• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESENTASI MAGANG fix.ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRESENTASI MAGANG fix.ppt"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PRESENTASI LAPORAN MAGANG

OLEH :

FIRMAN HIDAYAT NIM : 107101000020

(2)

JUDUL

GAMBARAN POTENSI BAHAYA KIMIA GAS HIDROGEN FLOURIDA (HF)

PADA PEKERJA DI AREA

LABORATORIUM PALINOLOGI GEDUNG EKSPLORASI

PUSAT PENELITIAN DAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI (PPPTMGB) “LEMIGAS”

CIPULIR JAKARTA SELATAN TAHUN 2011

(3)

LATAR BELAKANG

Dalam lingkungan kerja, puluhan atau bahkan ratusan bahan kimia dipakai setiap hari, dimana bahan-bahan kimia tersebut dapat berbahaya bagi para pekerjanya. Di lingkungan industri, bahan kimia yang dipakai berjumlah besar dengan pemakaian secara kontinyu sesuai kebutuhan. Tidak lebih dari 2000 jenis bahan kimia telah diketahui secara pasti sifat bahayanya terhadap manusia, seperti halnya dengan Hidrogen Flourida yang sering digunakan di laboratorium yang dapat mengakibatkan iritasi pernafasan, kerusakan mata berat, edema paru, luka bakar bahkan kematian (Nedved, 1991).

(4)

PPPTMGB “LEMIGAS” merupakan lembaga litbang dibidang migas dengan salah satu tugas pokok dan fungsinya dalam bidang penelitian dan pengembangan teknologi migas. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, banyak melibatkan kegiatan-kegiatan laboratorium dan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya.

(5)

Berdasarkan laporan penyelidikan kecelakaan (lihat lampiran 1) dari Komite LK3, telah terjadi korban kecelakaan akibat terkena cairan Hidrogen Flourida pada bagian telunjuk jari kanan (satu ruas) dan sebagian jari tengahnya yang pada akhirnya harus diamputasi. Hal tersebut terjadi mungkin karena dalam penggunaan B3 korban kurang konsentrasi dengan pekerjaannya.

(6)

TUJUAN

Tujuan Umum

Mengetahui gambaran potensi bahaya kimia gas Hidrogen Flourida pada pekerja di area

Laboratorium Palionologi Gedung

Eksplorasi PPPTMGB “LEMIGAS”

Tujuan Khusus

Mengetahui cara penggunaan, potensi bahaya, pemantauan, efek dan pengendalian terhadap gas Hidrogen Flourida yang ada di area Laboratorium Palionologi Gedung Eksplorasi PPPTMGB “LEMIGAS”

(7)

MANFAAT

Bagi Mahasiswa

Mahasiswa mampu menerapkan,

mengetahui cara melakukan kegiatan pemantauan, pengawasan dan pengendalian bahaya kimia gas Hidrogen Flourida di perusahaan secara langsung

Bagi Institusi Magang

Melibatkan mahasiswa dalam pelaksanaan program K3 di perusahaan tempat magang serta dapat memberi masukan pada perusahaan tentang pengendalian bahaya gas Hidrogen Flourida

(8)

 Bagi Program Studi KesMas UIN

Sebagai sarana memantapkan keilmuan bagi mahasiswa dalam mempraktekannya di dunia kerja dan membina kerjasama antar fakultas dengan institusi tempat magang

(9)

ALUR DAN JADWAL KEGIATAN

MAGANG

Sebelum melakukan kegiatan magang diperusahaan, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Langkah-langkah tersebut berawal dari pencarian tempat magang sampai akhirnya pelaksanaan magang. Pelaksanaan magang di mulai dari Januari sampai Maret 2011.

(10)

Tahap Persiapan • Perizinan ke PPPTMGB “LEMIGAS” Tahap Pelaksanaan • Pelaksanaan magang selama 26 hari kerja • Pemantauan pelaksanaan magang oleh pembimbing lapang dan pembimbing fakultas

Tahap Evaluasi dan Persentasi Laporan • Penyusunan laporan magang Persentasi laporan magang

(11)
(12)

Profil Umum Perusahaan

PPPTMGB “LEMIGAS” merupakan institusi pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang minyak dan gas bumi. Dalam melaksanakan tugas

tersebut, PPPTMGB “LEMIGAS”

menyelenggarakan fungsi perumusan rencana program penelitian dan pengembangan, pelayanan jasa penelitian dan pengembangan teknologi, pengelolaan sarana dan prasarana, pengembangan kerja sama kemitraan serta kebijakan sistem manajemen lingkungan keselamatan dan kesehatan kerja (SMLK3)

(13)

PPPTMGB ”LEMIGAS” menetapkan kebijakan K3 sebagai berikut :

PPPTMGB ”LEMIGAS” menjamin bahwa dalam melaksanakan kegiatannya selalu berupaya memenuhi persyaratan standar serta peraturan yang berlaku menyangkut aspek lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk pecegahan terhadap luka (injury) maupun gangguan kesehatan (ill health) serta larangan penggunaan narkotika dan obat-obatan psikotropika lainnya, melaksanakan perbaikan berkelanjutan terhadap keefektifan system manajemen lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan kinerja LK3 serta memastikan bahwa seluruh personil berperan aktif dan bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan dan sasarn LK3 sesuai tugas fungsinya.

(14)

Gambaran Umum Gedung

Eksplorasi

Salah satu laboratorium yang ada di lingkungan perkantoran PPPTMGB “LEMIGAS” adalah gedung Eksplorasi. Gedung ini memiliki 12 laboratorium yang tersebar dalam 6 kelompok dengan jumlah total pegawai sebanyak 128 orang.

(15)

Kelompok Kerja Pegawai Tetap Pegawai Honorer

Jumlah

Evaluasi Lahan Migas

1. Laboratorium Geokomputasi

12 4 16

Pencitraan Bawah Permukaan 1. Laboratorium Potensial

2. Laboratorium Seismik

15 4 19

Sistem Hidrokarbon

1. Laboratorium Kimia Dasar 2. Laboratorium Molekul

15 2 17

Sedimentologi

1. Laboratorium Core Stroge

15 9 24 Startigrafi 1. Laboratorium Foraminifera 2. Laboratorium Nanoplankton 3. Laboratorium Palinologi 18 2 20 PJ & SIG 1. Laboratorium Topografi 2. Laboratorium PJ 3. Laboratorium SIG 20 5 25 Administrasi 2 5 7

(16)

setelah penulis berdiskusi dengan pembimbing lapangan, penulis diarahkan untuk meneliti potensi bahaya yang ada di Laboratorium Palinologi. Karena sebagian besar di Laboratorium tersebut pekerja sering menggunakan bahan kimia Hidrogen Flourida yang dimungkinkan terjadi bahaya kesehatan bagi pekerja.

(17)

Gambaran Penggunaan Gas

Hidrogen Flourida di Laboratorium Palinologi

Menurut hasil wawancara, dalam kegiatannya biasanya Laboratorium Palinologi setiap penggunaan 30 sampel itu menggunakan bahan baku sebanyak 2 ½ liter cairan Hidrogen Flourida.

(18)

Penanganan dan pengendalian Hidrogen Flourida di Laboratorium Palinologi

 Tahap produksi

Tahap pembelian, pengiriman dan pengangkutan

(19)

No. Lokasi Potensi Bahaya Kesehatan

Dampak Kesehatan

Pengelolaan Peraturan Terkait

1. Laboratorium Palinologi Paparan Bahan Kimia Gangguan ISPA, iritasi, luka bakar serius, melepuh, korosif tulang (cacat bagian tubuh yang terpapar) Menggunakan lemari asam yang memadai, jas lab, sarung tangan, celemek khusus, masker, kaca mata safety, dan pelatihan penangan HF KEPMENAKER No. KEP.187/MEN/199 9 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya

Gambaran Potensi Bahaya Gas Hidrogen Flourida di Laboratorium Palinologi

(20)

No. Lokasi Potensi Bahaya Lingkungan

Dampak Lingkungan

Pengelolaan Peraturan Terkait

1. Laboratorium Palinologi Limbah Cair Sisa Analisis Pencemaran Air dan Udara Limbah HF dinetralisir dengan kapur kohor dan sisa pengujian di tamping dalam jerigen dan diserahkan ke Komite LK3 untuk dibuang ke PPLI Kep.Gub.DKI Jakarta No. 582 tahun 1995 tentang penetapan bahan baku mutu limbah cair di wilayah DKI Jakarta

Emisi Cerobong Lemari Asam Pencemaran Udara Pengukuran emisi lemari asam Kep.Gub.DKI Jakarta No. 670 tahun 2000 tentang Penetapan Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak di propinsi DKI Jakarta

(21)

Pelaksanaan Pemantauan Gas Hidrogen Flourida di Laboratorium Palinologi

Pengukuran daya hisap lemari

asam

Emisi cerobong lemari asam

Pengecekan pH

(22)

Efek Paparan Gas Hidrogen Flourida

Efek yang mungkin terjadi Kasus Di Laboratorium Palinologi • Saluran pernafasan, • Saluran pencernaan, • Kontak kulit • Belum pernah • Belum pernah • Belum pernah

(23)

Menurut Smith (1988), analisis yang digunakan untuk menentukan kadar Hidrogen Flourida dalam tubuh manusia adalah pemeriksaan sampel urin dan darah.

Sedangkan di Laboratorium Palinologi sendiri belum pernah melakukan pemeriksaan sampel darah maupun urin

(24)

No. Hasil Medical Chek Up Jumlah

1 Gangguan saluran pernafasan 60 2 Gangguan saluran pencernaan 18 3 Gangguan cardiovascular 12 4 Gangguan susunan syaraf

pusat-tepi

10 5 Gangguan otot tulang sendi 6

6 Gangguan kulit 6

Total 112

Jumlah Kunjungan Pekerja PPPTMGB “LEMIGAS” Tahun 2011

(25)

Sesuai dengan Permenaker No. Per. 02/Men/1980 dan Per. 03/Men/1982 untuk menjamin kesehatan para pekerja, untuk pemeriksaan kesehatan ada 3 tahap diantaranya:

a. Pemeriksaan pra berkala b. Pemeriksaan berkala

c. Pemeriksaan khusus bagi pekerja beresiko tinggi

(26)

Bagaimana yang ada di Laboratorium

Palinologi sendiri.???

Pemeriksaan Yang ada di Laboratorium Palinologi • Pra berkala • Berkala • Khusus • Ada /personalia

• Tergantung

(27)

Pengendalian Bahaya Gas Hidrogen

Flourida di Laboratorium Palinologi

Berdasarkan laporan Dokumen Identifikasi dan Analisis Bahaya (IAB) Gedung Eksplorasi, pengendalian bahaya gas Hidrogen Flourida yang di lakukan di Laboratorium Palinologi yaitu dengan menggunakan alat pelindung diri berupa jas laboratorium, sarung tangan, celemek khusus, masker, dan kaca mata safety.

(28)

Menurut Suma’mur (1996), bahaya di tempat kerja dapat dikendalikan berdasarkan hirarki pengendalian  Eliminasi  Substitusi  Pengendalian tekhnis  Administratif APD

(29)

Kesimpulan

 Pemantauan dan evaluasi kadar Hidrogen Flourida di Laboratorium Palinologi dilakukan secara rutin setiap enam bulan sekali.

Di Laboratorium Palinologi ini masih terdapat botol-botol atau tabung reaksi yang masih berserakan yang dimungkinkan terjadinya resiko bahaya kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga ini merupakan perhatian serius yang harus dikendalikan langsung oleh pekerja yang ada di laboratorium tersebut.

(30)

Dari hasil laporan kunjungan pekerja di

BALKESMAS LEMIGAS pada bulan Januari 2011, temuan terbanyak adalah gangguan saluran pernafasan yaitu 54 %.

Pengendalian yang telah dilakukan adalah

penyediaan Material Safety Data Sheet (MSDS) Hidrogen Flourida, pelatihan emergency responses, penerapan SOP, maintenance alat

secara berkala, pemeriksaan kesehatan, pemantauan lingkungan, pengawasan dan penyediaan APD.

(31)

Saran

Menyediakan tube detector sebagai alat ukur

personal bagi pekerja yang terpapar Hidrogen

Flourida.

Melakukan inspeksi/pengawasan penggunaan APD sebelum dan sesudah bekerja.

 Melakukan pemeriksaan biologis yaitu

biological monitoring bagi pekerja resiko tinggi

dapat berupa pengambilan darah atau urin pekerja dan dilakukan pada saat pemeriksaan kesehatan khusus yaitu 2 kali setahun.

(32)

 Meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya gas Hidrogen Flourida di lingkungan kerja.

 Meningkatkan komunikasi antara pekerja dan perusahaan, agar terpenuhi hak dan kewajiban pekerja.

(33)

Referensi

 Triani, Nurul. Kesehatan dan keselamatan kerja dalam laboratorium. http://repository.ui.ac.id diakses pada 20 Oktober 2010.

Efendi Panjaitan, Syahrul. Potensi Hazard Kesehatan

Kerja di Laboratorium, Jakarta: Badan Penerbit Warta

Kesehatan Kerja. 2007.

Purwanto, Modul Pelatihan : Manajemen Resiko di

Tempat Kerja. Bogor : PT. ANTAM Tbk. 2006.

Smith, Ralph G. Industrial Toxicology : Fundamental of

Industrial Hygiene. Third Edition. United states of

(34)

Suma’mur. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.

Jakarta : Gunung Agung. 1996.

Nedved, Milos dan Soemanto. Dasar-dasar Keselamatan

Kerja Bidang Kimia dan Pengendalian Bahaya Besar, Jakarta

: ILO. 1991.

Hatchway GJ, Proctor NH, dkk. Kimia Bahaya Tempat Kerja. New York, 1991.

Petrucci. Ralph H. Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan

Modern, san Bernardino : California state university, 1987.

Grant, WM. Toksikologi Mata. IL: Charles C Thomas. Springfield, 1986.

RE Gosselin, RP Smith, Hodge HC. Toksikologi Klinis Produk

(35)

Kep 13 / MenLH / 1995 Tentang Emisi

 Kep 50 / MenLH / 10 / 1995 Tentang Udara Ambien  Kep 50 / MenLH / 01 / 1997 Tentang Udara

Lingkungan

(36)

Referensi

Dokumen terkait

Kategori resiko yang dominan dari nilai resiko pada potensi bahaya di area dalam laboratorium pada uji kualitas batubara adalah L atau low risk dan Moderate

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa semua informan menyatakan upaya keselamatan dalam rangka pengendalian bahaya di Central Gas Turbine Area adalah dengan melakukan

Berdasarkan identifikasi potensi bahaya dan analisa risiko yang telah dilakukan di area gas cleaning system dengan menggunakan metode HAZOPs, didapatkan bahwa 11

• Penggunaan napza jarum suntik merupakan cara yang paling effisien untuk penularan HIV. • Selain pengguna napza jarum suntik, pengguna napza jenis uppers dapat memberikan efek horny

Kemampuan dan pengetahuan yang tinggi tentang penggunaan pestisida, metode dan cara yang digunakan, serta efek terhadap pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

Tabel 6 Identifikasi Risiko di Area H-beam Aktivitas Potensi Bahaya Konsekuensi Pengendalian Yang Ada Pengangk atan dan pengangk utan material mengguna kan crane magnet

Potensi bahaya tersebut dapat dicegah dengan melakukan pengendalian berupa pengawasan dan pengecekan di area kolam, alat pelindung diri, dan memberikan informasi terkait risiko yang ada

CARA EVAKUASI KORBAN • Mengevakuasi pasien dari lokasi bencana/ musibah massal menuju area titik kumpul • Proses evakuasi dilakukan melalui tangga darurat dan ram • Untuk gedung