LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN
Disusun Oleh :
MEISAN
(C1011151014)
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat membuat dan menyelesaikan laporan ini dalam keadaan sehat-sehat wal’afiat. Semoga limpahan rahmat dan karunia-Nya selalu dilimpahkan kepada kita, Amin. Tak lupa pula shalawat serta salam senantiasa kita tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, Keluarga beserta para Sahabatnya yang dengan gigih untuk menyebarka agama Islam ke penjuru dunia.
laporan ini disusun untuk diajukan sebagai laporan dari praktikum mata kuliah Ekologi Pertanian yang membahas tentang “Kompetisi Tanaman, Analisis Kandungan Nitrat dan Fosfat Perairan, dan Analisis Pertumbuhan Tanaman”. Harapan saya, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan pada khususnya juga pada teman-teman di Program Agroteknologi, agar bisa menambah wawasan kita mengenai kegiatan praktikum mata kuliah Ekologi Pertanian.
Demikianlah laporan ini saya buat, saya sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan. Atas perhatian Dosen Pengasuh Mata Kuliah Ekologi Pertanian dan teman-teman, saya ucapkan terima kasih.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
ACARA 1 KOMPETISI TANAMAN...1
A. PENDAHULUAN...1
ACARA2 ANALISIS KANDUNGAN FOSFAT DAN NITRAT PADA PERAIRAN...11
1. Hasil...13
2. Pembahasan...13
D. PENUTUP...15
ACARA 3 ANASISIS PERTUMBUHAN TANAMAN...16
A. PENDAHULUAN...16
1. Latar Belakang...16
2. Rumusan Masalah...16
2. Tujuan...16
B. METODE PENGAMATAN...16
1. Alat dan Bahan...16
2. Prosedur Kerja...16
C. HASIL PERHITUNGAN...16
ACARA 1
KOMPETISI TANAMAN
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Kompetisi merupakan interaksi antara dua organisme yang berusaha untk hal yang sama. Interaksi kompetisi biasanya interspesifik berpengaruh terhadap pertumbuhan dan proses bertahan hidup oleh dua atau lebih spesies populasi. Intraksi kompetisi biasanya melibatkan ruang lingkup, makanan, nutrisi, cahaya matahari, dan tipe-tipe lain interaksi. Kompetisi interspesifik dapat menghasilkan penyesuaian keseimbangan oleh dua spesies atau dari suatu populasi menggantikan yang lain (Odum, 1983).
Kompetisi terjadi apabila tanaman mencapai tingkat pertumbuhan tertentu dan akan semakin keras dengan pertambahan ukuran tanaman dengan umur. Kemampuan suatu tanaman dipengaruhi oleh kemampuan suatu organyang melakukan kompetisi. Akar yang memiliki luas permukaan lebar, daun yang banyak, lebar dan tersebar di seluruh tubuh tanaman akan meningkatkan kompetisi, akibatnya kompetisi tanaman pun terjadi (Fuller and Caronthus, 1964).
Organisme yang saling bergantungan pada persediaan makanan yang sama atau materi lain yang sangat penting merupakan saingan bagi organisme yang lainnya. Tanaman bersaing terutama untuk mendapatkan air dan sinar matahari (Whaley, 1964).
Kemungkinan untuk kekurangan air atau kekeringan dipersepsi memiliki bebat pengaruh terpenting terhadap keberhasilan sistem pertanaman polikultur. Berdasarkan urutan kepentingannya, bobot pengaruh tersebut diikuti oleh curah hujan pertahun, efek naungan dari tanaman lain yang dapat mengurangi radiasi sinar matahari, total kebutuhan air, curah hujan pertahun dan efek lingkungan (Naylor, 2009).
Kompetisi tanaman juga terjadi di akar. Hal tersebut terjadi karena tanaman satu dengan yang lainnya sering memperebutkan tempat untuk tumbuh. Keadaan untuk berbagi tempat tumbuh kepada tanaman lainnya mendorong tanaman untuk secara maksimal mungkin memperebutkannya. Jika salah satu tanaman kalah dalam kompetisi maka akan terjadi penurunan pertumbuhan akar sehingga akar sulit tumbuh dan akan menghasilkan akar tanaman yang lebih kecil dibandingkan yang lainnya (Gersani et.al.,
2001).
Kompetisi dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh. Persaingan dapat terjadi antara sesama jenis atau antar spesies yang sama, dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis berbeda. Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar sesama jenis yang berbeda (Anonim, 2012).
Kompetisi antara tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang terbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi tumbuhan kompetitor tergantung pada beberapa faktor antara lain jumlah individu dan berat tanaman kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor, periode tanaman, dan jenis tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kita akan mengetahui faktor penentu apa saja yang berpengaruh terhadap tanaman jagung dan kacang hijau yang di amati serta interaksi yang terjadi diantara keduanya.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh kompetisi intra dan inter spesies terhadap tanaman jagung dan kedelai ?
3. Tuiuan Praktikum
B. METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium ekofisiologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura, Pontianak. Tempat praktikum yang digunakan sebagai tempat pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan di halaman belakang sekitar laboratorium ekofisiologi..
1. Instrumen Praktikum a. Alat
Alat yang diperlukan meliputi : timbangan, cangkul, baskom, meteran, jangka sorong, kertas, alat tulis.
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu :polybag, kertas label, tanah alluvial, kapur dolomit, pupuk kandang, benih jagung dan benih kedelai.
2. Cara Kerja
Tahap persiapan
Tanah yang diambil dimasukan ke dalam polybag kurang lebih tiga perempat dari isi polybag yaitu sebanyak 8 kg. Kemudian setiap polybag diberi pupuk kandang 200 g dan kapur 25 g. Polybag yang telah diisi tanah di diletakan di lobi dekat jendela dandiinkubasi selama 7 hari.
Sebelum biji-biji yang telah disiapkan ditanam sebaiknya dilakukan pemilihan terlebih dahulu. Dipilih biji yang paling bagus dan baik untuk di tanam.
Tahap Penanaman
Berikut adalah pola penanaman biji jagung dan kedelai.
Keterangan :
Tanaman jagung Tanaman kedelai
3. Pengamatan
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengamatan
2. Pembahasan
Grafik Polikultur Tanaman Jagung dan Keledai
M 1 M 2 M 3 M 4 M 5
Polikultur Tinggi Tanaman Jagung dan Kedelai
J+k(1+1) J+K(2+2) J+K(3+3)
M 1 M 2 M 3 M 4 M 5
Polikultur Diameter Batang Tanaman Jagung dan Kedelai
J+k(1+1) J+K(2+2) J+K(3+3)
Dari grafik 2 di atas menunjukan perbandingan diameter batang tanaman akibat kompetisi yang terjadi pada setiap polibag perlakuan yaitu J+K(1+1), J+K(2+2), dan J+K(3+3). Pada perlakuan polibag polikultur J+K(1+1) memiliki nilai tertinggi dibandingkan polibag yang lain, dan pada polibag polikultur J+K(2+2) dan J+K(3+3) memiliki nilai yang hampir sama.
M 1 M 2 M 3 M 4 M 5
Polikultur Jumlah Daun Tanaman Jagung dan Kedelai
J+k(1+1) J+K(2+2) J+K(3+3)
J+K(3+3). Pada perlakuan polibag polikultur J+K(1+1) memiliki nilai tertinggi dibandingkan polibag yang lain, dan pada polibag polikultur J+K(3+3) memiliki nilai yang terendah. Hal yang menyebabkan tingginya nilai dari polibag polikultur J+K(1+1) yaitu jumlah daun yang banyak sedangkan pada polibag J+K(3+3) memiliki jumlah daun yang sedikit. Hal ini disebabkan oleh terjadinya kompetisi dari setiap tanaman mempengaruhi perkembangan pembentukan daun pada tanaman.
Grafik Monokultur Tanaman Jagung
Monokultur Tinggi Tanaman Jagung
J 2 J 4 J 6
M 1 M 2 M 3 M 4 M 5
Dari grafik 2 di atas menunjukan perbandingan diameter batang tanaman akibat kompetisi yang terjadi pada setiap polibag perlakuan yaitu J2, J4, dan J6. Pada perlakuan polibag polikultur J2 memiliki nilai tertinggi dibandingkan polibag yang lain, dan pada polibag polikultur J4 memiliki nilai yang terendah.
M 1 M 2 M 3 M 4 M 5
Monokultur Jumlah Daun Tanaman Jagung
J 2 J 4 J 6
ACARA 2
ANALISIS KANDUNGAN NITRAT DAN FOSFAT PERAIRAN
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan hidup ialah masuknya atau dimasukanya makhluk hidup, zat, energi, tau kemponen lain kedalam lingkungan hidupoleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentuyang menyebabkan lingkungan hidup tidak berfungsi dengan maksimal atau tidak sesuai dengan peruntukanya, ( Soemarwoto 1991). Pencemaran dapat terjadi pada badan tanag, air, udara, dan sungai.dan dapat terputusnya rantai suatu tatananhidup atau penghancuran suatu jenis organisme sehingga akirnya menghancurkan ekosistem.
Pupuk N dalam tanah berada dalam berbagai bentuk seperti NH4+ dan NO3-yang mudah mengalami berbagai perubahan. Sebagian dari pupuk akan menguap ke udara (Volatilisasi) dan sebagian lagi hilang melalui pencucian dan erosi.pupuk P di dalam tanah berada dalam berbagai bentuk seperti H2PO4 , , HPO42, atau HPO3 sebagian dari pupuk ini dapat hilang melalui pencucian dan erosi. Pemberian pupuk yang berlebihan dan hanya disebarkan saja menyebabkan sebagian pupuk hilang melalui aliran permukaan dan masuk kedalam sungai atau badan air. Keadaan ini dapat meningkatkan kadar N dan P di dalam tanah air, menyebabkan eurotrifikasi perairan dan menurunkan kualitas air.
2. Tujuan
Tujuan praktikum adalah mengukur kadar Nitrat (NO3-) dan Fospat HPO3- air sungan / air parit pada lokasi pertanian.
B. METODE PENGAMATAN
Pengamatan praktikum dilakukan dengan mengambil sampel pengamatan yang berada di areal pertanian sayur Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak.
Setelah sampel didapatkan, pengamatan dilanjutkan dengan menganalisis kandungan Nitrat dan Fosfat di Laboratorium Air dan Kesehatan Lingkungan Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura Pontianak.
1. Alat dan Bahan
a. Tentukan lokasi daerah pertanian yang akan saudara ambil sampel airnya (sunai/ parit)
b. Buat sketsa lokasi, catatan jenis tanaman yang diusahakan dan pupuk apasaja yang digunakan petani pada kebun disekitar titik pengambilan sampel air.
c. Tentukan 3 titik pengambilan sampel air, dengan jarak pertitik sekitar 5 m.
d. Ambil sampel air dengan gayung atau ember pada masing masing titik denagn volume yang sama, komposit ketiga sample air tersebut. Masukan dalam wadah sebanyak 500ml. Dan diberi label sesuai kelompok.
e. Analisis fosfat dan nitrat dilakukan di Laboratoriom Analisis Lingkungan Fakultas Pertanian Untan, menggunakan spektrofotometer.
f. Data yang dianalisis setiap kelompok adalah data jelas masing masing 5 data.
C. HASIL & PEMBAHASAN
1. Hasil
2. Pembahasan
ODUM (1971) nitrogen yang terdapat dalam molekul-molekul protein dalam organisme yang telah mati akan diuraikan menjadi bentuk-bentuk nitrogen anorganik.
FFosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air. Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau danau melalui drainase dan aliran air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat, seperti industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya ( Alaerts, 1984).osf
Berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 yang mengatur tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air, kandungan nitrat yang baik untuk pertanian yakni < 10 ppm sedangkan kandungan fosfat yang baik untuk pertanian yakni <5 ppm.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan di Laboratorium Kimia Lingkungan Fakultas Pertanian terhadap kandungan nitrat dan phosphate pada daerah pertanian di Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa kandungan nitrat yang terkandung di dalam sampe air masih dalam batas normal bila digunakan sebagai irigasi pertanian di daerah tersebut.
2. Saran
ACARA 3
ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN
MENENTUKAN FAKTOR KOREKSI UNTUK MENAKSIR LUAS DAUN
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Menentukan factor koreksi untuk menaksir luas daun sangat bermanfaat apabila pengamatan harus dilakukan secara acak tanpa merusak tanaman (non destruktif). Cara penaksiran luas daun dengan memasukan factor koreksi sangat sesuai untuk daun-daun yang datar (tidak Berlubang didalamnya) dan bentuknya cenderung lurus seperti jagung, padi sorgum, dan bawang putih. Kelebihan cara ini mudah melaksanakannya,tetapi jumlah daunnya banyak maka perlu waktu untuk tenaga banyak.
2. Rumusan masalah
Bagaimana cara pengukuran luas daun dengan menentukan factor koreksi ? 3. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah mengetahui cara pengukuran luas daun tanaman dengan menentukan faktor koreksi.
B. METODE PENGAMATAN 1. Bahan dan Alat
Timbangan analitik, daun yang akan ditentukan luasnya, kertas ukuran folio atau kuarto, penggaris dan gunting.
Ambil secara acak daun tanaman dari spesies tertentu (yang akan diteliti).
Gambarlah bentuk daun yang berbeda pada kertas putih yang sudah diketahui luas
dan beratnya. Ukur panjang dan lebar maksimum dari setiap daun.
Gunting gambar dauntesebut dan ditimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G. 1984. Metoda Penelitian Air. Surabaya : Usaha Nasional.
Anonim, 2012. Kompetisi. <http://dianfitriyanti.blogspot.com/2012/12/kompetisi-tumbuhan.html?m=1>. Diakses tanggal 29 April 2013.
Clapham, J.R.W.B. 1973. Natural Ecosystem. Mac Millan Publishing Inc. New York.
Naylor, R.E.L. 2009. Enviromental impact of agriculture and foresty. Journal of agriculture sains. 1 : 1-5.
Odum, E.P. 1983. Basic Ecology. CBS College Publishing. New York.
Peraturan Pemerintah Nomor. 82tentang pengelolaan kualita air dan pengendalian pencemaran air.
Fuller, J.H and L.B. Caronthus. 1964. The Plant World 4th Edition. Holt, Richard Winston Inc.
New York.