PENGELOLAAN HUTAN
TANAMAN PENGHASIL
KAYU
KOORDINATOR : NINA MINDAWATI
SATKER/PELAKSANA : 1. BPTPTH Bogor 2. BPK Palembang 3. BPK Banjarbaru 4. BPTSTH Kuok 5. BPK Manado 6. PUSPROHUT
PENG
KONTRIBUTOR DATA
No. Satker Nama
1 Pusprohut Ir. Harbagung
Dhany Yuniati, S. Hut
Yunita Lisnawati, S. Si, M.Si Neo Endra Lelana, S. Si, M. Si Ir. Rina Bogidarmanti, M. Si Ir. A. Syaffari Kosasih, MM Drs. Riskan Effendi, M. Sc Dr. Hani S. Nuroniah Dra. Illa Anggraeni
2 BPTPTH
BOGOR Dr. Yulianti Bramasto, M. Si Ir.Nurhasybi, M. Sc. Ir. M.Zanibar, MM
Ir. Danu, M. Si Ir. Naning Yuniarti
Dr. Agus Astho Pramono, M.Sc Nurin Widyani, S.Hut., M.T Kurniawati P. Putri, S.Hut Dra. Dharmawati Djam’an Dede J. Sudrajat, S.Hut.,MT. Ir. Rina Kurniaty
Tati Suharti, SP. Megawati, S.Hut
Endang Pujiastuti, S.Hut., M.Si Evayusvita Rustam, S.Si
3 BPTSTH
KUOK Dra. Shopia Rachmayanti, M. Si Ahmad Junaedi, S. Hut, M. Si Avri Pribadi, S. Si
No Satker Nama
3 BPK
PALEMBANG Drs. Agus Sofyan, M. Sc. Ir. Abdul Hakim Lukman, M. Si. Ir. Asmaliah, M. Sc.
Agus Sumadi, S. Hut. Sahwalita, S. Hut., MP.
Nanang Herdiana, S. Hut, M.Sc. Hengki Siahaan, S. Hut., M. Si. Lies Lestari, S. Hut., M. Sc. Edwin Martin, S. Hut., M. Si. Fatahul Azwar, S. Hut.
Bondan Winarno, S. Hut, M. Sc. Bambang Tedjo P, S. Hut, M. Sc. Agus Kurnawan S Hut., M. Si. Adi Kunarso, S. Hut, M. Si, M. Sc. 15. Andika Imanullah, S. Si.
4 BPK
BANJARBARU Rusmana, S. Hut Purwanto Budi Santosa, S. Hut., M. Sc Marinus Kristiadi Harun, S. Hut., M. Sc M. Abdul Qirom, S. Hut., M. Si
Beny Rakhmanto, S. Hut
Wawan Halwany, S. Hut., M. Sc Adnan Ardana, S. Hut
Junaidah, S. Hut., M. Sc Dr. Drs. Acep Akbar, MBA 5 BPK MANADO Hanif, S. Hut.
Program Pembangunan Hutan Tanaman
Tujuan Kayu Pertukangan dan Kayu Pulp
Permasalahan Hutan Tanaman
RPI FORDA...RPI PENGELOLAAN HT
PENGHASIL KAYU
Metode
Manfaat penelitian
Ringkas (5 output) tentang 8 jenis dengan 1 foto
tegakan tiap jenis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 1 EXECUTIVE SUMMARY DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN II. METODE SINTESA III. HASIL SINTESAOutput 1 : Paket teknologi peningkatan produksi benih bermutu tanaman hutan penghasil kayu Output 2 : Paket teknik silvikultur penghasil kayu
Output 3 : Paket informasi kuantitatif pertumbuhan hutan tanaman penghasil kayu Output 4 : Paket informasi dampak hutan tanaman penghasilkayu terhadap lingkungan
Output 5 : Paket analisis sosial ekonomi/financial pembangunan hutan tanaman penghasil kayu
IV. PEMBAHASAN
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
B. SARAN DAN REKOMENDASI VI. PENUTUP
DAFTAR BACAAN
PENDAHULUAN
PERAN HUTAN : Hutan memegang peranan penting ... luasan kawasan hutan
(68,3%) seluas 128.220,010 ha .
MARKET GAP : Kebutuhan kayu meningkat VS Produktivitas menurun (Kementrian
Kehutanan, 2013). Tahun 2012 produksi kayu bulat : 49.26 juta m3 ( 5,14 juta m3 dari HA ,
sisanya dari HT (26,13 juta m3 dari HT, Perhutani 142,46 ribu m3, IPK : 747,79 ribu m3 dan
kayu ijin sah lainnya 17,10 juta m3). Kebutuhan tahun 2012 : 67,86 juta m3 kayu bulat.
kemampuan membangun HTI 300 - 400 ribu ha/th
PERATURAN : (PP)N0.7 tahun 1990 tentang HPHTI) ; PP N0.6Ttahun 2007 jo PP N0.3 Tahun
2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan ; Peraturan Mentri Kehutanan tahun 2014 tentang Pembangunan Hutan Tanaman (in proses)
PERMASALAHAN/ISSUE : Bahan baku kurang, iptek belum tersedia banyak,
produktivitas rendah, hama penyakit meledak dan Black campaign, dan lain-lain
LATAR BELAKANG
Beberapa permasalahan dasar yang dicari solusinya dalam penelitian lingkup
RPI Pengelolaan HT Penghasil Kayu yang disintesakan,:
• Jenis-jenis tanaman apa sajakah yang dapat dikembangkan dalam
pengelolaan hutan tanaman penghasil kayu dan memenuhi standar bahan
baku kayu pertukangan dan serat, tidak merusak lingkungan dan riap
tegakan tinggi serta secara sosial dan ekonomi menguntungkan.
• Teknik perbenihan yang bagaimana yang dapat meningkatkan produksi
benih dan mutu benih.
• Teknik silvikultur yang bagaimanakah yang diperlukan agar dapat
meningkatkan hasil produksi dan ekosistem terjaga serta terhindar dari
serangan hama, penyakit dan gulma.
• Bagaimanakah cara mengatur hasil (pengaturan hasil) agar kelestarian
terjadi?
• Apa dampaknya terhadap lingkungan (kesuburan dan biodiversitas) jika
jenis terpilih dikembangkan.
• Apakah dari aspek sosial dan ekonomi finansial menguntungkan
pembangunan hutan tanaman untuk bahan baku industri kayu
TUJUAN : Meningkatkan produktivitas dan
kualitas lingkungan serta nilai ekonomi hutan tanaman yang mendukung industri kehutanan.
SASARAN PENULISAN SINTESA :
menyediakan paket IPTEK untuk
peningkatan produktivitas hutan tanaman penghasil kayu
LUARAN :
Paket Iptek/Informasi Data
Tujuan, Sasaran Sintesa, Manfaat dan Luaran
MANFAAT :
Pedoman dalam mengelola hutan tanaman untuk 8 jenis terpilih
Bahan pembuatan kebijakan dalam pengembangan hutan tanaman
Penambahan IPTEK untuk peningkatan produktivitas Teknologi Perbenihan Teknik Silvikultur Model Pertumbuhan Informasi Lingkungan Analisis Sosek
*
Ruang lingkup
Jenis-jenis yang
disintesakan
Aspek-aspek yang diteliti :
Jenis
Kayu bawang (Azadirachta exelsa (Jack.) M Jacobs.) Bambang lanang (Michelia champaca L.)
Tembesu (Fragraea fragans Roxb.) Nyawai (Ficus variegata Blume.)
Jelutung rawa (Dyera poliphylla (Miq).V.Steenis.)
Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & Grimes ) Krasikarpa* (Acacia crassicarpa A. Cunn ex Benth)
Jabon putih (Anthocephalus cadamba Miq.)
Jumlah Judul
kegiatan
: 227
Reference : ???
buku/jurnal
• Aspek Teknologi Perbenihan • Aspek Teknik Silvikultur
• Aspek Pertumbuhan dan Hasil • Aspek Lingkungan
• Aspek Sosial dan Ekonomi Finansial
Metode :
Penyusunan sintesa dilakukan melalui pendekatan systematic review dan
disajikan dalam bentuk monograf berupa matrik IPTEK sebagai actionable
messages.
systematic review ada 2 : meta analisis dan meta sintesis
Sintesa ini menggunakan s.r. meta sintesis (dengan pendekatan meta
agregasi) mencakup langkah-langkah sebagai berikut (Francis & Baldesari,
2006):
• Memformulasikan pertanyaan penelitian (formulating the review question)
• Melakukan pencarian hasil penelitian dan literatur systematic review
(conducting a systematic literature search)
• Melakukan skrining dan seleksi artikel penelitian yang cocok (screening and
selecting appropriate research articles)
• Melakukan analisis dan sintesa temuan-temuan kualitatif (analyzing and
synthesizing qualitative findings)
• Memberlakukan kendali mutu (maintaining quality control)
• Menyusun laporan akhir berupa SINTESA (presenting findings)
lll. Hasil Sintesa
A. Output 1 : Paket teknologi peningkatan produksi benih
bermutu tanaman hutan penghasil kayu
Tabel 3. a. Teknik Penangan Benih
Tabel 7. Teknik Penyiapan Lahan
C. Output 3 : Paket informasi kuantitatif pertumbuhan
hutan tanaman penghasil kayu
Model volume pohon bawang: (a) Ln(V10) = -8. 995 + 2.469 Ln(D)
(b) Ln (V10) = -9.181 + 2.322 Ln(D) + 0.237 Ln(H)
Pembonitaan hutan :
Model indek tempat tumbuh
Ln(Si : 12 tahun) = Ln(Oh) + 2,048/A - 0,171
Model perkembangan peninggi tegakan tanaman kayu bawang:
Ln(Oh) = ai – 2,048/A
Umur Peninggi tegakan (meter) pada:
(tahun) Bonita I Bonita II Bonita III Bonita IV Bonita V
2 < 6,8 6,8 - 8,0 8,1 - 9,3 9,4 - 10,6 ≥ 10,7 4 < 11,4 11,4 - 13,4 13,5 - 15,5 15,6 - 17,7 ≥ 17,8 6 < 13,5 13,5 - 15,9 16,0 - 18,4 18,5 - 21,0 ≥ 21,1 8 < 14,7 14,7 - 17,3 17,4 - 20,1 20,2 - 22,9 ≥ 23,0 10 < 15,5 15,5 - 18,3 18,4 - 21,2 21,3 - 24,1 ≥ 24,2 12 < 16,0 16,0 - 18,9 19,0 - 21,9 22,0 - 24,9 ≥ 25,0 Kayu Bawang
Ln(D) = 3,828 - 5,073/A + 0,011 Ln(A)
pada umur 12 tahun D = 30,9 cm.
Ln(H) = 3,206 – 2,701/A
Pada umur 12 tahun H = 19,7 m
Umur Oh N/ha D H Tegakan Total *) MAI CAI tinggal volume
(th) (m) (pohon) (cm) (m) (m3/ha) (m3/ha) (m3/ha/th) (m3/ha/th)
2 8.7 386 1.3 6.4 3 12.3 361 8.6 10.0 4 14.6 344 13.1 12.6 14.6 15.3 3.8 5 16.1 333 16.9 14.4 47.8 49.7 9.9 34.4 6 17.3 326 20.1 15.7 74.9 77.9 13.0 28.2 7 18.1 320 22.7 16.8 97.8 101.9 14.6 24.1 8 18.8 316 24.9 17.6 117.7 122.7 15.3 20.7 9 19.4 313 26.8 18.3 135.2 141.0 15.7 18.3 10 19.8 310 28.3 18.8 150.9 157.5 15.7 16.5 11 20.2 308 29.7 19.3 165.0 172.3 15.7 14.8 12 20.5 306 30.9 19.7 178.0 186.0 15.5 13.7 V/ha = 148,66 Ln(A) - 191,45
pada umur 12 tahun H =178,0 m3/ha.
PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN D, T, V DAN DAUR
Tabel hasil tegakan
D. Output 4 : Paket informasi dampak hutan tanaman
penghasil kayu terhadap lingkungan
Tabel 11 . Dampak penanaman 8 jenis tanaman hutan terhadap kesuburan tanah dan tata air serta keanekaragaman
E. Output 5 : Paket analisis sosial ekonomi finansial
pembangunan hutan tanaman penghasil kayu
lV. PEMBAHASAN
Tabel 15. Perbandingan hasil penelitian dengan target capaian berdasarkan roadmap Badan Litbang 0 5 10 15 20 25 30 35
Kayu bawang Bambang lanang Tembesu* Nyawai Jelutung rawa
R
iap (m
3/Ha)
Jenis
Riap Volume Hutan Tanaman (m3/Ha)
Target RPI s/d 2014 Penerapan Teknik Silvikultur Penerapan Teknik Silvikultur + Bibit Unggul
1)
2). Dampak pembangunan jenis 3). Aspek finansial/ kelayakan usaha
V. KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan
1. Penerapan teknologi perbenihan tanaman hutan dalam rangka pengadaan benih bermutu fisik dan fisiologik merupakan bagian penting dalam meningkatkan
produktivitas hutan tanaman penghasil kayu. Iptek perbenihan 8 jenis target telah tersedia.
2. Dari penelitian yang telah dilakukan telah diperoleh gambaran kuantitatif
perkembangan diameter, tinggi, dan volume tegakan 5 jenis (Desember, 8 jenis) dan produktivitasnya telah melebihi target yang ditetapkan.
3. Daur teknis masing-masing jenis adalah kayu bawang 12 tahun, bambang lanang 12 tahun, tembesu 25 tahun, jelutung rawa 30 tahun, nyawai 20 tahun sedangkan daur volume maksimal masing-masing jenis berturut-turut 11-12 ; 10-11 ; 17 ; 15 dan 16 tahun.
4. Riap tahunan rata-rata (MAI) masing-masing jenis berturut-turut kayu bawang 15,5 m3/ha/th, bambang lanang 18,6 m3/ha/th, tembesu 8,5 m3/ha/th, jelutung rawa 6,1 m3/ha/th, nyawai 28,5 m3/ha/th.
5. Dampak penanaman 8 jenis terhadap lingkungan berpengaruh positif dilihat dari tingkat kesuburan tanah dan besarnya erosi yang terjadi, sedangkan tanaman bawah yang ada dibawah tanaman tersebut tidak bersifat invasif
6. Dari ke- 8 jenis , ditinjau dari aspek finansial layak untuk diusahakan secara
monokultur kecuali jenis tembesu. Secara campuran atau agroforestry semua jenis layak untuk diusahakan.
B. Saran dan Rekomendasi
1. Untuk jenis-jenis andalan lokal yang telah disintesakan di atas, seperti kayu bawang, bambang lanang, jelutung, nyawai masih perlu dilengkapi penelitiannya terutama penelitian pemuliaan untuk mendapatkan bibit unggul agar penelitian ke arah penerapan teknik silvikultur intensif .
2. Dari ke-8 jenis yang disintesakan, ada beberapa jenis hama dan penyakit dengan serangannya relatif rendah saat ini dan cara pengendaliannya belum dilakukan penelitian, disarankan harus dilakukan penelitiannya sebagai informasi dasar (data base) jika hama dan penyakit tersebut menyerang secara eksplosif.
3. Jenis- jenis kayu pertukangan seperti Campaka (Elmirillia ovalis Miq.) Dandy, Jabon merah
(Anthocepalus macrophyilla Miq.), dan Sengon minahasa (Falcataria minahasae Koord. ) dan jenis
kayu pulp seperti jenis Gerunggang (Cratoxylon arborescens (Vahl) Blume); Terentang rawa
(Campnosperma coreaceum Jack) Hall.f.ex Steen); dan Benuang bini (Octomeles sumatrana Miq ), disarankan untuk dilanjutkan penelitiannya pada periode RPI 2015-2019 dengan fokus pada aspek yang belum dikerjakan sehingga ke lima aspek tercapai (status aspek yang belum diteliti terlampir). 4. Untuk jenis alternatif yang sudah tersedia aspek budidayanya, maka perlu dibuat pengembangannya
dalam bentuk demplot dengan skala yang lebih luas (minimal 10 ha) dengan menerapkan hasil sintesa di atas sebagai SOP dalam pengelolaan hutan tanaman sebelum diterapkan dalam skala
operasional, secara holistik terutama jenis andalan lokal harus berangkat dari penggunaan bibit yang sudah unggul hasil pemuliaan, dan perlu mencari mitra kerja dalam pengembangannya.
VI. P
ENUTUP
Pembangunan Hutan tanaman mutlak perlu di
kembangkan baik secara intensif maupun ekstensif Pentingnya penguasaan dan penerapan IPTEK untuk
hasil maksimal dan berkelanjutan (nilai jual hasil penelitian)
Program penelitian periode yang akan datang (2015-2019) harus berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (sintesa 2010-2014) agar berkesinambungan
Program penelitian harus holistik, terintegratif, kontinyu , berseri dan tetap menjungjung tinggi kaidah ilmiah yang berlaku agar hasilnya dapat digunakan oleh pengguna (Pengusaha , masyarakat dan pemerintah sebagai pembuat kebijakan)
BAHAN BACAAN
Agus, E. W., Bambang, T. P., Ari, N. (2012). Analisis Sosial dan Kebijakan Pengembangan Hutan Tanaman Jenis Kayu Bawang. Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian Kehutanan Palembang. Tidak Dipublikasikan
Zanzibar, M. 2013. Sintesa Teknik Penanganan Benih Tanaman Hutan Penghasil Kayu. Jenis : tembesu (Fagraea fragrans Roxb), gelam (Melaleuca leucadendron), bambang lanang (Michelia campaka), kayu bawang (Azadirachta exelsa
Blume), jabon putih (Anthocephalus cadamba), jabon merah (Anthocephalus
macrophylus). Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. 2013
S/D
LAMPIRAN: Budidaya Tanaman penghasil kayu dalam Gambar
WASSALAM, ASSALAMUALAIKUM WRWB., Tidak ada gading yang tak retak. Tidak ada sidang yang merana Tidak ada kajian tanpa cela
Jenis Perbenihan TeknikSilvikultur Model Pertumbuhan Dampak AnalisisSosek TeknikPenangan an ProduksiBenih TeknikPerban yakan Standarisasi Pl P PA PL Hama danPenyakit Gulma Keanekaragama n Kesuburan SosekFinansial KayuBawang V+2014 2014 V v √ √ √ √ √ v √ √ 2014 √ JabonMerah V V+2014 √ 2015 dst √ √ √ Sengonjawa √ 2014 √ √ √ √ √ 2014 √ √ √2014 2014 2014 √ Nyawai √+2014 V 2014 √ √ √ √ 2014 √+2014 √+2014 √ √ √ √ BambangLanang V v v v √ √ √ √+2014 √+2014 √ √ √ 2014 √ Jelutung V V V V √ √ √ √ √ V √ √ √ √ Sungkai x x √ x √ Tembesu V+2014 2014 V V √ √ √ √ √ √ √ √ 2014 √ Suren V √ V v Cempaka V+2014 2014 2014 2015 dst √ √ √ Terentang √ √ √ 2015 dst √ √ Gerunggang 2014 √ √ 2014 dst √ √ BinuangBini V+2014 √ √ 2015 dst √ √ Krasikarpa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ V √ JabonPutih √ 2014 √ 2014 √ √ √ 2014 √ √ √ 2014 2014 √ Mangium F1,F2,F3 V √ v √ √ √ √ √