• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. produsen dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari telepon pintar berharga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. produsen dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari telepon pintar berharga"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai macam telepon pintar semakin sering diperkenalkan oleh produsen dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari telepon pintar berharga murah hingga telepon pintar premium berharga tinggi yang menargetkan berbagai macam segmen pasar. Telepon pintar didefinisikan oleh Suki (2013) sebagai kombinasi dari personal digital assistant (PDA) dan telepon genggam yang menggunakan sistem operasi tingkat tinggi sehingga memungkinkan pengguna untuk memasang aplikasi baru, tetap terhubung ke internet dan melakukan berbagai macam fungsionalitas pada telepon pintar.

Sejalan dengan perkembangan layanan internet pada perangkat bergerak, semakin banyak konsumen yang mengadopsi telepon pintar sebagai perangkat komunikasi utama mereka (Hsiao, 2013). Menurut Smura et al. (2009) sebagai tambahan dari berbagai macam layanan berbasis internet yang telah ada dalam telepon pintar, ketersediaan sensor dan bahasa pemrograman yang terbuka memungkinkan adanya layanan yang sepenuhnya baru yang dapat diterapkan pada telepon pintar, misalnya layanan yang memanfaatkan informasi berbasis lokasi. Dengan penambahan fitur dan layanan tersebut, konsumen saat ini menganggap bahwa telepon pintar tidak hanya sebagai perangkat untuk menelepon dan mengirim pesan singkat, akan tetapi sebagai perangkat multiguna untuk bermain game, bersosialisasi serta mengunduh aplikasi,

(2)

2 sehingga menyebabkan perubahan yang radikal pada pola perilaku konsumen (Shin, 2012).

Telepon pintar telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat di negara maju dan sebagian besar membawanya setiap waktu (Smura et al., 2009). Menurut lembaga penelitian Gartner (2013), penjualan telepon pintar di dunia pada kuartal ketiga tahun 2013 mencapai 250,2 juta unit, meningkat 45,8 persen dari periode yang sama tahun 2012. Jumlah penjualan tersebut bahkan telah melampaui penjualan feature phone yang terjual sebanyak 174,4 juta unit pada kuartal ketiga tahun 2013.

Sedangkan lembaga penelitian Gfk (2013) mencatat pada tiga kuarter pertama tahun 2013 konsumen dari Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Vietnam, Kamboja dan Filipina telah menghabiskan 10,8 milyar dolar Amerika untuk membeli 41,5 juta unit telepon pintar. Diantara tujuh pasar yang disurvei, Indonesia memiliki nilai dan jumlah penjualan paling besar. Sejak bulan Januari hingga September 2013, konsumen di Indonesia telah membeli 14,8 juta unit telepon pintar dengan total nilai lebih dari 3,33 milyar dolar Amerika.

Pertumbuhan telepon pintar di Indonesia diproyeksikan terus berkembang hingga 39,8% penduduk Indonesia akan menggunakan telepon pintar pada tahun 2017 seperti yang tertera pada Tabel 1.1. Pengguna telepon pintar di Indonesia yang terus bertumbuh menunjukkan bahwa telepon pintar telah menjadi perangkat bergerak yang populer selama beberapa tahun terakhir di Indonesia.

(3)

3 Tabel 1.1

Proyeksi Penetrasi Telepon Pintar di Indonesia, 2011-2017

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Pengguna telepon pintar (dalam juta) 11,7 26,3 41,6 61,2 74,8 89,8 103,6 Persentase perubahan 174% 123,7% 58,4% 47,2% 22,1% 20,2% 15,3% Persentase dari populasi 4,8% 10,6% 16,6% 24,1% 29,2% 34,8% 39,8% Sumber: emarketer, Mei 2013

Pengguna telepon pintar di Indonesia semakin bertambah akan tetapi inovasi dalam telepon pintar terjadi perlambatan. Menurut Hamblen (2014), selama satu tahun terakhir terjadi perlambatan yang nyata dalam inovasi telepon pintar baru. Hamblen (2014) mengutip IDC yang menyebutkan:

“It has been widely acknowledged that the pace of innovation on smartphones has slowed down, even reached plateau. Indeed, many of the new innovations launched in 2013 appeared to be incremental improvements on a theme, and it was questionable whether many of them would have lasting value.”

Sebagai contoh, Kovach (2014) dalam artikelnya yang dimuat di CNN mengatakan bahwa, ulasan-ulasan tentang telepon pintar terbaru seperti HTC One dan Samsung Galaxy S5 memiliki tema yang serupa yaitu keduanya merupakan perangkat yang luar biasa, akan tetapi keduanya tidak memiliki

(4)

4 inovasi yang menonjol yang dapat membuat telepon pintar tersebut layak sebagai pengganti telepon pintar yang telah dimiliki saat ini. Padahal menurut Hamblen (2014), produsen telepon pintar mengharapkan konsumen untuk mengganti telepon pintar mereka setiap dua tahun sekali.

Oleh karena permasalahan tersebut, mempelajari dan memahami faktor kunci yang menyebabkan adopsi telepon pintar menjadi hal yang penting untuk meningkatkan nilai produk serta strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Selain itu, memahami adopsi konsumen pada teknologi baru merupakan hal yang penting dalam menentukan kebutuhan konsumen karena dapat mengurangi resiko bisnis (Gilbert dan Han, 2005).

Lu et al. (2003) menyebutkan bahwa sikap telah lama diidentifikasi sebagai penyebab dari niat, merujuk pada fenomena melambatnya inovasi dalam telepon pintar, mempelajari dan memahami sikap terhadap penggunaan telepon menjadi penting. Menurut Tsai dan Ho (2013) selama lebih dari 20 tahun terakhir para peneliti telah berusaha untuk menyelidiki faktor-faktor apa saja yang secara signifikan mempengaruhi sikap pengguna terhadap penggunaan teknologi informasi. Untuk mempelajari adopsi teknologi informasi, Tsai dan Ho (2013) mengungkapkan bahwa model yang paling banyak digunakan saat ini adalah technology acceptance model (TAM). Berdasarkan teori TAM, perceived ease of use dan perceived usefulness adalah dua determinan dari sikap terhadap penggunaan teknologi informasi (Tsai dan Ho, 2013). Karahanna et al. (1999) juga menyebutkan bahwa sikap mengadopsi teknologi informasi terbentuk dari kepercayaan menonjol individu

(5)

5 terhadap konsekuensi dari mengadopsi teknologi informasi dan evaluasi dari konsekuensi tersebut.

Selain kedua determinan tersebut, Karahanna et al. (1999), Park dan Chen (2007), serta Tsai dan Ho (2013) menyebutkan bahwa karakteristik inovasi dalam innovation diffusion theory juga dapat mempengaruhi sikap individu dalam mengadopsi inovasi teknologi.

Maka dari itu, mengingat jumlah pengguna telepon pintar yang besar di Indonesia, peneliti ingin mengetahui apakah affordance-based belief dan innovation diffusion theory-based belief mempengaruhi sikap terhadap penggunaan telepon pintar oleh masyarakat Indonesia.

Selain itu, masih sedikit artikel yang melaporkan penelitian tentang sikap terhadap penggunaan telepon pintar dari sudut pandang affordance-based belief dan innovation diffusion theory-based belief. Penelitian dengan topik tersebut sebelumnya telah dilakukan oleh Park dan Chen (2007) dan Tsai dan Ho (2013) di Taiwan. Namun, penelitian serupa belum pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan menggunakan model yang sama dengan penelitian oleh Tsai dan Ho (2013) diharapkan dapat menguji robustness dari model yang diusulkan oleh Tsai dan Ho (2013) karena dilakukan di Negara yang berbeda dan dengan perbedaan budaya di masyarakat.

(6)

6 1.2 Rumusan Masalah

Peningkatan penggunaan telepon pintar di Indonesia terus meningkat namun inovasi dalam telepon pintar melambat, sehingga menjadikan pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terhadap penggunaan telepon pintar menjadi penting. Penelitian sebelumnya tentang sikap terhadap penggunaan telepon pintar telah dilakukan oleh Tsai dan Ho (2013) dan Park dan Chen (2007). Namun, penelitian serupa belum pernah dilakukan di Indonesia sehingga belum diketahui secara pasti apakah variabel-variabel dalam affordance-based belief dan innovation diffusion theory-based belief memiliki pengaruh pada sikap terhadap penggunaan telepon pintar di Indonesia.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah keberagaman dalam antarmuka telepon pintar berpengaruh positif pada perceived usefulness dalam penggunaan telepon pintar? 2. Apakah keberagaman dalam antarmuka telepon pintar berpengaruh

positif pada perceived ease of use dalam penggunaan telepon pintar? 3. Apakah intuisi dalam desain antarmuka telepon pintar berpengaruh

positif pada perceived usefulness dalam penggunaan telepon pintar? 4. Apakah intuisi dalam desain antarmuka telepon pintar berpengaruh

(7)

7 5. Apakah kesesuaian teknologi inovatif telepon pintar berpengaruh positif

pada sikap terhadap penggunaan telepon pintar?

6. Apakah keunggulan relatif teknologi inovatif telepon pintar berpengaruh positif pada sikap terhadap penggunaan telepon pintar?

7. Apakah trialability dari teknologi inovatif telepon pintar berpengaruh positif pada sikap terhadap penggunaan telepon pintar?

8. Apakah observability teknologi inovatif telepon pintar berpengaruh positif pada sikap terhadap penggunaan telepon pintar?

9. Apakah perceived ease of use telepon pintar berpengaruh positif pada perceived usefulness telepon pintar?

10. Apakah perceived ease of use telepon pintar berpengaruh positif pada sikap terhadap penggunaan telepon pintar?

11. Apakah perceived usefulness telepon pintar berpengaruh positif pada sikap terhadap penggunaan telepon pintar?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah variabel-variabel dalam affordance-based belief dan innovation diffusion theory-based belief memiliki pengaruh pada sikap terhadap penggunaan telepon pintar di Indonesia. Replikasi dari penelitian oleh Tsai dan Ho (2013) dilakukan dengan tujuan untuk menguji robustness dari model yang diusulkan oleh Tsai dan Ho (2013) melalui penelitian di negara yang berbeda yaitu Indonesia.

(8)

8 1.5 Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tsai dan Ho (2013) dengan judul “Does Design Matter? Affordance Perspective on Smartphone Usage.” Penelitian ini menggunakan model yang sama seperti yang digunakan oleh Tsai dan Ho (2013).

Objek penelitian dari penelitian ini adalah telepon pintar yang beredar di Indonesia. Lokasi penelitian dilakukan di Indonesia dan rentang waktu penelitian ini bersifat cross sectional yaitu data hanya diambil dalam satu kali penelitian dengan rentang waktu selama dua minggu.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada perusahaan-perusahaan produsen telepon pintar karena dapat menjadi salah satu masukan dan evaluasi dalam melakukan desain produk yang dapat menarik perhatian konsumen.

Bagi pemasar, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan evaluasi tentang perilaku konsumen telepon pintar di Indonesia. Sehingga pemasar dapat mengembangkan strategi pemasaran berdasarkan informasi yang dapat diperoleh dari penelitian ini.

Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan dapat menambah pengetahuan peneliti dalam perilaku konsumen, pada khususnya tentang teori-teori dalam adopsi teknologi informasi dalam penelitian yaitu: affordance based belief, innovation diffusion theory dan technology acceptance model sehingga dapat

(9)

9 menjadi landasan untuk mengeksplorasi lebih lanjut lagi tentang fenomena dalam perilaku konsumen melalui penelitian di masa mendatang.

1.7 Kerangka Penulisan

Bagian-bagian dalam laporan penelitian ini mengadaptasi kaidah penyajian laporan teknis menurut Dharmmesta (1997) sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab pendahuluan; terdapat latar belakang, pernyataan masalah, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian serta kerangka penulisan.

BAB II : Tinjauan Literatur dan Hipotesis

Dalam bab tinjauan literatur dan hipotesis; terdapat deskripsi, evaluasi dan sintesis serta hipotesis.

BAB III : Metode Penelitian

Dalam bab metode penelitian; terdapat disain penelitian, instrumen penelitian, pra-uji, dan prosedur analisis.

BAB IV : Temuan dan Pembahasan

Dalam bab temuan dan pembahasan, terdapat hasil temuan penelitian beserta pembahasannya.

BAB V : Simpulan dan Saran

Dalam bab simpulan dan saran, terdapat kesimpulan dan saran penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan (1) citra Landsat 8 dan SIG menghasilkan tingkat ketelitian tertinggi 99,94% pada Qp, (2) C DAS Bogowonto tinggi dan Qp sebesar 1123,522 m 3 /detik,

Berdasarkan hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa nilai konduktivitas listrik film tipis meningkat seiring dengan kenaikan intensitas cahaya sebaliknya nilai

Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta

Sedangkan yang dimaksud tanggung jawab sosial perusahaan berdasarkan Pasal 15 huruf (b) Undang-undang nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanam Modal adalah tanggung

Buy on Weakness : Harga berpotensi melemah namun ada diperkirakan akan rebound dalam waktu dekat Trading Buy : Harga diperkirakan bergerak fluktuatif dengan

Tesis yang berjudul "Dukungan Diri, Keluarga dan Masyarakat Serta Pengaruhnya Terhadap Pemulihan Penyakit Jantung Koroner (PJK) Bagi Pasien Pria R.S..

Dapat disimpulkan dari hasil penelitian bahwa pemberian ekstrak daun pepaya pada level 9 ml (P5) dalam campuran air minum ayam arab jantan periode starter telah memberikan

Langkah-langkah dalam pelaksanaan supervisi akademik, penulis melakukan tahapan sebagai berikut: 1) Penulis menyiapkan instrumen supervisi akademik tentang pelaksanaan