PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE XIII TAHUN 2016
DESA/KELURAHAN : SELAT
KECAMATAN : SUSUT
KABUPATEN/KOTA : BANGLI
NAMA MAHASISWA : ADYS APRILIA
FAK/PS : PENDIDIKAN DOKTER/ KEDOKTERAN
NIM : 1102005083
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmatnya penulisan laporan KK Dampingan ini dapat diselesaikan oleh penulis tepat pada waktunya. Laporan KK Dampingan ini dibuat untuk memenuhi tugas laporan setelah dilakukan KKN PPM Universitas Udayana selama satu bulan yang bertempat di Desa Selat, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan KK Dampingan ini penulis masih banyak memiliki kekurangan sehingga sangat diharapkan saran-saran untuk perbaikan dalam proses belajar. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses pembuatan laporan ini.
Bangli, 27 Agustus 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………... i
KATA PENGANTAR………... ii
DAFTAR ISI……….……… iii
LEMBAR PENGESAHAN……….……….…. iv
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN 1.1 Profil Keluarga Dampingan ... . 1
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan……… 3
1.2.1 Pendapatan Keluarga ... . 3
1.2.2 Pengeluaran Keluarga ... . 3
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH 2.1 Permasalahan Keluarga ... . 6
2.1.1 Kesehatan Keluarga ... . 6
2.1.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ... . 7
2.1.3 Lingkungan Tempat Tinggal ... . 8
2.2 Masalah Prioritas Keluarga ... . 8
2.2.1 Kesehatan Keluarga ... . 8
2.2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ... . 8
2.2.3 Lingkungan Tempat Tinggal ... . 9
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH 3.1 Program Kegiatan ... . 10
3.1.1 Program Permasalahan Kesehatan Keluarga ... . 10
3.1.2 Permasalahan PHBS ... . 11
3.1.3 Solusi Permasalahan Lingkungan ... . 12
3.2 Jadwal Kegiatan ... . 12
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Waktu Pelaksanaan Pendampingan Keluarga ... . 17
4.2 Lokasi Kegiatan Pendampingan Keluarga ... . 17
4.3 Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Keluarga ... . 17
4.4 Hasil Kegiatan Pendampingan Keluarga ... . 17
4.5 Kendala Kegiatan Pendampingan Keluarga ... . 18
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan……… 19
5.2 Rekomendasi……….. 19
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan telah selesainya kegatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka saya:
Nama Mahasiswa : ADYS APRILIA
No. Mahasiswa : 1102005083
Tanda Tangan :
Telah menyelesaikan laporan kegiatan pendampingan keluarga saya selama berada di
lokasi KKN PPM XIII di Desa Selat, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.
Selat, 27 Agustus 2016
Mengetahui/Menyetujui
Dosen Pembimbing Lapangan KK Dampingan
Drs. I Made Siaka, Msc (Hons) I Nengah Cidra
NIP.
Mengetahui/Menyetujui
I Wayan Windu Ardana
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM) Universitas Udayana merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Udayana di setiap desa yang telah ditentukan. Tujuan dari program ini adalah untuk mensinergikan pemberdayaan masyarakat dalam mengangkat potensi yang dimiliki dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi baik secara monodisipliner maupun interdisipliner di masyarakat. Selain itu, KKN PPM diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan di masyarakat.
KKN PPM merupakan salah satu wujud pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. Salah satu program inti dari KKN PPM Universitas Udayana adalah pendampingan keluarga pra sejahtera. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan mengatasi permasalahan keluarga dengan pemberdayaan keluarga yaitu menggali potensi yang dimiliki keluarga pra sejahtera tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Program KK Dampingan ini mewajibkan 1 orang mahasiswa mendampingi 1 keluarga pra sejahtera. Sasaran pendampingan keluarga ini adalah rumah tangga miskin atau keluarga yang tergolong ke dalam keluarga
pra sejahtera (keluarga yang tertinggal) sehingga perlu pendampingan agar keluar dari ketertinggalannya. Mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh keluarga tersebut dan mampu memberikan solusi atau motivasi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga yang berada di Banjar
Selat Kaja Kauh. Keluarga tersebut adalah I Nengah Cidra sebagai Kepala Keluarga (KK).
Keluarga Bapak Nengah Cidra merupakan sebuah keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak. Sebagai kepala keluarga, Bapak Nengah Cidra memiliki seorang istri yang bernama Ni Ketut Lami, dan dikaruniai tiga orang anak, yaitu Artini sebagai anak pertama, Nyoman Arini sebagai anak kedua, dan Ketut Ariati sebagai anak ketiga. Ketiga anak dari pasangan ini telah berkeluarga dan tinggal terpisah. Bapak Nengah Cidra pernah mengenyam pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMP) dan istrinya Ni Nyoman Ani juga pernah mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar.
Keluarga Bapak Nengah Cidra menempati lahan kurang lebih seluas 6 are. Dalam satu song tersebut terdapat 3 KK, termasuk pak Cidra sendiri. Rumah beliau merupakan sebuah rumah kecil yang sangat sederhana hanya dengan 2 kamar tidur dengan dapur dan kamar mandi yang terpisah. Bapak Cidra merupakan seorang pensiunan kepala sekolah dan sampai saat ini masih aktif bekerja membantu istrinya yang bekerja sebagai petani. Untuk lebih jelasnya, identitas keluarga ini dijelaskan lebih lanjut dalam tabel berikut:
No Nama Status Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
1. I Nengah Cidra Kepala Keluarga 76 tahun SLTA/ Sederajat
Pensiunan -
2. Ni Ketut Lami
Istri 70 tahun
SD/ Sederajat
Petani -
menempati areal tanah dengan luas kira-kira 6 are, dimana dalam wilayah
tersebut terdapat satu song yang terdiri dari 6 bangunan dengan dapur dan kamar mandi terpisah. Dalam satu song tersebut terdapat 3 kepala keluarga, yaitu pak I Nengah Cidra, bu Mindring dan pak Sukrana. Dapur dan kamar mandi untuk ketiga keluarga menjadi satu.
Rumah Bapak I Nengah Cidra sendiri berukuran 4x6 meter yang terdiri dari 2 kamar dan teras yang berfungsi sebagai ruang tamu dengan dinding batako, lantai keramik dan atap genteng. Rumah telah dilengkapi dengan jendela sebagai ventilasi dengan lampu sebagai penerangan, yaitu bohlam 15 watt, sehingga ruangan terasa sedikit gelap. Masing- masing kamar terdapat 1 kasur dan 1 lemari, dimana masing-masing ditempati oleh pak Cidra dan istrinya. Ruangan tersebut terlihat sempit dengan berbagai barang yang berserakan dan terasa lembab karena jendela yang jarang terbuka. Terdapat 1 televisi di dalam kamar pak Cidra. Di depan bangunan tersebut terdapat bale bengong terbuat dari kayu yang dipergunakan untuk menyimpan peralatan sembahyang. Untuk kamar mandi, kamar mandi pak Nengah Cidra tergolong sedikit kotor dan kurang terawat. Untuk kegiatan memasak, keluarga pak cidra telah menggunakan kompor gas.
1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan 1.2.1 Pendapatan Keluarga
Keluarga Bapak I Nengah Cidra termasuk keluarga dengan ekonomi
cukup untuk menghidupi dirinya dan istrinya. Sumber pendapatan keluarga ini berasal dari profesi Bapak I Nengah Cidra dan Ibu Ni Ketut Lami sebagai pensiunan dan petani.
penghasilan sehari – hari tergolong cukup untuk menghidupi dirinya dan
istrinya, dikarenakan anak beliau sudah bekerja dan bekeluarga serta mampu menghidupi keluarganya sendiri.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga a. Kebutuhan sehari-hari
Untuk keperluan sembako dan kebutuhan sehari-hari selama 1 bulan keluarga Bapak Cidra mengeluarkan biaya kurang lebih sebesar Rp 600.000,00. Selain biaya keperluan sembako dan kebutuhan sehari-hari lainnya, Bapak Cidra mengeluarkan biaya untuk keperluan bulanannya, seperti listrik kurang lebih sebesar Rp 85.000,00 dan Rp 80.000,00 untuk air bersih yang dimana sumber air bersih tersebut adalah di PDAM. Dan dikatakan bahwa air mengalir lancar setiap 2 hari sekali.
b. Kesehatan
Pengeluaran untuk kesehatan merupakan suatu hal yang bersifat insidental karena kondisi sakit setiap orang tidak dapat diprediksi secara pasti dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan, makanan, dan lain-lain sehingga untuk biaya kesehatan tidak dapat diprediksi pengeluarannya. Bapak Nengah Cidra mengaku
dirinya dan istrinya jarang memeriksakan kesehatannya ke puskesmas
dan hanya mengonsumsi obat herbal untuk pengobatannya.
c. Sosial
Masyarakat Bali dikenal memiliki ikatan sosial yang cukup erat antara warga yang satu dengan warga yang lain sehingga apa pun yang diperlukan oleh banjar/desa harus turut serta membantu baik berupa tenaga maupun materi. Begitu pula dengan keluarga Bapak Cidra, apabila terdapat warga yang memiliki hajatan, pak Cidra dan istrinya masih termasuk aktif untuk turut berpartisipasi.
Keluarga Bapak Cidra tidak menganggarkan secara khusus keperluan-keperluan sosial yang diperlukan seperti iuran banjar, uang duka yang ditujukan untuk warga yang sakit, mengalami kematian ataupun ngaben maupun uang untuk hadiah atau sumbangan untuk warga yang memiliki hajatan atau acara pernikahan. Biasanya apabila terdapat hajatan maka keluarga tersebut turut memberikan sumbangsih dengan datang membawa beras, jajan, gula, dupa maupun mie. Untuk sekali hajatan terkadang keluarga tersebut menghabiskan hingga Rp. 50.0000,00 namun hal ini tidak dapat diprediksi karena bersifat tidak rutin dan dadakan.
d. Kerohanian
keluarga ini biasanya mengeluarkan biaya sekitar Rp 300.000,00
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
Program kegiatan KK Dampingan bertujuan agar mahasiswa diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh
keluarga tersebut dan bertindak sebagai motivator dan problem solver
sehingga dapat memberikan solusi serta motivasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan diperoleh setelah beberapa kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan. Penulis menggunakan metode pendekatan secara kekeluargaan dengan bapak Nengah Cidra sebagai kepala keluarga dan Ibu Ni Ketut Lami sebagai istri. Pendekatan dilakukan melalui perbincangan tentang berbagai hal dengan bapak Cidra dan istrinya, berdiskusi, mensosialisasikan program KKN, berkenalan dengan seluruh keluarga Bapak Nengah Cidra serta melihat-lihat keadaan tempat tinggal keluarga ini. Masalah yang dihadapi oleh keluarga Nengah Cidra sesuai dengan hasil yang diperoleh melalui wawancara dengan KK Dampingan yaitu:
2.1.1 Kesehatan Keluarga
inap hingga beberapa minggu dan mendapatkan pengobatan. Hingga saat ini, Pak Cidra masih mengalami lemah di bagian tubuh kanannya namun sudah bisa untuk bekerja secara aktif. Selain itu, pak Cidra juga mengalami kesemutan di bagian kaki terutama setelah bekerja. Dikatakan bahwa keluhan kesemutan ini bisa dirasakan 10 hingga 15 menit hingga mengganggu aktivitas pak Cidra sehari- hari. Kondisi ini diperburuk dengan kebiasaan pak Cidra yang suka mengonsumsi kopi 2-3 kali dalam sehari.
Tidak jauh berbeda dengan pak Cidra, bu Ketut Lami juga memiliki hipertensi. Dari hasil skrining pengukuran tekanan darah didapatkan bahwa tekanan darah bu Ketut Lami selalu di atas normal. Sama hal nya dengan pak Cidra, bu Ketut Lami juga suka mengonsumsi kopi 2-3 kali dalam sehari serta makanan yang mengandung garam dan daging seperti daging babi. Keluhan lain seperti sesak, sakit kepala, dan lainnya disangkal.
Namun, meskipun pak Cidra dan istrinya telah mengetahui mengenai penyakitnya, beliau tidak pernah memeriksakan kesehatannya secara rutin ke puskesmas dan hanya mengonsumsi obat herbal saja.
2.1.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
yang seharusnya dilaksanakan, terlebih aktivitas makan dilakukan dengan tangan tanpa sendok. Seringkali sepulang kerja, beliau langsung menuju dapur dan makan jajan tanpa cuci tangan ataupun makan nasi dengan mencuci tangan namun tanpa sabun. Mandi pun beliau masih sering tidak menggunakan sabun.
Ibu Ketut juga memiliki permasalahan kebersihan diri yang kurang lebih sama diantaranya frekuensi ganti baju yang kurang. Kesadaran mencuci tangan sudah lebih baik dari Bapak Cidra, walaupun terkadang tidak menggunakan sabun. Selain itu, bu Lami masih sering meludah sembarangan.
Makanan yang dikonsumsi oleh Bapak Cidra sehari-hari tidak dapat dikatakan bergizi. Pak Cidra dan istrinya biasanya makan 3 kali dalam sehari. Walaupun dalam sehari makanan pokok dan lauk pauk sudah cukup bervariasi, namun makanan yang dikonsumsi tidak baik untuk dikonsumsi oleh pak Cidra mengingat beliau dan istrinya memiliki permasalahan kesehatan. Pak Cidra dan istrinya masih sering mengonsumsi garam, jeroan dan daging babi.
Aktivitas fisik yang dilakukan Bapak Cidra dan bu Lami sudah tergolong baik.
2.1.3 Lingkungan Tempat Tinggal
Bapak Cidra dan Ibu Lami tinggal dalam kamar yang berbeda dengan ventilasi kurang dan jendela yang jarang dibuka. Keadaan rumah cukup berdebu dan berantakan , namun pada beberapa tempat sudah ditumbuhi oleh tanaman bunga yang terawat. Kamar mandi juga nampak kotor kurang terawat. Pada halaman rumah memelihara dan 2 ekor anjing yang dilepas. Terkadang banyak anjing liar yang ada pada halaman rumah Bapak Cidra.
2.2 Masalah Prioritas
Pengabaian penyakit yang diderita oleh pak Cidra dan ibu Lami. Walaupun istri dari KK telah mengetahui menderita penyakit hipertensi, asam urat dan rematik namun pak Cidra tidak memeriksakan kesehatan secara rutin dan terkadang masih belum dapat menjaga pola makannya. Beliau masih sering mengonsumsi garam dan jeroan. Kelemahan pada tubuh bagian kanan serta kesemutan yang dirasakan pak Cidra juga membuat beliau membatasi aktivitas. Tidak jauh berbeda dengan pak Cidra, bu Lami juga cenderung mengabaikan kesehatan dirinya dengan tidak berperilaku hidup sehat dan cenderung berpendapat bahwa dirinya sehat selalu sepanjang tidak ada keluhan dan melakukan segala aktivitas dengan bebas.
2.2.2 Permasalahan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat
Terdapat beberapa permasalahan prilaku yang tidak sesuai dengan poin-poin PHBS, misalnya Bapak Cidra yang jarang mengganti baju, tidak menggunakan alas kaki, jarang mencuci tangan, serta meludah di sembarang tempat. Bapak Cidra dan istrinya belum memahami dan menyadari bahwa dengan perubahan prilaku sesuai dengan poin-poin PHBS dapat meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarganya. Tidak adanya anggota keluarga lain yang mendampingi juga menjadi salah satu faktor yang menyulitkan perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat. Perlu dilakukan suatu upaya secara perlahan-lahan untuk mengubah perilaku-perilaku tersebut.
2.2.3 Lingkungan Tempat Tinggal
BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program Kegiatan
Dari permasalahan yang telah dipaparkan, terdapat beberapa kegiatan yang
dilakukan penulis selama kegiatan KK Dampingan KKN-PPM. Kegiatan yang
dilakukan penulis tersebut terdiri dari:
a. Memberikan saran agar Bapak Cidra dan bu Lami tidak menyepelekan kesehatan
diri terutama di usia lanjut dengan tetap menjaga pola hidup sehat. Memberikan
konseling, informasi dan edukasi terhadap keduanya terhadap penyakit yang
dideritanya. Melakukan monitoring terhadap kesehatan beliau dan menyarankan
beliau untuk kontrol ke puskesmas terutama terhadap tekanan darahnya.
b. Memberikan saran tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dalam
menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga Bapak Cidra, seperti mandi 2 kali
sehari, sering mengganti pakaian terutama bila telah kotor, mandi dengan sabun,
cuci tangan dengan sabun, memakan makanan dengan gizi seimbang, dan
melakukan aktivitas fisik yang ringan dan berkelanjutan.
c. Penyuluhan mengenai lingkungan tempat tinggal yang sehat, yaitu lingkungan
tempat tinggal yang dilengkapi dengan ventilasi yang cukup akan membuat
sirkulasi udara yang baik. Lingkungan tempat tinggal yang baik dan bersih akan
menghindarkan dari bakteri dan secara tidak langsung akan membantu
meningkatkan kondisi kesehatan.
Berikut penjelasan secara ringkas program yang dilaksanakan ::
3.1.1 Program Permasalahan Kesehatan Keluarga
Permasalahan kesehatan yang dialami oleh Bapak Cidra dan Ibu Lami
diperberat dengan kurangnya kesadaran akan diet sesuai dengan penyakit yang
diderita serta tidak adanya motivasi untuk memeriksakan kesehatan ke pelayanan
kesehatan terdekat sehingga menambah berat keluhan. Pendamping menggali
perspektif pasien tentang penyakit yang diderita, dan kesulitan yang beliau alami
Setelah mendapatkan penjelasan dari bapak Cidra dan ibu Lami, pendamping
memberikan solusi berupa pemberian penjelasan ulang yang lebih mudah
dipahami kepada bapak Cidra dan ibu lami terkait permasalahan kesehatan yang
dideritanya, hal – hal yang berkontribusi dalam memperberat gejala, pentingnya
komitmen dalam menghindari pantangan – pantangan serta komplikasi yang
mungkin terjadi dan prognosis. Memberikan penjelasan secara persuasif kepada
Ibu Cidra.
Mengenai keluhan kesemutan pada kaki, dapat diberikan solusi berupa
pengurangan aktivitas berat yang membebani lutut, misalnya mengangkat barang
berat dan berjalan kaki jarak jauh. Akan tetapi, harus dilakukan olahraga atau
aktivitas fisik ringan sesuai dengan kemampuan. Jika dirasakan keluhan lagi
seperti nyeri dan bengkak, disarankan untuk memberikan balsam hangat atau
kompres dengan air hangat pada lutut untuk meringankan nyeri sementara,
kemudian segera dibawa ke Puskesmas.
Selain itu dengan memberikan penjelasan tentang diet yang sesuai dengan
penyakit yang diderita juga menjadi salah satu solusi yang diberikan. Dalam
kasus ini, karena pak Cidra dan bu Lami memiliki penyakit hipoertensi, asam urat
dan rematik, maka disarankan untuk mengurangi makanan yang mengandung
garam dan rendah purin serta mengurangi konsumsi kopi.
Di samping itu dengan memberikan saran dan penjelasan yang persuasif,
bahwa kesehatan terutama pada usia tua sudah mengalami penurunan dikarenakan
proses penuaan hingga perlu melaksanakan perilaku hidup sehat dan skrining
kesehatan dengan cara rajin memeriksakan diri ke posyandu lansia atau
puskesmas keliling yang sering dilaksanakan.
Dan mengantarkan pak Cidra ke puskesmas untuk memeriksakan kesehatan
telah dilakukan dalam rangka meningkatkan kesadaran pak Cidra dan suaminya
terhadap kesehatan. Dengan mendapatkan pengobatan terhadap penyakit yang
diderita serta nasihat secara langsung dari dokter diharapkan dapat diterapkan
Saran lain yang diberikan ke keluarga adalah agar tetap memperpanjang
jaminan kesehatan yang dimiliki yaitu JKBM agar keluarga tidak perlu susah
memikirkan mengenai biaya yang perlu dikeluarkan jika ada anggota keluarga
yang sakit.
3.1.2 Permasalahan PHBS
Beberapa permasalahan prilaku pada Bapak Cidra dan ibu Lami yaitu jarang
mengganti baju, tidak menggunakan alas kaki, jarang mencuci tangan, serta
meludah di sembarang tempat.
Pendamping memberikan penjelasan kepada Bapak Cidra, terkait dengan
pentingnya menjaga kebersihan tubuh yakni mengganti baju minimal setiap hari
dan mandi menggunakan sabun serta mencuci pakaian dengan menggunakan
detergen.. Karena kebersihan tubuh merupakan salah satu hal untuk pencegahan
penyakit utamanya penyakit infeksi. Karena tubuh yang kotor merupakan jendela
yang baik bagi tempat pertumbuhan kuman yang bermanifestasi pada berbagai
penyakit. Penjelasan tentang cuci tangan menggunakan sabun sehabis bekerja,
sebelum makan juga dan setelah BAK dan BAB perlu diberikan dan
didemonstrasikan pada seluruh anggota keluarga. Penjelasan tentang penggunaan
alas kaki juga sangat penting untuk mencegah terjadinya trauma ataupun
timbulnya penyakit infeksi lainnya.
3.1.3 Solusi Permasalahan Lingkungan
Beberapa permasalahan lingkungan yang penulis temukan pada Bapak Cidra
yaitu kamar tidur dengan ventilasi dan penerangan yang kurang dan kamar mandi
yang tampak kurang terawat. Saran yang diberikan adalah agar Bapak Cidra
membersihkan kamar tidur dan kamar mandi agar lebih layak. Layak yang penulis
maksud adalah memiliki sistem sirkulasi yang baik, penerangan yang cukup.
Mengingat Bapak Cidra dan Ibu Lami adalah lansia yang memiliki daya tahan
tubuh yang tidak lagi prima sebagaimana layaknya orang yang berusia muda
kunjungan ke rumah Bapak Cidra, penulis sudah memberikan edukasi mengenai
kemungkinan dampak yang ditimbulkan bila lingkungan tempat tinggal masih
kotor dengan ventilasi yang kurang. Keluarga Bapak Cidra pun saat ini sudah
cukup mengerti dan mau bekerja sama dalam membenahi tempat tinggal Bapak
ke depannya.
3.2 Jadwal Kegiatan
3.2.1 Agenda Kegiatan
Adapun agenda kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa
KKN PPM XIII di Desa Selat. Untuk jadwal kunjungan ke keluarga
dampingan minimal 2 hari sekali atau minimal 15 kali dalam sebulan
yang setara dengan 90 jam kegiatan. Adapun mengenai jadwal
kegiatan pendampingan keluarga tersebut secara rinci dapat dilihat
No. Hari/Tanggal Kegiatan Tempat Peserta Jam
Volume
JKEM
1. Senin, 25 Juli 2016
Koordinasi dengan Kepala
Desa/ Sekretaris desa Selat
untuk konsultasi keluarga
yang dipilih sebagai KK
Dampingan.
Kantor Desa
Selat
18
orang 2 jam 36
2. Rabu, 27 Juli 2016
Survey lokasi rumah KK
Dampingan ditemani Klian
banjar Selat Kaja Kauh
Rumah KK
Dampingan di
Selat Kaja Kauh
6 orang 2 jam 12
3. Kamis, 28 Juli 2016
Berkenalan dengan
keluarga KK Dampingan
dan menyatakan tujuan
Rumah KK
Dampingan 2 orang 1 jam 2 jam
4. Minggu, 30
Juli 2016
Berbincang-bincang
dengan keluarga Bapak I
Nengah Cidra dan
membicarakan
masalah-masalah yang dihadapi
Rumah KK
dampingan 2 orang 2 jam 4 jam
5. Senin, 1
Agustus 2016
Mengantarkan pak Cidra
untuk memeriksakan
kesehatan ke puskesmas
Susut 1
Rumah KK
dampingan 1 orang 2 jam 2 jam
6. Selasa, 2 Kunjungan ke KK
dampingan untuk Rumah KK
Agustus 2016 mengikuti kegiatan bapak
Cidra
dampingan
7. Rabu, 3
Agustus 2016
Kunjungan ke KK
dampingan untuk
mengikuti kegiatan ibu
Lami
Rumah KK
dampingan 1 orang 2 jam 2 jam
8. Jum’at, 5
Agustus 2016
Meminta data keluarga dan
identitas masing-masing
anggota keluarga
Rumah KK
dampingan
2 orang 2 jam 4 jam
9. Minggu, 7
Agustus 2016
Mengidentifikasi
permasalahan sekaligus
pemberian informasi dan
edukasi terhadap keluarga
bapak I Nengah Cidra
terkait dengan penyakit
yang diderita.
pemeriksaan tekanan darah
Rumah KK
dampingan 2 orang 1 jam 2 jam
10. Senin, 8
Agustus 2016
Melakukan skrining
tekanan darah terhadap
keluarga bapak Cidra
Rumah KK
dampingan 2 orang 2 jam 4 jam
11. Selasa, 9
Agustus 2016
Pemberian konseling dan
informasi terhadap
keluarga bapak Cidra
terhadap penyakit yang
diderita, identifikasi
masalah
Rumah KK
12. Kamis, 11
Agustus 2016
Konseling keluarga Bapak
Cidra terkait dengan diet
yang sesuai dengan
penyakit yang dimiliki,
sekaligus pemberian saran
dan informasi terkait
bahaya penyakit hipertensi.
Pemeriksaan tekanan
darah.
Rumah KK
dampingan 2 orang 2 jam 4 jam
13. Jum’at, 12
Agustus 2016
Diskusi terkait dengan
permasalahan kebutuhan
gizi dan pemberian saran
terkait dengan hal tersebut.
Rumah KK
dampingan 2 orang 2 jam 4 jam
14. Minggu, 14
Agustus 2016
Diskusi tentang perilaku
hidup bersih dan sehat,
penjelasan tentang
menjaga kebersihan diri
dan lingkungan, pemberian
informasi tentang cuci
tangan yang benar.
Pemeriksaan tekanan darah
Rumah KK
dampingan 2 orang 2 jam 4 jam
15. Senin, 15
Agustus 2016
Berbincang-bincang
dengan ibu Lami (ramah
tamah) mengenai
penciptaan kondisi
lingkungan yang baik dan
sehat, terutama mengenai
ventilasi dan penerangan
yang cukup. Pemeriksaan
Rumah KK
tekanan darah.
16. Rabu, 17
Agustus 2016
Membantu mengerjakan
pekerjaan rumah Ibu Lami.
Pemeriksaan tekanan darah
Rumah KK
dampingan 1 orang 1 jam 1 jam
17. Kamis, 18
Agustus 2016
Ramah tamah dan diskusi
terkait permasalahan
pembiayaan kesehatan dan
pengeluaran sehari – hari.
Pemeriksaan tekanan darah
Rumah KK
dampingan 2 orang 2 jam 4 jam
18. Jum’at, 19
Agustus 2016
Mengantarkan pak Cidra
untuk memeriksakan
kesehatan ke puskesmas
Susut 1
Puskesmas 1 orang 2 jam 2 jam
19. Senin, 22
Agustus 2016
Berbincang-bincang
dengan keluarga pak Cidra
disertai konseling
kesehatan. Pemeriksaan
tekanan darah
Rumah KK
dampingan 2 orang 1 jam 2 jam
20. Selasa, 23
Agustus 2016
Berbincang-bincang
dengan keluarga pak Cidra
disertai konseling
kesehatan dan edukasi
PHBS. Pemeriksaan
tekanan darah
Rumah KK
dampingan 2 orang 2 jam 4 jam
21. Rabu, 24
Agustus 2016
Ramah tamah dengan
keluarga Bapak Cidra
Rumah KK
22. Kanis, 26
Agustus 2016
Berbincang-bincang
dengan keluarga pak Cidra
disertai konseling
kesehatan dan edukasi
PHBS. Pemeriksaan
tekanan darah
Rumah KK
dampingan 2 orang 2 jam 4 jam
23 Sabtu, 27
Agustus 2016
Perpisahan Rumah KK
dampingan 2 orang 2 jam 4 jam
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA PENDAMPINGAN KELUARGA
4.1 Waktu Pelaksanaan Pendampingan Keluarga
Waktu yang digunakan untuk kegiatan KK Dampingan ini termasuk ke
dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa (JKEM) yang harus dipenuhi oleh setiap
mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam
kegiatan. Adapun waktu yang jumlah kunjungan ke keluarga dampingan yang
penulis lakukan selama 1 bulan adalah sebanyak 23 kali dengan total waktu
kunjungan selama 109 jam.
4.2 Lokasi Kegiatan Pendampingan Keluarga
Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan KK Dampingan ini
adalah sesuai dengan lokasi desa yang telah ditentukan. Adapun lokasi desa
yang dimaksud adalah Banjar Selat Kaja Kauh, Desa Selat, Kecamatan Susut,
Kabupaten Bangli.
4.3 Pelaksanaan Kegiatan Pendampingan Keluarga
Pelaksanaan kegiatan KK Dampingan ini dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan oleh masing-masing mahasiswa KKN PPM
periode XIII Tahun 2016 di Desa Selat, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.
Kegiatan KK Dampingan yang dilakukan berupa kunjungan ke kediaman
keluarga yang didampingi. Selama kunjungan tersebut, dilakukan
perbincangan-perbincangan bersama keluarga yang didampingi untuk
menciptakan suasana yang nyaman bagi keluarga tersebut dalam
mengungkapkan masalah yang mereka alami dan menerima solusi yang
ditawarkan. Jadwal kunjungan ke keluarga dampingan dilakukan sebanyak 23
kali selama 1 bulan, dimana setiap lama kunjungan rata-rata 2 jam untuk tiap
kunjungan, sehingga total kunjungan mencapai 109 jam.
Dampak yang diharapkan penulis atas solusi-solusi yang telah diberikan
yaitu penulis ingin memberikan suatu motivasi yang positif kepada keluarga
Bapak Cidra untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi ke depannya.
Perubahan yang diharapkan meliputi peningkatan pengetahuan, perubahan
sikap dan perilaku. Seluruh perubahan ini nantinya diharapkan akan dapat
memperbaiki perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan internal keluarga
Bapak Cidra khususnya dan dapat mempengaruhi warga sekitar dalam
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat demi terciptanya kualitas
kesehatan masyarakat Desa Selat Kaja Kauh yang optimal. Status kesehatan
yang baik tentunya akan sangat mempengaruhi peningkatan produktivitas
masyarakat Desa Selat ke depannya.
Dari program yang sudah dilaksanakan, yaitu berupa diskusi dan
penyuluhan yang diberikan selama kunjungan, pak Cidra beserta istri mulai
menyadari akan pentingnya kesehatan serta manfaat dalam menerapkan pola
hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari- hari. Walaupun hasil dari segi
program belum optimal karena memerlukan waktu untuk mengetahui hasil
tersebut tetapi yang dapat dilaporkan pada saat ini adalah hasil dari program
yang diprioritaskan adalah semua program yang telah dirancang dapat diterima
dengan baik dan mendapat perhatian yang sangat positif dari keluarga Bapak I
Nengah Cidra.
4.5 Kendala Kegiatan Pendampingan Keluarga
Kendala dalam pelaksanaan program KK Dampingan ini adalah
mahasiswa tidak dapat membantu secara optimal dalam permasalahan yang
dihadapi oleh keluarga dampingan, karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu
yang dimiliki. Pendanaan mahasiswa yang masih bergantung dari orang tua
menyebabkan mahasiswa hanya mampu memberikan solusi dalam bentuk
diskusi, saran, serta motivasi dalam menyelesaikan masalah dari keluarga
dampingan tersebut. Mahasiswa juga harus mampu membagi waktu antara
kendala bahasa juga ikut menghambat dalam menyamakan persepsi yang
diharapkan.
Namun terlepas dari itu semua, pak Cidra beserta istri sudah mampu
mengimplementasikan solusi yang telah diberikan mahasiswa. Hal ini telah
menunjukkan respons positif dari keluarga dampingan. Melihat respon yang
positif ini, penulis yakin bahwa keluarga Bapak Cidra akan dapat meningkatkan
derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup keluarganya. Peningkatan perilaku
hidup bersih dan sehat keluarga Bapak Cidra inilah yang menjadi fokus
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
KKN PPM Unud 2016 merupakan salah satu bentuk perwujudan
pengabdian kepada masyarakat melalui pembelajaran pemberdayaan
masyarakat secara langsung, terpadu, dan terintegrasi. Salah satu program
dalam KKN PPM ini adalah program Keluarga Dampingan yang bertujuan
untuk membantu pemberdayaan keluarga yang didampingi. Dari beberapa kali
kunjungan yang dilakukan ke rumah maupun Cidra, penulis sebagai
pendamping dari keluarga Bapak Cidra mengambil kesimpulan seperti berikut
ini :
1. Permasalahan utama yang ditemui yakni permasalahan kesehatan dalam
keluarga yakni kurangnya kesadaran dalam menjaga kesehatan, berperilaku
hidup bersih dan sehat. Tidak adanya motivasi untuk memeriksakan
kesehatan secara berkala ke pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas
pembantu merupakan permasalahan yang dialami dalam kasus ini. Di
samping itu permasalahan lainnya dalam menerapkan pola hidup bersih dan
sehat seperti halnya mandi, gosok gigi, cuci tangan, menggunakan alas kaki,
makan makanan yang bergizi, perlu diberi perhatian secara serius.
2. Permasalahan mengenai tempat tinggal yang kurang layak dikarenakan
kurangnya ventilasi dan penerangan, serta penataan barang yang kurang rapi
menyebabkan sirkulasi yang kurang baik, lembab, gelap serta sempit perlu
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan masalah-masalah yang dijumpai penulis dalam keluarga
yang didampingi, yaitu keluarga Bapak I Nengah Cidra, maka rekomendasi
yang dapat penulis berikan, antara lain :
1. Hendaknya pelaksanaan kegiatan KK Dampingan dalam rangkaian kegiatan
KKN PPM ini mampu dilakukan secara berkelanjutan oleh pihak KK
bersangkutan hingga permasalahan yang dihadapi benar-benar tuntas.
2. Diharapkan kepedulian dan keterlibatan pemerintah dan instansi terkait
untuk menangani permasalahan yang dihadapi oleh keluarga pak Cidra.
Terutama mengenai permasalahan kesehatan, misalnya Puskesmas
pembantu bisa memberikan perhatian lebih dan melakukan kunjungan
langsung ke rumah untu lebih memberikan pelayanan kesehatan kepada
keluarga seperti pak Cidra dikarenakan terbatasnya transportasi dan
akomodasi.
3. Keluarga Bapak I Nengah Cidra diharapkan mampu mengaplikasikan
solusi-solusi yang diberikan demi kehidupan yang lebih baik di masa mendatang,
terutama dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan