• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 672007025 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 672007025 Full text"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

2

1. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang kaya akan tempat pariwisata. Banyak sekali tempat pariwisata yang menarik tersebar di seluruh negara ini. Namun para wisatawan cenderung hanya mengetahui daerah wisata yang terkenal saja di Indonesia, seperti Bali dan Yogyakarta. Hal ini dikarenakan penyebaran informasi wisata masih sangat terbatas, dan pemanfaatan teknologi untuk penyebaran berita juga masih belum maksimal. Padahal masih banyak daerah lain yang memiliki potensi wisata, namum belum mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah daerahnya. Kota Solo merupakan salah satu kota yang berpotensi untuk sektor pariwisata. Solo merupakan kota wisata budaya dan sejarah yang terkenal di Indonesia dan Dunia Internasioal. Budaya tradisional yang masih sangat kental menarik wisatawan untuk datang berkunjung. Dengan nuansa kota yang masih asri dan penataan struktur kota yang baik menjadikan Kota Solo menjadi kota wisata yang ideal. Masalahnya penyebaran informasi sebagai media promosi setiap tempat wisata berbeda-beda sehingga manfaatnya menjadi tidak maksimal. Misalnya media yang digunakan berupa pamflet, brosur, maupun melalui pameran pariwisata yang masih jarang diadakan. Masalah yang lain muncul ketika wisatawan melakukan kegiatan kepariwisataannya tanpa menggunakan bantuan

travel agent, para wisatawan harus mencari sendiri lokasi wisata yang mereka inginkan, dan hal ini tentu saja akan merepotkan karena informasi yang mereka dapatkan belum tentu dapat menbantu dalam memecahkan masalah pencarian lokasi wisata tersebut [1].

Pemanfaatan teknologi untuk penyebaran informasi dan lokasi pariwisata masih sangat terbatas. Di era teknologi informasi seperti sekarang ini sudah seharusnya penyebaran informasi pariwisata menjadi lebih mudah dengan adanya bantuan internet. Beberapa website sudah ada yang mendukung informasi kepariwisataan, akan tetapi masih jarang aplikasi mobile ikut mendukung informasi pariwisata tersebut. Aplikasi pada perangkat mobile dengan sistem operasi (OS) seperti Android sedang banyak dikembangkan. Perangkat mobile Android ini juga dilengkapi dengan fitur dan teknologi yang canggih, salah satu fitur yang menunjang untuk sektor pariwisata adalah fitur Global Positionning System(GPS) dan Google Maps. Google Maps merupakan peta virtual gratis yang dapat digunakan oleh pengguna untuk melihat peta lokasi objek wisata. Sedangkan GPS berfungsi untuk mendapatkan titik koordinat lokasi user secara akurat. Dengan alasan keunggulan fitur tersebut, Aplikasi Pemandu Lokasi Pariwisata dengan Google Maps dan Global Positionning System (GPS) pada perangkat mobile Android dibangun. Pemandu lokasi wisata pada penelitian ini adalah sebuah aplikasi yang dapat memberikan informasi kepada user tentang gambar, deskripsi yang disusun menjadi sebuah profil objek wisata, serta dapat menunjukan lokasi objek wisata yang ditampilkan menggunakan GoogleMaps.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang dan mengimplementasikan profil wisata di Kota Solo dengan menggunakan

GoogleMaps dan GPS menjadi sebuah aplikasi informasi pariwisata pada mobile Android. Tujuan penelitian ini adalah adalah terciptanya sebuah aplikasi mobile

(2)

3

mendapatkan informasi berupa profil objek wisata dan lokasi objek wisata di Kota Solo dengan Google Maps dan Global Positionning System(GPS).

2. Kajian Pustaka

Penelitian sebelumnya mengenai Media Interaktif Untuk Profil Wisata Kota Solo yang pernah dilakukan oleh Maharani Ayuning Tyas. Perkembangan multimedia membuat penyampaian informasi menjadi lebih praktis. Solo merupakan sebuah kota yang memiliki potensi wisata yang merupakan peninggalan sejarah. Masalahnya adalah media untuk mempromosikan aset wisata tersebut belum maksimal dan masih konvensional, yaitu berupa brosur. Informasi di dalam satu brosur cenderung terbatas dan mudah rusak. Untuk itulah dibuat sebuah aplikasi yang berisi informasi wisata di Kota Solo. Aplikasi ini bersifat interaktif dimana user bisa memilih lokasi mana yang ingin diketahui. Di dalam aplikasi juga disertai peta wisata minimalis yang berisi lokasi wisata. [1] Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai Aplikasi Web Pemetaan Informasi Wisata Sejarah dan Budaya pada Wilayah DKI Jakarta. Dalam pembuatan aplikasi pemetaan informasi budaya DKI Jakarta ini membahas tentang kebudayaan yang ada di daerah DKI Jakarta meliputi informasi Sejarah Jakarta, Cagar Budaya,Wisata Perkampungan Budaya, Wisata Religi, Museum, Wisata Bahari serta Wisata pendukung seperti Taman Kota. Web aplikasi pemetaan wisata sejarah dan budaya DKI Jakarta ini menyajikan peta digital yang didalamnya terdapat informasi mengenai lokasi wisata pada DKI Jakarta diantaranya sejarah, lokasi, keunggulan yang ada. Pada aplikasi web pemetaan ini dilengkapi dengan informasi pelengkap diantaranya profil, berita-berita mengenai pariwisata, sejarah, masyarakat dan budaya. [2] Berdasarkan uraian terdahulu, dalam penelitian ini akan mengacu pada penelitian tentang Media Interaktif Untuk Profil Wisata Kota Solo untuk desain interaktif kepada user. Namun teknologi yang digunakan dalam penelitian ini dengan aplikasi mobile Android menggunakan Google Maps dan

GPS untuk mendapatkan informasi objek wisata dan informasi lokasi objek wisata di Kota Solo.

(3)

4

turis miliki sendiri. Ini mirip seperti pengalaman liburan tertentu yang dilakukan oleh banyak orang yang memiliki segmen yang sama dan seseorang yang memiliki pengalaman gaya hidup dan pendidikan yang sama [4].

Android adalah salah satu sistem operasi untuk perangkat mobile berbasis linux yang mencakup sistem operasi middleware dan aplikasi. Android

menyediakan platform yang terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka. Pada saat ini kebanyakan vendor smartphone sudah memproduksi smartphone berbasis android, hal ini karena android itu adalah sistem operasi yang open source sehingga bebas didistribusikan dan dipakai oleh

vendor manapun. Salah satu ciri mobile Android adalah portablilitas, sehingga tidak mengherankan bahwa beberapa fitur android sangat menarik seperti layanan yang memungkinkan untuk menemukan, mencari, dan memvisualisasikan posisi ke dalam peta GoogleMaps. Developer dapat membuat peta berbasis GoogleMaps

dan menjadikannya sebagai element dalam user interface. Developer dapat melakukan akses penuh ke peta GoogleMaps, dan memungkinkan untuk mengontrol penuh tampilan, zoom, dan memindahkan lokasi tampilan. Sebuah

service yang disebut Location Based Servise (LBS) adalah service yang berfungsi untuk mencari dengan teknologi GPS dan Google’s cell-based location. Maps dan layanan berbasis lokasi menggunakan lintang dan bujur untuk menentukan lokasi geografis. Namum untuk user dibutuhkan alamat atau posisi realtime bukan nilai lintang dan bujur. Android menyediakan geocoder untuk mengkonversi nilai lintang dan bujur menjadi alamat dunia nyata atau sebaliknya. Location Based Servise adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan teknologi yang digunakan untuk menemukan lokasi perangkat yang kita gunakan. Dua unsur utama LBS adalah Location Manager (API Maps) dan Location Providers (API Location). Location Manager menyediakan tools untuk LBS, Aplication Programming Interface (API) menyediakan fasilitas untuk menampilkan, memanipulasi peta beserta feature lainnya. Paket ini berada pada

com.google.android.maps. Location Providers menyediakan teknologi pencarian lokasi yang digunakan oleh device. API Location berhubungan dengan data GPS

dan data lokasi real-time. API Location berada pada paket Android yaitu dalam paket android.location. Dengan Location Manager, user dapat menentukan titik lokasi saat ini, track atau pergerakan, serta kedekatan dengan lokasi tertentu dengan mendeteksi perpindahan [5].

3. Metode Penelitian

(4)

5

Gambar 1 Prototype Model Pressman[6]

Proses dari perancangan sistem dengan menggunakan prototype model, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengumpulan Kebutuhan Pengguna

Tahap pertama dalam perancangan sistem dengan metode prototype adalah mengidentifikasi kebutuhan dasar pengguna melalui proses requirement dan analisis. Dalam proses requirement, developer bertemu dengan user untuk mendapatkan informasi dasar pengguna. Instansi yang diteliti dalam penelitian ini adalah Dinas Pariwisata Solo.

2. Perancangan Prototype

Setelah mengidentifikasi kebutuhan user, data yang didapat sebelumnya kemudian dijadikan acuan untuk menggembangkan prototype untuk merancang sistem. Dalam perancangan sistem ini penulis membuat sebuah

prototype yang telah disesuaikan berdasarkan requirement dari user, sehingga sistem yang dibuat sesuai dengan kebutuhan.

3. Evaluasi Prototype

Pada tahap selanjutnya, developer didorong untuk bekerja dengan user

untuk menentukan seberapa baik prototype itu memenuhi kebutuhannya, dan untuk memberikan saran-saran bagaimana memperbaiki prototype tersebut.

Developer kemudian menggunakan feedback ini untuk memperbaharui

prototype yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu, developer akan memperbaiki prototype sesuai dengan feedback yang telah didapat pada proses evaluasi. Hasil revisi dari prototype selanjutnya diberikan kembali pada user untuk dievaluasi dan dinilai kembali, apakah tujuan umum dari pembuatan aplikasi telah tercapai. Apabila prototype belum memenuhi kebutuhan pengguna, tahap selanjutnya kembali ke tahap paling awal, begitu seterusnya sampai tujuan umum tercapai dan pengguna merasa puas.

Perancangan sistem dalam penelitian ini dibuat empat buah prototype yaitu : 1. Prototype Satu

Developer membuat rancangan awal dari sistem dan dievaluasikan kepada

(5)

6 2. Prototype Dua

Menu objek pilihan dan menu tentang aplikasi telah ditambahkan, user

setuju dengan tampilan daftar kategori dan tampilan profil objek wisata, user

menganjurkan mengubah tombol lokasi saya menjadi menu lokasi saya untuk menampilkan posisi user pada google maps.

3. Prototype Tiga

Menu lokasi saya sudah selesai. Selanjutnya user menganjurkan untuk memasukkan data kategori, data profil objek wisata, dan profil dinas pariwisata ke dalam aplikasi.

4. Prototype Empat

Aplikasi sudah sesuai dengan harapan user dan layak untuk diujikan.

4. Perancangan Sistem

Alur pada Gambar 2 dimulai ketika user mulai menjalankan aplikasi, aplikasi tersebut mengambil data dari basis data pariwisata melalui web server. Data yang diambil adalah data pada basis data yang telah diinputkan oleh admin.

Data tersebut lalu ditampilkan ke dalam aplikasi berdasarkan kategori dari objek pariwisata.

Gambar 2 Use Case Diagram

Gambar 3 Activity Diagram User

(6)

7

ke menu kategori pada aplikasi android. Setelah user memilih salah satu dari daftar kategori yang sudah ditampilkan maka akan dibuka menu daftar objek pariwisata berdasarkan kategori yang telah dipilih.

Pada Gambar 4 dijelaskan activity diagram admin pada web server. Admin

disini bertugas untuk memasukkan semua data pariwisata ke dalam basis data. Untuk dapat menambahkan data tersebut admin harus login ke halaman utama. Setelah berhasil, admin dapat melakukan akses ke basis data untuk tambah data kategori, tambah data objek pariwisata, edit data, dan hapus data.

Gambar 4 Activity Diagram Admin

User Interface berisi desain tampilan pada aplikasi. Desain tampilan tersebut memuat informasi tentang menu bookmarks, menu kategori, menu lokasi saya, menu tentang aplikasi, halaman profil objek wisata, dan halaman jalur maps.

Gambar 5 Arsitektur Sistem

Pada Gambar 5 merupakan gambar arsitektur sistem keseluruhan pada aplikasi. Pada gambar tersebut dijelaskan, user menggunakan aplikasi Android

(7)

8

melanjutkan untuk mengambil data pada basis data. Admin menggunakan

browser dan internet untuk memasukkan data ke dalam web server. Data yang diterima oleh web server akan disimpan di dalam basis data server.

Pada Gambar 6 menjelaskan desain user interface menu kategori. Pada bagian paling atas yang nomor satu terdapat teks dari nama aplikasi. Pada bagian nomor dua adalah menu untuk membuka halaman kategori. Pada bagian bawah nomor tiga adalah listgrind view dari objek wisata berdasarkan kategorinya. User

dapat memilih salah satu kategori tersebut, dan membuka sebuah halaman baru berupa daftar list sub kategori objek wisata yang user pilih.

Gambar 6 Desain User Interface Menu Kategori

Pada Gambar 7 menjelaskan desain user interface halaman profil objek wisata. Pada bagian paling atas, nomor satu terdapat judul profil. Pada bagian nomor dua adalah nama tempat dari objek wisata. Sedangkan pada nomor tiga terdapat sebuah image view untuk menampilkan gambar dari objek tersebut. Pada nomor empat terdapat text view untuk menampilkan detail informasi dari objek wisata tersebut. Pada nomor lima adalah tombol menuju lokasi, jika user memilih tombol ini maka akan muncul halaman jalur map. Sedangkan pada bagian nomor enam adalah sebuah tombol objek pilihan. Jika user memilih tombol ini maka profil dari objek yang bersangkutan akan ditambahkan pada daftar halaman menu

bookmarks.

(8)

9

Pada Gambar 8 menjelaskan desain user interface halaman jalur maps.

Halaman ini akan muncul ketika user memilih tombol menu menuju lokasi pada halaman profil objek wisata. Pada nomor dua menampilkan sebuah layout mapview google maps dan terdapat dua buah titik yang dihubungkan dengan sebuah garis. Titik pertama berupa lokasi koordinat user sedangkan titik kedua adalah lokasi koordinat dari objek wisata. Diantara dua titik tersebut terdapat garis yang merupakan penunjuk jalan dari lokasi user menuju lokasi objek pariwisata.

Gambar 8 Desain User Interface Halaman Jalur Maps

5. Pembahasan Sistem

Aplikasi Pemandu Lokasi Objek Wisata di Kota Solo ini menggunakan web server untuk menyimpan data objek wisata yang dimasukkan oleh admin ke dalam basis data. Web server ini berfungsi sebagai server yang menerima dan mengirim request dari aplikasi android user.

Pada halaman Home, admin dapat melakukan manajemen data yang ada di dalam basis data web server. Seperti manajemen administrator, manajeman kategori, dan manajemen wisata. Halaman Home dapat dilihat pada Gambar sembilan.

Gambar 9 Halaman Home Administrator

Halaman Manajamen Administrator digunakan admin untuk melakukan manajemen data administrator. Admin dapat melakukan manajemen berupa tambah, ubah, dan hapus pada data administrator. Data tersebut berupa nama,

username, dan password. Data tersebut tersimpan di dalam basis data.

(9)

10

adalah kategori Wisata Belanja, Wisata Budaya, Wisata Rekreasi, Wisata Religi, dan Wisata Sejarah.

Pada Halaman Manajemen Wisata, admin dapat melakukan manajemen data objek wisata. Data objek wisata ini berupa kategori, nama, alamat, deskripsi, gambar, longitude, dan latitude. Data kategori pada halaman ini diambil dari data kategori yang sudah diinputkan oleh admin pada halaman manajemen kategori.

Pada Halaman Detail Objek Wisata, admin dapat melihat setiap objek wisata yang telah berhasil ditambahkan oleh admin. Tampilan halaman ini dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Halaman Detail Objek Wisata

Selanjutnya adalah pembahasan Sistem Aplikasi Android Client Halaman menu aplikasi android user ini menampilkan empat buah menu yaitu menu

Bookmarks, menu Kategori, menu Lokasi Saya, dan menu Tentang Aplikasi. Tampilan daftar kategori dapat dilihat pada Gambar 11. Pada Halaman Kategori ini terdapat sebuah listview untuk memuat daftar kategori yang dipanggil dari basis data web server.

Gambar 11 Halaman Menu Kategori

Perintah pada Kode Program 1 digunakan untuk mengambil semua data kategori. Untuk melakukan koneksi ke web server digunakan perintah

(RestUser.DEFAULT_URL+ "service_kategori.php"); pada baris satu sampai dua. Penggambilan data menggunakan metode (RequestMethod.POST);. Hasil dari request tersebut ditampilkan menjadi llistKategori.

Nilai listKategori ditempatkan pada listview dari xml dan didaftarkan pada

(10)

11

Untuk menangani item click pada daftar list kategori digunakan perintah

listKategori.setOnItemClickListener(this); pada baris 13 sampai 15. Kode Program 1 Mendapatkan Daftar Kategori

1. RestClient client = new RestClient

2. (RestClient.DEFAULT_URL+"service_kategori.php"); 3. try {

4. client.Execute(RequestMethod.POST);

5. String response = client.getResponse().trim(); 6. String[] a = response.split("\\|");

7. for (int i=0; i<a.length; i++) { 8. String[] b = a[i].split("-"); 9. Kategori k = new Kategori();

10. k.id = Integer.parseInt(b[0].trim()); 11. k.nama = b[1];

12. listKategoriAdapter.add(k);

13. listKategori = (ListView)findViewById(R.id.list); 14. listKategori.setAdapter(listKategoriAdapter); 15. listKategori.setOnItemClickListener(this);

Perintah pada Kode Program 2 adalah kode program pada

service_kategori.php. Untuk melakukan koneksi ke basis data. Untuk mendapatkan semua data kategori digunakan perintah $query = mysql_query("select * from tabel_kategori order by nama ASC"); pada baris dua dan 3yang diurutkan berdasarkan nama.

Kode Program 2 Service_kategori.php 1. include "connect_login.php";

2. $query = mysql_query("select * from tabel_kategori 3. order by nama ASC");

4. $num = mysql_num_rows($query); 5. if ($num > 0) {

6. $no = 0;

7. while($result = mysql_fetch_row($query)){ 8. if ($no == 0) echo "$result[0]-$result[1]"; 9. else

10. echo "|$result[0]-$result[1]"; 11. $no++;

Pada Halaman Objek Wisata sama dengan tampilan Menu Kategori yaitu terdapat sebuah listview untuk memuat daftar menu objek wisata yang dipanggil dari basis data web server. Perbedaannya adalah isi dari daftar objek wisata ini berdasarkan oleh kategori yang dipilih oleh user sebelumnya. Misalnya jika user

(11)

12

Gambar 12 Halaman Objek Wisata

Perintah pada Kode Program 3 digunakan untuk pemanggilan data daftar objek wisata. Data objek wisata tersebut didapat berdasarkan kategori yang dipilih sebelumnya. Pada baris 10 sampai 13 Penggambilan data menggunakan metode (RequestMethod.POST); .

Kode Program 3 Mendapatkan List Objek Wisata

1. adapter = new ArrayAdapter<Wisata>

2. (this, android.R.layout.simple_list_item_1); 3. int kategori = -1;

4. Bundle extras = getIntent().getExtras(); 5. if (extras != null){

6. kategori = extras.getInt("kategori"); 7. RestClient client = new RestClient

8. (RestClient.DEFAULT_URL+"service_wisata.php"); 9. client.AddParam("id", ""+kategori);

10. try {

11. client.Execute(RequestMethod.POST);

12. String response =client.getResponse().trim(); 13. String[] a = response.split("\\|");

14. for (int i=0; i<a.length; i++) { 15. String[] b = a[i].split("-"); 16. Wisata w = new Wisata();

17. w.id = Integer.parseInt(b[0].trim());

18. w.kategori = Integer.parseInt(b[1].trim()); 19. w.judul = b[2];

20. adapter.add(w);

Perintah pada Kode Program 4 adalah kode program pada

service_wisata.php. Untuk melakukan koneksi ke basis data. Untuk mendapatkan data id objek wisata digunakan perintah $id = $_REQUEST['id']; pada baris dua.

(12)

13 Kode Program 4 Service_wisata.php

1. include "connect_login.php"; 2. $id = $_REQUEST['id'];

3. $query = mysql_query("select * from tabel_wisata 4. where id_kategori=$id");

5. $num = mysql_num_rows($query); 6. if ($num > 0) {

7. $no = 0;

8. while($result = mysql_fetch_row($query)){ 9. if ($no == 0)

10. echo "$result[0]-$result[1]-$result[2]"; 11. else

12. echo "|$result[0]-$result[1]-$result[2]"; 13. $no++;

Pada Gambar 13 adalah tampilan dari Halaman Profil Objek Wisata. Halaman ini ditampilkan berdasarkan activity yang dipilih oleh user pada Halaman Objek Wisata sebelumnya. Pada halaman ini terdapat textview untuk menampilkan judul dan deskripsi, imageview untuk menampilkan gambar, dan

button untuk menampilkan tombol Rute, Bookmarks, dan Back.

Gambar 13 Halaman Profil Objek Wisata

Pada Kode Program 5 adalah variable yang digunakan untuk halaman profil ini yaitu id, kategori, judul, deskripsi, gambar, longitude, dan latitude.

Kode Program 5 Variable Objek Wisata 1. public int id;

2. public int kategori; 3. public String judul; 4. public String deskripsi; 5. public int gambar;

6. public double latitude; 7. public double longitude;

(13)

14

Tampilkan Rute, dan tombol Bookmarks. Setelah itu semua baris tersebut dimasukkan ke dalam layout dengan perintah layout.addView( ); seperti pada baris 19 sampai 24.

Kode Program 6 SetView Objek Wisata

1. btnShowTrack.setOnClickListener(this); 2. btnFavorit = new Button(this);

3. btnFavorit.setText("Bookmarks");

4. btnFavorit.setLayoutParams(compLayout); 5. btnFavorit.setOnClickListener(this); 6. layout.addView(btnShowTrack);

7. layout.addView(btnFavorit);

8. layout.addView(txtJudul); layout.addView(imageView); 9. layout.addView(txtDeskripsi);

1. layout.addView(btnBack); txtJudul = new TextView(this); 2. txtJudul.setLayoutParams(compLayout);

3. imageView = new ImageView(this);

4. imageView.setLayoutParams(compLayout); 5. txtDeskripsi = new TextView(this);

6. txtDeskripsi.setLayoutParams(compLayout); 7. txtJudul = new TextView(this);

8. txtJudul.setLayoutParams(compLayout); 9. imageView = new ImageView(this);

10. btnShowTrack.setOnClickListener(this); 11. btnFavorit = new Button(this);

12. btnFavorit.setText("Bookmarks");

Pada Gambar 14 adalah tampilan dari Halaman Jalur Map antara titik lokasi

user yang berwarna hijau menuju titik lokasi objek wisata yang berwarna merah dan dihubungkan oleh garis berwarna biru. Tampilan peta yang digunakan adalah tampilan map layout dari google maps yang ditambahkan sebuah overlay untuk dapat menampilkan titik dan garis diatas google maps. Koordinat titik user

didapat berdasarkan koordinat hardware GPS. Sedangkan koordinat titik objek wisata didapat berdasarkan data longitude dan latitude dari basis dataweb server.

Gambar 14 Halaman Jalur Maps

(14)

15 Kode Program 7 Generate API Key

1. <com.google.android.maps.MapView 2. android:id="@+id/mapview"

3. android:layout_width="fill_parent" 4. android:layout_height="fill_parent"

5. android:clickable="true"android:enabled="true" 6. android:apiKey=

7. "0rsIWNKUa84cxWFWuEvtnGJf6YQLwdFN9OwBQPg" 8. />

Kode Program 8 adalah perintah uses-permission pada Android Manifest.xml

untuk dapat mengakses Internet. Internet digunakan karena google maps selalu membutuhkan koneksi internet agar map dapat ditampilkan pada map view.

Kode Program 8 Uses Permission untuk akses Internet 1. <uses-permission

2. android:name="android.permission.INTERNET" />

Kode Program 9 adalah uses-permission pada Android manifest.xml. Untuk mengakses hardware GPS pada aplikasi dibutuhkan uses-permission. Hardware GPS disini berfungsi untuk mendapatkan nilai longitude dan latitude yang dibutuhkan untuk menentukan titik lokasi user.

Kode Program 9 Uses Permission untuk Hardware GPS 1. <uses-permission android:name="

2. android.permission.ACCESS_COARSE_LOCATION" /> 3. <uses-permission android:name="

4. android.permission.ACCESS_FINE_LOCATION" /> 5. <uses-permission android:name="

6. android.permission.ACCESS_MOCK_LOCATION" />

Kode Program 10 adalah perintah untuk menggambarkan marker atau bulatan pada overlay map view. Untuk mendapatkan overlay digunakan perintah

mapOverlays = mapView.getOverlays(); lalu untuk meletakan marker pada titik digunakan perintah mapOverlays.add(new DrawableMapOverlay(this, point, R.drawable.marker2));.

Kode Program 10 Menggambar Marker pada Map View 1. mapOverlays = mapView.getOverlays(); 2. mapOverlays.clear();

3. mapOverlays.add(

4. new DrawableMapOverlay(

5. this, point, R.drawable.marker2));

Kode Program 11 adalah perintah untuk membuat jalur dari titik awal yaitu titik user menuju ke titik akhir yaitu titik objek wisata. Kode program ini memanfaatkan service maps dari google dengan menggunakan perintah

(15)

16

Untuk mendapatkan nilai latitude dan longitude untuk titik lokasi awal digunakan perintah seperti pada baris 3 sampai 5. Titik lokasi akhir diletakkan pada baris 6 dengan perintah "&daddr=". Untuk mendapatkan nilai latitude dan longitude

untuk titik lokasi akhir digunakan perintah seperti pada baris 7 sampai 9, kedua nilai tersebut dipisahkan berdasarkan tanda (“,”).

Kode Program 11 Menggambar Jalur dariTitik User ke Titik Objek Wisata

Kode Program 12 adalah peintah untuk menangani perubahan lokasi user.

Jika user melakukan pergerakan makatitik lokasi akan di update. Pada baris satu sampai empat adalah kode untuk menangani saat posisi user berubah atau bergerak disinilah update handler terjadi dan mengakibatkan nilai longitude dan

latitude berubah.

Kode Program 12 Update Handler\

6. Hasil Pengujian Sistem

Pengujian Aplikasi yang dibuat menggunakan metode alpha testing dan beta testing. Pengujian dengan metode alpha testing adalah pengujian yang dilakukan oleh pemakai yang terkendali pada lingkungan pengembang. Pada pengujian menggunakan alpha testing akan dicek apakah masih terdapat kesalahan di dalam aplikasi. Selanjutnya pengembang akan memperbaiki error dan kesalahan-kesalahan yang terdapat pada aplikasi hingga aplikasi berjalan dengan sempurna dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam pengujian alpha testing, digunakan metode black-box untuk testing aplikasi apakah masih terdapat error.

1. urlString.append("http://maps.google.com/maps?f=d&hl=en"); 2. urlString.append("&saddr=");

3. urlString.append(

Double.toString((double) src.getLatitudeE6() / 1.0E6)); 4. urlString.append(","); urlString.append(

Double.toString((double) src.getLongitudeE6() / 1.0E6)); 5. urlString.append("&daddr=");

6. urlString.append(

Double.toString((double) dest.getLatitudeE6() / 1.0E6)); 7. urlString.append(",");

8. urlString.append(

Double.toString((double) dest.getLongitudeE6() / 1.0E6)); 9. urlString.append("&ie=UTF8&0&om=0&output=kml");

1. public GpsUpdateHandler(

MapTabView main, MapController mapController) { 2. this.main = main;

3. this.mapController = mapController; 4. }

5. public void onLocationChanged(Location location) { 6. int lat = (int) (location.getLatitude() * 1E6); 7. int lng = (int) (location.getLongitude() * 1E6); 8. GeoPoint point = new GeoPoint(lat, lng);

(16)

17

Dengan metode black-box testing, memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Walau didesain untuk menemukan kesalahan, uji coba

black-box ini digunakan untuk mendemonstrasikan fungsi software yang dioperasikan. Tujuan dari pengujian ini adalah membuktikan bahwa hasil output

sesuai seperti yang diharapkan. Output tersebut berupa kategori, nama objek wisata, gambar, deskripsi, google maps, dan GPS.

Berikut hasil pegujian yang dilakukan oleh pengembang software dan Dinas Pariwisata Kota Solo dari aplikasi “Pemandu Lokasi Pariwisata di Kota Solo” dengan menggunakan black-box testing.

Tabel 1 Black-box Testing Dinas Pariwisata Kota Solo

Pengujian Valid/Invalid

Admin dapat masuk dan memanipulasi data di web

server. Valid

Transfer data Kategori dan Objek Wisata dari

Webserver ke aplikasi mobile android. Valid

Profil objek wisata berupa nama, gambar, dan deskripsi

dapat muncul pada aplikasi mobile android. Valid Tampilan mapview dengan Google Maps dapat muncul

pada aplikasi mobile android. Valid

Aplikasi bisa mendapatkan titik lokasi user berdasarkan

hardware GPS dan menampilkannya ke Google Maps. Valid Aplikasi bisa mendapatkan titik lokasi objek wisata

berdasarkan nilai longitude dan latitude dari web server

dan menampilkannya ke Google Maps.

Valid Aplikasi dapat menampilkan jalur antara dua titik yaitu

titik awal dari lokasi user dan titik akhir dari lokasi objek wisata pada Google Maps.

Valid

Hasil black-box testing menunjukan bahwa dari pengujian validasi seluruh

item menunjukan hasil valid, karena sudah berjalan secara fungsional dan memberikan informasi sesuai dengan yang diharapkan. Setelah itu dilakukan pengujian secara beta testing. Beta testing adalah pengujian yang dilakukan oleh pemakai. Jadi dalam pengujian ini, semua lingkungan perangkat lunak yang ada tidak dapat dikendalikan lagi oleh pengembang. Pengujian aplikasi secara beta testing dilakukan kepada 30 responden.Responden tersebut adalah para pengguna

(17)

18

Tabel 3 Jumlah hasil kuesioner responden

Soal

jawaban A

jawaban B

jawaban C

jawaban D

jawaban E

Jumlah koresponden

1 9 17 4 0 0 30

2 9 16 5 0 0 30

3 4 16 10 0 0 30

4 4 19 6 1 0 30

5 7 18 5 0 0 30

6 5 14 10 1 0 30

7 4 14 12 0 0 30

Jumlah 42 114 52 2 0 210

Tabel 3 merupakan jumlah jawaban dari hasil kuesioner uji responden yang diisi oleh 30 responden. Hasil tersebut dibuat dalam diagram dengan penjelasan seperti berikut :

1. Jawaban A : 42 dari 210 (55/210 x 100% = 20 %) 2. Jawaban B : 114 dari 210(114/210 x 100% = 54,3 %) 3. Jawaban C : 52 dari 210(52/210 x 100% = 24,8 %) 4. Jawaban D :2 dari 210 (2/210 x 100% = 0,9%) 5. Jawaban E : 0 dari 210(0/210 x 100% = 0 %)

Gambar 15 Diagram hasil pengisian kuisioner

7. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode prototype dapat dirancang sebuah aplikasi informasi pariwisata pada mobile Android sesuai dengan kebutuhan.Google API

dan Mapview digunakan untuk menampilkan peta GoogleMaps pada aplikasi

(18)

19

8. Daftar Pustaka

[1] Ayuning Tyas, Maharani. 2011. Pembuatan Media Interaktif Untuk Profil

Wisata Kota Solo.

http://repo.eepis-its.edu/1000/1.haspreviewThumbnailVersion/Pembuatan_Media_Interaktif_u ntuk_Profil_Wisata_Kota_Solo.pdf. Diakses tanggal 23 Maret 2011

[2] Rachmawati, Venia. 2010. Aplikasi Web Pemetaan Informasi Wisata Sejarah

dan Budaya pada Wilayah DKI Jakarta.

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/computer-science/2010/ Artikel_17108189.pdf. Diakses tanggal 4 April 2011 [3] Yoeti, Oka. A. 1994. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa

[4] Cooper, Flether, Gilbert, Sherpherd, Wanhill. 1998. Tourism Principles and Practice, Pearlson Education.

Gambar

Gambar 1  Prototype Model Pressman[6]
Gambar 2 Use Case Diagram
Gambar 5 Arsitektur Sistem
Gambar 7  Desain User Interface Halaman Profil Objek Wisata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian pengembangan instrumen asesmen otentik ini meliputi kegiatan mengembangkan instrumen asesmen otentik, menerapkan instrumen dalam pembelajaran, menganalisis

Kajian Ditinjau dari kekerabatan bahasa Jawa tersebut membagi bunyi konsonan dalam Yogyakarta, bahasa Jawa dan bahasa Indonesia bahasa Indonesia menjadi 23 konsonan yaitu

Salah satu jalan yang dilakukan adalah adalah mempertahankan dan meningkatkan kepuasan konsumen yang telah ada, yang dapat dilakukan dengan penelitian secara mendalam

Sehubungan dengan itu, perekaan bentuk format pentaksiran baharu Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) dilaksanakan oleh LP sebaik sahaja Kementerian Pendidikan Malaysia

Supriatna (2009) menyebutkan masalah karir yang dirasakan siswa SMA adalah siswa kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan

Namun, penulis berpendapat bahwa peranan internal auditor terhadap kinerja dan efisiensi pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtedeli Lubuk Pakam secara umum

Hasil pengujian terhadap hipotesis 2 yang telah dilakukan pada Bab IV menunjukkan bahwa kualitas jasa logistik sebagai variabel bebas memiliki pengaruh positif yang