• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESDM DALAM ANGKA 2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ESDM DALAM ANGKA 2019"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

ESDM DALAM ANGKA 2019

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan Buku ESDM Dalam Angka 2018 ini. Penyusunan buku dimaksudkan untuk memberikan informasi data – data terkait sektor Energi dan Sumber Daya Mineral di wilayah Provinsi Jawa Timur.

Sumber data buku ini dihimpun dari instansi Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur serta instansi terkait lainnya. Data yang dihimpun kemudian dilakukan pemilahan, pengolahan dan penyajian data dalam bentuk tabel dan narasi. Mengingat perkembangan data sektor energi dan sumber daya mineral di Provinsi Jawa Timur sangat dinamis dan berkembang dengan cepat, dimungkinkan terdapat data-data dan informasi yang belum tercantum dalam buku ini, oleh karena itu diperlukan kerjasama dari berbagai stakeholder sektor energi dan sumber daya mineral untuk secara bersama-sama melakukan updating data sektor energi dan sumber daya mineral secara berkesinambungan.

Semoga buku ESDM Dalam Angka 2018 yang cukup ringkas ini dapat menjadi informasi bagi para pemangku kepentingan (stakeholder) dan pengelola sektor energi dan sumber daya mineral guna menunjang kegiatan pembangunan di Jawa Timur.

Surabaya, Juli 2019

TIM PENYUSUN

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SINGKATAN ... vii

KONVERSI SATUAN YANG DIGUNAKAN ... ix

BAB 1 GAMBARAN UMUM ... 1

BAB 2 KONDISI JAWA TIMUR ... 3

2.1 KONDISI GEOLOGI JAWA TIMUR ... 3

2.1 KONDISI HIDROLOGI JAWA TIMUR ... 5

BAB 3 PERTAMBANGAN... 7

3.1 POTENSI PERTAMBANGAN ... 9

3.2 WILAYAH PERTAMBANGAN JAWA TIMUR ... 34

3.3 DATA REKOMENDASI TEKNIS PERTAMBANGAN ... 36

3.4 DATA PRODUKSI SEKTOR PERTAMBANGAN ... 44

3.5 RENCANA INVESTASI PERTAMBANGAN ... 45

3.6 NILAI JAMINAN REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG ... 46

3.7 ESTIMASI PAJAK PERTAMBANGAN ... 47

BAB 4 AIR TANAH ... 48

4.1 POTENSI AIR TANAH ... 48

4.2 DATA REKOMTEK SEKTOR AIR TANAH ... 52

4.3 DATA PENGAMBILAN AIR TANAH ... 52

BAB 5 ENERGI ... 54

5.1 KONDISI ENERGI EKSISTING DI JAWA TIMUR ... 54

5.2 LIFTING MINYAK DAN GAS BUMI (MIGAS) DI JAWA TIMUR ... 57

5.3 POTENSI ENERGI TERBARUKAN DI JAWA TIMUR ... 61

5.4 POTENSI ENERGI PANAS BUMI DI JAWA TIMUR ... 62

BAB 6 KETENAGALISTRIKAN ... 66

(4)

iii

6.1 KONDISI KETENAGALISTRIKAN DI JAWA TIMUR ... 66

6.2 PROYEKSI SEKTOR KELISTRIKAN JAWA TIMUR ... 71

6.3 RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN DI JAWA TIMUR ... 71

6.4 DATA REKOMTEK SEKTOR KELISTRIKAN JAWA TIMUR ... 84

6.5 RASIO ELEKTRIFIKASI (RE) DI JAWA TIMUR ... 86

6.6 UPAYA PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI (RE) DI JAWA TIMUR ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 92

DAFTAR KATA ... 94

(5)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Provinsi Jawa Timur (Sumber : Potret Pembangunan Jawa Timur 2008 – 2018) ... 1

Gambar 2 Peta Fisiografis Provinsi Jawa Timur (Van Bemmelen, 1949) ... 3

Gambar 3 Citra Udara gunung api aktif di Jawa Timur... 5

Gambar 4 Gambaran kegiatan pertambangan (Sumber Materi Kuliah K3 Teknik Pertambangan ITB) ... 7

Gambar 5 Kegiatan Penambangan Emas PT. BSI di Kab. Banyuwangi ... 10

Gambar 6 Potensi Mineral Logam dari Kabupaten Pacitan s.d. Kab Malang (sumber : Badan Geologi)... Error! Bookmark not defined. Gambar 7 Potensi mineral logam di wilayah Kab. Lumajang – Kab Jembe (sumber Badan Geologi)... 17

Gambar 8 Kegiatan Penambangan Belerang di Kawah Ijen Kab. Banyuwangi ... 18

Gambar 9 Potensi mineral bukan logam di Jawa Timur (sumber Badan Geologi)Error! Bookmark not defined. Gambar 10 Kegiatan Pertambangan Sirtu di Kab. Lumajang ... 20

Gambar 11 Kegiatan Pertambangan Tanah Urug di Kab. Madiun... 20

Gambar 12 Potensi Batuan di Jawa Timur (sumber Badan Geologi) ... 33

Gambar 13 Peta Wilayah Pertambangan (WP) Jawa Timur ... 35

Gambar 14 Skema sedehana lapisan air tanah ... 49

Gambar 15 Peta Cekungan air tanah di Jawa Timur ... 50

Gambar 16 Peta Wilayah Kerja Migas dan Gas Bumi Provinsi Jawa Timur ... 57

Gambar 17 Peta sebaran potensi panas bumi di Jawa Timur ... 63

Gambar 18 Peta Sistem Tenaga Listrik Jawa Timur (sumber PT. PLN) ... 67

Gambar 19 Backbone /Jaringan Listrik Utama JAMALI : Jawa – Madura – Bali (Sumber PT. PLN)... 68

Gambar 20 Peta Distribusi Rasio Elektrifikasi Jawa Timur (sumber PT. PLN) ... 88

Gambar 21 Peta Wilayah Kepulauan yang belum berlistrik (sumber PT. PLN)... 90

(6)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Luas Pembagian Penggunaan Lahan di Jawa Timur (sumber Potret Pembangunan

Jawa Timur 2008 – 2018) ... 2

Tabel 2 Lokasi Gunung Api Aktif di Jawa Timur ... 5

Tabel 3 Luas Catchmen Area (Km2) wilayah sungai di Jawa Timur ... 6

Tabel 4 Potensi Mineral Logam di Jawa Timur ... Error! Bookmark not defined. Tabel 5 Potensi Mineral bukan Logam di Jawa Timur ... Error! Bookmark not defined. Tabel 6 Potensi Batuan di wiayah Jawa Timur (Sumber : Badan Geologi Kementerian ESDM RI) ... Error! Bookmark not defined. Tabel 7 Potensi Batu Bara ... 34

Tabel 8 Rekomtek WIUP ... 37

Tabel 9 Rekomtek IUP Eksplorasi ... 38

Tabel 10 Rekomtek IUP OP ... 39

Tabel 11 Rekomtek Perpanjangan IUP OP ... 40

Tabel 12 Rekomtek IPR ... 41

Tabel 13 Rekomtek IUP OP Untuk Penjualan ... 42

Tabel 14 Rekomtek IUP OP Khusus Pengangkutan dan Penjualan ... 42

Tabel 15 Rekomtek Izin Prinsip Pengolahan dan/ atau Pemurnian ... 43

Tabel 16 Rekomtek IUP OP Khusus Pengolahan dan/ atau Pemurnian ... 43

Tabel 17 Rekomtek Surat Keterangan Terdaftar ... 44

Tabel 18 Rekomtek Izin Usaha Jasa Pertambangan ... 44

Tabel 19 Estimasi Produksi Sektor Pertambangan ... 45

Tabel 20 Rencana Investasi Sektor Pertambangan Tanpa Pertambangan Emas ... 46

Tabel 21 Rencana Investasi Pertambangan Emas ... 46

Tabel 22 Nilai Jaminan Reklamasi dan Pasca Tambang kegiatan pertambangan Jawa Timur ... 47

Tabel 23 Estimasi pajak sektor pertambangan ... 47

Tabel 24 Potensi Cekungan Air Tanah Provinsi Jawa Timur ... 52

Tabel 25 Perkembangan rekomendasi teknis pengambilan air tanah di Jawa Timur... 52

Tabel 26 Data Pengambilan air tanah di setiap Kabupaten / Kota di Jawa Timur ... 53

Tabel 27 Konsumsi energi menurut sektor (sumber Dinas ESDM Jawa Timur) ... 55

Tabel 28 Konsumsi energi di Jawa Timur per Jenis Energi (sumber DInas ESDM Jawa Timur) ... 56

Tabel 29 Pasokan Energi Primer di Jawa Timur tahun 2016 – 2017 (berbagai sumber diolah) ... 56

Tabel 30 Cadangan Minyak dan Gas Bumi di Jawa Timur ... 56

Tabel 31 Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi Eksplorasi di Jawa Timur ... 58

Tabel 32 Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi Eksploitasi di Jawa Timur ... 59

Tabel 33 Lifting Minyak Mentah Periode Januari s.d. Desember 2018 di Jawa Timur ... 60

Tabel 34 Lifting Gas Bumi Periode Januari s.d. Desember 2018 di Jawa Timur ... 60

(7)

vi Tabel 35 Potensi pembangkit energi terbarukan yang dapat dikembangkan sesuai

kebutuhan sistem (sumber RUPTL PLN) ... 61

Tabel 36 Data Izin panas Bumi di Jawa Timur ... 64

Tabel 37 Wilayah Kerja Panas Bumi yang baru di Jawa Timur ... 64

Tabel 38 Data Penugasan Survei Pendahuluan Panas Bumi di Jawa Timur... 65

Tabel 39 Data Wilayah Panas Bumi yang masih dalam tahap survei Rekonasi (Penyelidikan Pendahuluan) ... 65

Tabel 40 Data daerah yang diidentifikasi memiliki potensi panas bumi ... 65

Tabel 41 Kondisi Kelistrikan di Jawa Timur tahun 2016 (Sumber PT. PLN)... 66

Tabel 42 Konsumsi Listrik di Jawa Timur ... 69

Tabel 43 Kapasitas Pembangkit di Jawa Timur (Sumber RUPTL PT. PLN) ... 70

Tabel 44 Proyeksi Kondisi Ketengalistrikan di Jawa Timur tahun 2019 s.d. 2027 (sumber RUPTL PLN) ... 71

Tabel 45 Rencana Pengembangan Pembangkit Listrik baru di Jawa Timur (sumber RUPTL PLN) ... 72

Tabel 46 Rencana Pengembangan gardu Induk di Jawa Timur ... 80

Tabel 47 Rencana Pengembangan Infrastruktur SUTT di Jawa Timur (sumber RUPTL PLN) ... 83

Tabel 48 Rekapitulasi Rekomtek IUPTL ... 84

Tabel 49 Rekapitulasi Rekomtek Izin Operasi / IO ... 85

Tabel 50 Rekapitulasi Rekomtek IUJPTL ... 85

Tabel 51 Data Rasio Elektrifikasi (RE) di Jawa Timur per Kabupaten / Kota (Sumber PLN) ... 86

Tabel 52 Rasio Desa Berlistrik dan RE di Jawa Timur (Sumber PT. PLN) ... 87

Tabel 53 Bantuan IR/SR oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2018 (Dinas ESDM Jawa Timur) ... 89

Tabel 54 Rencana Peningkatan Rasio Elektrifikasi di Jawa Timur (sumber PT. PLN) ... 89

Tabel 55 Rencana Pengembangan Kelistrikan di Kab. Sumenep – Kepulauan (Sumber PT. PLN) ... 91

(8)

vii

DAFTAR SINGKATAN

BAPPEDA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BBM Bahan Bakar Minyak

BCM Bank Cubic Meter BOE Barrel of Oil Equivalent BOPD Barrel Oil per Day

BTU British Thermal Unit

CAT Cekungan Air Tanah (Groundwater Basin) COD Commercial Operating Date

DAS Daerah Aliran Sungai

ESDM Energi dan Sumber Daya Mineral GITET Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi

IPP Independent Power Producer IPR Izin Pertambangan Rakyat IUP Izin Usaha Pertambangan

IUP OP Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi JOB Joint Operating Body

JTM Jaringan Tegangan Menengah (20 kV)

JTR Jaringan Tegangan Rendah (220 V dan 230 / 400 V) JTT Jaringan Tegangan Tinggi (70 kV dan 150 kV) Kab. Kabupaten

K3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja KKKS / K3S Kontraktor Kontrak Kerjasama

Kms Kilometer Sirkuit (1 Kms = 1.000 meter sirkuit) kVA Kilo Volt Ampere

kV Kilo Volt kW Kilo Watt

LCM Loose Cubic Meter Migas Minyak dan Gas Bumi Minerba Mineral dan Batu Bara

(9)

viii MMBTU Million British Termal Unit (BTU)

MMSCFD Million Standard Cubic Feet per Day MWe Mega Watt Equivalent

MTOE Million Tons of Oil Equivalent

PLN Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) Persero PLTA Pusat Listrik Tenaga Air

PLTB Pusat Listrik Tenaga Bayu PLTD Pusat Listrik Tenaga Diesel PLTG Pusat Listrik Tenaga gas PLTGU Pusat Listrik Tenaga Gas & Uap

PLTM / MH Pusat Listrik Tenaga Mini / Mikro Hidro PLTMG Pusat Listrik Tenaga Mesin gas

PLTP Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi PLTS Pusat Listrik Tenaga Surya PLTU Pusat Listrik Tenaga Uap

RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RE Rasio Elektrifikasi

RUPTL Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik SIP Surat Izin Pengeboran

SIPA Surat Izin Pengambilan Air Tanah

SIPPAT Surat Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah SUTET Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (>150 kV)

SUTT Saluran Udara Tegangan Tinggi (30kV – 150kV)

SKK Migas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas

TOE Tonne of Oil Equivalent

WIUP Wilayah Izin Usaha Pertambangan WKP Wilayah Kerja Pertambangan

WP Wilayah Pertambangan WS Wilayah Sungai

(10)

ix

KONVERSI SATUAN YANG DIGUNAKAN

1 Barel (Barrel) 158,99 Liter

1 TOE 6,84357 BOE

1 USD Rp 13.700,-

KOMODITAS MASSA JENIS ( Kg / m3 )

Andesit 2.771

Batu Gamping 2.400

Batu Gamping (sebagai Pedel) 2.200

Marmer 2.563

Pasir 1.400

Sirtu 1.850

Tanah Urug 1.700

Trass 2.300

Catatan :

1. Nilai massa jenis setiap komoditas merupakan pendekatan, nilai riil di lapangan mungkin akan berbeda sesuai dengan kondisi masing – masing. Diperlukan pengujian sampel di Labolatorium untuk hasil yang lebih akurat.

2. Nilai massa jenis merupakan estimasi massa jenis material dalam kondisi Loose, material tambang dalam keadaan lepas setelah diadakan pengerjaan pengambilan.

3. Perbedaan angka di belakang koma disebabkan oleh pembulatan angka.

(11)

1

BAB 1

GAMBARAN UMUM

Jawa Timur merupakan Provinsi yang terletak di bagian timur Pulau Jawa, secara astronomis terletak antara 111O - 114,4 O BT dan 7,12 O - 8,48 O LS. Luas Provinsi Jawa Timur mencapai 47.995 Km2 dan merupakan Provinsi yang memiliki wilayah terluas di Pulau Jawa. Secara umum wilayah Provinsi Jawa Timur terbagi menjadi dua bagian utama yaitu Jawa Timur daratan dan Kepulauan Madura. Luas wilayah Jawa Timur daratan sebesar 88,71% atau sebesar 42.577 km2, sementara luas Kepulauan Madura sekitar 11,29% atau sebesar 5.418 km2.

Secara administratif berdasarkan Permendagri No. 18 Tahun 2013 tentang Buku Induk Kode Wilayah, Jawa Timur terdiri dari 38 Kabupaten/Kota (29 Kabupaten dan 9 Kota) yang mempunyai 664 kecamatan dengan 783 kelurahan dan 7.722 desa. Luas wilayah Provinsi Jawa Timur mencapai 48.258 km2 dengan batas-batas sebagai berikut :

Sebelah utara : Provinsi Kalimantan Selatan, Sebelah timur : Pulau Bali,

Sebelah selatan : Samudera Indonesia, Sebelah barat : Provinsi Jawa Tengah.

Gambar 1 Peta Provinsi Jawa Timur (Sumber : Potret Pembangunan Jawa Timur 2008 – 2018) Secara morfologi, Provinsi Jawa Timur dapat dibedakan menjadi tiga dataran : tinggi, sedang dan rendah. Dataran tinggi merupakan daerah dengan ketinggian rata-rata lebih dari 100 meter diatas permukaan laut. Daerah ini meliputi Kabupaten Magetan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Bondowoso, Kota Blitar, Kota Malang dan Kota Batu. Dataran sedang

(12)

2 mempunyai ketinggian 45-100 meter diatas permukaan laut. Daerah ini meliputi Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Bangkalan, Kota Kediri dan Kota Madiun. Sedangkan Kabupaten dan Kota lainnya merupakan dataran rendah, dengan ketinggian rata-rata 45 meter dari permukaan laut yang terdiri dari 15 Kabupaten dan 4 Kota.

Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas tanah, relief, iklim, air dan vegetasi serta benda-benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan itu.

Termasuk pula di dalamnya hasil kegiatan manusia di masa lalu dan sekarang seperti reklamasi laut, pembersihan vegetasi. Lahan di Propinsi Jawa Timur sebagian besar telah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dan industri. Selain itu, wilayah ini memiliki sumber daya kelautan, kehutanan, dan pertambangan yang potensial untuk dikembangkan, yang dewasa ini belum dimanfaatkan secara optimal. Pembagian penggunaan lahan di Jawa Timur :

NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (HA) %

A Kawasan Lindung 578.571,30 12,11

1 Hutan Lindung 344.742,00 7,21

2 Kawasan Suaka Alam 233.829,30 4,90

a. Suaka Margasatwa 18.009,00 0,38

b. Cagar Alam 10.958,00 0,23

c. Taman Nasional 176.696,00 3,70

d. Taman Hutan Raya 27.868,30 0,58

e. Taman Wisata Alam 298,00 0,01

B Kawasan Budi Daya 4.201.403,70 87,89

1 Kawasan Hutan Produksi 782.772,00 16,38

2 Kawasan Hutan Rakyat 361.570,30 7,56

3 Kawasan Pertanian 2.020.490,71 42,27

a. Pertanian Lahan Basah 911.863,00 19,08 b. Pertanian Lahan Kering 1.108.627,71 23,19

4 Kawasan Perkebunan 359.481,00 7,52

5 Kawasan Industri 7.403,80 0,15

6 Kawasan Permukiman 595.255,00 12,45

7 Lainnya 74.430,89 1,56

T O T A L 4.779.975,00 100,00

Tabel 1 Luas Pembagian Penggunaan Lahan di Jawa Timur (sumber Potret Pembangunan Jawa Timur 2008 – 2018)

(13)

3

BAB 2

KONDISI JAWA TIMUR

2.1 KONDISI GEOLOGI JAWA TIMUR

Secara umum wilayah Provinsi Jawa Timur merupakan kawasan subur dengan berbagai jenis tanah seperti Halosen, Pleistosen, Pliosen, Miosen, dan Kwarter yang dipengaruhi adanya gunung berapi. Sekitar 20,60 % luas wilayah yaitu wilayah puncak gunung api dan perbukitan gamping yang mempunyai sifat erosif, sehingga tidak baik untuk dibudidayakan sebagai lahan pertanian. Sebagian besar wilayah Jawa Timur mempunyai kemiringan tanah 0-15 %, sekitar 65,49 % dari luas wilayah yaitu dataran aluvial antar gunung api sampai delta sungai dan pesisir yang mempunyai tingkat kesuburan tinggi dan dataran aluvial di lajur Kendeng yang subur, dataran aluvial di daerah gamping lajur Rembang dan lajur Pegunungan Selatan cukup subur.

Gambar 2 Peta Fisiografis Provinsi Jawa Timur (Van Bemmelen, 1949)

Berdasarkan kesamaan morfologi dan tektonik, Van Bemmelen (1949) membagi daerah Jawa Timur dan Madura menjadi tujuh zona, antara lain :

1. Gunungapi Kuarter, Zona ini menempati bagian tengah di sepanjang Zona Solo, kecuali G. Muria yang menempati Dataran Aluvial Jawa Utara.

2. Dataran Aluvium Jawa Utara, Zona ini menempati dua bagian, bagian timur mulai dari Surabaya ke arah barat laut dan bagian barat mulai dari Semarang ke timur sampai ke Laut Jawa.

(14)

4 3. Zona Rembang, Zona ini merupakan antiklinorium yang memanjang dengan arah barat

- timur, mulai dari sebelah timur Semarang sampai Rembang pada bagian utara.

4. Zona Randublatung, Zona ini merupakan sinklinorium yang memanjang mulai dari semarang di sebelah barat sampai Wonokromo di sebelah timur dan berbatasan dengan zona Kendeng di bagian selatan, serta Zona Rembang pada bagian utara.

5. Zona Kendeng, Zona ini merupakan antiklinorium yang memanjang mulai dari Semarang dan kemudian menyempit ke arah timur sampai ujung Jawa Timur di bagian utara dan pada umumnya dibentuk oleh endapan volkanik, batupasir, batulempung, dan napal.

6. Zona Solo, Zona ini dapat dibagi menjadi tiga sub-zona, yaitu Sub-zona Blitar, Sub-zona Solo bagian tengah, dan Sub-zona Ngawi pada bagian utara

7. Zona Pegunungan Selatan Bagian Timur, Zona ini memanjang sepanjang pantai selatan Jawa Timur dan Wonosari dekat Yogyakarta sampai ujung paling timur Pulau Jawa.

Daerah ini mempunyai topografi yang dibentuk oleh batugamping dan volkanik dan sering dijumpai gejala karst.

Sesuai dengan kondisi geologi Jawa Timur yang cukup kaya akan potensi sumber daya mineral, memiliki sekitar 20 jenis mineral dan batuan yang mendukung sektor industri maupun konstruksi, yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi empat lajur, yaitu :

a) Lajur Rembang terbentuk oleh batu lempung napalan dan batu gamping merupakan cekungan tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi.

b) Lajur Kendeng terbentuk batu lempung dan batu pasir, potensi lempung, bentonit dan gamping.

c) Lajur Gunung Api Tengah terbentuk oleh endapan material gunung api kuarter, potensi bahan galian konstruksi berupa batu pecah, krakal, krikil, pasir, dan tuf.

d) Lajur Pegunungan Selatan terbentuk oleh batu gamping dengan instrusi batuan beku dan aliran lava yang mengalami tekanan, potensi Mineral Logam, marmer, onyx, batu gamping, bentonit dan phospat.

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

NO NAMA GUNUNG API LOKASI

1 Gunung Kelud Kediri, Blitar, Malang

2 Gunung Bromo Malang, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan 3 Gunung Semeru Malang, Lumajang

4 Gunung Lamongan Lumajang, Probolinggo

(15)

5

NO NAMA GUNUNG API LOKASI

5 Gunung Raung Banyuwangi, Bondowoso, Jember 6 Gunung Welirang Pasuruan, Mojokerto

7 Gunung Ijen Bondowoso, Banyuwangi

Tabel 2 Lokasi Gunung Api Aktif di Jawa Timur

Erupsi gunung berapi umumnya berdampak terhadap ekosistem dan vegetasi di sekitarnya.

Beberapa aktivitas vulkanik yang dapat berdampak terhadap vegetasi di antaranya lahar, gas beracun, pyroclastic flows, gas panas (beberapa menyebutnya sebagai awan panas) yang dapat mencapai suhu 700 derajat Celsius yang meluncur dengan kecepatan tinggi.

Dampak dari material padat aktivitas gunung berapi umumnya menyebabkan penimbunan vegetasi. Pohon dan tumbuhan lainnya terkubur oleh timbunan material padat dari gunung berapi.

Abu vulkanik yang baru keluar dari gunung berapi berdampak negatif bagi lingkungan. Abu vulkanik yang membentuk awan panas, baik karena temperaturnya maupun kandungannya, dapat berefek mematikan dan bersifat toksik, baik bagi manusia, tumbuhan, dan hewan. Komposisi kimia dari abu vulkanik yang bersifat asam dapat mencemari air tanah, merusak tumbuhan, dan apabila bersenyawa dengan air hujan dapat menyebabkan hujan asam yang bersifat korosif. Sedangkan dampak dari wedhus gembel atau pyroclastic flows adalah kebakaran yang menghanguskan vegetasi.

Gambar 3 Citra Udara gunung api aktif di Jawa Timur 2.1 KONDISI HIDROLOGI JAWA TIMUR

(16)

6 Dua Daerah Aliran Sungai terpenting di Jawa Timur yaitu DAS Brantas dan DAS Bengawan Solo. DAS Brantas merupakan sebuah sungai terbesar di Jawa Timur dengan panjang ± 320 km yang mengalir secara melingkar dan di tengah‑tengahnya terdapat gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Kelud. Sungai Brantas yang bersumber pada lereng Gunung Arjuno, mula‑mula menga-lir ke arah timur melalui kota Malang, lalu membelok ke arah selatan. Di kota Kepanjen Kali Brantas membelok ke arah barat dan di sini Kali Lesti yang bersumber di Gunung Semeru bersatu dengan Kali Brantas. Setelah bersatu dengan Kali Ngrowo di daerah Tulungagung, Kali Brantas berbelok ke utara melalui kota Kediri. Di kota Kertosono, Kali Brantas bertemu dengan Kali Widas, kemudian ke Timur mengalir ke kota Mojokerto. Di kota ini Kali Brantas bercabang dua, ke arah kota Surabaya dan ke kota Porong yang selanjutnya bermuara di selat Madura (sumber : Pusdaling Jawa Timur)

DAS Bengawan Solo berasal dari Kab. Wonogiri - Jawa Tengah, mata air sungai Bengawan Solo berasal Gunung Merapi, Gunung Merbabu dan Gunung Lawu, mengalir melalui Kabupaten/Kota Madiun, Kab. Ponorogo, Kab. Pacitan, Kab. Magetan, Kab. Ngawi, Kab. Tuban, Kab. Bojonegoro, Kab.

Lamongan dan bermuara di Kab. Gresik. Dengan luasan DAS ± 13.070 km2, dan dengan potensi sumber daya air yang mencapai ± 18,61 miliar m3 sungai Bengawan Solo digunakan untuk kebutuhan domestik, air baku air minum dan industri, serta irigasi. Luasan lahan kritis terbesar sepanjang aliran sungai Bengawan Solo adalah di Kabupaten Pacitan dengan luas ± 129,598 ha dan Kabupaten Bojonegoro dengan luas ± 172.261 ha yang tiap tahun kondisinya semakin memprihatinkan. Kedua DAS tersebut dikelola oleh PT Jasa Tirta (sumber : Pusdaling Jawa Timur)

NO WILAYAH SUNGAI LUAS (KM2) JUMLAH DAS

1 Bengawan Solo 13.070 94

2 Brantas 13.880 20

3 Welang – Rejoso 2.601 36

4 Pekalen – Sampean 3.953 56

5 Baru – Bajulmati 3.675 60

6 Bondoyudo – Bedadung 5.364 47

7 Madura 4.575 173

Tabel 3 Luas Catchmen Area (Km2) wilayah sungai di Jawa Timur Sumber : Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019.

(17)

7

BAB 3

PERTAMBANGAN

Pertambangan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan penggalian ke dalam bumi untuk mendapatkan sesuatu yang berupa hasil tambang. Berdasarkan Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2009, pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batu bara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang. Pengertian tersebut dalam arti luas karena meliputi berbagai kegiatan pertambangan yang ruang lingkupnya dapat dilakukan sebelum penambangan, proses penambangan, dan sesudah proses penambangan.

Gambar 4 Gambaran kegiatan pertambangan (Sumber Materi Kuliah K3 Teknik Pertambangan ITB)

Industri pertambangan minerba memiliki kegiatan usaha yang dapat dikategorikan pada industri primer (hulu) dan industri sekunder (hilir). Kegiatan usaha hulu minerba bertumpu pada kegiatan eksplorasi untuk menemukan dan menentukan jumlah-nilai sumber daya (hipotetis tereka – tertunjuk – terukur) dan cadangan (terkira – terbukti), yang jika memenuhi suatu kelayakan tertentu (terutama teknis dan ekonomi), maka dilanjutkan ke kegiatan eksploitasi (menambang) untuk menghasilkan bahan galian tambang.

Sedangkan kegiatan usaha pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah bahan galian tambang adalah kegiatan industri sekunder (usaha hilir minerba), dimana nilai tambah pertama adalah menghasilkan produk untuk menjadi bahan baku atau produk untuk industri minerba lanjutan untuk

(18)

8 menghasilkan produk akhir. Sedikit berbeda dengan bahan galian tambang mineral yang pada akhirnya akan berwujud produk barang jadi, produk akhir bahan galian tambang batubara adalah sumber energi (bahan bakar) terutama untuk industri, seperti industri listrik sebagai bahan bakar pembangkit listrik atau bahan bakar untuk industri baja.

Berdasarkan Undang – Undang No. 23/2014, pengelolaan energi dan sumber daya mineral merupakan urusan pemerintahan yang wewenangnya terbagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pembagian tersebut didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional. Pengelolaan energi dan sumber daya alam yang terkait dengan minyak dan gas bumi menjadi kewenangan Pemerintah Pusat sementara pengelolaan energi dan sumber daya alam yang terkait dengan mineral dan batubara menjadi wewenang Pemerintah Pusat dan Daerah sebagai pelaksanaan Otonomi Daerah.

Dalam rangka pengelolaan sumber daya alam, Undang – Undang no 23/2014 merinci wewenang Pemerintah Provinsi di bidang pertambangan mineral dan batubara, yaitu :

1. Penetapan wilayah izin usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan dalam satu daerah provinsi dan wilayah laut sampai dengan 12 mil.

2. Penerbitan izin usaha pertambangan Mineral Logam dan batubara dalam rangka penanaman modal dalam negeri pada wilayah izin usaha pertambangan daerah yang berada dalam satu daerah provinsi termasuk wilayah laut sampai dengan 12 mil laut.

3. Penerbitan izin usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan dalam rangka penanaman dalam negeri pada wilayah izin usaha pertambangan daerah yang berada dalam satu daerah provinsi termasuk wilayah laut sampai dengan 12 mil laut.

4. Penerbitan izin pertambangan rakyat untuk komoditas Mineral Logam, batubara, mineral bukan logam dan batuan dalam wilayah pertambangan rakyat.

5. Penerbitan izin usaha pertambangan operasi produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian dalam rangka penanaman modal dalam negeri yang komoditas tambangnya berasal dari satu daerah provinsi yang sama.

6. Penerbitan izin usaha jasa pertambangan dan surat keterangan terdaftar dalam rangka penanaman modal dalam negeri yang kegiatan usahanya dalam satu daerah provinsi 7. Penetapan harga patokan mineral bukan logam dan batuan.

Melihat ruang lingkup kegiatan pertambangan yang sangat luas, yaitu mulai dari pemetaan, eksplorasi, eksploitasi sumber energi dan mineral serta penelitian deposit bahan galian, pengolahan hasil tambang dan mungkin sampai penggunaan bahan tambang yang dapat mengakibatkan gangguan pada lingkungan, maka perlu adanya perhatian dan pengendalian terhadap bahaya pencemaran lingkungan dan perubahan keseimbangan ekosistem. Untuk mencapai aspek keseimbangan tersebut perlu dilakukan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara ekonomis dan argonomis yang positif.

(19)

9 3.1 POTENSI PERTAMBANGAN

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, komoditas tambang terbagi menjadi beberapa golongan yaitu:

a. Mineral radioaktif

Mineral radioaktif adalah mineral yang mengandung elemen uranium dan thorium. Mineral radioaktif dibagi menjadi lima macam yaitu radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan galian radio aktif lainnya.

b. Mineral logam

Mineral logam merupakan mineral yang tidak tembus pandang dan dapat menjadi penghantar panas dan arus listrik. Mineral logam dibagi menjadi 59 macam yaitu litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium, emas, tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangan, platina, bismuth, molybdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit, antimony, kobalt, tantalum, cadmium, gallium, indium, yytrium, magnetit, besi, galena, alumina, niobium, zirconium, ilmenit, khrom, erbium, ytterbium, dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium, neodymium, hafnium, scandium, alumunium, palladium, rhodium, osmium, ruthenium, iridium, selenium, telluride, strontium, germanium dan zenotin.

c. Mineral bukan logam

Mineral bukan logam dibagi menjadi 40 macam yaitu intan, korundum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar, kriorit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolite, kaolin, feldspar, bentonit, gypsum, dolomite, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zircon, wolastonit, tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping.

d. Batuan

Batuan adalah benda keras dan padat yang berasal dari bumi, yang bukan logam. Batuan dibagi menjadi pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome, tanah serap, slare, granit, granodiorit, andesit, garbo, periodit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert, kristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkersikan, gamet, giok, agat, diorite, topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai, batu kali, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, sirtu, tanah, urukan tanah setempat, tanah merah, batu gamping, onik, pasir laut, dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral logam atau unsur mineral bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

e. Batu Bara

Batubara dibagi menjadi 4 macam yaitu bitumen padat, batuan aspal, batubara dan gambut.

(20)

10 1. Potensi Mineral Logam

Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu, serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas ataupun dalam bentuk yang padu. Mineral Logam adalah Mineral yang unsur utamanya mengandung logam, memiliki kilap logam, dan umumnya bersifat sebagai penghantar panas dan listrik yang baik.

Pada umumnya jenis endapan logam terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas magma. Pembentukan mineral tersebut terjadi baik pada batuan beku sebagai induknya maupun pada batuan samping yang ikut terpengaruh karena proses magmatisme tersebut.

Selama pergerakan magma kepermukaan maka proses – proses seperti differensiasi, asimilasi dan kristalisasi akan berlangsung seiring dengan perubahan temperatur pada tubuh magma yang kemudian diikuti oleh proses pembekuan. Jenis – jenis batuan beku yang terbentuk masing – masing dicirikan oleh komposisi mineral yang berbeda sesuai dengan komposisi magma dan temperatur pembekuannya. Karena proses diferensiasi magma yang terjadi, maka jenis dan komposisi mineral yang terbentuk bisa terdiri dari berbagai macam mineral logam maupun non logam.

Gambar 5 Kegiatan Penambangan Emas PT. BSI di Kab. Banyuwangi

Potensi mineral logam di Provinsi Jawa Timur cukup beragam mulai dari Emas, Mangan, Tembaga, Pasir Besi, Besi Sedimen, Titan Plaser, Besi Laterit dan Emas Aluvial yang secara umum tersebar di bagian selatan wilayah Jawa Timur. Tingkat Penyelidikan yang dilakukan oleh Badan Geologi bervariasi sejak tahap Prospeksi sampai dengan tahap Eksplorasi RInci.

Berdasarkan dari hasil Penelitian Badan Geologi di Jawa Timur tahun 2011, potensi Mineral Logam yang tersebar di Jawa Timur adalah sebagai berikut :

(21)

11 NOKOMODITI LOKASIKECAMATANKABUPATENPENYELIDIKANSUMBER DAYA (TON)CADANGAN (TON)KADARKETERANGAN 1Pasir Besi Ds.Popoh dan Perigi, Pantai Sel. Tulungagung

Campur Darat, Tanggung Gunung

Tulungagung Eksplorasi Umum Tertunjuk Bijih : 1.100 Tertunjuk Logam : 462

Fe = 42 %Terdapat Pada Gumuk Sepanjang Pantai Popoh 2 Pasir Besi Porong Porong SidoarjoSurvey TinjauHipotetik Bijih : 46.159.500 Hipotetik Logam : 1.638.449

- Lumpur Lapindo 3Pasir Besi Pantai Pasirian Sampai Puger

Pesisiran, Tempeh, Kunir,

Lumajang, Jember Eksplorasi rinciTerkira Bijih : 700.000 Terkira Logam : 347.900

Fe = 49,7 %Konsentrat 4Titan Plaser

Desa Popoh dan Perigi, Pantai sel. Tulungagung

Campur Darat, Tanggung Gu

Tulungagung Prospeksi Tereka Bijih : 1.100 Tereka Logam : 138 Fe = 42 %, TiO2 = 12,5 %

Terdapat Pada Gumuk Sepanjang Pantai Popoh 5Titan Plaser

Pantai Pasirian sampai Puger

Pesisiran, Tempeh, Kunir

Lumajang, Jember

Eksplorasi RinciTerkira Bijih : 500.000 Terkira Logam : 27.350 Terbukti Bijih : 200.000 Terbukti Logam : 19.258 Fe = 59 %, TiO2 = 9,629 %

Terdapat Pada Gumuk Sepanjang Pantai

(22)

12 NOKOMODITI LOKASIKECAMATANKABUPATENPENYELIDIKANSUMBER DAYA (TON)CADANGAN (TON)KADARKETERANGAN 6Besi Sedimen

PandeanDongkoTrenggalekProspeksi Tereka Bijih : 1.500.000 Tereka Logam : 894.547

- Dihitung sampai level 100m , berat jenis 3,82 7Besi Sedimen

Tampakuni - Suroliman DongkoTrenggalekEksplorasi Umum Tertunjuk Bijih : 623.437,37 Tertunjuk Logam : 249.374,95

- Dihitung sampai level 100m , berat jenis 3,69 8Besi Sedimen

G. kengkeng - K. Pelus DongkoTrenggalekProspeksi Tereka Bijih : 5.200.000 Tereka Logam : 3.600.000

- Dihitung sampai level 100 m , berat jenis 3,84. 9Besi Sedimen

Kali Puncung gemblong DonngkoTrenggalekEkplorasi Tereka Bijih : 2.186.000 Tereka Logam : 1.615.000

- Dihitung sampai level 100 m , berat jenis 3,85 10Besi Sedimen

Kali Telu - Pegergunung DonngkoTrenggalekProspeksi Tereka Bijih : 11.300.000 Tereka Logam : 7.000.000

- Dihitung sampai level 100 m , berat jenis 3,86 11Besi Sedimen

G. Puncak - Ds Sobo MunjunganTrenggalekSurvey TinjauHipotetik Bijih : 7.600 Hipotetik Logam : 957,6

- Dua Lapisan Batu besi dengan tebal 0.25 m dan 0.15m 12Besi Sedimen

KasihanPanggul TrenggalekSurvey TinjauHipotetik Bijih : 10.500 Hipotetik Logam : 641,55

- bongkah - bongkah bijih besi dengan ukuran 0.2 m sd 7 m

(23)

13 NOKOMODITI LOKASIKECAMATANKABUPATENPENYELIDIKANSUMBER DAYA (TON)CADANGAN (TON)KADARKETERANGAN 13ManganTegalombo dan Bandar

Tegalombo,B andar PacitanEksplorasi Rinci Terukur Bijih : 18.315 Terukur Logam : 549

Mn= 3,0 %- 14ManganSebalor BandungTrenggalekprospeksi Tertunjuk Bijih : 45.000

- Mn = 47,9 %Berupa Kantong- kantong yang tidak teratur didalam batugamping 15ManganDs Melis dan Sukorame

Gandusari TrenggalekProduksi - Terkira Bijih : 3.000.000 Terkira Logam : 2.382.000

MnO2 = 79.4%- 16ManganTulungagung Besuki, Watulimo

Tulungagung Prospeksi Tereka Bijih : 215 Tereka Logam : 180.351

MnO2= 84,06 %Terdapat Diantara Kontak Batugamping dan Tuf 17ManganSukerejo Dan Tenggong

RejotanganTulungagung prospeksi Tereka Bijih : 530 Tereka Logam : 200.525 Mn= 34,24 - 41,43 %

Lensa Diantara Kontak Batugamping Dengan Tuf 18ManganG. Cemenung RejotanganTulungagung Eksplorasi Rinci Terukur Bijih : 54.000 Terukur Logam : 25.866

Mn= 47,9 %Lensa Antara Kontak Batugamping Dengan Andesit

(24)

14 NOKOMODITI LOKASIKECAMATANKABUPATENPENYELIDIKANSUMBER DAYA (TON)CADANGAN (TON)KADARKETERANGAN 19ManganG. Jimbe, G. Puncukasam, Wlingi

WlingiBlitarEksplorasi RinciTerukur Bijih : 22.000 Terukur Logam : 8.140 Mn= 32,24 % - 41,43%

Lensa Pada Kontak Anara Batu Gamping dengan tuf 20ManganDaerah Tambak rejo & Wlingi

Tambakrejo , Wlingi BlitarEksplorasi Rinci Terukur Bijih : 2.000 Terukur Logam : 1.165

Mn= 55- 65%Lensa Diantara Kontak Batugamping Dengan Andesit 21ManganDesa KalirejoDonomulyoMalang Eksplorasi Tertunjuk Bijih : 30.000 Tertunjuk Logam : 25.350

Mn= 50 - 90 %Lensa Diant Kontak btgamping dg tuf 22ManganKarangbele, G.Marcondon, Sekunir

PugerJemberEksplorasi Tertunjuk Bijih : 489.563 Tertunjuk Logam : 44.944 Mn= 2,1% - 18,8%

Berupa Lensa- lensa pada Kontak antara Batugamping Dan Tuf 23Tembaga KasihanTegalomboPacitanEksplorasi Rinci Terukur Bijih : 10.000 Terukur Logam : 15

Cu=15%, Au=25 ppm

Berupa Urat Kuarsa Mengisi Rongga Dalam Dasit 24Tembaga Desa DuriSlahungPonorogoEksplorasi Rinci Terukur Bijih : 200 Terukur Logam : 10

Cu = 4 -6 %Berupa Urat - Urat dalam breksi andesit.

(25)

15 NOKOMODITI LOKASIKECAMATANKABUPATENPENYELIDIKANSUMBER DAYA (TON)CADANGAN (TON)KADARKETERANGAN 25Emas Primer

KasihanTegalomboPacitanEksplorasi Rinci Terukur Bijih : 10.000

Cu=15%, Au=25 ppm

Berupa Urat Kuarsa Mengisi Rongga Dalam Dasit 26Emas Primer

Prospek SombroSookoPonorogoProspeksi Tereka Bijih : 142.500.000 Tereka Logam : 849

- Au=5,96 gr/ ton- 27Emas Primer

Prospek SerayuPulungPonorogoProspeksi Tereka Bijih : 1.500.000 Tereka Logam : 2.745

Au=1,83 gr/ ton- 28Emas Plaser

PorongPorongSidoarjoProspeksiHipotetik Bijih : 45.159.500 Hipotetik Logam : 0,28

Au = 5.37 mg/t Lumpur Lapindo Tabel 4 Potensi Mineral Logam di Jawa Timur Sumber : Peta Potensi Mineral Logam dan Sebaran Satuan Batuan Pembawa Logam di Provinsi Jawa Timur oleh Badan Geologi (Tahun 2011)

(26)

16 Gambar 6 Potensi Mineral Logam dari Kabupaten Pacitan s.d. Kab Malang (sumber : Badan Geologi)

(27)

17 Gambar 7 Potensi mineral logam di wilayah Kab. Lumajang – Kab Jember (sumber Badan Geologi)

(28)

18 2. Potensi Mineral Bukan Logam

Mineral merupakan suatu bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia tetap dapat berupa unsur tunggal atau persenyawaan kimia yang tetap, pada umumnya anorganik, homogen, dapat berupa gas, padat, dan cair. Proses pembentukan mineral ini harus berasal dari alam, bukan dari hasil laboratorium, misalnya di alam zat dengan komposisi SiO2 adalah mineral kuasa sedangkan apabila dibuat secara kimia, maka namanya adalah Silisium dioksida

Mineral bukan logam merupakan bagian dari asosiasi mineral yang membentuk batuan dan bukan mineral bijih didalam suatu jebakan. Mineral bukan logam yang terbentuk biasanya berasosiasi dengan mineral lain, yang kemudian disebut dengan endapan mineral bukan logam.

Beberapa jenis mineral bukan logam diantaranya adalah Gipsum, Bentonit, Zeolit, kalsit, Dolomit, Zeolit, dan lain – lain.

Endapan mineral bukan logam erat kaitannya dengan penggolongan bahan galian yang didasarkan pada nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara, Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genesa), Penggunaan bahan galian bagi industri, Pengaruhnya terhadap kehidupan rakyat banyak, Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha, Penyebaran pembangunan di Daerah. Jadi yang termasuk golongan endapan mineral non logam adalah material-material berupa padat, cairan atau gas. Material-material tersebut bisa berbentuk mineral, batuan, persenyawaan hidrokarbon atau berupa endapan garam.

Potensi mineral non logam di Jawa Timur di antaranya yaitu pasir kuarsa, yodium, belerang, fosfat, zeolit, kaolin, feldspar, bentonit dll.

Gambar 8 Kegiatan Penambangan Belerang di Kawah Ijen Kab. Banyuwangi

(29)

19 Gambar 9 Potensi mineral bukan logam di Jawa Timur (sumber Badan Geologi)

(30)

20 3. Potensi Batuan

Batuan adalah massa padat yang terdiri atas satu jenis mineral atau lebih yang membentuk kerak bumi, baik dalam keadaan terikat (massive) maupun lepas (loose). Batuan terbentuk dari kumpulan magma yang membeku di permukaan bumi dan kemudian setelah mengalami proses – proses tertentu terbentuklah berbagai jenis batuan. Batuan merupakan sumber daya alam yang banyak dibutuhkan dan digunakan untuk kehidupan manusia, dan bahan dasar industri.

Komoditas batuan banyak dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti jembatan, jalan raya, irigasi, landasan terbang, pelabuhan serta gedung-gedung dan lainnya. Batuan banyak digunakan karena memiliki daya tahan yang kuat terhadap berbagai cuaca dan tahan lama. Biasanya batuan yang digunakan untuk keperluan infrastruktur ini sudah berbentuk agregat dari pertambangan.

Gambar 10 Kegiatan Pertambangan Sirtu di Kab. Lumajang

Gambar 11 Kegiatan Pertambangan Tanah Urug di Kab. Madiun

Tidak semua batuan dari pertambangan bisa digunakan untuk konstruksi, beberapa batuan tertentu (marmer, onyx dll) juga dapat dipotong menjadi ukuran tertentu, dipahat, diamplas kemudian dipoles agar bisa dimanfaatkan untuk tujuan tertentu. Potongan-potongan ini yang disebut dimension stone. Dimension stone umumnya dimanfaatkan untuk keperluan estetika.

Seperti ornamen-ornamen pada dinding, lantai atau dekorasi lainnya.

(31)

21

NO. KOMODITI KELOMPOK LOKASI KECAMATAN KABUPATEN SUMBER DAYA (Ton) CADANGAN (Ton)

KETERANGAN Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Terkira Terbukti

1 Andesit Bahan

Bangunan Wadang, Desa

Jeruk Bandar Pacitan 200.000.000 - - - - - Agregat untuk jalan dan

bendungan air 2 Andesit Bahan

Bangunan Gunung Panji,

Desa Tiron Banyakan Kediri 122.000.000 - - - - - Terletak beberapa lokasi

3 Andesit Bahan

Bangunan Gunung Tanggul,

Desa Besuki Besuki Tulungagung 482.877.000 - - - - - Batuan terobosan

andesit, tekstur kekar maniang

4 Andesit Bahan

Bangunan Ngrancak, Desa

gerdani Dongko Trenggalek 750.000 - - - - - -

5 Andesit Bahan

Bangunan Gunung Gajah

Mungkur Gempol Pasuruan 58.581.000 3.000.000 - - - - Lava andesit,

diperkirakan ketebalan 72 m

6 Andesit Bahan

Bangunan Gunung Watu,

Desa Karangr Kampak Trenggalek 1.200.000 - - - - - -

7 Andesit Bahan

Bangunan Gunung Butak Karangan Trenggalek 200.000.000 - - - - - Untuk bahan bangunan

8 Andesit Bahan

Bangunan Desa Karang

Gupito Kendal Ngawi 150.000.000 - - - - - Tekstur afanitik, berupa

bongkah 9 Andesit Bahan

Bangunan Kawuh, Desa

Resongo Kuripan Probolinggo 2.400.000 - - - - - -

10 Andesit Bahan

Bangunan Petung Wulung,

Desa Tawi Munjungan Trenggalek 8.000.000 - - - - - Telah ditambang rakyat

setempat 11 Andesit Bahan

Bangunan Gading, Desa

Panggung Nawangan Pacitan 150.000 - - - - - -

12 Andesit Bahan

Bangunan Desa

Cokrokembang Ngadirojo Pacitan 104.000 - - - - - -

13 Andesit Bahan

Bangunan Desa Blaosan Lor Ngrayun Ponorogo 200.000 - - - - - -

14 Andesit Bahan

Bangunan Ngrayun Ngrayun Ponorogo 200.000 - - - - - -

15 Andesit Bahan

Bangunan Desa Gembor Pacet Mojokerto 42.750.000 - - - - - Mutu baik untuk

konstruksi berat 16 Andesit Bahan

Bangunan Gunung Kapuran,

Desa Sumber Panarukan Situbondo 90.000.000 - - - - - ada 2 lokasi

17 Andesit Bahan

Bangunan Desa Bodak Panggul Trenggalek 200.000 - - - - - -

18 Andesit Bahan

Bangunan Pandengan, Desa

Parakan Pogalan Trenggalek 2.000.000 - - - - - -

19 Andesit Bahan

Bangunan Desa

Bulukandang Prigen Pasuruan 30.000 - - - - - -

20 Andesit Bahan

Bangunan Gunung Nongko,

Desa Mendolo Punung Pacitan 100.000 - - - - - -

21 Andesit Bahan

Bangunan Desa Blimbing Rejotangan Tulungagung 100.000 - - - - - -

22 Andesit Bahan

Bangunan Pulau Selayar Sangkapura Gresik 14.828.000 - - - - - Luas sebaran G. Tinggi

= 35 Ha 23 Andesit Bahan

Bangunan Desa Sawoo Sawoo Ponorogo 100.000 - - - - - -

24 Andesit Bahan

Bangunan Gupakan, Desa

Tugurejo Slahung Ponorogo 125.000 - - - - - Berat Jenis = 2,2 - 2,6

25 Andesit Bahan

Bangunan Desa Tegalombo Tegalombo Pacitan 1.000.000 - - - - - -

26 Andesit Bahan

Bangunan Jetis, Desa

Wonosidi Tulakan Pacitan 250.000 - - - - - -

27 Dasit Bahan

Bangunan Gunung Grogolan Gandusari Trenggalek 100.000.000 - - - - - Bahan bangunan dan

pembuatan jalan 28 Diorit Bahan

Bangunan Desa

Sumbergondo Glenmore Banyuwangi 500.000 - - - - - -

29 Diorit Bahan

Bangunan Kampung Serian,

Desa Garahan Silo Jember 500.000 - - - - - Kuat tekan = 1335,525

Kg/cm2 30 Dolomit Bahan

Bangunan Desa Socah Socah Bangkalan 436.901.000 - - - - - CaO=31,55-55,38%,

MgO=0,25-21,67%

31 Dolomit Bahan

Bangunan Gunung Sragih,

Desa Jadih Socah Bangkalan - - 430.000.000 - - - Berupa perlapisan

dolomit atau

batugamping dolomitan.

32 Dolomit Bahan

Bangunan Gunung Kaklak,

Desa Golokan Sidayu Gresik 70.000.000 - - - - - Kandungan MgO =

13,44% - 16,02%

33 Dolomit Bahan

Bangunan Desa

Kebonagung Ujungpangkah Gresik 50.000 - - - - - Tebal rata-rata 35 m

34 Dolomit Bahan

Bangunan Desa Sekapuk Ujungpangkah Gresik 13.500.000 - - - - - Sudah dianalisa, Umur

Pliosen

(32)

22

NO. KOMODITI KELOMPOK LOKASI KECAMATAN KABUPATEN SUMBER DAYA (Ton) CADANGAN (Ton)

KETERANGAN Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Terkira Terbukti

35 Dolomit Bahan

Bangunan Desa Pringkuku Pringkuku Pacitan 2.000.000 - - - - - Sebaran luas, kelabu,

coklat, masif, prospek 36 Dolomit Bahan

Bangunan Gunung Nganten, Gunung Ngimbang

Palang Tuban 12.000.000 - - - - - Luas sebaran = 30 Ha,

Warna : putih, MgO=18,5%.

MgO=14,5%

37 Marmer Bahan

Bangunan Desa Dadapan Pringkuku Pacitan 8.100.000 - - - - - Batugamping marmer

bersifat masif dan keras 38 Marmer Bahan

Bangunan Desa Poko Pringkuku Pacitan 50.000 - - - - - Fisik : masif, keras dan

padat 39 Marmer Bahan

Bangunan Pringkuku Pringkuku Pacitan 3.000.000 - - - - - Fisik : masif, keras,

padat, dan berbutir , 40 Marmer Bahan

Bangunan Karangrejo Kampak Trenggalek - - - 230 - - Kuat tekan 868-1.234

kg/m2 41 Marmer Bahan

Bangunan Nglebeng, Banjar,

Sanggu Panggul Trenggalek 3.695.000 - - - - - Kuat tekan: 800 kg/cm2,

Fisik : Berwarna abu-abu sampai kehitaman, 42 Marmer Bahan

Bangunan Besole Besuki Tulungagung - - 9.855.000 - - - Ubin lantai dan dinding

43 Marmer Bahan

Bangunan Gunung Kuncung, Kalidawir Tulungagung - 351.000 - - - - Baik utk lantai,kuat tekan

1198kg/cm 44 Tras Bahan

Bangunan Desa Semen Gandusari Blitar - - - - - - Komposisi kimia : SiO2=

43,45%

45 Tras Bahan

Bangunan Desa Kladi Cerme Bondowoso - - - - - - -

46 Tras Bahan

Bangunan Desa

Karangsengon Klabang Bondowoso - - - - - - -

47 Tras Bahan

Bangunan Desa Walidono Prajekan Bondowoso - - - - - - -

48 Tras Bahan

Bangunan Desa Gubrih Taman

Krocok Bondowoso - - - - - - -

49 Tras Bahan

Bangunan Desa Patalan Kendal Ngawi 100.000 - - - - - Komposisi kimia : SiO2 =

50,21 % 50 Tras Bahan

Bangunan Desa Ploso Kendal Ngawi 4.592.000 - - - - - Hasil pelapukan breksi

gunungapi 51 Tras Bahan

Bangunan Desa Sine Sine Ngawi 150.000 - - - - - Komposisi kimia : SiO2 =

52,46%

52 Tras Bahan

Bangunan Desa Alas Tlogo Lekok Pasuruan 8.000.000 - - - - - -

53 Tras Bahan

Bangunan Karanganyar Nguling Pasuruan 400.000.000 - - - - - -

54 Tras Bahan

Bangunan Desa Slahung Ngrayun Ponorogo - - - - - - SiO2=54,27%,Al2O3=10,

84%,Fe2O3=2,62%

55 Tras Bahan

Bangunan Kampung

Sumberanyar Besuki Situbondo 1.335.000 - - - - - Sebaran 5

ha,menagndung bat apung,abutua 56 Felspar Bahan

Keramik Desa Ngeni Wonotirto Blitar - 19.000.000 - - - - -

57 Felspar Bahan

Keramik Gunung Tidar

Besar, Desa Ba Sutojayan Blitar 19.344.000 - - - - - Mineral : plagioklas,

ortoklas, dan illit 58 Felspar Bahan

Keramik Desa Ngeni Wonotirto Blitar - 3.355.000 - - - - Dibakar 1400oC, warna

putih, peresapan air 3,67

%, susut terendah 0,39 % 59 Felspar Bahan

Keramik Desa Ketro Kebonagung Pacitan 772.198.000 - - - - - Mutu baik untuk keramik

& ubin dinding 60 Felspar Bahan

Keramik Gunung Jabung,

Desa Jati Karangan Trenggalek - - 13.329.250 - - - Terdapat dalam satuan

batuan tuf terubah, Formasi Mandalika.

Endapan felspar berwarna putih sampai kecoklatan, terlipat kuat dan tersesarkan, sehingga bentuk endapannya berupa kerucut. Dapat digunakan sebagai pelebur dalam industri keramik

(33)

23

NO. KOMODITI KELOMPOK LOKASI KECAMATAN KABUPATEN SUMBER DAYA (Ton) CADANGAN (Ton)

KETERANGAN Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur Terkira Terbukti

61 Felspar Bahan

Keramik Gunung Sapu,

Desa Jati Karangan Trenggalek - - 5.422.750 - - - Terdapat dalam satuan

batuan tuf terubah, Formasi Mandalika.

Endapan felspar berwarna putih sampai kecoklatan, terlipat kuat dan tersesarkan, sehingga bentuk endapannya berupa kerucut. Dapat digunakan sebagai pelebur dalam industri keramik 62 Felspar Bahan

Keramik Gunung Slimer,

Desa Mlinjon Karangan Trenggalek - - 2.623.750 - - - Terdapat dalam satuan

batuan tuf terubah, Formasi Mandalika.

Endapan felspar berwarna putih sampai kecoklatan, terlipat kuat dan tersesarkan, sehingga bentuk endapannya berupa kerucut. Dapat digunakan sebagai pelebur dalam industri keramik 63 Felspar Bahan

Keramik Gunung Banjiran,

Desa Mlinjon Karangan Trenggalek - - 6.421.250 - - - Terdapat dalam satuan

batuan tuf terubah, Formasi Mandalika.

Endapan felspar berwarna putih sampai kecoklatan, terlipat kuat dan tersesarkan, sehingga bentuk endapannya berupa kerucut. Dapat digunakan sebagai pelebur dalam industri keramik 64 Felspar Bahan

Keramik Menyan Karangan Trenggalek 75.000.000 - - - - - Felspar alkali, K2O +

Na2O = 2,87 - 7,11 % 65 Felspar Bahan

Keramik Desa Sumberejo Kademangan Blitar - - - - 44.346 - Proses Perpanjangan

IUP OP, pada dokumen hanya menyebutkan angka cadangan 66 Felspar Bahan

Keramik Dusun Pongkalan

Desa Wonotirto Wonotirto Blitar - 494.305 - - - - Proses Perpanjangan ke-

2 IUP OP 67 Felspar Bahan

Keramik Desa Ngrayung Gandusari Trenggalek - 1.501.243 - - - - IUP Aktif, Pada dokumen

neraca sumber daya dan cadangan hanya menyebutkan jumlah sumber daya tereka 68 Felspar Bahan

Keramik Desa Jati Karangan Trenggalek - - - 1.957.874 - - IUP Aktif

69 Felspar Bahan

Keramik Desa Pakisaji Kademangan Blitar - 999.680 - - 523.386 - Proses Perpanjangan

IUP OP 70 Felspar Bahan

Keramik Desa Wonotirto Wonotirto Blitar - 1.859.480 - - 1.751.939 - IUP Aktif

71 Felspar Bahan

Keramik Desa Pakisaji Kademangan Blitar - 1.527.687 - - 473.507 - IUP Aktif

72 Kaolin Bahan

Keramik Lereng Selatan

Gunung Soblo Bakung Blitar 110.000 - - - - - -

73 Kaolin Bahan

Keramik Desa Ngeni Wonotirto Blitar - 5.144.000 - - - - Bahan baku keramik

halus, Dibakar 1400oC, warna putih, peresapan air 10,82 %, susut terendah 1,25 % 74 Kaolin Bahan

Keramik Desa Wonotirto Wonotirto Blitar - 8.580.000 - - - - Mutu baik untuk keramik,

digali penduduk 75 Kaolin Bahan

Keramik Desa Ngeni Wonotirto Blitar - 20.000.000 - - - -

76 Kaolin Bahan

Keramik Desa Lebakharjo Ampel Gading Malang 25.000 - - - - - -

77 Kaolin Bahan

Keramik Nglebo Pule Trenggalek 6.000.000 - - - - - Bahan baku industri

keramik

Referensi

Dokumen terkait

Sekupang Sela Selaawi Selagai Lingga Selagan Raya Selajambe Selakau Selakau Timur Selangit Selaprang Selaru Selat (Kapuas) Selat (Karangasem) Selat Nasik

Tulisan ini mengupas bagaimana pemerintah pada era Orde Baru yang menggunakan pola top down melakukan hegemoni dalam bentuk intervensi persuasif terhadap kurikulum

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 20ll tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2otl Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Sifat idempoten adalah salah satu sifat yang dimiliki suatu himpunan

Terjadinya peningkatan adsorpsi logam timbal pada berat arang aktif 20-80 mg menunjukkan bahwa berat adsorben berpengaruh terhadap proses adsorpsi karena semakin bertambahnya

Pada kasus geometri bola gambar 3.4 yaitu dengan kenaikan temperatur 1000C antara dua lapisan dengan perbedaan koefisien terkopel, C1 dan C2, batas kedalaman d yang memisahkan

Berikut merupakan ayat perbualan di antara seorang guru pendidikan khas dengan murid beliau.. Guru: "Jadi, Fakruddin buat

Penelitian ini dilakukan untuk ikut memecahkan salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan hutan tanaman di Indonesia, khususnya dari aspek lingkungan