INFORMASI PAKET TEKNOLOGI UNGGULAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP)
KALIMANTAN TENGAH 2005-2007
Disusun Oleh:
Dr. Ir. M. Saleh Mokhtar, MP
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian
PENDAHULUAN I. Latar Belakang
Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi ketiga terluas wilayahnya di Indonesia setelah Provinsi Papua dan dan Kalimantan Timur. Secara umum kondisi kesejahteraan rakyat di Provinsi Kalimantan Tengah masih relatif rendah, hal ini ditunjukan oleh 40,93% atau 127.181 KK dari 553.057 KK jumlah penduduknya adalah keluarga miskin, tingkat pengangguran 70.359 jiwa (3,68%), penduduk kurang gizi 4.322 jiwa (14,2%).
Kendala utama pembangunan ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah adalah masih rendah aksesbilitas wilayah. Menurut standar Departemen Pekerjaan Umum provinsi ini mempunyai indek aksesbilitas wilayah hanya sebesar 0,01, lebih rendah dari ilndek aksesibilitas rata-rata nasional yaitu 0,05. Dilihat dari sisi jarak dari desa ke ibukota kecamatan dan dari desa ke ibukota kabupaten adalah relatif jauh, berturut-turut yaitu: 42 km dan 162 km. Kondisi jalan umumnya rusak, rusak berat dan bahkan belum ada jalan karena sebelumnya hanya mengandalkan transportasi sungai.
Visi Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah adalah ” Membuka Isolasi Menuju Kalimantan Tengah yang Sejahtera dan bermartabat”. Untuk mewujudkan visi ini, maka arah kebijakan pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah selama priode 2006 – 2010 diprioritaskan pada tiga bidang utama yaitu: 1) infrastrukjtur, 2) Ekonomi, 3) pendidikan, kesehatan dan KB.
Pertanian dan kehutanan sebagai salah satu sektor dalam bidang pembangunan ekonomi di Provinsi Kalimantan Tengah memegang peranan yang sangat penting, karena sebagian besar penduduknya bekerja di sektor tersebut dan kontribusinya terhadap PDRB (45,6%; tahun 2004). Subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang terbesar yaitu 22,1%, diikuti oleh sub sektor kehutanan 8,8%, tanaman pangan 7,4%, perikanan 4% dan peternakan 3,3%.
Dalam menjalan tugas dan fungsinya sebagai unit pelaksana teknis Badan Litbang Pertanian di tingkat wilayah, BPTP Kalteng mempunyai Visi : “Menjadi Institusi yang
Unggul dan Andal dalam Inovasi Teknologi dan Informasi Pertanian di Kalimantan Tengah”. Sementara misi BPTP Kalimantan Tengah adalah (i) melakukan
inventarisasi dan mengembangkan sumberdaya pertanian spesifik lokasi, (ii) menghasilkan, menyediakan dan merakit teknologi pertanian spesifik lokasi dan komoditas agribisnis unggulan daerah untuk pemberdayaan dan kesejahteraan petani, (iii) mengefektifkan kegiatan diseminasi dan pelayanan prima kepada pengguna, (iv)
terkait dan swasta
Dalam rangka mendukung percepatan pembangunan pertanian di Provinsi Kalimantan Tengah, BPTP Kalimantan Tengah telah melakukan pengkajian dan diseminasi paket teknologi spesifik lokasi baik untuk komoditas unggulan daerah maupun nasional pada subagroekosistem yang dominan di wilayah Kalimantan Tengah.
Ada tiga hasil pengkajian paket teknologi dalam kurun waktu 2005 – 2007 yang dapat diunggulkan yaitu: Paket teknologi integrasi Sapi – Sawit di Lahan Kering, Paket Teknologi Sitem Usaha Ayam Buras di Lahan Pasang Surut, Paket Teknologi Budidaya Nilam.
Judul, agroekosistem, komponen teknologi, kinerja penerapan dan hasil masing-masing paket teknologi unggulan diuaraikan di bawah ini.
II. INFORMASI PAKET TEKNOLOGI UNGGULAN
1. Paket Teknologi Integrasi Ternak Sapi Pada Perkebunan Kelapa Sawit di Lahan Kering Kalimantan Tengah
Pengkajian integrasi ternak sapi pada perkebunan kelapa sawit ini telah dilaksanakan di Desa Pangkalan Tiga kabupaten Kotawaringin Barat, tepatnya di Perkebunan Sawit milik PT. SMA, PT. Sulung Ranch, dengan lingkup kegiatan antara lain studi pendasaran, budidaya sapi potong pola breeding, pola penggemukan, pengembangan rumput unggul, dan pengolahan pupuk organik. Paket teknologi yang diunggulkan dari kegiatan pengkajian ini adalah sebagai berikut:
a. Paket Teknologi Budidaya sapi potong pola breeding
Jenis sapi yang dikembangkan adalah sapi Bali murni. Sapi dikembangkan pada area tersendiri di dalam area perkebunan kelapa sawit dengan sistim pemeliharaan semi intensif.
Manajemen perkawinan: sapi dikawinkan secara inseminasi buatan (IB) dikombinasikan dengan gertak birahi (sinkronisasi estrus), serta pemberian pakan konsentrat dengan metode flushing. Sistim flushing, yaitu pemberian pakan tambahan disesuaikan dengan status fisiologisnya. Pakan tambahan yang diberikan adalah limbah dari pabrik kelapa sawit yang berupa solid.
Kinerja penerapan dan hasil pengajian paket teknologi budidaya sapi potong pola breeding ini menunjukkan bahwa dengan pemberian preparat hormon (prostaglandin) melalui teknik sinkronisasi estrus (SE) atau gertak birahi, dimana pada penyuntikan 1 kali dosis, birahi sudah terlihat pada hari ke tiga. Angka kebuntingan pada program kombinasi SE dan inseminasi buatan (IB) adalah 55,6% dengan service perconception rate (S/C ratio): 1,8, sedangkan pada perkawinan dengan pejantan tanpa SE angka kebuntingan 36%. Penerapan SE khususnya pada program IB meningkatkan reproduktivitas ternak, kinerja dan efisiensi petugas pelaksana perkawinan. Fase estrus betina dapat dikontrol dan IB relatif dapat dilaksanakan secara serempak.
1.2. Paket Teknologi Budidaya sapi potong pola penggemukan
Sapi dipelihara dengan pola penggemukan sistim kereman. Sapi dipelihara di kandang secara terus menerus di area perkebunan sawit dekat dengan PKS dengan tujuan untuk didekatkan dengan sumber-sumber pakan seperti limbah pengolahan kelapa sawit, rumput liar dan rumput unggul yang dikembangkan perusahaan.
Sebanyak 5 ekor sapi potong (sapi Bali) dengan kisaran umur 1,0-1,5 tahun digemukkan selama 6 bulan dalam satu kandang dengan pemberian pakan berupa campuran rumput liar dan rumput unggul (gajah) serta limbah PKS (solid) sebagai pakan konsentrat.
Kinerja hasil pengkajian menunjukkan bahwa penggemukan sapi potong di dekat pabrik kelapa sawit mempunyai prospek yang baik apalagi kalau jumlah ternak yang dipelihara dalam jumlah banyak. Keuntungan yang diperoleh pada skala pemeliharaan 5 ekor mencapai Rp.5.6669.200,- (R/C: 1,43)
2. Paket Teknologi Budidaya Ayam Buras (Arab)
Paket teknologi budidaya ayam buras yang telah kaji pada sistem usaha ternak ayam pembibitan, petelur dan pedaging diuraikan sebaia berikut:
a. Paket Teknologi Ayam Pembibitan
36%), dedak, sagu, dan jagung dengan perbandingan 3:5:1:1 serta pakan aditif “biovet” sebanyak 0,3% dari total ransum/hari/ekor. Biovet diberikan secara bertahap, yaitu sampai umur 2 minggu diberikan setiap hari, pada umur 2-4 minggu diberikan 2x seminggu dan berikutnya 1x seminggu.
- pada anak umur 1 hari sampai 1 bulan diberi pakan komersial BR1, kemudian pada umur 1- 4 bulan diberi pakan campuran konsentrat 36%, dedak, dan sagu (3:5:2)
- Kandang :
• Induk dan pejantan menggunakan kandang model umbaran (1 unit/koperator).
• Anak umur 1 hari - 1 bulan menggunakan kandang model box dan pada umur 2-4 bulan menggunakan kandang model postal
- Penetasan (Tabel 3) :
• Periode 0 menggunakan telur tetas yang dibagikan (200 butir/koperator) • Periode 2-6 menggunakan telur yang dihasilkan koperator (250
butir/koperator).
- Limbah (kotoran ayam) : diolah menjadi kompos dengan menggunakan ”Biodek”
Kinerja hasil penerapan paket teknologi menunjukkan bahwa dari hasil pengamatan selama enam bulan pemeliharaan rata-rata ayam pembibitan yang bertelur adalah 80%, atau dari 50 induk dihasilkan telur tetas rata-rata 40 butir/hari, atau dalam satu periode penetasan (21 hari) dihasilkan 840 butir telur tetas. Dari sejumlah telur tersebut diantaranya 250 butir ditetaskan dengan mesin tetas dan 590 butir dijual.
Daya tetas telur menunjukkan rata-rata 80% dan mortalitas anak sampai siap dijual rata-rata 2%, sehingga dalam satu periode dihasilkan anak 200 ekor. Berdasarkan asumsi bahwa ratio anak betina dan jantan adalah 50%:50%, maka setiap periode dihasilkan 100 ekor anak jantan dan 100 ekor anak betina . Anak jantan dibesarkan sampai umur 1 bulan kemudian dijual sebagai bibit ayam
pedaging, sedangkan anak betina dibesarkan selama 4 bulan kemudian dijual sebagai bibit ayam petelur atau bibit ayam pembibitan.
b. Paket Teknologi Ayam Petelur
- Skala usaha 50 ekor per koperator (50 ekor induk)
- Pakan : campuran konsentrat 36%, dedak, sagu, dan jagung (3:5:1:1) serta pakan aditif “biovet” sebanyak 0,3% dari total ransum/hari/ekor.
- Kandang : model Battery (1 unit/koperator).
- Limbah (kotoran ayam) : diolah menjadi kompos dengan menggunakan ”Biodek”
Kinerja hasil penerapan paket teknologi ayam petelur menunjukkan bahwa ayam petelur mulai berproduksi rata-rata pada umur 4,5 bulan. Sama halnya dengan ayam penghasil bibit, bahwa pemberian Biovet dalam pakan ayam mampu mempercepat awal berproduksi dari 6 bulan menjadi 4,5 bulan.
Persentase induk ayam bertelur adalah rata-rata 90%, atau dari 50 ekor induk dihasilkan telur konsumsi 45 butir/ekor/hari. Sedangkan berat telur yang dihasilkan ayam diberi Biovet (42-44 gram) hampir sama dengan tanpa biovet (42-45 gram). Kemudian pada minggu-minggu berikutnya produksi meningkat dengan kisaran antara 80-90%.
c. Paket Teknologi Ayam Pedaging:
- Skala usaha 100 ekor per koperator (100 ekor anak jantan)
- Pakan : campuran konsentrat 36%, dedak dan sagu (3:5:2) serta “biovet” sebanyak 0,3% dari total ransum/hari/ekor.
- Kandang : model Litter (1 unit/koperator).
- Limbah (kotoran ayam) : diolah menjadi kompos dengan menggunakan ”Biodek”
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pemberian Biovet dalam pakan ayam arab dapat mempercepat pencapaian bobot potong (1,1-1,3 kg/ekor) dibandingkan dengan tanpa biovet. Ayam yang diberi biovet menunjukkan pada umur 8 minggu rata-rata bobot badannya 1,2 kg/ekor, sementara ayam tanpa
pada umur 8 minggu tekstur dagingnya terasa lebih padat sesuai dengan permintaan konsumen, sehingga dapat langsung dijual. Penggunaan biovet juga dapat meghilangkan bau pada kotoran/kandang.
3. Paket Teknologi Usahatani Nilam
Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memilki prospek dan peluang usaha yang cukup besar untuk dikembangkan di Kalimantan Tengah. Rakitan paket teknologi usahatani nilam di lahan kering di Kalimantan Tengah disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Rakitan paket teknologi usahatani nilam di lahan kering
di Kalimantan Tengah
Komponen Teknologi Uraian
Varietas Sidikalang
Pembibitan Media tanam campuran tanah dan pupuk kandang ( 2:1) dimasukkan dalam polibeg Pengolahan Tanah Sistem Tanpa olah tanah (TOT) menggunakan herbisida Roundup 4 liter per ha Pengapuran Dosis : 3,5 ton/ha, diaplikasikan 2 minggu sebelum tanam ( 350 gr/lubang tanam). Penanaman Lubang tanam : 30 cm x 30 cm x 30 cm; Jarak tanam : 100 cm x 100 cm
Ditanam 1 bibit per lubang tanam Pemupukan
Pupuk Organik : kompos 500 gr per lubang tanam Pupuk Anorganik :
Urea : 280 kg per ha SP=36 : 70 kg per ha KCl : 140 kgper ha Pengendalaian H/P
Dilakukan sejak pembibitan hingga panen Sanitasi dan Eradikasi
Perbaikan saluran draenase Penggunaan pestisida Panen dan Pasca Panen
Panen I pada umur 6 – 8 bulan, panen berikutnya pada umur 3 -4 bulan.
Penjemuran selama 2 hari @ 7 jam Motode Penyulingan:
Skala Kecil : metode penyulingan air, air dan uap Skala Besar : metode penyulingan uang
Hasil pengkajian paket teknologi usahatani nilam di lahan kering Kalimantan Tengah menunjukkan bobot terma kering mencapai 3,50 ton per ha dan Produktivitas
minyak : 117.60 kg per ha, dengan keuntungan usahatani yang relatif tinggi, yaitu Rp. 10.310.000/ha/1 x panen dengan R/C-ratio 2,09.
IV. Paket Teknologi Usahatani Terpadu Di Lahan Pasang Surut
Gelar Paket teknologi usahatani terpadu lahan pasang surut ini telah dilaksanakan Dadahup A-5 kawasan PLG di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah pada tahun 2006. Pendekatan dalam penerapan Paket teknologi usahatani terpadu tersebut adalah dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi/ Sayuran di lahan pasang surut. Rakitan paket teknologinya disajikan pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Rakitan paket teknologi usahatani terpadu Padi/Sayuran di Lahan Pasang Surut Kawasan PLG Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah
Komponen Teknologi Uraian
Penataan Lahan
Sistem surjan, lebar guludan 4 m dan tinggi ± 0,75 m sehingga bagian lahan yang lebih rendah (tabukan) dapat digunakan untuk sawah, dan di sekeliling petakan dibuat saluran cacing (kemalir)
Pengelolaan Air Pada tingkat saluran tersier dgn sistem tabat, sedangkan pada tingkat usahatani/lahan dgn sisten tata air mikro Pengolahan Tanah Olah tanah sempurna (OTS) menggunakan traktor
Varietas
Padi : Ciherang, mekongga, margasari, dan martapura Sayuran Daun:
- Sawi : Tokasan - Kangkung: Novo - Bayam : Maestro Sayuran Buah:
- Tomat : Zamrud dan Permata - Cabe : Tanjung 2 dan Lembang 1 - Mentimun : Mars dan Saturnus
Ameliorasi Lahan Kapur Pertanian dan pupuk organik masing-masing : 2 ton/ha Penanaman Padi ditanam menggunakan sistem tanam jajar legowo 2:1 bibit dipindah saat berumur 3-4 minggu, jarak tanam
20x20 cm dan 2-3 bibit perlubang.
Pemupukan
Pupuk Anorganik untuk Padi : Urea : 200 kg per ha SP=36 : 150 kg per ha KCl : 100 kgper ha Pengendalaian H/P PHT
Hasil Gelar : Aspek Teknis
Tabel 1. Data Produktivitas Padi (Hasil Ubinan 3 x 4 m2) di Lahan Gelar Teknologi
Dadahup A5, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah
No. Varietas Produktivitas (ton/ha)
1 Ciherang 5.8 2 Indragiri 5.5 3 IR 66 5.0 4 Sei Lalan 4.8 5 Margasari 4.1 6 Punggur 5.9 7 Banyuasin 5.1 8 Lambur 5.8 9 Martapura 4.9 10 Mekongga 5.0 11 Mendawak 5.4 12 IR 42 4.0 13 Air Tenggulang 5.7 14 B 9833 4.8 15 B 9851 5.3 16 IR 35664 5.2 17 IR 58511 5.7
Tabel 2. Data Produktivitas Sayuran di Lahan Gelar Teknologi, Dadahup A5, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah
No. Komoditas Surjan I (Kg) Surjan II (Kg) Surjan III (Kg)
1 Kangkung L VI 25 - -
2 Sawi Tosakan 65 - -
3 Sawi Var. LV.145 25 - -
4 Bayam Cabut Lokal 22 - -
5 Bayam Cabut Mira - - -
6 Bayam cabut mestro 30 - -
7 Bayam Lokal 20 - -
8 Bayam Petik TOT - 12 -
9 Bayam Merah - - - 10 Zamrud 240 - - 11 Tomat Permata - 90 67 12 Cabe Tanjung 2 85 - - 13 Cabe Lembang 1 9 - - 14 Hot Chili - 39 55 15 Terong Mustang - 30 63 16 Mentimun Mars - 175 208 17 Saturnus - 200 205
18 Kacang Super Hijau - 20 18
19 Kc. Buncis Perkasa - 18,5 25
PENUTUP
Ketersediaan paket teknologi unggulan yang siap diusulkan untuk direkomendasikan oleh pejabat/institusi yang berwenang sangat penting. Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan bahwa materi penyuluhan yang akan disampaikan oleh penyuluh pertanian, perikanan, dan Kehutanan kepada petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian haruslah Paket Teknologi yang direkomendasikan. Karena itu, identifikasi, evaluasi dan penetapan paket teknologi unggulan yang telah dihasilkan oleh BPTP Kalimantan Tengah sepatutnya dilakukan setiap tahun dengan pendekatan partisifatif yang melibatkan stakeholders.
Keberhasilan pembangunan pertanian di Kalimantan Tengah tidak terlepas dari peran inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi, sehingga mampu meningkatkan daya saing agribisnis dan meningkatkan pendapatan petani, sekaligus dapat meningkatkan kelestarian lingkungan. BPTP Kalimantan Tengah telah dan terus melakukan berbagai usaha melalui penyediaan dan diseminasi teknologi pertanian spesifik lokasi.
BPTP Kalimantan Tengah dalam menjalankan mandat di bidang perakitan paket teknologi spesifik, menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Oleh sebab itu, saran dan masukan konstruktif sangat diperlukan