• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

A. Kajian Pustaka

1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

Model TAM adalah teori sistem informasi yang memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan teknologi. Teori TAM diadopsi dari Theory of Reasoned Action (TRA), yaitu teori yang menjelaskan bahwa persepsi seseorang terhadap sesuatu akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut. TAM pertama kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1989. Teori ini menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang memengaruhi perilaku personal untuk menerima dan menggunakan teknologi. Dua faktor tersebut adalah kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use) (Surendran, 2012).

Berdasarkan teori ini menggambarkan bahwa pendidikan dan pelatihan perlu untuk diikuti oleh pengguna SIA agar dapat meningkatkan pemahaman individu sehingga individu dapat memahami manfaat yang diberikan atas penggunaan sistem tersebut dan memudahkan individu dalam penggunaannya. Pemahaman personal yang meningkat menunjukan adanya peningkatan kemampuan teknik personal tersebut, selain itu dengan meningkatnya pemahaman personal dapat meningkatkan keterlibatan personal dalam kinerja SIA.

Menurut Gefen (2003) sampai saat ini TAM merupakan model yang paling banyak digunakan dalam memprediksi penerimaan teknologi informasi. Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pemakai teknologi

(2)

informasi terhadap penerimaan itu sendiri. Model TAM secara lebih terperinci menjelaskan penerimaan-penerimaan teknologi informasi dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat mempengaruhi dengan mudah diterimanya teknologi informasi oleh pemakai.

2. Agency Theory

Agency theory (teori keagenan) merupakan suatu hubungan yang berdasarkan pada kontrak yang terjadi antar anggota-anggota dalam perusahaan, yakni antara principal (pemilik) dan agent (agen) sebagai pelaku utama (Jensen & Meckling, 1976 dalam Ujiyantho & Pramuka, (2007). Pemilik merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama pemilik, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi mandat oleh pemilik untuk menjalankan perusahaan. Dalam penelitiannya, Jensen & Meckling (1976) dalam Ujiyantho & Pramuka (2007) juga menyatakan bahwa hubungan keagenan muncul ketika satu atau lebih principal mempekerjakan agent untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut. Dengan demikian, seorang agent wajib untuk mempertanggung jawabkan mandat yang diberikan oleh principal kepadanya.

Pemegang saham berperan sebagai principal sementara manajer berperan sebagai agent. Hubungan ini menimbulkan suatu kontrak antara pemegang saham dan manajer. Hubungan kontrak ini memungkinkan terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) antara pemegang saham dan manajer (Ross, Westerfield, Jaffe, 2010:13). Manajer sebagai pihak yang mengelola kegiatan perusahaan sehari-hari memiliki lebih banyak informasi internal dibandingkan

(3)

pemilik (pemegang saham). Manajer berkewajiban untuk memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut penting bagi para pengguna informasi eksternal terutama karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya (Ali, 2002 dalam Setyaningrum, 2013).

3. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Komara (2006) merangkum penelitian Choe (1996) dalam mengukur kinerja SIA dari sisi pemakai (user) dibagi ke dalam dua bagian, yaitu kepuasan pengguna informasi (user information satisfatction) dan penggunaan sistem informasi (system usage) oleh para karyawan pada Departemen Akuntansi Keuangan dan Operasional dalam membantu menyelesaikan pekerjaan mereka untuk mengelola data-data keuangan menjadi informasi akuntansi.

Menurut Wibowo (2007:67) kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja mengandung pengertian gambaran mengenai tingkat pencapaian suatu kegiatan dalam periode tertentu. Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Indikator perhitungan kinerja SIA menurut Jogiyanto (2007:41) terdapat pengukuran - pengukuran dari pemakaian sistem yaitu terdiri dari:

1. Banyaknya pengguna atau durasi penggunaan, untuk mengukur banyaknya pengguna sistem dalam waktu tertentu atau lama atau tidaknya menggunakan sistem yang disediakan.

(4)

2. Kerutinan penggunaan, untuk mengetahui seberapa sering pemakai menggunakan sistem informasi yang disediakan.

3. Sifat dari penggunaan: Digunakan untuk maksud yang diinginkan, ketepatan penggunaan dan Tipe informasi.

Dalam sebuah perusahaan sistem informasi akuntansi menjadi salah satu hal yang pokok, terutama untuk menghasilkan informasi bagi pembuatan keputusan. Istilah sistem informasi akuntansi terdiri dari tiga elemen, yaitu sistem, informasi, dan akuntansi. Menurut Frederick H. WU dalam Jogiyanto (1997) suatu sistem beroperasi dan berinteraksi dengan lingkungannya untuk mencapai sasaran (objective) tertentu, suatu sistem menunjukkan tingkah lakunya melalui interaksi di antara komponen-komponen di dalam sistem dan lingkungannya. John F.Nash dan Martin B. Roberts dalam Jogiyanto (1997) juga mengatakan suatu sistem informasi adalah suatu kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting, serta menyediakan suatu dasar untuk pengambilan keputusan yang cerdik.

Berikutnya pengertian kinerja sistem informasi akuntansi menurut Ronaldi (2012), adalah hasil kerja dari suatu rangkaian data akuntansi yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dan perusahaan, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai moral etika yang pada hasil akhirnya menjadi

(5)

sebuah informasi akuntansi yang mencakup proses transaksi dan teknologi informasi.

4. Keterlibatan Pemakai

Menurut Azhar Susanto (2008:254) para pemakai sistem informasi sebagian besar merupakan orang-orang yang hanya akan mengunakan sistem informasi yang telah dikembangkan seperti operator dan manajer (end user). Dalam hal ini partisipasi pemakai sistem informasi seperti yang dikemukakan oleh Azhar Susanto (2008:367) dapat dilihat dari: Hubungan, Wawasan, Tanggung jawab, Waktu, Keinginan User, Nilai, Kepuasan, dan Dukungan.

Dengan beberapa alasan pentingnya keterlibatan pemakai menunjukkan perlu adanya kerja sama yang baik dengan pihak pemakai. Selain dibutuhkan kerja sama dengan pemakai, Hendarjatno dalam Abdul Halim (1994) menyatakan keterlibatan karyawan dalam mendukung berhasilnya penerapan sistem informasi akuntansi dalam perusahaan juga ditentukan oleh beberapa hal, antara lain:

a. Tersedianya karyawan yang akan mengoperasikan sistem.

Kebutuhan karyawan harus diselaraskan dengan sistem akuntansi yang diterapkan, misalnya tenaga karyawan yang akan melaksanakan sistem, programmer, dan operator.

b. Kualifikasi karyawan yang akan mengoperasikan sistem.

Penerapan sistem informasi akuntansi yang menggunakan komputer memerlukan tenaga karyawan yang mempunyai pengetahuan mengenai komputer, baik hardware maupun software. Kualifikasi karyawan ini penting untuk mendukung terlaksananya sistem informasi akuntansi terkomputerisasi.

(6)

c. Kemampuan karyawan yang akan mengoperasikannya.

Dalam penerapan sistem akuntansi terkomputerisasi, kemanapun karyawan harus diselaraskan dengan sistem yang akan diterapkan. Dengan demikian sistem tersebut dapat berjalan secara efektif sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan.

d. Kemauan untuk melaksanakan sistem.

Agar sistem informasi dapat dilaksanakan dengan baik, maka sistem tersebut harus dapat diterima oleh para pelaksana sistem dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan. Kemauan pelaksana sistem dalam menerapkan sistem ini penting untuk terlaksananya sistem itu sendiri di perusahaan. Keengganan atau penolakan atas penerapan sistem akan mengganggu kegiatan operasional perusahaan sehinga tujuan atau sasaran perusahaan tidak dapat tercapai.

5. Kemampuan Teknik Personal

Jen (2002) dalam Almilia dan Briliantien (2007) berpendapat bahwa semakin tinggi kemampuan teknik personal Sistem Informasi Akuntansi akan meningkatkan kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang posistif antara kemampuan teknik personal Sistem Informasi Akuntansi dengan kinerja sistem informasi akuntansi.

Kemampuan teknik personal adalah tingkat pengetahuan pemakai dalam mengaplikasikan sistem informasi yang diterapkan oleh perusahaan (Fitri, 2012). Kemampuan ini dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan pemakai. Pemakai yang memiliki tingkat pengetahuan dalam bidang komputer memiliki kinerja yang

(7)

lebih tinggi dibanding pemakai yang memiliki pengetahuan yang kurang dalam bidang komputer. Semakin tinggi tingkat pengetahuan pemakai akan meningkatkan penggunaan sistem informasi yang dapat meningkatkan kinerja pemakai sistem informasi akuntansi. Kemampuan teknik personal terdiri atas dua jenis yaitu kemampuan umum dan kemampuan spesialis. Kemampuan spesialis meliputi teknik desain sistem, komputer, dan model sistem. Kemampuan umum meliputi teknik analisis yang berhubungan dengan manusia, organisasi, dan lingkungan sekitarnya Almilia dan Briliantien (2007).

Zein (2012) berpendapat bahwa pemakai sistem informasi yang memiliki kemampuan teknik personal, baik yang diperoleh dari pendidikan atau pengalaman akan meningkatkan kinerja pemakai. Tingkat pengetahuan dan kemampuan yang memadai akan mendorong pemakai untuk menggunakan sistem informasi. Peningkatan penggunaan sistem akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi.

Kemampuan merujuk pada kepastian individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Itulah penilaian tentang apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan untuk melakukan fungsi pekerjaan sambil menerapkan atau menggunakan pengetahuan penting. Kemampuan yang dibuktikan melalui kegiatan atau perilaku yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan, lebih jelasnya Robbins dan Judge (2008:57) yang dialih bahasakan oleh Diana Angelica menjelaskan mengenai kemampuan sebagai berikut :

(8)

a. Kemampuan intelektual

Kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan mental. Pekerjaan membebankan tuntuan tuntuan berbeda kepada pelaku untuk menggunakan kemampuan intelektual. Singkat saja makin banyak tuntutan pemprosesan informasi dalam pekerjaan tertentu, makin banyak kecerdasan dan kemampuan verbal umum yang di butuhkan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan sukses.

b. Kemampuan fisik

Khususnya bermakna penting bagi keberhasilan menjalankan pekerjaan pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan dan yang lebih standar. Misalnya pekerjaan yang keberhasilannya menuntut stamina. Menurut Robbins (2008:45) yang dialih bahasakan oleh Diana Angelica menyebutkan kemampuan pemakai sistem informasi dapat dilihat dari :

1. Pengetahuan (knowledge) 2. Kemampuan (abilities) 3. Keahlian (skills)

6. Pelatihan dan Pendidikan

Dengan pelatihan dan pendidikan, pemakai bisa mendapatkan kemampuan untuk mengidentifikasikan persyaratan informasi mereka dan kesungguhan serta keterbatasan sistem dan kemampuan ini dapat mengarah pada peningkatan kinerja (Komara, 2005).

Pelatihan dan pendidikan merupakan suatu proses pengembangan sumber daya, yaitu peningkatan skill, knowledge, dan attitude dari personal. Pendidikan

(9)

merupakan proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan yang bersifat teoritis, sedangkan pelatihan merupakan penerapan pengetahuan dan peningkatan keahlian yang bersifat praktis (Elfina, 2007).

Anggota yang mewakiliki pemakai, serta para akuntan dan analisis sistem junior, mungkin sekali akan memerlukan pelatihan tingkat dasar dibidang analisis dan perancangan. Selain untuk meningkatkan keterampilan teknis, pelatihan semacam itu juga berguna untuk memperbaiki komunikasi dikalangan anggota sistem informasi yang baru dimplementasikan biasanya membutuhkan personel baru untuk mengoperasikan dan memeliharanya.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan pendidikan kepada karyawan dibutuhkan agar karyawan lebih terampil dalam menggunakan sistem yang baru. Sehingga program pelatihan dan pendidikan tersebut akan memberikan keuntungan kepada para karyawan dan pengguna sistem dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

Pelatihan dan Pendidikan sistem informasi ini juga ditujukan untuk menghindari kegagalan sistem informasi akuntansi. Dikarenakan kurangnya kesempatan untuk melakukan uji coba dan kurangnya kesempatan untuk belajar, hal ini muncul karena tekanan akan tingginya biaya yang perlu dikeluarkan untuk kegiatan pelatihan dan pendidikan pemakai sistem informasi akuntansi.

Sedangkan menurut Choe dalam Acep Komara (2005) pengertian pendidikan dan pelatihan pemakai adalah sebagai berikut: “Pelatihan dan pendidikan pengguna merupakan usaha formal untuk tujuan transfer pengetahuan sistem informasi akuntansi yang disyaratkan menjadi konsep-konsep sistem

(10)

informasi, kemampuan teknis, kemampuan organisasi dan pengetahuan mengenai produk-produk sistem informasi spesifik”

7. Pengertian UMKM

Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain:

1. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 UMKM memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)

2. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

(11)

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang. 3. Menurut Kementrian Keuangan

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK 016/1994 tanggal 27 Juni 1994 bahwa Usaha Kecil sebagai perorangan/badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun

(12)

setinggi - tingginya Rp. 600.000.000 atau asset (aktiva) setinggi-tingginya Rp.600.000.000 (diluar tanah dan bangunan yang ditempati). Contohnya Firma, CV, PT, dan Koperasi yakni dalam bentuk badan usaha. Sedangkan contoh dalam bentuk perorangan antara lain pengrajin industri rumah tangga, peternak, nelayan, pedagang barang dan jasa dan yang lainnya. Dari berbagai pendapat diatas, pengertian UMKM dilihat dari berbagai aspek, baik dari segi kekayaan yang dimiliki pelaku, jumlah tenaga kerja yang dimiliki atau dari segi penjualan/omset pelaku UMKM.

8. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya sangat berguna bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi (Studi Kasus di UMKM wilayah Jakarta Barat)” Dengan penelitian sebelumnya penulis akan memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian sebelumnya, dan penulis akan memperoleh informasi yang terkait dengan penelitian yang akan diteliti.

Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya yang penulis gunakan sebagai bahan kajian dan perbandingan dalam pembahasan penulis, yaitu:

I Dewa Gede Buda Utama & I Made Sadha Suardikha(2014) telah meneliti Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada lembaga perkreditan desa dan hasil yang di dapat dari penelitian ini adalah keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, keberadaan dewan pengarah tidak berpengaruh terhadap kepuasan pemakai. Formalisasi pengembangan sistem serta program pendidikan

(13)

dan pelatihan berpengaruh terhadap kepuasan pemakai. Keterlibatan pemakai dan formalisasi pengembangan sistem berpengaruh terhadap pemakaian sistem. Kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, keberadaan dewan pengarah serta program pendidikan dan pelatihan tidak berpengaruh terhadap pemakaian sistem.

Galang Rahadian Prabowo, Amir mahmud, Henny murtini (2014) telah meneliti Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sisten informasi akuntansi (studi kasus pada lingkungan pemerintah kabupaten temanggung) hasil yang didapat dari penelitian ini adalah faktor keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal dukungan pimpinan bagian menunjukkan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi & program pendidikan dan pelatihan menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Ajeng Rivaningrum (2015) telah meneliti Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi pada rumah sakit saras husada purworejo, dan hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif antara keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, program pendidikan dan pelatihan pengguna, dukungan manajemen puncak, Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem terhadap kinerja SIA pada Rumah Sakit Saras Husada Purworejo. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai ketiga variabel tersebut cukup tinggi sehingga berpengaruh terhadap kinerja SIA.

Hary gustian (2014) telah meneliti Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada bank perkreditan rakyat

(14)

(BPR), dan didapat hasil dari penelitian ini menunjukkan hanya variabel kemampuan teknik personal dan program pelatihan dan pendidikan pemakai sistem informasi saja yang berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi sementara variabel lainnya tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Ni Wayan Wilayanti, Ida Bagus Dharmadiaksa (2016) meniliti tentang Keterlibatan dan kemampuan teknik personal pada efektivitas penggunaan sistem informasi akuntansi, dan dari hasil penelitian nya didapat hasil Keterlibatan personal, Kemampuan teknik personal berpengaruh positif pada efektivitas penggunaan SIA, Pendidikan dan pelatihan personal berdasarkan nilai koefisien regresi menunjukan tanda positif yang berarti bahwa pendidikan dan pelatihan personal memperkuat pengaruh kemampuan teknik personal pada efektivitas penggunaan SIA.

Kadek Wahyu Indralesmana I.G.N. Agung Suaryana (2014) telah meneliti Pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individu pada usaha kecil dan menengah di nusa penida, hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem informasi akuntansi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja individu. Variabel sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap variabel kinerja individu pada UKM di Kecamatan Nusa Penida.

Aldi Ramadhan (2009) meneliti tentang faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi (Studi Empiris Pada UMKM Binaan BPPKU Kadin Kota Bandung) hasil penelitian ini adalah jenjeng pendidikan pemilik, ukuran perusahaan, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap penggunaan

(15)

informasi akuntansi pada UMKM yang berada dalam binaan BPPKU Kadin Kota Bandung. Lama usaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM yang berada dalam binaan BPPKU Kadin Kota Bandung.

Koes Meiliana (2014) meneliti Analisis penggunaan sistem informasi akuntansi pada usaha kecil menengah di yogyakarta, hasil yang didapat dari penelitian nya menunjukkan bahwa mayoritas UKM di Yogyakarta telah menggunakan SIA dalam aktivitas operasionalnya. Perusahaan manufaktur, perusahaan menengah, perusahaan yang berumur > 20 tahun, pemilik atau manajer perusahaan yang berlatar belakang pendidikan diploma / S1, pemilik atau manajer perusahaan yang memimpin perusahaan selama lebih dari 5 tahun, pemilik atau manajer perusahaan yang tidak mendapatkan pelatihan akuntansi mayoritas menggunakan informasi akuntansi secara lebih intensif.

Tenny arlianto (2014) meneliti pengaruh penggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan UMKM (Studi Kasus Pada Industri Konveksi Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus), penelitian ini didapat hasil Penggunaan informasi akuntansi, terbukti berpengaruh terhadap keberhasilan UMKM Konveksi di Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.

Sarah Aulia Rahmawati, Dudi Pratomo (2015) melakukan penelitian pengaruh partisipasi pengguna sistem informasi dan kemampuan pengguna sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Studi terhadap Karyawan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpadu) PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten), hasil penelitian ini didapatkan hasil Partisipasi Pengguna Sistem Informasi memiliki pengaruh

(16)

yang signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Kemampuan Pengguna Sistem Informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Dan tahun Penelitian

Judul penelitian Variabel penelitian Hasil penelitian

1 I Dewa Gede Buda Utama & I Made Sadha Suardikha(2014) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada lembaga perkreditan desa. Keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal,ukuran organisasi,dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, keberadaan dewan, program pendidikan dan pelatihan pemakai, Kepuasan pemakai, Pemakai SIA. Keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, keberadaan dewan pengarah tidak berpengaruh terhadap kepuasan pemakai. Formalisasi pengembangan sistem serta program pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap kepuasan pemakai. Keterlibatan pemakai dan formalisasi pengembangan sistem berpengaruh terhadap pemakaian sistem. Kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, keberadaan dewan pengarah serta program pendidikan dan pelatihan tidak berpengaruh terhadap pemakaian sistem.

(17)

2 Galang Rahadian Prabowo, Amir mahmud, Henny murtini (2014) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi (studi kasus pada lingkungan pemerintah kabupaten temanggung) Keterlibatan Pemakai dalam Proses Pengembangan SIA, Kemampuan Teknik Personal, Dukungan Pimpinan Bagian, Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai, Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Faktor keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal dukungan pimpinan bagian menunjukkan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi & program pendidikan dan pelatihan

menunjukkan

pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi. 3 Ajeng Rivaningrum (2015) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi pada rumah sakit saras husada purworejo Keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan sistem, Pelatihan dan Pendidikan pengguna, dan Dukungan Manajemen Puncak dan Kepuasan Pemakai. Terdapat pengaruh positif antara keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem, program pendidikan dan pelatihan pengguna, dukungan manajemen puncak, Keterlibatan pengguna dalam pengembangan sistem terhadap kinerja SIA pada Rumah Sakit Saras Husada Purworejo. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai ketiga variabel tersebut cukup tinggi sehingga berpengaruh terhadap kinerja SIA.

4 Hary gustian

(2014) Analisis faktor faktor-yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi pada bank perkreditan rakyat Keterlibatan Pemakai, Program Pelatihan Dan Pendidikan Pemakai,Manajemen Puncak,Kemampuan Teknik Personal, Formalisasi Hasil penelitian menunjukkan hanya variabel kemampuan teknik personal dan program pelatihan dan pendidikan pemakai sistem informasi saja

(18)

(BPR) Pengembangan SIA, Kualitas Informasi, Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

yang berpengaruh dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi sementara variabel lainnya tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. 5 Ni Wayan Wilayanti,Ida Bagus Dharmadiaksa (2016) Keterlibatan dan kemampuan teknik personal pada efektivitas penggunaan sistem informasi akuntansi Keterlibatan personal, Kemampuan teknik personal, Pendidikan dan pelatihan personal. Keterlibatan personal, Kemampuan teknik personal berpengaruh positif pada efektivitas penggunaan SIA, Pendidikan dan pelatihan personal Berdasarkan nilai koefisien regresi menunjukan tanda positif yang berarti bahwa pendidikan dan pelatihan personal memerkuat pengaruh kemampuan teknik personal pada efektivitas penggunaan SIA. 6 Kadek Wahyu Indralesmana I.G.N. Agung Suaryana (2014) Pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi terhadap kinerja individu pada usaha kecil dan menengah di nusa penida Sistem informasi akuntansi, kinerja individu Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja individu. Variabel sistem informasi akuntansi sebesar 34,5% berpengaruh terhadap variabel kinerja individu pada UKM di Kecamatan Nusa Penida.

(19)

(2009) penggunaan informasi akuntansi (Studi Empiris Pada UMKM Binaan BPPKU Kadin Kota Bandung)

lama usaha dan latar belakang pendidikan, penggunaan informasi akuntansi perusahaan, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM yang berada dalam binaan BPPKU Kadin Kota Bandung. Lama usaha tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada UMKM yang berada dalam binaan BPPKU Kadin Kota Bandung. 8 Koes Meiliana

(2014) Analisis penggunaan sistem informasi akuntansi pada usaha kecil menengah di yogyakarta pendidikan pemilik atau manajer perusahaan, masa memimpin perusahaan, umur perusahaan, skala usaha, pelatihan akuntansi, jenis usaha, dan penggunaan informasi akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas UKM di Yogyakarta telah menggunakan SIA dalam aktivitas operasionalnya. Perusahaan manufaktur, perusahaan menengah, perusahaan yang berumur > 20 tahun, pemilik atau manajer perusahaan yang berlatar belakang pendidikan diploma / S1 , pemilik atau manajer perusahaan yang memimpin perusahaan selama lebih dari 5 tahun, pemilik atau manajer perusahaan yang tidak mendapatkan

pelatihan akuntansi mayoritas

menggunakan

informasi akuntansi secara lebih intensif.

(20)

9 Tenny arlianto (2014) Pengaruhpenggunaan informasi akuntansi terhadap keberhasilan UMKM(Studi Kasus Pada Industri Konveksi Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus) Penggunaan Informasi Akuntansi, Keberhasilan UMKM Penggunaan informasi akuntansi, terbukti berpengaruh terhadap keberhasilan UMKM Konveksi di Desa Padurenan Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. 10 Sarah Aulia Rahmawati, Dudi Pratomo (2015) Pengaruh partisipasi pengguna sistem informasi dan kemampuan pengguna sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Studi terhadap Karyawan Pengguna Sistem Informasi Akuntansi AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpadu) PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten)

Partisipasi Pengguna Sistem Informasi, Kemampuan

Pengguna Sistem Informasi dan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Berdasarkan Uji Hipotesis Parsial Partisipasi Pengguna Sistem Informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Kemampuan Pengguna Sistem Informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

B. Rerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian ini menggambarkan hubungan antara keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal, pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja SIA di UMKM, , nomor 1 menjelaskan hubungan keterlibatan pemakai terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi, dan nomor 2 menjelaskan hubungan kemampuan teknik personal terhadap penggunaan sistem informasi akuntansi dan

(21)

gambar 3 menjelaskan hubungan pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja sistem informasi akuntasi, Kerangka pemikiran ini akan menggambarkan hipotesis.

Independent Variabels Dependent Variabels

Rerangka Pemikiran Penelitian Gambar 2.1

1. Keterlibatan Pemakai terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Terry dan Standing (2003) menyimpulkan bahwa keterlibatan pemakai secara tradisional dikenal sebagai keikut sertaan di dalam proses pengembangan sistem yang diukur sebagai aktivitas yang telah dilakukan oleh para pemakainya.

Pemakai sistem informasi akuntansi yang dilibatkan dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi akan menimbulkan keinginan dari pemakai untuk menggunakan SIA sehingga pemakai akan merasa lebih memiliki sistem informasi yang digunakan sehingga kinerja sistem informasi akuntansi dari sistem yang digunakan menjadi meningkat.

Penelitian yang dilakukan Hary Gustiyan (2014) menyatakan Secara parsial dengan nilai signifikansi 5% keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem

Keterlibatan pemakai

Kemampuan Teknik Personal

Pelatihan dan pendidikan

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

H1

H2

(22)

informasi akuntansi berpengaruh terhadap kinerja sisitem informasi akuntansi. Keterlibatan pemakai memiliki hubungan sebagai tolak ukur kemajuan perusahaan, karena kinerja sistem informasi akuntansi dari sistem yang digunakan menjadi meningkat dikarenakan yang diukur adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh pemakai dalam pengembangan sistem.

2. Kemampuan Teknik Personal terhadap kinerja Sistem Informasi

Akuntansi

Teori keyakinan diri menjelaskan proses kognitif sebagai salah satu proses keyakinan diri yang memengaruhi fungsi manusia (Bandura, 1977). Proses tersebut meliputi kemampuan individu dalam menganalisis dan mengungkapkan ide. Kemampuan yang dimiliki oleh karyawan akan meningkatkan keyakinan diri yang memengaruhi penggunaan sistem informasi.

Zein (2012) melakukan pengujian pengaruh faktor kemampuan teknik personal pada perusahaan asuransi di wilayah Bandung. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan teknik personal berpengaruh secara positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

Karyawan dengan tingkat kemampuan teknik personal yang lebih tinggi memiliki tingkat keyakinan yang tinggi sehingga memengaruhi penggunaan sistem informasi. Peningkatan penggunaan sistem informasi tersebut akan meningkatkan kinerja pemakai sistem informasi akuntansi.

(23)

3. Pelatihan dan Pendidikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Sebuah program pelatihan dan pendidikan yang diadakan untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk pemakai tersebut, membuatnya menjadi lebih puas dan akan menggunakan sistem yang telah dikuasai dengan baik (Kariyani, 2006). Sejalan dengan penelitian Jen (2002) yang berpendapat bahwa kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi apabila program pelatihan dan pendidikan pemakai diperkenalkan. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Komara (2005) menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara faktor pelatihan dan pendidikan pemakai dengan kinerja sistem informasi akuntansi.

Sedangkan menurut John R. Schermerhorn, Jr (1999 : 323), pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang memberikan kesempatan untuk mendapatkan dan meningkatkan ketrampilan yang berkaitan dengan pekerjaan. Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa program pelatihan dan pendidikan pemakai adalah suatu proses pendidikan dalam jangka waktu tertentu yang mengajarkan kepada karyawan baru maupun karyawan saat ini suatu ketrampilan dasar yang akan digunakan untuk membantu melaksanakan pekerjaan mereka dan mencapai tujuan dari perusahaan atau organisasi. Melalui program pelatihan dan pendidikan, pemakai diajarkan melaksanakan aktivitas atau pekerjaan tertentu, misalnya cara menggunakan komputer untuk menginput order masuk suatu barang atau lain sebagainya. Pelatihan terdiri dari program-program

(24)

yang dirancang untuk meningkatkan kinerja pada level individu, kelompok, atau organisasi.

C. Hipotesis

Berdasarkan uraian pada rerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah:

H1: Keterlibatan pemakai berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

H2: Kemampuan Teknik Personal berpengaruh signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi.

H3: Pelatihan dan pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu  No  Nama Peneliti
gambar 3 menjelaskan hubungan pelatihan dan pendidikan terhadap kinerja sistem  informasi akuntasi, Kerangka pemikiran ini akan menggambarkan hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Pola aktivitas enzim protease dalam medium fermentasi proses deproteinasi kulit udang segar pada berbagai kondisi kombinasi perlakuan tingkat aerasi dan

Tahap selanjutnya adalah seleksi BAL yang berpotensi sebagai probiotik secara in vitro, pembuatan keju dengan sifat probiotik dan pengujian isolat BAL pada

Dalam perjanjian jual beli tanah, kesepakatan antara para pihak baik secara tertulis maupun secara lisan. Pihak yang menjual secara bersama dengan pembeli

Korelasi antara hepcidin dan sTfR pada penelitian ini dari subjek 28 penderita β -thalassemia trait dapat dilihat pada grafik 4.1 menunjukkankoefisien korelasi positif kuat

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat kontribusi yang positif dan signifikan kontribusi perilaku kepemimpinan kepala sekolah, kontribusi

E-Business atau bisnis elektronik adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semi otomatis dengan bantuan sistem informasi komputer.. Atau dengan kata lain

1. Perlindungan Hukum Terhadap Kecelakaan Kerja Bagi Perawat Wanita Di Rumah Sakit Rajawali Bandung Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Evaluasi Program Pengelolaan