KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 2 CM TIAP JARAK
15 CM
Flexural Capacity of Bamboo Petung Reinforcement Concrete Beam U-Type Vertical not Parallel Notches 2 cm Width at 15 cm in Distance
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
HERU CAHYANTO
NIM I 0112070
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
iv
MOTTO
Jika Seseorang Bepergian Dengan Tujuan Untuk Mencari Ilmu, Maka
Allah Swt Akan Menjadikan Perjalanannya Bagaikan Perjalanan
Menuju Surga
Nabi Muhammad Saw
Sesungguhnya Allah Menyukai Hamba Yang Berkarya Dan Terampil
(Ahli / Professional). Barang Siapa Bersusah-Payah Mencari Nafkah
Untuk Keluarganya, Maka Nilainya Sama Dengan Seorang Mujahid Di
Jalan Allah Swt
Hadist Nabi (Hr. Ahmad)
Pendidikan Merupakan Perlengkapan Paling Baik Untuk Hari Tua
Aristoteles
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji syukur atas berkat rahmat Allah SWT atas nikmat iman, nikmat sehat dan nikmat ilmu sehingga penyusun dapat menyelesaikan pengerjaan laporan skripsi ini. Penyusun pada kesempatan ini mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada: Orang orang yang selalu ada baik dalam keadaan apapun (Bapak, Ibu dan saudara), terimakasih atas semua doa, kepercayaan, motivasi dan dorongan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, semoga selalu berada dalam penjagaan Allah SWT baik di dunia ataupun di akhirat kelak.
Bapak Agus Setiya Budi ST, MT. beserta Bapak Ir. Bambang Santosa MT. yang telah sabar, membimbing dan meluangkan waktunya untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Teman-teman tim bambu Junior 2012, terimakasih atas kerjasama, kekompakan dan semangat selama ini, semoga kita akan terus mengingat ini sebagai pengalaman yang indah dan mengingat satu sama lain anggota bambu. See You On Top Guys !!
Teman-teman KOS CUPLIS yang telah menjadi keluarga selama di Solo.
vi
Abstrak
Heru, 2016. Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Petung Vertikal Takikan Tidak Sejajar Tipe U Lebar 2 cm Tiap Jarak 15 cm. Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pertumbuhan penduduk saat ini terus bertambah setiap harinya. Perkembangan penduduk yang sangat pesat berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal. Beton merupakan komponen utama dalam konstruksi, apabila kebutuhan pembangunan dan tempat tinggal meningkat maka penggunaan beton akan meningkat pula. Beton memiliki nilai kuat tekan yang tinggi namun kuat tarik nya lemah, oleh karena itu diperlukan material yang memiliki nilai kuat tarik yang tinggi agar dapat mengimbangi kuat tekan beton. Pemilihan bambu sebagai tulangan alternatif beton karena bambu memiliki kuat tarik tinggi yang dapat dipersaingkan dengan baja (Setiya Budi A, 2013), selain itu bambu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable). Bambu merupakan salah satu material yang mudah ditemukan di Indonesia, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Penduduk yang bertempat tinggal di daerah pedesaan dapat memanfaatkan bambu sebagai material pengganti baja sebagai tulangan beton. Faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah harga yang murah dan kemampuan material tersebut untuk dapat menggantikan baja.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kapasitas lentur balok beton tulangan bambu petung vertikal takikan tidak sejajar tipe U lebar 2 cm tiap jarak 15 cm. Bambu yang digunakan pada penelitian ini adalah bambu petung. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan jumlah benda uji 14 buah. Dimensi bambu yang digunakan adalah panjang 1650 mm, lebar 20 mm dan tebal 5 mm. Benda uji berbentuk balok dengan dimensi panjang 1700 mm, lebar 110 mm dan tinggi 150 mm. Delapan buah balok menggunakan tulangan bambu takikan 2 cm tiap jarak 15 cm dan enam buah balok menggunakan tulangan baja. Mutu beton minimal 17,0 MPa. Uji lentur dilakukan pada umur 28 hari dengan metodetwo point loading. Nilai kapasitas lentur yang diperoleh dari hasil pengujian balok beton tulangan bambu adalah 0,24015 ton.m sedangkan kapasitas lentur hasil pengujian balok beton tulangan baja adalah 0,59268 ton.m, dengan kata lain kapasitas lentur balok tulangan bambu petung tidak sejajar lebar takikan 2 cm tiap jarak 15 cm adalah 40,52 % dari kapasitas lentur balok tulangan baja.
Abstract
Heru, 2016. Flexural Capacity of Bamboo Petung Reinforcement Concrete Beam U Type Vertical not Parallel Notches 2 cm Width at 15 cm in Distance. Essay, Civil Engineering Deparment. Engineering Faculty of Sebelas Maret University
Current population growth continues to increase daily. The rapid population growth affecting an increasing need for a place to stay. Concrete is a major component in the construction, if the needs of the construction and housing increases, the use of concrete will increase as well. Concrete has a high compressive strength value but its tensile strength is weak, therefore we need a material that has high tensile strength values in order to offset the compressive strength of concrete. Selection of bamboo as reinforcement of concrete alternatives because bamboo has a higher tensile strength (Setiya Budi A, 2013), other than that bamboo is a natural resource that can be updated (renewable). Bamboo is one of the materials that are easily found in Indonesia, but has not been fully utilized. Residents who live in rural areas can utilize bamboo as a material replacement for steel as concrete reinforcement. Another factor to consider is the low price and the ability of the material to be able to replace steel.
The purpose of this study was to determine the value of the Flexural Capacity of Bamboo Petung Reinforcement Concrete Beam U Type Vertical not Parallel Notches 2 cm Width at 15 cm in Distance. Bamboo used in this study is petung. This study used an experimental method with a number of specimen 14 pieces. Dimensions bamboo used is the length of 1650 mm, a width of 20 mm and a thickness of 5 mm. Beam-shaped test specimens with dimensions of length 1700 mm, width 110 mm and height of 150 mm. Eight beams using reinforcing notches 2 cm Width at 15 cm in Distance and six beams use steel reinforcement. Concrete quality of at least 17.0 MPa. Flexural test performed at 28 days with two-point loading method.
Flexural capacity of concrete beam flexural test results is 0,24015 ton.m bamboo reinforcement meanwhile Flexural capacity test results of concrete reinforcing steel beam is 0,59268 ton.m, in other words the Flexural Capacity of Bamboo Petung Reinforcement Concrete Beam U Type Vertical not Parallel Notches 2 cm Width at 15 cm in Distance is 40,52% of the flexural capacity of steel reinforcement.
Keywords: bamboo reinforced concrete, bamboo reinforcement, bamboo
viii
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Kapasitas Lentur Balok Beton Tulangan Bambu Petung Vertikal Takikan Tidak Sejajar Tipe U Lebar 2 Tiap Jarak 15 cm”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak banyak kendala yang sulit untuk penyusun hadapi sehingga terselesaikanya penyususnan skripsi ini. Untuk itu, Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Wibowo, ST, DEA, selaku Kepala Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Agus Setiya Budi, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing I skripsi. Terimakasih atas semua waktu, bimbingan, motivasi, serta bantuanya selama penyusunan skripsi ini sampai selesai.
3. Ir. Bambang Santosa, MT, selaku Dosen Pembimbing II skripsi. Terimakasih atas semua waktu, bimbingan, motivasi, serta bantuanya selama penyusunan skripsi ini sampai selesai.
4. Ir. Purwanto, MT, selaku Dosen Pembimbing Akademik. Terimakasih atas semua waktu, bimbingan, motivasi, serta bantuanya selama penyusunan skripsi ini sampai selesai.
5. Semua Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6. Staf pengelola / laboran Labolatorium Bahan Bangunan dan Struktur Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. 7. Bapak Paryoto Ibu Sri Dati, Johan Oktaviyanto, S.Pd, dan Wahyu Prasetyo
terimakasih atas segala doa, semangat dan dukungannya.
9. Teman-teman mahasiswa Reguler Teknik Sipil angkatan 2012. Terimakasih atas persahabatan, perjuangan, kebersamaan, dan semangatnya selama ini.
10.Semua orang yang telah terlibat baik langsung atau secara tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa Penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sendiri.
Surakarta, Juni 2016
x
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL... xxii
DAFTAR LAMPIRAN... xxiv
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Batasan Masalah ... 3
1.4. Tujuan Penelitian ... 4
1.5. Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka ... 5
2.2. Landasan Teori ... 8
2.2.1. Bambu ... 8
2.2.1.1. Pengertian Bambu Petung ... 8
2.2.1.2. Pengujian Sifat Mekanik Bambu ... 8
2.2.1.3. Pengujian Sifat Fisika Bambu ... 10
2.2.2. Pengujian Baja ... 11
2.2.3. Beton ... 12
2.2.3.1. Pengertian Beton ... 12
2.2.3.2. Material Penyusun Beton ... 12
2.2.4. Boraks dan Asam Boriks... 15
2.2.4.1. Pengertian Boraks dan Asam Boriks ... 15
2.2.4.2. Penggunaan Boraks dan Asam Boriks ... 16
2.2.5. Perecanaan Campuran Beton (Mix Design) ... 16
2.2.6. Balok ... 19
2.2.6.1. Kuat Lentur Balok ... 19
2.2.6.2. Anggapan-anggapan ... 21
2.2.6.3. Analisis Balok ... 22
2.2.6.4. Lendutan Teoritis ... 23
2.2.6.5. Perhitungan Tulangan Geser ... 24
2.2.7. Uji Statistik ... 24
2.2.8. Kajian Analisis Struktur ... 24
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.4. Peralatan Penelitian ... 29
3.5. Diagram Alir Penelitian ... 38
3.6. Tahap Penelitian ... 39
xii
3.6.2. Tahap Pengujian Pendahuluan ... 39
3.6.2.1. Pengujian Karakteristik Bambu ... 39
3.6.2.2. Pengujian Bahan Dasar Beton ... 43
3.6.2.3. Pengujian Kuat Tarik Baja Tulangan ... 51
3.6.3. Rencana Campur Beton (Mix Design) ... 51
3.6.4. Pengujian Kuat Tekan betonMix Design ... 52
3.6.5. Tahap Pembuatan Benda Uji ... 53
3.6.6. Tahap Pengujian Kuat Lentur ... 59
3.6.7. Tahap Analisis Data ... 62
3.6.8. Tahap Kesimpulan dan Saran ... 62
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Karakteristik Material ... 63
4.1.1. Bambu Petung ... 63
4.1.1.1. Sifat Fisika ... 63
4.1.1.2. Sifat Mekanika ... 64
4.1.2. Material Penyusun Beton ... 74
4.1.2.1. Pengujian Agregat Halus... 75
4.1.2.2. Pengujian Agregat Kasar ... 78
4.1.3. Tulangan Baja ... 80
4.2. Perencanaan Tulangan Geser ... 85
4.3. Rencana Campuran Adukan Beton ... 87
4.4. Hasil PengujianSlump... 88
4.5. Hasil Pengujian Kuat Desak Beton ... 88
4.6. Hasil Pengujian dan Analisis Data Kuat Lentur ... 97
4.6.1. Hasil Pengujian ... 97
4.6.2. Kuat Lentur Balok Beton ... 101
4.6.3. Kapasitas Lentur Balok Beton ... 103
4.6.3.1. Momen Nominal Hasil Pengujian... 103
4.6.3.2. Momen Nominal Hasil Analisis... 106
4.6.3.3. Tulangan Geser ... 109
4.7.1. Karakteristik Material Bambu ... 110
4.7.2. Kuat Lentur Balok Berdasarkan 2 Titik Pembebanan... 111
4.7.3. Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang Bambu Petung Tidak Sejajar Tipe U Jarak 15 cm Lebar 20 mm, dan Tulangan Baja D7,45 mm... 112
4.7.4. Pola Keruntuhan Balok Benda Uji... 112
4.7.5. Kegagalan Balok ... 115
4.7.6. Ilustrasi Analisis Balok benda Uji dalam Konstruksi ... 116
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 127
5.2. Saran... 127
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Kuat Tarik Bambu Tanpa Buku / Nodia Kering Oven ... 7
Tabel 2.2. Kuat Tarik Rata-Rata Bambu Kering Oven ... 8
Tabel 2.3. Berat Jenis dari 6 Jenis Bambu (gr/cm2) ... 10
Tabel 2.4. Kuat Batas dan Tegangan Ijin Bambu ... 11
Tabel 2.5. Jenis dan Penggunaan Semen Portland. ... 13
Tabel 2.6. Pengaruh Zat Organik Terhadap Persentase Penurunan Kekuatan Beton ... 17
Tabel 2.7. Perkiraan Kekuatan Tekan (MPa) Beton dengan Faktor Air-Semen, dan Agregat Kasar Yang Biasa Dipakai di Indonesia ... 17
Tabel 2.8. Persyaratan Jumlah Semen Minimum dan Faktor Air Semen Maksimum untuk Berbagai Macam Pembetonan Dalam Lingkungan Khusus ... 18
Tabel 2.9. Perkiraan Kadar Air Bebas (kg/m3) Yang Dibutuhkan Untuk Beberapa Tingkat Kemudahan Pekerjaan Adukan Beton ... 18
Tabel 2.10. Daerah Gradasi Agregat Halus ...19
Tabel 3.1. Benda Uji Kuat Lentur ... 28
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Pendahuluan Karakteristik Sifat Fisika Bambu Petung... 63
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Pendahuluan Kuat Geser Sejajar Serat Bambu Petung... 64
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Pendahuluan Kuat Tekan Sejajar Serat Bambu Petung ... 64
Tabel 4.3.1. Hasil Uji Kenormalan Geser Sejajar Serat ... 64
Tabel 4.3.2. Hasil Uji Data Outlier Kuat Geser Sejajar Serat ... 65
Tabel 4.3.3. Hasil Uji Kenormalan Tekan Sejajar Serat ... 66
Tabel 4.3.4. Hasil Uji Data Outlier Kuat Tekan Sejajar Serat ... 66
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Kuat Tarik Sejajar Serat dan Modulus Elastisitas Bambu Petung ... 68
Tabel 4.4.1. Hasil Uji Kenormalan Kuat Tarik Sejajar Serat Nodia ... 69
Tabel 4.4.3. Hasil Uji Kenormalan Kuat Tarik Sejajar Serat Internodia ... 70
Tabel 4.4.4. Hasil Uji Data Outlier Kuat Tarik Sejajar Serat Internodia ... 71
Tabel 4.5. Hasil PengujianMOR dan MOEBambu Petung ... 71
Tabel 4.5.1. Hasil Uji KenormalanMOR... 72
Tabel 4.5.2. Hasil Uji Data OutlierMOR... 72
Tabel 4.5.3. Hasil Uji KenormalanMOE... 73
Tabel 4.5.4. Hasil Uji Data OutlierMOE... 74
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Gradari Agregat Halus ... 75
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Kandungan Lumpur Pada Pasir ... 76
Tabel 4.8. Tabel Perubahan Warna ... 77
Tabel 4.9. Hasil PengujianSpecific GravityAgregat Halus ... 77
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Gradasi Agregat Kasar ... 78
Tabel 4.11. Hasil PengujianSpecific GravityAgregat Kasar ... 79
Tabel 4.12. Hasil Pengujian Kuat Tarik Baja Ulir ... 81
Tabel 4.12.1. Hasil Uji Kenormalan Kuat Tarik Baja Ulir ... 81
Tabel 4.12.2. Hasil Uji Data Outlier Kuat Tarik Baja Ulir ... 82
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Kuat Tarik Baja Polos ... 83
Tabel 4.13.1. Hasil Uji Kenormalan Kuat Tarik Baja Polos ... 83
Tabel 4.13.2. Hasil Uji Data Outlier Kuat Tarik Baja Polos ... 84
Tabel 4.14. Kebutuhan Material Penyusun Beton Untuk Pengujian ... 87
Tabel 4.15. Hasil Pengujian Kuat Desak Beton Untuk Balok Bertulangan Bambu dan Baja Umur 28 Hari ... 89
Tabel 4.15.1. Hasil Uji Kenormalan Kuat Desak Beton Untuk Balok Bertulangan Bambu dan Baja Umur 28 Hari ... 90
Tabel 4.15.2. Hasil Uji Data Outlier Kuat Desak Beton Untuk Balok Bertulangan Bambu dan Baja Umur 28 Hari ... 91
Tabel 4.16. Hasil Pengujian Kuat Desak Beton Untuk Balok Bertulangan Bambu dan Baja Umur 28 Hari ... 93
Tabel 4.16.1. Hasil Uji Kenormalan Kuat Desak Beton Untuk Balok Bertulangan Bambu dan Baja Umur 28 Hari ... 95
xvi
Tabel 4.17. Rangkuman Beban dan Lendutan ... 99
Tabel 4.18. Hasil Hitungan Kuat Lentur Balok Beton Metode Dua Titik Pembebanan ... 102
Tabel 4.19. Rangkuman Perhitungan Momen Nominal Hasil Pengujian ... 105
Tabel 4.20. Rangkuman Hitungan Momen Nominal Berdasarkan Analisis ... 108
Tabel 4.21. Hasil Kesimpulan Pengujian Sifat Fisika Bambu ... 110
Tabel 4.22. Hasil Kesimpulan Pengujian Sifat Mekanika Bambu ... 110
Tabel 4.23. Hasil Kesimpulan Pengujian Kuat Tarik ... 111
Tabel 4.24. Hasil Kesimpulan Kuat Lentur Balok Berdasarkan 2 Titik Pembebanan ... 111
Tabel 4.25. Hasil Kesimpulan Kapasitas Lentur Balok Pengujian dan Analisis 112 Tabel 4.26. Hasil Kesimpulan Perbandingan Kapasitas Lentur ... 112
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Diagram Tegangan - Regangan Bambu dan Baja ... 6
Gambar 2.2. Pengambilan Spesimen Bambu ... 7
Gambar 2.3. Perletakan dan Pembebanan Balok Uji ... 19
Gambar 2.4. Daerah Patah Pada Balok Uji ... 20
Gambar 2.5. Distribusi Tegangan dan Regangan Pada Penampang Beton ... 21
Gambar 2.6. SFD dan BMD... 22
Gambar 2.7. Distribusi Tegangan dan Regangan Pada Penampang Beton ... 23
Gambar 3.1. Bambu Petung Daerah Boyolali... 25
Gambar 3.2. Pasir... 26
Gambar 3.3. Kerikil... 26
Gambar 3.4. Portlad Pozzolan Cement(PPC) ... 27
Gambar 3.5. (a) Baja Ulir (b) Baja Polos... 27
Gambar 3.6. Bahan Pengawet (a) Boraks, (b) Asam Boriks... 28
Gambar 3.7. Detail Benda Uji Balok Bertulangan Bambu ... 29
Gambar 3.8. Potongan A dan B Balok Bertulangan Bambu... 29
Gambar 3.9. Timbangan Digital ... 30
Gambar 3.10. Timbangan... 30
Gambar 3.11. Ayakan ... 31
Gambar 3.12. MesinLos Angeles... 31
Gambar 3.13. Corong Konik... 32
Gambar 3.14. KerucutAbrams... 32
Gambar 3.15. Oven ... 33
Gambar 3.16. Cetakan Silinder ... 33
Gambar 3.17.Compression Testing Machine(CTM)... 34
Gambar 3.18.Universal Testing Machine(UTM)... 34
Gambar 3.19.Loading Frame... 35
Gambar 3.20.Dial Gauge... 35
Gambar 3.21.Hydraulic Pump... 36
Gambar 3.22.Hydraulic Jack... 36
xviii
Gambar 3.24.Load Cell... 37
Gambar 3.25. Diagram Alir Penelitian ... 38
Gambar 3.26. Benda Uji Kadar Air ... 39
Gambar 3.27. Benda Uji Kerapatan Bambu... 40
Gambar 3.28. Benda Uji Kuat Tekan Sejajar Serat ... 40
Gambar 3.29. Benda Uji Kuat Tarik Sejajar Serat... 41
Gambar 3.30. Benda Uji Kuat Tarik Sejajar Serat Setelah Pengujian ... 41
Gambar 3.31. Benda Uji Kuat Geser Sejajar Serat ... 42
Gambar 3.32. Benda Uji Kuat Lentur ... 42
Gambar 3.33. Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus ... 45
Gambar 3.34. Pengujian Kadar Zat Organik Agregat Halus ... 46
Gambar 3.35. Pengujian Kuat Tarik Tulangan Baja ... 51
Gambar 3.36. Pengujian Kuat Tekan Silinder Beton... 53
Gambar 3.37. Penebangan Bambu ... 53
Gambar 3.38. Tulangan Bambu Sebelum Ditakik ... 54
Gambar 3.39. Pengawetan Tulangan Bambu... 54
Gambar 3.40. Penakikan Tulangan Bambu ... 55
Gambar 3.41. Perangkaian Tulangan Bambu ... 55
Gambar 3.42. Mencuci Agregat ... 55
Gambar 3.43. Menyaring Agregat ... 56
Gambar 3.44. Memasukkan Agregat ke dalam Karung... 56
Gambar 3.45. Penimbangan Material... 56
Gambar 3.46. Pembuatan Bekisting... 57
Gambar 3.47. Memasukkan tulangan ke dalam Bekisting... 57
Gambar 3.48. Pengadukan Beton MenggunakanMollen... 57
Gambar 3.49. PengujianSlump... 58
Gambar 3.50. Pengecoran Tulangan ... 58
Gambar 3.51. Tulangan yang Sudah Dicor... 58
Gambar 3.52.CuringBeton ... 59
Gambar 3.53. Pembebanan Benda Uji ... 60
Gambar 3.54.Setting UpAlat Pengujian Balok ... 60
Gambar 3.56. Men-setting Dial Gauge... 61
Gambar 3.57. Mencatat Penurunan yang Terjadi... 62
Gambar 3.58. Menggambar Pola Retakan yang Terjadi ... 62
Gambar 4.1. Grafik Gradasi Agregat Halus ... 76
Gambar 4.2. Grafik Gradasi Agregat Kasar ... 79
Gambar 4.3. PengujianSlumpPada Campuran Beton... 88
Gambar 4.4. Skema Pengujian Kuat Lentur... 97
Gambar 4.5. Grafik Perbandingan Hubungan Antara Beban dengan Lendutan Setiap Benda Uji Balok PadaDial Gauge... 100
Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Kuat Lentur Metode Dua Titik Pembebanan ... 102
Gambar 4.7. Diagram Gaya SFD dan BMD ... 103
Gambar 4.8. Distribusi Tegangan dan Regangan Balok Tulangan Baja ... 106
Gambar 4.9. Distribusi Tegangan dan Regangan Balok Tulangan Bambu ... 107
Gambar 4.10. Grafik Perbandingan Momen Maksimum Hasil Pengujian dan Analisis ... 108
Gambar 4.11. Lokasi dan Pola Retak Balok HC1... 114
Gambar 4.12. Kerusakan pada Balok... 116
Gambar 4.13. (a) Denah lantai 1, (b) Denah lantai 2 ... 117
Gambar 4.14. Denah Balok, Kolom, Kolom Praktis, dan Pelat ... 118
Gambar 4.15. Denah Beban Atap Lantai 2 Pada Ringbalk... 119
Gambar 4.16. Kuda-kuda Bentang 6 m... 121
Gambar 4.17. Distribusi Pembebanan Pelat dan Dinding pada Balok 120/200 ... 121
Gambar 4.18. Pembebaan Atap Genteng ... 121
Gambar 4.19. Pembebanan Langit-langit ... 122
Gambar 4.20. (a) Pembebaan pada Frame, (b) Momen 3-3 Diagram Frame ... 125
xx
DAFTAR PERSAMAAN
Persamaan 2.1. Kuat Tarik Sejajar Serat ... 9
Persamaan 2.2. Kuat Tekan Sejajar Serat ... 9
Persamaan 2.3. Kuat Geser Sejajar Serat ... 9
Persamaan 2.4. Modulus Lentur Bambu ... 9
Persamaan 2.5. Modulus Elastisitas Bambu ... 9
Persamaan 2.6. Kadar air Bambu... 10
Persamaan 2.7. Berat Jenis Bambu ... 10
Persamaan 2.8. Kerapatan bambu pada kadar air w... 11
Persamaan 2.9. Tegangan Leleh Baja ... 11
Persamaan 2.10. Tegangan Maksimum Baja ... 11
Persamaan 2.11. Prosentase Gradasi Agregat Kasar yang Hilang ... 13
Persamaan 2.12. Modulus Kehalusan Agregat Kasar ... 13
Persamaan 2.13. Prosentase Abrsi Agregat Kasar yang Hilang... 13
Persamaan 2.14.Bulk Spesific GravityAgregat Kasar ... 14
Persamaan 2.15.Bulk Spesific GravitySSD Agregat Kasar ... 14
Persamaan 2.16.Apparent Spesific GravityAgregat Kasar... 14
Persamaan 2.17.AbsorbsionAgregat Kasar ... 14
Persamaan 2.18. Modulus Kehalusan Agregat Halus ... 14
Persamaan 2.19. Kadar Lumpur... 14
Persamaan 2.20.Bulk Spesific GravityAgregat Halus ... 15
Persamaan 2.21.Bulk Spesific GravitySSD Agregat Halus ... 15
Persamaan 2.22.Apparent Spesific GravityAgregat Halus... 15
Persamaan 2.23.AbsorbsionAgregat Halus ... 15
Persamaan 2.24. Nilai Margin... 16
Persamaan 2.25. kuat tekan rata-rata... 16
Persamaan 2.26. Kuat Lentur Beton pada 1/3 L ... 20
Persamaan 2.27. Kuat Lentur Beton pada 5 % diluar 1/3 L ... 20
Persamaan 2.28. Reaksi Tumpuan pada Balok ... 22
Persamaan 2.29. Perhitungan Momen Maksimum ... 22
xxii
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL
∆L = Perubahan panjang (mm)
a = Jarak rata-rata antara tampang lintang patah dan tumpuan luar yang terdekat, diukur
A = Luas penampang (mm2)
As = Luas tulangan (mm2)
Asb = Luas tulangan balance (mm2)
b = Lebar (mm)
BJ = Berat jenis bambu (gram/cm3)
d = Tinggi efektif (mm)
E = Modulus elastisitas (N/mm2)
f’cr = Kuat tekan rata-rata (N/mm2)
fc’ = Kuat tekan beton (N/mm2)
ft = Kuat tarik maksimum (N/mm2)
fy = Kuat tarik leleh (N/mm2)
h = Tinggi (mm)
Ka = Kadar air (%)
L = Panjang (mm)
M = Margin
Mn = Momen nominal (kg.m)
MOE = Modulus elastisitas bambu (N/mm2)
MOR = Modulus lentur bambu (N/mm2)
Mu = Momen ultimate (kg.m)
Ø = Diameter baja (mm)
p = Selimut beton (mm)
pada 4 tempat pada sisi titik dari bentang (mm)
Pleleh = Gaya leleh (N)
Pmaks = Gaya maksimum (N)
PPC =Portland Pozzolan Cement
Sr = Standar deviasi
t = Tebal (mm)
UTM =Universal Testing Machine
δ = Lendutan (mm)
ε = Regangan
σleleh = Tegangan leleh (N/mm2)
σmaks = Tegangan maksimum (N/mm2)
σtk// = Kuat tekan sejajar serat (N)
σtr// =Kuat tarik sejajar serat (N)
xxiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Hasil Pengujian Pendahuluan Lampiran B : Grafik Pengujian Bambu dan Baja Lampiran C : Rencana Campuran Beton
Lampiran D : Hasil Pengujian Kapasitas Lentur Lampiran E : Pola Keretakan Balok
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1991. “Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung (SK SNI T-15-1991-03)”. Yayasan LPMB, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.
Anonim, 1997. “Metode Pengujian Kuat Lentur Normal Dengan Dua Titik Pembebanan (SNI 03-4431-1997)”.Jakarta.
Anonim, 1997.“Semen Portland (SNI 15-2049-2004)”.Jakarta.
Anonim, 2000. “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI 03-2834-2000)”.Jakarta.
Anonim, 2002.“America Bamboo Society”.America.
Anonim, 2013.“Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI 2847-2013)”.Jakarta.
Atanda. J., (2015), “Environmental Impact of Bamboo as a Sustitute Constructional Material In Nigeria”. Journal ELSEVIER.
Bahtiar, E. (2016). “Pengaruh penambahan variasi serat bendrat pada beton
mutu tinggi terhadap kuat geseer balok beton bertulang dengan abu sekam padi dan bestmittel sebagai bahan tambah”. Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Budi, AS. (2013). “Model Balok Beton Bertulangan Bambu Sebagai Pengganti Tulangan Baja”.Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7), Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta.
Frick, H. (2004). “Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu, Pengantar Konstruksi Bambu”. Kanisius, Yogyakarta.
Handayani, Sri, (2007). “Pengujian Sifat Mekanik Bambu (Metode Pengawetan dengan Boraks)”. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES), Semarang.
I. K. Khan (2014), “Performance Of Bamboo Reinforced Concrete Beam”.
Journal ELSEVIER.
Istimawan, D. (1994). “Struktur Beton Bertulang”.PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
xxiii
The Chinese Academy of Forest, People’s Republic of China, and IDRC, Canada.
Liesse, W., (1980),“Preservation of Bamboo”, in Lessard, G. & Chouinard, A. Bamboo Research in Asia, pp. 165-172, IDRC, Canada.
Morisco. (1996). “Bambu Sebagai Bahan Rekayasa”. Pidato Pengukuhan Jabatan Lektor Kepala Madya dalam Bidang Teknik Konstruksi, Fakultas Teknik, UGM, Yogyakarta.
Morisco. (1999).“Rekayasa Bambu”. Nafiri Offset, Yogyakarta.
Nugrahani, Dhani U.D., (2015). “Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulangan Bambu Petung Takikan Tipe U jarak 10 cm, Pada Lebar Takikan 1 cm dan 2 cm”. Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Pathurahman, (2003).“Aplikasi Bambu Pilinan Sebagai Tulangan Balok Beton”,
dalam Jurnal Dimensi Teknik Sipil, Volume 5, No.1, Maret 2003, Halaman 39-44, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Romadhoi, S. (2016).“Pengaruh penambahan serat bendrat terhadap kuat tekan
dan kuat geser pada styrofoam beton ringan”.Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Surjokusumo, S. dan Nugroho, N. (1993). “Studi Penggunaan bambu Sebagai Bahan Tulangan Beton”. Laporan Penelitian, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.
Suryono, A. (2013). “Teori dan isu Pembangunan”.UM Press, Malang.
Susilaning, L. dan Suheryanto D. (2012). “Pengaruh Waktu Perendaman Bambu dan Penggunaan Borak-Borik Terhadap Tingkat Keawetan Bambu”. Prosiding SeminarNasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III, Yogyakarta.
Triwiyono. A., (2000), “Bambu Sebagai Tulangan Struktur Beton”. Kursus Singkat Teknologi Bahan Lokal dan Aplikasinya dibidang Teknik Sipil. Yogyakarta: PAU-FT UGM.