereta jenazah, pilih isian ‘item ini tidak ada”.

j. Puskesmas Keliling

 Puskesmas Keliling Roda 4 single gardan; berisi keterangan mengenai jumlah Puskesmas Keliling Roda 4 single gardan yang dimiliki, kondisi (Berfungsi/Tidak berfungsi). Jika Tidak ada Puskesmas Keliling Roda 4 single gardan, pilih isian ‘item ini tidak ada”.

 Puskesmas Keliling Roda 4 double gardan; berisi keterangan mengenai jumlah Puskesmas Keliling Roda 4 double gardan yang dimiliki, kondisi (Berfungsi/Tidak berfungsi). Jika Tidak ada Puskesmas Keliling Roda 4 single gardan, pilih isian ‘item ini tidak ada”.

 Puskesmas Keliling Roda 2; berisi keterangan mengenai jumlah Puskesmas Keliling Roda 2, kondisi (Berfungsi/Tidak berfungsi). Jika Tidak ada Puskesmas Keliling Roda 2, pilih isian ‘item ini tidak ada”.

 Puskesmas Keliling Air; berisi keterangan mengenai jumlah, kapasitas (PK), Kondisi (Berfungsi/Tidak berfungsi). Jika Tidak ada Puskesmas Keliling Air, pilih isian ‘item ini tidak ada”.

 Puskesmas Keliling Udara; berisi keterangan mengenai jumlah, kapasitas (PK), Kondisi (Berfungsi/Tidak berfungsi). Jika Tidak ada Puskesmas Keliling udara, pilih isian ‘item ini tidak ada.

4. Data Peralatan

Data peralatan berisi keterangan mengenai ruangan pelayanan yang ada di Fasilitas pelayanan kesehatan. Data peralatan terdiri dari:

a. Nama alat; berisi keterangan mengenai nama jenis alat kesehatan yang tersedia dalam data base .

b. Nomor seri; berisi keterangan mengenai nomer seri (serial number) setiap peralatan, jika tidak ada nomer seri maka gunakan kode inventaris barang, jika tidak ada juga maka dibuat tersendiri kode unit.

c. Merk; berisi keterangan mengenai merk yang ada pada data base, jika tidak ada maka sesuaikan dengan merk yang tertera di alat. d. Tipe; berisi keterangan mengenai tipe yang ada pada data base,

jika tidak ada maka sesuaikan dengan tipe yang tertera di alat. e. Tahun pengadaan; berisi keterangan mengenai tahun pengadaan. f. Tahun operasional; berisi keterangan mengenai tahun mulai

(16)

g. Kalibrasi; berisi keterangan mengenai status kalibrasi (belum atau sudah dikalibrasi pada tahun berjalan) yang diisi oleh BPFK atau institusi penguji. Kolom kalibrasi hanya terdapat untuk alat kesehatan yang wajib dikalibrasi sesuai Permenkes 54 tahun 2015. 5. Data lainnya

Berisi data tambahan untuk menunjang pengelolaan atau pengunaan sarana, prasarana dan alat kesehatan, seperti data SDM, kuesioner.

BAB III

PENYELENGGARA DATA

(17)

Setiap penyelengara harus memiliki nama penguna (username) yang dapat diakses secara lagsung di alamat melalui situs www.aspak.yankes.kemkes.go.id atau melalui website Kementerian Kesehatan dengan alamat www.depkes.go.id.

B. Syarat Penguna

Untuk mengakses aplikasi ASPAK, pengguna harus memiliki: 1. Nama Pengguna (Username);

Username yang digunakan disesuaikan dengan kode registrasi fasilitas pelayanan kesehatan. Untuk Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota disesuaikan dengan nama email pengguna. Nama tersebut akan digunakan pada saat mengakses (login) ke aplikasi

2. Password;

Password diberikan oleh administator Kementerian Kesehatan dengan Password standar. Password tersebut dapat di ubah sesuai dengan keinginan pengguna, dengan ketentuan dan tahapan pengubahan dijelaskan di petunjuk teknis.

Jika fasilitas pelayanan kesehatan belum memiliki atau belum teregistrasi di Kementerian Kesehatan, dapat membuat permohonan ke Kementerian Kesehatan agar mendapat registrasi sementara, sehingga bisa mendapat username dan password.

C. Penyelenggara

Upaya penyelenggaraan data pada sistem diapilkasi ini disesuaikan tingkat pengguna dengan tugas dan fungsi masing-masing. Tingkatan pengguna ASPAK sebagai berikut:

1. Administrator

User Administrator dapat mengakses keseluruhan data untuk keperluan pemeliharaan data, serta pengelolaan pengguna seperti penambahan user baru, reset password dan updating master data yang ada di aplikasi.

2. Kementerian Kesehatan

(18)

3. Dinas Kesehatan Provinsi

Pengguna di tingkat provinsi adalah user dengan kemampuan dapat mengakses seluruh data (semua kabupaten/kota) dalam satu provinsi tetapi dibatasi hanya untuk membaca saja (read only). Dalam hal ini user untuk Dinas Kesehatan Provinsi. Pengguna di Dinas kesehatan Provinsi merupakan pengelola data, untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan di wilayah satuan kerja Provinsi.

4. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Pengguna di tingkat Kabupaten/kota adalah user dengan kemampuan dapat mengakses seluruh data dalam satu kabupaten/kota tetapi dibatasi hanya untuk membaca saja (read only). Dalam hal ini user untuk Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Pengguna di Dinas kesehatan Kabupaten/ Kota merupakan pengelola data, untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan di wilayah satuan kerja Kabupeten/ Kota.

5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan/Fasilitas Kesehatan

Pengguna di tingkat fasilitas pelayanan kesehatan merupakan pengguna dengan kemampuan dapat mengakses (membaca dan menulis) dalam satu fasilitas pelayanan kesehatannya. Pengguna ini dapat mengisi dan memperbarui data serta bertanggung jawab terhadap keterisian dan validitas data yang ada di ASPAK. Dalam hal ini pengguna untuk Rumah Sakit, Puskesmas, dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya. Mengelola data, untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan di fasilitas pelayanan kesehatan.

6. BPFK/Institusi Penguji Alat Kesehatan

BPFK/Institusi Penguji Alat Kesehatan merupakan pengguna dengan kemampuan mengisi setiap alat kesehatan yang telah dilakukan pengujian dan kalibrasi pada setiap alat kesehatan yang wajib kalibrasi. D.Pembaharuan (updating data)

Untuk memperbaharui data Bangunan, Prasarana dan alat Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas Kesehatan dapat dilakukan apabila:

1. Penambahan Data baru, diisi/dientri dalam ASPAK terlebih dahulu setelah dilakukan serah terima barang (Bukti Berita Acara) masuk dalam asset paling lama tujuh (7) hari kerja.

2. Penghapusan Data, setelah dilakukan penghapusan barang (Bukti Berita Acara) dengan berita acara penghapusan/telah dihapus dari Asset paling lama 7 hari kerja.

(19)

Pengunaan data ditentukan dengan retang waktu perubahan data yang tersedia di fasilitas pelayanan, sehingga untuk membatasi waktu perubahan data diberlakukan rentang waktu pengunaan data periodik, pertriwulan 31 Maret, persemester 31 Juni dan pertahun 31 Desember. Penggunaan data ini sebagai acuan kebijakan agar fasilitas pelayanan dan pemangku kepentingan memahami posisi dan fungsi masing-masing. Dengan demikian pada tiap-tiap tingkatan pengguna dapat memanfaatkan data sesuai kebutuhan Kualitas data ditentukan dari perubahan pengisian data di Fasilitas pelayanan kesehatan. Perubahan kondisi data, dapat dilihat secara real time dalam aplikasi ASPAK.

F. Interoperability

Aplikasi ASPAK dapat diintegrasikan dengan Aplikasi lain yang disesuaikan dengan sistem yang telah ditentukan oleh masing-masing pengelola Aplikasi. Untuk mengintegrasikan Aplikasi lain dengan ASPAK harus dengan persetujuan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan melalui Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

BAB IV

(20)

A. Pembinaan

Dalam rangka untuk pelaksanaan ASPAK yang berkelanjutan diperlukan suatu upaya pembinaan terhadap Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan cara melakukan kegiatan pelatihan atau sosialisasi pada tingkat Provinsi yang dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi.

Untuk Sosialisasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan sasaran pesertanya diutamakan dari Dinas Kesehatan Provinsi dan RS Vertikal. Untuk sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Diutamakan Pesertanya adalah dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit.

2. Pelatihan/Workshop ASPAK

Pelatihan/workshop perlu dilakukan untuk memastikan bahwa petugas ASPAK dapat mengoperasikan aplikasi ASPAK dengan benar mengingat sering terjadi adanya mutasi pegawai sehingga kesinambungan pengisian data ASPAK dapat terus terjaga.

Pelatihan/Workshop ini selain sebagai ajang pelatihan juga untuk mengetahui progres pengisian dan updating data ASPAK pada masing-masing Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Pelatihan/workshop perlu dilakukan minimal 2 tahun sekali.

Pelatihan/workshop dapat dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dimasukan/update sangat penting harus dijaga/dijamin kebenarannya, oleh karena itu perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Monitoring

(21)

Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak melakukan pengisian dan update data ASPAK dapat dilakukan teguran secara tertulis yang dapat dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2. Evaluasi

Pada proses ini, validitas dan akuntabilitas data ASPAK juga harus diperhatikan sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penyusunan kebijakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Evaluasi data dilakukan oleh Kementerian Kesehatan untuk tingkat nasional, untuk tingkat provinsi dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan Tingkat Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

(22)

Pedoman aplikasi ASPAK ini diharapkan dapat digunakan Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan sebagai:

1. Dasar dalam menyusun perencanaan pemenuhan bangunan, prasrana, dan alat kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh tingkat jenjang Pemerintah pusat dan daerah.

2. Dasar dalam penentuan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai rujukan regional, rujukan provinsi, dan rujukan nasional

3. Monitoring bangunan, prsarana dan alat kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.

4. Mempermudah regulasi terhadap fasilitas pelayanan di Indonesia

5. Pemetaan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, agar lebih mudah terkelola dari tingkat pemerintahan pusat maupun pemerintahann daerah.

6. Pemetaan bangunan, prasrana dan alat kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan di setiap wilayah provinsi, kabupaten/kota.

7. Tersedianya data bangunan, prasarana, dan alat kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan secara terkini.

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 14 menunjukkan orbit 2D dari 3 pengkondisian yang diberikan pada sistem, terlihat dari gambar bahwa kondisi unbalance dan low-balancing memiliki diameter orbit

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Dari data hasil penelitian ini maka dapat diambil simpulan yaitu terdapat hubungan negatif yang bermakna antara pajanan debu kayu dan IFN-γ serum pekerja

Memang kita yakin sebenarnya semua itu akan berada di tangan pimpinan Tuhan, namun sekali lagi tidak menutup kemungkinan bukan, Tuhan akan memakai para pendeta

Pengukuran kedalaman sadap ini dilakukan dengan menusuk kulit persis di atas alur yang baru disadap pada 3 tempat yaitu di atas / muka, di tengah dan di bawah / depan dari arah alur

Sekiranya ruang makan khusus tidak dapat disediakan, ruang yang sesuai di luar bangunan seperti di serambi boleh dijadikan sebagai ruang makan dengan dibina 2

Berdasarkan hal tersebut maka penulis akan mencoba membuat suatu perangkat lunak sistem penentuan pemilihan jenis ikan untuk kolam, dimana aplikasi ini akan di

Perkiraan laju kematian alami (M) tongkol komo di Perairan Barat Sumatera sebesar 1,07 cenderung lebih tinggi dari pada lokasi lainnya di Samudera Hindia, kecuali di