• Tidak ada hasil yang ditemukan

CITRA TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL TANAH TABU KARYA ANINDITA S THAYF: KAJIAN SASTRA FEMINIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "CITRA TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL TANAH TABU KARYA ANINDITA S THAYF: KAJIAN SASTRA FEMINIS."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

CITRA TOKOH PEREMPUAN DALAM NOVEL TANAH TABU

KARYA ANINDITA S THAYF :

KAJIAN SASTRA FEMINIS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

Oleh

SILVIA ARMA INDAH

NIM 062222710034

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

ABSTRAK

Silvia Arma Indah, NIM 062222710034. Citra Tokoh Perempuan dalam novel Tanah Tabu karya Anindita S Thayf: Kajian Sastra Feminis. Skrips. Medan. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas curahan karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul "Citra Tokoh Perempuan dalam novel "Tanah Tabu" karya Anindita S Thayf : Kajian Sastra Feminis

Penulisan skripsi dimaksudkan untuk memenuhi sebagai syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Universitas Negeri Medan (UNIMED) pada Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

 Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri

 Drs. Sanggup Barus, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

 M. Surif, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi Sastra Indonesia

 Dra Rosmaini, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

(8)

iii

 Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah banyak memberikan perhatian, membantu dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi ini.

 Ayahanda M. Amin dan Ibunda Siti Herlina Hasibuan, selaku orang tua

ananda yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini baik moral, materil dan doanya sehingga penulisan skripsi ini selesai.

 Kakanda Putri Almina Sari, SH dan Adik Muhammad Okty Syah Putra yang telah banyak memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

 Buat pacar tercinta yang selalu memberikan semangat, dukungan,

motivasi dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

 Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, khususnya stambuk 2006 yang tidak dapat saya tuliskan satu persatu.

Penulis telah berupaya menyusun skripsi ini dengan maksimal. Namun masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini, kiranya skripsi ini bermanfaat dan dapat memperkaya wawasan pembaca dan menjadi acuan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang sama.

Medan, September 2013

Silvia Arma Indah

(9)

iv

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Kerangka Teoretis ... 9

7. Citra Perempuan dengan Pengarang Perempuan ... 29

8. Tokoh Cerita ... 30

a. Pengertian Tokoh ... 30

(10)

v

c. Jenis Tokoh ... 32

9. Pengertian Novel ... 33

B. Pertanyaan Penelitian ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

B. Subjek dan Sumber Data ... 35

C. Metodologi Penelitian ... 35

D. Instrumen Penelitian ... 36

E. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan Penelitian ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

(11)

vi

DAFTAR TABEL

3.1 Wujud Citra Perempuan berdasarkan Indikator Citra Perempuan

pada Tokoh Utama Mabel ... 37 3.2 Analisis Data Citra Tokoh Perempuan dalam Novel Tanah Tabu

(12)

DAFTAR TABEL

Wujud Citra Perempuan berdasarkan Indikator Citra Perempuan

pada Tokoh Utama Mabel ... 37

Analisis Data Citra Tokoh Perempuan dalam Novel Tanah Tabu

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam

menyampaikan gagasan-gagasan ataupun mereflesiksikan pandangannya

terhadap berbagai masalah yang diamati di lingkungannya. Apa yang

ditampilkan dalam wacana karya sastra merupakan tanggapan pengarang

terhadap berbagai realitas objektif yang terjadi di masyarakat. Meskipun tokoh

dan peristiwa yang menggerakkan cerita dalam karya sastra bersifat imajinatif,

tetapi dengan teknik penceritaan yang sedemikian rupa pengarang

memperlihatkan maksudnya bahwa ia sedang menggambarkan dunia nyata

dengan media seni bahasa.

Dengan demikian, realitas sosial yang dihadirkan melalui teks kepada

pembaca merupakan gambaran tentang fenomena sosial yang terjadi di

masyarakat, yang dihadirkan kembali oleh pengarang dalam bentuk dan

pencitraan berbeda. Dalam karya sastra, hal-hal yang digambarkan tentang

masyarakat dapat berupa struktur sosial masyarakat, fungsi, dan peran masing – masing anggota masyarakat, maupun interaksi yang terjalin di antara seluruh

anggotanya. ( Sugihastuti,2007:82).

Secara lebih sederhana, karya sastra menggambarkan unusr-unsur

(14)

2

antara keduanya merupakan tema yang menarik untuk dikaji sebab

menyangkut hubungan antara dua jenis kelamin yang berbeda, yang

membentuk tatanan kehidupan masyarakat, baik secara sosial maupun budaya.

Sejak kelahiran sastra indonesia modern, perempuan mendapatkan

perhatian dan menjadi perbincangan di kalangan sastrawan. Perempuan

menjadi objek bagi sastra yang menarik dan tidak bosan-bosannya dijadikan

bahan pembicaraan atau kritik oleh kaun sastrawan. Perempuan memang

menarik. Yang lebih tepatnya menarik sebagai objek dan sekaligus subjek

pembicaraan dari segala perannya baik sebagai makhluk individu maupun

sosial, yang mencakup kepentingan-kepentingan bagi dirinya sendiri, karir,

rumah tangga, maupun kepentingan yang berkaitan dengan masyarakat.

Kadang-kadang peran dan kedudukannya itu sering dikaitkan dengan kaum

pria, untuk mencari seberapa tingkat persamaan atau kesetaraan gender.

Novel indonesia yang diciptakan oleh pengarang laki-laki dan perempuan

begitu beragam. Begitu banyak pengarang perempuan yang menerbitkan

novel-novelnya seperti Ayu Utami, Djenar Mahaesa Ayu, Oka Rusmini, Dee

dan Fira Basuki, yang mengusung feminisme dalam karya-karya mereka.

Mereka dinyatakan sebagai gender sastra biru dengan tema dan bahasa “tabu”,

eksistensi mereka menjadi penanda kegelisahan perempuan di Indonesia.

Topik yang mereka tonjolkan dari novel-novelnya adalah penggambaran gaya

hidup di kota-kota serta negara yang pernah menjadi persinggahan di

perjalanan hidupnya dan citra tokoh perempuan yang sangat lekat dengan ciri

(15)

3

Citra artinya rupa; gambaran; dapat berupa gambaran yang dimiliki orang

banyak mengenai pribadi, atau kesan mental(bayangan) visual yang

ditimbulkan oleh sebuah kata, frase, atau kalimat dan merupakan unsur dasar

yang khas dalam karya sastra prosa dan puisi ( Suguhastuti, 200:45). Wanita

merupakan makhluk individu, yang beraspek fisik dan psikis, dan makhluk

sosial yang beraspek keluarga dan masyrakat. Citra wanita adalah gambaran

tentang peran wanita dalam kehidupan sosial. Wanita dicitrakan sebagai insan

yang memberikan alternatif baru sehingga menyebabkan kaum pria dan wanita

memikirkan tentang kemampuan wanita pada saat sekarang.

Citra wanita berhubungan dengan manusia lain dapat bersifat khusus

maupun umum tergantung kepada hubungan itu. Hubungan wanita masyarakat

dimulai dengan hubungannya dengan orang-seorang, antar orang, sampai

hubungan dengan masyarakat umum. Termasuk ke dalam hubungan

orang-seorang adalah hubungan wanita dengan pria dalam masyarakat. Citra wanita

dalam kehidupan sosialnya terbentuk karena pengalaman pribadi dan budaya.

Pada dasarnya citra wanita berhubungan erat dengan norma dan sistem nilai

yang berlaku dalam satu kelompok masyarakat, tempat wanita menjadi

anggota dan berhasrat mengadakan hubungan antar manusia. Kelompok

masyarakat itu adalah kelompok keluarga dan masyarakat luas.

Citra wanita dalam kesusastraan pada saat ini mendapat perhatian yang

cukup besar. Pembicaraan tentang wanita sebagai salah satu anggota

kelompok masyarakat merupakan kajian sastra yang cukup sering dibicarakan.

(16)

4

perubahan nilai-nilai dan moralitas mereka yang memberi penilaian. Sekalipun

nantinya terdapat perbedaan atau persepsi dalam penilaian, hal itu merupakan

konsekuensi dari nilai yang dianut. Perkembangan atau perubahan

nilai-nilai masyarakat ini sedikit banyak menyebabkan perubahan dalam

menampilkan tokoh-tokoh dalam karya sastra, khususnya tokoh wanita.

Bagaimana juga karya sastra yang mencerminkan selera dan aspirasi suatu

kelompok masyarakat tertentu merupakan gejala yang selalu ada pada setiap

zaman, sepanjang sejarah kesusasteraan. Gejala tersebut tentu saja dapat

mengakibatkan perkembangan yang posistif bagi dunia sastra.

Menonjolnya citra perempuan dalam novel-novel Anindita dikarenkan

berbagai alasan. Misalnya, karena novel dianggap sebagai ide, hingga citra

perempuan yang dianggapnya penting untu diketahui khalayak dituangkan

dalam novel. Kemungkinan lain, wajar apabila Anindita sebagai pengarang

perempuan tertarik akan citra kaumnya. Kesejajaran gender akan keduanya

memungkinkan hadirnya citra perempuan dalam novel Anindita S Thayf

menjadi menarik.

Novel berjudul “Tanah Tabu” karya Anindita S Thayf yang berkisah yaitu

kondisi keadaan seorang perempuan yang diceritakan pengarang sebagai

sesosok yang tegar dalam menjalani kehidupannya dalam keluarga dan

masyrakat. Anindita menampilkan sosok seorang wanita yang cerdas dan

selalu dicurigai sebagai pemberontak dengan kegigihannya dia tidak terbukti

salah. Dan dia adalah seorang wanita yang memperjuangan hak wanita yang

(17)

5

kaum laki-laki ataupun suami. Novel ini mengangkat tentang permasalahan

sosial terutama perempuan dan kehidupan yang ada di papua. Kepedulian

Anindita terhadap permasalahan sosial tentang citra wanita dalam berbagai

kehidupan kompleks dan rumit dibedah dalam novel Tanah Tabu karya

Anindita S Thayf.

Penelitian ini berupaya memaparkan serta menggambarkan wujud citra

tokoh perempuan dalam novel Tanah Tabu. Oleh karena itu, teori sastra yang

dipandang cocok terhadap masalah tersebut adalah kajian sastra feminis, yaitu

kritik sastra feminis yang menyoroti permasalahn perempuan sebagai tema

sentral sehingga dunia perempuan itu merupakan objek atau pusat analisis.

Kritrik tersebut meliputi hal-hal berikut ini:

1. Kajian perempuan tentang pandangan laki-laki terhadap perempuan

dan bagaimana perempuan dilukiskan.

2. Kajian tentang perempuan, tentang kreatifitas perempuan yang

bersangkutan dengan potensinya di tengah tradisi kekuasaa laki-laki.

3. Kajian yang bersangkutan dengan penggunaan teori dalam penelitian

perempuan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik

melakukan penelitian terhadap novel Tanah Tabu karya Anindita S Thayf

mengenai citra tokoh perempuan kemudian dihubungkan realita kehidupan di

(18)

6

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan proses atau tahapan yang hal-hal

berhungan dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan latar belakang yang

telah dibuat, adapun masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana citra tokoh perempuan yang menjadi gambaran-gambaran

sikap yang telah diambilnya?

2. Faktor-faktor apa saja membentuk citra tokoh perempuan dalam novel

Tanah Tabu?

3. Bagaimana citra tokoh perempuan dapat menunjukkan eksistensi serta

kemandiriannya sebagai perempuan?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka masalah

hanya dibatasi dengan menganalisis citra tokoh perempuan berdasarkan

indikator citra diri perempuan, yaitu citra fisis, psikis, dan sosial yang dialami

oleh tokoh perempuan yang ada dalam novel Tanah Tabu karya Anindita S

Thayf.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimana pandangan kritik sastra feminis terhadap citra tokoh

perempuan dalam novel Tanah Tabu karya Anindita S Thayf menyangkut

masalah kehidupan di alam nyata seperti masalah cinta, harapan, kekerasaan,

(19)

7

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian harus ada tujuan penelitian yang jelas agar bisa

diketahui sasaran yang dicapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengungkapkan bagaimana kritik sastra feminis terhadap citra tokoh

perempuan dalam novel Tanah Tabu karya Anindita S Thayf menyangkut

masalah kehidupan di alam nyata seperti masalah cinta, harapan, kekerasaan,

penderitaan, dan keadilan.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian di atas, manfaat yang dapat diambil sebagai

berikut:

1. Bagi Penulis

Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah khazanah keilmuan

terutama dalam bidang sastra, dan dapat mempelajari kebudayaan dan

masalah kehidupan sosial di alam nyata yang belum terungkap

sebelumnya.

2. Bagi Bidang Kesusastraan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penelitian dalam

meneliti sastra terutama dalam pengungkapan citra tokoh perempuan

(20)

54

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Novel Tanah Tabu karya Anindita S Thayf merupakan satu novel

yang mengandung citra perempuan yang menarik untuk dibahas. Di dalamnya

terkandung citra fisis, psikis, dan sosial perempuan yang menggambarkan

bahwa perempuan juga mampu menjadi makhluk yang selaras dengan

laki-laki, meskipun ada beberapa hal yang tidak bisa untuk diingkari. Mereka bisa

melakukan beberapa kegiatan dengan serius dalam waktu yang sama,

kedisiplinan yang kuat, serta bertangung jawab terhadap apa yang dilakukan.

Perempuan juga memiliki sosialisasi yang tinggi terhadap orang-orang di

sekitarnya sehingga dengan cepat mampu menyesuaikan diri dengan orang

lain.

Dalam novel Tanah Tabu karya Anindita S Thayf mempunyai

pandangan kritik sastra feminis terhadap citra tokoh perempuan yang

menyangkut masalah kehidupan di alam nyata seperti harapan, kekerasan,

penderitaan dan ketidakadilan sebagai seorang wanita yang terhadap

lingkungannya.

Namun, tokoh utama perempuan yang kerap ingin menunjukkan

eksistensinya, melakukan segala sesuatu untuk membela dan memperjuangkan

(21)

55

Penelitian menggambarkan bagaimana citra tokoh perempuan dalam novel

tanah tabu. Beliau menggambarkan ketertindasan tokoh perempuan yang kerap

nyata dengan apa yang terjadi dalam kehidupan nyata. Meskipun berusaha bangkit,

ada saja yang menyebabkan pandangan-pandangan bahwa perempuan tetap menjadi

makhluk kelas dua serta dihubungkan bahwa perbuatannya tidak relevan dengan

kodrat sebagai seorang perempuan. Padahal usaha-usaha hanyalah menunjukkan

bahwa perempuan merasa jenuh dengan tanggapan yang menyatakan mereka adalah

mahluk lemah.

B. Saran

Adapun saran – saran yang dapat diberikan yang berkaitan dengan skripsi

yang berjudul Citra Tokoh Perempuan dalam Novel Tanah Tabu karya Anindita S

Thayf dengan kajian sastra feminis adalah sebagai berikut

:

1. Penelitian ini bermanfaat untuk menjadi data dalam menbuat

teori-teori baru di dalam dunia sastra khususnya dengan berhubungan

dengan kritik sastra feminis terhadap citra tokoh perempuan yang

menyangkut masalah kehidupan di alam nyata seperti harapan,

kekerasan, penderitaan dan ketidakadilan sebagai seorang wanita

yang terhadap lingkungannya.

2. Penelitian ini dapat diharapkan menambah dan memperluas

(22)

56

maju dan kuat dalam menghadapi hidupnya serta bijak untuk

menentukan apa yang terbaik untuk dilakukannya.Pendobrakan

anggapan–anggapan bahwa perempuan merupakan mahluk yang

lemah harus disertai dengan pengetahuan serta norma–norma yang

berlaku dalam lingkungan,agama,serta adat istiadatnya. Perempua

tidak bisa hanya menggunakan keegoisannya melakukan

pembaharuan,terutama yang menjadi penilaian akhir bagi semua

kaumnya.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Sugihastuti dan Itsna Hadi Saptiawan.2007. Gender dan Inferioritas Perempuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugihastuti dan Suharto. 2002. Kritik Sastra Feminis : Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ali Hosein Hakeem, et, al. 2005. Membela perempuan : Menakar Feminisme dengan Nalar Agama. Jakarta: AL-HUDA

Hartoko, Dick. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT Gramedia

Hardjana, Andre. 1983. Kritik Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Gramedia Sugihastuti. 2000. Wanita di mata wanita. Bandung : Angkasa

Lubis, A. Hamid Hasan.2005. Glosarium Bahasa dan Sastra. Medan:FBS Unimed Purba, Antilan.2001. Sastra Kontemporer. Medan: USU Press

Tarigan, Henry. 1985. Prinsip – prinsip Dasar Sastra. Bandung:Angkasa

Ratna, Nyoman Kutha.2005. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Sumber lain

Bangkitgila.Citra wanita dan budaya indonesia dalam beberapa novel pramoedya bangkit karena ditindas.

http://bangkitgila.wordpress.com/2009/05/08/citra-wanita-dan-budaya-indonesia-dalam-beberapa-novel-pramoedya-bangkit-karena-ditindas/

diakses tanggal 3 April 2013 Wendysajadalah. Citra perempuan.

http://wendysajadalah.wordpress,com/2013/01/07/citra perempuan/

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahaui upaya-upaya apa saja yang di lakukan guru PAI dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an pada siswanya.Adapun manfaat

menghimpun pedoman dan petunjuk teknis, melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang penelitian dan pengembangan yang

After analyzing the data, the writer found that the language, which were mixed and switched amongjenang sellers and buyers injenang shop in Pasar Baru Pare were

thuringiensis yaitu K.K1.S.K2 dan W.Swh.S.K2 dari 26 isolat bakteri yang mampu membunuh larva Aedes aegypti instar III lebih dari 50 %.. Isolat W.Swh.S.K2 hasil isolasi dari

Planning (Perencanaan) ... Prinsip-prinsip Manajemen Sekolah ... Memprioritaskan tujuan di atas kepentingan pribadi dan kepentingan mekanisme kerja ... Mengkoordinasi wewenang

Seperti halnya dengan salon, promosi Eillen salon selama ini hanya dengan memasang spanduk dan brosur saja sehingga informasi yang didapatkan kurang lengkap juga kurang menarik

Flowchart Beasiswa Konsorsium Pendidikan BPMIGAS - KKKS (Badan.. Pelaksana Minyak dan Gas – Kontraktor Kontrak

Selain daya serap otak pada anak didapat melalui makanan yang bergizi, hal lain yang mendukungnya adalah melalui prose pembelajaran yang formal atau pendidikan yang tepat. Kendala