• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan kurikulum analisis silabus pai abidatul m

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "pengembangan kurikulum analisis silabus pai abidatul m"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN PAI SMP-SMA DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. H. Ali Mudlofir, M.Ag

Oleh:

ABIDATUL MUTAWADLI’AH NIM : F1.3.2.12.168

KONSENTRASI PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)

ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN PAI SMP-SMA DAN STRATEGI PENGEMBANGANNYA

A. PENDAHULUAN

Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.1

Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah adalah Pendidikan Agama Islam yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Pendidikan Agama Islam di SMP-SMA terdiri atas empat mata pelajaran, yaitu: Al-Qur'an-Hadits, Akidah-Akhlak, Fikih dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, saling mengisi dan melengkapi. Al-Qur'an-Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti ia merupakan sumber Akidah-Akhlak, Syari’ah/Fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada disetiap unsur tersebut. Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP-SMA yang terdiri atas empat mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Materi Al-Qur’an-Hadits menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Materi Akidah-Akhlak fokus pada pembahasan penanaman keimanan dan akidah yang benar serta sifat-sifat terpuji yang harus dimiliki oleh peserta didik. Fikih membahas praktek ibadah sehari-hari dan Sejarah Kebudayaan Islam membahas tentang perjalanan umat Islam dari masa ke masa dari segi politik, budaya dan peradaban.

(3)

B. PENGEMBANGAN SILABUS 1. Pengertian Silabus

Silabus dapat didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Istilah silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam rangka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Silabus diartikan pula sebagai rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu yang mencakup standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.2

2. Manfaat Silabus

Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun untuk satu kompetensi dasar. Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya pembelajaran secara klasikal, kelompok kecil atau pembelajaran individual. Bahkan silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian. Dalam pembelajaran berbasis kompetensi sebagaimana yang dianut oleh KTSP, sistem penilaian selalu mengacu pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok/pembelajaran yang terdapat dalam silabus.

(4)

3. Landasan Pengembangan Silabus

Pengembangan silabus berlandaskan pada pasal 17 ayat (2) dan pasal 20 peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan yang menyatakan:

Sekolah dan komite sekolah atau madrasah dan komite madrasah mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA dan SMK dan Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, MAK”.3

Selanjutnya dalam pasal 20 ditegaskan:

“Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajaran dan penilaian hasil belajar”.

Adapun pihak yang mengembangkan atau yang menyusun silabus adalah guru kelas/mata pelajaran, kelompok guru kelas/mata pelajaran, kelompok kerja guru (KKG/MGMP) pada tingkat satuan pendidikan satu sekolah atau kelompok sekolah dengan memperhatikan karakteristik sekolah masing-masing atau dinas pendidikan.

4. Prinsip-prinsip Pengembangan Silabus

Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang berisikan garis-garis besar materi pembelajaran. Prinsip-prinsip yang mendasari pengembangan silabus antara lain: ilmiah, relevan, sistematis, konsisten, memadai, aktual dan kontekstual, fleksibel dan menyeluruh.

a) Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Untuk mencapai kebenaran ilmiah tersebut, dalam penyusunan silabus seharusnya dilibatkan para pakar di bidang keilmuan masing-masing

(5)

mata pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar materi pelajaran yang disajikan dalam silabus sahih (valid).

b) Relevan

Ruang lingkup, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai atau ada keterkaitan dengan tingkat perkembngan fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual peserta didik.

c) Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

d) Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.

e) Memadai

Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

f) Aktual dan kontekstual

Cakupan indicator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.

g) Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

h) Menyeluruh

(6)

5. Unit Waktu Silabus

a) Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan. b) Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan

persemester, pertahun, dan alokasi mata pelajaran lain yang sekelompok.

c) Implementasi pembelajaran persemester menggunakan silabus sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Bagi SMK atau MAK menggunakan silabus berdasarkan satuan kompetensi. 6. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

a) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran sebagimana tercantum dalam standar isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1) Urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada pada standar isi.

2) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.

3) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

b) Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan mempertimbangkan:

1) Potensi peserta didik

2) Relevansi dengan karakteristik daerah

3) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional social dan spiritual peserta didik

4) Struktur keilmuan

5) Aktualitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran

(7)

c) Mengembangkan kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik khususnya guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara professional

2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

3) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.

4) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa yaitu kegiatan siswa dan materi.

d) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapa diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Indikator dikembangkan sesuai karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan atau dapat diobservasi. Indicator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.

e) Penentuan Jenis Penilaian

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:

1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

(8)

3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang belum serta untuk mengetahui kesulitan pesrta didik.

4) Hasil penilain dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remidi bagi peserta didik yangpencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan.

5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pambelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara maupun produk atau hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.

6) Menentukan Alokasi Waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah mingu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran perminggu dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan pikiran untuk menguasai kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.

7) Menentukan Sumber Belajar

Pelaksanaan pengembangan KTSP secara teknis dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu analisis konteks, mekanisme penyusunan dan pemberlakuan.

f) Analisis Konteks

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah:

1) Menganalisis konteks dan kekuatan/kelemahan yang ada di sekola. 2) Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan

(9)

3) Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. g) Mekanisme Penyusunan

1) Tim penyusun

Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah dan madrasah di bawah koordinasi dan supervise Dinas Pendidikan atau Kantor Kementrian Agama

Kegiatan

2) Tahap kegiatan penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan secara garis besar meliputi penyiapan dan penyusunan draft, review dan revisi serta finalisasi. Langkah yang lebih rinci diatur oleh tim penyusun.

3) Pemberlakuan

Dokumen KTSP dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh Dinas Pendidikan/departemen yang menangani urusan pemerintahan dibidang agama.

C. ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN PAI SMP-SMA

Seperti yang telah kita ketahui dari beberapa contoh silabus-silabus SMP-SMA tersebut bahwa silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok dan uraiannya, pengalaman belajar, indikator, penilaian (jenis tagihan, bentuk instrument dan contoh instrumen), alokasi waktu, dan sumber atau bahan atau alat. Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum dan pembelajaran yang berisikan garis-garis besar materi pembelajaran dengan prinsip pengembangan adalah ilmiah, memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa, sistematis, relevansi, konsistensi, dan kecukupan.

(10)

Sejarah Kebudayan Islam), agar nantinya peserta didik memiliki kompetensi seutuhnya dalam bidang agama Islam baik dari segi kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Begitu pula dengan materi-materi atau standar kompetensi (SK) mulai dari kelas VII sampai IX dan kelas X sampai XII dan dari segi semester (I dan II) sangat berkesinambungan. Secara garis besar SK tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut: pada bab pertama di tiap-tiap semester, nilai-nilai Islam yang diajarkan pertama adalah ranah kandungan Al-Qur’an, kedua

pada tahap keimanan, ketiga pada ranah sifat terpuji maupun tercela, keempat

pada ranah pemahaman hukum-hukum Islam, dan kelima potret keteladanan Rasulullah SAW dalam membina umat periode Makkah dan Madinah serta perkembangan Islam baik di Indonesia maupun Dunia.

Secara substansial, untuk mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.

Berdasarkan uraian tersebut penyusunan silabus mata pelajaran SKI dapat dikembangkan menjadi beberapa komponen yang bertujuan untuk meningkatkan pengenalan dan kemampuan mengambil ibrah terhadap peristiwa penting sejarah kebudayaan Islam mulai, mengapresiasi fakta dan makna peristiwa-peristiwa bersejarah dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, meneladani nilai-nilai dan tokoh-tokoh yang berprestasi dalam peristiwa bersejarah.

(11)

bersenang-senang mencari kenikmatan, bahkan melakukan seks bebas. Fenomena-fenomena ini merupakan tantangan nyata bagi pendidikan agama Islam untuk berpartisipasi dalam membangun masa depan manusia sejati.

Pendidikan agama Islam sebagai sub sistem pendidikan secara universal diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dengan nilai-nilai ajaran agama Islam yang terkandung di dalamnya. Lebih jauh, pendidikan agama Islam diharapkan tetap mampu memberikan pemikiran-pemikiran yang sejalan dengan perkembangan zaman atau pengaruh global. Maka dari situlah pada kelas XII semester II materi pendidikan Islam di SMA disuguhkan SK terkait kandungan ayat-ayat Al-Qur’an tentang perkembangan IPTEK, dengan harapan peserta didik mampu melihat teknologi dan informasi dan tetap berada di jalur syariah Islam dan memiliki kesadaran religius agar tidak terjebak pada sisi negatif perkembangan global yang menyusup ke seluruh ruang kehidupan manusia. Pendidikan agama Islam dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membetuk peserta didik agar menajdi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengamalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

(12)

agama tersebut tidak mengusahakan upaya penyadaran tentang realitas kehidupan agama yang majemuk.

Dalam kurikulum agama Islam tidak menyebut secara spesifik bagaimana mereka bisa menjalankan agamanya dengan baik. Tetapi hanya pada sekedar pengetahuan tentang apa (what) atau hanya pada aspek kognitif, belum seberapa menyentuh aspek afektif dan psikomotorik.

Jika dianalisis secara keseluruhan, maka Kurikulum PAI Tahun 2006 (KTSP) tidak berbeda jauh dengan kurikulum tahun 2004 (KBK).

NO ULASAN KURIKULUM 2004 KURIKULUM 2006 1. Landasan sama UU.No.20. Tahun 2003 UU.No.20. Tahun 2003 2. Tujuan sama Membentuk manusia

yang beriman dan 4. Proses KBM Menggunakan KBK ada

wewenang dari

pemerintah

Menggunakan MBS yang otonom tergantung dari sekolah

5. Indikator Ditentukan oleh Puskur Diserahkan pada sekolah masing-masing

6. Panduan silabus Telah disediakan oleh pemerintah

kompetensi lulusan Menggunakan standar isipendidikan dan standar kompetensi lulusan 8. Evaluasi sama Pemerintah, sekolah dan

masyarakat

Pemerintah,sekolah dan masyarakat

9. Strategi Guru sebagai fasilitator yang masih sering menggunakan ceramah

Guru sebagai fasilitator tetapi pembelajaran berpusat pada keaktifan siswa

(13)

Materi-materi PAI di SMP-SMA sudah luas cakupannya, begitu pula dengan pengembangan silabusnya. Hal tersebut dapat kita lihat dalam materi-materi yang ada. Pada sisi awal siswa diberikan materi-materi-meteri yang berkaitan dengan keimanan sebagai dasar keimanan dan tahap berikutnya tentang bagaimana harus bersikap, tahap selanjutnya siswa diajak untuk menelaah perkembangan IPTEK. Namun tanggungjawab pendidikan Islam sangat besar sejalan dengan perkembangan global, pengaruh perkembangan global selain banyak nilai-nilai positif, tetapi juga ada pengaruh negatif yang menyelimuti kehidupan manusia, misalnya kasus-kasus yang terjadi di kalangan siswa SMA, seperti internet sangat mudah untuk mengakses film-film porno yang kemudian tidak menutup kemungkinan akan berlanjut pada praktek.

Dari sini materi PAI yang diberikan kepada siswa harus mampu menjadi benteng bagi pengaruh negatif dari perkembangan IPTEK yang semakin hari semakin mengakar menghantui kehidupan (khusunya bagi anak-anak usia remaja).

Untuk analisis kurikulum KTSP ini ada beberapa hal yang ditemui dalam kurikulum PAI di SMP-SMA yang meliputi: Aspek Al-Qur,an-Hadits, Akidah (keimanan), Akhlak (tingkah laku), Fiqh (Ibadah) dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Rekomendasi dari analisis terhadap isi kurikulum ini bahwa kurikulum PAI belum cukup memberi bekal kepada anak didik untuk merespon perkembangan zaman yang menuntut kualitas lebih terutama masalah kehidupan dunia yang sudah mengalami globalisasi.

Sebenarnya kurikulum PAI SMP-SMA sudah merespon kebutuhan-kebutuhan siswa setingkat usianya, tetapi karena pesatnya perkembangan yang terjadi di masyarakat seolah-olah agama hanya menjadi kebutuhan sesaat. Belum lagi jika gurunya tidak bisa menggunakan pendekatan dan metode mengajar dengan baik. Mengingat kekurangan dalam kurikulum ini maka fungsi guru perlu dimaksimalkan dengan mengupayakan pemberdayaan melalui penyadaran dan peningkatan wawasan tentang nilai-nilai kejujuran, amal sholeh dan yang lebih penting adalah mereka mampu mengimplementasikan agamanya dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

(14)

Muslich, Masnur, 2007, KTSP Dasar Pemahaman Dan Pengembangan, Jakarta : Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina, 2011, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mudlofir, Ali, 2011, Aplikasi Pengembangan KTSP dan Bahan Ajar dalam PAI, Surabaya: Rajawali Press.

Departemen Agama Jawa Timur, Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah Surabaya: Bidang Mapenda-Kanwil Departemen Agama Jawa Timur.

Mulysa E, 2006, KTSP. Bandung : Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian ini adalah: Pertama , Kesatuan dalam hubungan kerjasama pelayanan antargereja di Doyo Sentani dapat tercipta apabila semua orang

Tetapi ada kalanya dimana ketika fungsi hunian memanfaatkan ruang terbuka publik untuk fasilitas parkir yaitu ketika terdapat hajatan dimana lahan parkir yang

[r]

XL menawarkan berbagai produk dan layanan telekomunikasi seperti percakapan, SMS , layanan berbasis data dan layanan tambahan lainnya.Untuk mengantisipasi

Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh.. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam

Tugas perpustakaan umum membangun lingkungan pembelajaran ( learning environment ) dimana anggota komunitas pemakainya termotivasi untuk terus belajar dan

Masing-masing dari soal maupun tugas tersebut akan diamati untuk menjeniskan tugas tersebut ke dalam jenis penilaian autentik yang dinilai sesuai.Di dalam buku

Redistribusi Tanah dan Konsolidasi Tanah sebagai pencegahan sengketa seperti yang dijelaskan pada prinsip ketiga sesuai dengan semangat Reforma Agraria