• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

I V. RAPAT SOSI ALI SASI / DI SEMI NASI HASI L LI TBANG KEHUTANAN DI MANADO PROVI NSI SULAW ESI UTARA PADA TANGGAL 1 JULI 2 0 1 0

Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh data, informasi dan keterangan yang berkaitan dengan pembuktian kebenaran dan ketidakbenaran suatu asumsi dan/ atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta menarik suatu kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Penelitian dibidang kehutanan sangat diperlukan untuk menemukan potensi dan manfaat dari sumberdaya hutan, selain itu penelitian dapat digunakan sebagai sarana menyelesaikan masalah. Dari suatu penelitian manfaat dari suatu jenis dapat dioptimalkan. Suatu penelitian dapat bermanfaat jika hasilnya disebarluaskan kepada masyarakat terutama masyarakat yang berkepentingan. Dengan publikasi yang tepat sasaran maka hasil-hasil penelitian dapat diaplikasikan dengan baik sehingga manfaatnya dapat dirasakan. Di lain pihak, objek yang diteliti sedianya dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

Kebutuhan akan sumberdaya alam baik kayu maupun non kayu semakin meningkat, bertolak belakang dengan kemampuan produksinya yang menurun. Dengan tidak terpenuhinya sumberdaya tertentu maka kecenderungan yang terjadi adalah mencari alternatif produk lain/ barang substitusi. Pemenuhan kebutuhan akan energi menjadi permasalahan yang mendasar, khususnya pada negara yang sedang berkembang. Dengan persediaan bahan bakar fosil yang semakin menipis, para ahli senantiasa mengembangkan penelitian mengenai sumber energi yang dapat diperbaharui. Dengan kondisi alam I ndonesia yang sangat beranekaragam, memberikan potensi yang berlimpah pula. Salah satunya dapat juga berkontribusi dalamn memberikan solusi kelangkaan energi tadi. Beberapa diantaranya yaitu jarak, kelapa sawit dan nyamplung. Substitusi komoditas juga terjadi pada pasar kayu alam. Untuk mengatasi meningkatnya permintaan akan kayu alam maka dikembangkanlah kayu budidaya, salah satu yang menjadi komoditas unggulan adalah sengon. Dengan kelebihannya yang dapat tumbuh di hampir seluruh wilayah di I ndonesia dan pertumbuhan yang cepat, maka budidaya tanaman ini sangat cocok dikembangkan. Dengan segala potensi kehutanan I ndonesia tadi patut dikembangkan untuk mendukung visi kementerian kehutanan dalam rangka mensejahterakan masyarakat. Skema yang digunakan adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dikembangkan melalui hutan rakyat, hutan kemasyarakatan maupun hutan tanaman rakyat.

NYAMPLUNG (Calophyllum inophyllum L) termasuk dalam marga Callophylum. Nyamplung berbuah sepanjang tahun dan mempunyai sebaran yang cukup luas di dunia mulai dari Madagaskar, Afrika Timur, Asia Selatan dan Tenggara, Kepulauan Pasifik, Hindia Barat, hingga Amerika Selatan. Di I ndonesia, nyamplung tersebar mulai dari Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, hingga Nusa Tenggara Timur dan Papua.

Nyamplung sudah dikenal masyarakat sejak dahulu karena kayunya dapat bermanfaat sebagai bahan bangunan dan bahan baku meubelair. Banyak masyarakat tahu jika buah dari nyamplung dapat bermanfaat bagi kesehatan tetapi tidak banyak yang tahu jika buah nyamplung dapat menghasilkan minyak (Biofuel) yang kadar oktannya

(2)

SENGON (Paraserianthes falcataria) termasuk dalam famili Leguminosae. Sengon termasuk spesies pionir yang banyak ditanam di daerah tropis terutama di hutan hujan dataran rendah sekunder atau hutan pegunungan rendah. Sengon tersebar alami di Maluku, Papua Nugini, kep. Solomon dan Bismark. Dapat tumbuh pada ketinggian 0– 1600 mdpl tetapi dapat tumbuh optimum pada ketinggian 0-800 mdpl.

Sengon merupakan salah satu species paling cepat tumbuh di dunia, mampu tumbuh 8 m/ tahun dalam tahun pertama penanaman. Karena mempunyai masa panen yang cepat sengon banyak ditanam untuk

industri. Kayu

sengon termasuk dalam kayu serba guna, dapat digunakan untuk konstruksi ringan, kerajinan tangan,

kotak cerutu, veneer, kayu lapis, korek api, alat musik dan pulp.

Sengon sering kali diserang penyakit baik pada fase anakan sampai dewasa. Anakan sengon di

persemaian sering terkena lodoh yang disebabkan oleh Rhizoctonia, Sclerotium, Fusarium, Pythium dan

Phitophthora. Untuk mengatasinya, tanah disterilkan dan diberi fungisida sebelum benih ditabur. Selain

lodoh, penyakit yang sering menyerang sengon adalah karat puru atau karat tumor. Penyakit karat

tumor pada sengon disebabkan oleh fungi Uromycladium sp. Fungi ini menyebabkan pembentukan

bintil-bintil pada tunas berkayu dan bagian - bagian lain pada sengon yang dapat menghambat

pertumbuhan sampai mematikan tanaman. Serangan karat tumor/ karat puru ditandai dengan

terjadinya pembengkakan (gall) pada ranting/ cabang, pucuk-pucuk ranting, tangkai daun dan helai

daun.

Gall ini merupakan tubuh buah dari jamur. Penyebaran penyakit ini sangat cepat dengan

menyerang tanaman sengon mulai dari persemaian sampai lapangan dan pada semua tingkatan umur.

Serangan karat tumor menyebabkan penurunan kualitas kayu.

Hasil penelitian mengenai cara pengendalian penyakit karat tumor pada sengon dan manfaat biji

nyamplung untuk biodiesel merupakan kontribusi nyata bagi dunia kehutanan. Oleh karena itu

diperlukan publikasi yang tepat agar hasil penelitian tersebut dapat bermanfaat bagi instansi-instansi

dan masyarakat yang berkepentingan. Peran serta secara aktif pihak-pihak yang terkait dengan karat

puru dan biodiesel biji nyamplung mendorong adanya penelitian yang berkesinambungan bagi kemajuan

pembangunan kehutanan.

Agar

Penyelenggaraan

Sosialisasi/ Diseminasi Hasil Litbang Kehutanan

dapat sejalan dengan visi dan misi serta kebijakan prioritas Kementerian Kehutanan, maka perlu dilakukan koordinasi baik antar pusat dan daerah maupun antar instansi terkait di daerah melalui acara rapat koordinasi. Maksud

untuk menyebarluaskan

hasil-hasil penelitian kehutanan kepada para pengguna di wilayah Regionmal I V. Adapun tujuannya adalah

menghasilkan kesepahaman dalam mengaplikasikan hasil-hasil penelitian kehutanan oleh pihak-pihak

yang terkait di wilayah Regional I V. Sasaran yang akan dicapai dengan diselenggarakannya kegiatan

Sosialisasi/ Diseminasi Hasil Litbang Kehutanan adalah hasil-hasil penelitian kehutanan dapat tersebar

luas ke seluruh pihak yang terkait di wilayah Regional I V sehingga diperoleh pemahaman dalam

mengaplikasikannya.

Pertemuan telah menghasilkan kesepakatan hasil diskusi sebagai berikut :

(3)

2. Balitbanghut seharusnya menjadi ujung tombak perumusan dan penerapan kebijakan kehutanan berupa teknologi yang dapat diterapkan dan bermanfaat bagi pembangunan kehutanan dan masyarakat.

3. Program Puslitbang Hutan Tanaman (P3HT) meliputi : a. Pembangunan dan pengelolaan hutan tanaman.

b. Pengembangan hutan rakyat dan hutan kemasyarakatan.

c. Peningkatan budidaya HHBK untuk mendukung usaha kecil dan menengah. 4. Beberapa hasil penelitian yang telah dan sedang diaplikasikan :

a. Kuantifikasi pertumbuhan dan hasil tegakan hutan b. Pengendalian hama cabuk lilin/ kutu lilin pada pinus. c. Pengendalian penyakit karat tumor pada sengon.

d. Nyamplung dan beberapa tanaman hutan lainnya sebagai sumber energi alternatif. e. Penyiapan lahan tanpa bakar.

f. Tanaman hutan penghasil kayu energi. g. Hasil hutan bukan kayu (HHBK)

5. Kegiatan penelitian yang merupakan tugas P3HT sampai dengan 2014 : a. Silvikultur hutan tanaman penghasil kayu pulp.

b. Silvikultur hutan tanaman penghasil kayu pertukangan. c. Silvikultur hutan tanaman penghasil HHBK.

d. Kuantifikasi pertumbuhan dan hasil tegakan hutan tanaman.

e. Teknik pencegahan dan pengendalian hama, penyakit dan gulma hutan tanaman. f. Biofarmaka sektor kehutanan.

6. Pencapaian pemuliaan : Jati, Cendana, Kayu putih, Pulai, Ulin, Sukun, Araucaria, Sengon, Acacia, Merbau, Suren.

7. Selain menyebarluaskan hasil penelitian mengenai potensi bio energi nyamplung dan penanggulangan penyakit karat tumor sengon, semua feedback yang diperoleh dari acara ini akan digunakan sebagai masukan dalam penelitian dan pengembangan kehutanan.

8. Kerjasama dalam penerapan hasil litbang kehutanan dilakukan lintas sektor dengan dukungan komitmen penuh dari pemerintah daerah.

9. Sebelum diterapkan oleh masyarakat, hasil penelitian perlu dilengkapi dengan pertimbangan kecukupan pemenuhan bahan baku, kemampuan produksi, kesesuaian lokasi, nilai ekonomis, ketersediaan dan daya serap pasar serta dapat diterima oleh masyarakat.

10. Beberapa potensi hutan tanaman dibeberapa kabupaten yang perlu dikembangkan dengan bantuan P3HT setelah melalui pembahasan di DPRD dan ada surat keinginan melakukan kerjasama dari Pemda, yaitu :

a. Kota Tomohon : Pakoba.

b. Kabupaten Minahasa Utara : Gmelina, Sengon, Cempaka wasian di kaki Gunung Klabat, kayu hitam di Pulau Talise, sungai kecil untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH).

c. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara : Nyamplung (kapuraca), mindi, jabon. d. Kabupaten Bolaang Mongondow : Nyamplung, mindi, jabon.

e. Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Selatan : Nyamplung, jabon. f. Provinsi Sulawesi Barat : Nyamplung.

11. Pembangunan Hutan Tanaman Rakyat dalam kaitannya dengan kepastian pasar dan kemampuan masyarakat untuk membangunnya, disarankan adanya kemitraan dengan investor. Dalam pemilihan investor tersebut harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian sehingga dapat diyakini keseriusannya untuk membangun Hutan Tanaman Rakyat.

12. Penyakit pada tumbuhan hanya akan terjadi jika pada satu waktu di satu tempat terdapat interaksi tiga faktor : tumbuhan yang rentan, patogen yang virulen dan lingkungan yang sesuai (segitiga penyakit/disease triangle). 13. Serangan karat tumor pada sengon di I ndonesia khususnya di Pulau Jawa telah mencapai tingkat epidemik.

Sementara menunggu hasil penelitian pemuliaan melalui penambahan varietas genetik sengon yang tahan terhadap penyakit karat tumor, pencegahan dan penanggulangan telah ditemukan formulasi antara belerang, kapur dan garam.

14. Pengembangan sumberdaya energi baru (mikrohidro, biomassa) dan terbarukan berbasis nyamplung dan tanaman hutan lainnya dapat meningkatkan kemandirian masyarakat dan kemampuan daerah mengelola sumberdayanya sesuai dengan azas desentralisasi.

15. Pengembangan biofuel (biodiesel) jangan sampai mengganggu ketahanan pangan masyarakat. Beberapa jenis tanaman penghasil biodiesel yang tidak mengganggu ketahanan pangan : Kapok/ randu, kemiri, kesambi, mimba, malapari, nyamplung, randu alas, bintaro, kemiri cina/ kemiri sunan, dan kepuh/ kepoh.

16. Jenis-jenis tanaman penghasil bioetanol untuk dikembangkan diantaranya : sagu, lontar, aren dan nipah. 17. Peran Badan Koordinasi Penyuluhan pada masing-masing pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan

tanaman nyamplung, sengon serta pengembangan sumberdaya terbarui berbasis nyamplung dan tanaman hutan lainnya.

Referensi

Dokumen terkait

”I ndoGreen Forestry Expo” adalah pameran yang menampilkan potensi yang sangat besar pada sektor kehutanan, pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian hutan, hasil

hut an. c) Ikut akt if melaksanakan pencegahan, pemadaman dan penanggulangan kebakaran hut an dan disekit ar areal kerj anya. d) PEMEGANG IZIN waj ib mencegah dan menghidarkan

Buku Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Sumatera Barat 2008 -2012 disusun sebagai bentuk komitmen Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam menjalankan amanah

Potensi Persemaian Permanen Di Wilayah Kerja BPDAS Sampara Setiap Tahun Selama Lima Tahun Terakhir. Jumlah LSM Jenis

Potensi Persuteraan Alam Di Wilayah kerja BPDAS Sampean Madura. Jumlah Usaha

Produksi dan Potensi Hutan Rakyat di Provinsi D.I .Yogyakarta Tahun 2007.

2 Reduksi emisi dari deforestasi melalui pemberantasan illegal logging, penanggulangan kebakaran dan perambahan hutan, pengaturana. penggunaan dan pelepasan

Potensi Kelembagaan Kegiatan Bidang RLPS Di Wilayah Kerja BP DAS Kapuas Tahun 2010. Kelompok Tani