ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN OWABI HYOUGEN
SUMIMASEN DARI SEGI MAKNA DAN PENGGUNAAN
(Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2013/2014)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk menempuh gelar Sarjana Pendidikan di Program Pendidikan Bahasa Jepang
Oleh:
Neti Neliana 1000386
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN OWABI HYOUGEN
SUMIMASEN DARI SEGI MAKNA DAN PENGGUNAAN
(Studi Deskriptif Terhadap Mahasiswa Tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh Neti Neliana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Neti Neliana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
NETI NELIANA
ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN OWABI HYOUGEN SUMIMASEN
DARI SEGI MAKNA DAN PENGGUNAAN
disetujui dan disahkan oleh:
pembimbing I
Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum NIP. 196011081986012001
pembimbing II
Drs. Aep Saeful Bachri, M.Pd
NIP. 196008061988031002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GRAFIK ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Definisi Operasional ... 6
E. Metode Penelitian ... 8
F. Sistematika Penulisan ... 9
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Tentang Hyougen ... 11
B. Owabi Hyougen ... 11
C. Sumimasen dalam Bahasa Jepang ... 14
D. Penelitian Terdahulu tentang Ungkapan Sumimasen ... 23
E. Tindak Tutur dan Pragmatik ... 24
F. Ambiguitas dalam Bahasa ... 28
G. Bahasa dan Komunikasi sebagai Sosiolinguistik ... 31
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Metode Penelitian ... 33
B. Populasi dan Sampel ... 34
C. Instrumen Penelitian ... 34
D. Prosedur Penelitian... 37
E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 38
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Data Tes ... 50
B. Analisis Hasil Data Angket ... 75
C. Interpretasi Data ... 81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 82
B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen dari Segi Makna dan Penggunaan” Dalam bahasa Jepang, terdapat beberapa ungkapan permintaan maaf (owabi hyougen) yang sering digunakan oleh penutur asli bahasa Jepang, salah satunya adalah sumimasen. Ungkapan sumimasen ini tidak hanya berfungsi sebagai ungkapan permintaan maaf saja, melainkan terdapat beberapa fungsi yang lain, yaitu sebagai ungkapan terima kasih, ungkapan permohonan, sebagai sapaan/panggilan, dan ungkapan penolakan. Karena sumimasen
digunakan dalam berbagai situasi tutur, maka makna dari sumimasen itu pun akan berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa terhadap makna dan penggunaan owabi hyougen sumimasen. Selain itu, untuk mengetahui apakah mahasiswa mengalami kesulitan dalam memahami makna dan penggunaan sumimasen atau tidak. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik one shoot model
dengan jumlah sampel 30 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes dan non tes. Tes berupa tes objektif dan tes subjektif dan non tes dengan menggunakan angket. Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa tingkat pemahaman mahasiswa dalam memahami makna dan penggunaan owabi hyougen sumimasen secara keseluruhanadalah dengan persentase 71,4% sehingga dapat dikatakan cukup. Perolehan angka tersebut terdiri dari 72,9% pemahaman terhadap makna sumimasen dan 70% kemampuan terhadap penggunaan
sumimasen. Kemudian berdasarkan hasil angket diketahui bahwa sebagian besar responden (80%) kadang-kadang mengalami kesulitan dalam memahami makna dan penggunaan sumimasen karena kurangnya intensitas responden dalam menggunakan ungkapan sumimasen di luar fungsinya sebagai ungkapan permintaan maaf.
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Analysis Understanding Level of Owabi Hyougen Sumimasen in Terms of Meaning and Usage
This research entitled “Analysis Understanding Level of Owabi Hyougen Sumimasenin Terms of Meaning and Usage”. In the Japanese language, there are
several expression of apology (owabi hyougen) often used by native speakers Japanese, one of them is sumimasen. The function of sumimasen it’s not phrase
for apologies, but have another function, such as an expression of thanks, plea, greeting/call, and an expression of disapproval. Because sumimasen use in many situation, the meaning of sumimasen will be different. Therefore, the purpose of this research is knowing understanding level student on the meaning and usage of
owabi hyougen sumimasen. In addition, to determine if a student has difficulty to understand the meaning and use of sumimasen or not. This research use descriptive method with one shoot model technic and 30 students for sample. This research instrument are test and non-test. The test are objective test and subjective test and the non-test use questionnaire. Based on the result of data analysis can be known that understanding level students in understand the meaning and use of
owabi hyougen sumimasen overall with the percentage of 71,4% so as to be said that is enough. The scoring consisted of understanding against meaning
sumimasen is 72,9% and 70% against the use sumimasen ability. Then, based on the result of questionnaire known that most respondents (80%) sometimes hard to understand the meaning and use sumimasen for lack of intensity respondents in using expression sumimasenbeyond it’s function as an expression of apology.
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan manusia bahasa digunakan untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Sebagaimana dilihat dari definisi bahasa yang merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran (Wibowo: 2003). Disamping itu, bahasa disampaikan disertai dengan tuturan. J.L. Austin (dalam skripsi Laksita, 2010) menyatakan persepsinya tentang bahasa yang menurutnya terbentuk dari yang disebutnya sebagai “tindak tutur”. Austin pun menyatakan bahwa bahasa dapat dilihat sebagai bentuk tindak sosial (social action) yang menurutnya mengatakan sesuatu berarti melakukan suatu tindakan, tidak hanya sekedar memberikan informasi.
Seperti halnya dalam kehidupan masyarakat Jepang, terdapat ungkapan maaf sumimasen yang pada umumnya digunakan pada saat meminta maaf kepada orang lain karena telah membuat kesalahan atau membuat perasaan orang lain menjadi tidak enak/tidak tenang dan telah menyebabkan ketidaknyamanan. Dalam hal ini berarti bahwa ketika mengucapkan
sumimasen, ada tindakan meminta maaf dari seorang penutur kepada lawan tutur (orang lain).
Dalam tindakan meminta maaf di Jepang, terdapat beberapa kata atau ungkapan yang digunakan selain mengucapkan sumimasen, yaitu diantaranya
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumimasen Bahasa Jepang Dalam Beberapa Situasi Tutur” (Laksita, 2010) diketahui bahwa orang Jepang mengucapkan sumimasen sekitar 4-10 kali dalam 1 hari, sehingga sebagian besar orang asing menganggap bahwa mengucapkan sumimasen merupakan kebiasaan bahkan budaya sehingga ada yang menyebutnya “budaya sumimasen”.
Jika menelaah lebih dalam mengenai ungkapan sumimasen dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang, seringkali mendengar ungkapan
sumimasen ketika mengucapkan rasa terima kasih. Misalnya ketika seseorang mendapat hadiah atau buah tangan, pada saat menerima hadiah itu ia berkata “sumimasen”. Salah satu contoh tersebut menunjukkan bahwa sumimasen
merupakan ungkapan yang tidak hanya memiliki makna “maaf”. Asumsi yang muncul, kefleksibelan sumimasen yang dapat digunakan pada situasi tutur yang berbeda akan menyebabkan interpretasi yang berbeda pula sehingga kerap menimbulkan kesalahan komunikasi diantara penutur dan mitra tutur. Dengan kata lain, sumimasen merupakan kata yang memiliki lebih dari satu makna (ambiguitas).
Berikut adalah contoh percakapan pendek yang menggunakan ungkapan sumimasen:
A: す せん (1)
Sumimasen. Permisi.
B: はい 何です ああ そ は 後でね 今忙しい ら
Hai, nandesu ka? Aa, sore wa, atode ne, isogashii kara.
Ya, ada apa? Oh itu, nanti ya, sekarang sedang sibuk.
A: す せん (2)
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Maaf.
B: しょう ないな わ た 今見 ら
Shouganai na. Wakatta, ima miru kara.
Bagaimana ya? Baiklah, saya akan lihat sekarang.
A: す せん (3)
Sumimasen.
Terima kasih.
(実用ビ ネ 日本語)
Percakapan diatas menunjukkan ungkapan sumimasen diucapkan sebanyak 3 kali dalam satu situasi yang sama. Bagi pembelajar bahasa Jepang pemula, kemungkinan besar menganggap makna dari ketiga ungkapan
sumimasen tersebut sebagai “maaf”. Namun sebenarnya tidak demikian. Jika melihat す せん (1), makna yang dimaksud adalah “permisi” karena diucapkan ketika akan memulai suatu pembicaraan. す せ ん (2), memiliki makna “maaf”. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ucapan B (lawan bicara) yang mengatakan ia sedang sibuk, sehingga si A merasa bersalah telah mengganggu waktu si B. Kemudian す せん (3), berarti “terima kasih”
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dengan penelitian ini, penulis bermaksud untuk melanjutkan penelitian sebelumnya dengan ruang lingkup pembahasan yang berbeda dan dengan mengambil metode dan teknik yang berbeda pula. Pada penelitian ini, penulis tidak hanya mengangkat makna dan penggunaan ungkapan
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian terdahulu, penulis melakukan kuosioner terhadap penutur asli Jepang untuk mengetahui intensitas penggunaan sumimasen
dalam beberapa situasi tutur yang telah ditentukan oleh penulis itu sendiri. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis memberikan tes dan kuosioner terhadap responden yang merupakan mahasiswa jurusan bahasa Jepang dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman responden terhadap makna dan penggunaan ungkapan sumimasen tersebut selain sebagai ungkapan permintaan maaf.
Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan sumbangsih khususnya bagi pembelajar bahasa Jepang dalam memahami makna dan penggunaan ungkapan sumimasen, karena apabila tidak memiliki pemahaman yang baik, dikhawatirkan akan sering terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi terutama dengan penutur asli Jepang.
Dengan dilatarbelakangi hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna dan Penggunaan”.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
a. Bagaimana pemahaman mahasiswa tingkat II jurusan bahasa Jepang UPI terhadap ungkapan sumimasen dari segi makna dan penggunaan? b. Apakah mahasiswa dapat menggunakan owabi hyougen sumimasen
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Apakah mahasiswa kesulitan dalam memahami ungkapan sumimasen
dari segi makna dan penggunaan?
d. Apa faktor penyebab kesulitan mahasiswa dalam memahami ungkapan
sumimasen dari segi makna dan penggunaan?
2. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas, penulis memberi batasan dalam penelitian ini yaitu hanya akan meneliti tingkat pemahaman ungkapan sumimasen dari segi makna dan penggunaan dalam bahasa Jepang terhadap mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia tahun ajaran 2013/2014.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa tingkat II terhadap ungkapan sumimasen dari segi makna dan penggunaan.
b. Untuk mengetahui apakah mahasiswa dapat menggunakan owabi hyougen sumimasen dengan situasi tutur di luar meminta maaf dengan tepat.
c. Untuk mengetahui apakah mahasiswa kesulitan dalam memahami ungkapan sumimasen dari segi makna dan penggunaan.
d. Untuk mengetahui apa faktor penyebab kesulitan mahasiswa dalam memahami ungkapan sumimasen dari segi makna dan penggunaan.
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Manfaat Teoritis
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran dan penjelasan mengenai owabi hyougen
sumimasen dilihat dari segi makna dan penggunaanya dalam bahasa Jepang.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi penulis
Mengetahui pemahaman mahasiswa tingkat II terhadap owabi hyougen sumimasen dari segi makna dan penggunaan dalam bahasa Jepang. 2) Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam memahami owabi hyougen sumimasen bahasa Jepang dari segi makna dan penggunaan dan dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya.
3) Bagi Lembaga Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan informasi sejauh mana mahasiswa tingkat II memahami owabi hyougen sumimasen dari segi makna dan penggunaannya serta dapat memberikan kontribusi pengetahuan sebagai masukan dan bahan pengayaan dalam pengajaran bahasa Jepang.
D. Definisi Operasional
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Analisis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2001:43) analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). Dalam linguistik analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap suatu bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam.
2. Pemahaman
Dalam kamus psikologi, kata pemahaman berasal dari kata insight
yang mempunyai arti wawasan, pengertian pengetahuan yang mendalam. Jadi, arti dari insight adalah suatu pemahaman atau penilaian yang beralasan mengenai reaksi-reaksi pengetahuan atau kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki seseorang ( http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2203596-pengertian-pemahaman/).
3. Owabi hyougen
Merupakan ungkapan maaf dalam bahasa Jepang yang pada umumnya digunakan pada saat meminta maaf kepada orang lain. Adapun ungkapan yang termasuk ke dalam owabi hyougen diantaranya
sumimasen, gomennasai, shitsureishimasu, moushiwake arimasen, dan sebagainya.
4. Sumimasen
Salah satu ungkapan maaf dalam bahasa Jepang.
a. Menurut あいさ 語辞典 ”Aisatsu Go Jiten” (1970) : “ す な い (sumanai) : 済 ない (sumanai). Kata sapaan (aisatsu go) yang menunjukkan makna ungkapan maaf dan ungkapan terima kasih. b. Menurut 広辞苑第6版 ”Koujien Edisi 6” (2008) : “ 済 せ
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Merasa bersalah terhadap mitra tutur dan tidak bisa menata perasaan sendiri; diucapkan pada saat meminta tolong dan meminta maaf.
5. Makna
Dalam kamus linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi :
(1) Maksud pembicara; (2) Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia; (3) Hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya; (4) Cara menggunakan lambang-lambang bahasa (Kridalaksana, 2001: 132).
6. Penggunaan
Definisi dari penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu; pemakaian (http://artikata.com/arti-364697-penggunaan.html).
E. Metode Penelitian
1. Jenis Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif (descriptive research) yang berusaha menjabarkan suatu bentuk proses kegiatan penelitian, serta menjabarkan hasil yang telah dilakukan dalam penelitian.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memerikan (menjabarkan) suatu keadaan atau fenomena yang ada secara apa adanya. Objeknya berupa fenomena aktual yang terjadi pada masa kini dalam suatu populasi tertentu atau berupa kasus yang aktual dalam kehidupan sehari-hari (Ali dalam Sutedi, 1987:121-127).
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang UPI.
b. Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang UPI tingkat II yang berjumlah 30 orang.
3. Instrumen Penelitian
a. Soal Tes
Tes yang diujikan adalah tes yang memuat soal tentang penggunaan kata sumimasen. Bentuk tes ini berupa tes tulis yang diberikan kepada responden. Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan pemahaman dan penggunaan owabi hyougen sumimasen.
b. Angket
Penyebaran angket dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh responden. Angket yang digunakan berupa angket tertutup berjumlah 10 butir pertanyaan.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan
Mengumpulkan data berupa buku-buku, jurnal, dan penelitian terdahulu guna menunjang kelancaran proses penelitian (jitsurei). b. Studi Lapangan
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Mencakup latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, serta metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teoritis
Menguraikan mengenai teori yang mendukung dalam kegiatan penelitian yaitu tentang hyougen, owabi hyougen, sumimasen dalam bahasa Jepang, teori tindak tutur dan pragmatik, ambiguitas dalam bahasa dan penelitian terdahulu.
Bab III Metodologi Penelitian
Menguraikan tentang jenis metode yang digunakan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan dan pengolahan data.
Bab IV Analisis Data dan Pembahasan
Menguraikan data hasil penelitian mengenai pemahaman owabi hyougen sumimasen dari segi makna dan penggunaan dalam bahasa Jepang.
Bab V Penutup
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Sutedi (2009: 16) menyatakan penelitian adalah suatu proses yang dilakukan berdasarkan pada langkah kerja ilmiah secara teratur, sistematis dan logis dalam upaya mengkaji, memahami, dan menemukan jawaban dari suatu masalah. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Dalam kegiatan penelitian, Sutedi (2009: 53) mengemukakan bahwa metode merupakan cara atau prosedur yang bersifat sistematis yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengambilan keputusan. Adapun menurut Djahiri (dalam Heriawan, 2012: 73) metode adalah upaya atau reka upaya melaksanakan atau mencapai sesuatu dengan menggunakan sejumlah teknik.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sutedi, 2009: 58). Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah actual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut.
Secara umum, langkah kerja yang dilakukan dalam penelitian deskriptif adalah sebagai berikut (Sutedi, 2009: 58):
1. memilih dan merumuskan masalah;
2. menentukan jenis data dan prosedur pengumpulannya; 3. menganalisa data;
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. membuat laporan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2009: 117) memaknai populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009: 118). Menurut Sutedi (2009: 179) sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data. Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2013/2014. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah teknik random yaitu memilih sampel dari populasi dengan cara acak.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian (Sutedi, 2009: 155). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan non tes.
1. Tes tertulis
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2006: 150).
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dan tes subjektif. Tes objektif yakni berupa soal pilihan ganda dan menjodohkan, sedangkan untuk tes subjektif adalah membuat kalimat.
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Soal Owabi Hyougen Sumimasen
Owabi
Hyougen Indikator Nomor Soal
Sumimasen
Makna
Kemampuan memilih makna
sumimasen yang memiliki arti “maaf”.
I. 2, 3, 8, 9, 14
Kemampuan memilih makna
sumimasen yang memiliki arti “permisi”.
I. 4, 6, 7, 13,
Kemampuan memilih makna
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sebagai irai hyougen
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya dan merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2009: 199).
Angket dalam penelitian ini terdiri dari 10 butir pertanyaan dalam bentuk angket tertutup, yaitu angket yang alternatif jawabannya sudah disediakan oleh peneliti (Sutedi, 2009: 164). Angket ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Penyebaran angket dilakukan setelah responden melaksanakan tes yang diberikan. Adapun kisi-kisi angket sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Angket Tentang Owabi Hyougen Sumimasen
No. Aspek yang diamati Nomor Soal
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pengetahuan mengenai owabi hyougen secara
umum 2, 3, 4
3. Pengetahuan mengenai owabi hyougen
“sumimasen” 5, 6
4. Kesulitan dalam memahami makna dan
penggunaan owabi hyougen “sumimasen” 7, 8
5.
Faktor penyebab terjadinya kesulitan dalam memahami makna dan penggunaan owabi
hyougen “sumimasen”
9
6. Solusi mengatasi kesulitan dalam memahami
makna dan fungsi owabi hyougen “sumimasen” 10
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni sebagai berikut: 1. Melakukan studi pustaka/studi literatur mengenai ungkapan
permintaan maaf sumimasen khususnya mencari makna dan penggunaannya (fungsi).
2. Mengumpulkan data berupa kalimat (jitsurei) dan membuat kalimat (sakurei) untuk dijadikan sumber penelitian.
3. Menyusun instrumen berupa tes untuk mengukur pemahaman mahasiswa terhadap ungkapan permintaan maaf (owabi hyougen)
sumimasen dan instrumen non-tes berupa angket.
4. Mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan pembimbing.
5. Melakukan ujicoba terhadap 10 orang sampel guna mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.
6. Melakukan expert judgement kepada dosen atau native speaker
mengenai instrumen penelitian yang telah diujicobakan.
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8. Mengolah data hasil tes dan angket.
9. Melakukan analisis data.
10.Menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh.
E. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Studi Pustaka
Dalam hal ini penulis mengumpulkan berbagai materi dan teori yang mendukung dan relevan dengan masalah penelitian. Studi pustaka ini bersumber dari buku-buku, catatan-catatan, jurnal-jurnal dan dokumentasi tertulis lainnya serta sumber unduhan yang didapat dari internet.
b. Studi Lapangan (Tes)
Pengumpulan data ini dilakukan dengan memberikan tes kepada mahasiswa jurusan bahasa Jepang tingkat II sebanyak 30 orang. Tes berupa tes tertulis dengan jumlah 25 butir soal, 15 butir soal pilihan ganda, 5 butir soal menjodohkan, dan 5 butir soal esai serta angket untuk mendapatkan informasi dan keterangan dari responden.
Data-data tersebut dilakukan dikumpulkan dengan cara one shoot model, yaitu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada satu waktu. Adapun waktu pengumpulan data dilaksanakan pada hari Rabu, 21 Mei 2014.
2. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh kemudian diolah, dianalisis, dan diinterpretasikan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tes
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Menyusun frekuensi dan presentase jawaban benar dan salah dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
P : presentase jawaban f : frekuensi jawaban x : jumlah responden
4) Mengubah skor mentah menjadi nilai standar 100 dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
R : nilai yang dicari N : skor mentah S : skor ideal
5) Menghitung tingkat kemampuan pemahaman tiap aspek berdasarkan hasil tes, dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
P : presentase tingkat kemampuan
:
jumlah skor standar S : jumlah responden6) Menghitung tingkat pemahaman mahasiswa secara keseluruhan, dengan mencari nilai rata-rata dari setiap presentase aspek
P =
x 100%
R
=
x 100
P
=
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan menggunakan standar penilaian UPI, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.3
Tabel Penafsiran Standar Penilaian
Angka (%) Keterangan
86-100 Sangat Baik
76-85 Baik
66-75 Cukup
56-65 Kurang
46-55 Sangat Kurang
36-45 Buruk
0-35 Sangat Buruk
7) Melakukan interpretasi serta kesimpulan
b. Angket
Data hasil angket yang telah diperoleh diolah dengan cara berikut: 1) Menghitung frekuensi dan persentase jawaban dari setiap nomor
pertanyaan dengan rumus:
Keterangan:
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Menyusun tabel frekuensi dan presentase jawaban tiap-tiap pertanyaan. 3) Menganalisis dan menginterpretasikan jawaban sampel tiap nomor
pertanyaan.
Tabel 3.4
Tabel Pedoman Penafsiran Angket
Jumlah responden(%) Interpretasi
0 Tidak seorang pun
1-5 Hampir tidak ada
6-25 Sebagian Kecil
26-49 Hampir setengahnya
50 Setengahnya
51-75 Lebih dari setengahnya
76-95 Sebagian besar
96-99 Hampir seluruhnya
100 Seluruhnya
(Arikunto, 2006: 263)
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes
1. Uji Validitas
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini penulis menggunakan validitas isi dan validitas konstruk. Suryabrata (2010: 61) mengatakan bahwa validitas isi ditegakkan pada langkah telaah dan revisi butir pertanyaan berdasarkan pendapat profesional (professional judgement). Dalam hal ini penulis melakukan validitas isi dengan dosen pembimbing dan dosen ahli. Sedangkan untuk validitas konstruk penulis melakukan analisis terhadap tingkat kesukaran dan daya pembeda setiap soal.
Langkah pertama yang dilakukan untuk menganalisis butir soal adalah membagi kelompok atas dan kelompok bawah dengan ketentuan sebagai berikut:
Kelompok atas 27,5% x N = 2,75 = 3 di luar sampel Kelompok menengah 45% x N = 4,5 = 4 di luar sampel Kelompok bawah 27,5% x N = 2,75 = 3 di luar sampel
a. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
1) Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Bagian I dan II Rumus Tingkat Kesukaran Pilihan Ganda
(Sutedi, 2009: 214)
Keterangan:
TK : tingkat kesukaran
BA : jumlah jawaban benar kelompok atas BB : jumlah jawaban benar kelompok bawah
N : jumlah sampel kelompok atas dan kelompok bawah Penafsirannya:
TK : 0,00 ~ 0,25 = sukar TK : 0,26 ~ 0,75 = sedang TK : 0,76 ~ 1,00 = mudah
Tabel 3.5
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tingkat Kesukaran Soal Bagian I (PG)
Tabel 3.6
2) Tingkat Kesukaran Instrumen Tes Bagian III Rumus Tingkat Kesukaran Butir Soal Esai
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Sutedi, 2009: 216) Keterangan:
TK : tingkat kesukaran
SkA : jumlah skor jawaban kelompok atas SkB : jumlah skor jawaban kelompok bawah
n : jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah Sk.mak : skor maksimal
Sk.min : skor minimal Penafsirannya:
TK : 0,00 ~ 0,25 = sukar TK : 0,26 ~ 0,75 = sedang TK : 0,76 ~ 1,00 = mudah
Tabel 3.7
Tingkat Kesukaran Soal Bagian III (Esai)
No
Soal Koefisien TK
1. 0,5 Sedang
2. 0,33 Sedang
3. 0,67 Sedang
4. 0,67 Sedang
5. 0,83 Mudah
b. Daya Pembeda Instrumen Tes
1) Daya Pembeda Instrumen Tes Bagian I dan II Rumus Daya Pembeda Pilihan Ganda
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ( Sutedi, 2009: 214) Keterangan:
DP : daya pembeda
BA : jumlah jawaban benar kelompok atas BB : jumlah jawaban benar kelompok bawah
N : jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah
Penafsirannya:
TK : 0,00 ~ 0,25 = rendah (lemah) TK : 0,26 ~ 0,75 = sedang
TK : 0,76 ~ 1,00 = tinggi (kuat)
Tabel 3.8
Daya Pembeda Soal Bagian I (PG)
No
Soal Koefisien DP
1. 0,33 Sedang
2. 0,33 Sedang
3. 0,67 Sedang
4. 0,33 Sedang
5. 0,33 Sedang
6. 0,33 Sedang
7. 0,67 Sedang
8. 0,67 Sedang
9. 0,67 Sedang
10. 0,33 Sedang
11. 0,67 Sedang
12. 0,67 Sedang
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9
Daya Pembeda Soal Bagian II
No
Soal Koefisien DP
1. 0,33 Sedang
2. 0,67 Sedang
3. 0,67 Sedang
4. 0,67 Sedang
5. 0,33 Mudah
2) Daya Pembeda Instrumen Tes Bagian III Rumus Daya Pembeda Pilihan Ganda
14. 0,67 Sedang
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ( Sutedi, 2009: 217) Keterangan:
DP : daya pembeda
SkA : jumlah skor jawaban kelompok atas SkB : jumlah skor jawaban kelompok bawah
n : jumlah sampel kelompok atas atau kelompok bawah Sk.mak : skor maksimal
Sk.min : skor minimal
Tabel 3.10
Daya Pembeda Soal Bagian III (Esai)
No
Soal Koefisien DP
1. 0,67 Baik
2. 0,33 Cukup
3. 0,33 Cukup
4. 0,33 Cukup
5. 0,33 Cukup
2. Uji Reliabilitas
Sutedi (2009: 220) mengemukakan bahwa perangkat tes dikatakan memiliki reliabilitas jika dapat mengukur secara ajeg, artinya meskipun berkali-kali tes tersebut digunakan pada sampel yang sama dengan waktu yang tidak terlalu lama, akan menghasilkan data yang sama pula. Dalam reliabilitas ada dua macam, yaitu reliabilitas eksternal dan internal.
DP =
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reliabilitas eksternal dapat dilakukan dengan cara tes ulang atau membandingkan dengan perangkat tes yang lain (ekuivalensi), sedangkan reliabilitas internal dapat diukur degan cara teknik belah dua atau dengan menggunakan Kuder - Richardson KR 20 dan KR 21.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik belah dua, yaitu dengan cara membagi dua jawaban yang diberikan oleh tiap sampel berdasarkan pada soal yang bernomor ganjil (sebagai variabel X) dan soal yang bernomor genap (sebagai variabel Y), kemudian dicari angka korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
( Sutedi, 2009: 220)
Dengan menggunakan rumus di atas, angka korelasi yang diperoleh hanya berlaku untuk separuh tes, maka harus dilanjutkan dengan menggunakan rumus berikut:
( Sutedi, 2009: 222)
Tabel 3.11
Tabel Penafsiran Angka Korelasi
Rentang Angka Korelasi Tafsiran
0,00 ~ 0,20 Sangat rendah
0,21 ~ 0,40 Rendah
rxy
=
√
r
=
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,41 ~ 0,60 Sedang
0,61 ~ 0,80 Kuat
0,81 ~ 1,00 Sangat kuat
Tabel 3.12
Tabel Persiapan Perhitungan Uji Reliabilitas
N X
(Skor Ganjil)
Y
(Skor Genap) XY X 2
Y2
1 7 6 42 49 36
2 7 5 35 49 25
3 6 4 24 36 16
4 5 5 25 25 25
5 4 5 20 16 25
6 4 5 20 16 25
7 5 4 20 25 16
8 5 2 10 25 4
9 4 2 8 16 4
10 4 2 8 16 4
∑ 51 40 212 273 180
Berdasarkan rumus di atas, hasil perhitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
rxy
=
√
=
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
=
√
=
√
=
=
0, 49
Setelah diperoleh angka korelasi 0,49, kemudian mencari angka korelasi penuh dengan cara sebagai berikut:
r
=
=
=
=
0, 66
Angka korelasi penuh yang diperoleh adalah 0,66 dan jika di korelasikan dengan tabel penafsiran angka korelasi (lihat tabel 3.11), maka instrumen tes yang digunakan termasuk reliabel kuat.
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pemahaman mahasiswa terhadap makna dan penggunaan owabi hyougen sumimasen, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2013/2014 terhadap makna dan penggunaan owabi hyougen sumimasen secara keseluruhan adalah dengan persentase 71,4% dan dikategorikan cukup, sehingga hubungan kemampuan pemahaman dan penggunaan berbanding lurus, yaitu jika kemampuan pemahaman tergolong cukup, maka kemampuan penggunaannya pun akan tergolong cukup.
2. Dari hasil tes menjodohkan dan uraian berupa membuat kalimat mengenai fungsi dari owabi hyougen sumimasen di luar fungsinya sebagai permintaan maaf, diperoleh suatu kesimpulan bahwa mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2013/2014 cukup mampu memahami penggunaan owabi hyougensumimasen yaitu dengan persentase 70% sehingga dikategorikan cukup.
3. Berdasarkan data angket, sebanyak 80% atau dapat dikatakan sebagian besar responden kadang-kadang mengalami kesulitan dalam memahami makna dan penggunaan owabi hyougen sumimasen.
4. Penyebab kesulitan yang paling banyak dirasakan mahasiswa adalah
kurangnya intensitas dalam menggunakan ‘sumimasen’ di luar permintaan
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dilakukan mahasiswa dalam mengatasi kesulitan yang dialami tersebut adalah dengan cara berdiskusi dengan teman (40%), mencari buku sumber lain (28%), bertanya kepada dosen (23%), dan menonton anime untuk mengetahui perbedaan makna dan penggunaannya (9%).
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Saran bagi mahasiswa
a. Dalam mempelajari bahasa Jepang, hendaknya memahami setiap kosakata yang memiliki makna yang sama apabila di gunakan dalam sebuah kalimat untuk menghindari kecenderungan terjadinya kesalahpahaman berbahasa dalam berkomunikasi. b. Sering gunakan kosakata tersebut baik dalam kalimat lisan
maupun tulisan.
c. Selalu memiliki inisiatif untuk bertanya apabila mengalami kesulitan tentang apa yang tidak dipahami.
d. Perbanyak buku sumber lain di luar buku perkuliahan, khususnya buku yang membahas berbagai macam hyougen atau ungkapan.
2. Saran bagi peneliti selanjutnya
a. Memahami dengan baik tema yang akan dijadikan bahan penelitian.
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Mencari rujukan atau studi pustaka yang lebih banyak demi memperkuat teori dalam penelitian.
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, A dan Leonie, A. 2004. Sosiolinguistik. Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Dardjowidjojo, S. 2005. Psikolinguistik. Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Djajasudarma, T. F. 1999. Semantik 1. Pengantar ke Arah Ilmu Makna. Bandung: Refika Aditama.
___________. 2010. Metode Linguistik. Bandung: Refika Aditama.
Erlangga, H. 2011. Analisis Kontrastif Kata Sumimasen Bahasa Jepang
dengan Punten Bahasa Sunda dari Segi Makna dan Penggunaan. Skripsi Sarjana pada UNIKOM : Bandung.
Heriawan, A. dkk. 2012. Metodologi Pembelajaran. Serang-Banten: LP3G (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru).
Kindaichi, H. 1987. Orei to Owabi no Kotoba. Gekkan Gengo (vol.16, no.4) . Daisyuukanshoten.
Kridalaksana, H. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Laksita, W. 2010. Pemakaian Ungkapan Maaf Sumimasen Bahasa Jepang dalam Beberapa Situasi Tutur. Skripsi sarjana pada UI: Depok.
Pateda, M. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta.
Rahardi, K. 2009. Sosiopragmatik. Yogyakarta: Erlangga.
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rohmadi, M. 2004. Pragmatik: Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, S. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Sutedi, D. 2007. Nihongo no Bunpou (Tata Bahasa Jepang Tingkat Dasar). Bandung: Humaniora.
________. 2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora. Tarigan, H.G. 2009. Pengajaran Pragmatik(edisi revisi). Bandung: Angkasa. Walija. 1996. Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP.
Wibowo, W. 2003. Manajemen Bahasa . Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Yulianti, Y.A. 2013. Analisis Kemampuan Irai Hyougen Pada Mahasiswa
Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI. Skripsi sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Yusalina, L. 2009. Analisis Aisatsu Bermakna Kansha Hyougen dan Wabi Hyougen pada Percakapan dalam Drama One Liter of Tears. Skripsi sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
実用ビ ネ 日本語: 2006. Top Language Co., Ltd.
Kamus
Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Kokugo Daijiten. 2006. Tokyo: Shogakkan.
Okuyama, Masuro. 1970. Aisatsu Go Jiten. Tokyo: Tokyodou Shuppan. Shimura (Ed). 2008. Koujien (6th ed.). Tokyo: Iwanami Shoten.
Sumber Internet
Ambiguitas Makna, Ketika Kata Bermakna Ganda. 2013. [Online].
Neti Neliana, 2014
Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna Dan Penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu April 2014.
Gogen Yurai Jiten. http://gogen-allguide.com/su/sumimasen.html. Diakses 15 Maret 2014.
Henscyber. 2009. Sosiolinguistik: Hubungan Bahasa dengan Konteks Sosial. [Online]. Tersedia di: http://anaksastra.blogspot.com/2009/05/hubungan- bahasa-dengan-konteks-sosial.html. Diakses 5 April 2014.
http://artikata.com/arti-364697-penggunaan.html. Diakses 16 Januari 2014. Lacuen. (10 Agustus 2013). 7 Kata-kata Minta Maaf di Jepang. [Online]
Tersedia di:http://japanifo.blogspot.com/2013/08/7-kata-kata-minta-maaf- di-jepang.html. Diakses 27 November 2013.
Minako, Tanaka. 2011. [Online]. Tersedia di:
http://www.facebook.com/notes/minakotanitanaka/す せん Muhammad. 2011. Pengertian Pemahaman. [Online]. Tersedia di:
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2203596-pengertian- pemahaman/. Diakses 16 Januari 2014.
Rovi’in. 2013. Ambiguitas Makna dalam Perspektif Neuro-Psikolinguistik. [Online]. Tersedia di: http://stainsalatiga.ac.id/ambiguitas-makna-dalam- perspektif-neuro-psikolinguistik/. Diakses 1 April 2014.
SOSIOLINGUISTIK (Bahasa dan Pikiran). 2011. [Online]. Tersedia di: http://deutschkunstler.wordpress.com/2011/10/04/sosiolinguistik- bahasa-dan-pikiran/. Diakses 5 April 2014.
Spenader, J. 2004. Speech Act Theory. [Online]. Tersedia di: http: //www.our. let.rug. nl/spenader/. Diakses 15 Maret 2014.
早稲田大学日本語教育研究. (tanpa tahun). 依頼における お詫び・謝罪
型 表現に関する考察. [Online]. Tersedia di: