• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN SHOURAI DAN MIRAI SEBAGAI SINONIM : Studi Kasus terhadap Mahasiswa Tingkat III JPBJ UPI Tahun Ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN SHOURAI DAN MIRAI SEBAGAI SINONIM : Studi Kasus terhadap Mahasiswa Tingkat III JPBJ UPI Tahun Ajaran 2013/2014."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN

SHOURAI DAN MIRAI SEBAGAI SINONIM

(Studi Kasus terhadap Mahasiswa Tingkat III JPBJ UPI Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh

Ingrid Setya Nirmala

0902603

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS KESALAHAN MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN

SHOURAI DAN MIRAI SEBAGAI SINONIM

(Studi Kasus terhadap Mahasiswa Tingkat III JPBJ UPI Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh

Ingrid Setya Nirmala

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahsa dan Seni

© Ingrid Setya Nirmala

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014-02-05

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Ingrid Setya Nirmala

NIM : 0902603

Judul Skripsi : Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Menggunakan Shourai dan

Mirai Sebagai Sinonim (Studi Kasus terhadap Mahasiswa Tingkat III JPBJ

UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

SK Dekan No :

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum

NIP. 196011081986012001

Pembimbing II

Herniwati, S.Pd, M.Hum

NIP. 197206021996032001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum

(4)

ABSTRAKSI

Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Menggunakan Shourai dan Mirai sebagai Sinonim (Studi Kasus terhadap Mahasiswa Tingkat IIIJPBJ UPI Tahun Ajaran 2012/2013)

Penelitian ini membahas tentang hasil analisis kesalahan mahasiswa dalam penggunaan sinonim shourai dan mirai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesalahan apa saja yang muncul dalam penggunaan sinonim shourai dan mirai mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia, untuk mencari penyebab munculnya kesalahan tersebut, dan mencari upaya untuk mengatasi kesulitan tersebut.

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Untuk memperoleh data, instrumen yang digunakan berupa tes objektif dan tes subjektif. Teknik dalam mengumpulkan data adalah one shoot model, dimana pengambilan data dilakukan dalam satu waktu. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2012-2013 dengan jumlah 45 orang.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kesalahan mahasiswa tingkat III dalam penggunaan sinonim shourai dan mirai, diantaranya yaitu memahami konteks kalimat dan penggunaan sinonim shourai dan mirai yang tepat dalam menunjukkan fungsi sinonim masing-masing dengan persentase kesalahan sebesar (47,70%), pemahaman penggunaan sinonim shourai dan mirai pada sebuah pernyataan dengan persentase kesalahan sebesar (41,99%), dan pemahaman makna sinonim shourai dan

mirai dalam proses menerjemahkan kedalam bahasa Jepang dengan persentase kesalahan

(56%). Melihat hasil penelitian tersebut, penulis berpendapat bahwa diperlukan peran serta pengajar untuk membuat metode yang lebih mudah dipahami yang dapat membedakan dengan jelas penggunaan sinonim shourai dan mirai.

(5)

ABSTRACT

An Analysis of Students’ Error in The Use of Shourai and Mirai as Synonim (A Case Study Towards College Students in The Third Grade of JPBJ UPI

Year 2012-2013)

This research discusses about the result of students errors analysis in use ruigigo

shourai and mirai. The purposes of this research are to know any errors which appear in

use ruigigo shourai and mirai to the third year Japanese language education department students at Indonesia University of Education, to find out the cause from those errors happen, and to find out effort to solve those difficulties.

This research uses descriptive method. Objective and subjective test are used as instruments to get the data. One shoot model is used as technique to collect the data, where data collection is used in one time. While, sample of this research is the third year Japanese language education department students at FPBS UPI in Academic Year 2012-2013 which consist of 45 students.

Based on the result of this research is found that the third year students errors in use ruigigo shourai and mirai, namely: understand about context of sentence and use

ruigigo shourai and mirai which right in showing function of each ruigigo with the

percentage of error of 47,70%, understanding of use ruigigo shourai and mirai to a statement with the percentage of error of 41,99%, and understanding the meaning of

ruigigo shourai and mirai in translate process into Japanese and Indonesian language

with the percentage of error of 56%. Based on the result of this research, the writer thinks that the role and participation of the teacher is needed to make method that can be understood easily and can distinguish the use of ruigigo shourai and mirai clearly.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... .... i

KATA PENGANTAR ... x

UCAPAN TERIMA KASIH ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 6

G. Metode Penelitian ... 8

H. Populasi dan Sampel Penelitian ... 8

I. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Analisis Kesalahan ... 10

1. Teori Analisis Kesalahan ... 10

2. Perbedaan Antara Kesalahan dan Kekeliruan ... 13

3. Kesalahan Berbahasa ... 15

B. RUIGIGO ... 19

1. Pengertian Ruigigo ... 19

2. Cara Mengidentifikasi Sinonim ... 20

3. Ruigigo 将来 dan 未来 ... 21

(7)

c. Persamaan dan Perbedaan Makna Ruigigo 将来 dan 未来 28

C. Penelitian Terdahulu ... 36

BAB III METODE DAN INSTRUMEN PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 38

B. Teknik Pengumpulan Data ... 40

1. Jenis Data ... 40

2. Sumber Data ... 40

3. Instrumen Penelitian ... 40

4. Hasil Uji Coba Tes Tertulis ... 44

C. Teknik Analisa Data ... 49

1. Data Tes tertulis ... 49

2. Teknik Pengolahan Data Tes ... 49

3. Teknik Pengolahan Data Angket ... 50

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengambilan Data ... 52

B. Hasil Tes Tertulis ... 52

C. Analisa dan Pembahasan ... 54

1. Kesalahan yang Ditemukan dan Faktor Penyebabnya ... 54

2. Upaya Mengatasi Kesalahan ... 71

D. Hasil Pengolahan Data Angket ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 87

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbedaan sosial budaya bergradasi mulai dari perbedaan minimum sampai maksimum, makin besar perbedaan latar belakangbudaya, makin besar pula peluang terjadinya hambatan berkomunikasi (Suranto, 2010:30). Hambatan – hambatan dalam berkomunikasi tersebut terjadi karena adanya ukuran nilai baik-buruk, dan benar-salah yang berbeda. Hal ini menjadi suatu mabenar-salah ketika kita mempelajari bahasa asing selain bahasa ibu. Karena perbedaan latar belakang budaya itu membuat pembelajar bahasa asing seringkali membuat kesalahan berbahasa. Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan sang pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konservasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performasi bahasa orang dewasa (Tarigan, 1988:141).

Bahasa Jepang sebagai bahasa yang sangat kental dengan nuansa kebudayaannya terutama budaya dalam berkomunikasinya sering kali membuat proses komunikasi antara orang asing dan orang Jepang tidak berjalan dengan lancar. Seperti pernyataan dari Suranto (2010) bahwa proses komunikasi sosial budaya jarang berjalan lancar dan tanpa masalah. Hal ini disebabkan karena para pelaku interaksi antar budaya tidak menggunakan bahasa yang sama sehingga muncul kesalahan-kesalahan berbahasa yang sering kali tidak disadari oleh pelaku interaksi antar budaya.

(9)

pembelajar dapat mengkomunikasikan ide atau gagasannya dengan menggunakan bahasa Jepang baik dengan cara lisan maupun tulisan, yang salah satu faktor penunjangnya adalah penguasaan goi yang memadai.

Istilah goi sering disamakan dengan istilah tango, padahal kedua istilah itu masing-masing memiliki konsep yang berbeda. Shinmura (1998:1688) dalam Dahidi dan Sudjianto (2009:74) meyebutkan bahwa tango adalah satuan terkecil dari bahasa yang memiliki arti dan fungsi secara gramatikal. Sementara goi adalah keseluruhan kata (tango) yang ada di dalamnya. Goi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu ruigigo (kata atau ungkapan yang memilki makna sama) dan ruigihyougen (ungkapan yang bersinonim) baik itu nomina, adjektiva, maupun verba.

Pada setiap bahasa akan ditemukan kata-kata dengan makna yang sama atau mirip. Baik bahasa Indonesia maupun bahasa Jepang memiliki kata-kata yang bermakna yang hampir sama atau mirip. Dalam bahasa Indonesia kata-kata yang memiliki makna yang hampir sama atau mirip ini disebut sionim, sedangkan dalam bahasa Jepang disebut dengan ruigigo.

Dalam bahasa Jepang, sinonim (ruigigo) yaitu bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bahasa lain, menjadi salah satu kesulitan dalam mempelajari bahasa ini. Kesalahan pada pembalajar umumnya terjadi karena adanya transfer negatif bahasa ibu dengan bahasa jepang. Kesalahan yang muncul bisa berupa penggunaan kosakata, pola kalimat, dan sebagainya (Sutedi, 2008:1). Maka, pemahaman kosakata dianggap salah satu bagian penting dari proses pemelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Dalam bahasa Jepang terdapat berbagai macam ruigigo, salah satunya adalah 将来 dan 未来 , yang dalam bahasa indonesia artinya „masa depan‟.

(10)

Dalam pembelajaran bahasa Jepang, kosakata 将 来 dan 未 来

cukup sering digunakan. Sepintas, penggunaan 将来 dan 未来 terlihat mudah

dipahami karena memang memiliki arti yang sama. Tetapi ketika mahasiswa disuruh membuat kalimat, sering terdapat kesalahan dalam penggunaan 将 来 dan 未

来 . Kesalahan yang sering ditemui adalah tertukarnya penggunaan 将来 dan 未来 sehingga tidak sesuai dengan konteks kalimat.

Apabila kondisi seperti ini terus dibiarkan, selain akan merugikan diri pembelajar itu sendiri, juga akan merugikan orang banyak. Selain itu, mengingat shorai dan mirai sering digunakan dalam percakapan, mengarang, menerjemahkan, dan lain sebagainya maka perlu untuk ditanggulangi. Sebaliknya, apabila masalah ini segera ditangani maka, salah satu hal positif yang diterima yaitu hasil pembelajaran ruigigoyang diterapkan pada bidang percakapan, mengarang, menerjemahkan pun memiliki kualitas yang baik, memuaskan, dan terpercaya.

Harus diakui bahwa kerap kali sukar menentukan sifat atau hakikat suatu penyimpangan tanpa mengadakan analisis yang cermat (Tarigan, 1988:143). Oleh karena itu sangat diperlukan sebuah analisis kesalahan untuk menghindari atau memperkecil timbulnya kesalahan dan sebagai bahan evaluasi agar tidak terjadi kesalahan serupa sehingga komunikasi antarbudaya dapat berjalan lancar. Untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut, penulis merasa perlu untuk menganalisis lebih lanjut faktor penyebab munculnya kesalahan penggunaan shorai dan mirai di kalangan mahasiswa, menganalisis bentuk kesalahan yang kerap kali muncul, serta upaya untuk mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut.

(11)

B. Rumusan Masalah

Bila diuraikan dalam bentuk pertanyaan, maka masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah:

1. Kesalahan apa saja yang kerap muncul pada mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2013/2014 dalam menggunakan sinonim 将来 dan 未来 ?

2. Apa penyebab munculnya kesalahan tersebut?

3. Bagaimana upaya yang tepat untuk mengatasi kesalahan tersebut?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka batasan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah:

1. Ragam atau jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan sinonim 将来 dan 未来 .

2. Faktor penyebab kesalahan mahasiswa dalam menggunakan sinonim 将来

dan 未来

3. Solusi untuk mengatasi kesalahan tersebut agar tidak terulang kembali di kemudian hari.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah penulis paparkan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini secara umum yaitu untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami oleh mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2013/2014 dalam menggunakan sinonim 将来 dan 未来 .

Sementara itu, tujuan penelitian secara khusus yaitu sebagai berikut:

(12)

2. Mengetahui penyebab munculnya kesalahan tersebut.

3. Mengetahui solusi yang tepat untuk mengatasi kesalahan tersebut agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari sebuah penelitian diharapkan akan memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut ini adalah manfaat teoritis dan praktis dalam penelitian ini, yaitu :

A. Manfaat Teoritis

1. Dapat bermanfaat dalam dunia pengajaran dan pembelajaran bahasa jepang pada umumnya, khususnya dalam menggunakan sinonim 将来

dan 未 来 , baik sebagai bahan evaluasi pembelajaran, materi ajar,

dan sebagainya.

2. Memberikan informasi tentang penyebab kesalahan dalam menggunakan sinonim 将来 dan 未来 .

3. Memberikan solusi agar kesalahan tersebut tidak dapat terulang kembali. B. Manfaat praktis

1. Bagi penulis, dapat memperkaya pengetahuan dalam bahasa Jepang, khususnya pada penggunaan sinonim (ruigigo) 将来 dan 未来 .

2. Bagi pengajar, dapat dijadikan referensi pengajaran mengenai sinonim

将来 dan 未来 .

3. Bagi mahasiswa, dapat meningkatkan pemahaman penggunaan sinonim

将来 dan 未来 serta menghindari kesalahan penggunaannya.

(13)

F. Definisi Operasional

A. Pengertian dan Metode Analisis Kesalahan 1. Pengertian

Taylor (1986) membedakan kesalahan itu menjadi dua macam, yaitu error dan mistake. Error adalah kesalahan yang terjadi karena penyimpangan berbahasa yang diakibatkan oleh kurangnya bahasa pelajar bahasa.Penyimpangan – penyimpangan itu bersifat konsisten dan sistematis. Dari sifat kesalahan itulah, dapat diketahui tingkat kemampuan Bahasa Kedua/Bahasa Asing seorang pembelajar bahasa. Sementara mistake adalah kesalahan yang terjadi karena penyimpangan yang disebabkan oleh faktor produksi, bukan faktor kompetensi (Ellis, 2005:58).

2. Tujuan dan Manfaat

Analisis kesalahan merupakan usaha membahas kebutuhan-kebutuhan praktis guru kelas. Secara tradisional, analisis kesalahan bertjuan menganalisis kesalahan-kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh pembelajar kedua. Hasil analisis ini diharapkan dapat membantu guru dalam hal menentukan urutan bahan pengajaran, memutuskan pemberian penekanan, penjelasan dan praktik yang diperlukan, memberikan remidi dan latihan – latihan, dan memilih butir-butir bahasa kedua untuk keperluan tes profisiensi pembelajar (Sudiana, 1990:103).

(14)

(1) Menentukan urutan penyajian butir-butir yang diajarkan dalam kelas dan buku teks misalnya urutan mudah sukar,

(2) Menentukan urutan jenjang relative penekanan, penjelasan, dan latihan berbagai butir bahan yang diajarkan,

(3) Merencanakan latihan dan pengajaran remedial,

(4) Memilih butir-butir bagi pengujian kemahiran siswa (Tarigan, 1990:69)

3. Metode Analisis Kesalahan

Corder (1974) menawarkan lima langkah analisis kesalahan, yaitu : (1) Mengumpulkan contoh kesalahan dari pembelajar bahasa,

(2) mengidentifikasi kesalahan pembelajar bahasa, (3) mendeskripsikan kesalahan pembelajar bahasa, (4) menjelaskan kesalahan pembelajar bahasa, (5) mengevaluasi kesalahan pembelajar bahasa.

B. Ruigigo 1. Sinonim

Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya (Chaer 1994:297). Dalam bahasa jepang sinonim disebut ruigigo. Adapun pengertian ruigigo adalah “katachi wa chigau ga, arawasu imi ga daitai nikayotteiru tango. Tatoeba jikan to jikoku...nado” (Reikai Shinkokugo Jiten 1984:969). Artinya bahwa yang dimaskud dengan sinonim adalah kata yang memiliki bentuk berbeda tapi memiliki pengertian atau makna yang hampir sama. Misalnya kata jikan, jikoku, dan lain-lain.

(15)

Jika dilihat sepintas, 将来 dan 未来 sama-sama mempunyai

arti „masa depan‟ sehingga dapat saling menggantikan. Tetapi jika dilihat dalam kamus bahasa Jepang-Indonesia, perbedaan 将来 dan 未来

terletak pada kelas kata dalam gramatika bahasa Jepang. Shorai termasuk dalam kelas kata benda (meishi) dan kata keterangan (fukushi), sedangkan mirai termasuk kelas kata benda (meishi).

Meskipun keduanya memiliki kesamaan, seperti sama-sama bermakna ketidakpastian, dapat mengekspresikan ide/konsep secara objektif dan mempunyai kepentingan bersama, serta dapat digunakan untuk kalimat-kalimat bijak, 将来 dan 未来 juga memiliki perbedaan, seperti 未

来 sering digunakan untuk menamai tempat umum dan lebih banyak

digunakan untuk semboyan atau slogan.

G. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan dan menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah seczra aktual (Sutedi, 2009:53). Sifat dari penelitian deskriptif ini adalah menjabarkan, memotret segala permasalahan yang dijadikan pusat penelitian, kemudian dibeberkan.

H. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

a) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010 : 173). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2013/2014.

b) Materi yang akan dianalisis adalah kesalahan dalam penggunaan sinonim 将来 dan 未来 .

(16)

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2013/2014.

I. Sistematika Penulisan

Sistemastika penulisan skripsi ini dilakukan dengan cara membagi ke dalam lima bab dengan urutan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel peneltian, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Bab ini berupa bahasan mengenai teori yang relevan untuk dijadikan acuan dalam peneltian. Termasuk teori tentang analisis kesalahan, bentuk sinonim shorai dan mirai, dan beberapa penelitian terdahulu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang digunakan, instrumen yang digunakan dalam penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan dan pengolahan data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini mencakup analisis peneliti terhadap kesalahan mahasiswa yang dapat dilihat dari hasil tes instrumen, penyebab munculnya kesalahan serta pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode

Penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang dilakukan berdasarkan pada langkah kerja ilmiah secara teratur, sistematis dan logis dalam upaya mengkaji, memahami, dan menemukan jawaban dari suatu masalah. Terdapat dua jenis bidang garapan penelitian, yaitu penelitian kependidikan dan penelitian non-kependidikan. Penenlitian pendidikan merupakan upaya untuk memahami permasalahan pendidikan serta hal-hal yang lain berhubungan dengannya, melalui pengumpulan berbagai bukti akurat, dilakukan secara sistematis berdasarkan metode ilmiah, sehingga diperoleh suatu jawaban untuk memecahkan masalah tersebut (Sutedi, 2011:16).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan sinonim (ruigigo), untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan tersebut muncul, dan untuk mencari solusi yang tepat agar kesalahan dalam menggunakan sinonim (ruigigo) tidak terulang kembali. Karena analisis kesalahan mahasiswa merupakan suatu garapan penelitian kependidikan, maka dapat disimpulkan penelitian ini termasuk dalam penelitian kependidikan.

Sementara itu, objek penelitian bidang kependidikan biasanya menyangkut penyelenggaraan pendidikan atau pengajaran pada suatu lembaga, yang secara garis besarnya dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu : (1) program pengajaran, (2) proses pengajaran, dan (3) hasil belajar (Sutedi, 2011:27). Objek kajian dari penelitian ini adalah hasil pengajaran berupa kesalahan mahasiswa. Disini penulis bermaksud untuk mengukur tingkat kesalahan mahasiswa terhadap penggunaan sinonim 将来 dan

(18)

Dalam sebuah penelitian, metode dapat diartikan sebagai suatu langkah atau cara dalam memecahkan permasalahan yang ada. Menurut Sutedi (2011:53), metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh unyuk menjawab masalah penelitian. Langkah kerja tersebut bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan.

Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif, yang bersumber dari mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang (JPBJ) Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 30 orang, yang kemudian disebut responden penelitian. Data diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa soal tes, angket, pedoman wawancara.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik sampling. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Dinamakan penelitian sampel karena penulis bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi popilasi (Arikunto, 2012:175).

Oleh karena itu, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab permasalahan secara aktual. Masalah dalam penelitian deskriptif adalah masalah-masalah aktual yang terjadi pada masa penelitian ini dilakukan. Langkah kerja dalam penelitian deskriptif adalah memilih dan merumuskan masalah, menentukan jenis data dan prosedur pengumpulannya, menganalisa data, menyimpulkan, dan membuat laporan (Sutedi, 2011:58).

(19)

untuk melakukan hubungan antarvariabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (West, 1982) dalam Sukardi (2003:157). Tujuan utama penelitian deskriptif yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat (Sukardi, 2003:157). Metode ini dipilih karena penulis hendak menjabarkan kesalahan mahasiswa terhadap penggunaan sinonim (ruigigo) 将来

dan 未来 .

B. Teknik pengumpulan Data 1. Jenis Data

a. Kuantitatif

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya berupa angka-angka yang diolah dengan menggunakan metode statistik (Sutedi, 2011:23).

b. Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya bukan berupa angka-angka dan tidak perlu diolah dengan menggunakan metode statistik. Data penelitian dapat berupa kalimat, rekaman atau dalam bentuk yang lainna (Sutedi, 2011:23).

2. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010:172).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tingkat III Tahun Ajaran 2012/2013 yang telah mengenal atau menggunakan sinonim (ruigigo) 将来 dan 未来 .

(20)

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Dalam penelitian pendidikan, instrumen penelitian secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu yang berbentuk tes dan non tes. Instrumen yang berupa tes terdiri atas tes tulisan, tes lisan, dan tes tindakan. Instrumen non tes dapat berupa angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, skala sosiometri, daftar (chechlist) dan sebagainya (Sutedi, 2011:155). Data instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Angket

Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data penelitian yang diberikan kepada respondedn (manusia dijadikan subjek penelitian). Teknik angket ini dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden (Faisal, 1982:2) dalam Sutedi (2011:64). Senada dengan yang diungkapkan oleh Sutedi, menurut Arikunto (2010:194), angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang duigunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Angket tertutup yaitu angket yang alternatif jawabannya sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tidak memiliki keleluasaan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepadanya. Adapun beberapa langkah dalam menyusun instrumen angket, diantaranya yang dikemukakan oleh Sakai (2005:53) dalam Sutedi (2011:165), yaitu :

a. Merumuskan kisi-kisi dan item pertanyaan;

(21)

e. Membuat petunjuk atau perintah pengisisan; f. memilih bentuk yang ditetapkan

g. Membuat kalimat pengantar; h. Uji coba

i. Mengolah dan merevisinya;

j. Memperbaiki dan metapkan bentuknya; dan k. Pencetakan dan penggandaan.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilalui melalui percakapan antara peneliti (atau orang yang ditugasi) dengan subjek penelitian atau responden atau sumber data (Budiyono, 2003:52). Dalam hal ini pewawancara menggunakan percakapan sedemikian rupa hingga yang diwawancara bersedia terbuka mengeluarkan pendapatnya sesuai denga pertanyaan yang diminta. Secara fisik, wawancara dapat dibedakan atas wwancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Sementara ditinjau dari segi pelaksanaannya, maka dibedakan atas:

a. Interviu bebas, inguided interview, dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. Dalam pelaksanaannya pewawancara tidak membawa pedoman (ancer-ancer) apa yang akan ditanyakan. Kebaikan metode ini adalah bahwa responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diinterviu.

b. Interviu terpimpin, guided interview, yaitu interviu yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti yang dimaksud dalam interviu terstruktur.

(22)

Penulis akan memberikan pertanyaan-pertanyaan secara langsung yang berdifat konfirmasi terhadap jawaban soal tes responden mengenai penggunaan sinonim (ruigigo) shourai dan mirai. Dari hasil wawancara ini penulis dapat memilah-milah kesalahan yang berupa error atau mistake.

3. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atai alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1996:138). Berdasarkan kebutuhan dari penelitian ini yang bertujuan untuk mengukur kesalahan mahsiswa terhadap penggunaan sinonim 将来 dan 未来 , maka penulis

memilih tes sebagai berikut:

a. Bagian I (memilih ruigigo 将来 dan 未来 yang tepat pada kata

yang rumpang)

b. Bagian II (memberi tanda benar atau salah pada pernyataan yang mengandung ruigigo 将来 dan 未来 )

c. Bagian III (menerjemahkan kalimat indonesia yang mengandung ruigigo

将来 dan 未来 ke dalam bahasa Jepang)

Bahan sumber pembuatan soal tes ini penulis ambil dari beberapa buku sumber, diantaranya Ruigigo Jiten,

(23)

menjawab masalah-masalah penelitian. Adapun tahapan yang diperlukan untuk menghasilkan instrument penelitian yang layak digunakan, adalah :

a. Validitas

Instrumen yang baik adalah yang memiliki validitas. Valid artinya dapat mengukur apa yang hendak diukur dengan baik. Validitas terdiri dari dua macam, yaitu validitas internal dan validitas external. Dalam hal ini untuk menguji kevalidan instrument penelitian, penulis menggunakan validitas external yang dilakukan dengan cara membandingkannya dengan perangkat tes lain.

b. Reliabilitas

Reliabilitas juga merupakan salah satu syarat agar instrument yang berupa tes bisa teruji kelayakannya. Sifat reliable, artinya memiliki keajegan atau keterpercayaan. Intinya suatu alat tes kapanpun dan dimanapun, ketika digunakan akan memiliki hasil yang relative sama, kalaupun terdapat perbedaan atau perubahan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (Sutedi, 2009 : 161). Untuk menguji reliabilitas dari instrument penelitian yang berupa tes tertulis ini, penulis menggunakan rumus statistic untuk menghitung uji reliabilitas yang hasilnya terlampir pada hasil uji coba tes tertulis.

4. Hasil Uji Coba tes Tertulis

(24)

Untuk menguji kevalidan instrument penelitian, penulis memberikan test dua kali kepada sampel yang sama. Perangkat tes yang pertama diberikan adalah tes yang dibuat oleh penulis sebagai uji coba instrument dan tes kedua yang diberikan adalah perangkat tes lain yang sudah dianggap standar. Setelah kedua tes diberikan, penulis menganalisis hasilnya dengan menggunakan rumus t hitung :

� = − �� Keterangan :

t : nilai t hitung SEM xy : Standar Error Mean X danY Mx : Mean variable X My : Mean variable Y

Sebelum mencari nilai t hitung terlebih dahulu penulis harus mencari nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variable (X dan Y) menggunakan rumus statistik di bawah ini :

Rumus untuk mencari mean X Rumus untuk mencari mean Y

= ∑X = ∑Y

Sdx =

∑ ²

Sdy =

∑ ²

(25)

Rumus mencari standar error mean kedua variable

Rumus mencari standar error perbedaan mean X dan Y

Setelah dihitung menggunakan cara statistik, penulis memperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.1 Tabel Perhitungan Validitas

N X Y XY

1 75 77 5775 5625 5929 2 68 76 5168 4624 5776 3 68 70 4760 4624 4900 4 62 60 3720 3844 3600 5 59 59 3481 3481 3481 6 58 56 3248 3364 3136 7 58 56 3248 3364 3136 8 55 55 3025 3025 3025 9 46 55 2530 2116 3025 10 44 53 2332 1936 2809 11 43 45 1935 1899 2025

(26)

12 31 37 1147 961 1369 13 28 34 952 784 1156 14 27 33 891 729 1089 15 27 33 891 729 1089 ∑ 749 799 43103 41055 45545 Mean 49,9 53,2 287,53 2737 3036,33 t hitung 2,04

t tabel 5% 2,76 Keterangan Valid

Nilai t-tabel diperoleh berdasarkan pada tabel nilai t Anas Sudjiono (1992 : 374) dalam Sutedi (2011 : 244), yaitu dengan derajat kebebasan yang nilainya n-1 skala 5% adalah 2,04. Sementara nilai n-1 diperoleh berdasarkan rumus :

��= ( + )-1

Digunakan rumus tersebut dikarenakan data diperoleh dari kelompok yang jumlahnya sama, oleh karena itu variabelnya adalah 1.

Dengan db 29 diperoleh 2,04 untuk taraf signifikan 5% dan 2,76 untuk taraf signifikan 1% maka t-hitung lebih kecil dari t-tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut tidak ada perbedaan signifikan. Artinya, soal tes tertulis ini valid dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

Setelah instrumen penelitian telah diketahui valid, selanjutnya untuk mencari angka reliabilitasnya penulis menggunakan reliabilitas external yang dapat dilakukan dengan cara ekuivalensi. Penulis memberikan test yang berbeda tetapi sama

(27)

�. = ∑ −(∑ )(∑ )

[ ∑ ²−(∑ )²][ ∑ ²−(∑ )²]

Setelah diolah menggunakan hitungan statistik dengan rumus di atas, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.2 Tabel Perhitungan Reliabilitas

N X Y XY

1 37 46 1702 1369 2116 2 33 46 1518 1089 2116 3 33 39 1287 1089 1521 4 29 36 1044 841 1296 5 28 36 1008 784 1296 6 27 35 945 729 1225 7 26 34 884 676 1156 8 26 33 858 676 1089 9 24 32 768 576 1024 10 24 25 600 576 625 11 23 22 506 529 484 12 23 22 506 529 484 13 23 22 506 529 484 14 22 20 440 484 400 15 22 19 418 484 361 ∑ 400 467 12990 10960 15677

rxy 0,95

(28)

Berdasarkan hitungan di atas, diperoleh angka 0,95 yang termasuk ke dalam kategori sanat tinggi. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa instrumen penelitian ini memiliki reliabilitas yang cukup tinggi dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Untuk lebih menguatkan kelayakan instrumen tes tertulis yang digunakan, penulis memperoleh expert judgement dari pakar yang berpengalaman.

C. Teknik Analisa Data 1. Data Tes Tertulis

Sebagai salah satu dasar pertimbangan untuk menghimpun data, maka penulis menentukan penyampelan dengan menggunakan teknik probability sampling dengan sampel bertingkat. Teknik ini dipilih karena penulis menganggap bahwa setiap individu yang merupakan anggota populasi mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati homogen. Sehingga dapat diasumsikan bahwa siapa pun yang dijadikan sampelnya akan menghasilkan data yang tidak terlalu banyak perbedaannya dalam hal ini penulis mengambil sampel sebanyak tiga kelas, masing-masing kelas dipilih 15 orang secara random dari mahasiswa tingkat 3 jurusan pendidikan bahasa Jepang FPBS UPI.

Tahap yang pertama ditempuh, adalah melakukan tes dengan menggunakan insrumen yang telah diketahui kelayakannya. Mereka diharuskan memilih jawaban yang benar, menentukan kalimat benar atau salah, mengisi bagian yang kosong, dan menerjemahkan kalimat bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang dengan alokasi waktu selama 60 menit. Setelah sampel mengisi tes tertulis, mereka mengisi angket yang telah tersedia.

(29)

2. Teknik Pengolahan Data Tes

Data yang diambil adalah data yang berupa kesalahan, kemudian diolah dan dianalisis sesuai dengan prosedur penelitian analisis kesalahan. Adapun prosedur penelitian dan langkah analisa data yang digunakan meliputi :

1) Memeriksa jawaban yang benar dan yang salah untuk setiap bentuk soal. 2) Mengambil data yang berupa kesalahan dari hasil tes tersebut.

3) Membuat tabel frekuensi dan presentase dari kesalahan-kesalahan tersebut. 4) Menghitung kesalahan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

�= �. 100%

Keterangan :

P : prosentase jawaban x : jumlah responden f : frekuensi jawaban

5) Setelah didapatkan data yang berupa kesalahan error, selanjutnya penulis melakukan analisa untuk menjawab seluruh masalah penelitian. Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah :

 Menyusun tabel frekuensi dan presentase berdasarkan ranking kesalahan yang paling banyak muncul untuk setiap jawaban yang error sesuai dengan pemahaman tentang penggunaan sinonim shourai dan mirai.  Menarik kesimpulan kesalahan-kesalahan apa saja yang muncul dalam

penggunaan ruigigo shourai dan mirai sesuai dengan pemahaman tentang ruigigo shourai dan mirai.

 Menguraikan penyebab kesalahan berdasarkan kategori kesalahan berbahasa, serta memberikan penyebab kesalahan dari segi fungsi, makna, dan konteks kalimat serta penyebab berdasarkan hasil angket dan wawancara.

(30)

menemukan upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mengatasi kesalahan tersebut.

6) Menarik kesimpulan sesuai dengan analisa data.

3. Teknik Pengolahan Data Angket

Untuk mengolah data angket, penulis mengambil langkah-langkah sebagai berikut :

1) Mengumpulkan jawaban pada angket 2) Mengklasifikasi jawaban

3) Mneghitung frekuensi dan prosentase jawaban dari setiap nomor pertanyaan dengan rumus :

�= �. 100%

Keterangan :

P : prosentase jawaban f : frekuensi jawaban x : jumlah responden 4) Membuat tabel frekuensi

5) Menghitung prosentase dari setiap jawaban

6) Menafsirkan data angket dan meninterpretasi jawaban responden

Pedoman yang digunakan dalam pengujian data adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Tabel Pedoman Penafsiran Angket

(31)

26-49 Hampir setengahnya 50 Setengahnya 51-75 Lebih dari setengahnya 76-95 Sebagian besar 96-99 Hampir seluruhnya

(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan analisis kesalahan pada seluruh jawaban responden yang mewakili mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Tahun Ajaran 2013/2014, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Kesalahan yang muncul mencakup dari semua aspek. Terdapat 322 kesalahan dalam soal penggunaan ruigigo 将 来 dan 未 来 pada konteks

pemahaman kalimat dan penggunaan ruigigo 将 来 dan 未 来 yang

tepat dalam menunjukkan fungsi settougo masing-masing atau setara dengan 47,70%. 189 kesalahan yang diwakili dengan angka persentase 41,99% dalam soal pemahaman penggunaan ruigigo 将 来 dan 未 来 pada sebuah

pernyataan, terakhir pemahaman makna ruigigo 将 来 dan 未 来

dalam proses menerjemahkan sebanyak 125 kesalahan atau setara dengan 56%.

2. Berdasarkan hasil analisis pada tes tertulis dan wawancara, faktor penyebab kesalahan adalah :

a) Responden tidak terlalu memahami fungsi ruigigo 将 来 dan 未

来 .

b) Responden kurang memahami secara mendalam tentang perbedaan

ruigigo 将来 dan 未来 .

(33)

Melihat dari hasil angket dan wawancara, hal ini disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya :

a) Terbatasnya buku sumber yang menjelaskan secara rinci mengenai penggujaan ruigigo 将来 dan 未来 .

b) Tidak adanya materi khusus dalam buku pembelajaran mengenai penggunaan ruigigo 将来 dan 未来 .

c) Adanya over generalisasi seperti menganggap bahwa setiap kata yang menggunakan ruigigo 将来 dan 未来 menunjukkan arti “tidak”

dalam bahasa Indonesia.

d) Kurangnya penjelasan dari dosen dalam pembelajaran di kelas mengenai penggunaan ruigigo 将来 dan 未来 .

e) Kurangnya konsentrasi responden dalam menangkap maksud konteks kalimat.

f) Responden terlalu terburu-buru dalam menentukan jawaban yang tapat tanpa melihat konteks kalimat.

3. Untuk mengatasi kurangnya kompetensi tersebut, peran serta pengajar sangat diperlukan. Salah satu cara untuk menanggulangi kurangnya faktor kompetensi tersebut diantaranya :

a) Pengajar memberikan contoh-contoh dan latihan kalimat ruigigo 将来

dan 未 来 dengan metode yang mudah dipahami sehingga responden

dapat melihat dengan jelas perbedaan penggunaannya.

Selain peran serta pengajar, upaya tersebut tidak akan berhasil apabila tidak ada motivasi dari responden untuk mempertahankan pemahaman yang telah diperoleh. Hal yang dapat dilakukan responden diantaranya :

a) Mengaplikasikan ruigigo 将 来 dan 未来 dalam kegiatan

pembelajaran, misalnya dalam membuat kalimat ketika menulis sebuah karangan.

(34)

来 dan 未 来 . Disamping itu juga dapat menambah wawasan

pengetahuan bahasa Jepang.

B. SARAN

Melihat hasil penelitian, penulis mempunyai beberapa saran untuk pembelajaran ruigigo 将来 dan 未来 , diantaranya :

1. Diperlukan adanya metode yang lebih mudah dipahami untuk membedakan dengan jelas penggunaan ruigigo 将来 dan 未来 .

2. Diperlukan adanya penjelasan yang lebih mendalam mengenai penggunaan ruigigo 将来 dan 未来 .

3. Memberikan referensi buku penunjang mengenai ruigigo 将 来 dan

未来 , khusunya dalam menunjang perkuliahan bunpou atau sakubun.

Sedangkan saran penulis untuk pembelajar bahasa Jepang secara umum adalah :

1. Senantiasa berupaya menambah wawasan dengan mencari buku atau sumber lain yang relevan diluar buku handout yang digunakan dalam perkuliahan. 2. Lebih meningkatkan motivasi belajar, lebih berkonsentrasi pada perkuliahan,

serta senantiasa melakukan pembelajaran mandiri di luar perkuliahan.

3. Lebih banyak mengaplikasikan penggunaan ruigigo, salah satunya adalah

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Amrizani, Fina Agustina. 2009. Analisis Penggunaan Tsukau dan Mochiiru. Skripsi S1 pada FS UNIKOM : tidak diterbitkan.

___________. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI.

Andriyani P, Viena. 2010. Analisis shourai dan mirai sebagai Sinonim. Skripsi S1 pada FPBS UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

Danasasmita, Wawan dan Sudjianto. 1983. Pengantar Tata Bahasa Jepang. Bandung : BSC

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke Empat. Jakarta : Balai Pustaka.

Haruhiko, Kindaichi. 1989. Nihongo Daijiten. Japan : Kodansha Kiyoshi, Kobayashi, 1981. Kokugo Daijiten. Japan : Shogakukan

Kridalaksana, Harimuti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta : Cendikia Pustaka. Matsuura, Kenji. 1994. Nihongo – Indonesia Go Jiten. Japan : Kyoto Sangyo

University Press.

Ogawa, Masao. 1990. Nihongo Kyouiku Jiten. Tokyo : Taishukan Soten. Padeta, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudjianto dan Ahmad Dahidi. 2009. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint Blanc.

Sutedi, Dedi. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora. ___________. 2007. Nihongo no Bunpou ; Tata Bahasa Jepang Tingkat Dasar.

Bandung : Humaniora Utama Press (HUP).

___________. 2004. Dasar – dasar Linguistik Bahasa Jepang (Nihongo no Kiso). Bandung : Humaniora.

(36)

Taniguchi, Goro. 1999. Kamus Standar Bahasa Jepang Indonesia. Jakarta : Dian Rakyat.

Tarigan, Henry Guntur. (1993). Pengajaran Kosakata. Bandung : Angkasa

Tarigan, Henry dan Djago Tarigan. 2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Tokugawa, Munemasa, dan Miyajima, Tatsuo. 1972. Ruigigo Jiten.

Verhaar. 2001. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Yoshimi, Ishiguro. 1971. Shougaku Kokugo Jiten. Tokyo : Sanseido. http://tangorin.com/

http://dictionary.goo.ne.jp/leaf/je2/36286/m0u/将来/

http://geocities.jp/thonglor53/

http://www.date-dream.com/entrysheet2.html/

Gambar

Tabel 3.1 Tabel Perhitungan Validitas
Tabel 3.2 Tabel Perhitungan Reliabilitas
Tabel 3.3 Tabel Pedoman Penafsiran Angket

Referensi

Dokumen terkait

dokkai ataupun pada saat menghadapi sumber bacaan lainnya.. “Jurusan Pendidikan bahasa Jepang, telah berusaha meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam kemampuan

Pertimbangan dasar dalam menentukan sampel dan populasi dalam penelitian ini pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

dalam beberapa situasi tutur yang telah ditentukan oleh penulis itu sendiri. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis memberikan tes dan kuosioner terhadap responden

imperatif bahasa Indonesia dengan imperatif dalam bahasa Jepang yaitu, komunikasi dari pembicara kepada lawan bicara dalam memerintah ataus memohon untuk

Partisipan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ilmu Keolahragaan angkatan tahun 2014, sebanyak 80 orang, , dengan teknik pengambilan sampel random

porposive yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu, peemilihan kelas yang menurut peneliti sesuai dan yang pas untuk menjadi sampel untuk mewakili

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola.Tujuan menghentikan bola

Teknik pengambilan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling, yaitu penulis dengan sadar menggunakan pertimbangan sendiri dalam memilih