• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

DESKRIPSI Dan ANALISIS VEGETASI

METODE TANPA PLOT

NAMA KELOMPOK 1:

1. YULIANA MERLIN MAILANG 2. JEANET IRENE SUMAA

3. WANDRYS NON 4. THOMAS SOLLE 5. SUSANTI LAY ASIAU

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2011

(2)

I. Tujuan praktikum

1. Untuk mengidentifikasi spesies- spesies yang hadir pada area yang di teliti.

2. Untuk menganalisis vegetasi dengan menggunakan metode intersepsi titik/metode tanpa plot.

3. Untuk menganalisis vegetasi yang mendominasi diarea pratikum lapang.

4. Untuk dapat memberikan sebuah nama tertentu pada vegetasi berdasarkan nilai pentingnya.

II. Dasar Teori

Vegetasi biasanya digambarkan sebagai kumpulan tumbuhan atau tumbuhan yang tmbuh dalam kelompok. Ilmu vegetasi biasanya termasuk bagian dari ekologi tumbuhan kuantitatif dan sub disiplin ekologi. Deskripsi dan analisi vegetasi merupakan cara mengumpulkan data atau mengoleksi data.ekologi vegetasi merupakan studi komunitas tumbuhan atau studi vegetasi

Adapun deskripsi vegetasi berdasarkan floristic artinya individu spesies yang hadir dalam komunits yang di teliti di identifikasikan sampai pada ti ngkat spesies. Dalam suatu komunits kehsdirsn sutu spesies setra jumlah atau kemelimpahannya merupakan parameter yang penting dari suatu komunitas. Daerah atau wilayah dimana organism tersebut ditemukan disebut daerah distibusi organism dan jumlah yang terdapat pada area disebut kemelimpahan. Distribusi organisame dapat ditentukan dengan berbagai area misalnya dengan metode menjebak, pengamatan langsung, mengamati bekas-bakas organism dan lain – lain.kelimpahan organism itu sendiri, adalah jumlah individu pada suatu area. Cara paling akurat untung menghitung kelimpahan organism yaitu menghitung tiap individu yang hadir pada area tersebut. Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada (Syafei, 1990).

(3)

Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastik karena pengaruh anthropogenik (Setiadi, 1984; Sundarapandian dan Swamy, 2000).

Kehadiran vegetasi pada suatu landscape akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Sebagai contoh vegetasi secara umum akan mengurangi laju erosi tanah, tetapi besarnya tergantung struktur dan komposisi tumbuhan yang menyusun formasi vegetasi daerah tersebut.

Dalam komunitas vegetasi, tumbuhan yang mempunyai hubungan di antara mereka, mungkin pohon, semak, rumput, lumut kerak dan Thallophyta, tumbuh-tumbuhan ini lebih kurang menempati strata atau lapisan dari atas ke bawah secara horizontal, ini disebut stratifikasi. Individu yang menempati lapisan yang berlainan menunjukkan perbedaan-perbedaan bentuk pertumbuhan, setiap lapisan komunitas kadang-kadang meliputi klas-klas morfologi individu yang berbeda seperti, strata yang paling tinggi merupakan kanopi pohon-pohon atau liana. Untuk tujuan ini, tumbuh-tumbuhan mempunyai klas morfologi yang berbeda yang terbentuk dalam “sinusie” misalnya pohon dalam sinusie pohon, epifit dalam sinusie epifit dan sebagainya

(4)

Metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada penggunaan analisis dengan metode garis dan metode intersepsi titik (metode tanpa plot) (Syafei, 1990).

(5)

III. Alat dan Bahan a. Tali raffia b. Meteran

c. Kayu sebagai patokan d. Pengaris

IV. Prosedur Kerja

a. Menentukan lokasi tempat untuk pengamatan b. Menancapakan 2 pasang kayu sebagai patokan c. Membentangkan tali raffia sepanjang 80 meter

d. Melakukan perhitungan pada area pengamatan tersebut

V. Tempat dan Waktu Pengamatan a. Tempat

Bertempat dilapangan bola universitas nusa cendana b. Waktu

Hari : jumat

Tanggal : 03 juni 2011

(6)

VI. Hasil Pengamatan

Menggunakan metode tanpa plot maka cara perhitungannya sebagai berikut: Dengan jarak yang digunakan 80 meter.

Nama spesies frekuensi Frekuensi relatif Densitas relatif Dominan si relative Nilai penting gewang 4 3,1 5 - 8,1 Lamtoro 21 16,2 26,25 100 142,45 spesies A 17 13,1 21,25 - 34,35 Spesies B 2 1,5 2,5 - 4,0 Rumput teki 4 3,1 5 - 8,1 Spesies C 1 0,7 1,25 - 1,95 Putri malu 2 1,5 2,5 - 4,0 Rumput-rumputan 70 54,2 87,5 - 141,7 Ilalang 6 4,6 7,5 - 12.1 Spesies D 2 1,5 2,5 - 4,0 - jumlah 129 99,5 161,25 - 265,5

(7)

VII. Pembahasan

Dari hasil pengamatan yang di peroleh menunjukan bahwa terdapat berbagai jenis spesies yang tumbuh di area pengamatan.

Analisis dengan menggunakan metode tanpa plot yang digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang didalamnya didominasi oleh suatu vegetasi rumput dan lamtoro dikarenakan keanekaragaman nya yang banyak dan hutan lapangan bola termasuk dalam hutan homogen.

Data yang akan diperoleh dari analisis metode tanpa plot ini adalah berupa densitas atau kerapatan, frekuensi, dominansi dan nilai penting.

a. Densitas adalah jumlah kekuatan tumbuhan dalam suatu komunitas dan menunjukan jumlah tumbuhan per unit area.

Adapun rumus yang di gunakan untuk menghitung densitas atau kerapatan yaitu: % Densitas relatif = Jumlah seluruh tumbuhan per spesies X 100 %

Jumlah seluruh sampling unit

b. Frekuensi adalah jumlah individu yang hadir pada suatu areadan mengambarkan suatu distribusi vegetasi

Adapun rumus yang di gunakan untuk menghitung frekuensi yaitu : % Frekuensi relatif = Jumlah frekuensi suatu jenis X 100 % Jumlah nilai frekuensi seluruh jenis

c. Dominansi adalah menyatakan suatu jenis tumbuhan utama yang mempengaruhi dan melaksanakan kontrol terhadap komunitas dengan cara banyaknya jumlah jenis, besarnya ukuran maupun pertumbuhnnya yang dominan.

Adapun rumus yang di gunakan yaitu:

% Dominansi = Jumlah basal area suatu jenis X 100 % Jumlah seluruh sample area

(8)

% Dominansi relatif = Nilai dominansi satu jenis X 100 % Jumlah seluruh nilai dominansi seluruh jenis

d. Nilai penting adalah jumlah dari frekuensi relative,densitas relative,dan dominansi relative yang mengindikasikan aspek yang berbeda pentingnya spesiaes dalam komunitas.

Adapun rumusnya yaitu:

Frekuensi relative + densitas relative + dominansi relative

Berdasarkan table hasil pengamatan menunjukan bahwa pada area pengamatan tersebut pola distribusinya termasuk dalam pola distribusi mengelompok, ini dilihat dari rendahnya frekuensi dibandingkan dengan densitas atau kerapatan yang sangat tinggi. Dari data hasil pengamatan juga dapat di lihat bahwa ferkuensi tertinggi adalah rumput – rumputan,yang mencapai 54,2 % dari luas area pengamatan yakni 80 meter.

Adapun kerapatan suatu spesies menunjukan jumlah individu spesies dengan satuan luas tertentu,maka nilai kerapatan merupakan gambaran mengenai jumlah spesiaes tersebut pada lokasi pengamatan.

Pada pengamatan ini juga menunjukan bahwa dominansi tertingi hanya ada pada lamtoro dan tidak terdapat pada jenis spesies lain,ini di karenakan hanya lamtoro yang memenuhi syarat untuk dihitung dominansinya yaitu memiliki diameter setinggi dada,sedangkan spesies lainnya tidak memenuhi syarat untuk dihitung dominasinya.

Nilai indeks nilai penting tertinggi terdapat pada spesies rumput – rumputan yaitu sebesar 141,7 % dan lamtoro yakni sebesar 142,45%. Besarnya nilai indeks penting menunjukan peranan jenis yang bersangkutan dalam komunitasnya atau pada lokasi penelitian.Sehingga dari hasil pengamatan yang di peroleh yakni vegetasi dominan yang tersebar di lapangan bola dan sekitarnya Universitas Nusa Cendana yaitu jenis rumput – rumputan yang di ikuti oleh jenis lamtoro.

(9)

VIII. Penutup

a. Kesimpulan

Sesuai dengan tujuan dari praktikum ini maka dapat disimpulkan bahwa :

 Metode tanpa plot (metode yang digunakan) adalah metode dalam bentuk percontohan atau sampel berupa titik yang di mana tidak menggambarkan suatu luas area tertentu.

 Analisis vegetasi yang dilakukan dengan menggunakan metode tanpa plot di peroleh hasil bahwa pola distribusi pada area pengamatan tersebut adalah pola mengelompok dengan jenis vegetasi yang dominan adalah rumput-rumputan,dan jenis spesies lamtoro karena memiliki nilai tertinggi dan jenis spesies yang tidak mendominan adalah jenis spesies C karena memiliki nilai terendah.

 Terdapat 10 jenis vegetasi dari 80 meter area pada lapangan bola Universitas Nusa Cendana setiap jenis vegetasi memiliki kerapatan atau densitas, frekuensi, dominansi dan Indeks nilai penting yang berbeda-beda.

 Kerapatan vegetasi tertinggi terdapat pada rumput - rumputan sebesar 87,5 %  Frekuensi vegetasi tertinggi terdapat pada rumput-rumputan sebesar 54,2%  Dominansi vegetasi tertinggi terdapat pada lamtoro sebesar 100%

 Indeks Nilai Penting vegetasi tertinggi terdapat pada lamtoro 142,45% dan rumput-rumputan sebesar 141,7%

 Analisis Vegetasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pesatnya penyebaran suatu spesies pada suatu area pangamatan/penelitian. Sehingga dapat diketahui kerapata, frekuensi, dominansi, dan INP dari spesies itu sendiri

b. Saran

S

ebaiknya praktikum dilakukan sebelum ujian akhir semester

Bagi praktikan sebelum melakukan praktikum sebaiknya mempersiapkan materi, bahan – bahan serta segala sesuatu yang berhubungan dengan praktikum.

(10)

Daftar pustaka

Gaol,mangadas lumban.2009.Pengantar Ekologi Analisis dan Deskripsi Vegetasi.Kupang : Undana Press

Rahardjanto, Abdulkhadir. 2001. Ekologi Tumbuhan. UMM Press. Malang Santoso. 1994. Ekologi Umum. PT Rajawali. Jakarta

Soedjiran, R.1988. Pengantar Ekologi. Remadja Karya. Bandung

Anonymous. 2008. http://iqbalali.com/2008/02/25/70/ (diakses tanggal 2 Desember 2010 ).

Anonymous. 2009. http://simanungkalitleontius.wordpress.com/2009/08/31/hello-world/(diakses pada tanggal 2 Desember 2010)

www. Irwantoshoot.com. Analisis Vegetasi Untuk Pengeloloan Hutan Lindung http://wikipedia.com.id

(11)

Lampiran

Adapun hasil dari data pengamatan di atas di peroleh dari

:

1. Frekuensi relative

% Frekuensi relatif = Jumlah frekuensi suatu jenis X 100 % Jumlah nilai frekuensi seluruh jenis

a. Spesies gewang = 4 x 100% ÷129 = 3,1% b. Spesies lamtoro = 21 x 100% ÷ 129 = 16,2 % c. Spesies A = 17 x 100% ÷ 129 = 13,1% d. Spesies B = 2 x 100% ÷ 129 = 1,5% e. Rumput teki = 4 x 100% ÷ 129 = 3,1% f. Spesies C = 1 x 100% ÷ 129 = 0,7% g. Putri malu = 2 x 100% ÷ 129 = 1,5% h. Rumput-rumputan = 70 x 100% ÷ 129 = 54,2% i. Ilalang = 6 x 100% ÷ 129 = 4,6% j. Spesies D = 2 x 100% ÷ 129 = 1,5%

(12)

2. Densitas atau kerapatan relative

% Kerapatan relatif = Jumlah seluruh tumbuhan per spesies X 100 % Jumlah seluruh sampling unit= 80 meter

a. Spesies gewang = 4 x 100% ÷80 = 5 % b. Spesies lamtoro = 21 x 100% ÷ 80 = 26,25% c. Spesies A = 17 x 100% ÷ 80 = 21,25% d. Spesies B = 2 x 100% ÷ 80 = 2,5% e. Rumput teki = 4 x 100% ÷ 80 = 5% f. Spesies C = 1 x 100% ÷ 80 = 1,25% g. Putri malu = 2 x 100% ÷ 80 = 2,5% h. Rumput-rumputan = 70 x 100% ÷ 80 = 87,5% i. Ilalang = 6 x 100% ÷ 80 = 7,5% j. Spesies D = 2 x 100% ÷ 80 = 2,5% 3. Dominansi

Sebelu mencari dominansi suatu spesies,mencari dahulu basal area dari spesies,denga rumus :

(13)

Basal area pohon = Jumlah basal area seluruh pohon X 100 % Jumlah seluruh pohon

Karena hanya ada lamtoro sebagai 1 jenis pohon saja pada area pengamatan maka hanya menghitung dominansi lamtoro tersebut (sesuei syarat)

Jumlah basal area dilihat dari diameter pohon tersebut,maka

Basal area lamtoro = Diameter batang lamtoro X 100 % = 0,8 x 100% ÷ 21 = 3,8% Jumlah seluruh pohon lamtoro

Maka dapat diketahui dominansi yaitu :

% Dominansi = Jumlah basal area suatu jenis X 100 % Jumlah seluruh sample area

= 3,8 x 100% ÷ 80 panjang luas area = 4,75%

% Dominansi relatif = Nilai dominansi satu jenis X 100 % Jumlah seluruh nilai dominansi seluruh jenis

= 4,75% x 100% ÷ 4,75% jumlah seluruh dominansi = 100%

4. Nilai penting

Adapun rumus yang di gunakan yaitu:

Indeks Nilai Penting = Densitas relative + Frekuensi relative + Dominansi relative Karena dominansi hanya terdapat pada spesies lamtoro maka Nilai Penting dari spesies lain hanya di peroleh dari jumlah densitas relative di tambah dengan frekuensi relative.

(14)

a. Spesies gewang 5% + 3,1% + - = 8,1% b. Lamtoro 26,25% + 16,2% + 4,75% = 47,2% c. Spesies A 21,25% + 13,1% + - = 34,35% d. Spesies B 2,5% +1,5% + - = 4,0% e. Rumput teki 5% + 3,1% + - = 8,1% f. Spesies C 1,25% + 0,7% + - = 1,97% g. Putri malu 2,5% + 1,5% + - = 4,0% h. Rumput- rumputan 87,5% + 54,2% + - = 141,7% i. Ilalang 7,5% + 4,6% + - = 12,1% j. Spesies D 2,5% + 1,5% + - = 4,0%

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian analisis vegetasi ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman, dominansi, pola distribusi, sifat fisika-kimia media tumbuh tumbuhan paku di Bukit Simarsayang

pada lahan gambut dan mengetahui struktur vegetasi gulma pada tegakan Metode yang digunakan adalah analisis vegetasi untuk tumbuhan tingkat semai (bawah). Plot pengamatan yang

Pengamatan analisis vegetasi dengan metode kuadran strata semai (10x10) a.. Pengamatan analisis vegetasi dengan metode kuadran strata pohon

Salah satu wujud dari upaya merawat lingkungan tersebut, masyarakat adat Dampelas yang mendiami wilayah Kecamatan Dampelas menggelar ritual di mata air Ogo Dampelas, Desa Sioyong.

 Preferensi ialah suatu kisaran/ rentangan kesukaan organisme terhadap suatu kondisi tempat hidupnya.  Pada pengamatan preferensi suhu Cyprinus carpio lebih cenderung

Frekuensi merupakan nilai yang menyatakan ukuran sering atau tidaknya suatu jenis ditemukan pada setiap plot pengamatan, Berdasarkan hasil analisis vegetasi pada

pada lahan gambut dan mengetahui struktur vegetasi gulma pada tegakan Metode yang digunakan adalah analisis vegetasi untuk tumbuhan tingkat semai (bawah). Plot pengamatan yang

Metode tanpa plot TITIK/Point Frame Method, Pasangan Acak, Ttangga Terdekat, PCQ 7.. Presensi Konstansi 10.Indeks Diversitas