• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yanto skripsi BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Yanto skripsi BAB IV"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

ANALISIS MENUJU KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN ULANG HOTEL KING PLACE

4.1 Lokasi

Lokasi hotel king place terletak di kawasan perdagangan yaitu di sepanjang jalan Kolonel Atmo yang merupakan pusat kota Palembang. Selain itu hotel king place ini banyak terdapat bangunan perbankkan, pertokoan dan rumah tinggal.

Pencapaian ke lokasi ini dapat dilakukan dengan kendaraan pribadi roda dua maupun roda empat, ataupun dengan kendaraan umum, yaitu ojek, dan bus. Jalur-jalur bus yang melewati kawasan ini.

Luas site adalah 15.950m2 dengan batas-batas site sebagai berikut: a. Sebelah utara berbatasan dengan Pertokoan /ruko

b. Sebelah timur berbatasan dengan Puskesmas

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Jl. Letnan Sayuti d. Sebelah barat berbatasan dengan Toko Buku Gramedia

Gambar 4.1: Site

Sumber :Dinas Tata Kota Palembang

U

SITE

(2)

4.2 Kondisi Sekitar Site

Site yang memiliki luas 15.950m2 ini merupakan site yang terletak ditengah kota. Fungsi bangunan yang ada pada sekitar site adalah pertokoan, perbankan dan pemerintahan. Dilihat dari bentuk bangunan, Kebanyakan bangunan yang berada di site merupakan bangunan ruko. Jumlah lantai pada sekitar site, lebih dari 2 lantai.

• Adapun peraturan-peraturan pemerintah tentang bangunan :

a. Koefisien dasar bangunan (KDB) : 85%

b. Garis sempadan bangunan (GSB) : 50 m

c. Tinggi bangunan : ≥ 40 m

d. Koefisien Luas Bangunan (KLB) : 4,1m

Gambar 4.2 : Bangunan sekitar site Sumber :Data pribadi

(3)

4.3 Analisis dan pendekatan Terhadap Site 4.3.1. Analisis terhadap Site

View terhadap Site

Cahaya dan Angin

Gambar 4.4: Arah cahaya dan Angin Sumber : Analisis Penulis Gambar 4.3: View terhadap Site

Sumber : Analisis Penulis

U U

(4)

4.3.2Pendekatan Terhadap SiteSirkulasi pada Tapak

Penataan Vegetasi Pada Site

4.4. Analisis Tuntuan Ruang dan Besaran Ruang

4.4.1 Analisis kelompok Pelaku dan kegiatan dalam Hotel Bintang 4 a. Macam pelaku

1. Tamu menginap

Gambar 4.5: sirkulasi pada tapak Sumber : Anlisis penulis

Keterangan

Kendaraan Tamu yang menginap dan pengelolah Kendaraan service/barang Kendaraan yang mengantar Pejalan kaki umum

Gambar 4.6 : Penataan vegetasi pada tapak Sumber : Anlisis penulis

U

(5)

2. Tamu yang tidak menginap dan membership 3. Pengelola dan karyawan

b. Kegitan Pelaku

Secara garis besar aktivitas pelaku pada hotel berbintang empat dapat di bedakan menjadi dua yaitu:

• Tamu yang menginap - Check in dan check out

- Mengunakan fasilitas hotel : makan, minum, olahraga

- Sesuai dengan tujuan misal : wisata, bisnis, pernikahan, konferensi, pernikahan, seminar, dll

- Melihat dan membeli kerajian sebagai cendara mata • Tamu yang tidak menginap dan membership

- Mendaftar ke resepsionis atau salah satu fasilitas

- Menggunakan restaurant, bar, fasilitas olahraga dan ruang serb guna

• Kegiatan pengelola dan karyawan

Kegiatan yang berkaitan dengan kelangsungan kegitan hotel dengan melibatkan seluluh pengelolah dan karyawan hotel.

• Kegiatan pelayanan

Melayani kebutuhan para tamu seperti mengankat barang-barang tamu, mencuci pakaian, menyetrika, mempersiapkan makan dan minum, membersihkan perabotan dsb.

• Kegiatan pengunjuang hotel

Kegiatan ini dilakukan oleh pihak dari luar hotel tetapi berada didalam lingkungan hotel seperti: souvernir shop, money changer,biro perjalanan. c. Alur Kegiatan pelaku

• Kegiatan tamu menginap

Kegiatan yang bersifatnya khusus dan memilliki tingkat kenyamanan dan keamanan yang tinggi bagi pelakunya seperti makan dan minum, berolahraga, serta menikmati pertunjukan yang ada di hotel

(6)

• Kegiatan tamu yang tidak menginap dan membership khusus

Kegiatan yang dilakukan oleh tamu yang tidak menginap meliputi kegaitan olah raga, makan dan minum serta fasilitas ruang serbaguna.

• Kegiatan Pelayanan (Service)

Meliputi Kegiatan karyawan dan staff dalam pengelola, administrasi, pelayanan maupun pemeliharanan bangunan. Pelayanan mempunyai pintu masuk tersendiri sehingga tidak menggangu kegiatan lainnya.

Tamu memesan kamar hotel

Penerimaan/

receptionist Tangga/ liftKoridor Ruang tidur

Tamu meninggalkan hotel Sirkulasi tamu Administrasi Kasir Fasilitas Lobby Restaurant, bar Meeting olahraga

Skema 4.1. Alur kegiatan tamu hotel Sumber : Analisi Penulis

Datang/ Pulang Ruang Presensi Ruang kerja Hall Front deks Restaurant Bar & dll Ruang ganti

Skema 4.3. Alur kegiatan pelayanan ( service) Bagian depan Hotel Sumber : Analisi penulis

Skema 4.2. Alur kegiatan tamu yang tdak menginap dan membership khusus Sumber : Analisi penulis

Tamu Datang Penerimaan/ receptionist Sirkulasi tamu Fasilitas Restaurant, bar Meeting Olahraga dll

(7)

• Kegiatan pengelola

Dari pola dan perilaku kegiatan yang terjadi, maka diperoleh pengelompokan ruang yaitu :

1. Kegiatan umum

2. Kegiatan makan dan minum 3. Kegiatan hiburan dan rekreasi 4. Kegiatan menginap

5. Kegiatan Pelayanan d. Karakter pelaku

Sifat kegiatan pelaku yang berlangsung didalam hotel dapat ditinjua dari dua sudut, yaitu tingkat privat dan tingkat kebisingan dan suasana ruang

1. Tingkat privacy Mekanikal dan Eletrikal Housekeeping Dapur besar Masak Meraci Menata Restaurant Bar Coffee shop Datang/ Pulang Ruang Absen Laundry Mencuci Menjemur Setrika Kamar hotel Publik Area Dapur Bershi (pantry) Menata Menhidangkan

Room service Kamar hotel

Skema 4.4. Alur kegiatan Pelayanan (Service) Bagain belakang hotel Sumber : Analisi penulis

Masuk /

Pulang Kantor Kontrol hotel

Skema 4.5 Alur Kegiatan pengelola hotel Sumber : Analisi penulis

(8)

- Publik meliputi kegiatan yang di lakukan para tamu hotel yang menginap maupun yang tidak menginap atau memanfaatkan jasa hotel - Semi publik meliputi kegiatan yang bersifat rekreasi

- Privat meliputi kegiatan ruang hunian, pelayanan, dan pengelolah - Service meliputi kegiatan yang bersifat pada pelayanan

2. Tingkat kebisingan kegiatan

- Bising atau sibuk meliputi yang dilakukan oleh tamu hotel dan kegiatan pelayanan

- Sedang meliputi kegiatan keramaian khusus dan kegiatan pelengkap - Tenang meliputi kegiatan intern hotel

3. Menurut suasana ruang

- Terbuka meliputi kegiatan fasilitas olahraga - Semi tertutup meliputi kegiatan di area parker - Tertutup meliputi kegiatan intern hotel

4.4.2 Analisis Kebutuhan Ruang Dan Pola Hubungan Ruang a . Analisis kebutuhan ruang

Kebutuhan ruang hotel diperoleh dari pendekatan kegiatan/aktivitas yang terjadi. serta ketentuan dari Dirjan Pariwisata mengenai klasifikasi hotel berbintang empat:

- Kelompok Kegiatan Umum

a. Front Office b. Lobby c. Rental room d. Public telephone e. Lounge f. Lavatory g. Area parkir

- Kelompok Kegiatan Makan dan Minum a. Coffe Shop /Restaurant

(9)

b. Bar

c. Special restaurant

d. Dapur utama dan dapur tambahan - Kelompok Kegiatan Hiburan dan Rekreasi

a. Kolam renang b. Ruang billiard c. Massege d. Biliard e. Senam f. Fitness centre

g. Taman bermain anak h. Sauna

- Kelompok Kegiatan Tamu yang Menginap a. Ruang tidur dengan tipe:

- Standard room (single dan double bed)

- Suite room

- Delux room

b. Kamar mandi dan WC

- Kelompok Kegiatan Tamu yang Tidak Menginap a. Ruang serbaguna

b. Restaurant, coffee shop dan bar c. Lapangan tenis

d. Ruang rapat dan pertemuan

e. Kolam renang beserta penunjangnya

f. Fitness centre

- Kelompok Kegiatan Pengelola a. Ruang manager dan secretary

b. Food and beverage service

c. Ruang security, rapat dan arsip d. Ruang akuntan dan personalia e. Lavatory

(10)

- Kelompok Kegiatan Pelayanan

a. Housekeeping

- Linen room

- Ruang laundry b. Ruang karyawan

- Ruang karyawan, ruang istirahat, ruang ibadah dan locker - Lavatory untuk pria dan wanita

- Dapur umum yang dilengkapi dengan gudang basah dan kering

c. Engineering office

- Maintenance atau pemeliharaan

- Ruang kontrol

- Room service

- Ruang penerima barang - Garbage room

- Gudang furniture and workshop - Room boy station

- Ruang loading atau unloading b. Pola Hubungan Ruang

1. Dasar pertimanbangan pola hubungan ruang

Pola hugungan ruang terjadi pada hubuang kegiatan yang diwadahi oleh ruang tersebut, hubungan ini memiliki kegaitan yang berbeda tergantungdari frekuensi kegiatan dan keterkaitan fungsi ( sirkulasi yang harus di penuhi ) Dengan demikian hubungan ruang dapt dikategorikan sebagai berikut:

- Hubungan langsung adalah hubungan yang dapat dilakukan tanpa melalui hambatan karean tuntutan terkaitan fungsi dan frekuensi kegiatan

- Hubungan tidak lansung adalah hubungan yang terjadi dengan melalui kegiatan lain yang berhubungan langsung dengan kegiatan

- Tidak berhubungan adalah keadaanyang terjadi bila kegiatan satu dengan lainnya tidak ada keterkaitan fungsi.

(11)

Skema 4.6 : Pola hubungan ruang tamu hotel Sumber : analisis penulis

Front Office Kamar tidur

Restaurant Bar & coffee shop

Lounge Lavatory Minor department Ruang serba guna

Poliklinik Main entrance Area parkir Lobby hotel Pola hubungan ruang dibedakan atas pelaku - Tamu hotel

- Staff atau pengelola

- Karyawan

Entrance Parkir Timekeeper

Ruang kantor / kerja Administrasi

Ruang –ruang penyimpanan

Skema 4.7 : Pola hubungan ruang pengelola Sumber : analisis penulis

Entrance Parkir Karyawan Timekeeper Locker Administrasi Ruang umum Ruang layanan

Skema 4.8 : Pola hubungan ruang karyawan Sumber : analisis penulis

(12)

- Barang

4.4.3 Analisis Standart dan Besaran Ruang

Besaran ruang disesuaikan dengan volume ruang atau jumlah pengguna, persyaratan fisik manusia dan sirkulasi dalam ruang. Besaran ruang diperoleh dari jumlah pengunjung dan analisis sesuai standar literatur.

Tabel 4. 1

Kebutuhan dan Besaran Ruang

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok

Kegiatan Jumlah Standart (m²) Sirkulasi (%) Luas (m²) Service entrance Ruang penerimaan Barang Gudang pelayanan Gudang dapur Gudang bengkel

Skema 4.9 : Pola hubungan ruang Barang Sumber : analisis penulis

(13)

Front of the house

1. Lobby dan Lounge a. Lobby b. Lounge 2. Lavatory a. Laki-laki - Urinoir - WC - Wastafel b. Wanita - WC - Wastafel 3. Rental Room a Money Changer. b. Mini Market c. Travel Agency d. Souvenir shop e. Bussiness center Front office

Penunjang 5. Area Parkir (asm) - Mobil - Motor - Bus Kegiatan Umum 260 orang(asm) 100 orang (asm) 1,3 1,3 4 buah 2 buah 2 buah 2 buah 2 buah 1,3 3,0 1,5 3,0 1,5 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.5 80 buah 100 buah 2 buah 12,0 0,75 50,0 30 260,0 130,0 5,2 6,0 3,0 6,0 3,0 40,0 40,0 40,0 40,0 40,0 100 960,0 75,0 100,0 Besaran ruang = 1901,4 Jadi total besaran kegiatan umum adalah = 1901,4 + Sirkulasi 30% = 2471,8

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok

Kegiatan Jumlah Standart (m²) Sirkulasi (%) Luas (m²)

(14)

Front of the house 1. Restaurant 2. Bar 3. Coffe Shop 4.spesial Restaurant Kegiatan Makan dan Minum 150 orang (asm) 2,0 100 orang (asm) 1,7 80 orang (asm) 1,7 50orang (asm) 2,0 30 300 170 136 100

5. Ruang makan tambahan 1,3 60

Besaran ruang = 766

Jadi total besaran kegiatan makan dan minum adalah = 766 + Sirkulasi 30% = 995.8

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok

Kegiatan Jumlah Standart (m²) Sirkulasi (%) Luas (m²) Front of the house Indoor 1. Fitness Centre 2. Sauna 3. message 4. Senam 5. Billiard 6.jaqucci 7. Ruang ganti 8. Kamar mandi Kegiatan Hiburan dan Rekreasi 80 orang (asm) 20 orang (asm) 40 orang (asm) 20 orang (asm) 20 Meja (asm) 20 orang (asm) 20 orang (asm) 2,0 2,0 1.5 2,0 2,0 0,8 0,8 0,8 30% 160,0 40,0 60,0 40,0 40,0 16,0 16,0 16,0 Besaran ruang = 392,0 Jadi total besaran ruang indoor adalah = 372,0 + Sirkulasi 30% = 509,6

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok

Kegiatan Jumlah Standart (m²) Sirkulasi (%) Luas (m²) Penunjang Outdoor 1. Taman Bermain 2. Kolam Renang a. Kolam Renang b. Ruang ganti c. Kamar Mandi/ WC Kegiatan Hiburan dan Rekreasi 80 orang (asm) 20 orang 20 orang 6,0 0,8 0,8 30 80,0 480,0 16,0 16,0 Besaran ruang = 512,0 Jadi total besaran ruang outdoor adalah = 472,0 + Sirkulasi 30% = 665,6

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok

Kegiatan Jumlah Standart (m²) Sirkulasi (%) Luas (m²) Front of the house 1. Ruang Tidur a. Standart Room - Single Bed -Double bed b. Delux room Kegiatan Menginap 106 63 43 24,0 30,0 30 1512,0 1204,0

(15)

c. Suite Room 15 8 36,0 48,0 540,0 384,0 Besaran ruang = 3640,0 Jadi total besaran kegiatan menginap adalah = 3640,0+ Sirkulasi 30% = 4732,0

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok

Kegiatan Jumlah Standart (m²) Sirkulasi (%) Luas (m²) Front of the house

1.Ruang serba guna, Bangquette,hall kapasitas a. Ruang pentas b. KM/WC c.ruang Sound d.Gudang Perabotan 2. Ruang rapat a. Kapsitas 100 kursi b. Kapasitas 50 kursi 3. Lavatory Kegiatan Khusus 200 orang (asm) 1,3 2,0 0,3 2,0 2,0 30% 650,0 60,0 6,0 20,0 250,0 150( asm) 1,3 1,3 65 65 Besaran ruang = 1116 Jadi total besaran kegiatan pelayanan adalah = 1116 + Sirkulasi 30% = 1450.8

Zona Ruang Jenis Ruang Kelompok

Kegiatan Jumlah Standart (m²) Sirkulasi (%) Luas (m²) Front of the house Pengelola 1. General manager 2. Asisten manager 3. Front Office (manager dan sfaff)

4. Executive housekeeper (manager dan Staff)

5. Marketing and sales ( manager dan staff) 4. Accounting 0fficee ( manager dan staff)

Kegiatan Pelayanan 2,0 2,0 0,3 0,3 0,3 0,3 30% 16 20 60 60 60 60 5. Personalia Manager (manager dan staff) 6. Food and beverage (manager dan staff 7. Chief Engineering Manager

(manager dan staff

0,4 0,3 0,4 80 60 80 8. Ruang rapat 0.25 124 Besaran ruang = 620 Jadi total besaran kegiatan pelayanan adalah = 620,0 + Sirkulasi 30% = 806

(16)

1. Room boy station Back of the house 2. Persiapan Makan a. Dapur Utama b. Dapur Banquet c. Gudang Minuman Kegiatan Pelayanan 0,7 36 kamar 36 kamar 0,948 0,948 3. Ruang Penerimaan barang a. Ruang pemeriksaan b. Ruang Bongkar 0.5/ 4. Gudang Penyimpanan a. Gudang b. Ruang Pendingin 0.5

5. Laundry and linen a. ruang cuci b. ruang setrika c.Gudang 0.5 6. Area Karyawan a. Ruang Makan b. Ruang Ganti c. Ruang istirahat d. KM/ WC 1,1 6. Mushola a. Ruang sholat b. Ruang Wudhu 20 orang 20 orang 1,0 1,0 7. Ruang ME 1 buah 30% 70 33,2 33,2 100 100 140 220 20,0 20,0 200 Besaran ruang = 936,4 Jadi total besaran kegiatan pelayanan adalah = 936,4 + Sirkulasi 30% = 1217,32

Sumber: Analisis Pribadi

Dari hasil anlisisi kebutuhan ruang, maka pada pengembangan hotel secara vertikal ini maka bangunan yang akan direncanakan sesuai dengan KDB yang berlaku adalah 80%,yaitu 8 lantai.

4.4.4.Total Luas & Koefisien Dasar Bangunan

Berdasarkan hasil perhitungan dari seluruh kebutuhan dan besaran ruang maka dapat diperoleh total luas keseluruhan sebagai berikut:

Tabel 4. 2

Total Luas Tiap Zona & Koefisien Dasar Bangunan

Zona Ruang Luas Total (m2)

Front of the house 11,794

Back of the house 464,7

(17)

Luas site 15.950m2 Koefisien Dasar Bangunan 85% 80% x 15.950= 12.760

Sumber: Analisis Penulis

4.5 . Analisis Penzoningan

Skema. 4.10.Zoning Pembagian Ruang Sumber: Analisis Penulis

Tabel 4.3. Analisis Kriteria Penzoningan

No Zona Jenis Kegiatan Jenis Ruang Kriteria letak ruang

Bintang IV

Front of the house

Lobby Lounge Lavatory Rental Room Function Room Prefunction Room Restaurant Bar Coffe Shop Open Restaurant Fitness Centre Sauna Ruang Tidur Standard Room Suite Room Ruang Pengelola

Back of the house

Persiapan Makan

Ruang Penerimaan barang Gudang Penyimpanan House Keeping Area Karyawan Mushola Ruang ME Penunjang Area Parkir Taman Kolam Renang

(18)

1. Front of the house

Kegiatan Menginap Kamar tidur

Pelayanan Lobby

Lavatory Pelayanan

Pelayanan Ruang administrasi

• Ruang direktur • Ruang sekretaris

Pelayanan Front office

Makan dan minum Restaurant dan Lounge

Makan dan minum Bar

• Berada pada bagian

depan bangunan sehingga mudah dilihat.

• Merupakan view

utama untuk menarik pengunjung.

• Mudah diakses dari

jalan utama dan akses cepat serta langsung ke dalam bangunan. 2. Back of the house Pelayanan Laundry • Ruang cuci • Ruang strika • Ruang linen • Ruang jahit. Pelayanan Persiapan makan • Dapur utama • Dapur banquet • Gudang minuman Pelayanan Penerimaan dan penyimpanan • Loading dock • Gudang Pelayanan Ruang mekanik • Ruang panel • Ruang mesin

• Mudah terlihat dan

diakses dari ruang

utama, karena bangunan ini sebagai fasilitas pelengkap layanan utama . • Mudah mengakses dan mengontrol kegiatan di ruang utama. • Butuh ketenangan dalam bekerja

Sumber : Analisis penulis

Berdasarkan analisis penzoningan di atas, maka didapat penzoningan sebagai berikut :

Keterangan :

Front of the house

(19)

Maka penzoningan secara vertikal dari bangunan dengan mempertimbangkan penzoningan diatas. Lantai besament 1& 2

• Area parkir

• Ruang MEE dan Utilitas Lantai 1

• Lobby,Resepsionis,Mini market,souvenir shop,dll • Lift ( Kegitan Umum) • Restaurant Lantai 2 • R.pengelola • R. serbaguna • R.rapat Lantai 3

• Kolam renang ( Kegitan hiburan dan rekreasi ) • R.Fitness, senam, massage

( Kegitan hiburan dan rekreasi )

• Bar dan lounge ( Kegitan Makan & Minuman) • R.ganti Lantai 4-6 ( tipikel) • Standart room • Doubel room Lantai 7 • Dulex room • suite room Gambar 4.7 Penzoningan Sumber : Analisis Penulis

U

Keteranga :

Gambar 4.8 : Pezoningan secara vertikal Sumber : Analisis Penulis

Lat. Besment 1 Lat. Besment 2 Lat. 1 Lat. 2 Lat. 3 Lat. 4 Lat. 6 Lat.7 71 Lat. 5

(20)

4. 6. Analisis Gubahan Massa dan Bentuk Banguanan 4.6.1 Bentuk Bangunan

Berdasarkan gambar tersebut, bentuk massa bangunan merespon dari bentuk site, merespon dari bentuk bangunan disekitar site serta mempertimbangkan view bangunan, sehingga mempunyai kesalarasan atara bangunan disekitar site.

4.6.2 Gubahan Massa Bangunan

Gambar 4.10. Bentuk massa mengikuti grid site dan grid sekitar site Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.9 Bentuk massa mengikuti grid site dan grid sekitar site Sumber : Analisis Penulis

(21)

Gubahan massa bangunan ini merupakan bangunan tunggal. Hal ini karena mempertimbangkan keterbatasan lahan dan kebutuhan ruang atau kamar yang cukup besar serta memrespon dari skyline( garis bangunan) dari bagunan sekitar site.

4.7 Orientasi Bangunan

Bangunan ini menghadap kejalan Kolonel Atmo dan Letnan Sayuti yang merupakan jalan utama dan jalan sekunder yang merupakan jalan satu arah dari

Gambar 4.12. Gubahan massa bangunan Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.11 Gubahan massa bangunan mengikuti skyline bangunan sekitar Sumber : Analisis Penulis

(22)

bangunan ini sehingga memudahkan pengunjung langsung melihat ke arah site dan mudah diakses dari sirkulasi jalan.

Dari hasil analisis diatas, yang meliputi zoning, bentuk massa, gubahan massa orinetasi bangunan dan analisis site maka ide bangunan pada hotel ini adalah :

Gambar 4.13 : Orientasi bangunan Sumber : Analisis Penulis

Keterangan :

Jl. Kolonel atmo Jl. Letnan Sayuti

Gambar 4.14: Tampak Atas Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.15. Tampak samping Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.16 16Perspektif Sumber : Analisis Penulis

(23)

4.8 Sirkulasi

4.8.1 Sirkulasi Luar Tapak

Sirkulasi menuju site hotel ini merupakan sirkulasi satu arah. Merupakan jalan Kolonel Atmo yang merupakan jalan utama dan jalan satu arah, jadi aksesibilitas di jalan yang menuju site ramai dan padat. Sehingga pencapaian site hanya dapat dilakukan melalui jln.Kolonel Atmo. Sedangkan untuk entrance dari kendaraan melalui Jl.Letnan sayuti.

4.8.2 Sirkulasi Pejalan kaki di luar tapak

Gambar 4.17 :Sirkulasi di luar tapak Sumber : Analisis penulis

Jl. Kolonel Atmo Jl. Let. Jl. Dempo Keterangan Pejalan kaki U

(24)

4.8.3 Sirkulasi di dalam bangunan

Sirkulasi yang dimaksudkan dalam bagian ini adalah sirkulasi yang terjadi pada hotel akibat aktivitas penghunian, yaitu :

 Sirkulasi Kendaraan

Sirkulasi kendaraan yang menginap dan pengelolah digabung pada jalur yang sama. Jalan Kolonel Atmo merupakan jalan utama, dilalui oleh semua jenis kendaraan dengan jalur 1 arah dan lebar 24 meter yang dapat dilalui oleh 4 kendaraan. Jalur ini langsung mengakses ke lokasi hotel bintang 4. Jalur parkir pada site diletakan pada bagian basement yang berada dibelakang dari bangunan. Sedangkan jalan Letnan Sayuti yang berada di samping kanan bangunan untuk kemudahaan aksesbilitas dari kendaraan. Kendaraan yang masuk dari arah selatan kemudian kendaraan yang keluar dari arah barat. Untuk tamu yang mengantar

• Pola sirkulasi kendaraan Tamu yang menginap dan pengelola.

Gambar 4.19 : Sirkulasi pejalan kaki di luar tapak Sumber : Analisis penulis

Gambar 4.18 :analisis Sirkulasi pejalan kaki di luar tapak Sumber : Analisis penulis

(25)

• Pola sirkulasi kendaraan Tamu yang mengantar.

Untuk kendaraan tamu yang mengantar hanya mendroping tamu pada enternce bangunan. keluar dan masuk untuk kendaraan yang mengantar melalui jl. Kolonel Atmo.

Gambar 4.21 : Sirkulasi kendaraan tamu dan pengelolah Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.22. Analisis Kendaraan tamu yang mengantar Sumber : Analisis Penulis

Keterangan

Kendaraan tamu yang mengantar

U

Keterangan

Kendaraan tamu menginap dan pengelolah

Gambar 4.20. Analisis sirkulasi kendaraan Tamu menginap dan pengelolah Sumber : Analisis Penulis

(26)

• Pola sirkulasi kendaraan pengangkut bahan makanan

Merupakan proses dari penerimaan barang sampai pada unit-unit kegiatan dan ruang yang memerlukan (pendistribusian barang dari workshop atau storage ke unit- unit pemakaian. Pada dasarnya pergerakan barang (flow of traffic) didalam hotel tidak menggangu sirkulasi tamu

Gambar 4.25. Sirkulasi Kendaraan bahan makanan Sumber : Analisis Penulis

Barang

Gambar 4.24 : Analisis sirkulasi kendaraan service/ barang Sumber : Analisis Penulis

Keterangan Kendaraan service/ barang Gambar 4.23: sirkulasi Kendaraan tamu yang mengantar

Sumber : Analisis Penulis

(27)

Sirkulasi barang keras yaitu barang-barang yang berhubungan dangan gedung atau workshop seperti kursi, meja, tempat tidur, dsb.

• Sirkulasi Linen atau linan

Merupakan proses kerja yang rutin dan terus menerus, terutama dari kamar tidur sampai daerah service laundries dan flow sebaliknya dari laundries.

4.9 Vegetasi

4.9.1 Vegetasi Sebagai Peneduh

Vegetasi sebagai peneduh juga sekaligus dapat membantu menciptakan kenyamanan thermal disekitarnya karena kemampuannya untuk menyerap panas serta efek sejuk yang diciptakan oleh kerindangan pepohonannya. Selain pengadaan vegetasi, hal lain yang

dapat membantu menciptakan kesejukan pada bangunan dan sekitarnya. Sehingga jenis tanaman yang cocok untuk peneduh adalah jenis pohon ketapang.

Peneduh

Bahan

Ruang

penyimpanan Penyimpanan Linen

room Laundries Sistem dristribus i Housekeeper Ruang tamu Publik area

Skema 4.11.Sirkulasi Linen Sumber : Hotel, Motel dan Condominium

(28)

4.9.2 Vegetasi sebagai Penayaring udara dan suara

Arah polusi suara dan bunyi berasal dari arah jalan Kolonel atmo sebagai pusat lalu lintas kendaraan dan jalur umum masyarakat, dan juga pada jalan letnan Sayuti sebagai jalan sekunder. Vegetasi dapat menyaring udara, air secara teratur menguap dari dedaunan akan aktif membersihkan udara kotor akibat polusi dan bahas kimia. Vegetasi juga menyerap karbondioksida dari udara disekitarnya dan menghasilkan oksigen, sehingga udara yang diterima

Gambar 4.26. Anailisis Vegetasi sebagai penuduh Sumber : Analisi Penulis

6.00 2.50

Gambar 4.28 Vegetasi sebagai penuduh Manusia Sumber : Analisi Penulis

Gambar 4.27. Vegetasi sebagai penuduh kendaraan Sumber : Analisi Penulis

(29)

oleh ruang dalam bangunan merupakan udara segar. Jenis vegetasi yang digunakan utuk menyaring udara adalahPohon cemara glodok.

Gambar 4.26. vegetasi sebagai Viltrasi Polusi Suara Sumber : Analisis Penulis

4.9.3.Vegetasi sebagai pembatas site.

Vegetasi dapat digunakan untuk mempertegas batasan antara site dengan lingkungan sekitarnya dan sebagai elemen estetis bagi bangunan. Jenis vegetasi yang digunakan adalah pohon palem.

Gambar 4.29. vegetasi sebagai Viltrasi Polusi Udara Sumber : Analisis Penulis

5 Analisi Vegetasi sebagai penyaring suara dan udara

U

Gambar 4.31. vegetasi sebagai Viltrasi Polusi Udara Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.30. vegetasi sebagai Viltrasi Polusi Udara Sumber : Analisis Penulis

(30)

Gambar 4.33. Vegetasi Sebagai Pembatas site Sumber : Analisis Penulis

4.10. Anasisi Perancangan Pencahayaan

Unsur pencahayaan merupakan salah satu faktor dalam menciptakan kenyamanan pada ruangan serta mendukung kegiatan yang berlangsung di setiap ruangan.Untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada bangunan harus memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut :

4.10.1 Pencahayaan Alami - Arah jatuhnya sinar matahari.

- Waktu penyinaran yang terbatas ( antara pukul 06.00 – 18.00 )

- Efek penyinaran langsung terhadap kegiatan yang ada di dalam ruangan.

Gambar 4.32 Analisi Vegetasi sebagai pembatas site

(31)

- Pengaruh cuaca – cuaca yang akan timbul.

Penggunaan cahaya alami terutama cahaya pagi sangat dibutuhkan di dalam ruang dikarenakan cahaya pagi bersifat menyehatkan. Untuk mengatur kualitas cahaya matahari pada pagi hari sesuai dengan yang diinginkan, dapat dilakukan dengan cara :

- Memaksimalkan bukaan melalui ventilasi agar cahaya dapat masuk kedalam ruangan.

- Menggunakan vegetasi sebagai filter cahaya matahari.

Gambar 4.34. Pencahayaan Alami1 Sumber : Analisis penulis

Sinar matahari yang tinggi dapat mengakibatkan kesilauan baik itu secara langsung maupun pantulan cahaya, hal ini dapat diantisipasi dengan :

- Menggunakan kanopi sebagai penghalang.

Gambar 4.35. Pencahayaan Alami Sumber : Analisis penulis

(32)

• Pencahayaan Alami Pada Kamar

4.10.2. Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan atau lampu dapat memberikan kesan yang tidak membosankan terhadap sebuah bangunan atau ruang, dan pencahayaan buatan dapat menciptakan suatu sausana pada interior, fasade dan eksterior pada sebuah bangunan. Hal ini pencahayaan buatan dapat memberikan tampilan pada:

- Pencahayaan pada Fasade/ Eksterior

Fasade bangunan dapat mempengaruhi dari fungsi bangunan, pencahayaan buatan pada fasade dapat menarik pengunjung. Pencahayaan lampu memberikan karakteristik dari tampilan. Konsep Pencahayaan pada bagian fasade elegen menampilkan bidang vertikal dan horizontal dari bangunan dan warna pencahayaan yang menarik pada fasade.

Gambar 4.37. Analisis Pencahayaan Pada Fasade Sumber : Analisi Penulis

Gambar 4.36. Pencahayaan Alami kamar Sumber : Analisis penulis

(33)

- Tipe Lampu pada Fasade

Gambar 4.38. Usulan desain Pada Fasade Sumber : Analisi Penulis

Gambar 4.39. Tipe lampu ground Sumber : Materi lighting design

Gambar 4.40. TIpes lampu Floodlight Sumber : Materi lighting design

Gambar 4.41. Tipe lampu Up-down light Sumber : Materi lighting design

(34)

- Pencahayaan pada Landspace

Pencahayaan dapat juga berfungsi sebagai pengarah sirkulasi dari dalam bangunan dan luar bangunan. Pencahayaan pada landspace dapat mempertegas seperti pohon, dan air pada luar bangunan.

- Pencahayaan pada Vegetasi

Gambar 4.42. analisis Pencahayaan pada vegetasi Sumber : Analisis Penulis

(35)

- Tipe Lampu pada Vegatasi

- Pencahayaan pada Air

Gambar 4.46. analisis Pencahayaan Pada air Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.44. Tipe lampu Ground Sumber : Materi lighting design

Gambar 4.45. Tipe lampu Projector Sumber : Materi lighting design

Gambar 4.43.Usulan desain pada vegetasi Sumber : Materia Lighting design

(36)

- Tipe lampu pada Air

- Pencahayaan sebagai pengarah sirkulasi

Selain vegetasi cahaya juga dapat sebagai pengarah baik dalam interior dan eksterior dari sebuah bangunan.

Gambar 4.47. usulan pancahayaan pada Air Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.48 Lampu underwater Sumber : www.Atlanticfountians.com Gambar 4.36. usulan pancahayaan pada Air

(37)

- Tipe lampu pada pangarah pencahayaan

Gambar 4.51. Tipe lampu Wallwasher Sumber : Materi lighting design

Gambar 4.49. analisis Pencahayaan Sebagai pengarah sirkulasi Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.50. usulan Pencahayaan Sebagai pengarah sirkulasi Sumber : Materi lighting design

(38)

- Interior

Dalam pencahayaan pada interior sangat mempengaruhi dari aktivitas kegiatan dan fungsi dari bangunan. pencahayaan interior dapat memberikan suasana yang berbeda di dalam ruangan. Pada pencahayaan pada lobby dan resto merupakan kegiatan publik sehingga harus dibuat untuk menarik pengunjung.

- Kamar Hotel

Dari gambar diatas dapat dilihat pencahayaan pada kamar. Kamar merupakan ruang privat sehingga pencahayaan pada kamar ekskulusif, hal ini dikarenakan fungsi kamar yang membutuhkan ketenangan dan kenyamanan.

- Tipe lampu pada kamar

Gambar 4.53. Analisis pencahayaan pada kamar Sumber : Analisis Penulis

Gambar 4.54. Usulan pencahayaan kamar Sumber : Accorhotel. com

Gambar 4.52..Tipe lampu Downlight Sumber : Materi lighting design

(39)

- Restaurant

Restauran merupakan ruang publik sehingga dapat diakses oleh pengelolah dan pengunjung sehingga pencahayaan pada restaurant dibuat secara atraktif dan konsep pencahayaan pada restaurant adalah ceria.

Gambar 4.55. Lampu up-down light Sumber : www.erco.com

Gambar 4.56. Lampu Hologen Sumber : Materi Lighting design

Gambar 4.57. Jenis lampu Downlight Sumber : Materi lighting design

(40)

-- Tipe lampu pada restaurant

- Lobby

Gambar 4.58. Analisis pencahayaan pada Restaurant Sumber : Analisis penulis

Gambar 4.59.Usulan Pencahayaan pada Restaurant Sumber : Analisi penulis

Gambar 4.60. Lampu Spotlight Sumber : www. Erco.com

Gambar 4.62. lampu Cylinder pendent down-light Sumber : www.erco.com

Gambar 4.61. lampu Starpoint Sumber : www.erco.com

Gambar 4.63. lampu Trion Ceiling washlight Sumber : www.erco.com

(41)

Pencahayaan dari lobby hotel lebih bersifat open/ terbuka, hal ini dikarenakan lobby hotel merupakan ruang publik yang dapat di akses oleh semua orang dan lobby juga untuk menarik pengunjung.

- TIpe lampu pada Lobby

Gambar 4.64. Analisis pencahayaan pada Lobby Sumber : Analisis penulis

Gambar 4.65. Usulan Pencahayaan pada Lobby Sumber : Analisis Penulis

(42)

4.11. Penghawaan

Penghawaan pada bangunan memaksimalkan penghawaan alami, dan pada kondisi tertentu menggunakan bantuan peralatan mekanis secara terbatas untuk alasan penghematan energi.

Dalam kaitannya dengan bangunan hotel, maka penghawaan alami diusahakan untuk dapat menciptakan kenyamanan thermal dalam ruangan (antara 18°C-26°C), dengan cara membuat bukaan-bukaan pada dinding minimal 20%-50% luas bangunan dengan sistem ventilasi silang (cross

ventilation).

4.11 Sistem Struktur

Dari bentuk dan banyaknya lantai pada usulan gubahan massa dalam hotel ini maka struktur yang digunakan bangunan hotel ini adalah sistem struktur bangunan tinggi,

Gambar 4.66. Lampu wallwasher Sumber : Materi lighting design

Gambar 4.67. Lampu Spotlight Sumber : www. Erco.com

Gambar 4.68. Lampu Down light Sumber : Materi lighting design

(43)

Selain itu untuk pertemuan antara bangunan yang rendah dengan bangunan tinggi pada bangunan ini, maka dilatasi yang cocok untuk bangunan ini adalah delatasi pada kolom.

Dalam suatu bangunan terdapat beberapa elemen pembentuk struktur demikian pula dengan bangunan hotel bintang 4 tersebut antara lain:

4.11.1. Pondasi

Dari topografi (bab 2) maka sebagian besar tanah diPalembang adalah daerah rawa/ tanah lembung, sehingga pondasi yang cocok digunakan adalah pondasi footplat,pondasi tiang pancang

Gambar 4.69. Gubahan massa Sumber : Analisis pribadi

Gambar 4.70. struktur bangunan tinggi Sumber : Sistem bangunan tinggi

Gambar 4.71. Dilatasi pada bangunan Sumber : Analisi Penulis

Gambar 4.72. Dilatasi Kolom Sumber : Analisi Penulis

Gambar 4.73. Pondasi FootPlat dan Tiamg pancang

Sumber : Analisis penulis

Kolom m

(44)

4.11.2. Dinding

Dinding mempunyai fungsi utama sebagai pelindung ruang dan pembatas ruang serta pemikul beban. Material dinding berbeda sesuai dengan fungsi ruanganya.

- Dinding pada bagian kamar dari bangunan ini mengunakan dinding kedap suara, untuk mengurangi kebisingan dari luar.

- Kantor pengelolah dan serice pengelolah mengunakan dinding permanen dan memiliki ketertutupan maksimal

- Dinding pada basement dari bangunan ini mengunakan dinding penahan tahah ( Shear wall)

4.11.3. Lantai

Material untuk lantai bangunan disuaikan dengan peruntukannya, menggunakan bahan yang tidak licin serta memiliki warna gelap sehingga tidak dapat memantulkan cahaya dalam jumlah besar.

Gambar 4. 74 : dinding Kedap Suara Sumber : Data Pribadi

Keramik (Corak Granit) Keramik Corak (Biru Tua) Keramik Corak (Krem) Keramik (Corak Marmer)

(45)

Gambar 4.75.Beberapa Contoh Warna dan Material Lantai yang Akan Digunakan

Sumber: Analisis Penulis 4.11.4. Struktur Atap

• Kuda- Kuda Kayu

Kelebihan Kekurangan

- Bisa diekspose

- Pekerjaan lebih mudah

- Bahan dasar mudah

diperoleh

- Untuk bentang pendek

- Tidak tahan api, rayap, dan

air

- Hanya untuk bentang

pendek

- Struktur tidak homogen,

kekuatan tiap titik beda.

• Kuda-kuda Baja

Kelebihan Kekurangan

- Cocok untuk bentang lebar

- Struktur homogen

- Mudah di bongkar pasang

- Tidak tahan korosi

- Perawatan agak sulit dan

mahal

• Kuda- kuda beton bertulang

Kelebihan Kekurangan

- Fleksibel terhadap bentang

- Pemeiliharaan mudah

- Tahan api dan korosi

- Beban konstruksi berat

- Tidak dapat dibongkar pasang

- Cocok untuk bangunan modern

Berdasarkan kriteria struktur atap di atas maka , Struktur yang cocok pada bagian atap bangunan ini adalah struktur beton bertulang dan struktur rangka atap

(46)

4.11. Sistem Utilitas

Pada Hotel bintang 4 ini sistem utilitas dipakai guna mendukung semua kegiatan yang ada pada bangunan. Sistem utilitas meliputi Perancangan Instalasi Listrik, ,

Sistem Pemadam Kebakaran, Sistem Distribusi Air Bersih, Sistem Telekomunikasi, Sistem penangkal Penghawaan buatan ( AC) dan Sistem Pembuangan Sampah

4.11.1 Instalasi Listrik

Energi listrik pada bangunan ini berasal dari tiga sumber, yaitu, PLN, dan

Generator Set. sedangkan energi listrik dari PLN disalurkan ke Main Distribution Panel (MDP) yang terdapat dapat Ruang Mekanikal/Elektrikal (ME), kemudian

distribusikan ke masing-masing Distribution Panel (DP) yang ditempatkan pada masing-masing ruang-ruang yang ada.

Gambar 4.76 Atap kuda-kuda baja Sumber : Data Pribadi

Gambar 4.77. Beton bertulang Data Pribadi

(47)

4.11.2 Sistem Pemadam Kebakaran

Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak terkendali, sehingga dapat mengancam keselamatan manusia maupu harta benda. Pada hotel bintang 4 ini, terdapat beberapa sistem dalam mengatasi bahaya kebakaran yang meliputi deteksi awal panas serta asap dan sistem pemadaman api, sistem ini diletakkan di area-area yang rawan terjadinya kebakaran. Sistem deteksi bahaya kebakaran digunakan untuk mendeteksi sejak dini adanya bahaya kebakaran berupa panas dan asap. Sistem ini terdiri atas :

1. Deteksi panas (heat detector), deteksi ini dapat membedakan kenaikan temperatur (panas) yang terjadi didalam ruangan, sebagai deteksi awal bahaya kebakaran.

2. Deteksi asap (smoke detector), deteksi yang mengirimkan sinyal awal bahaya kebakaran jika terjadi adanya peningkatan asap dalam suatu ruangan.

Sistem pemadam kebakaran dapat disediakan dari dalam dan luar bangunan. Sistem pemadaman diluar bangunan dapat dilakukan dengan hydran luar dengan jarak ±50 m. Pada bangunan ini selain sistem pemadaman kebakaran

Skema.4.12. Jaringan instalasis listrik secara vertikal Sumber : Analisis Penulis

MDP GENERATOR SET DP RUANG-RUANG MEE P L N

Gambar 6.78. Jaringan instalasi listrik secara vertical Sumber : Analisis Penulis

(48)

luar bangunan juga menggunakan sistem pemadaman kebakaran dalam bangunan pada unit-unit bangunan tertentu yang terdiri atas Stand Pipe system dan Sprinkler system.

skema. 4 . 13

Cara Kerja (operasional) Pemadam Instalasi Tetap Gambar 4.79.Jaringan Fire Protection secara vertikal

Sumber : anlisis Penullis

Shaft

Bak penampungan Pompa air

Meteran

(49)

Sumber : analisis Penulis

4.11.3 Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi dimaksudkan untuk menujang kegiatan operasional dan pelayanan hotel.Sistem komunikasi terdiri dari fasilitas berupa:

• Telepon tiga saluran, yaitu lokal, interlokal dan internasional

Sistem Semi Otomatis Sistem Otomatis

Alat Deteksi Api

Panel Alarm

Manusia

Sistem Start

Alat Pemadam Aktif

Api

Alat Deteksi

Panel Alarm

Sistem Start

(50)

• Telepon dalam/ internal, jumlah minimal saluran telepon adalah sesuai dengan jumlah kamar

• PABX, telex, sentral video, sental radio,musik pengiring, sentral panging system termasuk cal-cal.

4.11.4 Sistem Sanitasi

Jaringan sanitasi terdiri dari jaringan air bersih dan air kotor serta pengelolaan sampah.Jaringan air bersih berasal dari air tanah dan PDAM, yang didistribusikan melalui bantuan pipa

Gambar 4.80 : Jaringan air Bersih Secara vertikal Sumber : Analisis Penulis

Shaft

Pompa Air

Skema 4.14 Pengelolaan Air Kotor Sumber: Analisis Penulis

Memanfaatkan Gravitasi Bumi

Pompa

Air Tanah/

PDAM Water TankGround Roof Water Tank

Distribusi ke Masing-masing Unit

(51)

Jaringan air kotor yang didalamnya termasuk limbah cair, padat, dan air hujan. Pembuangan air kotor dan tinja dilakukan dengan menggunakan sistem sumur peresapan dan septictank

4.11.5 Sistem Penangkal Petir

Untuk menangani ganguan loncatan listrik pada waktu hujan, maka pada bangunan ini juga menggunakan instalasi penangkal petir dimana terdiri atas sistem dengan komponen-komponennya yang berfungsi untuk menangkap petir dan menyalurkannya ke tanah, sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya terhindar dari bahaya sembaran petir. Pada bangunan hotel resort bintang 4 ini penangkal petir dipasang pada bangunan yang letaknya paling tinggi.. Jarak

Gambar 4.81 : Jaringan air kotor Secara vertikal Sumber : anlisis Penullis

Skema 4.15.Pengelolaan Air Kotor Sumber: Analisis Penulis Limbah Padat Limbah Cair Air Hujan Septic Tank Sumur Peresapan Riol Kota

(52)

antar penangkal petir ditentukan berdasarkan tinggi elektroda vertikal yang membentuk sudut 30°, Sistem penangkal petir umumnya terdiri atas :

1. Penghantar diatas atap, ialah penghantar yang dipasang diatas atap sebagai penangkap petir, berupa elektroda logam yang dipasang tegak dan elektroda logam yang dipasang mendatar.

2. Penghantar pada dinding, sebagai penyalur arus petir ketanah yang terbuat dari tembaga, baja galvanish atau aluminium.

3. Elektroda-elektroda tanah, antara lain :

• Elektroda pita (strip), yang ditanam minimum 0,5-1 m dari permukaan tanah.

• Elektroda batang, dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan tegak lurus dalam tanah sedalam ±2 m.

• Elektroda pelat, ditanam minimum 50 cm dari permukaan tanah.

Gambar 4.82. Jaringan Penangkal petir Sumber : analisi Penulis

(53)

4.11.6 Sistem Pengkondisiaan udara ( AC)

Pengkondisian udara hotel bitang empat mengunakan pengkondisian udara / penghawaan buatan yaitu Air Conditioner (AC), hal ini menginagt kualitas udara dan tingkat temperature pusat kota.

Gambar 4.83: penangkal petir Sumber: Data Pribadi

Gambar 4.84: Jaringan AC secara vertikal Sumber : Analisis Penulis

Distribusi ke Masing-masing Unit Pompa

(54)

4.11.7 Sistem Pembuangan Sampah

Sampah yang dihasilkan berupa sampah basah maupun sampah kering (plastik, kertas, botol minuman, sisa makanan dan lain sebagainya) ditangani dengan cara menyediakan tempat-tempat sampah pada lokasi, untuk kemudian diangkut ke tempat pembuangan sampah sementara kemudian diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Skema 4.17.Pengelolaan Sampah Sumber: Analisis Penulis

Bak Sampah Tempat

Pembuangan Sampah Sementara Truk Pengangkut Sampah TPA Skema 4.16.jariangan ac

Gambar

Gambar 4.4: Arah cahaya dan Angin Sumber : Analisis Penulis Gambar 4.3: View terhadap Site
Tabel 4.3. Analisis Kriteria Penzoningan
Gambar 4.8 : Pezoningan secara vertikal Sumber : Analisis Penulis
Gambar 4.9 Bentuk massa mengikuti grid site dan grid  sekitar site Sumber : Analisis Penulis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem struktur lantai bangunan untuk menggunakan plat lantai balok satu/dua arah dengan konstruksi beton bertulang, dimana ruang antara plat lantai dan plat pondasi digunakan

Gubahan pada bentuk massa berkaitan dengan citra bangunan sebagai realisasi Tajdid dan etos ibadah yang dinamis diungkapkan dalam ekspresi semangat dalam. komposisi yang

Sedangkan untuk bangunan dua lantai seperti hotel, bangunan servis dan bangunan spa yoga, untuk mendukung sirkulasi vertikal digunakan tangga dalam menghubungkan lantai 1 ke lantai

Pada gubahan massa bangunan Masjid Al Safar terdapat dua buah massa yang terdistorsi dari bentuk asalnya, yaitu bangunan utama dan bangunan toilet. Untuk bangunan

Struktur kode yang digunakan dalam komputerisasi sistem penggajian Kim English Consulting Purwakarta pada sistem usulan sebagai berikut:.

Konsep "Centre Point" Bentuk Gubahan Massa Pada Hotel Bisnis Midti Fungsi Ekspresi, Kesan Cen tral Mengu ndang Agung Gubahan Massa Lingkaran meurpakan sosok yang

3 Analisis Bentuk/ Fisik Bangunan Mahasiswa mampu membuat analisis bentuk maupun fisik bangunan meliputi: 1 Analisa bentuk bangunan 2 Analisa gubahan massa 3 Analisa tampilan

Analisa Tata Massa/Gubahan Massa Bangunan Tujuan untuk menentukan bentuk dan tampilan massa bangunan yang sesuai dengan obyek rancang bangun, dengan mempertimbangkan efektifitas