• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

BUPATI NGAWI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2012

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2005-2025

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembagunan Nasional, Pasal 150 ayat (3) huruf e Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 75 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2005 – 2025.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam

Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Berita Negara Nomor 9);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

(3)

2

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana diubah beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

12. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan atas

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

(4)

3

15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

(5)

4

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007

tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 Nomor 1);

29. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2007 Nomor 07).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NGAWI dan

BUPATI NGAWI MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2005-2025

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Ngawi;

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Ngawi; 3. Bupati adalah Bupati Ngawi;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut dengan DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Ngawi;

(6)

5

5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Bappeda adalah unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah Kabupaten Ngawi;

6. Sistem Perencanaan Pembangunan adalah kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah;

7. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu;

8. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi yang selanjutnya disebut RTRW Kabupaten Ngawi adalah rencana umum tata ruang yang berfungsi sebagai kebijakan tata ruang pembangunan daerah;

9. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang selanjutnya disebut RPJP Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2025;

10. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2005-2025 yang selanjutnya disingkat RPJPD Kabupaten Ngawi adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025;

11. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang selanjutnya disebut RPJMD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun;

12. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi, yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan pembangunan untuk periode 1 (satu) tahun;

13. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan;

14. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi;

15. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah untuk mencapai tujuan;

16. Arah kebijakan adalah pedoman dan gambaran dari pelaksanaan hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan bidang, urusan pemerintahan daerah yang dapat terukur;

17. Sasaran adalah target atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan;

18. Indikator pencapaian adalah alat ukur berupa statistik yang dapat menunjukan perbandingan, kecenderungan atau perkembangan.

(7)

6 BAB II

PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pasal 2

(1) Kebijakan Pembangunan jangka panjang Daerah Kabupaten Ngawi periode Tahun 2005-2025 dilaksanakan sesuai dengan arahan RPJP Daerah Kabupaten Ngawi Tahun 2005-2025;

(2) Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Daerah dilaksanakan melalui pelaksanaan Tahapan RPJM Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagaimana tersebut dalam lampiran yang merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasal 3

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan 20 (dua puluh) tahun ke depan, yaitu sejak tahun 2005 sampai tahun 2025 dalam bentuk visi, misi dan arah kebijakan pembangunan.

Pasal 4

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Ngawi mengacu pada RPJP Nasional dan RPJP Daerah Provinsi Jawa Timur.

Pasal 5

Sistimatika RPJP Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN

Pasal 6

(1) Dokumen RPJP Daerah tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian penting dari Peraturan Daerah ini;

(2) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pedoman dalam penyusunan RPJM Daerah yang memuat visi, misi, dan program Bupati;

(3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) selanjutnya dijabarkan dalam RKPD;

(4) Rencana Kerja Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan sebagai pedoman untuk menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(8)

7 BAB III

PENGENDALIAN DAN EVALUASI Pasal 7

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJP Daerah;

(2) Pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam rencana pembangunan yang dilakukan melalui kegiatan pemantauan dan pengawasan;

(3) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 8

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ngawi.

Ditetapkan di Ngawi pada tanggal BUPATI NGAWI, BUDI SULISTYONO Diundangkan di Ngawi pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NGAWI,

MAS AGOES NIRBITO MOENASI WASONO

(9)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 i

DAFTAR ISI

Halaman Daftar Isi ... i

Daftar Tabel ... iii Daftar Gambar ... v

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... BAB I – 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan ... BAB I – 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen ... BAB I – 4 1.4 Sistematika Penulisan ... BAB I – 10 1.5 Maksud dan Tujuan ... BAB I – 11

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1 ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI ... BAB II – 1 2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah ... BAB II – 1 2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah ... BAB II – 5 2.1.3 Wilayah Rawan Bencana ... BAB II – 6 2.1.4 Demografi ... BAB II – 6 2.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ... BAB II – 9 2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ... BAB II – 9 2.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat ... BAB II – 16 2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga ... BAB II – 17 2.3 ASPEK PELAYANAN UMUM ... BAB II – 18 2.3.1 Layanan Umum Urusan Wajib ... BAB II – 18 2.3.2 Layanan Umum Urusan Pilihan ... BAB II – 37 2.4 ASPEK DAYA SAING DAERAH ... BAB II – 42 2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah ... BAB II – 42 2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur ... BAB II – 42 2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi ... BAB II – 43 2.4.4 Fokus Sumberdaya Manusia ... BAB II – 43

(10)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 ii 3.1 Permasalahan Pembangunan Daerah ... BAB III – 1 3.2 Isu Strategis ... BAB III – 14

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH

4.1 Visi ... BAB IV – 1 4.2 Misi ... BAB IV – 3 4.3 Tujuan ... BAB IV – 5 4.4 Sasaran ... BAB IV – 7

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

5.1 Sasaran Pembangunan Jangka Panjang ... BAB V – 1 5.2 Arah Pembangunan Daerah ... BAB V – 11

5.2.1 Arah Pembangunan Daerah Tahun 2005-2009 ... BAB V – 11 5.2.2 Arah Pembangunan Daerah Tahun 2010-2014 ... BAB V – 11 5.2.3 Arah Pembangunan Daerah Tahun 2015-2019 ... BAB V – 12 5.2.4 Arah Pembangunan Daerah Tahun 2020-2024 ... BAB V – 13 5.3. Sasaran Pokok ... BAB V – 13 5.3.1 Arah Pembangunan Tahun 2005-2009 ... BAB V – 13 5.3.2 Arah Pembangunan Tahun 2010-2014 ... BAB V – 23 5.3.3 Arah Pembangunan Tahun 2015-2019 ... BAB V – 32 5.3.4 Arah Pembangunan Tahun 2020-2024 ... BAB V – 42

BAB VI KAIDAH PELAKSANAAN

6.1 Kaidah Pelaksanaan ... BAB VI – 1 6.2 Pedoman Transisi ... BAB VI – 2

(11)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin

Tahun 2011 ... BAB II – 7 Tabel 2.2 Tingkat Kepadatan penduduk Akhir Tahun 2011 ... BAB II – 8 Tabel 2.3 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011 atas Dasar

Harga Konstan ...

BAB II – 9

Tabel 2.4 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011 atas Dasar Harga Berlaku ...

BAB II – 10

Tabel 2.5 Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011 .

BAB II – 11

Tabel 2.6 Perkembangan PDRB Kabupaten Ngawi ... BAB II – 11 Tabel 2.7 Distribusi PDRB Kabupaten Ngawi Menurut Sektor Atas Dasar Harga

Konstan ... BAB II – 12 Tabel 2.8 Laju Inflasi PDRB Tahun 2007 – 2011 ... BAB II – 13 Tabel 2.9 Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2007 s.d 2011 ... BAB II – 13 Tabel 2.10 Pendapatan per Kapita Kabupaten Ngawi Tahun 2007-2011 Atas Dasar

Harga Berlaku ... BAB II – 13 Tabel 2.11 Jumlah Rumah Tangga PPLS 2008 Menurut Klasifikasi ... BAB II – 15 Tabel 2.12 Updating PPLS 2008 BPS ... BAB II – 16 Tabel 2.13 Capaian Kinerja Pendidikan ... BAB II – 16 Tabel 2.14 Capaian Kinerja Kesehatan ... BAB II – 17 Tabel 2.15 Capaian Kinerja Pertanahan ... BAB II – 17 Tabel 2.16 Capaian Kinerja Ketenagakerjaan ... BAB II – 17 Tabel 2.17 Capaian Kinerja Kebudayaan ... BAB II – 18 Tabel 2.18 Capaian Kinerja Pemuda dan Olahraga ... BAB II – 18 Tabel 2.19 Capaian Kinerja Urusan Pendidikan ... BAB II – 20 Tabel 2.20 Capaian Kinerja Urusan Kesehatan ... BAB II – 21 Tabel 2.21 Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum ... BAB II – 22 Tabel 2.22 Capaian Kinerja Urusan Perumahan ... BAB II – 23 Tabel 2.23 Capaian Kinerja Urusan Tata Ruang ... BAB II – 24 Tabel 2.24 Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan ... BAB II – 24 Tabel 2.25 Capaian Kinerja Urusan Perhubungan ... BAB II – 25 Tabel 2.26 Capaian Kinerja Urusan Lingkungan Hidup ... BAB II – 26 Tabel 2.27 Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Capil ... BAB II – 27

(12)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 iv Anak ... BAB II – 27 Tabel 2.29 Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera ... BAB II – 28 Tabel 2.30 Capaian Kinerja Urusan Sosial ... BAB II – 28 Tabel 2.31 Capaian Kinerja Urusan Ketenagakerjaan ....………... BAB II – 29 Tabel 2.32 Capaian Kinerja Urusan Koperasi dan UMKM ... BAB II – 30 Tabel 2.33 Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal ... BAB II – 31 Tabel 2.34 Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan ... BAB II – 31 Tabel 2.35 Capaian Kinerja Urusan Kepemudaan dan Olahraga ... BAB II – 32 Tabel 2.36 Capaian Kinerja Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri ... BAB II – 32 Tabel 2.37 Capaian Kinerja Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan umum,

Administrasi Keuangan daerah, Perangkat daerah, kepegawaian dan

Persandian ... BAB II – 33 Tabel 2.38 Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan ... BAB II – 34 Tabel 2.39 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat Desa ... BAB II – 34 Tabel 2.40 Capaian Kinerja Urusan Statistik ... BAB II – 35 Tabel 2.41 Capaian Kinerja Urusan Kearsipan ... BAB II – 35 Tabel 2.42 Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika ... BAB II – 37 Tabel 2.43 Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan ... BAB II – 37 Tabel 2.44 Capaian Kinerja Urusan Pertanian ... BAB II – 38 Tabel 2.45 Capaian Kinerja Urusan Kehutanan ... BAB II – 39 Tabel 2.46 Capaian Kinerja Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral ... BAB II – 40 Tabel 2.47 Capaian Kinerja Urusan Pariwisata ... BAB II – 40 Tabel 2.48 Capaian Kinerja Urusan Kelautan dan Perikanan ... BAB II – 41 Tabel 2.49 Capaian Kinerja Urusan Perdagangan ... BAB II – 41 Tabel 2.50 Capaian Kinerja Urusan Perindustrian ... BAB II – 41 Tabel 2.51 Capaian Kinerja Urusan Transmigrasi ... BAB II – 42 Tabel 2.52 Kemampuan Ekonomi Daerah ... BAB II – 42 Tabel 2.53 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur ... BAB II – 42 Tabel 2.54 Fokus Iklim Berinvestasi ... BAB II – 43 Tabel 2.55 Fokus Sumberdaya Manusia ... BAB II – 43 Tabel 2.56 Hasil Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah Terhadap Capaian

Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten

Ngawi ... BAB II – 44 Tabel 3.1 Fungsi Kawasan ... BAB III – 6

(13)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hubungan Dokumen RPJP dengan Dokumen Lainnya ... BAB I – 7 Gambar 1.2 Rencana Tata Ruang Kabupaten Ngawi ... BAB I – 8 Gambar 1.3 Hubungan Perencanaan Pembangunan dengan Rencana Tata Ruang BAB I – 9 Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Ngawi ... BAB II – 2 Gambar 2.2 Perkembangan Persentase Penduduk Miskin di Jawa Timur Tahun

(14)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun. Dokumen RPJPD bersifat makro dan memuat visi, misi dan arah pembangunan jangka panjang daerah, penyusunannya dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur pelaku pembangunan.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ngawi Tahun 2005-2025 merupakan kelanjutan dan pengembangan dari tahap pembangunan sebelumnya untuk mencapai tujuan pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk itu, dalam 20 tahun ke depan sangat penting dan mendesak bagi masyarakat Kabupaten Ngawi untuk melakukan penataan kembali berbagai langkah-langkah, baik di bidang pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia maupun kelembagaannya sehingga dapat maju dan berkembang sejajar dengan daerah lain di wilayah Negara Indonesia.

Dengan demikian Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang berwujud visi, misi, dan arah pembangunan daerah adalah produk dari semua elemen pemangku kepentingan pembangunan (stakeholders), yang meliputi masyarakat umum, pemerintah, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi politik.

Penyusunan visi, misi dan arah pembangunan daerah dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) didasarkan pada kondisi, potensi, permasalahan, tuntutan kebutuhan, dan aspirasi masyarakat. Untuk itu dokumen RPJPD dilengkapi dengan analisis dan proyeksi terhadap kondisi dan potensi serta permasalahan Daerah.

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ngawi Tahun 2005-2025 melalui beberapa tahapan. Pasal 21 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 menyebutkan Tahapan penyusunan RPJPD adalah: 1).Persiapan Penyusunan RPJPD, 2).Penyusunan Rancangan Awal RPJPD, 3).Pelaksanaan Musrenbang RPJPD, 4).Penyusunan Rancangan Akhir RPJPD, dan 5).Penetapan RPJPD.

NOMOR : 19 TAHUN 2012 TANGGAL : 21 DESEMBER 2012

(15)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 2

Penyusunan Rancangan Awal RPJPD Kabupaten Ngawi diteruskan dengan Proses Teknokratik dan Proses Bottom-Up dan Top-Down, Proses Teknokratik maksudnya penyiapan materi RPJPD Kabupaten Ngawi melibatkan para ahlinya. Proses-proses Bottom-Up dan Top-Down maksudnya memperhatikan arahan dari pemerintah atasan, dan menyerap masukan dari stakeholder di bawah. Hasil pengolahan data dan penelahaan RTRWN, RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten menghasilkan Analisa Gambaran Umum Kondisi Daerah. Analisa Gambaran Umum Kondisi Daerah dipakai dasar untuk Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah.

Di sisi lain dilakukan telaahan RPJPN, RPJPD Provinsi dan RPJPD kabupaten lainnya. Hasil telaahan RPJPN, RPJPD Provinsi dan RPJPD Kabupaten lainnya serta Perumusan Permasalahan Pembangunan Daerah dipakai untuk melakukan Analisis Isu-Isu Strategis Pembangunan Jangka Panjang Daerah. Hasil Analisis Isu-Isu-Isu-Isu Strategis Pembangunan Jangka Panjang Daerah dipakai sebagai dasar penyusunan Visi dan Misi Daerah. Visi dan Misi Daerah dijabarkan dalam sasaran pokok dan arah kebijakan.

Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan Daerah dalam sistem pembangunan Nasional, seluruh Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota wajib menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah, yang disebut dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah.

Tujuan utama pembangunan daerah adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya mewujudkan tujuan tersebut harus dilaksanakan melalui rencana pembangunan yang dituangkan dalam RPJPD, sedangkan jika suatu daerah tidak mempunyai dokumen RPJPD akan mengakibatkan tidak terselenggaranya pembangunan daerah yang berkelanjutan karena dokumen RPJPD merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai 2025, ditetapkan dengan maksud untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah sesuai dengan visi, misi dan arah pembangunan yang disepakati bersama sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif dan saling melengkapi satu dengan lainnya dalam satu pola sikap dan pola tindak serta untuk memberikan landasan dan arah bagi penyelenggara pemerintahan daerah, masyarakat dan dunia usaha dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan nasional dan pembangunan daerah.

(16)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 3

Dalam penyusunan RPJPD Kabupaten Ngawi Tahun 2005-2025 ini, sejumlah peraturan digunakan sebagai rujukan, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 75; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

(17)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 4

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor.4438);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor.4585);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi Tahun 2010-2030.

1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJPD dengan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah lainnya

Sistem Perencanaan Pembangunan adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat baik di tingkat pusat maupun daerah. Dalam hal ini keterkaitan suatu dokumen perencanaan dengan dokumen perencanaan lainnya sangat menentukan dan diupayakan saling bersinergi.

(18)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 5

perencanaan pembangunan nasional dan dokumen perencanaan terdiri atas Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Strategis Kementerian/Lembaga, Rencana Kerja Kementerian/Lembaga dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ngawi sebagai salah satu bentuk dokumen perencanaan daerah memiliki keterkaitan serta rangkaian yang tak terpisahkan dengan dokumen perencanaan daerah lainnya, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. RPJPD Kabupaten Ngawi Tahun 2005-2025 memuat visi, misi dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang, yang disusun dengan mengacu Dokumen RPJPN. Dokumen RPJPD Kabupaten Ngawi selanjutnya akan menjadi acuan bagi penyusunan Dokumen RPJMD setiap lima tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), merupakan dokumen perencanaan daerah yang memuat visi dan misi Kepala Daerah terpilih dan arah pembangunan jangka menengah daerah yang digunakan sebagai pedoman penyusunan Pembangunan Daerah setiap lima tahun sekali.

2. RPJPD juga menjadi pedoman bagi masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menjabarkan visi, misi, dan strategi kebijakannya ke dalam dokumen Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD). Sehingga penyusunan Renstra SKPD selain mengacu pada Dokumen RPJMD, juga memperhatikan Dokumen RPJPD. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), merupakan dokumen perencanaan teknis operasional dan merupakan penjabaran teknis RPJMD untuk setiap unit kerja daerah, yang memuat visi, misi, arah kebijakan teknis dan indikasi rencana program setiap bidang kewenangan dan atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu lima tahunan dan disusun oleh setiap satuan kerja perangkat daerah di bawah koordinasi Bappeda. 3. Dokumen RPJMD yang disusun mengacu RPJPD itu selanjutnya dijabarkan ke

dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang berjangka waktu satu tahun. RKPD inilah yang menjadi acuan bagi penyusunan APBD melalui penyusunan terlebih dahulu dokumen penganggaran yang berupa: (1) Kebijakan Umum Anggaran (KUA), dan (2) Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

(19)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 6

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), merupakan dokumen perencanaan yang disusun setiap tahun sebagai perencanaan pembangunan tahunan dan merupakan kompilasi kritis atas Renja SKPD setiap tahun anggaran dan merupakan bahan utama pelaksanaan Musrenbang Daerah yang dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi.

4. Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD), merupakan dokumen perencanaan tahunan setiap unit kerja daerah dan disusun sebagai derivasi Renstra SKPD yang memuat rencana kegiatan pembangunan tahunan, yang dilengkapi dengan formulir kerangka anggaran dan kerangka regulasi serta indikasi pembiayaan dua tahun ke depan. Kepala SKPD menjabarkan Renstra SKPD ke dalam rencana kerja tahunan dengan menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) sesuai dengan SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja) serta TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi) dari masing-masing SKPD. Dengan demikian penyusunan Renja SKPD selain menjabarkan Renstra SKPD juga memperhatikan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

(20)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 7

Hubungan Dokumen RPJP dengan Dokumen Lainnya

RPJM- Nasional

(5 Tahun) RPJP-Nasional (20 Tahun)

RPJM-Daerah Propinsi/ Renstrada-Propinsi dan Standar Pelayanan Minimal

RPJP-Daerah Propinsi (20 Tahun)

RPJP- Daerah Kab/Kota (20 Tahun)

RPJM-Daerah Kab/Kota

(5 Tahun) Restra-SKPD Rancangan

RKPD Kab/Kota (1 Tahun) Renstra-SKPD (5 Tahun) Renja-SKPD (1 Tahun) RAPBD Kab/Kota (1 Tahun) RKP Pedoman Acuan Memperhatikan Acuan Acuan Memperhatikan Penjabaran Input Pedoman Acuan Pedoman Pedoman Input Pedoman Acuan

(21)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 8

Sementara itu berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, mensyaratkan bahwa Rencana Tata Ruang merupakan dasar dalam menyusun prioritas program pembangunan. Rencana Tata Ruang digunakan sebagai dasar penyusunan prioritas program pembangunan sesuai dengan pusat pengembangan wilayah dan tata guna ruang.

Gambar 1.2

Rencana Tata Ruang Kabupaten Ngawi

Hubungan RPJPD dengan Rencana Tata Ruang Wilayah digambarkan pada gambar 1.3 di bawah ini :

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN NGAWI

(22)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 9

Hubungan Perencanaan Pembanggunan dengan Rencana Tata Ruang

8

PERENCANAAN PEMBANGUNAN

PERENCANAAN

TATA RUANG PERENCANAAN SEKTORAL

Nasional

Provinsi

Kabupaten/

Kota

Kecamatan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJPD) RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKPD) RENCANA TATA RUANG NASIONAL RENCANA TATA RUANG PROVINSI RENCANA TATA RUANG KABUPATEN/KOTA RENCANA TATA RUAG KECAMATAN JARINGAN INFRASTRUKTUR ANTARPULAU DAN ANTAR-PROVINSI JARINGAN INFRASTRUKTUR ANTARKABUPATEN ANTARKOTA JARINGAN INFRASTRUKTUR ANTARDESA RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMD) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJPD) RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKPD) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMD) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMN)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN,

PERENCANAAN TATA RUANG

DAN PERENCANAAN SEKTORAL

PERENCANAAN PEMBANGUNAN,

PERENCANAAN TATA RUANG

DAN PERENCANAAN SEKTORAL

JARINGAN INFRASTRUKTUR ANTARKECAMATAN

(23)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 1 0

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Ngawi Tahun 2005-2025 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penyusunan RPJPD, dasar hukum penyusunan, hubungan dengan dokumen perencanaan lainnya, sistematika penulisan, serta maksud dan tujuan.

BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Bab ini menguraikan statistik dan gambaran umum daerah yang meliputi: aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan mayarakat, aspek pelayanan umum dan daya saing daerah.

BAB III. ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Bab ini memuat penjelasan tentang isu strategis sebagai dampak dari kinerja pengelolaan kepemerintahan dalam lima-sepuluh tahun lalu yang dipakai acuan dalam menyusun visi, misi, tujuan dan sasaran serta cara mencapai tujuan dan sasaran dua puluh tahun ke depan. Pada bab ini diuraikan permasalahan pembangunan dan isu strategi

BAB IV. VISI DAN MISI DAERAH

Bab ini menguraikan visi dan misi daerah, serta tujuan dan sasaran pembangunan setiap misi yang akan dicapai selama dua puluh tahun ke depan yang dirumuskan bersama para pemangku kepentingan.

BAB V. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

Bab ini berisi sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah berdasarkan masing-masing misi. pada bab ini juga diuraikan tentang tahapan dan prioritas pembangunan setiap lima tahunan yang nantinya dipakai dasar perumusan arah dan kebijkanan pembangunan setiap lima tahun dalam RPJMD.

BAB VI. KAIDAH PELAKSANAAN

Bab ini memuat penjelasan tentang pedoman transisi serta proses, mekanisme dan metode pelaksanaan RPJPD.

(24)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I - 1 1

Maksud dari penyusunan Dokumen RPJPD Kabupaten Ngawi Tahun 2005-2025 adalah untuk memberikan landasan kebijakan strategis dalam kerangka pencapaian visi, misi dan program daerah. Sebagai suatu dokumen perencanaan, RPJPD akan digunakan oleh bupati tepilih setiap lima tahunan sebagai acuan/dasar bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan periode lima tahunan sebagai bagian dari pelaksanaan visi, misi, dan strategi utama Pemerintah Kabupaten Ngawi 2005-2025.

Tujuan penyusunan Dokumen RPJPD Kabupaten Ngawi Tahun 2005-2025 tidak dapat dilepaskan dari proses perencanaan pembangunan sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam hal ini, tujuannya adalah untuk :

1. Untuk menetapkan visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Ngawi.

2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi Dokumen RPJPD dengan dokumen perencanaan pembangunan lainnya, baik secara vertikal maupun horisontal, sekaligus juga sebagai pedoman dalam melihat dan memelihara konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan.

3. Untuk mendukung koordinasi antar pemangku kepentingan dalam pencapaian visi dan misi daerah serta nasional.

4. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan, dan berkelanjutan, sejalan dengan upaya menggeser ketergantungan pada pemanfaatan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui kepada pemanfaatan sumber-sumber daya yang dapat diperbaharui.

5. Mengidentifikasi isu-isu pembangunan dan kebijakan perencanaan pembangunan daerah, sehingga betul-betul bisa berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, dalam rangka mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

6. Melakukan analisis kebijakan perencanaan pembangunan daerah, untuk dapat merumuskan arah kebijakan dan perencanaan pembangunan daerah yang menjamin tercapai pemanfaatan sumber daya secara optimal tersebut di atas.

7. Meletakkan landasan kokoh dan kuat untuk mencapai kejayaan untuk masa depan yang maju, mandiri serta sejahtera lahir dan batin.

(25)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI

2.1.1. Karakteristik lokasi dan wilayah 1). Letak dan kondisi geografis

Kabupaten Ngawi merupakan salah satu Kabupaten yang secara geografis berada di Provinsi Jawa Timur bagian Barat, merupakan daerah penghubung dengan Provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jakarta yang mempunyai aksesibilitas transportasi cukup ramai.

Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.295,98 Km2 atau 2,71% dari luas Provinsi Jawa Timur, secara administratif pemerintahan terbagi dalam 19 Kecamatan, 4 Kelurahan, 213 Desa. Adapun kecamatannya adalah sebagai berikut :

1. Kecamatan Sine 2. Kecamatan Ngambe 3. Kecamatan Jogorogo 4. Kecamatan Kendal 5. Kecamatan Geneng 6. Kecamatan Gerih 7. Kecamatan Kwadungan 8. Kecamatan Pangkur 9. Kecamatan Karangjati 10. Kecamatan Bringin 11. Kecamatan Padas 12. Kecamatan Kasreman 13. Kecamatan Ngawi 14. Kecamatan Paron 15. Kecamatan Pitu 16. Kecamatan Kedunggalar 17. Kecamatan Widodaren 18. Kecamatan Mantingan 19. Kecamatan Karanganyar

Secara astronomis terletak pada posisi 7º21’ - 7º31’ Lintang Selatan dan 111º07’ - 111º40’ Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan (Provinsi Jawa Tengah) dan Kabupaten Bojonegoro (Provinsi Jawa Timur)

- Sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen (Provinsi Jawa Tengah)

-Sebelah Selatan : Kabupaten Magetan dan Kabupaten Madiun (Provinsi Jawa Timur)

(26)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 2

Peta Adminitrasi Kabupaten Ngawi

Sumber : RTRW Kabupaten Ngawi

2). Topografi

Kondisi topografi wilayah cukup bervariasi, yaitu topografi datar, bergelombang, berbukit dan bahkan pegunungan tinggi, dengan ketinggian 40 - 3.031 meter dari atas permukaan air laut.

Secara umum, di bagian Tengah adalah daerah dataran yang merupakan lahan pertanian subur, di bagian Selatan merupakan daerah perbukitan dan pegunungan yang membujur dari Timur ke Barat, meliputi wilayah Kecamatan Kendal, Kecamatan Jogorogo, Kecamatan Ngrambe dan Kecamatan Sine yang berada di lereng Gunung Lawu.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

NGAWI

TAHUN 2010 - 2030

(27)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 3

3). Geologi

Luas dan Struktur tanah kawasan Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut:

a. Alluvial : 7.957 Ha ( 6,14% )

b. Grumusol : 55.753 Ha ( 43,02% )

c. Mediteran : 25.608 Ha ( 19,76% )

d. Mediteran dan regosol : - Ha ( - % ) e. Mediteran dan Grumosol : - Ha ( - % ) f. Mediteran dan Litosol : 21.487 Ha ( 16,58% ) g. Latosol dan Litosol : 5.349 Ha ( 4,12% ) h. Andosol dan Litosol : 8.060 Ha ( 6,22% )

i. Litosol : 5.349 Ha ( 4,12% )

Jumlah 129.566 Ha ( 100,00% )

Tanah Grumusol terdapat didataran rendah sebelah Selatan Bengawan Solo dan Sebelah Timur-Barat Sungai Madiun. Tanah Mediteran, Litosol, dan Andosol di kawasan Kaki Gunung Kendeng, sedangkan tanah Litosol di sepanjang perbukitan pegunungan Kendeng serta tanah Alluvial di sepanjang tepi Sungai Madiun dan Bengawan Solo.

4). Hidrologi

Kawasan Kabupaten Ngawi termasuk dalam daerah aliran sungai (DAS) Solo dan Madiun yang bertemu di Kota Ngawi, dimana didalamnya terdapat sistem sungai seperti : Sungai Banger, Sawur, Sidolaju, Alas Tuwo, Batu Bunder, Kenteng, Kelompok dan Ketonggo. Terjadinya fluktuasi debit air sungai yang mencolok akhir-akhir ini, menunjukkan ketidakseimbangan antara proses penyerapan air kedalam tanah dengan meningkatnya aliran permukaan (run off). Hal ini dikarenakan terjadi kerusakan lingkungan akibat kerusakan hutan.

Wilayah Kabupaten Ngawi terbagi menjadi wilayah utara dan selatan. Pengelompokan wilayah berdasar aliran Sungai Bengawan Solo adalah sebagai berikut :

(28)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 4

 Utara Bengawan Solo : Karanganyar dan Pitu

 Selatan Bengawan Solo : Sine, Ngrambe, Jogorogo, Kendal, Gerih, Geneng, Kwadungan, Pangkur, Padas Karangjati, Bringin, Kasreman, Ngawi, Paron, Kedunggalar, Widodaren dan Mantingan.

Wilayah Selatan sebagian besar lahannya mendapatkan pengairan dari Sungai Bengawan Solo jadi berpotensi untuk tanaman pangan. Sedangkan wilayah utara sebagian besar lahannya merupakan lahan tadah hujan dan lahan tegalan.

Keberadaan beberapa waduk di Kabupaten Ngawi seperti Waduk Pondok, Sangiran dan Kedung Bendo juga merupakan salah satu sarana penunjang di sektor pertanian.

Berdasarkan potensi yang ada di Kabupaten Ngawi bisa direncanakan pengembangan sumber daya air Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo berupa pembuatan Waduk dan Embung dengan sasaran layanan untuk domestik industri.

Pengelolaan terhadap sumber-sumber air bersih yang menjadi prioritas bagi masyarakat setempat, Pendistribusian air bersih baik untuk pengairan sawah atau pemenuhan kebutuhan sehari-hari perlu adanya pengawasan agar dapar dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat, serta

Penetapan peraturan yang lebih tegas dan pemberlakuan yang di mulai dengan sosialisasi kepada masyarakat untuk pemberitahuan sebelumnya.

5). Klimatologi

Keadaan iklim di Kabupaten Ngawi adalah tropis dan bertemperatur sedang. Ditinjau dari keadaan curah hujan maka Kabupaten Ngawi termasuk daerah beriklim kering dengan curah hujan rata-rata di bawah 3.000 mm/tahun yaitu 1.603,63 mm/tahun dan mempunyai hari hujan dengan rata-rata yaitu sebesar 158,85 hari/tahun.

Curah hujan yang rendah di kabupaten Ngawi menjadikan daerah ini sering mengalami kesulitan pengairan terutama pada lahan sawah saat musim kemarau tiba, sehingga petani harus menggunakan mesin diesel untuk mengambil air bawah tanah.

(29)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 5

6). Penggunaan lahan

Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut: a. Persawahan : 50.476 Ha (38,9%) b. Perkebunan : 2.275 Ha (1,75%) c. Tegalan : 13.547 Ha (10,45%) d. Pekarangan : 2.021 Ha (1,55%) e. Hutan : 45.428 Ha (35,05%) f. Pemukiman : 16.323 Ha (12,6%)

g. Waduk, Bendungan dan Lain-lain : 3.057 Ha (2,35%) Jumlah : 129.598 Ha (100%)

Kabupaten Ngawi masih mempunyai Kawasan Hutan Lindung yang terdiri dari 3 KPH yaitu KPH Ngawi, KPH Sadaran dan KPH Lawu, seluas 3.086 Ha. Kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya saat ini berupa hutan lindung dan kawasan resapan air yang luasannya mencapai 27.403,13 Ha dari luas hutan secara keseluruhan yaitu 45.428,60 Ha.

Kawasan perlindungan setempat yang terdapat di Kabupaten Ngawi sebagian besar masih terpelihara. Kawasan ini meliputi kawasan sempadan sungai yaitu Sungai Bengawan Solo dengan 15 aliran sungai, Kali Madiun dengan 13 aliran. kawasan sekitar danau/waduk yaitu Waduk Pondok, Air Terjun Srambang dan beberapa mata air yang ada di Kabupaten Ngawi.

2.1.2. Potensi pengembangan wilayah

Sektor unggulan Kabupaten Ngawi adalah sektor pertanian, hal ini terlihat dari sektor utama yang menunjang PDRB adalah pertanian tanaman pangan, sehingga data wilayah produktif adalah wilayah kawasan pertanian, sedangkan kawasan budidaya adalah kawasan non pertanian.

Potensi sawah cukup besar yakni seluas 44,668 Ha. Sawah ini tersebar di kawasan perkotaan maupun perdesaan. Komoditi pertanian terbesar di Kabupaten Ngawi adalah padi, jagung dan kedelai yang terkonsentrasi di beberapa lokasi yakni di sebagian wilayah Kecamatan Padas, sebagian wilayah Kecamatan Kasreman, sebagian wilayah Kecamatan Kedunggalar, sebagian wilayah Kecamatan Paron, sebagian wilayah Kecamatan Ngrambe. Potensi ini cukup besar karena pertanian di Kabupaten Ngawi selain untuk memenuhi kebutuhan penduduk wilayah Kabupaten Ngawi sendiri juga untuk kebutuhan daerah lainnya (seperti ke Madiun, Sragen dan Solo) dan beberapa komoditas telah di eksport.

(30)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 6

dengan jenis produksinya antara lain : kelapa (di Kecamatan Sine, Kecamatan Jogorogo, Kecamatan Paron dan Kecamatan Widodaren), tebu, tembakau virginia, tembakau rakyat, cengkeh dan melinjo yang mempunyai nilai jual cukup tinggi. Komoditas unggulan ini sebagian besar untuk diolah dan dieksport (seperti ke Madiun, Kediri dan Sragen).

Potensi perikanan darat di Kabupaten Ngawi terdiri dari 26.68 ha kolam, 0,86 ha karamba dengan dan 1.351 ha perairan umum. Pemeliharaan perikanan di Kolam terbesar berada di Kecamatan Ngawi dengan produksi 189.756 kg, untuk pemeliharaan perikanan karamba terbesar di Bringin dengan produksi 68.823 kg karena adanya Waduk Pondok dan pemeliharaan perairan umum terbesar juga berada di Kecamatan Bringin dengan produksi 43.536 kg.

Kegiatan industri di Kabupaten Ngawi memiliki potensi yang cukup besar, seperti home industri kerajinan khas Kota Ngawi yaitu kerajinan kayu jati di Kecamatan Mantingan, batik tulis di Kecamatan Widodaren, kerajinan tas anyaman plastik di Kecamatan Karangjati, industri makanan dan minuman, Ledre Pisang di Kecamatan Ngawi, Kripik Tempe di Kecamatan Ngawi.

Potensi pariwisata di Kabupaten Ngawi cukup besar baik wisata alam, wana wisata, maupun wisata sejarah. Wisata-wisata alam tersebut meliputi Waduk Pondok, Taman Rekreasi dan Pemandian Tawun, Monumen Suryo, Perkebunan Teh dan Bumi Perkemahan Jamus, Air Terjun Srambang, Bumi Perkemahan Selondo, Museum Trinil, Benteng Van Den Bosch, Arca Banteng, Pesangrahan Srigati, Gunung Liliran.

2.1.3. Wilayah rawan bencana

Kawasan Rawan Bencana alam terdiri dari kawasan rawan tanah longsor yaitu disekitar lereng Gunung Lawu khususnya Kecamatan Kendal, selain itu juga di sekitar hutan gundul seperti di Kecamatan Karangannyar. Untuk di kawasan rawan banjir yaitu di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo, Kali Madiun dan Waduk Pondok.

2.1.4. Demografi

Berdasarkan data kependudukan, sampai dengan akhir tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Ngawi, selengkapnya dapat di lihat pada tabel sebagai berikut :

(31)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 7

Berdasarkan data kependudukan, jumlah penduduk Kabupaten Ngawi dari tahun 2007 sampai dengan akhir tahun 2011 mengalami peningkatan. Pada akhir tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Ngawi adalah sebanyak 911.911 jiwa. Menurut jenis kelamin, jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki lebih sedikit dibandingkin penduduk berjenis kelamin perempuan (sex ratio : 96,75) penduduk laki-laki sejumlah 448.424 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 463.487 jiwa.

Dilihat dari segi kepadatan penduduk tahun 2011 maka kepadatan penduduk per Km² menurut Kecamatan adalah :

Tabel. 2.1

Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2011

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

0 1 2 3 4 5 1 Sine 23176 26204 49380 88,44 2 Ngrambe 21936 22171 44107 98,94 3 Jogorogo 24098 24489 48587 98,40 4 Kendal 28813 29200 58013 98,67 5 Geneng 27876 28238 56114 98,72 6 Gerih 18294 19358 37652 94,50 7 Kwadungan 14180 14528 28708 97,60 8 Pangkur 14243 14829 29072 96,05 9 Karangjati 23239 25181 48420 92,29 10 Bringin 15978 16458 32436 97,08 11 Padas 17152 17308 34460 99,10 12 Kasreman 12288 12257 24545 100,25 13 Ngawi 42030 42550 84580 98,78 14 Paron 43626 44884 88510 97,20 15 Kedunggalar 36731 37070 73801 99,09 16 Pitu 14082 14215 28297 99,06 17 Widodaren 34860 36648 71508 95,12 18 Mantingan 19877 22042 41919 90,18 19 Karanganyar 15945 15857 31802 100,55 Jumlah Total 448424 463487 911911 96,75 Tahun 2010 439536 455139 894675 96,57 Tahun 2009 438223 453828 892051 96,99 Tahun 2008 437808 451416 889224 96,99 Tahun 2007 431354 450867 882221 95,67

(32)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 8

Tingkat Kepadatan penduduk Akhir Tahun 2011

No Kecamatan Luas daerah (Km²) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km²) 0 1 2 3 4 1 Sine 80,22 49 380 616 2 Ngrambe 57,49 44 107 767 3 Jogorogo 65,84 48 587 738 4 Kendal 84,56 58 013 686 5 Geneng 52,52 56 114 1 068 6 Gerih 34,52 37 652 1 091 7 Kwadungan 30,30 28 708 947 8 Pangkur 29,41 29 072 989 9 Karangjati 66,67 48 420 726 10 Bringin 62,62 32 436 518 11 Padas 50,22 34 460 686 12 Kasreman 31,49 24 545 779 13 Ngawi 70,56 84 580 1 199 14 Paron 101,14 88 510 875 15 Kedunggalar 129,65 73 801 569 16 Pitu 56,01 28 297 505 17 Widodaren 92,26 71 508 775 18 Mantingan 62,21 41 919 674 19 Karanganyar 138,29 31 802 230 Jumlah Total 1 295,98 911 911 704 Tahun 2010 1 295,98 894 675 690 Tahun 2009 1 295,98 892 051 688 Tahun 2008 1 295,98 889 224 686 Tahun 2007 1 295,98 882 221 681 Sumber : Kabupaten Ngawi Dalam Angka Tahun 2012

Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Ngawi secara rata-rata berdasarkan perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah Kabupaten Ngawi masih tergolong jarang. Namun tingkat kepadatan penduduk untuk kawasan perkotaan (Kecamatan Ngawi) sudah tergolong cukup padat dibandingkan dengan kecamatan lainnya. Pada akhir Tahun 2011 Tingkat kepadatan penduduk rata-rata Kabupaten Ngawi adalah 704 jiwa/km². Sedangkan tingkat kepadatan penduduk paling kecil terdapat di Kecamatan Karanganyar adalah 230 jiwa/km².

Kecamatan Paron merupakan kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak dibanding 18 kecamatan lainnya dalam wilayah Kabupaten Ngawi dengan jumlah penduduk 88.510 jiwa.

Sebaliknya wilayah Kecamatan Kasreman merupakan wilayah yang paling sedikit jumlah penduduknya yaitu 24.545 jiwa. Wilayah ini mempunyai luas wilayah yang kecil dan merupakan wilayah pemekaran dari Kecamatan Padas.

(33)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 9

2.2. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Aspek Kesejahteraan Masyarakat terdiri atas : a. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi, b. Fokus Kesejahteraan Masyarakat, dan c. Fokus Seni budaya dan Olahraga.

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi ditunjukan dengan pertumbuhan PDRB, Laju Inflasi, PDRB Perkapita, Indeks Gini, Pemerataan Pendapatan Versi Bank Dunia, Indeks Ketimpangan Wilayah dan Persentase penduduk di atas garis kemiskinan.

1). Pertumbuhan PDRB

Kabupaten Ngawi memiliki berbagai potensi ekonomi sebagai potensi unggulan daerah baik industri, jasa, perdagangan, sumber daya manusia, modal yang tersebar diberbagai wilayah dan sumber daya alam yang meliputi pertanian, pertambangan dan pariwisata. Indikator keunggulan ini dapat di lihat melalui data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ngawi yang dikeluarkan oleh Badan Statistik Kabupaten Ngawi.

Tabel 2.3

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011 atas Dasar Harga Konstan(Juta Rupiah)

No. Sektor 2007 2008 2009 2010 2011 (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % 1 Pertanian 985.007,46 37,31 1.039.356,65 37,32 1.092.374,15 37,12 1.145.589,73 36,70 1.182.083,93 35,68 2 Pertambangan & Penggalian 15.442,31 0,58 16.286,80 0,58 16.983,88 0,58 17.526,39 0,56 18.145,41 0,55 3 Industri Pengolahan 162.859,61 6,17 173.860,51 6,24 184.792,71 6,28 196.280,68 6,29 209.719,30 6,33 4 Listrik, Gas,

& Air Bersih 14.673,00 0,56 16.013,48 0,57 17.819,46 0,61 19.108,85 0,61 20.651,62 0,62 5 Bangunan 116.758,32 4,42 120.634,70 4,33 127.066,94 4,32 135.663,44 4,35 147.557,05 4,45 6 Perdagangan, Hotel , & Restoran 745.925,20 28,26 793.681,83 28,50 848,170,35 28,82 923.010,01 29,57 1.012.315,75 30,55 7 Pengangkutan & Komunikasi 66.037,18 2,50 70.403,69 2,53 75.655,53 2,57 81.775,64 2,62 88.463,67 2,67 8 Keuangan, Sewa, & Js. Perush. 165.732,93 6,28 173.209,38 6,22 180.511,25 6,13 190.048,43 6,09 201.371,53 6,08 9 Jasa-jasa 367.281,87 13,91 381.888,39 13,71 399.228,25 13,57 412.818,32 13,22 433.126,72 13,07 PDRB 2.639.717,89 100 2.785.335,43 100 2.942.602,51 100 3.121.821,49 100 3.313.434,98 100 Sumber : PDRB Kab. Ngawi Tahun 2012

(34)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 0

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011 atas Dasar Harga Berlaku(Juta Rupiah)

No. Sektor 2007 2008 2009 2010 2011 (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % 1 Pertanian 1.843.370,50 36,64 2.129.128,28 36,90 2.378.578,04 36,91 2.654.359,37 36,63 2.899.469,33 35,72 2 Pertambangan & Penggalian 27.821,13 0,55 31.159,67 0,54 34.743,03 0,54 36.518,40 0,50 39.881,74 0,49 3 Industri Pengolahan 306.568,98 6,09 354.275,13 6,14 399.597,31 6,20 455.258,87 6,28 533.167,88 6,57 4 Listrik, Gas,

& Air Bersih 36.199,99 0,72 44.111,18 0,76 53.443,97 0,83 60.369,81 0,83 69.068,08 0,85 5 Bangunan 243.130,70 4,83 276.908,89 4,80 304.976,38 4,73 360.181,25 4,97 432.702,30 5,33 6 Perdagangan, Hotel , & Restoran 1.412.591,98 28,08 1.610.680,64 27,91 1.807.677,16 28,05 2.076.707,35 28,66 2.370.210,11 29,20 7 Pengangkutan & Komunikasi 146.035,48 2,90 166.234,74 2,88 184.983,30 2,87 207.931,40 2,87 233.895,04 2,88 8 Keuangan, Sewa, & Js. Perush. 288.861,06 5,74 323.918,47 5,61 358.550,23 5,56 399.964,91 5,52 446.525,64 5,50 9 Jasa-jasa 726.849,17 14,45 833.856,07 14,45 922.233,41 14,31 994.551,07 13,73 1.091.282,79 13,45 PDRB 5.031.428,99 100 5.770.273,06 100 6.444.782,83 100 7.245.842,42 100 8.116.202,90 100 Sumber : PDRB Kab. Ngawi Tahun 2012

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ngawi selama kurun waktu 2007 hingga 2011 menurut harga berlaku, mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, PDRB Kabupaten Ngawi atas dasar harga berlaku sebesar 6.444.782,83juta rupiah, sedangkan pada tahun 2010 menjadi 7.245.842,42 juta rupiah, kemudian meningkat pada tahun 2011 menjadi 8.116.202,90juta rupiah.

Ada tiga sektor yang menjadi penyumbang utama PDRB Kabupaten Ngawi tahun 2011, yaitu sektor pertanian (35,72 %), disusul sektor perdagangan, hotel, dan restoran (29,20 %), dan sektor jasa-jasa (13,45 %).

Penghitungan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2000 berguna untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ketahun. Hal ini disebabkan jika penghitungan dilakukan dengan harga konstan, berarti pengaruh perubahan harga telah dikeluarkan. Pada tahun 2011, PDRB Kabupaten Ngawi atas dasar harga konstan (2000) senilai 3.313.434,98 juta rupiah, meningkat dari tahun 2010 yang bernilai 3.121.821,49juta rupiah.

(35)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 1

Tabel 2.5

Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011

No. Sektor

Pertumbuhan

Hb Hk

% %

1 Pertanian -0.92 -1.63

2 Pertambangan & Penggalian -0.06 -0.03

3 Industri Pengolahan 0.48 0.16

4 Listrik,Gas, & Air bersih 0.13 0.06

5 Konstruksi 0.5 0.03

6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 1.12 2.29 7 Pengangkutan & Komunikasi -0.02 0.17 8 Keuangan, sewa, & Jasa Perusahaan -0.24 -0.2

9 Jasa-jasa -1 -0.84

PDRB 0 0

Tabel 2.6

Perkembangan PDRB Kabupaten Ngawi (Juta Rupiah)

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1 PDRB Tanpa Migas Atas Dasar

Harga Berlaku 5.031.428,99 5.770.273,06 6.444.782,83 7.245.842,42 8.116.202,90 2 PDRB Tanpa Migas Atas Dasar

Harga Konstan 2.639.717,89 2.785.335,43 2.942.602,51 3.121.821,49 3.313.434,98

Sumber : PDRB Kab. Ngawi Tahun 2012

Struktur perekonomian Kabupaten Ngawi didominasi oleh sektor Pertanian dan sektor Perdagangan . Pada tahun 2011 nilai PDRB dari sektor Pertanian mencapai Rp. 2.899.469,33 juta dan Perdagangan mencapai Rp. 2.370.210,11 juta, sektor penyumbang PDRB Ngawi terbesar ketiga adalah sektor Jasa yang mencapai Rp. 1.091.282,79 juta.

Sementara kontribusi sektor pertambangan dan penggalian paling rendah, yaitu hanya mencapai Rp. 39.881,74 juta dan sektor listrik, gas dan air bersih sebesar Rp. 69.068,08 juta. Dalam periode 2007-2011, PDRB atas dasar harga konstan (2000), sektor primer yang berbasis sumber daya alam yaitu sektor Pertanian memberikan sumbangan lebih dari 37 % terhadap PDRB sedangkan sektor pertambangan dan penggalian rata-rata mencapai 0,60 % dan cenderung menurun sejak tahun 2010. Oleh sebab itu, tantangan yang harus diatasi dalam lima tahun mendatang adalah optimalisasi sumber daya pertambangan melalui eksploitasi dan kerjasama investasi bidang pembangunan yang lebih baik. Pembangunan infrastruktur pendukung dan percepatan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mendorong kemajuan daerah dengan tetap memperhitungkan keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan.

(36)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 2

oleh sektor pertanian dan perdagangan maka tantangan yang harus diatasi dalam lima tahun mendatang adalah revitalisasi sektor pertanian melalui pengembangan agroindustri dan agribisnis yang didukung oleh peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pembangunan jaringan infrastruktur, pengembangan sistem transportasi, penguatan kerjasama investasi, dan penataan pelayanan perijinan terpadu.

Tabel 2.7

Distribusi PDRB Kabupaten Ngawi Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007-20011 (%)

Sektor 2007 2008 2009 2010 2011

Pertanian 37,31 37,32 37,12 36,70 35,68

Pertambangan dan Penggalian 0,58 0,58 0,58 0,56 0,55

Industri Pengolahan 6,17 6,24 6,28 6,29 6,33

Listrik, Gas dan Air Bersih 0,56 0,57 0,61 0,61 0,62

Bangunan 4,42 4,33 4,32 4,35 4,45

Perdagangan, Hotel dan Restoran 28,26 28,50 28,82 29,57 30,55 Pengangkutan dan Komunikasi 2,50 2,53 2,57 2,62 2,67 Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 6,28 6,22 6,13 6,09 6,08

Jasa-jasa 13,91 13,71 13,57 13,22 13,07

Rata-Rata 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : PDRB Kab. Ngawi Tahun 2012

2). Inflasi Sektoral Kabupaten Ngawi dan Provinsi Jawa Timur

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngawi cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Selama periode 2007-2011 pertumbuhan ekonomi rata-rata 5,72 % per tahun. Dengan sektor non migas menjadi penggerak utama bagi perekonomian Kabupaten Ngawi. Seluruh sektor ekonomi menunjukkan pertumbuhan positif terhadap perekonomian di Kabupaten Ngawi. Gambaran pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngawi dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Laju inflasi di Kabupaten Ngawi dalam lima tahun terakhir rata-rata adalah 6,71%. Faktor utama penyebab inflasi adalah biaya pendidikan, jasa kesehatan, perumahan dan biaya transportasi. Selain itu, kenaikan harga barang dan jasa disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan tingkat upah. Dalam upaya menjaga daya beli masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka tantangan untuk lima tahun mendatang adalah mengendalikan kenaikan harga barang dan jasa.

(37)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 3

Tabel 2.8

Laju Inflasi PDRB Tahun 2007 – 2011 (%)

Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 pertumbuhan Rata-rata

Inflasi 7,62 8,69 5,72 5,98 5,53 -0.5225

Tabel 2.9

Laju Pertumbuhan PDRB Tahun 2007-2011 (%)

No. Sektor 2007 2008 2009 2010 2011

1. Pertanian 4,67 5,52 5,10 4,87 3,19 2. Pertambangan dan Penggalian 7,21 5,47 4,28 3,19 3,53 3. Industri Pengolahan 4,80 6,75 6,29 6,22 6,85 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 6,87 9,14 11,28 7,24 8,07 6. Bangunan 5,74 3,32 5,33 6,77 8,77 7. Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,95 6,40 6,87 8,82 9,68 8. Pengangkutan dan Komunikasi 7,31 6,61 7,46 8,09 8,18

9. Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 3,62 4,51 4,22 5,28 5,96 10. Jasa-jasa 3,11 3,98 4,54 3,40 4,92

RATA-RATA 5,16 5,52 5,65 6,09 6,14

Sumber : PDRB Kab. Ngawi Tahun 2012

3). Pendapatan per Kapita

Penduduk Kabupaten Ngawi yang berjumlah 903.293 jiwa pada tahun 2011, mempunyai andil yang cukup besar dalam pembentukan angka pendapatan perkapita. Pendapatan regional perkapita Kabupaten Ngawi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, bila dihitung menurut harga berlaku. Pada tahun 2011, pendapatan perkapita mencapai Rp..8.733.544,07, meningkat dari tahun 2010 yang hanya mencapai Rp..7.883.647,34.

Tabel 2.10

Pendapatan per Kapita Kabupaten Ngawi Tahun 2007-2011 atas Dasar Harga Berlaku [[

No Uraian 2007 2008 2009 2010 2011

1 PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku (Juta Rp.) 5.552.980,71 6,332.350,61 7.033.529,80 7.883.647,34 8.733.544,07 2 PDRB Atas Dasar Harga

Konstan (2000) (Juta Rp.)

2.913.347,79 3.056.652,66 3.211.416,58 3.396.615,36 3.565.464,15

(38)

R P J P D K a b . N g a w i T a h u n 2 0 0 5 - 2 0 2 5 B A B I I - 1 4 Sumber : Hasil PKIB 2001, PSE 2005, PPLS 2008 termasuk data tahun lainnnya

20,73 20,34 19,52 19,10 19,95 21,09 19,98 18,51 16,68 16 18 20 22 24 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Jumlah dan persentase penduduk miskin Kabupaten Ngawi dalam konstelasi di Jawa Timur pada periode 2001-2006 berfluktuasi dari tahun ke tahun dapat dilihat pada gambar 2.2.

Pada periode 2001-2004 jumlah penduduk miskin cenderung menurun dari 7,26 juta pada tahun 2001 menjadi 6,98 juta pada tahun 2004 (Hasil Estimasi SSN Kor). Jika dipersentasekan nampak terjadi penurunan dari 20,73 persen pada tahun 2001 menjadi 19,10 persen pada tahun 2004. Selanjutnya pada tahun 2005 dan 2006 (Hasil SSN Panel Maret 2005-2006), terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin yang cukup drastis, yaitu menjadi 7,14 juta orang atau 19,95 persen (tahun 2005) dan 7,68 juta orang atau 21,09 persen (tahun 2006). Selanjutnya dengan adanya program aksi mengatasi dampak kenaikan harga BBM (PAMDKB) pada tahun 2006 lalu secara berturut-turut, persentase jumlah penduduk miskin terus menurun. Pada tahun 2007 menjadi sebesar 19,98 persen, tahun 2008 menjadi sebesar 18,51 persen dan tahun 2009 menjadi sebesar 16,68 persen.

Gambar 2.2

Perkembangan Persentase Penduduk Miskin di Jawa Timur Tahun 2001–2009

Penanggulangan kemiskinan merupakan program prioritas utama di Kabupaten Ngawi. Menurut Program Pendataan Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2008 Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Ngawi sejumlah 90.118 RTM, yang di golongkan menurut klasifikasi Sangat Miskin sejumlah 16.409 RTM, Miskin sejumlah 33.209 RTM dan Hampir Miskin sejumlah 40.500 RTM. Hal ini dapat di lihat pada tabel berikut :

Gambar

Tabel 2.1  Penduduk Akhir Tahun Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin
Tabel 3.1  Fungsi Kawasan  Perkotaan   Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

Charakter ialah keadaan watak atau sifat calon nasabah ( customer ), baik dalam kehidupan pribadi maupun lingkungan usaha. 58 Lembaga keuangan syariah perlu melakukan

[r]

Bentuk ini dikatakan bentuk asli karena belum mengalami perubahan apa-apa. Bentuknya masih bentuk semula belum ada mendapat penambahan dari bentuk aslinya.. Bentuk APM

Hasil penelitian menunjukan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, hal ini menunjukan bahwa discount berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku impulse buying

The One-Way ANOVA procedure is used to test the hypothesis that several sample means are equal. You can alternately use the Means procedure to obtain a one-way

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Miftahudin (2011), tentang penerapan mulok HIV/AIDS pada siswa SMP Negeri 5 di Kota Sorong menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh

Dari kedua variasi yang diberikan, yakni kedalaman telapak dan panjang sumuran akan dicari manakah yang memberikan perubahan daya dukung ultimit dan penurunan yang

Seperti yang dikemukakan oleh Super (dalam Esbroeck, para: 5) bahwa proses pembentukan konsep diri merupakan peleburan antara faktor internal dengan faktor so sial