• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DI KELAS IV SD NEGERI 101780 PERCUT TAHUN AJARAN 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DI KELAS IV SD NEGERI 101780 PERCUT TAHUN AJARAN 2011/2012."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DI

KELAS IV SD NEGERI 101780 PERCUT TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar

OLEH:

NURHAIDA SITORUS NIM. 108313242

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 5.1.SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dalam BAB IV dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan membentuk kelompok kecil pada pelajaran matematika materi pokok penjumlahan dan pengurangan pecahan dikelas IV SD Negeri 101780 Percut.

2. Dari pelaksanaan test awal diperoleh tingkat ketuntasan belajar sebesar 28,21% dengan nilai rata-rata 50,94. Dari pelaksanaan siklus I di peroleh tingkat ketuntasan belajar sebesar 38,46% dengan nilai rata-rata 62,56, sedangkan dengan hasil test siklus II diperoleh hasil tingkat ketuntasan belajar menjadi 84,61% dengan nilai rata-rata menjadi 78,72. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum dilaksanakan tindakan kemampuan siswa masih sangat rendah. Setelah diadakan tindakan siswa sudah mengalami peningkatan dan sudah paham dalam menyelesaikan materi penjumlahan bilangan pecahan.

3. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan pecahan adalah :

• Siswa masih kurang mengerti menyamakan penyebut pada

(9)

• Siswa masih kurang mengerti membagi penyebut lalu mengalikannya

ke pembilang

• Siswa masih kurang dam penjumlahan dan pengurangan bilangan

campuran. 5.2 SARAN

Berdasarkan hasil kenyataan dilapangan serta kemampuan dan sarana, prasarana yang terdapat disekolah, maka peneliti dalam kesempatan ini menyarankan beberapa hal yang mudah-mudahan dapat membantu untuk kesuksesan pembelajaran disekolah-sekolah adapun hal-hal tersebut adalah:

1. Bagi guru yang menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran partisipatif hendaknya mempelajari dan menerapkan langkah-langkah partisipatif seperti tahap persiapan, tahap pelaksanaan, langkah pelaksanaan partisipatif dan langkah mengakhiri partsipatif lebih dahulu.

2. Untuk meminimalisir siswa yang tidak tuntas belajar, hendaknya guru lebuh cepat dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar agar siswa dapat mengoptimalkan kemampuan belajarnya.

3. Untuk membagi kelompok jangan hanya melihat dari nilai saja, tetapi juga perhatikan kelakuan anak, sehingga baik anak yang ribut tidak berada dalam satu kelompok.

(10)

5. Diharapkan bagi seluruh siswa untuk memaksimalkan potensinya sehingga mampu memahami konsep penjumlahan dan pengurangan pecahan.

6. Kepada guru kelas IV supaya melatih siswa dalam mengajukan pertanyaan sehingga para siswa dapat terampil bertanya.

7. Diperlukan penelitian lebih lanjut pada materi pokok penjumlahan dan pengurangan sehingga siswa dapat meningkatkan kemampuannya lagi mengenai pecahan.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas pendidikan, dimana proses belajar mengajar ini di harapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional dan dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini siswa perlu memilik kemampuan untuk memperoleh dan mengelola informasi dari berbagai sumber informasi. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis dan kreatif. Oleh karena itu, salah satu usaha yang dapat di lakukan untuk mencapai kemampuan itu adalah dengan pembelajaran matematika.

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat penting, dimana tujuan pembelajaran matematika yang termuat dalam KTSP 2006.

Dalam kurikulum SD, mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa. Namun kenyataan yang sering di hadapi oleh guru di sekolah bahwa sering menganggap pelajaran matematika suatu mata pelajaran yang sulit, sehingga tidak jarang siswa sudah terlebih dahulu merasa tidak mampu dalam mempelajarinya. Hal ini mungkin karena pengajaran matematika di sajikan dalam bentuk yang kurang menarik, sehingga terkesan sulit dan menakutkan. (Shakashiri, http:/www.unimed.ac.id2009).

(12)

Berdasarkan informasi dari guru Matematika SD Negeri 101780 Percut, bahwa hasil belajar matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan di sekolah tersebut masih rendah, terbukti dari soal yang diberikan guru sebanyak 30 soal hanya 8 orang yang mencapai ketuntasan. Hal ini di sebabkan karena banyak di antara siswa manganggap mata pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dimengerti. Selain informasi dari guru tersebut, peneliti juga memperoleh data mengenai tingkat penguasaan siswa kelas IV T.A 20011/2012 yang masih rendah dengan tingkat ketuntasan klasikal 60,12%.

Hal ini berarti, secara klasikal kelas tersebut belum mencapai ketuntasan belajar. Keadaan ini menunjukkan bahwa masih di perlukan perbaikan dalam pembelajaran agar hasil belajar siswa dapat di tingkatkan. Keberhasilan belajar matematika siswa tidak terlepas dari kualitas pembelajaran yang dapat menumbuhkan rasa aman dan nyaman serta hasrat dan keinginan belajar pada diri siswa.

(13)

Di dalam peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005, Pasal 19, ayat 1 dengan tegas menyatakan bahwa : “Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan di selenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” ( PP No.19:2005).

Oleh karenanya dapat di katakan bahwa kegiatan belajar merupakan suatu kegiatan aktif siswa dalam membangun pemahaman terhadap suatu konsep.Pembelajaran merupakan suatu interaksi antara pengajar, dan bahan ajar. Ketercapaian tujuan pembelajaran merupakan suatu keberhasilan dalam menyelenggarakan suatu pendidikan.

Model pembelajaran partisipatif menekankan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan teknik pembelajaran yang variatif sehingga siswa terhindar dari rasa jenuh dan di harapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu faktor yang sangat penting dalam proses belajar mengajar adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran.Hal ini di maksudkan agar siswa secara aktif dapat melihat keterkaitan antara materi pelajaran yang telah di pelajari dengan informasi atau ide bari. Namun sering terjadi siswa tidak mampu melakukannya.

Menurut Sudjana (2001) bentuk pembelajaran partisipatif sangat efektif di terapkan dalam mengaktifkan kegiatan belajar siswa. Karena bentuk pembelajaran ini lebih mengutamakan keaktifan siswa dalam belajar dalam tugas guru adalah sebagai fasilitator dimana membantu dan mengarahkan siswa agar lebih aktif.

(14)

sekolah. Sebab, kemauan belajar merupakan kondisi yang harus ada jika guru menginginkan siswa dapat menyerap dan menguasai materi pelajaran yang di pelajari.

Penerapan pembelajaran parsitipatif menekankan pada peranan pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar secara aktif dan partisipatif. Keterlibatan pendidik dapat meliputi dua hal penting, di antaranya,

pertama, penyusunan pengembangan program belajar yang kedua, upaya

menumbuhkan kondisi supaya peserta didik melakukan kegitan belajar partisipatif. Keterlibatan dalam penyusunan dan pengembangan program pembelajaran, pendidik melakukan asesmen kebutuhan belajar; identifikasi sumber-sumber dan kemungkinan hambatan dalam pembelajaran; menyusun tujuan belajar, menetapkan komponen dan proses pembelajaran, serta melaksanakan dan menilai program pembelajaran. Keterlibatan pendidik dalam menumbuhkan situasi belajar yang kondusif bagi peserta didik untuk belajar.

Menurut Knowles (dalam Mulyasa, 2006:67) ada tujuh langkah pendidik yang dapat membantu peserta didik untuk : (1) menumbuhkan keakraban yang mendorong untuk belajar, (2) menjadi anggota kelompok dan belajar dalam kelompok, (3) mendiagnosis kebutuhan belajar, (4) merumuskan tujuan belajar, (5) menyususn pengalaman belajar, (6) melaksanakan kegiatan belajar, dan (7) melakukan penilaian terhadap proses, hasil, dan pengaruh belajar.

(15)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat di ketahui bahwa untuk dapat melaksanakan kegiatan belajar partisipatif guru harus mampu menumbuhkan sikap keakraban di antara siswa, dan menjadi bagian kelompok siswa. Karena itu dalam penelitian ini peneliti mencoba mengadakan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Partisipatif di Kelas IV SD Negeri 101780 Percut Tahun Ajaran 2011/2012”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka beberapa masalah dapat di identifikasi sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri 101780 Percut

2. Kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran metematika. 3. Kegiatan belajar mengajar yang di laksanakan kurang bervariasi. 4. Metode yang digunakan guru bersifat monoton

1.3Batasan Masalah

(16)

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan menerapkan pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada sub pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan pecahan Kelas IV di SD Negeri 101780 Percut Tahun Ajaran 2011/2012?”.

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini dalah untuk : Mengetahui apakah pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Kelas IV di SD Negeri 101780 Percut.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bahan masukan bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.

2. Bagi siswa, untuk meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam belajar.

3. Sebagai bahan masukan sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan disekolah.

Referensi

Dokumen terkait

Selulosa asetat sangat diperlukan dalam proses pembentukan nano serat dalam bentuk larutan pada proses electrospinning. 3 Selulosa asetat adalah bahan kristal

[r]

Variabel yang memiliki nilai koefisien terbesar adalah luas lahan tidak produktif tahun 2010 dengan nilai koefisiensi sebesar 0.755, artinya semakin luas lahan

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul kontribusi layanan bimbingan kelompok, komunikasi antar pribadi, dan konsep

Adapun kesimpulan khusus pada penelitian ini adalah (1) Penerapan sistem pembelajaran moving class di SMP Negeri 34 Bandung berdasarkan hasil pengolahan data

Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan, yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya mempunyai

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis. Setelah peneliti berkonsultasi dengan guru mitra ternyata siswa yang kurang aktif, ramai, bicara

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak pemberian makanan jajanan yang mengandung gula kelapa diperkaya provitamin A dari minyak sawit merah