• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DOSEN TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA MANDARIN MAHASISWA TINGKAT 2 JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL BINA NUSANTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DOSEN TERHADAP KEMAMPUAN BERBAHASA MANDARIN MAHASISWA TINGKAT 2 JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL BINA NUSANTARA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN

DOSEN TERHADAP KEMAMPUAN

BERBAHASA MANDARIN MAHASISWA

TINGKAT 2 JURUSAN HUBUNGAN

INTERNASIONAL BINA NUSANTARA

Witri Eka Ratnasari, Teddy, Yi Ying

Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-5237630

[email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine the applied learning method lecturer in international relations student teaching in the classroom and kefeketifan methods, as well as provide an overview appropriate faculty in teaching students majoring in international relations. The results of this study indicate that: learning methods that faculty give to student Level 2 Department of International Relations Bina Nusantara University which training methods are in accordance with the students' ability to learn Mandarin. In addition, these methods have been effective. so that students feel an increase in the Mandarin language when compared to the ability of the students in the previous semester. Learning methods also provide appropriate faculty, lecturers have frequently used the Mandarin language teaching in the classroom and provide training to its students.

Keywords: Methods of Learning, Language Proficiency, Mandarin

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pembelajaran yang diterapkan dosen dalam mengajar mahasiswa jurusan hubungan internasional di kelas dan kefeketifan metode tersebut, serta memberikan gambaran pengajar yang sesuai dalam mengajar mahasiswa jurusan hubungan internasional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Metode pembelajaran yang dosen berikan kepada Mahasiswa tingkat 2 Jurusan Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara yaitu metode latihan sudah sesuai dengan kemampuan mahasiswa dalam belajar Bahasa Mandarin. Selain itu metode tersebut sudah efektif.sehingga mahasiswa merasa mengalami peningkatan dalam berbahasa Mandarin jika dibandingkan dengan kemampuan mahasiswa di semester sebelumnya. Metode pembelajaran yang dosen berikan juga sudah tepat, dosen sudah sering menggunakan Bahasa Mandarin dalam mengajar di kelas dan memberikan latihan kepada para mahasiswanya.

(2)

PENDAHULUAN

Pada zaman sekarang karena adanya globalisasi yang menuntut angkatan kerja yang berkualitas dan berpendidikan.Dalam masyarakat, lapangan pekerjaan terutama mereka yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang berlatarkan pendidikan yang memadai dan pengusaan dalam Bahasa. Sebaliknya, mereka yang kurang memiliki keterampilan dan pendidikan akan mengisi barisan pengangguran atau sebagian kelompok pekerja dengan gaji yang sangat minim. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti metode pembelajaran dosen terhadap kemampuan Bahasa Mandarin mahasiswa jurusan hubungan internasional tingkat 2 semester 4 Universitas Bina nusantara karena mereka sudah belajar Bahasa Mandarin selama 2 semester, tetapi pada saat di berikan test masih terdapat kekurangan dalam menyusun kalimat dan melengkapi kalimat. Hal ini mendorong penulis meneliti apa yang di ajarkan dosen saat mengajar diantaranya metode apa yang diterapkan dosen dalam mengajar mahasiswa jurusan hubungan internasional di kelas dan keefektifan dari metode tersebut, serta mencari tahu bagaimana metode pembelajaran dosen agar mahasiswa dapat menguasai Bahasa Mandarin.Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui metode pembelajaran yang diterapkan dosen dalam mengajar mahasiswa jurusan hubungan internasional di kelas, mengetahui kefeketifan metode pembelajaran yang diterapkan dosen dalam mengajar mahasiswa jurusan hubungan internasional di kelas terhadap kemampuan mereka dalam berbahasa Mandarin, serta memberikan gambaran pengajar yang sesuai dalam mengajar mahasiswa jurusan hubungan internasional.

METODE PENELITIAN

Penelitian tentang Pengaruh Metode Pembelajaran Dosen terhadap Peningkatan Minat Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Binus Dalam Belajar Bahasa Mandarin menggunakan metode penelitian Deskriptif Kuantitatif, dimana populasi dalam penelitian ini adalah data jumlah mahasiswa jurusan Hubungan Internasional di Universitas Bina Nusantara tingkat 2 semester 4 di kelas 04PA3, yaitu sebesar 28 orang ( data sampai bulan Juni 2014) dengan metode pengumpulan data Kuesioner. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif secara analitis yaitu mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta.

HASIL DAN BAHASAN

Untuk menganalisa antara pengaruh metode pembelajaran dosen terhadap kemampuan berbahasa Mandarin mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara,penulis menyebarkan kuesioner penelitan kepada 28 orang mahasiswa . Isi dari kuesioner penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan menilai adanya pengaruh metode pembelajaran dosen terhadap kemampuan berbahasa Mandarin mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara, mengetahui adanya penignkatan kemampuan berbahasa Mandarin dari masing-masing mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara, serta mencari tahu metode pembelajaran apa yang sesuai dengan mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara agar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Mandarin. Berdasarkan hasil analisis kuesioner, penulis merangkumnya sebagai berikut :

(3)

Tabel 1: Hasil Kuisioner

Berdasarkan kuisioner yang disebarkan kepada 28 % mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara dapat diketahui bahwa sebesar 64,29 % mahasiswa (18 orang) menyukai Bahasa Mandarin, sedangkan sebesar 35,71 % mahasiswa (10 orang) lainnya tidak menyukai Bahasa Mandarin. Hal ini menunjukan bahwa lebih dari 50 % mahasiswa menyukai Bahasa Mandarin. Dan dapat disimpulkan bahwa mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara menyukai Bahasa Mandarin. Hal tersebut sangat membantu dalam meningkatkan motivasi belajar mereka terhadap Bahasa Mandarin.

Banyak faktor yang mendukung mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara sehingga suka terhadap Bahasa Mandarin, diantaranya mereka merasa Bahasa Mandarin itu tidak sulit, lamanya mereka belajar Bahasa Mandarin, serta peran orang tua mereka yang bisa berbahasa Mandarin dan menggunakan Bahasa Mandarin sebagai bahasa percakapan sehari-hari. Diketahui sebesar 3,57 % mahasiswa (1 orang) mempunyai orang tua yang bisa berbahasa Mandarin, sedangkan 96,43 % mahasiswwa lainnya ( 27 orang) tidak mempunyai orang tua yang bisa berbahasa Mandarin. Dengan adanya orang tua yang bisa berbahasa Mandarin dapat mendukung rasa kesukaan mahasiswa terhadap Bahasa Mandarin. Apalagi, jika orang tua mereka menggunakan Bahasa Mandarin sebagai bahasa sehari-hari.

Sebagian besar mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara sudah mendapatkan pelajaran Bahasa Mandarin sejak semester 2, sedangkan sebagian lain sudah mendapatkan pelajaran Bahasa Mandarin sejak duduk di bangku sekolah. Mereka yang sudah lama mempelajari Bahasa Mandarin rata-rata lebih menyukai Bahasa Mandarin. Hal ini dikarenakan, mereka merasa sudah tidak asing lagi dengan Bahasa Mandarin, mereka sudah tahu dasar-dasar Bahasa Mandarin.

(4)

Disamping lamanya waktu belajar Bahasa Mandarin, peran orang tua para mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara pun juga mempengaruhi kesukaan mereka terhadap Bahasa Mandarin. Adanya peran orang tua yang mengajarkan dan mempraktikan Bahasa Mandarin dalam percakapan sehari-hari terhadap para mahasiswa membuat mereka terbiasa dan merasa mudah dalam belajar Bahasa Mandarin, sehingga mereka pun menyukainya.

Walupun sebagian besar para mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara menyukai Bahasa Mandarin, tetapi sebagian besar mereka merasa bahwa mempelajari Bahasa Mandarin itu sulit. Sebesar 89,29 % mahasiswa (25 orang) merasa Bahasa Mandarin itu sulit, sedangkan 10,71 % mahasiswa (3 orang) merasa Bahasa Mandarin itu mudah. Hal tersebut dikarenakan banyak dari mereka yang baru belajar Bahasa Mandarin hanya 1 tahun. Selain itu, mereka juga tidak mempraktikan Bahasa Mandarin dalam percakapan sehari-hari, sehingga mereka susah untuk mengaplikasikan Bahasa Mandarin.

Dari tabel 1 juga, penulis dapat melihat bahwa dari 28 mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara sebesar 35,71 % mahasiswa (10 orang) merasa terpaksa belajar Bahasa Mandarin, sedangkan 64,29 % mahasiswa lainnya (18 orang) tidak merasa terpaksa belajar Bahasa Mandarin. Lebih dari 50 % mahasiswa merasa tidak terpaksa dalam belajar Bahasa Mandarin, sehingga dapat di simpulkan bahwa sebagian besar dari mereka menyukai Bahasa Mandarin. Masing-masing mahasiswa memiliki alasan-alasan tersendiri mengapa mengambil matakuliah Bahasa Mandarin. Diantaranya ada yang menyukai Bahasa Mandarin, merasa Bahasa Mandarin itu penting dan dibutuhkan di dunia kerja, Bahasa Mandarin merupakan Bahasa Internasional.

Dalam Belajar Bahasa Mandarin ada dasar-dasar yang penting yang perlu diketahui dan di pelajari, diantaranya tata bahasa, nada dan lafal, kosakata, serta hanzi(kata). Berdasarkan data yang dari tabel 1 yang diperoleh dari hasil kuisioner, sebesar 28,57 % mahasiswa (8 orang) merasa tata bahasa yang dipelajari dalam pelajaran Bahasa Mandarin itu mudah, sedangkan 71,43 % mahasiswa lainnya (20 orang) merasa tata bahasa yang dipelajari dalam pelajaran Bahasa Mandarin itu sulit. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan sebagian besar mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara merasa mempelajari tata bahasa dalam Bahasa Manadarin itu sulit. Para mahasiwa merasa mempelajari tata bahasa dalam Bahasa Mandarin itu sulit dikarenakan tata bahasa dalam Bahasa Mandarin berbeda jauh dengan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia. Mereka perlu belajar banyak hal-hal baru tentang tata bahasa dalam Bahasa Mandarin yang sangat bertolak belakang dengan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia.

Dari segi nada dan lafal pun juga sama hal nya dengan mepelajari tata bahasa. Sebesar sebesar 35,71 % mahasiswa (10 orang) merasa nada dan lafal yang dipelajari dalam pelajaran Bahasa Mandarin itu mudah, sedangkan 64,29 % mahasiswa lainnya (18 orang) merasa nada dan lafal yang dipelajari dalam pelajaran Bahasa Mandarin itu sulit. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara merasa mempelajari nada dan lafal dalam Bahasa Mandarin itu sulit. Dalam belajar nada dan lafal, mereka kesulitan dalam membedakan nada-nada dan pengucapan kata-kata tertentu dalam Bahasa Mandarin yang hampir sama kata nya tetapi mempunyai beda arti dan nada.

Dari segi kosakata, sebagian besar mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara juga merasa kesulitan dalam mempelajari nya. Sebesar 39,29 % mahasiswa (11 orang) merasa kosa kata yang dipelajari dalam pelajaran Bahasa Mandarin itu mudah, sedangkan 60,71 % mahasiswa (17 orang) merasa kosa kata yang dipelajari dalam pelajaran Bahasa Mandarin itu sulit..

(5)

Dari segi kosakata mereka hanya butuh waktu untuk memperbanyak kosakata dan perbendaharaan kata-kata baru. Dimana hal tersebut harus di imbangi dengan kerajinan mereka dan usaha mereka untuk mengingat kosakata-kosakata yang ada.

Dilihat dari segi hanzi(kata) pun juga sama halnya. Sebagian besar mahasiswa merasa mempelajari hanzi(kata) adalah hal yang sulit. Sebesar 10,71 % mahasiswa ( 3 orang) merasa hanzi(kata) yang dipelajari dalam pelajaran Bahasa Mandarin itu mudah, sedangkan 89,29 % mahasiswa ( 25 orang) merasa hanzi(kata) yang dipelajari dalam pelajaran Bahasa Mandarin itu sulit. Dari hasil kuisioner yang dibagikan kepada mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara yang terdapat di tabel 1, dapat disimpulkan bahwa diiantara mempelajari tata bahasa, nada dan lafal, kosakata, hanzi(kata), sebagian besar mahasiswa merasa mempelajari hanzi (kata) dalam Bahasa Mandarin itu adalah hal yang paling sulit dibandingkan belajar yang lainnya dikarenakan hanzi bukan merupakan penulisan berupa abjad 26 huruf(abcde) pada umumnya. Tetapi merupakan penulisan khusus untuk berbagai macam kata.

Namun di samping itu semua, seluruh mahasiswa ( 100 % ) merasa bahwa baik tata bahasa, nada dan lafal, kosakata, serta hanzi(kata) dalam Bahasa Mandarin itu sangat lah penting untuk mempelajarinya.

Seluruh mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara menganggap cara dosen mengajar itu sangatlah penting dalam mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Keefektifan pengajaran tergantung pada cara dosen mengajar. Sebagian besar dari Mereka merasa bila di tiap semester bergaanti dosen, maka akan mengurangi keefektifan dalam proses pengajaran. Dari data di tabel 1 dapat penulis lihat bahwa seluruh mahasiswa merasa cara mengajar dosen sangat penting dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu, sebesar 42,86 % (12 orang) merasa belajar Bahasa Mandarin bisa efektif jika setiap semester di ajarkan oleh deosen yang berbeda, sedangkan 57,14 % mahasiswa lainnya (16 orang) merasa bahwa belajar Bahasa Mandarin tidak bisa efektif jika setiap semester di ajarkan oleh deosen yang berbeda. Hal ini dikarenakan mereka harus beradaptasi lagi dengan cara mengajra dosen yang baru, sehingga membutuhkan proses lagi untuk memahami dan mengerti maksud dari pengajaran yang diajarkan dosen. Sedangkan yang merasa bahwa belajar Bahasa Mandarin bisa efektif jika setiap semester di ajarkan oleh deosen yang berbeda dikarenakan mereka merasa dapat menambah ilmu serta wawasan mereka dari setiap dosen yang berbeda.

Dari tabel 1 penulis juga dapat mengetahui bahwa sebagian mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara merasa dosen sudah mengajarkan tata bahasa, nada dan lafal, kosakata, dan hanzi ketika proses mengajar. Sebesar 89,29 % mahasiswa ( 25 orang) merasa dosen sudah mengajarkan tata bahasa, nada dan lafal ketika proses mengajar, sedangkan 10,71 % mahasiswa lainnya (3 orang) tidak merasa dosen sudah mengajarkan tata bahasa, nada dan lafal ketika proses mengajar. Sebesar 71,43 % mahasiswa ( 20 orang) juga merasa bahwa dosen pun sudah berbahasa Mandarin di dalam kelas dalam mengajar mahasiswanya, sedangkan 28,57 % mahasiswa laiinya( 8 orang) tidak merasa bahwa dosen sudah berbahasa Mandarin di dalam kelas dalam mengajar mahasiswanya.

Berdasarkan kuisioner yang disebarkan kepada 28 mahasiswa dapat diketahui bahwa 100 % responden merasa dosen sering memberikan latihan di kelas dengan demikian berarti dosen telah menerapkan metode latihan selama pengajaran Bahasa Mandarin di kelas. Berarti dosen sudah menyadari bahwa metode latihan sangat efektif dalam belajar dan menguasai bahasa asing.

(6)

Mengenai latihan di luar kelas, 78,57 % mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara merasa dosen sering memberikan latihan di luar kelas. Dengan demikian dosen sudah menyadari bawa latihan di luar kelas juga penting.

Latihan yang praktis dan mudah dilakukan, serta teratur melaksanakannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan ketrampilan itu, bahkan mungkin siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna. Hal ini menunjang mahasiswa berprestasi dalam bidang tertentu dan meningkatkan kemampuan mereka. Metode latihan yang diterepkan adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali untuk mendapatkan ketrampilan dan ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu diharapkan agar pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari itu menjadi permanen, mantap dan dapat dipergunakan setiap saat oleh orang yang bersangkutan. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan. Metode ini diakui banyak mempunyai kelebihan. Dari segi pelaksanaannya siswa terlebih dahulu dibekali dengan pengetahuan secara teori secukupnya. Kemudian dengan tetap dibimbing oleh dosen, mahasiswa disuruh mempraktikannya sehingga menjadi mahir dan terampil. Dalam strategi belajar mengajar teknik metode latihan ini biasanya dipergunakan untuk tujuan agar mahasiswa:

1) Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafal kosakata dan hanzi, mendengar, menulis hanzi.

2) Mengembangkan kecakapan intelek dalam menggunakan nada dan lafal.

Dengan adanya metode latihan yang di terapkan dosen, sebanyak 71,43 % responden merasa setiap latihan-latihan yang diberikan dosen sangat efektif dalam belajar Bahasa Mandarin. Mereka bisa menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik bagi mahasiswa untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, dan keterampilan dalam menulis, mendengar, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan Bahasa Mandarin dengan baik.

Meskipun dosen sering memberikan latihan baik di dalam maupun di luar kelas, akan tetapi nilai mahasiswa terutama di bagian melengkapi kalimat masih sangat kurang.

Berikut ini adalah tabel nilai mahasiswa dalam melengkapi kalimat : Tabel 2 Nilai Mahasiswa

No. IPS GPA

Tes awal

Nilai Nada Tata Bahasa Melengkapi

kalimat 20(soal : 20) 50(soal :10) 30(soal :6)

Benar Benar Benar

1 3.2 3 16 4 1 42 2 4 3.9 16 9 6 91 3 3.1 3.35 20 9 5 90 4 4 4 13 10 6 93 5 2 2.6 14 2 0 24 6 2.6 2.4 19 8 6 89 7 4 4 19 8 6 89 8 1 2.23 11 9 0 56 9 1.8 2.28 13 2 0 23 10 0 1 10 0 0 10

(7)

11 2.4 2.45 5 2 0 15 12 3.5 3.4 14 2 0 24 13 2.5 2.5 11 0 6 41 14 3.7 3.6 16 8 6 86 15 3.6 3.55 15 1 0 20 16 2 2.22 13 6 1 49 17 3 2.7 14 0 0 14 18 3 2.53 10 0 0 10 19 2.5 2.78 10 2 0 20 20 3.6 3.8 15 8 6 85 21 3 3.11 16 4 0 36 22 2.5 2.4 14 3 0 29 23 3.3 3.26 16 0 0 16 24 2.3 2.25 13 4 0 33 25 2.4 2.5 15 3 0 30 26 2 2.6 8 5 0 33 27 3 2.9 14 6 1 56 28 2.4 2.55 14 6 1 56 Tabel 3 Nada

Soal yang benar Jumlah orang 0-7 1 8-14 17 15-20 10 Tabel 4 Tata Bahasa Soal yang benar Jumlah orang

0-6 21 7-8 3 9-10 4

Tabel 5 Melangkapi Kalimat Soal yang benar Jumlah orang

0-3 21 4-5 1

6 6

Tabel 2 diatas merupakan tabel yang berisi nilai-nilai mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara pada saat test awal memasuki semester 4 tingkat 2. Dari tabel 2 penulis dapat melihat hasil nilai-nilai mahasiswa tersebut dilihat dari penilaian akan nada, tata bahasa, dan melengkapi kalimat dalam berbahasa Mandarin. Dari hasil data yang diperoleh mengenai

(8)

penilaian akan nada dalam Bahasa Mandarin, sebesar 3,58 % mahasiswa ( 1 orang) bisa menjawab soal yang di berikan dengan benar sekitar 0 sampai 7 pertanyaan. Sebesar 60,71 % mahasiwa ( 17 orang) bisa menjawab soal yang di berikan dengan benar sekitar 8 sampai 14 pertanyaan. Sedangkan sisanya sekitar 35,71 % mahasiswa (10 orang) bisa menjawab soal yang di berikan dengan benar sekitar 15 sampai 20 pertanyaan. Hal ini dapat di lihat dari tabel 3. Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara sudah cukup mengerti mengenai nada di dalam Bahasa Mandarin, walaupaun masih ada mahasiswa tertentu yang masih kurang dalam mempelajari nada tersebut.

Dari tabel 4 penulis dapat melihat hasil data yang diperoleh mengenai penilaian akan tata bahasa dalam Bahasa Mandarin, sebesar 75 % mahasiswa ( 21 orang) bisa menjawab soal yang diberikan dengan benar sekitar 0 sampai 6 pertanyaan. Sebesar 10,71 % mahasiwa ( 3 orang) bisa menjawab soal yang di berikan dengan benar sekitar 7 sampai 8 pertanyaan. Sedangkan sisanya sekitar 14,29 % mahasiswa (4 orang) bisa menjawab soal yang di berikan dengan benar sekitar 9 sampai 10 pertanyaan. Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara masih sangat kurang dalam mengerti dan memahami tata bahasa di dalam Bahasa Mandarin, walaupaun masih ada mahasiswa tertentu yang sudah paham dalam mempelajari dan mengerti tata bahasa tersebut.

Dari tabel 5 penulis dapat melihat hasil data yang diperoleh mengenai penilaian melengkapi kalimat dalam Bahasa Mandarin, sebesar 75 % mahasiswa ( 21 orang) bisa menjawab soal yang diberikan dengan benar sekitar 0 sampai 3 pertanyaan. Sebesar 3,58 % mahasiwa ( 1 orang) bisa menjawab soal yang di berikan dengan benar sekitar 4 sampai 5 pertanyaan. Sedangkan sisanya sekitar 21.42 % mahasiswa (6 orang) bisa menjawab soal yang di berikan dengan benar seluruh pertanyaan yang ada. Dari hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa jurusan Hubungan Internasional tingkat 2 Universitas Bina Nusantara masih sangat kurang dalam melengkapi kalimat di dalam Bahasa Mandarin. Padahal kalimat yang digunakan pada pertanyan tersebut merupakan kalimat sederhana atau yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun begitu, masih ada mahasiswa tertentu yang sudah mengerti dan paham maksud dari pertanyaan yang di berikan. Dari hal tersebut bisa dilihat bahwa mahasiswa tidak bisa menjawab pertanyaan dikarenakan sebagian mahasiswa belum menguasai kosakata dengan baik sehingga perbendaharaan kosakata mereka kurang dan tidak bisa mengartikan serta mendefinisikan maksud dari suatu pertanyaan dengan baik.

Dari tabel 2 juga, penulis dapat melihat kurangnya nilai mahasiswa disebabkan karena jumlah pertemuan yang kurang karena dalam seminggu hanya 100 menit atau hanya 1 kali pertemuan saja. Sebanyak 75 % responden merasa belajar Bahasa Mandarin sebaiknya lebih dari 1 kali dalam seminggu. Hal ini di karenakan banyak dari mereka yang masih kurang paham dan mengerti, serta masih mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan materi yang telah di ajarkan dosen. Hal ini bisa dilihat dari hasil kuesioner ke mahasiswa yang merasa belajar berbahasa Mandarin itu sulit seperti dalam 71,43 % responden merasa tata bahasa merasa sulit, 64,29 % responden merasa nada dan lafal sulit, 60,71 % responden kosa kata merasa sulit, 89,29 % responden hanzi(kata) yang mereka rasakan mengalami kesulitan.Selain itu, dalam hal pengaplikasian atau praktek diluar kelas juga masih sulit di lakukan dikarenakan lingkungan dari masing-masing mahasiswa yang berbeda dan sebagian besar lingkungan sekitar mereka kurang mendukung, diantaranya orang-orang sekitar mereka tidak bisa berbahasa Mandarin. Banyak hal perlu di pelajari oleh mahasiswa dari dosen. Oleh karena itu, sebagian besar mahasiswa merasa bahwa waktu 100 menit atau hanya 1 kali seminggu pertemuan untuk belajar Bahasa Mandarin dengan dosen sangatlah kurang dan di luar itu mereka juga merasa lingkungan

(9)

yang kurang mendukung seperti orang tua atau orang terdekat mereka yang tidak bisa berbahasa Mandarin.

Walaupun mahasiswa masih merasa kurang karena dalam seminggu hanya 100 menit atau hanya 1 kali pertemuan saja untuk belajar Bahasa Mandarin dengan dosen, tetapi sebanyak 85,71 % responden merasa kemampuan berbahasa Mandarin mereka mengalami peningkatan di semester 4 ini. Hal ini dikarenakan sering nya latihan-latihan yang diberikan oleh dosen baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Selain itu, dosen juga sering berbahasa Mandarin selama mengajar di kelas. Sebanyak 71,43 % responden sering berbahasa Mandarin selama mengajar di kelas. Hal ini melatih dan membantu penambahan kosakata, peningkatan pengucapan nada dan lafal yang benar, serta dapat berguna untuk peningkatan dari segi tata bahasa dan percakapan mereka dalam belajar Bahasa Mandarin.

SIMPULAN DAN SARAN

Metode pembelajaran yang dosen berikan kepada Mahasiswa tingkat 2 Jurusan Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara yaitu metode latihan sudah sesuai dengan kemampuan mahasiswa dalam belajar Bahasa Mandarin dan sudah efektif. Para mahasiswa merasa mengalami peningkatan dalam berbahasa Mandarin jika dibandingkan dengan kemampuan mahasiswa di semester sebelumnya. Metode pembelajaran yang dosen berikan sudah tepat, dosen sudah sering menggunakan Bahasa Mandarin dalam mengajar di kelas dan memberikan latihan kepada para mahasiswa nya baik di dalam maupun di luar kelas seminggu. Penulis menyarankan agar dosen memaksimalkan waktu yang ada ketika mengajar Bahasa Mandarin di dalam kelas dikarenakan hanya 1 kali pertemuan saja dalam seminggu. Dengan demikian, peningkatan kemampuan belajar mahasiswa bisa lebih terlihat. Agar dosen memikirkan strategi lain dan bisa memilih secara tepat metode pembelajaran apa yang akan digunakan sebelum proses belajar mengajar di mulai.

REFERENSI

刘德联. 2006.《汉语口语常用句式例解》北京大学出版社. 刘德联. 2006.《汉语口语常用句式例解》北京大学出版社. 吴中伟. 2006.《当代中文》话语教学出版社. 何慕. 2006.《汉语口语常用句式例解》北京大学出版社. 陆俭明、王理嘉、符淮青. 2000.《现代汉语》北京:商务印书馆出版社. 刘绚. 2002《汉语作为第二语言教学简论》,北京语言文化大学出版社.

Sudjana, Nana.1996 Cara belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Marwati Djoenoed Poesponegoro & Nugroho Notosusanto. 1993. Sejarah Nasional Indonesia II. Cetakan ke-4. Jakarta : Balai Pustaka.

Soetopo.1993.Pengembangan kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara.

Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

(10)

Warsito, H. 1992 . "Pengantar Metodologi Penelitian." PT Gramedia Pustaka Hartono. 2002. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: LSFK2 dan Pustaka Pelajar.

Tarigan, H.G. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.

Sagala, S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Surabaya: Alfabeta

Depdikbud. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Keraf, Gorys. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Widiasatya.

Scurfield Elizabeth & Lian Yi Song.. 2000. Belajar Mandiri Bahasa Mandarin untuk Pemula. Jakarta : Gramedia

Djiwando, M. S. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung : ITB Bandung

RIWAYAT PENULIS

Witri Eka Ratnasari lahir di kota Kebumen pada tanggal 24 April 1991. Penulis menamatkan

pendidikan SMA di SMA Charitas pada tahun 2008.Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang sastra pada tahun 2014.

Teddy Yoseph lahir di kota Jakarta pada tanggal 2 Setember 1984. Penulis menamatkan pendidikan

SMA di SMA Kristen Yusuf pada tahun 2005.Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang sastra pada tahun 2014.

Yi Ying,S.S.,M.Lit.,M.Pd, lahir di kota Ketapang 28 November 1975 Menamatkan pendidikan S2 di

Universitas Xiamen jurusan Linguistics and Applied Linguistics dan Manajemen/Administrasi Pendidikan di Universitas Kristen Indonesia, UKI, Jakarta.

Gambar

Tabel 1: Hasil Kuisioner
Tabel 2 Nilai Mahasiswa
Tabel 4 Tata Bahasa  Soal yang benar  Jumlah orang

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut = (1) tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara : (1) persepsi mahasiswa tentang metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara: 1) ketepatan penggunaan metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, 2) motivasi belajar

Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut = (1) tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara: 1) ketepatan penggunaan metode mengajar dosen dengan prestasi belajar mahasiswa, 2) motivasi belajar