• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUATAN MENTAL SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL [Studi Kasus di SMA Islam Sunan Gunung Jati Ngunut Tulungagung] - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGUATAN MENTAL SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL [Studi Kasus di SMA Islam Sunan Gunung Jati Ngunut Tulungagung] - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

77

Bagaimana penguatan mental siswa dalam menghadapi Ujian Nasional

melalui kegiatan pengadaan jam belajar tambahan di SMA Islam Sunan

Gunung Jati Ngunut Tulungagung ?

Pemberian jam tambahan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh guru dan sekolah demi menambah pemahaman siswa mengenai mapel yang bersangkutan, dengan tujuan siswa akan lebih faham dan tidak bingung jika dihadapkan dengan soal-soal serta bisa mengerjakan soal dengan lancar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dalyono dalam bukunya yang berjudul Psikologi pendidikan bahwa “…perlu adanya pengulangan sehingga membantu siswa dalam memperkuat pemahamanya.”1

Mengenai pemberian jam tambahan akan memberikan hasil yang positif kepada siswa sebagaimana yang dijelaskan oleh Keksi Girindra Swasti dalam karya tulis ilmiahnya mengatakan :

Upaya yang paling sering dilakukan untuk mempersiapkan kognitif siswa adalah pengadaan pelajaran tambahan, bahkan banyak juga siswa yang mengikuti bimbingan belajar usai pulang sekolah. Tindakan ini ditempuh karena bimbingan belajar memberikan hasil positif bagi siswa dalam mempersiapkan sebuah ujian. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh millatina bahwa bimbingan belajar cukup efektif menurunkan ansietas siswa menghadapi ujian nasional.2

1

Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2007), Hal. 236

2

Keksi Girindra Swasti Dkk, Penurunan Ansietas Dalam Menghadapi Ujian Nasional Pada

Siswa Kelas XII Sman X Melalui Pemberian Terapi Suportif, Jurnal Keperawatan Soedirman

(The Soedirman Jounal Of Noursing), volume 8, no. 2 juli 2013, Jurusan Keperawatan FKIK

(2)

Berdasarkan uraian diatas maka berikut akan dibahas mengenai temuan yang terkait dengan fokus pertama yakni penguatan mental siswa mengahadapi ujian nasional melalui pemberian jam tambahan di SMA Islam Sunan Gunung Jati Ngunut Tulungagung.

1. Pemberian jam tambahan yang didalamnya diisi dengan membahas detik soal dalam buku detik-detik UN bermanfaat untuk memperdalam materi yang di UN kan

Materi merupakan hal yang penting dalam pembelajaran karena melalui materilah peserta didik menambah wawasan pengetahuanya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran bahwa :

Bahan atau materi pelajaran (learning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran merupakan bagian terpeting dalam proses pembelajaran, bahkan dalam pengajaran yang berpusat pada materi pelajaran (subject-centered teaching) materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran.... Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi : pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Pengetahuan menunjuk pada informasi yang disimpan dalam pikiran (mind) siswa, dengan demikian pengetahuan berhubungan dengan berbagai informasi yang harus dihafal dan dikuasai oleh siswa, sehingga manakala diperlukan siswa dapat mengungkapkan kembali.3

Di SMA Islam Sunan Gunung Jati pelaksanaan jam belajar tambahan dilaksanakan oleh kelas XII yang dimulai pada semester 2, pelaksanaanya setelah pulang sekolah sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

3

Wina Sanjaya,Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009),

(3)

2. Lebih bisa menghafal soal-soal karena pemberian jam tambahan digunakan untuk mengerjakan detik-detik

Oemar mengatakan bahwa prestasi belajar siswa dapat diringkatkan dengan cara mempelajari materi yang telah dipelajari secara berulang-ulang sehingga materi tersebut makin mudah diingat. Dengan melakukan pengulangan, tanggapan terhadap materi semakin segar dalam pikiran siswa, sehingga semakin mudah diproduksi.

3. Jam tambahan yang digunakan untuk membahas soal membuat siswa jadi terbiasa mengerjakan soal sehingga akan hafal model soalnya

Dengan siswa sering mengerjakan soal ataupun membahasnya maka akan melekat pada otak siswa soal-soal yang dikerjakanya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Dalyono dalam bukunya yang berjudul Psikologi pendidikan bahwa “ada dua cara yang mungkin membantu para siswa agar pesan tersebut

mudah diterima. Cara pertama perlu adanya pengulangan sehingga membantu siswa dalam memperkuat pemahamanya. Cara kedua adalah siswa menyebutkan kembali pesan yang disampaikan guru kepadanya.”4

4. Selain pemberian jam tambahan lebih sering juga pemberian simulasi atau try out

Dijelaskan oleh Supa’at dalam karya tulis ilmiahnya bahwa “untuk dapat

mencapai standar kelulusan dalam UN, madrasah harus mempersiapkan siswanya dengan cepat, instan dan sangat pragmatis, seperti menambah jam belajar untuk membahas materi UN, menyelenggaraka try out, mendatangkan guru dari luar

4

(4)

sekolah untuk membimbing siswa dan lain sebagainya.”5

Penyelenggaraan simulasi SMA Islam Sunan Gunung Jati sebanyak 3 kali yang sudah menggunakan sistem komputer agar siswa bisa lanyah dalam penggunaan komputer sehingga nanti saat UN siswa sudah tidak canggung lagi.

Hamzah B Uno Menjelaskan Dalam Bukunya Yang Berjudul Belajar Dengan Pendekatan Paikem : Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif Menarik bahwa “Metode simulasi adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mencoba suatu kondisi yang sebenarnya akan terjadi atau dilakukan. Biasanya dalam kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu pada situasi yang dikondisikan.”6

5. Pemberian jam tambahan membuat siswa lebih menguasai mapel penjurusan atau mapel peminatan, contoh : fisika untuk IPA, geografi untuk IPS

Karena sekarang penjurusanya hanya memilih salah satu bidang studi saja yang di-UN kan sehingga dalam pemberian jam tambahan mapel penjurusanya hanya satu yang diperdalam.

B. Pembahasan atas temuan terkait dengan fokus penelitian kedua :

Bagaimana penguatan mental siswa dalam menghadapi UN melalui

kegiatan sholat tasbih di SMA Islam Sunan Gunung Jati Ngunut

Tulungagung ?

1. Sholat tasbih merupakan kegiatan rutin yang dilakukan seluruh kelas XII setiap malam, dimana pelaksanaanya di pondok pesantren

5 Supa’at,

Madrasah Dan Ujian Nasional, Nadwa (Jurnal Pendidikan Islam), Vol. 7,

Nomor, Oktober 2013, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, hal. 352

6

Hamzah B Uno, Belajar Dengan Pendekatan PAIKEM : Pembelajaran Aktif, Inovatif,

(5)

Dijelaskan oleh Ali Abdul Halim Mahmud dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Ruhani bahwa “ shalat adalah tiang penopang agama, merupakan

sarana yang paling utama untuk bertaqarrub kepada Allah. Salah satu faedahnya bagi jiwa dan hati adalah dia mencuci dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan, semakin sering shalat dilakukan maka semakin sering pencucian dosa dilakukan.”7

2. Kegiatan tersebut akan lebih mendekatkan diri kepada Allah sebagaimana yang dituturkan oleh Mifta kelas XII IPS

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ali Abdul Halim Mahmud dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Ruhani bahwa :

Zikir-zikir ini adalah penopang yang utama bagi pendidikan jiwa (tarbiyah nafsiyah) seorang muslim karena merupakan pendidikan yang bertumpu-sebagaimana telah kami katakan- pada kehadiran hari dan pelafalan dengan lisan, dan dia memberikan andil dalam penyucian jiwa seorang muslim dari berbagai kotoran yang menjadi penghalang manusia untuk bertaqarrub kepada Allah Ta’ala.8

Masih dijelaskan oleh Ali Abdul Halim Mahmud bahwa:

Perlu ditekankan kembali, kepercayaan kepada Allah adalah keteguhan dan ketenangan jiwa serta tawakkal kepada Allah dalam segala perkara dengan memperhatikan sebab-musabab yang dapat mewujudkan kepercayaan tersebut. Sehingga rasa percaya diri dan tawakkal tidak berubah menjadi keraguan dan sikap menyerah kepada keadaan. Simaklah ayat Alquran berikut :

Fiman Allah SWT

“... dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Al-Maidah: 23)9

7

Ali Abdul Halim Mahmud, Pendidikan Ruhani, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), Hal.

99

8

Ali Abdul Halim Mahmud, Pendidikan..., Hal. 81

9Ibid

(6)

3. Menambah kepercayaan diri siswa, dimana kita sebagai umat Islam setelah melakukan usaha disunahkan untuk tawakal, kegiatan sholat tasbih merupakan salah satu bentuk tawakal siswa sehingga setelah melakukanya siswa akan lebih tenang dan lebih percaya diri

Mohamad Takdir Ilahi mengemukakan pendapatnya dalam bukunya yang berjudul Gagalnya Pendidikan Karakter : Analisis Dan Solusi Pengendalian Karakter Emas Anak Didik bahwa :

Pentingnya pendidikan berbasis religius bagi anak didik di sekolah menjadi komitmen bersama dari semua pihak, terutama orang tua, guru,

stokeholder pendidikan, dan pemerintah dalam mendorong iklim dan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak menimbulkan tekanan psikologis yang berujung pada sikap agresif maupun represif.10

C. Pembahasan atas temuan terkait dengan fokus penelitian ketiga :

Bagaimana penguatan mental siswa dalam menghadapi UN melalui

kegiatan istighosah di SMA Islam Sunan Gunung Jati Ngunut

Tulungagung ?

1. Istighosah merupakan kegiatan rutin kelas XII setiap malam yang dilakukan di pondok pesantren

SMA Islam Sunan Gunung Jati adalah lembaga formal yang berada di bawah naungan pondok pesantren sehingga pelaksanaan istighosah pada malam hari bersamaan dengan pelaksanaan sholat tasbih yang diimami oleh abah Mahrus Maryani selaku kiai dari asrama putri sunan pandanaran.

2. Istighosah juga dilakukan juga sebelum hari H ujian nasional

10

Mohamad Takdir, Gagalnya Pendidikan Karakter : Analisis Dan Solusi Pengendalian

(7)

Istighosah yang dilakukan sebelum hari H ujian nasional dilaksanakan oleh guru dan siswa kelas XII di aula sekolah.

3. Kegiatan istighosah selain dilaksanakan oleh siswa juga dilaksanakan berdasarkan kerjasama kepala sekolah, guru dan pihak pondok pesantren.

Memang sudah kewajibanya sebagai pendidik untuk membimbing dan mengarahkan serta ikut berperan dalam segala kegiatan di sekolah. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wahjosumidjo dalam bukunya yang berjudul Kepemimpinan Kepala Sekolah beliau ,mengatakan :

Sebagai seorang pendidik dia harus mampu menanamkan, memajukan dan meningkatkan paling tidak empat macam nilai, yaitu:

a. Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak manusia b. Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai

perbuatan, sikap dan kewajiban atau moral yang diartikan sebagai akhlak, budi pekerti dan kesusilaan

c. Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan, kesehatan dan penampilan manusia secara lahiriah

d. Artisti, hal-hal berkaitan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan.11

Masih dijelaskan pula oleh Wina Sanjaya dalam bukunya yang berjudul Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran bahwa :

Pembelajaran adalah proses kerjasama. Proses pemmbelajaran minimal akan melibatkan guru dan siswa. Guru tidak mungkin berjalan sendiri tanpa keterlibatan siswa. Dalam suatu proses pembelajaran guru tanpa siswa tidak akan memiliki makna. Bukankah segala upaya guru diarahkan untuk membelajarkan siswa ? apalah artinya guru sebagai pengelola pembelajaran tanpa siswa yang dikelola? Demikian juga halnya, siswa tanpa guru dalam proses pembelajaran tidak mungkin berjalan efektif, apalagi untuk siswa yang masih memerlukan bimbingan sepenuhnya pada guru, misalnya siswa pada tingkat pendidikan dasar, maka peran guru sangat diperlukan. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran guru dan siswa perlu bekerja sqama secara harmonis.12

11

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,

2011), Hal. 124

12

(8)

Dijelaskan lagi oleh Wina Sanjaya dalam bukunya yang berjudul Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran bahwa :

Sekolah yang memiliki hubungan yang baik secara internal, yang ditunjukan oleh kerja sama antar guru, saling menghargai dan saling membantu, maka memungkinkan iklim belajar menjadi sejuk dan tenang sehingga akan berdampak pada motivasi belajar siswa. Sebaliknya, manakala hubungan tidak harmonis, iklim belajar akan penuh dengan ketegangan dan ketidaknyamanan sehingga akan mempengaruhi psikologis siswa dalam belajar.13

Dalam pelaksanaan istighosah guru juga ikut dalam pelaksanaanya. Jika pihak pondok melaksanakan istighosah di malam hari karena memang SMA Islam Sunan Gunung Jati berada dibawah naungan pondok pesantren sehingga ustadz maupun ustadzahnya juga mendukung program tersebut dengan ikut melaksanakanya, sedangkan guru SMA Islam Sunan Gunung Jati melaksanakanya ketika mendekati UN bersama dengan seluruh siswi kelas XII di aula sekolah dengan begitu siswa pun akan bersemangat dalam melaksanakan istighosah. 4. Istighosah merupakan salah satu bentuk tawakal siswa setelah melakukan

usaha berupa belajar dan pemberian simulasi

Dijelaskan oleh Abdurahim Dahlan yang dikutip oleh Ria Rizki Madina dalam karya tulis ilmiahnya bahwa “ doa istighosah permohonan hamba kepada

Allah SWT untuk diberikan ampunan, pertolongan, pemeliharaan, serta takdir yang baik dan mudah.”14

Sebagaimana firman Allah dalam surat Az-zumar ayat 49 :

13Ibid.,

Hal. 21

14

Ria Rizki Madina, Pendidikan Karakter Melalui Program Pemantapan Keberagamaan

Peserta Didik: Studi Kasus Di Madrasah Tsanawiyah Darul Falah Bendiljati Kulon,

(9)

َماعِن ُهَنالَوَخ اَذِإ َُُ ََاَعَد ٌرُض َناَسانِاْا َسَم اَذِإَف

َْ امُهَرَ ثاكَأ َنِكَلَو ٌةَنا تِف َيِه الَب ِمالِع ىَلَع ُهُتا يِتاوُأ اَََِإ َلاَق اَنِم ًة

[ َناوُمَلاعَ ي

02

]

Artinya : maka apabila manusia ditimpa bahaya, dia menyeru Kami, kemudian

apabila Kami berikan nikmat kepadanya dari Kami, dia berkata “sesungguhnya

diberikan kepadaku (nikmat) itu, hanyalah karena ilmu.” Bahkan itu adalah ujian

kebanyakan mereka tidak mengetahui.”(QS. 39:49)15

Dijelaskan oleh Abdul Hamid Al-Balali mengenai pengertian tawakal dalam bukunya yang berjudul Minhajut Taabi’in Fi Tarbiyatin-Nufuus sebagai

berikut :

Para ulama berbeda pendapat mengenai makna tawakal. Namun, pendapat mereka semua bermakna menyerahkan segala sesuatu kepada Allah Ta’ala dan dengan keyakinan atas kekuasan-Nya dapat memenuhinya, juga dengan menampakan sebab-sebab untuk mendapatkan sesuatu yang dimaksud (ikhtiar), serta melepaskan diri dari bergantung pada sebab-sebab itu, dan bergantung pada yang menjadikan sebab-sebab-sebab-sebab itu, Dialah Allah Ta’ala.16

15

Dadang Hawari, Al Qur;An: Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta:Dana

Bhakti Prima Yasa, 1996), Hal. 492

16

Abdul Hamid Al-Balali, Minhajut Taabi’in Fi Tarbiyatin-Nufuus, (Jakarta, Gema Insani

Referensi

Dokumen terkait

mengandung kekerasan simbolik, dan di dalam iklan Partai Nasdem terdapat1. dua video iklan politik yang mengandung

Berdasarkan pemikiran tersebut, sudah saatnya dibentuk Undang-Undang tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga yang diatur secara komprehensif, jelas, dan tegas untuk

sebagai wadah sekunder dan diberi t anda pada bagian l uar i nner car t on sesuai dengan j enis dan ukuran udang, i nner car t on yang t erbuat dari kart on berl apis l

Pada hari ini Rabu tanggal Dua Puluh bulan Agustus tahun Dua Ribu Empat Belas, kami Pokja Pengadaan Barang, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan

Anak yang memiliki kedua atau salah satu orang tua yang pendek, memiliki risiko sebesar 13,16 kali untuk menjadi stunting dibandingkan dengan anak yang memiliki

Lalu bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan self stigma

Sehingga dapat kita lihat dari hasil penelitian ini yang sejalan dengan teori dan beberapa penelitian sebelumnya bahwa ASI berkontribusi terhadap pertumbuhan anak

Adenokarsinoma prostat terbanyak ditemukan pada kelompok usia 61-70 tahun, derajat histopatologi terbanyak adalah poorly differentiated (skor Gleason 8-10) dan kadar