vi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
This study aimed to determine the influence of Inventory Accounting Method and Capital Structure on Price Earnings Ratio by simultan. The object of this research are firms inclusive of manufacture industry listed in Indonesia Stock Exchange. While the sample used in this research were as 70 companies in 2010. The sample is obtained by using purposive sampling technique. In this research, the data used are secondary data collected by the method of documentation that is by downloading from the official website of companies included in the research sample. The result showed that Inventory Accounting Method and Capital Structure by simultan didn’t give significant influence on price earnings ratio with total contribution is 0.04%
vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode akuntansi persediaan dan struktur modal terhadap Price Earnings Ratio secara simultan. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang dikategorikan kedalam industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 perusahaan yang telah diaudit pada tahun 2010. Sampel ini diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder yang dikumpulkan dengan metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengunduh dari situs resmi perusahaan yang termasuk dalam sampel penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Metode Akuntansi Persediaan dan Struktur Modal, secara simultan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Price Earnings Ratio dengan total kontribusi sebesar 0,04%.
viii Universitas Kristen Maranatha
1.1 Latar Belakang Penelitian……… 1
1.2 Identifikasi Masalah……… 8
1.3 Tujuan Penelitian………. 9
1.4 Kegunaan Penelitian……… 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS……….. 10
2.1 Kajian Pustaka……… 10
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan………... 10
ix Universitas Kristen Maranatha
2.1.3 Pengguna Laporan Keuangan………. 11
2.1.4 Komponen Lengkap Laporan Keuangan……… 12
2.1.5 Persediaan………... 19
2.1.5.1Definisi Persediaan………. 19
2.1.5.2Sistem Pencatatan……….. 21
2.1.5.3Klasifikasi Persediaan……… 22
2.1.5.4Penilaian Persediaan………... 22
2.1.5.5Metode Penilaian persediaan………. 25
2.1.6 Konsep Analisis Laporan Keuangan……….. 28
2.1.7 Struktur Modal………... 31
2.1.7.1Pengertian Struktur Modal………. 31
2.1.7.2Komponen Struktur Modal……… 32
2.1.7.3Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal.. 32
2.1.7.4Rasio Struktur Modal………. 33
2.1.8 Investasi, Pasar Modal, dan Saham……… 33
2.1.8.1Investasi……….. 33
2.1.8.2Pasar Modal……… 35
2.1.8.3Saham………. 36
2.1.9 Price Earnings Ratio……….. 38
2.2 Kerangka Pemikiran……… 39
x Universitas Kristen Maranatha
BAB III METODE PENELITIAN……….. 42
3.1 Obyek Penelitian………... 42
3.2 Metode Penelitian………. 42
3.2.1 Data dan Pengklasifikasian Data………... 43
3.2.2 Metode Pengambilan Data……… 45
3.2.3 Tahap-tahap Analis Data………... 45
3.2.4 Operasionalisasi Variabel……….. 46
3.2.4.1Variabel Bebas (Independent Variable)…………. 46
3.2.4.2Variabel Terikat (Dependent Variable)………….. 49
3.2.5 Penetapan Rancangan Hipotesis……… 51
3.2.5.1Metode Akuntansi Persediaan terhadap PER…… 51
3.2.5.2Struktur Modal terhadap PER……… 52
3.2.5.3Metode Akuntansi Persediaan dan Struktur Modal Terhadap PER……… 53
3.2.6 Teknik Pengambilan Sampel………. 54
3.2.7 Pengujian Data……….. 55
3.2.8 Pengujian Hipotesis………... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN……….. 61
4.1 Hasil Penelitian………... 61
4.1.1 Deskripsi Sampel Penelitian……… 61
xi Universitas Kristen Maranatha
4.2 Pengujian Data……… 73
4.2.1 Uji Normalitas Data……… 73
4.2.2 Uji Multikolinearitas………... 78
4.2.3 Uji Heterokedasitas……… 79
4.2.4 Analisis Regresi Linear Berganda……….. 81
4.3 Pembahasan……… 88
BAB V SIMPULAN DAN SARAN……….. 91
5.1 Simpulan……… 91
5.2 Saran………. 92
DAFTAR PUSTAKA………... 93
xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Siklus Operasi……… 14
Gambar 2 Tipe Investasi……… 34
Gambar 3 Kerangka Pemikiran……….. 41
Gambar 4 Normal Plot Sebelum Eliminasi Data……… 75
Gambar 5 Normal Plot Setelah Eliminasi Data……….. 76
Gambar 6 Scatterplot Uji Heterokedasitas……….. 79
Gambar 7 Kurva Pengujian Hipotesis Parsial Variabel X1………... 87
xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Operasionalisasi Variabel……… 50
Tabel II Distribusi Sampel Penelitian………... 62
Tabel III Ringkasan Perusahaan yang telah diolah tahun 2010…………. 66
Tabel IV Hasil Uji Normalitas sebelum Uji Outliers………. 74
Tabel V Hasil Uji Normalitas setelah Uji Outliers……… 77
Tabel VI Nilai VIF Uji Multikolinearitas……… 78
Tabel VII Hasil Uji Glejser……… 80
Tabel VIII Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Regresi……… 82
Tabel IX Nilai Koefisien Korelasi……… 83
Tabel X Koefisien Korelasi dan Taksirannya……….. 83
Tabel XI Analisis Koefisien Determinasi………. 84
Tabel XII Analisa Koefisien Beta X Zero-Order………... 84
Tabel XIII Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F)……… 85
xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik I Grafik Histogram sebelum Eliminasi Data……….. 74
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Berdirinya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek
maupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek pada umumnya adalah
mendapatkan laba, sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk memelihara
kelangsungan hidup perusahaan, yaitu memaksimumkan nilai perusahaan yang
mampu bertahan dalam dunia persaingan yang semakin ketat. Ukuran perusahaan
yang satu dengan perusahaan yang lain berbeda. Sehingga variabel control ukuran
perusahaan dalam penelitian ini didasarkan pada total aktiva perusahaan. Semakin
besar jumlah aktiva yang dimiliki, maka perusahaan tersebut akan digolongkan pada
ukuran perusahaan yang besar dan cenderung mempunyai pertumbuhan laba yang
lebih tinggi. Sebaliknya, jika suatu perusahaan memiliki jumlah aktiva yang kecil,
maka akan digolongkan pada ukuran perusahaan yang kecil dan cenderung
mempunyai pertumbuhan laba yang rendah (Salno dan Baridwan:2000).
Untuk itulah, perusahaan dituntut beroperasi secara efisien dan efektif. Agar
dapat beroperasi secara efisien dan efektif, maka perencanaan yang dibuat harus
matang dan berdaya guna. Dalam melakukan perencanaan diperlukan informasi
akuntansi yang akurat, tepat waktu, dan relevan. Informasi akuntansi tersebut
diantaranya adalah informasi tentang persediaan dan struktur modal yang sangat
berguna bagi operasional perusahaan, dalam hal perencanaan, pengendalian, dan
P E N D A H U L U A N | 2
Universitas Kristen Maranatha pada risiko bahwa perusahaannya tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang
memerlukan atau meminta barang atau jasa, dan tidak dapat memenuhi keinginan
para investor dalam kaitannya dengan market value perusahaan, sehingga diharapkan
dalam memilih metode akuntansi persediaan tersebut akan berdampak pada tingkat
return yang diharapkan oleh investor. Dan dengan adanya struktur modal akan
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya dengan ekuitas
pemegang saham, juga diharapkan dapat membantu investor mencapai tujuannya
dalam menanamkan modal pada sekuritas saham, yaitu untuk memperoleh tingkat
pengembalian (return) tertentu dengan risiko minimal.
Persediaan itu sendiri merupakan barang yang diperoleh untuk dijual
kembali atau bahan untuk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan
dijual atau barang yang akan digunakan (Google.com:2009). Persediaan adalah
asset/aktiva lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang di maksudkan untuk
mendukung kegiatan operasional pemerintah dan kemudian barang tersebut di jual
dan atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat (Google.com).
Menurut (Dedi ordiawan:2008), perolehan persediaan berasal dari:
a. Pembelian
Jika persediaan yang di peroleh dari pembelian, maka akan di catat/disajikan
sebesar nilai/biaya perolehannya. Biaya perolehan persediaan meliputi biaya
pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat dan lainnya yang
P E N D A H U L U A N | 3
Universitas Kristen Maranatha b. Produksi sendiri
Jika persediaan yang diperoleh dengan memproduksi sendiri, maka akan dicatat
sebesar biaya standard. Biaya standard meliputi biaya langsung dengan
persediaan yang di produksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara
sistematis berdasarkan ukuran-ukuran yang digunakan pada saat penyusunan
rencana kerja dan anggaran.
c. Cara lain nya
Jika persediaan diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi atau rampasan, maka
akan di catat sebesar nilai wajar. Nilai wajar meliputi nilai tukar asset atau
penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan
melakukan transaksi wajar
Dua sistem pencatatan akuntansi persediaan yang paling sering digunakan
secara luas adalah periodik dan perpetual. Dalam sistem persediaan perpetual saat
membeli barang, dibuat jurnal yang men-debet akun Persediaan Barang Dagangan
dan meng-kredit akun Hutang atau Kas. Pada waktu menjual barang dibuat jurnal
yang mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun Persediaan
sehingga akun Persediaan akan menunjukkan harga pokok dari persediaan yang ada
di gudang. Dalam sistem persediaan periodik jika ada penjualan barang tidak dibuat
jurnal untuk harga pokok dari barang yang dijual di bagian akuntansi. Pada akhir
tahun, persediaan yang ada di gudang penyimpanan dihitung jumlah kuantitasnya
dan ditentukan nilai/harga belinya. Untuk menentukan persediaan yang
dipakai/dijual,maka persediaan yang pernah ada (persediaan awal ditambah
pembelian selama satu periode) dikurangi dengan persediaan akhir periode.
P E N D A H U L U A N | 4
Universitas Kristen Maranatha Ikhtisar Laba Rugi dan meng-kredit akun Persediaan sejumlah persediaan awal.
Jurnal yang kedua didasarkan atas hasil inventarisasi fisik barang pada akhir tahun.
Jurnalnya men-debet akun Persediaan Barang Dagangan dan meng-kredit akun
Ikhtisar Laba Rugi. Ayat jurnal ini dibuat sekaligus dalam satu periode.
Tiga metode pembiayaan persediaan yang umum digunakan:
1. Masuk pertama, keluar pertama (FIFO),
2. Masuk terakhir, keluar pertama (LIFO), dan
3. Biaya rata-rata atau biaya tertimbang rata-rata.
Karena persediaan merupakan aktiva lancar terbesar dari suatu perusahaan,
sehingga diperlukan pengukuran yang tepat untuk menjamin laporan keuangan yang
akurat. Jika persediaan tidak dihitung secara tepat, pengeluaran dan penerimaan tidak
dapat dicocokkan secara benar. Jika persediaan akhir tidak benar, maka hasilnya
adalah saldo-saldo dari neraca (persediaan barang dagangan, total aktiva, dan ekuitas
pemilik modal ) juga tidak akan benar, begitu juga harga pokok penjualan barang
dagangan dan laba bersih juga tidak akan benar dalam laporan laba rugi. Sehingga,
perusahaan harus mempertimbangkan dalam hal memilih metode akuntansi
persediaan yang akan digunakan oleh perusahaan, agar persediaan akhir dapat
dihitung dengan benar. Pemilihan metode akuntansi persediaan di Indonesia
mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tahun 2009. SAK 2009 No.14
memberikan kebebasan bagi perusahaan untuk menggunakan salah satu alternatif
metode akuntansi persediaan, yaitu: FIFO (First in First out), atau rata-rata
P E N D A H U L U A N | 5
Universitas Kristen Maranatha Alasan dipilihnya metode akuntansi persediaan oleh perusahaan adalah untuk
memenuhi keinginan investor yang berkaitan dengan market value perusahaan,
sehingga dalam memilih metode tersebut akan memberikan tingkat return yang
diharapkan investor.
Nilai suatu perusahaan juga tercermin dari harga saham perusahaan apabila
perusahaan tersebut sudah listing dibursa. Tujuan investor menanamkan dananya
pada sekuritas saham adalah memperoleh tingkat pengembalian (return) tertentu
dengan risiko minimal. Kebjakan mengenai struktur modal melibatkan trade off
antara risiko dan tingkat pengembalian (return). Penambahan utang akan
memperbesar risiko perusahaan, namun akan memperbesar tingkat pengembalian
yang diharapkan (expected return). Risiko yang makin tinggi akibat besarnya utang
cenderung akan menurunkan harga saham, namun meningkatnya expected return
akan meningkatkan harga saham juga. Sehingga muncul konsep struktur modal
optimal, yaitu struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan
return sehingga akan memaksimumkan harga saham. .Manajer keuangan harus
menentukan kebijakan kombinasi struktur modal yang tepat dengan
mempertahankan utang dan ekuitas pada level tertentu, agar dapat mengoptimalkan
nilai perusahaan. Struktur modal yang diukur dengan debt to equity ratio
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar utangnya dengan ekuitas
pemegang saham. Dari rasio ini, pemodal dapat melihat apakah perusahaan dalam
keadaan mampu atau tidak dalam membayar utang.
Tingkat pengembalian (return) atas kepemilikan saham dapat diperoleh
dalam dua bentuk, yaitu dividen dan capital gain (harga jual saham lebih tinggi dari
P E N D A H U L U A N | 6
Universitas Kristen Maranatha Saat melakukan investasi saham, investor akan memilih saham perusahaan mana
yang akan memberikan return tinggi. Investor yang menanamkan dananya dalam
saham, perlu mempertimbangkan risiko dan return yang akan diterimanya kelak.
Diperlukan analisis untuk mengidentifikasi prospek perusahaan dimasa yang akan
datang. Analisis ini bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan kepada
investor. Analisis fundamental selalu menjadi acuan investor dalam membuat
keputusan investasi di pasar modal. Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap
investasi saham mempunyai landasan kuat yang disebut nilai intrinsik yang dapat
ditentukan melalui suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi perusahaan
pada saat sekarang dan prospeknya dimasa datang. Untuk mengukur dan
menganalisa kondisi fundamental sebuah saham, alat ukur utama yang dipergunakan
adalah laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari:
Laporan laba rugi (profit and loss), neraca (balance sheet) dan kondisi arus kas (cash
flow) perusahaan. Dalam analisa fundamental, cukup banyak analisa ratio-ratio yang
dipergunakan. Salah satu ratio yang paling favorit dipergunakan adalah rasio antara
harga pasar saham dengan laba bersih per sahamnya (EPS) yang di sebut Price
Earnings Ratio/PER. Price Earnings Ratio merupakan indikator dalam menentukan
kewajaran atas nilai saham. Besaran PER akan berubah-ubah mengikuti perubahan
harga di pasar dan proyeksi laba bersih. Jika harga naik, proyeksi laba tetap, praktis
PER akan naik. Sebaliknya jika proyeksi laba naik, harga di pasar tidak bergerak
maka PER akan turun. PER membutuhkan catatan yang benar dari saldo-saldo dalam
neraca, dan laporan laba rugi.
Mengingat pentingnya pemilihan metode akuntansi persediaan dan struktur
P E N D A H U L U A N | 7
Universitas Kristen Maranatha investasi, beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan hal tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Akustia R. Kanam (2006) dengan judul
“Pengaruh penerapan Metode Akuntansi Persediaan FIFO dan Average terhadap
Price Earning Ratio pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta” bahwa terdapat perbedaan Price Earnings Ratio yang signifikan antara
perusahaan yang mengadopsi metode akuntansi persediaan FIFO dan average.
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulia Perwira Daulata (2004)
dengan judul “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Price Earnings Ratio
Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, hasil penelitian ini
menunjukan bahwa struktur modal yang diukur dengan Debt to equity ratio
berpengaruh signifikan terhadap Price Earnings Ratio dan juga merupakan analisa
yang paling baik untuk menilai Price Earnings Ratio perusahaan.
Namun hasil yang bertolak belakang ditunjukan oleh penelitian yang dilakukan
Taufiqurrahman (2008) dengan judul “Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi
Persediaan dan Struktur Modal terhadap Price Earnings Ratio” bahwa tidak terdapat
perbedaan Price Earnings Ratio yang signifikan antara perusahaan yang menerapkan
metode persediaan FIFO dan Avarage. Dalam penelitian tersebut juga didapatkan
hasil bahwa struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap Price Earnings
Ratio. Begitu juga diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan Tiffany Dewi
Saputri (2010) dengan judul “Pengaruh pemilihan metode akuntansi persediaan dan
struktur modal terhadap Price Earnings Ratio dengan ukuran perusahaan sebagai
variabel kontrol” bahwa tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama (simultan) dari
pemilihan metode akuntansi persediaan, struktur modal, dan ukuran perusahaan
P E N D A H U L U A N | 8
Universitas Kristen Maranatha Dalam penelitian ini, mengungkapkan juga bahwa struktur modal yang tercermin
oleh debt to equity ratio tidak memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap
Price Earnings Ratio.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian lebih
lanjut yang dituangkan kembali pada penelitian yang berjudul:
“Pengaruh Metode Akuntansi Persediaan dan Struktur Modal Terhadap Price
Earnings Ratio”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut diatas, maka identifikasi masalah
dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Apakah metode akuntansi persediaan berpengaruh terhadap Price Earnings
Ratio?
2. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap Price Earnings Ratio?
3. Apakah metode akuntansi persediaan dan struktur modal berpengaruh terhadap
P E N D A H U L U A N | 9
Universitas Kristen Maranatha 1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui apakah metode akuntansi persediaan berpengaruh terhadap
Price Earnings Ratio
2. Untuk mengetahui apakah struktur modal berpengaruh terhadap Price Earnings
Ratio
3. Untuk mengetahui apakah metode akuntansi persediaan dan struktur modal
berpengaruh terhadap Price Earnings Ratio
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi penulis, memberikan pemahaman yang baik mengenai pengaruh metode
akuntansi persediaan terhadap Price Earnings Ratio.
2. Bagi pembaca, memberikan gambaran sebagai referensi untuk penelitian serupa
yang lebih lanjut dan mendalam
3. Bagi manajemen perusahaan, dapat dijadikan bahan pertimbangan dan evaluasi
dalam perlakuan akuntansi persediaan yang selama ini dijalankan perusahaan.
Melalui perhitungan kuantitatif pada penelitian ini, diharapkan membantu
manajer dalam memaksimumkan nilai perusahaan
4. Bagi investor, dapat dijadikan referensi dalam pengambilan keputusan untuk
menentukan investasi dengan mempertimbangkan pengaruh metode akuntansi
persediaan dan struktur modal yang diterapkan perusahaan terhadap price
91 Universitas Kristen Maranatha BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai “Pengaruh Metode
Akuntansi Persediaan dan Struktur Modal Terhadap Price Earnings Ratio”, maka
penulis mencoba menarik suatu kesimpulan, berikut ini:
1. Berdasarkan pemaparan analisis perhitungan statistik pada uji koefisien
determinasi dan pengujian hipotesis parsial, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa variabel Metode Akuntansi Persediaan, secara parsial tidak memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap Price Earnings Ratio dengan total kontribusi
sebesar 0,04%.
2. Berdasarkan pemaparan analisis perhitungan statistik pada uji koefisien
determinasi dan pengujian hipotesis parsial, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa variabel Struktur Modal, secara parsial tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap Price Earnings Ratio dengan total kontribusi sebesar 0,00%.
3. Berdasarkan pemaparan analisis perhitungan statistik pada uji korelasi, uji
persamaan regresi, uji koefisien determinasi, dan pengujian hipotesis simultan,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel Metode Akuntansi Persediaan
dan variabel Struktur Modal, secara simultan tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap Price Earnings Ratio dengan total kontribusi sebesar 3.3%.
Sedangkan sisanya sebesar 96,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
K E S I M P U L A N D A N S A R A N | 92
Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan untuk penelitian yang akan datang adalah sebagai
berikut:
1. Disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menambah variabel-variabel
lainnya yang dapat mempengaruhi Price Earnings Ratio yang memberikan
gambaran seberapa besar investor bersedia untuk membayar setiap rupiah laba
bersih yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dan juga yang menunjukan berapa
tingkat kemungkinan pengembalian investasi pada suatu saham.
2. Disarankan kepada peneliti berikutnya untuk menambah ruang lingkup
penelitiannya, dengan mengambil sampel Laporan Keuangan perusahaan
manufaktur di BEI yang telah diaudit pada tahun saat ini dan tahun sebelumnya
93 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Fess, Philip E., Warren, Carl., dan Reeve, James M. 2005. Pengantar Akuntansi.
Edisi 21. Buku 2. Salemba Empat, Jakarta.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 4.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hartono, Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman. Edisi 1. BPFE-Yogyakarta.
Hartono, Jogiyanto. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 6.
BPFE-Yogyakarta.
Kieso, Donald E., et all. 2007. Akuntansi Intermediate. Edisi 12. Jilid 2. Erlangga,
Jakarta.
Saputri, Tiffany Dewi. 2010. Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi Persediaan dan
Struktur Modal terhadap Price Earnings Ratio dengan Ukuran Perusahaan
sebagai Variabel Kontrol. Skripsi. Ekonomi/S1. Universitas Padjadjaran,
Bandung.
Subramanyam, K.R., dan Wild, Jhon J. 2010. Analisis Laporan Kauangan. Edisi 10.
94
Universitas Kristen Maranatha Subramanyam, K.R., dan Wild, Jhon J. 2010. Analisis Laporan Kauangan. Edisi 10.
Buku 2. Salemba Empat, Jakarta.
Suwardjono. 2008. Akuntansi Pengantar. Edisi 3. BPFE-Yogyakarta.
Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi 3.
BPFE-Yogyakarta.
Taufiqurrahman. 2008. Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi Persediaan dan
Struktur Modal terhadap Price Earnings Ratio. Skripsi. Ekonomi/S1.