• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI PROGRAM HEMODIALYSIS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI PROGRAM HEMODIALYSIS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI

PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI PROGRAM HEMODIALYSIS DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Eni Ristiyowati*), Raharjo Apriyatmoko**), Ummu Muntamah***) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

**) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran

ABSTRAK

Gangguan konsep diri pada pasien yang menderita penyakit gagal ginjal kronis cenderung akibat dari penurunan fungsi dan potensi tubuh yang dapat menyebabkan munculnya depresi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang. Besarnya sampel penelitian ditentukan menggunakan tekhnik Purposive Sampling dan diperoleh jumlah sampelnya sebanyak 64 responden.

Hasil penelitian dari 64 responden sebagian besar berada pada konsep diri positif dan konsep diri negatif dengan rincian sebagai berikut: konsep diri positif 35 responden (55%) dan konsep diri negatif 29 responden (45%). Untuk hasil penelitian tentang tingkat depresi dari 64 responden yang memiliki tingkat depresi sedang 17 responden (26%), depresi ringan 33 responden (52%), dan yang tidak mengalami depresi 14 responden (22%).

Berdasarkan hail penelitian diharapkan institusi Rumah Sakit khususnya di Unit Hemodialisa untuk dapat meningkatkan kinerja khususnya perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan yang khusus terkait untuk meningkatkan konsep diri pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa.

Kata kunci : Konsep diri, Pasien Gagal Ginjal Kronis, Terapi Hemodialisa

(2)

ABSTRACT

Impaired self-concept in the chronic kidney disease patients is tends as result of decreased of the body function and potency which can generate the depression. The purpose of this study is to find the correlation between of self-concept and levels of depression in the chronic kidney failure patients undergoing hemodialysis therapy.

This was a descriptive correlative study. The data sampling in this study used simple random sampling method as many as 64 respondents. The population in this study was all patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis at RSUD Tugurejo Semarang. The samples in this study were sampled using purposive sampling technique as many as 64 respondents.

The results of this study indicate that the respondents are mostly have the positive self-concept as many as 35 respondents (55%) and who have negative self-self-concept as many as 29 respondents (45%). For the levels of depression there are 17 respondents (26%) have medium levels of depression and 33 respondents (52%) have mild levels of depression, and 14 respondents (22%) without depression.

Based on the results of this study, the hospital especially the hemodialysis unit is expected to improve performance, especially the nurses in providing nursing services in related to the improving self-concept in patients undergoing hemodialysis therapy.

Keywords : Self-concept, Chronic kidney failure patients, Hemodialysis therapy

PENDAHULUAN Latar Belakang

Gangguan fungsi ginjal dibedakan menjadi 2, yaitu ganggaun fungsi ginjal akut dan kronis, gagal ginjal akut mengacu pada kehilangan fungsi ginjal secara tiba-tiba, selama periode jam atau hari dengan indikasi LFG menurun , serum kreatinin dan ureum nitrogen menurun (Joece N Black, 2014), sedangkan Cronic kidneys disease ( CKD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreveribel dimana kemampuan tubuh gagal untuk

mempertahankan metabolisme dan

keseimbangan cairan dan elektrolit dan menyebabkan uremia (Smelzer & Bre, 2005). Ginjal yang sehat berfungsi untuk mengeluarkan zat-zat toksik dan limbah hasil metabolisme tubuh dan untuk kasus Gagal Ginjal Kronis tidak dapat membuang toksik dan limbah metabolisme yang beredar dalam darah sehingga perlu dilakukan dialysis (Smelzer & Bre, 2005).

Tingginya angka kejadian penyakit Gagal Ginjal Kronis ini harus disertai

dengan upaya peningkatan

penatalaksanaan hemodialisa dan

transplantasi ginjal untuk mengurangi angka kematian dari penderita Gagal Ginjal Kronis. Diantara kedua jenis terapi pengganti fungsi ginjal tersebut, dialisis merupakan terapi yang umum digunakan karena terbatasnya jumlah donor ginjal hidup di Indonesia. Hemodialisa merupakan salah satu tindakan terapi pengganti fungsi ginjal yang telah rusak

(Cahyaningsih, 2011). Tindakan

hemodialisa dapat membantu atau mengambil alih fungsi normal ginjal sehingga dapat memperpanjang harapan hidup penderita gagal ginjal kronis. Sampai saat ini, hemodialisa masih menjadi alternatif utama dalam terapi pengganti fungsi ginjal bagi pasien Gagal Ginjal Kronis karena dari segi biaya lebih murah dan risiko terjadinya perdarahan lebih rendah jika dibandingkan dengan dialisis peritoneal (Markum, 2006:588).

Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan memengaruhi hubungannya dengan orang lain (Stuart, Gail W, 2006).

(3)

Menurut Fitts (Agustiani, 2006) konsep diri berpengaruh kuat pada tingkah laku seseorang. Konsep diri yang positif akan menghasilkan penilaian diri yang positif yang akan menghasilkan bentuk-bentuk tingkah laku yang positif pula. Tingkah laku yang positif akan dapat mengurangi sifat rendah diri, takut, kecemasan yang berlebihan dan sebagainya. Rogers (Ritandiyono & Retnaningsih, 1996) mengatakan orang yang memiliki konsep diri yang positif berarti memiliki penerimaan diri dan harga diri yang positif pula. Mereka menganggap dirinya berharga dan cenderung menerima diri sendiri sebagaimana adanya. Sebaliknya, orang yang memiliki konsep diri negatif akan menunjukkan penerimaan diri yang negatif pula. Mereka memiliki perasaan kurang berharga, yang menyebabkan perasaan benci atau penolakan terhadap diri sendiri sehingga akan menimbulkan depresi terhadap keadaannya.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh calon peneliti melalui tekhnik wawancara terhadap 8 orang penderita Gagal Ginjal Kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang pada bulan Oktober 2015. Didapatkan hasil bahwa terdapat 5 orang yang memiliki konsep diri positif , 4 diantaranya tidak mengalami depresi dan 1 orang lainnya dengan depresi ringan. Untuk konsep diri negatif terdapat 3 orang, 2 diantaranya dengan depresi ringan dan 1 orang lainnya dengan depresi sedang. Untuk konsep diri positif diantaranya pasien yang menjalani terapi hemodialisa menerima perubahan bentuk serta fungsi tubuh yang terjadi pada dirinya, dan merasa dirinya berarti, dan berpikir positif, tidak putus asa atas pengobatan yang dilakukan sampai saat ini dan konsep diri negatif diantaranya lansia tidak mau melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah, mudah putus asa, berperspektif yang negatif terhadap dirinya. Untuk depresi ringan ditandai dengan selalu menyalahkan diri sendiri atas keadaan saat ini, tidak pesimis

menghadapi masa depan, tidak bisa tidur nyenyak, nafsu makan berkurang, kehilangan minat, cepat lelah dan depresi sedang ditandai dengan kehilangan minat, cepat lelah, tidak pesimis menghadapi masa depan, nafsu makan berkurang dan terjadi penurunan berat badan 2,5 kg, mengalami hambatan dalam hubungan sosial. Adanya fenomena seperti ini menjadikan calon peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini sebagai bahan penelitian.

Rumusan Masalah

“Apakah ada hubungan konsep diri dengan tingkat depresi pada pasien Gagal Ginjal Kronis yang menjalani program

hemodialysis di RSUD Tugurejo

Semarang”?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan tingkat depresi pada penderita Gagal Ginjal Kronis yang menjalani

hemodialysis di RSUD Tugurejo

Semarang.

Manfaat Penelitian

Bagi penderita Gagal Ginjal Kronis atau responden, dapat memberikan pemahaman kepada responden tentang perubahan yang terjadi pada konsep diri dan juga tingkat depresinya selama mengalami penyakit Gagal Ginjal Kronis.

Penelitian ini dharapkan menjadi data dasar bagi peneliti selanjutnya untuk penelitian selanjutnya yang dapat dikembangkn sesuai dengan kebutuhan yang ada.

METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

(4)

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Ruang Hemodialisa RSUD Tugurejo Semarang pada tanggal 23 -25 Januari 2016.

Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita CKD yang menjalani

hemodialisys di RSUD Tugurejo

Semarang sebanyak 76 penderita Gagal Ginjal Kronis yang menjalani program hemodialysis di ruang Hemodialisa. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah penderita Gagal Ginjal Kronis yang menjalani hemodialysis di Ruangan Hemodialisa RSUD Tugurjo Semarang sebanyak 64 responden.

Tekhnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling tehnik

pengambilan sampel yang bukan

didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.

Pengumpulan Data

Data primer

Data primer mencakup karakteristik responden yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, dan lamanya menjalani terapi hemodialisa, data tentang konsep diri pasien Gagal Ginjal Kronis yang menjalani terapi hemodialisa, dan data tentang tingkat depresi pasien Gagal Ginjal Kronis yang menjalani terapi hemodialisa

Data sekunder

Data ini mencakupu gambaran umum lokasi penelitian yaitu RSUD Tugurejo Semarang.

Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan lembar kuesioner.

Analisa Data

Analisa univariat

Analisis univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase dari tiap-tiap variabel penelitian yaitu konsep diri dan tingkat depresi.

Analisis bivariat

Penelitian ini menggunakan analisa bivariat untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan tingkat depresi pada penderita Gagal Ginjal Kronis yang menjalani terapi hemodialisa. Setelah hasil tabulasi diketahui kemudian dianalisa dengan menggunakan uji statistik korelasi Spearman Rank.

HASIL PENELITIAN Analisis Univariat

Konsep Diri

Tabel 1

Distribusi Responden Berdasarkan Konsep Diri Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang No Konsep Diri f % 1 2 Positif Negatif 35 29 55 45 Jumlah 64 100 Citra Tubuh Tabel 2

Distribusi Responden Berdasarkan Citra Tubuh Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang No Citra Tubuh f % 1 2 Positif Negatif 36 28 56 44 Jumlah 64 100 Identitas Diri Tabel 3

Distribusi Responden Berdasarkan Identitas Diri Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa

di RSUD Tugurejo Semarang

No Identitas Diri f % 1 2 Positif Negatif 35 29 55 45 Jumlah 64 100

(5)

Peran Diri

Tabel 4

Distribusi Responden Berdasarkan Peran Diri Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang No Peran Diri f % 1 2 Positif Negatif 44 20 69 31 Jumlah 64 100 Ideal Diri Tabel 5

Distribusi Responden Berdasarkan Ideal Diri Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang No Ideal Diri f % 1 2 Positif Negatif 44 20 69 31 Jumlah 64 100 Harga Diri Tabel 6

Distribusi Responden Berdasarkan Harga Diri Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang No Harga Diri f % 1 2 Tinggi Rendah 35 29 55 45 Jumlah 64 100 Tingkat Depresi Tabel 7

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Depresi Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang No Tingkat Depresi f % 1 2 3 4 Tidak Depresi Ringan Sedang Berat 14 33 17 0 22 52 26 0 Jumlah 64 100 Analisis Bivariat Tabel 8

Tabulasi Silang Konsep Diri dengan Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang

Konsep Diri Tingkat Depresi Total Hasil Uji Statistik Tidak

Depresi Ringan Sedang Berat

f % f % f % f % f %

Positif 14 22 19 30 2 3 0 0 35 55 - Negatif 0 0 14 22 15 23 0 0 29 45 -

Total 14 22 33 52 17 26 0 0 64 100 0.000 PEMBAHASAN

Gambaran Konsep Diri pada Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang

Distribusi frekuensi berdasarkan konsep diri pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang dibedakan menjadi 2 kategori, yakni konsep diri positif dan konsep diri negatif. Dari 64 responden, sebagian besar responden memiliki konsep diri positif sebanyak 35 orang (55%).

Responden yang memiliki konsep diri positif ditunjukan dengan perasaan menerima perubahan yang terjadi pada tubuhnya sebanyak 51 responden, tidak menyalahkan orang lain akan penyakit yang dideritanya sebanyak 64 responden, optimis akan segera sembuh dari penyakitnya sebanyak 57 responden, masih mampu menjalankan peran secara baik dengan segala keterbatasannya sebanyak 64 responden, dan merasa puas dengan penampilannya saat ini sebanyak 64 responden. Hal ini dipengaruhi mekanisme koping individu.

Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan prubahan dan respon terhadap situasi yang mengancam (Kelliat, 2009). Pada pasien gagal ginjal kronis yang memiliki konsep diri positif mempunyai mekanisme koping yang baik. Sehingga mereka dapat menerima keadaan yang dialaminya.

(6)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mekanisme koping yaitu kesehatan fisik, keyakinan atau pandangan positif, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan sosial, dukungan sosial dan

materi (Maramis, 2006). Faktor

mekanisme koping yang sangat

berpengaruh dalam konsep diri pasien gagal gginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang yaitu keyakinan atau pandangan positif dan dukungan sosial.

Individu dengan pandangan yang positif dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya secara jujur dan dalam menilai suatu masalah individu dapat berpikir secara positif dan realistik. Seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih percaya diri. Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan yang akan

menurunkan kemampuan mekanisme

koping (Maramis, 2006).

Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang

Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa dibedakan menjadi 4 kategori, yakni tidak depresi, depresi ringan, depresi sedang, dan depresi berat. Dari 64 responden, responden yang mengalami depresi ringan sebanyak 33 orang (52%), responden yang mengalami depresi sedang 17 orang (26%). responden yang tidak mengalami depresi berjumlah 14 orang (22%).

Penderita gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang rata-rata sudah memasuki usia dewasa akhir dan lansia awal. Masa usia dewasa akhir dan lansia awal merupakan masa dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pension bersama anak dan cucu

tercinta dengan penuh kasih sayang. Pada

kenyataanya tidak semua orang

mendapatkan tiket yang sama untuk mengecap kondisi hidup idaman ini. Berbagai persoalan hidup yang mendera pasien yang mengalami penyakit gagal ginjal kronis, seperti kegagalan yang beruntun, stress berkepanjangan, ketidak-mampuan menjalankan peran dalam keluarga dan masyarakat. (Stuart, 2006).

Terdapat beberapa ciri-ciri seseorang yang mengalami depresi diantaranya psimistik, kecenderungan berasumsi negative terhadap suatu pengalaman yang mengecewakan, kehilangan integritas pribadi, berpenyakit degenerative kronik, tanpa patadukungan social yang kuat (Azizah, 2011).Menurut teori Minirt dan Meier (2002) disebutkan bahwa emosi diatur oleh system limbic, system tersebut yang bertanggung jawab terhadap

seseorang. Wilayah ini yang

mengendalikan apakah perasaan itu naik (elated) dan menurun (depresi) atau bahkan didalam tempramen.

Hubungan Konsep Diri Dengan Tingkat Depresi pada Pasien Gagal Gnjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang

Hasil analisis hubungan konsep diri dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang yang menunjukan bahwa responden dengan konsep diri positif dan tingkat depresi ringan sebanyak 19 responden (30%). Hal ini ditunjukan dengan responden menerima perubahan fungsi dan potensi tubuh yang telah terjadi, merasa puas dengan perannya sekarang, sehingga tidak muncul perasaan putus asa dan merasa optimis bisa mengahadapi masa depan dengan segala keterbatasan atas penyakit yang diderita.

Responden yang memiliki konsep diri positif dan diikuti dengan mengalami depresi ringan diakibatkan karena responden memperoleh motivasi yang kurang dari keluarga. Motivasi yang

(7)

kurang dari mkeluargadan kerbat terdekat akan mempengaruhi tingkat depresi seseorang. Pada pasien gagal ginjal kronis sendiri sangat dibutuhkan motivai sebagai

bentuk kepercayaan diri dalam

menghadapi setiap perubahan yang terjadi pada dirinya dan kesiapan untuk dapat menjalankan perannya dalam masyarakat secara baik dengan segala keterbatasannya. Jika pasien gagal ginjal kronis memiliki kepercayaan diri yang baik maka pasien gagal ginjal kronis sendiri akan siap mengahadapi masa depan dan tidak merasa akan dikucilkan masyarakat dengan penyakit yang dideritanya.

Hasil analisis hubungan konsep diri dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang yang menunjukan bahwa responden dengan konsep diri positif dan tidak mengalami depresi sebanyak 14 responden (22%). Hal ini ditunjukan dengan responden selalu berpandangan yang positif terhadap dirinya, menerima segala perubahan yang terjadi terkait dengan penyakit yang diderita, tidak berkecil hati sehingga responden tidak merasa pesimis mengahadapi masa depan dengan segala keterbatasan yang dimiliki, tidak merasa sedih dan optimis bisa sembuh dari penyakitnya. Hasil tersebut disebabkan karena responden memiliki keyakinan atau pandangan yang positif serta mendapatkan dukungan sosial keluarga dan masyarakat sekitar.

Responden yang mempunyai konsep diri positif dengan tidak mengalami depresi dipengaruhi oleh dukungan sosial yang mereka dapatkan. Dimana jika seseorang diberi dukungan sosial positif

maka mereka akan mengembangkan

konsep diri yang positif, sehingga berdampak pada kepercayaan diri mengahadapi masa depan yang dapat menurunkan tingkat depresi. Dukungan sosial sangat membantu meningkatkan mekanisme koping individu (Maramis, 2008).

Hasil analisis hubungan konsep diri dengan tingkat depresi pada pasien gagal gunjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang yang menunjukan bahwa responden dengan konsep diri positif dan tingkat depresi sedang sebanyak 2 responden (3%). Hal ini ditunjukan dengan mengungkapkan keinginan yang tinggi untuk perubahan pada fungsi dan potensi tubuhnya, selau menyalahkan diri sendiri dan orang lain atas penyakit yang dideritanya sehingga responden akan pesimis menghadapi masa depan, dan tidak percaya diri untuk dapat menjalankan peran secara baik dalam keluarga dan bermasyarakat. Pada responden yang memiliki konsep diri postif depresi sedang hanya dialami oleh sebagian kecil responden saja hal ini disebabkan karena responden terkadang walaupun dirinya selalu berpikiran positif terhadap keadaannya responden juga berharap putus asa terhadap keadaaannya yang tak kunjung-kunjung sembuh sehingga muncul perasaan cemas dan sedih.

Hasil analisis hubungan konsep diri dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang yang menunjukan bahwa reponden dengan konsep diri negatif dan depresi sedang sebanyak 15 responden (23%). Hal ini ditunjukan dari adanya ungkapan keputusasaanatas penyakit yang diderita, menolak untuk melihat dan menyentuh

bagian tubuh yang berubah,

mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap kondisinya, ketergantungan terhadap orang lainsehinga muncullah perasaan sedih yang berkepanjangan, merasa tidak punya harapan apapun terhadap keadaannya, sering menyalahkan diri sendiri, dan mempunyai keinginan untuk bunuh diri.

Hasil analisis hubungan konsep diri dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang yang menunjukan bahwa responden

(8)

dengan konsep diri negatif dan tingkat depresi ringan sebanyak 14 responden (22%).Hal ini ditunjukan dari adanya ketidakpercayaan diri terhadap kondisinya yang sedang sakit, tidak menerima perubahan fungsi dan potensi tubuh yang terjadi, sehingga responden merasa sedih, merasa berkecil hati menghadapi masa depan, tidak merasa puas terhadap keadaannya saat ini, dan merasa cemas atas keadaannya yang tak kunjung-kunjung sembuh.

Kecemasan seseorang akan

mempengaruhi koping individu. Pada pasien gagal ginjal kronis sndiri

kecemasan yang berlebhan akan

berdampak pada koping individu yang tidak baik. Kecemasan adalah pengalaman emosi yang tidak menyenangkan, datang dari dalam diri dan bersifat meningkat, menggelisahkan dan menakutkan yang dihubungkan dengan suatu ancaman bahaya yang tidak diketahui oleh individu (Prawirohusodo, 2008).Kecemasan yang dialami pada pasien gagal ginjal kronis dari hasil penelitian yaitu perasaan takut tidak diterima atau dikucilkan oleh masyarakat dengan segala keterbatasan atas penyakit yang diderita. Semakin tinggi tingkat kecemasan seseorang, akan meningkatkan tingkat dppresinya.

Uji statistik dengan Spearman Rank didaptkan p value = 0,000<0,05 dengan kekuatan korelasi 0,617yang mengandung arti bahwa terdapat hubungan antara konsep diri dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis di RSUD Tugurejo Semarang dengan kategori korelasi kuat.

Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan penelitian yaitu peneliti tidak dapat mengendalikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat depresi antara lain: faktor predisposisi (genetik, kehilangan obyek, kepribadian, kognitif, tingkah laku, biologis), faktor presipitasi (kehilangan kasih sayang, ketegangan peran, peristiwa dalam hidup, perubahan

fisiologis), dan faktor resiko, sehingga memungkinkan hasil penelitian ini dipengaruhin oleh faktor –faktor tersebut.

KESIMPULAN

Sebagian besar pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang memiliki konsep diripositif sebanyak 35 responden (55%) dan tingkat depresi ringan sebanyak 33 responden (52%). dengan konsep diri negatif sebanyak 29 responden (45%). Dengan uji Spearman Rank didapatkan p value=0,000≤0,05 dengan nilai korelasi 0,617 yang mengandung arti bahwa ada hubungan antara konsep diri dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Tugurejo Semarang dengan kekuatan korelasi kuat.

SARAN

Hendaknya dengan penelitian ini

menjadi tambahan bagi profesi

keperawatan mengenai konsep diri dengan tingkat depresi pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa.

Diharapkan peneliti selanjutnya untuk meningkatkan hasil penelitian ini dengan meneliti lebih dalam tentang 5 komponen konsep diri pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa yang meliputi citra tubuh, ideal diri, harga diri, peran, dan identitas diri.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Azis, A, H.2003. Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika. [2] Black, J.M, Hawk J.H. 2006. Medical

Surgical Nursing, Clinical

management for Positif Outcomes. 8th. Edition. Philadepia : WB. Saunders Company

[3] Cahyaningsih, N.D. 2011.

Hemodialisa : Panduan Praktis

(9)

Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial. Trans Info Media : Jakarta

[4] Murwani arita.2008. Pengantar Konsep Dasar keperawatan. Edisi pertama. Yogyakarta : CV. Fitramaya. [5] Riwidikno H. 2009. Statistik

Kesehatan. Cetakan ketiga.

Yogyakarta : Mitra Cendikia.

[6] Smeltzer C. S. 2002. Buku Ajar keperawatan Medikal bedah Bruner &suddart . Voume 2 . jakarta : EGC. [7] Stuart & sundeen. (1998). Buku Saku

Keperawatan Jiwa. Alih bahasa Achiryani S. Cetakan I. Jakarta: EGC.

[8] Widoyoko S .2012. Teknik

Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta : Pustaka pelajar.

Referensi

Dokumen terkait

people won't get any closer to the bright future and so does the country, it will never be better, it will be even worse. To prevent this case, every goverment in each country

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya: (1) pengaruh Pemanfaatan Internet terhadap Prestasi Belajar Kearsipan Siswa kelas X Kompetensi

Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks lisan fungsional pendek sangat sederhana ( misalnya instruksi, daftar barang, ucapan selamat, pengumuman, dll.)

(2) Dari hasil uji beda rata-rata trading volume activity saham selama periode peristiwa, pada α 5% atau 0,05, ditemukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata trading volume

Jaringan ini terdapat di permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan di sebelah dalam dari saluran yang ada pada tubuh (sebelah

ENDYK MUHAMMAD ASROR... ENDYK

sistem pusat permukiman nasional, arahan pengembangan sistem jaringan. transportasi nasional, arahan pengembangan jaringan prasarana

material rarnah lingkungan; (d) Dengan menerapkan konsep green building perusalzaan akan nten.fadi bagian dari industri yang bermanfaat bagi