• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Strategi Pembelajaran Ranah Motorik Model TWI (Trainning Within Industry) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Pembelajaran Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE) pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Instala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Strategi Pembelajaran Ranah Motorik Model TWI (Trainning Within Industry) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Pembelajaran Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE) pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Instala"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN RANAH MOTORIK

MODEL TWI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA KOMPETENSI PEMBELAJARAN

MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN

ELEKTRONIKA PADA SISWA KELAS

X TITL A SMK NEGERI 1

LUBUK PAKAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh :

JASELTON

NIM. 5102131010

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “ Implementasi Strategi Pembelajaran Ranah Motorik Model TWI

Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Pembalajaran Memahami Pengukuran Komponen Elektronika Pada Siswa Kelas X TITL A Di Smk Negeri 1 Lubuk Pakam” dengan baik.

Penulisan Skripsi ini dilakukan sebagai salah satu syarat dalam memenuhi

syarat untuk memperoleh gelar Strata-1 (S-1), di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan. Skripsi ini disusun Atas bimbingan, bantuan dan berbagai fasilitas yang penulis terima selama penulisan

Skripsi ini, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ayahanda S. Simamora dan Ibunda R. Munthe yang penulis sangat sayangi,

yang telah memberikan penulis dukungan baik secara moril maupun materil dan juga doa dari lahir hingga sekarang,

2. Keluarga Besar Simamora dan keluarga besar Munthe yang penulis sangat

sayangi, yang telah memberikan penulis dukungan dan doa dalam studi penulis hingga sekarang,

3. Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan,

4. Dr. Baharuddin, S.T., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Universitas Negeri Medan,

5. Amirhud Dalimunthe, S.T., M.Kom, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

(3)

iii

6. Drs. Juaksa Manurung, ST., M.Si, selaku Dosen pembimbing Skripsi

penulis, yang membimbing penulis dengan penuh kesabaran dalam penyelesaian penulisan Skripsi,

7. Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, selaku Dosen penguji Skripsi penulis, yang membimbing penulis dan memberi masukan-masukan positif dalam

penyelesaian penulisan Skripsi.

8. Drs. Jongga Manullang, M.Pd, selaku Dosen penguji Skripsi penulis, yang membimbing penulis dan memberi masukan-masukan positif dalam

penyelesaian penulisan Skripsi.

9. Amirhud Dalimunthe, ST, M.Kom, selaku Dosen penguji Skripsi penulis,

yang membimbing penulis dan memberi masukan-masukan positif dalam penyelesaian penulisan Skripsi.

10. Dosen serta pegawai di lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik Elektro.

11. Teristimewa kepada Petrus Lamhot Simamora, Josep Ricardo Simamora, dan Ricky Hasian Simamora atas doa dan dorongan semangat yang diberikan kepada penulis.

12. Ridwan Barimbing, S.Pd, selaku Leader, Motivator dan Mentor penulis yang memberikan dorongan penuh kepada penulis dalam penyelesaian

Tugas-Tugas perkuliahan penulis hingga sekarang.

13. Sanjay Efendy Barimbing, S.Pd, selaku Leader, Motivator dan Mentor penulis yang memberikan dorongan penuh kepada penulis dalam

(4)

iv

14. Marudut Silalahi, S.Pd, selaku Leader, Motivator dan Mentor penulis yang

memberikan dorongan penuh kepada penulis dalam penyelesaian Tugas-Tugas perkuliahan penulis hingga sekarang.

15. Kepala sekolah, Guru-guru pengajar dan semua staf pegawai di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam yang memberikan dukungan dan izin penelitian dalam

penyelesain Skripsi penulis.

16. Teman penulis Ira Sartika Aruan, serta rekan-rekan lainnya terkhusus stambuk 2010 Pendidikan Teknik Elekltro UNIMED yang selalu memberikan

dukungan dalam penyelesaian Skripsi ini.

17. Sahabat-sahabat penulis Ricardo Simbolon, Lodien Hutapea, Horas Sinaga,

Pidelis Purba, Agustinus Sihotang, Daniel Solin, Firman Malau, Ojak Martua Situngkir, Arjuna Aritonang, Fransius Sidabutar, Jasmen Togu Butar-Butar, Doharmen Simbolon, Flamenco Simbolon, dan sahabat-sahabat semua yang

tidak disebut namanya, yang juga memberikan semangat dan doa kepada penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.

Medan, Agustus 2014

Jaselton

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

i ABSTRAK

Jaselton, “Implementasi Strategi Pembelajaran Ranah Motorik Model TWI (Trainning Within Industry) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Pembelajaran Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE) pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik A di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, Skripsi, Medan: Fakultas Teknik –Universitas Negeri Medan, 2014”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas belajar siswa pada kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik A di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik A di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam sebanyak 30 orang. Subjek penelitian ini dibelajarkan dengan menggunakan Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI. Sedangkan penelitiannya menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Hasil analisis statistik diskriptif menunjukkan bahwa pembelajaran praktik pengukuran komponen elektronika yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ranah motorik model TWI adalah memperoleh persentase rata-rata skor klasikal sebesar 77.03 % pada siklus I. Dan pembelajaran pada siklus II adalah revisi dari proses pembelajaran siklus I dan persentase rata-rata skor klasikal meningkat menjadi 83.44 %. Hasil dari penelitian PTK ini menunjukkan bahwa (a) strategi pembelajaran ranah motorik model TWI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif dan ranah psikomotor, (b) strategi pembelajaran ranah motorik model TWI dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Kata kunci: Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran Ranah Motorik, dan Strategi Pembelajaran Ranah Motorik Model TWI.

(11)

v E. Tujuan Penelitian ... ...10

F. Manfaat Penelitian ... ……….. 1

1.1 Hasil Belajar Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE) ... 1.2 Uraian Materi Memahami Pengukuran

Komponen Elektronika (MPKE) ...

2. Hakekat Strategi Pembelajaran ... 2.1 Strategi pembelajaran ranah motorik ...

2.1.1 Strategi Pembelajaran Ranah Motorik

model TWI (Training Whitin Industry) ... 2.1.2 Penerapan Strategi Pembelajaran Ranah

Motorik Model Twi (Training Within Industry) Pada Pembelajaran Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen

(12)

vi

3. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ………....

A.Tempat dan Waktu Penelitian ... B.Subjek dan Objek Penelitian ... C.Instrument Penelitian ... D.Prosedur Penelitian ... E. Desain Penelitian ... F. Defenisi Operasional ... G.Teknik Pengumpulan Data ... H.Teknik Analisis Data ...

58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Hasil Penelitian ... 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ……… 2. Deskripsi Penelitian pada Siklus I ……… 3. Deskripsi Penelitian pada Siklus II ………..

B. Pembahasan ………..

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ………

(13)

ix

Alat Ukur Hambatan Listrik (Ohm-Meter) ...

Alat Ukur Listtrik (Amperemeter) ... Alat Ukur Tegangan Listrik ...

Multimeter Analog dan Multimeter Digital ... Osiloskop ...

Resistor Tetap ... Posisi Cincin Warna pada Resistor ... Resistor Tidak Tetap ...

Resistor NTC ... Resistor PTC ...

Resistor tergantung Tegangan (VDR) ……… Mengukur Resistor Hubung Seri dengan Multitester …….

Mengukur Resistor Hubung Parallel dengan Multitester ... Mengukur Resistor dengan Multitester ……….. Strategi Pembelajaran Pelatihan Industry ………..

Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ………..

Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa pada

Pretes ………..

Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus I ………. Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor pada Siklus I ……… Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa pada

(14)

x

Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus II ………

Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor pada Siklus II ………...

Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa pada

Siklus II ………..

Histogram Persentase Hasil Observasi Kegiatan Guru saat Belajar Mengajar Siklus I dan Siklus II ……….

Histogram Persentase Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ………... Histogram Dekripsi Hasil Belajar Siklus I, dan Siklus II .. Histogram Rekapitulasi % Skor Hasil Belajar Kognitif

Klasikal ………..

Histogram Rekapitulasi % Skor Hasil Belajar Psikomotor

Klasikal ………..

Histogram Rekapitulasi % Skor Hasil Belajar Siswa

(15)

vii

Bentuk Spektrum Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE) ...

Kode Warna dan Nilai Resistor ... Kisi-Kisi Tes Bidang Kognitif Mata Pelajaran MPKE ...

Kisi-Kisi Bidang Psikomotor Mata Pelajaran MPKE ... Skenario Pembelajaran Mata Pelajaran MPKE ... Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Pada Pretes …………...

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

Pada Pretes ……….

Hasil Observasi Kegiatan Guru Saat Mengajar Siklus I …… Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I ………..

Hasil belajar siswa ranah kognitif pada siklus I ………. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

pada Siklus I ………...

Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik pada Siklus I …….

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor

pada Siklus I ………...

Skor Akhir Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ……… Distribusi Frekuensi Hasil Akhir Belajar Siswa pada Siklus I

Hasil Observasi Kegiatan Mengajar Guru Siklus II ………... Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II ………. Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Siklus II ………...

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

(16)

viii

Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik pada Siklus II …...

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotor

Siklus II ………..

Skor Akhir Hasil belajar Siswa pada Siklus II ………... Distribusi Frekuensi Hasil Akhir Belajar Siswa pada Siklus II ...

Hasil Observasi Kegiatan Guru Saat Belajar Mengajar Siklus I dan Siklus II ……….. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus

II ……….

Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Dekripsi Hasil Belajar Siklus I, dan Siklus II ……… Rekapitulasi % Skor Hasil Belajar Kognitif Klasikal ….…… Rekapitulasi % Skor Hasil Belajar Psikomotor Klasikal ……

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai Negara Besar yang sedang Berkambang yang memiliki

banyak kebudayaan dan adat-istiadat serta Negara yang Memiliki jumlah penduduk yang sangat besar, Dan sangat banyak penduduk Inonesia yang masih

berstatus Pelajar atau Mahasiswa yang sedang mendewasakan pengetahuannya di jenjang pendidikan agar memiliki suatu keterampilan yang mampu menerapkan, mengembangkan dan memanfaatkan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK)

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya serta masa depannya. Hal ini sama artinya bahwa “Pendidikan mempengaruhi, merombak, mengubah dan membentuk

lembaga-lembaga sosial kultural di masyarakat”(Shindunata, 2000:6). Dengan demikian, pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kondisi-kondisi kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM), menuju sistem sosial yang dinamis serta modernisasi masyarakat.

Perkembangan IPTEK yang begitu cepat pada jaman era globalisasi dan khususnya di Indonesia Telah mengambil peranan yang sangat besar dalam sejarah hidup manusia untuk memenuhi segala kebutuhan hidup manusia,

sehingga manusia pada jaman era globalisasi ini dituntut untuk mengembangkan wawasan dan kompetensinya diberbagai bidang, khususnya dibidang pendidikan.

(18)

2

tidak dapat dipungkiri mengingat cepatnya perkembangan IPTEK yang membawa

peradaban manusia ke era globalisasi. Pada era globalisasi sekarang ini, pendidikan bangsa Indonesia belum menunjukkan partisipasi yang tinggi dalam

menghasilkan strategi pembelajaran yang signifikan dan berkualitas dalam membentuk lulusan yang siap berkompetisi di dunia teknologi dan pasar globalisasi.

Pendidikan sebagai salah satu dasar pengembangan sumber daya manusia dalam suatu Negara, sebagaimana dinyatakan UU RI No. 20 tahun 2003 dalam

Tambunan, janwar (2012: 37), bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Telah banyak upaya yang dilakukan oleh pakar pendidikan dan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya–upaya yang telah dilakukan yaitu berupa meningkatkan jenjang pendidikan

guru/pendidik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi disesuaikan dengan tingkat pendidikan yang diajarnya, misalnya, guru/pendidik untuk tingkat Sekolah

Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sederajat harus lulusan Sarjana Strata Satu (S1) sesuai dengan jurusan/mata pelajaran yang diajarnya, melaksanakan program diklat/penataran

guru-guru, melakukan pembaharuan kurikulum, melaksanakan berbagai penelitian kependidikan dan membuat program sertifikasi guru-guru atau Pendidikan

(19)

3

pendidikan. Upaya ini semuanya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan guru yang nantinya akan terjun untuk mendidik siswa. Sedangkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan siswa yaitu dengan ditetapkannya

standard kelulusan bagi pendidikan menengah ke bawah, yang tahun 2014 ini ditetapkan batas minimal kelulusan Ujian Nasional 5,50 (BSNP). Juga memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan serta peningkatan kualitas dan

kuantitas buku ajar.

Sardiman A.M (2003 : 52) menyatakan bahwa kenyataan “mengajar” yang

lebih menekankan transfer of knowledge atau transfer ilmu, inilah justru banyak berkembang di sekolah–sekolah. Proses pengajaran pada umumnya seperti yang

berlangsung saat ini lebih cenderung hanya sampai pada sebatas interaksi transfer ilmu dari seorang guru kepada siswanya dan melupakan diri dari tanggung jawab untuk membimbing siswa agar dapat berkompetensi dan berkompetisi di dunia

teknologi menghadapi era globalisasi. Sehingga tidak sedikit siswa yang kurang bersemangat dalam belajar, karena proses belajar mengajar yang terlaksana di kelas hanya sebatas transfer ilmu dan sangat abstrak bagi siswa, karena tidak

pernah melihat, menyentuh dan menggunakan atau memperagakan apa yang mereka pelajari selama mereka belajar di kelas, sehingga proses belajar mengajar

di dalam kelas tidak berlangsung secara aktif. Dilanjutkan ,Jumilah (2003:2) menyatakan bahwa ada satu persepsi yang tertanam dalam pikiran sebagian siswa bahwa ilmu bukanlah segalanya, tetapi siswa lebih mengorientasikan diri untuk

memperoleh nilai tertinggi dengan melupakan etika-etika pembelajaran, sehingga tidak sedikit siswa yang kualitas keilmuannya sangat rendah. Dan sering

(20)

4

dikategorikan tinggi tetapi ilmu yang diperolehnya tidak sesuai dengan nilai yang

telah diraihnya itu. Karena banyak siswa menyatakan bahwa dengan nilai yang tinggi akan mudah diterima dalam dunia kerja.

Dalam memilih atau menetapkan strategi pembelajaran harus

memperhatikan dan mempertimbankan kondisi pembelajaran yang diprediksi

dapat mempengaruhi keefektifan srategi pembelajaran yang digunakan tersebut

(Morrison dan Ross, 1994). Artinya, agar strategi pembelajaran itu sesuai dengan kondisi pembelajaran, seperti isi materi pada mata pelajaran yang akan dipelajari

dan kondisi dari siswa yang akan menerima pembelajaran itu. Jadi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru tidak cukup hanya memahami materi

yang diajarkan kepada siswa, tetapi juga mampu memilih dan mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat agar materi yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa.

SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang terampil dan dapat memenuhi persyaratan jabatan dalam bidang industry, perdagangan dan

jasa serta mampu berusaha sendiri dalam membuka lapangan kerja, guna meningkatkan produksi dan perluasan lapangan kerja di negara Indonesia,

Minimal di lingkungan dia berada. Hal ini sesuai dengan pasal 11 ayat 3 UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang pendidikan nasional yang menyebutkan bahwa

pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk dapat

(21)

5

terpenuhi. Untuk mencapai hal tersebut, siswa sekolah menengah kejuruan

dituntut untuk lebih memahami dan menguasai setiap mata pelajaran yang diterimanya di sekolah, karena setiap mata pelajaran saling mempengaruhi dan

saling mendukung pada peningkatan pengetahuan, keterampilan, perkembangan sikap dan kepribadiannya.

Dari hasil pengamatan peneliti, bahwa masih banyak siswa SMK

khususnya jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang masih kurang mampu menggunakan alat ukur elektronika dan kurang mampu melakukan pengukuran

terhadap komponen elektronika. Setelah wawancara kepada beberapa siswa SMK Negeri 1 Lubuk Pakam Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik kelas XI, rata-rata

dari mereka kurang mampu menggunakan alat ukur elektronika dan kurang mampu melakukan pengukuran terhadap komponen elektronika, hal ini dikarenakan di sekolah tesebut saat praktikum bengkel tentang Memahami

Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE) mereka kurang aktif melaksanakan praktik, karena kurang bimbingan dari Guru pengajar dan mereka banyak yang takut bertanya saat praktikum bengkel tentang MPKE. Peneliti juga wawancara

dengan Bapak. Johannes Pasaribu selaku Guru mata pelajaran MPKE di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, hasil dari wawancara antara peneliti dengan Guru mata

pelajaran tersebut adalah dimana Bapak tersebut mengatakan bahwa proses pembelajaran mata pelajaran MPKE dilaksanakan di Laboratorium bengkel jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL), para siswa/i dibelajarkan dengan

metode dimana Guru menjelaskan Materi pelajaran (ceramah) dengan alat bantu buku tentang pengukuran komponen elektronika, setelah dijelaskan guru memberi

(22)

6

contoh para siswa/i diberikan kesempatan untuk bertanya, dan kemudian guru

memberikan jawaban dengan menjelaskan apa yang ditanya oleh siswa/i, saat guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa hanya siswa/i yang

berprestasi di Kelas tersebut yang mau bertanya, ketika guru memberikan kesempatan kembali untuk bertanya kepada siswa tidak ada siswa lagi yang bertanya. Setelah sesi pertanyaan selesai selanjutnya Guru mata pelajaran tersebut

memberikan tugas praktik kepada siswa/i serta memberikan lembar kerja untuk di isi siswa/i setelah melaksanakan praktik.

Sehubungan dengan hal yang telah dipaparkan di atas, pembelajaran yang diberlakukan Guru mata pelajaran MPKE tersebut dimana guru menjadi pusat

belajar bagi siswa/i (Teacher Center). Keadaan pembelajaran seperti ini merupakan keadaan kurang baik, dan kurang memberikan motivasi kepada siswa untuk berkembang. Keadaan pembelajaran seperti ini terjadi dikarenakan Guru

mata pelajaran MPKE tidak banyak mengenal strategi-strategi pembelajaran. Strategi-strategi pembelajaran sangat penting bagi Guru untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran,

karena dalam pembelajaran tidak cukup hanya didasari modal pengalaman semata-mata dan pemahaman tentang teori. Karena pembelajaran yang masih

berpusat pada guru, menjadikan kurangnya motivasi dan minat siswa untuk berkembang, sehingga kemampuan siswa tidak sesuai dengan apa yang diharapkan di pendidikan itu, serta hasil belajar siswa menjadi rendah. Dari hasil

observasi yang dilakukan di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, Guru bidang studi MPKE mengatakan bahwasannya hasil belajar siswa kelas XI program keahlian

(23)

7

2013/2014 diperoleh ± 65% Siswa yang Tidak Lulus ujian dan ± 35% siswa yang

Lulus ujian. Hasil yang didapatkan memang belum memenuhi standard nilai rata-rata yang ditetapkan oleh Depdiknas untuk kompetensi produktif yaitu 70,0. Tindakan

untuk Siswa yang belum memenuhi standard nilai kelulusan diberikan ujian remedial.

Hal seperti ini akan berakibat buruk kepada sekolah yang memproduksi kwalitas siswa, karena sekolah telah dianggap gagal mendewasakan pengetahuan siswa. Serta siswa yang akan terjun kedunia kerja tidak memiliki kemampuan yang

seharusnya mereka miliki sebagai alumni atau Lulusan dari SMK khususnya jurusan teknik instalasi tenaga listrik.

Kompetensi MPKE Adalah pelajaran yang seharusnya dibelajarkan dengan strategi ranah motorik atau praktek di laboratorium, agar kompetensi dasar yang diharapkan dipendidikan itu dapat dimiliki siswa. Sehingga siswa setelah

tamat dari sekolah memiliki kompetensi yang mampu bersaing di era globalisasi dan mereka pasti tidak akan kewalahan dalam menghasilkan uang untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya, karena sudah ada bekal yang diterima dari pendidikan di SMK. Untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan hasil belajar siswa dalam mempelajari mata pelajaran MPKE, penulis memilih strategi

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran Ranah Motorik. seperti diungkapkan Raiser

dan Gagne (dalam Glassman & Nottaly, 1982) yang dikutip oleh Made Wena (2011) Bahwa keterampilan kerja hanya dapat diajarkan dengan baik apabila mereka dilatih secara langsung dengan peralatan yang sesungguhnya. Strategi

(24)

8

di sekitar lingkungannya, karena strategi pembelajaran ini melatih siswa untuk

mampu menggunakan peralatan yang sebenarnya dan menerapkan kemampuannya pada kondisi yang nyata dilingkungan serta didunia kerja.

Mata pelajaran MPKE adalah salah satu mata pelajaran yang penting dalam ilmu kelistrikan (Teknik Elektro). Mata pelajaran MPKE mutlak harus dikuasai oleh siswa yang menimba ilmu kelistrikan pada Jurusan Teknik Elektro

atau TITL, karena mata pelajaran MPKE mendukung mata pelajaran kelistrikan yang lainnya. Berdasarkan hal di atas maka penulis terdorong untuk mengadakan

penelitian di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam yang mengambil suatu judul yang diteliti: Implementasi Strategi Pembelajaran Ranah Motorik Model TWI

terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Kompetensi Pembelajaran

MPKE pada Siswa Kelas X TITL A SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat mengidentifikasikan beberapa masalah, yaitu; Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa? Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kemampuan psikomotorik siswa? Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kemalasan

belajar siswa? Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kurangnya motivasi belajar siswa? faktor apa yang dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa? Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran bagi siswa?

Apakah Strategi pembelajaran yang berbeda akan memberi pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan hasil belajar siswa? Apakah Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI dapat meningkatkan hasil belajar siswa? Apakah

(25)

9

psikomotorik siswa? apakah Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI

dapat membangkitkan motivasi belajar siswa? apakah Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa?

C.Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis perlu untuk membatasi

masalah, untuk lebih terarahnya penelitian ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI dapat meningkatan hasil belajar dan aktifitas belajar siswa

pada pembelajaran kompetensi MPKE di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

D. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah dan pembatasan masalah maka dapat diungkapkan rumusan masalah yang menjadi prioritas utama untuk

diatasi, yaitu rendahnya hasil belajar dan aktifitas belajar siswa pada pembelajaran kompetensi MPKE. Berkaitan dengan permasalahan tersebut dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut:

1. Apakah Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI dapat meningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran kompetensi MPKE di SMK Negeri 1

Lubuk Pakam?

2. Apakah Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI dapat meningkatan aktifitas belajar siswa pada pembelajaran kompetensi MPKE Elektronika di

(26)

10

E.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan Strategi Pembelajaran ranah

motorik model TWI dapat meningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi MPKE di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam?

2. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan Strategi Pembelajaran ranah

motorik model TWI dapat meningkatan aktifitas belajar siswa pada kompetensi MPKE di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam?

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah perbendaharaan pengetahuan khusus tentang teori-teori yang berkaitan dengan strategi pembelajaran, khususnya strategi pembelajaran ranah motorik model TWI, serta pengaruhnya terhadap hasil belajar dan aktifitas

belajar siswa pada kompetensi MPKE.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam usaha penelitian lanjutan dengan

melibatkan lebih lengkap komponen strategi-strategi pembelajaran yang lain untuk mengungkap dan membuktikan secara empirik Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI masih lebih unggul jika dibandingkan dengan

pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center).

c. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi para

(27)

11

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk:

a. Mengungkap secara empirik adanya peningkatan hasil belajar siswa Pada

kompetensi MPKE apabila dibelajarkan menggunakan strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI?

b. Mengungkap secara empirik adanya peningkatan aktifitas belajar siswa pada

kompetensi MPKE apabila di belajarkan menggunakan Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI.

c. Memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru SMK agar lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

d. Memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru SMK agar lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan aktifitas belajar

siswa.

e. Memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru SMK N 1 Lubuk Pakam, khususnya yang mengajar bidang studi MPKE agar

menggunakan Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

f. Memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru SMK N 1 Lubuk Pakam, khususnya yang mengajar bidang studi MPKE agar menggunakan Strategi Pembelajaran ranah motorik model TWI untuk

(28)

112

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB IV, maka dapat

diambil kesimpulan:

1. Strategi pembelajaran ranah motorik model TWI mampu memperbaiki masalah

rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran yang menggunakan metode teacher center, dibuktikan dengan Strategi pembelajaran ranah motorik model TWI meningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif dan ranah psikomotor

pada pembelajaran kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

2. Strategi pembelajaran ranah motorik model TWI mampu memperbaiki masalah rendahnya minat dan motivasi siswa untuk berkembang pada pembelajaran yang menggunakan metode teacher center, dibuktikan dengan Strategi pembelajaran

ranah motorik model TWI memberi peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika di SMK

Negeri 1 Lubuk Pakam.

B. Implikasi

(29)

113

model TWI pada mata pelajaran MPKE yang dipadukan dengan penggunaan media

visualisasi menggunakan video dan formasi tempat duduk siswa sesuai dengan kemampuan dan pemahaman siswa, dapat memudahkan guru untuk mengajar dan

membimbing siswa dalam praktik bengkel. Dan juga dapat memudahkan siswa dalam mengasah skil dan pengetahuan siswa. Sehingga dengan menggunakan strategi pembelajaran ranah motorik model TWI dalam pembelajaran memahami pengukuran

komponen elektronika dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

C. Saran

1. Guru dapat menggunakan strategi pembelajaran ranah motorik model TWI untuk

mempermudah siswa dalam pembelajaran.

2. Diperlukan perancangan yang baikbagi guru khususnya guru MPKE dalam menerapkan strategi pembelajaran ranah motorik model TWI

3. Guru sebaiknya aktif mengikuti perkembangan teknologi pembelajaran melalui membaca atau membrowser internet, karena melalui keaktifan mengikuti

perkembangan teknologi pembelajaran dapat diketahui strategi pembelajran yang kemuningkinan cocok untuk diterapkan pada proses pembelajaran di sekolah.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penelitian awal untuk malakukan penelitian selanjutnya. Dan bagi calon peneliti lain yang ingin memneliti judul yang sama diharapkan mampu menggunakan lebih dari 2 siklus demi memperoleh

(30)

114

DAFTAR PUSTAKA

Ambibi dan Wena, M. 2003. Penerapan Metode Training Within Industry (TWI) Pada Matadiklat Praktek Kerja Kayu Pada Jurusan Teknik Bangunan di SMK. Malang: Skripsi S1 PTB FT UM.

Arikunto, S (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta. PT. Rineka Cipta.

__ . (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bloom benjamin, S. at al. (1956).Taxonomi of educational objectiv. The

Clasification of education Goals, Hand Book I : Cognitive Domain, New York : Logman

Dahar, W.R. 1988. Teori-teori belajar. Bandung:Tidak diterbitkan. Degeng, N.S. 1989. Ilmu pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.

Gage, N. L, dan Berliner, D. C. (1984). Educational Psycology. London : Houghton Mifflin Company.

Gagne, R. M. (1984). Teaching of Learning : Applying Educational Psychology in the Classroom. California : Good Year Publis. Company, Inc.

Irianto, Agus. 2006. Statistik. Jakarta: Kencana

Irvan, S dan Bagus, T. (2010). Dasar Listrik dan Elektronika. Jakarta selatan: Hikma Publishing House

Tambunan, Janwar. (2012). Pengantar Pendidikan. Medan: Universitas HKBP Nomensen

Jumilah. (2003). Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Locus Of Control Terhadap Hasil Belajar PKDLE Siswa Kelas I Jurusan Listrik Pemakaian SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T. A 2002/2003. Skripsi. FT. UNIMED

Kemp. J. E. Morrison, GR dan Ross, S. M. (1994). Designing effective instruction. New York : Macmillan College Publishing Company. Munthe, Brayan. (2012). Prinsip dan Pengoperasian Alat Ukur Listrik. Bandung:

YRAMA WIDYA.

(31)

115

Nolker, H dan Schoenfeldt, E. 1983. Pendidikan Kejuruan: Pembelajaran, Kurikulum Dan Perencanaan. Jakarta: Gramedia.

Priyono, Judawti, agus utomo dan suharno. 1999. Penerapan Pembelajaran Praktik Kayu Dengan Metode Training Whitin Industry (TWI) Pada Matakuliah Praktik Kerja Kayu Mesin Pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan. Malang: proyek due-like FT UM.

Purba, E. dkk., (2004), Belajar dan Pembelajaran, UNIMED, Medan.

Pusat Bahasa Departeman Pendidikan Nasional. (2003), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka.

Ridwan, A.S & Sudiran (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Rumahorbo, Indra (2012). Pengaruh strategi pembelajaran pelatihan industri (training within industry) terhadap hasil belajar menerapkan dasar-dasar teknik digital (mddtd) pada siswa x tav smk negeri 1 sipispis T.A. 2012/2013. Medan: Skripsi FT UNIMED.

Sardiman, A.M (2003). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Shindunata., 2000, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, Jakarta: Kanisius. Slameto (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta :

Rineka Cipta.

Starr, H., Merz, H and Zahniser, G. 1982. Using Labor Market Information in Vocational Planning. Colombus: The National Center For Research in Vocational Education, The ohio state university.

Suaidin (2010). Dunia Pendidikan, Kurikulum Sekolah, Pendidik, Peserta didik, PTK, PTS, Satuan Pendidikan, Tenaga Pendidik. Diakses pada 7 september 2014 dari https://suaidinmath.wordpress.com/?s= suaidin+2010

Sudjana, Nana. (2005). Penelitian dan penilaian pendidikan, Bandung: Sinar Baru.

Wena, M. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: bumi aksara.

Gambar

Gambar 1 Alat Ukur Hambatan Listrik (Ohm-Meter)   ................................29
Gambar 21 Histogram Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa
Tabel
Tabel 20 Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik pada Siklus II …... 100

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “ Penerapan Strategi Reading Infusion Pada Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ranah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan strategi pembelajaran kooperatif script pada kompetensi penerapan konsep

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana penerapan Metode Snowball Throwing dapat meningkatkan proses belajar siswa yang tentunya akan berimbas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) hasil belajar MPKE siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen dan mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar

Karena penelitian ini bertujuan hanya untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar ranah kognitif dan melihat profil keterampilan proses sains siswa serta ingin

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan persentase hasil belajar siswa setelah menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran dengan permainan pohon uang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, (2) untuk mengetahui apakah