TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh: Defiana Dien, S.Ag
1102637
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA
Oleh:
Defiana Dien, S.Ag UPI 2013
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Defiana Dien 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Pembimbing I
Dr. Danny Meirawan, M.Pd. NIP. 19620504 198803 1 002
Pembimbing II
Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd. NIP. 19700929 199802 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan
ABSTRAK
Kinerja guru merupakan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas kependidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan. Mutu pembelajaran di sekolah menengah pertama dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya manajemen pendidikan, perkembangan teknologi pembelajaran, kompetensi guru (paedagogi, profesional, sosial dan kepribadian), kinerja guru, latar belakang pendidikan dan pengalamannya, kurikulum sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, disiplin kerja dan kompensasi. Faktor-faktor tersebut sangat penting diperhatikan karena pengaruhnya cukup kuat untuk mempengaruhi kinerja guru ketika mengajar.
Dalam dunia pendidikan, kompensasi memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pengajaran. Artinya adalah bahwa kompensasi membantu meningkatkan kinerja mengajar para guru karena dengan adanya kompensasi maka moralitas mereka akan meningkat dan ini sangat berdampak pada pemotivasian para murid di kelas.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan kuantitatif melalui analisis deskriptif dengan korelasional dan regresi. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP Swasta di Kota Bandung yang Terakreditasi A sebanyak 277 orang. Sampel yang diambil dari penelitian ini berdasarkan perhitungan berjumlah 132 orang. Dengan menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket tertutup dengan 5 skala penilaian (Likert).
Berdasarkan temuan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompensasi dan disiplin kerja guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru di sekolah. Adapun hasil penelitian ini, beberapa hal yang perlu direkomendasikan dalam upaya mencapai kinerja mengajar guru yang berkualitas adalah kepala sekolah harus memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Untuk meningkatkan kualitas kerja guru sehingga akan memperkuat kemampuan profesional guru. Dengan peningkatan tersebut kualitas dan hasil pendidikan serta pembelajaran akan makin bermutu.
ABSTRAK
Kinerja guru merupakan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas kependidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan. Mutu pembelajaran di sekolah menengah pertama dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya manajemen pendidikan, perkembangan teknologi pembelajaran, kompetensi guru (paedagogi, profesional, sosial dan kepribadian), kinerja guru, latar belakang pendidikan dan pengalamannya, kurikulum sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, disiplin kerja dan kompensasi. Faktor-faktor tersebut sangat penting diperhatikan karena pengaruhnya cukup kuat untuk mempengaruhi kinerja guru ketika mengajar.
Dalam dunia pendidikan, kompensasi memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pengajaran. Artinya adalah bahwa kompensasi membantu meningkatkan kinerja mengajar para guru karena dengan adanya kompensasi maka moralitas mereka akan meningkat dan ini sangat berdampak pada pemotivasian para murid di kelas.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan kuantitatif melalui analisis deskriptif dengan korelasional dan regresi. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP Swasta di Kota Bandung yang Terakreditasi A sebanyak 277 orang. Sampel yang diambil dari penelitian ini berdasarkan perhitungan berjumlah 132 orang. Dengan menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket tertutup dengan 5 skala penilaian (Likert).
Berdasarkan temuan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompensasi dan disiplin kerja guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru di sekolah. Adapun hasil penelitian ini, beberapa hal yang perlu direkomendasikan dalam upaya mencapai kinerja mengajar guru yang berkualitas adalah kepala sekolah harus memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Untuk meningkatkan kualitas kerja guru sehingga akan memperkuat kemampuan profesional guru. Dengan peningkatan tersebut kualitas dan hasil pendidikan serta pembelajaran akan makin bermutu.
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 12
D. Metode Penelitian ... 12
E. Manfaat Penelitian ... 14
F. Struktur Organisasi Tesis ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 16
1. Kinerja Mengajar Dalam Konteks Administrasi Pendidikan 19 2. Kompensasi ... 33
3. Konsep Dasar Disiplin Kerja ... 48
B. Kerangka Pemikiran ... 56
C. Hipotesis Penelitian... 59
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Populasi/Sampel Penelitian ... 57
1. Lokasi Penelitian... 57
2. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 57
B. Desain Penelitian ... 60
C. Metode Penelitian ... 61
1. Metode Penelitian Survey ... 61
2. Tingkat Eksplanasi Deskriptif ... 61
3. Pendekatan Kuantitatif ... 61
1. Uji Coba Angket ... 64
2. Uji Validitas Instrumen ... 65
3. Uji Reliabilitas Instrumen ... 69
G. Teknik Pengumpulan Data ... 70
1. Menentukan Alat Pengumpulan Data ... 70
2. Menyusun Alat Pengumpul Data ... 71
H. Analisis Data ... 72
1. Analisis Data Deskriptif... 72
2. Uji Persyaratan Analisis... 73
3. Menguji Hipotesis Penelitian ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 80
1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 80
2. Uji Persyaratan Analisis... 86
3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 88
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 105
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 121
B. Rekomendasi ... 122
DAFTAR PUSTAKA
Tabel Halaman
3.1 Populasi Penelitian ... 57
3.2 Jumlah Guru Sebagai Sampel Penelitian ... 59
3.3 Sampel Penelitian ... 63
3.4 Kisi-Kisi Instrument Kompensasi (X1)... 66
3.5 Kisi-Kisi Instrument Disiplin Kerja (X2)... 66
3.6 Kisi-kisi Instrument Kinerja Mengajar Guru (Y)... 68
3.7 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Guru)... 70
3.8 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X1 (Kompensasi Guru) ... 71
3.9 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X2 (Disiplin Kerja) ... 72
3.10 Skala Likert ... 76
3.11 Kriteria Dan Penafsiran ... 77
3.12 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 79
4.1Skor Rata-Rata Variabel Kompensasi (X1) ... 84
4.2 Skor Rata-Rata Variabel Disiplin Kerja (X2)... 86
4.3 Skor Rata-Rata Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)... 88
4.4 Hasil Uji Normalitas Data Variabel X1, X2, dan Y ... 91
4.5 Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y ... 92
4.6 Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y ... 93
4.7 Korelasi Antar Variabel ... 94
4.8 Koefisien Persamaan Regresi X1 terhadap Y ... 95
Lampiran Halaman
1 Kisi-kisi Instrument Penelitian dan Angket………. 127
2 Hasil Uji Coba Angket……… 156
3 Hasil Pengolahan data………. 151
5 Korespondensi………. 171
Gambar Halaman
1.1 Skema Aliran Dana Publik Untuk Bidang Pendidikan... 3
1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru... 8
2.1 Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan... 18
2.2 Kompensasi Total... 36
2.3 Relationship of Personnel Functions to Student Learning... 47
2.4 Kerangka Berpikir Dalam Penelitian... 58
3.1 Hubungan Antar Instrumen Penelitian... 60
4.1 Grafik Rata-Rata Variabel Kompensasi (X1)... 84
4.2 Grafik Rata-Rata Variabel Disiplin Kerja (X2)... 87
4.3 Grafik Rata-Rata Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)... 90
Lampiran Halaman
1 Kisi-kisi Instrument Penelitian dan Angket………. 127
2 Hasil Uji Coba Angket……… 156
3 Hasil Pengolahan data………. 151
5 Korespondensi………. 171
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional, yakni mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, maka sangat
dibutuhkan peran pendidik yang profesional. Sesuai dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan profesional. Untuk itu,
profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta kebutuhan
masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas
dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing di forum regional, nasional
maupun internasional.
Menurut Dadang Suhardan, (2010:68) guru merupakan pekerjaan
profesional yang memerlukan keahlian khusus sebagai pendidik/pengajar. Jenis
pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang
kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan
melatih. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan yang
diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam
permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
dengan mengingat tantangan pendidikan yang terus berubah, maka kenerja guru
perlu dilakukan secara inovatif guna beradaptasi dan mengantisipasi perubahan
masyarakat yang cepat serta berbagai kebijakan baru pemerintah dalam bidang
pendidikan.
Dengan adanya guru yang profesional dan berkualitas maka akan mampu
mencetak anak bangsa yang berkualitas pula. Kunci yang harus dimiliki oleh
menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Mengacu substansi Pasal 8 tersebut di
atas, jelas sekali bahwa kepemilikan kompetensi itu hukumnya wajib; artinya bagi
guru yang tidak mampu memiliki kompetensi akan gugur keguruannya. Khusus
tentang kompetensi ini dijelaskan pada Pasal 10 ayat (1) yang menyebutkan
kompetensi guru sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 8 meliputi : kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Sementara itu, pada ayat
(2) pasal yang sama disebutkan ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru
sebagaimana dimaksud akan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Berikut ini adalah penjelasannya 4 kompetensi guru profesional:
1) Kompetensi Paedagogik : kompetensi ini menyangkut kemampuan seorang
guru dalam memahami karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh murid
melalui berbagai cara. Cara yang utama yaitu dengan memahami murid melalui
perkembangan kognitif murid, merancang pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran serta evaluasi hasil belajar sekaligus pengembangan murid, 2)
Kompetensi Kepribadian : kompetensi kepribadian ini adalah salah satu
kemampuan personal yang harus dimiliki oleh guru profesional dengan cara
mencerminkan kepribadian yang baik pada diri sendiri, bersikap bijaksana serta
arif, bersikap dewasa dan berwibawa serta mempunyai akhlak mulia untuk
menjadi suri teladan yang baik, 3). Kompetensi Profesional: kompetensi
profesional adalah salah satu unsur yang harus dimiliki oleh guru yaitu dengan
cara menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam, 4). Kompetensi
Sosial : kompetensi sosial adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang pendidik melalui cara yang baik dalam berkomunikasi dengan murid dan
seluruh tenaga kependidikan atau juga dengan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat. Sedangkan menurut Syah dalam Idochi Anwar (2013 : 75) memerinci
kompetensi guru dalam tiga aspek,yaitu : 1) Kompetensi koghnitif, 2) Kompetensi
Afektif, 3) Kompetensi Psikomotorik. Aspek pertama meliputi penguasaan
diajarkan,dan kemampuan menstransfer pengethuan kepada siswa agar dapat
belajar secara efektif dan efisien. Kompetensi kedua yaitu: yaitu sikap dan
penguasaan diri yang berkaitan dengan profesi keguruan yang meliputi self
concept,self efficacy,attitude of self acceptance dan pandangan seorang guru
terhadap kualitas dirirnya.Sedangkan aspek yang disebut terakhir yaitu
kompetensi psikomotorik,meliputi kecakapan fisik umum dan khusus seperti
ekspresi verbal dan non verbal.
Johnson dalam Idochi Anwar (2013 : 76) mengetengahkan tiga aspek
performansi guru,yaitu : 1) Kemampuan Profesional mencakup : a) penguasaan
pelajaran yang terdiri atas pengusaan bahan yang harus diajarkan dan konsep
dasar keilmuan dan bahan yang harus diajarkan, b) Penguasaan dan penghayatan
atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan, c) Penguasaan
proses-proses kependidikan , keguruan dan pembelajaran siswa, 2) Kemampuan sosial
mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan kerja dan
lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru, 3)
Kemampuan Personal guru mencakup : a) Penampilan sikap positif terhadap
keseluruhan tugasnya sebagai guru dan terhadap seluruh unsur-unsurnya, b)
Penghayatan, pemahaman dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut
oleh seorang guru, c) Kepribadian, nilai, sikap hidup penampilan upaya untuk
menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi siswanya.
Dalam hal peningkatan kualitas, guru berkewajiban untuk meningkatkan
dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi berkelanjutan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni. Aspek yang perlu
dikembangkan meliputi kompetensi padagogis, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Sebab profesionalisme guru tidak
hanya mengembangkan profesionalitas yang dimilikinya melalui proses
pembelajaran yang tidak mengenal waktu (life long education). Namun
diharapkan guru juga mampu memberikan layanan pendidikan yang optimal pada
siswa. Disini lahirlah paradigma bahwa kelas bukanlah sarana bagi guru
melakukan pertunjukan kemampuan keilmuannya, melainkan sarana bagi siswa
Guru profesional akan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran dan
penilaian yang menyenangkan bagi siswa dan guru,sehingga dapat mendorong
tumbuhnya kreatifitas belajar pada diri siswa. “Organizational Climate and
Teachers” Job Performance in Primary Schools in Ohio State : An Analytical
Survey” Adeymei (2008: 138) menyatakan bahwa ‘the teachers’
Performance could be measured through the annual report of his/her activities in terms of performance, actual teaching, lesson preparation, lesson
presentation, actual teaching and the teachers’ commitment to job, extra -curricular activities, supervision, effective leadership, motivation and school discipline.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan sangat menentukan minat
dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Melalui model pembelajaran yang tepat
diharapkan siswa tidak hanya dapat pengetahuan,namun juga akan memiliki kesan
yang mendalam tentang materi pelajaran, sehingga dapat mendorong siswa untuk
mengimplementasikan konsep nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran
pada kehidupan sehari-hari.
Menurut Ace Suryadi ( 2012: 82 ) : guru merupakan elemen kunci dalam
sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Semua komponen lain, mulai dari
kurikulum, sarana – prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak
berkualitas. Kegiatan belajar mengajar merupakan komponen inti dari sistem
pendidikan. Kegiatan belajar mengajar,sebagai penuangan dari berbagai konsep
dan filosofi yang menyangkut misi dan landasan ,tujuan serta arah pendidikan
sangat bergantung pada guru sebagai pembawa misi tersebut. Semua komponen
lain, terutama kurikulum akan hidup apabila dilaksanakan oleh guru.
Pendapat Sergiovanni et. all. dalam Pupuh (2012 : 32) menyatakan bahwa
kinerja guru erat kaitannya dengan peningkatan pemberdayaan guru tersebut di
mana guru tersebut harus dapat mengkritisi kurikulum secara mandiri,dapat
mengelola kelas dan bahan ajarnya serta dapat meningkatkan cara mengajarnya
secara efisien. Sesuai dengan yang dikemukakan bahwa kualitas produktivitas
kinerja guru dapat dilihat dari sikap dan pelaksanaan tugas pendidikan dan
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,ketrampilan,dan nilai-nilai
daasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Arti lain dari
kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang
dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan,sesuai dengan standard
kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan. Dengan demikian kompetensi kompetensi
yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya.
Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan
pengetahuan,ketrampilan,maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsinya
sebagai guru.
Sumber : Idochi Anwar. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya
Pendidikan. ( PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta, 2012 ) h.77.
Kualitas kinerja merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan,
maka peningkatan kualitas kinerja guru harus menjadi perhatian utama dalam Teaching Performance
A. Plans and Organized Carefully
B. Is skilful in questioning and
explaining
1. Lesson is well planned
2. Set definite goals including student
participation
3. Makes clear,specific assigment
4. Is familiar with aprropriate guide and
adapts to the recomendations thereis
5. Provides for individual and group
instruction
1. Ask thought provoking questions
2. Exsposes students to varying points
of view
3. Give clears eksplanation of subject
matter
4. Is aware both verbal and nono verbal
acceptance or rejection of student ideas,
mencapai tujuan pendidikan. Oleh karenanya pembinaan yang diberikan kepada
guru harus komprehensif yakni yang dapat meningkatkan kompetensi akademik
dan kompetensi profesional mereka sehingga proses kegiatan belajar mengajar
dalam kelas menjadi lebih baik, berdaya guna dan berhasil guna.
Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja
guru dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahtera seseorang maka
semakin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan kerjanya. Mulyasa (2002)
menegaskan bahwa terpenuhinya berbagai macam kebutuhan manusia, akan
menimbulkan kepuasan dalam melaksanakan tugasnya.
Menurut Moch.Idochi Anwar , (2013:75) tarik menarik antara keharusan
peningkatan kompetensi profesional guru dengan tidak memadainya kesejahteraan
guru ,sampai saat ini masih merupakan bahan diskusi yang tidak habis-habisnya.
Pandangan yang ideal mengenai profesionalisme guru direfleksikan dalam citra
guru masa depan sebagaimana dikemukakan oleh Sudarminta dalam Idochi,yaitu :
1) guru yang sadar dan tanggap akan perubahan zaman, 2) berkualifikasi
profesional, 3) rasional,demokratis dan berwawasan nasional, 4) bermoral tinggi
dan beriman.
Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus
disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung
jawab, jabatan pekerjaan, dan memenuhi persyaratan internal konsistensi. Jadi adil
bukan berarti setiap karyawan menerima kompensasi yang sama besarnya. Asas
adil harus menjadi dasar penilaian, perlakuan, dan pemberian hadiah atau
hukuman bagi setiap karyawan. Dengan asas adil akan tercipta suasana kerja sama
yang baik, semangat kerja, disiplin, loyalitas, dan stabilisasi karyawan akan lebih
baik,sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Warsidi (2003).
Kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam dari Manajemen Sumber Daya
Manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena
semakin baik disiplin seorang guru, maka semakin tinggi prestasi kerja yang dapat
dicapainya. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang
terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Disiplin adalah kesadaran dan
yang berlaku. Adapun arti kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela
menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.
Sedangkan arti kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan
seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun
tidak (Hasibuan, 2011 : 194). Menurut Davis disiplin kerja dapat diartikan sebagai
pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi
(Mangkunegara, 2000 : 129).
Disiplin pada hakikatnya adalah kemampuan untuk mengendalikan diri
dalam bentuk tidak melakukan sesuatu tindakan yang tidak sesuai dan
bertentangan dengan sesuatu yang telah ditetapkan dan melakukan sesuatu yang
mendukung dan melindungi sesuatu yang telah ditetapkan. Dalam kehidupan
sehari-hari dikenal dengan disiplin diri, disiplin belajar dan disiplin kerja. Disiplin
kerja merupakan kemampuan seseorang untuk secara teratur, tekun secara
terus-menerus dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dengan tidak
melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan.
Tujuan disiplin menurut Arikunto S. (1993) yaitu agar kegiatan sekolah
dapat berlangsung secara efektif dalam suasana tenang, tentram dan setiap guru
beserta karyawan dalam organisasi sekolah merasa puas karena terpenuhi
kebutuhannya.
Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisplinan
karyawan suatu organisasi di antaranya ialah : (1) tujuan dan kemampuan,(2)
teladan pimpinan, (3) balas jasa (gaji dan kesejahteraan), (4) keadilan, (5) waskat
(pengawasan melekat), (6) sanksi hukuman,(7) ketegasan, dan (8) hubungan
kemanusiaan (Hasibuan, 2011 : 194). Posisi guru memiliki peranan yang sangat
penting dalam keberhasilan pendidikan.oleh karena itu, setiap sisi guru perlu
menjadi pertimbangan dalam upaya menentukan kebijakan pendidikan. Menurut
Aqib (Muhlisin, 2008 : 77) upaya mewujudkan sisi guru dalam reformasi
pendidikan beberapa asumsi dasar yang harus mendapat pertimbangan,antara lain
dijelaskan berikut ini : (1) Guru pada dasarnya merupakan faktor penentu bagi
keberhasilan pendidikan, (2) Jumlah guru dengan kecakapan akademik yang baik,
jabatan guru tidak menarik dan menjanjikan bagi generasi muda yang memiliki
kualitas akademik yang cemerlang, (3) Kepercayaan masyarakat terhadap guru
sangat bergantung dari persepsi yang berkenaan dengan status guru terutama yang
berkaitan dengan kualitas pribadi, kualitas kesejahteraan, penghargaan material,
kualitas pendidikan dan standard profesi, (4) Anggaran belanja pendidikan, imbal
jasa (gaji dan tunjangan lainnya) dan kondisi kerja merupakan faktor yang
mendasar bagi terselenggaranya pendidikan yang berkualitas dan kinerja yang
efektif, (5) Masyarakat dan orang tua mempunyai hak akan pendidikan yang
terbaik untuk anak-anaknya. Tentunya, terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja mengajar guru dalam mengajar diantaranya kesejahteraan
guru, pengalaman mengajar, wawasan guru, budaya sekolah, kepemimpinan
kepala sekolah, iklim sekolah, harapan-harapan, sarana dan prasarana yang
tersedia dan lain sebagainya.
Di sisi lain guru diharapkan menunjukkan kinerja atas dasar moral dan profesional
yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam kaitan ini, guru mempunyai
keterikatan yang erat dengan kualitas dan hasil pendidikan. Memperhatikan hal
tersebut di atas, penilaian kinerja guru tidak boleh hanya sebatas formal belaka.
Seperti pendapat John Schacter, (1999 : 7 ) menyatakan :
The foundation recognizes that teacher performance-based accountability is only one part of improving teacher quality and for that reason has embedded teacher performance-based accountability within a larger system of reform entitled the Teacher Advancement Program.
Menurut John Schacter, salah satu aspek untuk meningkatkan kualitas guru
melalui penilaian kinerja guru yang ketat berbasis kinerja akuntabilitas. Kinerja
guru berbasis akuntabilitas hanya salah satu bagian dari peningkatan kualitas
guru. Tetapi harus diikuti follow up penilaian yang dapat mendorong peningkatan
guru secara berkelanjutan. Apalagi guru yang yang memiliki kinerja di bawah
standar, ia harus memperoleh tindak lanjut dari pimpinan. Kualitas pendidikan
dipengaruhi oleh kinerja mengajar guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya, dengan semangat kinerja mengajar guru yang tinggi, akan tercipta
lulusan dengan kualitas yang bagus. Namun, kinerja mengajar guru di Indonesia
UNESCO untuk kualitas kinerja mengajar guru di Indonesia berada pada level 14
dari 14 negara berkembang. Hal itu menunjukkan bahwa kinerja dan kompetensi
pendidik di Indonesia jauh dari harapan sosok pendidik yang mampu membawa
siswanya berkualitas (Bappenas, 2012). John Schacter (1999 : 2) menyatakan
bahwa “ based on the analyses presented above, the research base on teacher quality is far from convincing. Teacher tests have not been highly effective or
conclusive in increasing teacher quality”.
Oleh karena kinerja mengajar guru yang rendah tersebut berdampak
terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. Menurut PP No. 28/1990 dan
dipertegas oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 053/U/2001
tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan
Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, bahwa penilaian
keberhasilan pendidikan di sekolah mencakup empat komponen. Komponen
pertama yang diukur ialah kegiatan dan kemajuan belajar siswa. Tujuannya
terutama untuk : mengetahui bagaimana proses pembelajaran berlangsung,
mengetahui proses pembimbingan dan pembinaan kepada siswa, mengukur
efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan, serta mengukur kemajuan
dan perkembangan hasil belajar siswa. Komponen kedua berkenaan dengan
pelaksanaan kurikulum.
Tujuannya untuk mengetahui : kesesuaian kurikulum dengan dinamika
tuntutan kebutuhan masyarakat, pencapaian kemampuan siswa berdasarkan
standar budaya sekolah yang telah ditetapkan, ketersediaan sumber belajar yang
relevan dengan tuntutan kurikulum, cakupan materi muatan lokal sesuai dengan
kebutuhan daerah setempat, serta kelancaran pelaksanaan kurikulum sekolah
secara keseluruhan. Komponen ketiga, guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Maksudnya untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan dan
kewenangan profesional masing-masing personil (baca : tenaga kependidikan)
dapat ditampilkan dalam pekerjaan sehari-hari. Komponen keempat adalah kinerja
satuan pendidikan sebagai satu keseluruhan. Penilaiannya mencakup :
kelembagaan, kurikulum, siswa, guru dan non guru, sarana/prasarana,
dimaksudkan untuk melihat sejauh mana mutu pendidikan yang bisa dicapai di
sekolah itu, dan bagaimana posisinya jika dibandingkan dengan sekolah lain yang
ada di sekitarnya maupun secara nasional. Jadi secara keseluruhan, penilaian pada
komponen keempat ini berfungsi sebagai alat kontrol bagi perbaikan dan
pengembangan mutu pendidikan. Mengacu pada Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional RI Nomor 053/U/2001, setiap lembaga penyelenggara pendidikan
dituntut untuk senantiasa melaksanakan manajemen peningkatan mutu berbasis
sekolah. Hal ini dijalankan dengan tetap berorientasi pada visi, misi, dan target
peningkatan mutu secara berkelanjutan, sebagaimana diamanatkan oleh para
stakeholders.
Analisis penulis bahwa, perilaku disiplin dalam kaitan dengan kinerja guru
sangat erat hubungannya karena hanya dengan kedisiplinan yang tinggi pekerjaan
dapat dilakukan sesuai dengan aturan yang ada. Untuk itu untuk itu dalam upaya
mencegah terjadinya interdisipliner perlu ditindaklanjuti dengan meningkatkan
kesejahteraan guru. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis merasa
perlu mengangkat permasalahan ke dalam judul Pengaruh Kompensasi dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru di Sekolah Menengah Pertama
Terakreditasi A di Kota Bandung.
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Identifikasi masalah merupakan pemaparan dari seluruh masalah yang
ditemukan dalam latar belakang. Rendahnya kinerja guru dapat menurunkan mutu
pendidikan dan menghambat tercapainya visi di suatu sekolah. Sekolah yang
seperti itu tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang unggul dan memiliki
daya saing di kancah global seperti sekarang ini. Oleh karena itu, kinerja guru
harus dikelola dengan baik dan dijaga agar tidak mengalami penurunan. Lebih
spesifik dan terinci, John T. Seyfarth (2002 : 144) mengemukakan lima kriteria
umum untuk mengevaluasi kinerja mengajar (instruction) guru. Kriteria, dalam
hal ini adalah the characteristics, behaviors, and results used to judge
Gambar 1.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Barnawi dan Muh. Arifin, Kinerja Guru Profesional, (2012 : 44).
Bahkan, seharusnya selalu diperhatikan agar mengalami peningkatan secara
terus-menerus. Faktor pertama yang mempengaruhi kinerja guru adalah gaji. Setiap
orang yang memperoleh gaji tinggi, hidupnya akan sejahtera. Orang akan bekerja
dengan penuh antusias jika pekerjaannya mampu menyejahterakan hidupnya.
Bagaimana mungkin seorang guru dapat bekerja secara profesional jika berangkat
dari rumah sudah dipusingkan dengan kebutuhan rumah tangga. Begitu sampai di
kelas, pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa tidak berkualitas. Bahkan
tidak menutup kemungkinan gaya mengajar yang ditampilkan guru bukannya
mengembangkan potensi siswa malah justru mematikan potensi siswa.
Menurut Aritonang (2005 : 4) disiplin kerja adalah persepsi guru terhadap
sikap pribadi guru dalam bekerja di sekolah tanpa ada pelanggaran-pelanggaran
yang merugikan dirinya, orang lain atau lingkungannya. Disiplin kerja di
lingkungan sekolah memiliki tujuan yang berpengaruh langsung terhadap mutu
pendidikan. Maka fokus penelitian diarahkan pada Pengaruh kompensasi dan
disiplin kerja terhadap kinerja mengajar guru di sekolah Menengah Pertama
terakreditasi A di Kota Bandung.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini supaya tidak meluas,
maka permasalahannya perlu dibatasi dalam bentuk rumusan masalah. Menurut
KinerjaMengajar Guru
Kepemimpinan kepala sekolah
Budaya Sekolah
Kesejahteraan guru
Disiplin kerja
Sugiyono (2009 : 35) “Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan
dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. Berdasarkan permasalahan
diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran kompensasi di Sekolah Menengah Pertama Swasta
yang terakreditasi A di Kota Bandung?
2. Bagaimana gambaran disiplin kerja di Sekolah Menengah Pertama Swasta
yang terakreditasi A di Kota Bandung?
3. Bagaimana gambaran kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama Swasta
yang terakreditasi A di Kota Bandung?
4. Berapa besar pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru di Sekolah
Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung?
5. Berapa besar pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru di Sekolah
Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung?
6. Berapa besar pengaruh kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja guru di
Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang
mempengaruhi kinerja guru pada Sekolah Menengah Pertama Swasta Se-Kota
Bandung.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis
a. Kompensasi terhadap kinerja mengajar guru Sekolah Menengah Pertama
Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung.
b. Disiplin kerja terhadap kinerja mengajar guru di Sekolah Menengah
Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung.
c. Kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di
d. Besarnya pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru di Sekolah
Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung.
e. Besarnya pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru di Sekolah
Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung.
f. Besarnya pengaruh kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja guru di
Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik itu bagi peneliti
maupun bagi semua pihak pengembang ilmu pengetahuan. Secara terperinci
kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritik
Secara teoritik penelitian ini dapat mengembangkan serta memperkaya
ilmu administrasi pendidikan khususnya mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja guru.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis kegunaan dari penelitian ini adalah :
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang lebih luas khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi
praktisi pendidikan.
b. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja guru.
c. Memberikan masukan kepada Sekolah Menengah Pertama khususnya
SMP Swasta untuk terus meningkatkan kinerja gurunya.
E. Struktur Organisasi Tesis
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab sesuai
dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI pada tahun 2012, lengkapnya
Bab I : Pendahuluan dalam ini membahas mengenai latar belakang
masalah, identifikasi, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metode penelitian, dan juga struktur organisasi tesis.
Bab II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian
pada bab ini dibahas beberapa teori yang pertama mengenai kinerja mengajar guru
yang meliputi : (1) Konsep Mengenai Kinerja Mengajar Guru, (2) Pengertian
Kinerja Mengajar Guru, (3) Faktor-fakfor yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar
Guru, (4) Indikator Kinerja Mengajar Guru, (5) Penilaian Kinerja Mengajar Guru,
dan (6) Proses Penilain Kinerja Mengajar Guru. Pembahasan yang kedua yaitu
konsep mengenai Kompensasi yang meliputi (1) Mendefinisikan Kompensasi, (2)
Jenis-jenis Kompensasi, (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi Kompensasi (4)
Bentuk-bentuk Kompensasi (5) Indikator Kompensasi(6) Tujuan Kompensasi dan
Disiplin Kerja Guru.
Bab III : Metodologi Penelitian bab ini dibahas mengenai metodologi dari
penelitian yang dilakukan. Diuraikan juga beberapa hal diantaranya lokasi,
populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional,
instrument penelitian, proses pengembangan instrument dan juga teknik analisa
data.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini diuraikan dua
hal utama yaitu pertama hasil penelitian. Pada hasil penelitian diuraikan
mengenai : (1) Deskripsi Hasil Penelitian, (2) Uji Analisis, (3) Pengujian
Hipotesis. Dan kedua juga diuraikan mengenai pembahasan hasil penelitian.
Dalam pembahasan penelitian dijabarkan beberapa penelitian kemudian diuraikan
secara kritis dan juga dibandingkan dengan teori dan konsep yang mendukung.
Bab V : Kesimpulan dan Rekomendasi. Dua hal yang dijabarkan dalam
bab ini yaitu kesimpulan yang berisikan point utama dari hasil penelitian dan juga
di uraikan mengenai beberapa rekomendasi yang ditujukan untuk kepala sekolah,
59
A. Lokasi Dan Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat peneliti melakukan penelitian tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Adapun lembaga yang dijadikan
sebagai lokasi dalam penelitian ini adalah SMP Swasta Terakreditasi A di Kota
Bandung.
2. Populasi dan sampel penelitian
a. Penentuan Populasi Penelitian
Dalam suatu penelitian akan dihadapkan kepada sumber data yang akan
dapat memberikan data yang diperlukan dalam penelitian. Hal ini sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012 : 49) mengemukakan bahwa;
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Berdasarkan dari
penjelasan di atas maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah
guru-guru yang ada di SMP Swasta Terakreditasi A di Kota Bandung.
Adapun tabel jumlah sekolah beserta jumlah guru pada SMP Swasta
Terakreditasi A Kota Bandung, yang bersumber dari Dinas Pendidikan Kota
Bandung, sebagai berikut :
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No. Nama Sekolah Jumlah Guru
1 SMP Muhammadiyah 8 21 Orang
2 SMP Tri Mulia 30 Orang
3 SMP Pertiwi 14 Orang
4 SMP Kartika Siliwangi 2 34 Orang
6 SMP Santa Ursula 24 Orang
7 SMP Kemah Indonesia 4 31 Orang
8 SMP Muhammadiyah 10 31 Orang
9 SMP Santa Angela 30 Orang
10 SMP Al Hasan 30 Orang
Total 277 Orang
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2012.
b. Sampel Penelitian
Untuk mempermudah melakukan penelitian, peneliti memerlukan sampel
penelitian yang merupakan bagian dari populasi. Adapun sampel yang digunakan
dalam penelitian ini diambil berdasarkan data yang dapat mewakili populasi
secara keseluruhan (instrument). Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono:
(2012: 51) bahwa “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut”.
Arikunto yang dikutip oleh Riduwan (2010:56) mengemukakan bahwa :
‘Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber
data dan dapat mewakili seluruh populasi.’ Sugiyono(2012:49) memberikan pengertian bahwa :”Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi.” Dikarenakan populasi dalam penelitian ini populasi probability sampling(tehnik sampling dengan memberikan peluang yang sama
pada anggota populasi untuk menjadi anggota sampel) maka dilakukan penarikan
sampel dengan menggunakan Simple Random Sampling.
Teknik ini justru sama dengan simple random sampling namun penentuan
sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi. Adapun
rumus yang digunakannya adalah:
n N N
n 1
1 Dimana:
n1 : Jumlah sampel menurut stratum
n : Jumlah sampel seluruhnya
Langkah pertama adalah mengetahui populasi adalah 277 Orang, seperti
pada tabel I. Kemudian menentukan tingkat presisi yaitu sebesar 5 %.
Dimana :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah sampel
d2 : Presisi yang ditetapkan (5%)
Untuk sampel dalam penelitian ini diambil dari sekolah swasta yang
terakreditasi”A”, karena yang menjadi salah satu instrumen yang mempengaruhi kinerja guru di sekolah swasta adalah kompensasi dan disiplin kerja. Maka dari
itu, sekolah yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah :
Tabel 3.2
Jumlah Guru Sebagai Sampel Penelitian
No. Nama Sekolah Jumlah Guru
1 SMP Muhammadiyah 8 21 Orang
2 SMP Tri Mulia 30 Orang
3 SMP Pertiwi 14 Orang
4 SMP Kartika Siliwangi 2 34 Orang
5 SMP Pasundan 6 32 Orang
6 SMP Santa Ursula 24 Orang
7 SMP Kemah Indonesia 4 31 Orang
8 SMP Muhammadiyah 10 31 Orang
9 SMP Santa Angela 30 Orang
10 SMP Al Hasan 30 Orang
Total 277 Orang
Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2012.
Adapun jumlah sampel keseluruhan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: 164 9 , 163 69 , 1 277 1 6925 , 0 277 1 0025 , 0 277 277 1 05 , 0 277 277
2
x x n 1 . 2
d N
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
No. Wilayah Penyebaran
Populasi Proporsi
Proporsi Tiap
Kategori Sampel
1 SMP Muhammadiyah 8 21/277 21/277x164=11,48 11 Orang
2 SMP Tri Mulia 30/277 30/277x164=16,40 16 Orang
3 SMP Pertiwi 14/277 14/277x164=8,28 8 Orang
4 SMP Kartika Siliwangi 2 34/277 34/277x164=20,12 20 Orang
5 SMP Pasundan 6 32/277 32/277x164=18,94 19 Orang
6 SMP Santa Ursula 24 /277 24 /277x164=14,20 14 Orang 7 SMP Kemah Indonesia 4 31/277 31 /277x164=18,35 18 Orang 8 SMP Muhammadiyah 10 31/277 31 /277x164=18,35 18 Orang 9 SMP Santa Angela 30/277 30 /277x164=17,76 18 Orang
10 SMP Al Hasan 30/277 30 /277x164=17,76 18 Orang
Total 164 Orang
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan gambaran mengenai pendugaan pengujian
hipotesis serta untuk mengetahui apakah ada atau tidak hubungan antara variabel
kompensasi dan disiplin kerja yang mempengaruhi kinerja guru. Variabel
penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu
kompensasi (X1), dan disiplin kerja (X2), sedangkan variabel terikat adalah kinerja
mengajar guru (Y). Hubungan antar variabel tersebut dapat dijelaskan dengan
Gambar 3.1
Hubungan Antar Variabel Penelitian
Keterangan :
X1 : Kompensasi
X2 : Disiplin guru
Y : Kinerja Mengajar Guru
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan untuk mengumpulkan,
menyusun, dan menganalisis data yang terkumpul sehingga diperoleh makna yang
sebenarnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012 : 1) “Metode
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu.”
Metode penelitian ini menggunakan metode survey dan tingkat eksplanasi
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis
regresi untuk mencari pola hubungan fungsional antara beberapa variabel.
Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa jauh nilai
dependen (variabel Y) bila variabel independen (variabel X) diubah.
1. Metode penelitian survey
Metode penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi Kompensasi (X1)
Disiplin Guru (X2)
Kinerja Mengajar Guru (Y)
besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang
diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative,
distribusi, dan hubungan-hubungan antar variable sosiologis maupun psikologis.
(Riduwan, 2010 : 49).
2. Tingkat eksplanasi deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang
lain. (Sugiyono, 2003 : 11).
3. Pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur tiap-tiap variable yang
ada dalam penelitian sehingga diketahui tingkat keterhubungan melalui teknik
perhitungan instrumen. Menurut Sugiyono (2003 : 14) data kuantitatif adalah data
yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.
D. Definisi Operasional
1. Kinerja Mengajar Guru (Y)
Kinerja Guru dalam penelitian ini diartikan sebagai tingkat keberhasilan
guru dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan
wewenangnya berdasarkan standard kinerja yang telah ditetapkan.Yaitu di SMP
Swasta Terakreditasi A di Kota Bandung.
2. Kompensasi (X1)
Untuk mengoptimalkan kinerja guru langkah yang perlu dilakukan ialah
memberikan gaji yang layak sesuai dengan tingkat kinerja yang diharapkan pada
SMP Swasta Terakreditasi A Kota Bandung.
3. Disiplin Guru (X2)
Disiplin kerja guru sangat penting untuk dikembangkan karena tidak
hanya bermanfaat bagi sekolah,tapi juga bagi guru itu sendiri. Dengan adanya
Pembelajaran juga dapat dilaksanakan dengan tepat waktu sehingga target
kurikulum dapat tercapaipada SMP Swasta Terakreditasi A Kota Bandung.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya (Akdon dan Sahlan Hadi, 2005). Jadi,
instrument ini merupakan alat yang dapat mempermudah peneliti dalam
[image:33.595.78.518.293.691.2]memperoleh data mengenai masalah yang diteliti.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Kompensasi (X1)
No. Variabel
Penelitian Dimensi Indikator
No. Item
1 a.Kompensasi (Compensa tion)
a.Kompensasi Finansial (Financial Compensation)
Tunjangan kesejahteraan, kelayakan dan keadilan
1-3
Bayaran karena tugas (lembur, open house, dll.)
4-5
Tunjangan keluarga Tunjangan hari raya
6-8
Biayamengikuti pelatihan, penelitian
dan melanjutkan pendidikan
9-11
Tunjangan kesehatan 12-13
b.Kompensasi Non Finansial (Non-Financial Compensation
Pujian dan Jadwal kerja 14-16
Fasilitas dalam menjalankan tugas (kendaraan atau ruangan ber AC)
17-18
Sumber : Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson, Human Resource Management,(Jakarta : Salemba Empat, 2009) h. 419.
Kisi-Kisi Instrument Disiplin Kerja (X2)
No Variabel
Penelitian Dimensi Indikator
No. Item
1 Disiplin Kerja Komitmen, loyal dan tanggung jawab (Commitment, loyal and responsibility)
Memahami ketentuan jam kerja
1-4
Menjunjung tinggi nama baik pribadi dan sekolah
5-6
Memiliki tanggung jawab dalam pekerjaan
7-8
Pengarahan diri (Self
Briefing)
Transparan dan terbuka 9-10
Ketaatan dalam prosedur kerja (Obedience in the working Procedures)
Menjalankan mekanisme kerja 11-12 Menggunakan cara kerja
inovatif
13-14
Tingkat kewaspadaan (The level of Vigilance)
Memelihara alat-alat kantor 15-16
[image:34.595.114.513.139.523.2]Sumber : Lijan Poltak Sinambela, Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi (2012 : 237). Steve Francis, Time Management For Teachers (2004 : 2)
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Instrument Kinerja Mengajar Guru (Y)
No. Variabel
Penelitian Dimensi Indikator
No. Item
1 Kinerja
Mengajar Guru (Y)
Merencanakan Pembelajaran
a. Merencanakan materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
1-2
b. Merencanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar.
c. Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran.
5-6
Pelaksanaan Pembelajaran (Kegiatan Pendahuluan)
a. Membuka pembelajaran dengan metode yang sesuai.
7-12
b. Menyajikan materi pelajaran dengan sistematis dan menguasai materi pembelajaran.
13-14
Kegiatan Inti a. Memberikan umpan balik 15-16
b. Menetapkan metode dan prosedur 17-18
c. Penggunaan metode dan sumber belajar
19- 23
Pelaksanaan Pembelajaran (Kegiatan Penutup)
a. Menyusun soal/perangkat penilaian sesuai dengan indikator unjuk kerja yang telah ditentukan.
24-25
b. Melaksanakan penilaian, mengolah hasil penilaian, menganalisis hasil penilaian
26-27
Menguasai Bahan
a. Memiliki pengetahuan yang sesuai dengan bidang yang diajarkan
28
b. Menguasai bahan pelajaran 29
Sumber : Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Bandung : Alfabeta, 2012), h.50
F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Uji coba angket
Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket
yang digunakan terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba ini dimaksudkan untuk
mempengaruhi kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang mungkin
terjadi pada item-item angket. Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung
pengumpulan data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya
sangatlah mutlak diperlukan uji coba terhadap isi maupun bahasa angket yang
telah disusun.
Uji coba instrumen penelitian ini dilakukan kepada 17 responden yang
tidak termasuk sampel dari populasi, yaitu guru-guru honorer SMP. Responden
untuk uji coba instrumen ditetapkan dengan pertimbangan bahwa ke-17 guru-guru
honorer SMP tersebut memiliki karakteristik yang relatif sama dengan subject
penelitian.
2. Uji Validitas Instrument
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu
instrument. Validitas digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah instrument
yang dipakai untuk mengukur suatu atribut sungguh-sungguh mengukur atribut
yang dimaksud. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:137)
bahwa: “Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur.”
Dalam uji validitas ini peneliti menggunakan analisis item untuk uji coba
validitas, karena lebih akurat dan dapat diketahui tiap butir item yang tidak valid
atau tidak. Adapun rumus yang dipergunakan dalam pengujian validitas
instrument ini, adalah rumus yang ditetapkan oleh Pearson yang dikenal dengan
korelasi Product Moment sebagai berikut:
Keterangan:
n = jumlah responden
∑Y = jumlah skor total
∑X2
= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
∑Y2
= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
Kemudian menghitung harga t hitung dengan rumus:
2
1 2
r n r
t
hitung
Distribusi (t table) untuk α= 0,05 dan derajat kebebasan (dk=n-2).
Kaidah keputusan: Jika t hitung > t tabel : berarti valid
Jika t hitung < t tabel : berarti tidak valid
[image:37.595.87.542.225.741.2]a) Data Uji Coba Validitas Variabel Y (Kinerja Guru)
Tabel 3.7
Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Guru)
No
Item X Y X2 Y2 XY r Hitung t Hitung t Tabel Kesimpulan
1 80 2220 6400 4928400 177600 0,7 3,77 1,75 Valid
2 81 2220 6561 4928400 179820 0,19 0,75 1,75 Tidak Valid
3 78 2220 6084 4928400 173160 0,71 3,92 1,75 Valid
4 74 2220 5476 4928400 164280 0,56 2,65 1,75 Valid
5 81 2220 6561 4928400 179820 -0,09 -0,37 1,75 Tidak Valid
6 82 2220 6724 4928400 182040 0,46 2,03 1,75 Valid
7 74 2220 5476 4928400 164280 0,44 1,91 1,75 Valid
8 70 2220 4900 4928400 155400 0,31 1,28 1,75 Tidak Valid
9 84 2220 7056 4928400 186480 0,32 1,29 1,75 Tidak Valid
10 83 2220 6889 4928400 184260 0,32 1,29 1,75 Tidak Valid
11 79 2220 6241 4928400 175380 0,32 1,29 1,75 Tidak Valid
12 73 2220 5329 4928400 162060 0,43 0,82 1,75 Valid
13 77 2220 5929 4928400 170940 0,6 2,92 1,75 Valid
15 80 2220 6400 4928400 177600 0,68 3,6 1,75 Valid 16 78 2220 6084 4928400 173160 0,09 0,35 1,75 Tidak Valid
17 82 2220 6724 4928400 182040 0,3 1,22 1,75 Tidak Valid
18 74 2220 5476 4928400 164280 0,33 1,18 1,75 Tidak Valid
19 78 2220 6084 4928400 173160 0,75 4,41 1,75 Valid
20 75 2220 5625 4928400 166500 0,5 2,26 1,75 Valid
21 79 2220 6241 4928400 175380 0,8 5,24 1,75 Valid
22 79 2220 6241 4928400 175380 0,46 2,02 1,75 Valid
23 76 2220 5776 4928400 168720 0,14 0,58 1,75 Tidak Valid
24 70 2220 4900 4928400 155400 0,71 3,98 1,75 Valid
25 71 2220 5041 4928400 157620 0,59 2,87 1,75 Valid
26 75 2220 5625 4928400 166500 0,57 2,32 1,75 Valid
27 50 2220 2500 4928400 111000 0,61 3,03 1,75 Valid
28 81 2220 6561 4928400 179820 0,48 2,13 1,75 Valid
29 73 2220 5329 4928400 162060 0,27 1,08 1,75 Tidak Valid
Dari hasil tabel di atas, uji coba instrumen penelitian variabel Y diperoleh
kesimpulan bahwa 18 item dinyatakan valid. Sedangkan yang dinyatakan tidak
valid sebanyak 11 item.
[image:38.595.91.536.575.757.2]b) Data Uji Coba Validitas Variabel X1 (Kompensasi Guru)
Tabel 3.8
Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X1 (Kompensasi Guru)
No.
Item X Y X1 Y2 XY r Hitung t Hitung t Tabel Kesimpulan
1 38 880 1444 774400 33440 0,65 3,35 1,75 Valid
2 35 880 1225 774400 30800 0,31 1,28 1,75 Tidak Valid
3 50 880 2500 774400 44000 0,71 3,91 1,75 Valid
4 66 880 4356 774400 58080 0,54 2,49 1,75 Valid
5 60 880 3600 774400 52800 0,54 2,49 1,75 Valid
6 25 880 625 774400 22000 0,16 0,65 1,75 Tidak Valid
No.
Item X Y X1 Y2 XY r Hitung t Hitung t Tabel Kesimpulan
8 64 880 4096 774400 56320 0,55 2,52 1,75 Valid
9 56 880 3136 774400 49280 0,53 2,44 1,75 Valid
10 24 880 576 774400 21120 0,32 2,30 1,75 Tidak Valid
11 33 880 1089 774400 29040 0,12 0,49 1,75 Valid
12 38 880 1444 774400 33440 0,83 5,75 1,75 Valid
13 48 880 2304 774400 42240 0,42 1,77 1,75 Valid
14 56 880 3136 774400 49280 0,23 0,92 1,75 Tidak Valid
15 68 880 4624 774400 59840 0,46 1,98 1,75 Valid
16 73 880 5329 774400 64240 0,47 2,07 1,75 Valid
17 46 880 2116 774400 40480 0,47 2,07 1,75 Valid
18 61 880 3721 774400 53680 0,31 1,26 1,75 Tidak Valid
Dari hasil tabel diatas, uji coba instrumen penelitian variabel X1 diperoleh
kesimpulan bahwa 12 item dinyatakan valid. Sedangkan yang dinyatakan tidak
valid sebanyak 6 item yaitu pada item 2, 6, 7,10,14,18.
[image:39.595.87.540.109.767.2]c) Data Uji Coba Validitas Variabel X2 (Disiplin Kerja)
Tabel 3.9
Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X2 (Disiplin Kerja)
No.
Item X2 Y X2 Y2 XY r Hitung t Hitung t Tabel Kesimpulan
1 73 1196 5329 1430416 87308 0,60 2,93 1,75 Valid
2 78 1196 6084 1430416 93288 0,47 0,28 1,75 Valid
3 81 1196 6561 1430416 96876 0,24 0,98 1,75 Tidak Valid 4 81 1196 6561 1430416 96876 0,41 1,74 1,75 Tidak Valid
5 80 1196 6400 1430416 95680 0,72 4,08 1,75 Valid
6 74 1196 5476 1430416 88504 0,48 2,10 1,75 Valid
7 80 1196 6400 1430416 95680 0,48 2,10 1,75 Valid
8 76 1196 5776 1430416 90896 0,53 2,44 1,75 Valid
9 79 1196 6241 1430416 94484 0,67 3,53 1,75 Valid
10 84 1196 7056 1430416 100464 0,60 2,93 1,75 Valid
11 78 1196 6084 1430416 93288 0,61 2,99 1,75 Valid
13 77 1196 5929 1430416 92092 0,71 3,96 1,75 Valid
14 77 1196 5929 1430416 92092 0,69 3,68 1,75 Valid
15 75 1196 5625 1430416 89700 0,40 1,69 1,75 Tidak Valid 16 26 1196 676 1430416 31096 0,22 0,86 1,75 Tidak Valid (direvisi)
Dari hasil tabel di atas, uji coba instrumen penelitian variabel X2 diperoleh
kesimpulan bahwa 12 item dinyatakan valid. Sedangkan yang dinyatakan tidak
valid sebanyak 4 item yaitu pada item 3, 4, 15. Pada item no 16 di
revisi(Bapak/Ibu guru tidak menggunakan fasilitas sekolah untuk kepentingan
pribadi).
3. Uji reliabilitas instrumen
Instumen yang reliabel merupakan instrumen yang apabila digunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, maka akan tetap menghasilkan
data yang sama. Hal ini mengandung pengertian bahwa instumen tersebut dapat
dipercaya atau data yang dihasilkan harus memiliki tingkat kepercayaan yang
tinggi. Suharsimi Arikunto (1998:142) menjelaskan bahwa “Reliabilitas menunjuk
pada pengertian bahwa instumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instumen tersebut sudah baik.”
Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan reliabilitas instumen
dengan menggunakan metode belah dua (Split Half Method).
(a) Mengelompokkan skor item bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan
mengelompokkan skor item genap sebagai belahan kedua.
(b) Menghitung korelasi dengan menggunakan rumus korelasi Spearman dengan
rumus:
Sebelumnya mencari rb dengan rumus korelasi Product Moment sebagai
2
2
2
2
Y Y
n X X
n
Y X XY
N
r
xyDistribusi (t table) untuk α= 0,05 dan derajat kebebasan (dk=n-2). Kaidah keputusan: Jika r hitung > r tabel : berarti valid
Jika r hitung < r tabel : berarti tidak valid
Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) reliabilitas masing-masing
variabel adalah sebagai berikut:
a) Reliabilitas variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung sebesar 0,845. Kemudian
dikonsultasikan dengan nilai pada tabel rtabel Product Moment dimana dk =
(n-2) = 17- 2 = 15 pada taraf 5% (0,05) sebesar 0,514. Hal ini berarti angket
tersebut adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.
b) Reliabilitas variabel X1 (Kompensasi )
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung sebesar 0,845. Kemudian
dikonsultasikan dengan nilai pada tabel rtabel Product Moment dimana dk =
(n-2) = 17- 2 = 15 pada taraf 5% (0,05) sebesar 0,514. Hal ini berarti angket
tersebut adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.
c) Reliabilitas variabel X2 (Disiplin Kerja)
Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung sebesar 211,94. Kemudian
dikonsultasikan dengan nilai pada tabel rtabel Product Moment dimana dk =
(n-2) = 17- 2 = 15 pada taraf 5% (0,05) sebesar 0,541. Hal ini berarti angket
tersebut adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan dua
alat pengumpul data berupa dokumentasi dan angket atau kuesioner. Secara lebih
rinci akan dijelaskan satu persatu dibawah ini :
1. Menentukan alat pengumpulan data
“Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.” (Akdon
dan Hadi, 2005 : 137).
Pengumpulan data melalui dokumentasi dimaksudkan untuk mempelajari
dan mencatat bagian-bagian yang penting dari data-data yang diperoleh dari
tempat penelitian. Disatu sisi studi dokumentasi ini untuk memperkuat
temuan-temuan dilapangan atau tempat penelitian yang dapat dijadikan sebagai referensi
tambahan.
a. Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna
(Riduwan, 2010:100).
Penggunaan angket sebagai alat pengumpulan data bertujuan untuk
memperoleh informasi yang lengkap mengenai suatu masalah yang diteliti,
dimana responden mengisi angket yang telah disiapkan ole peneliti dengan jujur.
Penelitian ini menggunakan angket tertutup, agar jawaban responden dapat
dijaga kerahasiaannya. (Riduwan,2010:100), mengemukakan bahwa :
“Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu
jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan
tanda silang (X) atau tanda checklist (√).”
Dalam pengisian angket, responden tinggal memberi tanda checklist pada
kolom yang tersedia dengan memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat
responden itu sendiri.
2. Menyusun alat pengumpul data
Untuk mempermudah penyusunan angket sebagai alat pengumpul data,
a) Menetapkan indikator-indikator dari setiap variable penelitian yang dianggap
penting untuk dinyatakan pada responden, berdasarkan teori-teori yang telah
diuraikan.
b) Membuat kisi-kisi butir item berdasarkan variable penelitian.
c) Membuat daftar pertanyaan dari setiap variable dengan disertai alternative
jawabannya dan petunjuk cara menjawabnya agar tidak dapat kekeliruan
dalam menjawab.
d) Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban yaitu seperti
pada tabel 4
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dengan
menggunakan 5 skala likert.
Tabel 3.10
Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor Pernyataan
Sangat Puas 5
Puas 4
Cukup Puas 3
Kurang Puas 2
Tidak Puas 1
(Riduwan, 2010 : 86)
H. Analisis Data
1). Analisis data deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi
frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada
[image:43.595.118.491.316.569.2]yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS),
dengan rumus:
Keterangan:
= skor rata-rata yang dicari
X = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap
alternatif jawaban)
N = jumlah responden
Hasil kali perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 5 kriteria dan
penafsiran seperti dibawah ini:
Tabel 3.11 Kriteria dan Penafsiran
Rentang Nilai Pilihan Jawaban Kriteria
4,01 – 5,00 Selalu Sangat tinggi
3,01 – 4,00 Sering Tinggi
2,01 – 3,00 Kadang-kadang Cukup
1,01 – 2,00 Pernah Rendah
0,01 – 1,00 Tidak pernah Sangat rendah
2. Uji persyaratan analisis
a). Uji Normalitas
Uji normalitas distribusi data dimaksudkan untuk mengetahui normal
tidaknya penyebaran data yang ada. Hasil pengujian terhadap normalitas distribusi
data akan berpengaruh pada teknik statistik yang digunakan. Untuk mengetahui
dan menentukan pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas
distribusi data dengan menggunakan rumus chi kuadrat.
k
i e
e o
f f f
1
2 2
[image:44.595.111.515.285.560.2]Keterangan:
2
= chi kuadrat yang dicari fo = frekuensi yang diobservasi fe = frekuensi yang diharapkan
Berikut adalah langkah-langkah dalam perhitungan uji normalitas
distribusi data:
1) Membuat tabel distribusi frekuensi untuk mencari harga-harga yang
digunakan seperti mean, simpangan baku, dan chi kuadrat.
2) Mencari kelas, yaitu batas bawah skor kiri interval (interval pertama dikurangi
0,5) dan batas atas skor kanan interval kanan ditambah 0,5).
3) Mencari z-score untuk batas kelas
Keterangan:
xi = Skor batas kelas distribusi
x
= Rata-rata untuk distribusiS = Simpangan baku untuk distribusi
4) Mencari luas tiap interval dengan cara mencari selisih luas 0-Z dengan interval
yang berdekatan untuk tanda Z sejenis dan menambahkan luas 0-Z yang
berlainan.
5) Mencari fe diperoleh dengan cara mengalikan tiap kelas interval dengan n.
6) Mencari fo diperoleh dengan cara mengalikan tiap kelas interval pada tabel
distribusi frekuensi.
7) Mencari 2 dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan.
8) Menentukan keberartian chi kuadrat, caranya yaitu dengan membandingkan
nilai 2
hitung dengan